Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
OPTIMALKAN PERNIKAHAN
1. PERNIKAHAN
A. Arti Sebuah Pernikahan Menurut Islam
Pernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari
bahasa Arab yaitu kata nikkah (bahasa Arab: النكاح) yang berarti perjanjian perkawinan;
berikutnya kata itu berasal dari kata lain dalam bahasa Arab yaitu kata nikah (bahasa
Arab: )نكاح yang berarti persetubuhan.
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah
lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara
sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke
pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. Kata zawaj digunakan dalam
al-Quran artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan
sebagai pernikahan, Allah s.w.t. menjadikan manusia itu saling berpasangan,
menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.
Dalil-dalilnya:
1. QS An-Nisa' 4:3)
ةَد ِح َوَف واُلِدْعَت الَأ ْمُتْف ِخ ْنِإَف َعَبُر َو ثَلُث َو نىْثَم ِساءِالن َنِم مُكَل طاب اَم واُحِكانَف
Artinya: Maka, nikahilah perempuan yang kamu senangi dua, tiga atau tempat. Tetapi
jika kamu khawatur tidak berlaku adil, maka (nikahilan) seorang saja.(QS An-Nisa' 4:3)
2. Hadits:
القيامة يوم األمم بكم مكاثر فإني ، لود َالو دود َالو تزوجوا
Artinya: Menikahlah dengan perempuan subur dan disenangi. Karena aku ingin
(membanggakan) banyaknya umatku (pada Nabi-nabi lain) di hari kiamat (Hadits sahih
riwayat Ibnu Hibban, Hakim, Ibnu Majah).
3. Ijmak (kesepakatan) ulama fiqh atas sunnah dan bolehnya menikah.
2. HUKUMNYA:
1. Hukum perkawinan adalah sunnah bagi yang ingin menikah dalam arti ada kebutuhan
seksual. Dengan syarat, memiliki biaya untuk pernikahan seperti biaya mahar
(maskawin) dan ongkos perkawinan.
2. Hukum nikah makruh bagi yang tidak mempunyai hasrat dan tidak ada biaya mahar
dan ongkos perkawinan.
3. Hukum menikah haram dalam beberapa situasi .
Hikmah Pernikahan
Cara yang halal dan suci untuk menyalurkan nafsu syahwat melalui ini selain
lewat perzinahan, pelacuran, dan lain sebagainya yang dibenci Allah dan amat
merugikan.
Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman
Memelihara kesucian diri
Melaksanakan tuntutan syariat
Membuat keturunan yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan lingkungan
yang sehat untuk membesarkan anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan tanpa orangtua
akan memudahkan untuk membuat sang anak terjerumus dalam kegiatan tidak
bermoral. Oleh karena itu, institusi kekeluargaan yang direkomendasikan Islam terlihat
tidak terlalu sulit serta sesuai sebagai petunjuk dan pedoman pada anak-anak
Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab
Dapat mengeratkan silaturahim.
Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seorang muslim dapat
memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya terhadap orang
yang paling berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan. Pernikahan memiliki
manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-kepentingan sosial lainnya.
Kepentingan sosial itu adalah memelihara kelangsungan jenis manusia, memelihara
keturunan, menjaga keselamatan masyarakat dari segala macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupan manusia serta menjaga ketenteraman jiwa.
3. Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga
yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sesuai
dengan rumusan yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1
bahwa: "Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dengan
seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."
Sesuai dengan rumusan itu, pernikahan tidak cukup dengan ikatan lahir atau batin
saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir dan batin inilah perkawinan
merupakan satu perbuatan hukum di samping perbuatan keagamaan. Sebagai perbuatan
hukum karena perbuatan itu menimbulkan akibat-akibat hukum baik berupa hak atau
kewajiban bagi keduanya, sedangkan sebagai akibat perbuatan keagamaan karena dalam
pelaksanaannya selalu dikaitkan dengan ajaran-ajaran dari masing-masing agama dan
kepercayaan yang sejak dahulu sudah memberi aturan-aturan bagaimana perkawinan itu
harus dilaksanakan.
Dari segi agama Islam, syarat sah pernikahan penting sekali terutama untuk
menentukan sejak kapan sepasang pria dan wanita itu dihalalkan melakukan hubungan
seksual sehingga terbebas dari perzinaan. Zina merupakan perbuatan yang sangat kotor
dan dapat merusak kehidupan manusia. Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan dosa
besar yang bukan saja menjadi urusan pribadi yang bersangkutan dengan Tuhan, tetapi
termasuk pelanggaran hukum dan wajib memberi sanksi-sanksi terhadap yang
melakukannya. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka
hukum Islam sangat memengaruhi sikap moral dan kesadaran hukum masyarakatnya.
B. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin
melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk
dipisahkan. Selama perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana
membagi harta mereka yang diperoleh selama pernikahan (seperti rumah, mobil,
perabotan atau kontrak), dan bagaimana mereka menerima biaya dan kewajiban merawat
anak-anak mereka. Banyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian,
dan pasangan itu dapat diminta maju ke pengadilan.
4. faktor penyebab perceraian antara lain adalah sebagai berikut :
Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
Alasan tersebut di atas adalah alasan yang paling kerap dikemukakan oleh pasangan
suami – istri yang akan bercerai. Ketidakharmonisan bisa disebabkan oleh berbagai hal
antara lain, krisis keuangan, krisis akhlak, dan adanya orang ketiga. Dengan kata lain,
istilah keharmonisan adalah terlalu umum sehingga memerlukan perincian yang lebih
mendetail.
Krisis moral dan akhlak
Selain ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perceraian juga sering memperoleh
landasan berupa krisis moral dan akhlak, yang dapat dilalaikannya tanggung jawab baik
oleh suami ataupun istri, poligami yang tidak sehat, penganiayaan, pelecehan dan
keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik oleh suami ataupun istri, misal mabuk,
berzinah, terlibat tindak kriminal, bahkan utang piutang.
Perzinahan
Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah
perzinahan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun
istri.
Pernikahan tanpa cinta
Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk mengakhiri sebuah
perkawinan adalah bahwa perkawinan mereka telah berlangsung tanpa dilandasi adanya
cinta. Untuk mengatasi kesulitan akibat sebuah pernikahan tanpa cinta, pasangan harus
merefleksi diri untuk memahami masalah sebenarnya, juga harus berupaya untuk
mencoba menciptakan kerjasama dalam menghasilkan keputusan yang terbaik.
Adanya masalah-masalah dalam perkawinan
Dalam sebuah perkawinan pasti tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Masalah
dalam perkawinan itu merupakan suatu hal yang biasa, tapi percekcokan yang berlarut-
larut dan tidak dapat didamaikan lagi secara otomatis akan disusul dengan pisah ranjang
seperti adanya perselingkuhan antara suami istri. Langkah pertama dalam menanggulangi
sebuah masalah perkawinan adalah :
5. 1. Adanya keterbukaan antara suami – istri
2. Berusaha untuk menghargai pasangan
3. Jika dalam keluarga ada masalah, sebaiknya diselesaikan secara baik-baik
4. Saling menyayangi antara pasangan
C. Cara-Cara Mempertahankan Sebuah Pernikahan
1. Menikmati saat bersama satu sama lain.
2. Bertengkar secara profesional. Kedengarannya agak janggal, tapi saat bertengkar atau
berkonflik sering kali pasangan emosi tidak terkontrol. Sementara, sebaliknya jika
kedua belah pihak menghadapinya dengan tenang dan rendah hati, tak ada konflik yang
tak terselesaikan.
3. Saling memaafkan. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, dan memaafkan
dengan sepenuh hati adalah cara yang penting dalam membuat hubungan tetap
langgeng.
4. Memegang teguh komitmen. Dalam pernikahan tidak boleh ada yang abu-abu. Jika
sudah berkomitmen tidak ada kata "tapi". Komitmen inilah yang membuat bertahan,
dalam keadaan apa pun, mau kaya atau miskin, dan dalam keadaan sehat atau sakit.
5. Berpikir positif satu sama lain.
6. Bertumbuh bersama.
7. Tidak pernah berhenti berkencan. Jika saat pacaran selalu deg-degan saat kencan,
setelah menikah biasanya waktu berdua ini jarang dimiliki. Namun, sebenarnya inilah
salah satu kunci rahasia sukses agar tetap awet bersama pasangan. Sesibuk-sibuknya
beraktivitas, selalu sempatkan waktu berdua.
8. Saling menyenangkan satu sama lain.
9. Berpikir 60/40. Saat memutuskan hidup berdua, sebagian pasangan berpikir
pembagian antara memberi dan menerima adalah sebesar 50/50. Mestinya tidak
demikian, bayangkanlah Anda memberi 60, dan berharap menerima 40. Porsi ini
memungkinkan untuk membuat pernikahan tetap awet.
10. Saling berbagi satu sama lain. Setiap orang itu unik dengan kelebihan dan
kekurangannya. Kita tidak menikah dengan orang yang sempurna, tetapi menerima