Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Polambu dalam aspek agama dan budaya
1. POLAMBU DALAM ASPEK AGAMA DAN BUDAYA
A. Perkawinan Menurut Pandangan Islam
Dalam Pandangan islam perkawinan disamping sebagai sunah rasul juga merupakan petunjuk
Allah yang diwajibkan bagi mhambanya yang telah mampu. Secara Filosofi mampu adalah
merupakan unsur kepribadian yang tersimpul pada seni dan rasa percaya diri. Mampu dalam
keyakinan atau aras percaya diri adalah suatu kepribadian hakiki yang terdapat pada budi
manusia untuk tidak hanya menyakini suatu kenyakinan tetapi dia tahu tentang apa yang
diyakininya. agama sebagai suatu keyakinan tentu harus mampu mengetahui keyakinan yang
berpedoman pada agama. islam sebagai suatu agama didalamnya terdapat petunjuk baik dari
Allah, Rasul maupun rasionalisasi yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan hadist.
walaupun agama bersumber dari akal tetapi agama tidak bisa di akal-akali.
Pembentukan rumah tangga (Polambu) sebagai proses dalam kehidupan merumnjuk pada dua
fundamen yaitu Al Qur’an dan hadist, oleh karena itu dalam proses menjalani harus pada
berpedoman pada normatif keagamaan yang tersimpul pada kedua landasan tersebut.
Polambu berdasarkan arti kata terdiri atas dua suku kata yaitu po artinya saling, sedangkan
lambu artinya keluarga, yang berarti berkeluarga,membentuk rumah tangga dan perkawinan.
Jadi filosofi polambu dimuna adalah keinginan hidup bersama antara calon pasangan suami
istri yang mampu membentuk keluarga diantara kedua bela pihak, yang merupakan kejadian
secara insidental,tetapi suatu peristiwa sakral yang terencana, berstruktur berdasarkan
ketentuan hukum adat muna dan syariat islam.
Untuk menjalani proses perkawinan atas dasar kesadaran pemikiran kemampuan yang
paripurna. Proses tersebut sebagai reflesi dari proses sosial untuk membentuk kelompok
terkecil yaitu keluarga (polambu). Pandangan Secara sosiologi bahwa pembentukan keluarga
(polambu) berawal dari rasa simpati dan empati yamg kemudian tersimpul dalam perasaan
cinta di antara dua insan manusia (laki-laki dan perempuan). Interaksi yang mengewali proses
cinta dan kasih sayang yang kemudian melahirkan saling percaya, saling asah. Terbinanya
hubungan kasih sayang antara keduanya berimplikasi pada proses penyatuan pandangan
presepsi dari kedua pihak yaitu pihak laki-laki dan pihak perempuan dan selanjutnya terikat
suatu normatif agama dan adat melalui proses perkawinan. Di sadari bahwa tidak selamanya
cinta dan kasih sayang membawa komitmen pada normatif perkawinan karena tidak semua
orang menjalin hubungan kasih sayang bisa menjadi realita perkawinan.
2. Fakta Proses perkawinan yang masih senantiasa dipraktekan masyarakat muna antara lain :
1. Dalam proses kawin lari misalnya masih dominan mempertentangkan, sehingga
terkandang akad nikah menjadi terbelangkalai akibat berbagai pandangan tentang adat.
2. Pengertian mahar diukur dengan kemampun secara materil sehingga terkadang menjadi
perbedaan oleh para delegasi adat. Sedangkan dalam pandangan islam KH WAHID
HASIM dalam cerama agama tahun 1991 bahwa mahar dikatakan : (a) tingkatan pertama
adalah rumah. (b) tingakatan kedua adalah sebidang tanah. (c) ketiga adalah uang. (d) ke
empat adalah emas. (e) ke lima adalah cincin besi. (f) ke enam adalah Lafaz surat Al-
Fatihah.
3. Patokan adat (mahar) berdarsarkan tingkat klasfikasi/tingkatan sosial kemasyarakat
yaitu: 20 boka, 15 boka atau 10 boka 10 suku dan 7 boka 2 suku dan 3 boka 2 suku.
Dalam pandangan islam bahwa perkawinan adalah suatu yang diwajibkan bagi orang-
orang yang berpikir dan berakal, tetapi perkawinan bukan merupakan di akal-akali.
Ajaran islam yang bersumber pada dalil nakli (Al- Qur’an dan sunah rasul) dan dalil aqli
(bersumber dari akal sehat yang rasional) perkawinan sebagai salah satu aspek kehidupan
yang diatur berdarsarkan kedua dalil tersebut mulai dari terbentuknya rumah tangga, proses
rumah tangga, sampai pada pembinaan runmah tangga.
Agama menjadi prioritas utama dalam memilih jodoh dalam pengertian yang memiliki
cakupan luas. Dalam pandangan realitas adalah berkaitan pada dengan aqidah yang dimilik
seseorang dengan menggunakan teori kebenaran secara korespodensi yaitu sesuai antara apa
yang menjadi pengakuan dengan kenyataan yang sebenarnya. Sedangkan menurut kebenaran
secara semantik adlah persesuain antara keperibadian dengan realitas implementasi nilai-nilai
religius dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah proses penyelesaian mahar, maka selanjutnya adalah ijab dan kabul. Untuk
mendapatkan kekuatan secara hukum baik hukum agama maupun hukum nasional. Ijab kabul terdiri
atas duasuku kata yaitu ijab berarti ungkapan kesiapan laki-laki untuk bersedia menikahi calon
istrinya. Sedangkan kabul adalah proses kesiapandan kesediaan perempuan untuk menerima laki-laki
sebagai calon suami yang disaksikan oleh wali-walinya baik dari pihak laki-laki maupun wali dari
pihak perempuan. ijab kabul di awali dengan taubat, karena pada dasarnya umat islam pada
dasarnya umat islam dalam melakukan kegiatan sakral seperti perkawinan terlebi dahulu
harus menyucikan diri dengan harapan agar jalinan kasih sayang akan di himpun dalam
keluarga (polambu) agar menghasilkan benih-benih yang suci. Simbolik lain dari lafaz
kalimat tauhid dan rasul adalah sebagai pengakuan diri bahwa yang akan di lakukan adalah
3. kehendak allah dan menyerahkan diri bahwa dirinya (calon suami dan istri) benar-benar
mengikuti sunah rasul.jadi perpaduan dua kalimat syahadat dalam mengawali dua kalimat
syahadat adalah;
1. simbol keislaman
2. simbol pengakuan
3. penguatan bahwa peristiwa tersebut adalah kehendak allah.
4. bahwa yang di miliki itu adalh mengikuti tuntunan sunah rosul SAW.
Perkawinan harus ada wali yang syah menurut islam,untuk menghindari tuntunan dari
orang tua dan keluarga di kemudian hari,karena jangan sampai perkawinan hanyalah
keinginan keduanya.
ijab kabul di awali dengan taubat, karena pada dasarnya umat islam pada dasarnya umat
islam dalam melakukan kegiatan sakral seperti perkawinan terlebi dahulu harus menyucikan
diri dengan harapan agar jalinan kasih sayang akan di himpun dalam keluarga (polambu) agar
menghasilkan benih-benih yang suci. Simbolik lain dari lafaz kalimat tauhid dan rasul adalah
sebagai pengakuan diri bahwa yang akan di lakukan adalah kehendak allah dan menyerahkan
diri bahwa dirinya (calon suami dan istri) benar-benar mengikuti sunah rasul.jadi perpaduan
dua kalimat syahadat dalam mengawali dua kalimat syahadat adalah;
1. simbol keislaman
2. simbol pengakuan
3. penguatan bahwa peristiwa tersebut adalah kehendak allah.
4. bahwa yang di miliki itu adalh mengikuti tuntunan sunah rosul SAW.
Perkawinan harus ada wali yang syah menurut islam,untuk menghindari tuntunan dari
orang tua dan keluarga di kemudian hari,karena jangan sampai perkawinan hanyalah
keinginan keduanya.
Setelah khotbah nikah di perdengarkan oleh penghulu,maka resmi dan sahlah secara
hukum pasangan suami istri,tetapi dalam menggauli istri harus punya etika,,etika yang di
maksud adalah:
1. dopesua welokaodoha dofoepe deki,masuk ketempat tidur hendak menggauli istri harus
terlebih dahulu memberi tanda atau syarat, agar istri siyap secara psikologi ,karena
jangan sampai sang istri masi dalam keadaan halangan ,jangan sampai karena desakan
berahir timbul unsur-unsur pemaksaan untuk mlaksanakan untuk melakuka hubungan
seksual terhadap istri walaupun sedang berhalangan.
4. 2. mengawali hubungan dengan ucapan bermasalah dengan harapan beni beni yang akan di
semaikan bukan desakan syaitan tapi hendak allah.
3. Tangan menggauli istri dalam keadaan tidur,dan atau dibangunkan untuk melayani
kebutihan biologis lelaki,karena apa bila hal in di lakukan bisa bisa mengakibatkan
keturunannya tidk sesuai yang di harapkan.
4. jangan menggauli istrijika dia dalam keadaan haids karena dapat mengganggu kesehatan
sangistri dan juga haram hukumnya menggauli istri jika dia haids
5. tidak di perkenankan menggauli istri pada ia telah melahirkan batas waktu minimal
empat bulan,karena ketika hal itu kita lakukan akan berdampak terhadap kesehatan istri,
Kelima haltersebut merupakan peringatan bagi kaum lelaki untuk tidak melakukan
hubugan seksual dengan istri-istrinya,sebab bila dilakukan akan berdampak terhadap
kesehatan wanita juga di anggap melangggar ketentuan agama serta mempengaruhi benih-
benih keturunan yang di harapkan.melayani kebutuhan bologis suami adalah merupakan
kewajiban mutlak sang istri,tetapi tidak berarti bahwa laki-laki sekehendak hati untuk di
layani tetapi harus tunduk pada batasan yang telah di gariskan menurut ketentuan agama dan
pertimbangan kesehatan.