Buku Saku mengenai persiapan perkawinan
Pemaparan Materi oleh Kelas Psikologi Perkawinan
1. Fatma Nurbaiti 6018210064
2. Salsabila Ananda 6018210079
3. Aura Chintya 6018210069
4. Laila Sari A 6018210091
1. PERSIAPAN
PERKAWINAN
B U K U S A K U
B Y F A K U L T A S P S I K O L O G I U N I V E R S I T A S
P A N C A S I L A
2. BUKU SAKU PERSIAPAN PERKAWINAN
Diterbitkan Oleh :
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila
PEMAPARAN MATERI :
AURA CHINTYA, LAILASARI
ANGGRAENI, FATMA NURBAITI,
SALSABILA ANANDA
Koordinator Materi :
Anindya Dewi Paramita, MPsi,
Psi.
3. PERSIAPAN PERKAWINAN
B Y . F A K U L T A S P S I K O L O G I U N I V E R S I T A S P A N C A S I L A
Menurut data Statistik yang dilakukan pada tahun 2018 oleh BPS, di
Indonesia terdapat 37,13% laki – laki yang belum menikah, 58,97% berstatus
menikah, 1,43% berstatus cerai hidup dan 2,47% cerai mati. Sedangkan pada
perempuan, tedapat 27,26% berstatus belum menikah, 60% sudah menikah,
2,58% bercerai hidup dan 10,15% perempuan di Indonesia berstatus cerai mati.
Pada data Statistik Pemuda Indonesia dari BPS di tahun 2019, terdapat
sekitar 2,52% pemuda di Indonesia melakukan perkawinan dibawah umur 16
tahun. Dari 100 pemuda perempuan, sekitar 6 diantaranya pernah melahirkan
ketika umurnya belum mencapai 20 tahun. Hal ini menjelaskan besarnya
angka pernikahan pada jenis kelamin perempuan dibandingkan laki – laki.
Dalam hal ini, maka diperlukannya sebuah pengetahuan yang dapat
membimbing, membantu, melatih dan memberikan pengetahuan kepada
masyarakat Indonesia untuk lebih mengetahui tentang apa yang perlu
dipersiapkan ketika akan menikah. Diperlukan juga sebuah pengetahuan
untuk masyarakat baik yang sudah ataupun belum menikah untuk
mengetahui apa perubahan, apa yang terjadi dalam pernikahan, persiapan,
konflik hingga penyelesaiannya. Karena itu diperlukan sebuah cara dalam
memberikan informasi sebagai bekal untuk masyarakat untuk bisa memiliki
dan menjalanin perkawinan yang sehat.
PENGANTAR
Tertera,
Aura, C., Lailasari, A., Fatma, N., Salsabila, A.
A G U I D E B O O K T O P R E P A R E M A R R I A G E
4. BAB 1
Persiapan Pernikahan
BAB 2
Penyesuaian dalam Pernikahan
BAB 3
Persiapan Memiliki Anak
BAB 4
Masalah dalam Rumah Tangga
BAB 5
Penyelesaian Masalah dalam Rumah
Tangga
DAFTAR ISI
6. Menikah merupakan titik awal dari kehidupan berkeluarga
dan tujuan yang ditetapkan dalam pernikahan akan
berdampak pada kehidupan pernikahannya secara
keseluruhan (Manap, Kassim, Hoesni, Men, Idris, & Ghazali,
2013).
Pernikahan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan
perempuan yang telah menginjak usia dewasa ataupun
dianggap telah dewasa dalam ikatan yang sakral (Marlina,
2013).
Apa itu
pernikahan
PERSIAPAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
UNTUK MEMUTUSKAN PERNIKAHAN :
- USIA
- FISIK
- AGAMA
- PERAN SEKS
- PSIKOLOGIS (KEMATANGAN FISIK, SIKAP "SALING"
ANTARA SUAMI ISTRI)
- EKONOMI PERTIMBANGAN SOSIAL
Tujuan dari pernikahan yaitu untuk membentuk keluarga
yang sejahteran dan bahagia selamanya (Agustian, 2013).
8. Perencanaan, karena ada banyak
kehidupan dalam sebuah pernikahan.
Strategi, ada banyak tantangan yang
perlu dilalui bersama-sama.
Kerja Keras, segala sesuatu yang
diinginkan perlu diusahakan.
Kompromi, menerima pendapat
pasangan boleh akan tetapi tetap
mencari jalan tengahnya.
Pemaaf, semua orang tidak sempurna
dan begitupun kita atau pasangan
kita.
1.
2.
3.
4.
5.
HAL YANG PERLU JUGA
DIPERHATIKAN DALAM
PERNIKAHAN
10. Menjadi salah satu hal yang penting untuk
dipersiapkan ketika ingin memiliki anak,
dengan begitu bisa diketahui apakah
seseorang secara fisik sudah siap untuk
memiliki anak dan memiliki kesehatan yang
mendukung, serta akan menghasilkan anak
yang sehat.
Dalam hukum Indonesia terbaru
mengenai aturan usia perkawinan
tepatnya pada UU No.16 Tahun 2019 usia
minimum perkawinan adalah 19 Tahun
untuk perempuan dan laki-laki, peraturan
ini diberlakukan mempertimbangkan
kematangan secara psikologis dan
biologis orang tua yang berkaitan dengan
pertumbuhan bayi.
USIA
1.
2. FISIK
11. Juga merupakan hal yang penting untuk di
persiapkan dalam menyambut buah hati.
Diskusikan dengan pasangan bagaimana
pengasuhan yang diinginkan, mengingat
Ayah dan Ibu tidak datang dari satu pola
pengasuhan dan value atau nilai yang sama.
Karena memiliki anak bisa dibilang bukan suatu hal
yang mudah dan murah, Banyak hal yang harus
dipertimbanga=kan seperti biaya prenatal, natal, dan
post natal. Belum lagi biaya-biaya yang dibutuhkan
untuk mendukung masa emas pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta masa-masa selanjutnya.
Maka, diperlukan kemampuan secara finansial yang
mampu memenuhi rangkaian-rangkaian yang harus
dipenuhi demi hadirnya buah hati. Kemampuan
finansial yang baik bisa didukung dengan
perencanaan dan pengaturan keuangan keluarga
yang baik.
4. POLA PENGASUHAN
3. FINANSIAL
13. AREA PERMASALAHAN DALAM
RUMAH TANGGA
Muncul ketika terjadi
ketidakcocokan antara
laki-laki dengan wanita
atau wanita dengan
laki-laki
PASANGAN
DIRI SENDIRI
Konflik terjadi karena muncul
ego di diri sendiri, konflik yang
terjadi di masa lalu belum bisa
dilupakan.
ADAPTASI
KELUARGA
BESAR
FINANSIAL
14. Kebutuhan dasar
biologis yang tidak bisa
dihindari. Ketika
kebutuhan seksualnya
tidak terpuaskan,
dinamika pernikahan
akan muncul retakan
AREA PERMASALAHAN DALAM
RUMAH TANGGA
SEKSUAL
PEKERJAAN
WAKTU
ANAK
KESEHATAN
15. KEBIASAAN YANG TIDAK SAMA
KETERGANTUNGAN DENGAN
ORANG TUA/TEMAN (KECEWA
SAAT LEBIH MEMILIH UNTUK
MENDAHULUKAN KELUARGA
ATAU TEMANNYA
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN
PENGKHIANATAN
KETIDAKSETIAAN
1.
2.
3.
4.
5.
Hal-hal pada pasangan yang bisa
menyebabkan konflik dan
menghasilkan stress, sebagai
berikut
17. LIE AND
DECEPTION
LIE AND
DECEPTION
Perilaku yang disengaja
yang menciptakan kesan
pada pasangan bahwa kita
menunjukkan perilaku yang
tidak sebenarnya
Faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya
stress
BETRAYAL
Perilaku pengkhianatan terahdap
pasangan seperti tidak setia,
membuka rahasia ke orang lain dan
sebagainya.
INFIDELITY
perilaku selingkuh yang
dirahasiakan dari pasangan
18. TERLALU SIBUK (JADWAL
PASANGAN YANG
TERLALU SIBUK)
KONFLIK
KEUANGAN
Masalah Perkawinan
SEKSUAL
KOMUNIKASI
TRAUMA
SITUASI
KURANGNYA
DIHARGAI
20. LIE AND
DECEPTION
Merupakan sebuah aktivitas yang
profesional dan menekankan
aspek etika serta moralitas guna
menghormati, menghargai dan
memanusiakan klien dengan
baik (Dariyo, 2015)
Konseling
21. LIE AND
DECEPTION
Kurang profesionalnya konselor dalam
menangani masalah klien, sehingga
kurang tajam dalam menganalisa dan
memberi program terapis pada
masalah klien.
Kurangnya klien memperoleh insight
(pengertian, pernalaran dan pemikiran
baru)
Tidak adanya kepatuhan klien dalam
menindak-lanjuti program-program
terapis yang disarankan oleh konselor
Kurangnya komitmen terapis daam
memprioritaskan pemecahan masalah
klien, sehingga klien cenderung kurang
tahu strategi penyelesaian masalah
hidupnya.
1.
2.
3.
4.
Faktor yang memengaruhi
ketidakefektifan proses kegiatan
konseling (Dariyo, 2015)
22. Masalah dalam pernikahan terlalu lama
tidak diselesaikan dan akhirnya menjadi
tersebar ke aspek kehisupan masing-
masing pasangan.
Salah satu atau kedua pasangan telah
memutuskan untuk mengakhiri
pernikahan dan dengan maksud tertentu
menggunakan konseling pernikahan
sebagai cara untuk mengumumkan
keinginan berpisah dengan pasangan.
Adanya kekerasan secara fisik yang
menjadi ancaman salah satu pasangan
tentang rumah tangganya. Kondisi ini tiak
bisa diselesaikan jika korban kekerasan
tidak bicara.
Satu atau kedua pasangansama-sama
keras kepala atau menolak terhadap
peran yang masing-masing harus
dilakukan dalam membina rumah tangga
yang harmonis.
1.
2.
3.
4.
Beberapa kondisi tertentu dari pasangan
yang sulit diselesaikan sendiri dan
mungkin membutuhkan bantuan seorang
konselor pernikahan (Joseph, 2020)
23. Konseling pernikahan akan membantu
pasangan dengan memberi motivasi untuk
menyelesaikan masalah mereka serta mencari
jalan keluar bersama dengan persoektif baru.
Konseling mengajarkan cara-cara baru untuk
mengenali dan menyelesaikan konflik rumah
tangga.
Konseling pernikahan dapat menjadi sarana
komunikasi yang mungkin telah mengikis
keharmonisan rumah tangga. Biasanya hal ini
terjadi saat kedua pasangan sudah tidak
menemukan lagi rasa percaya satu sama lain.
Konseling pernikahan berperan sebagai posisi
netral untuk membantu pasangan mengatasi
masalah yang sulit atau untuk menghindari
hal-hal yang berpotensi menuju perceraian.
Konseling pernikahan bertujuan untuk
membuat sebuah komitmen baru atau
memperjelas alasan mengapa mereka harus
berpisah atau mengakhiri pernikahannya.
1.
2.
3.
4.
5.
Manfaat dari konsultasi (Joseph,
2020)
24. Pasal 1 no.7 menytakan bahwa
"mediasi adalah cara penyelesaian
sengketa melalui proses perundingan
untuk memperoleh kesepakatan
para pihak dengan dibantu oleh
mediator"
Esensi utama dari proses mediasi
adalah lebih kepada berperannya
para pihak yang bersengketa, yang
didasarkan pada suatu tekad baik
dan kesukarelaannya dalam proses
mediasi sehingga tercapai suatu
penyelesaian sengketa yang
merupakan hasil dari kesepakatan
para pihak (Sururie, 2014)
1.
2.
Mediasi Hukum
25. Untuk mengurangi hambatan dan
penumpukan perkara (court congestion) di
pengadilan.
Untuk meningkatkan keterlibatan
masyarakat (disentralisasi hukum) atau
memberdayakan pihak-pihak yang
bersengketa dalam proses penyelesaian
sengketa.
Untuk memperlancar jalur keadilan (access
to justice) di masyarakat.
Untuk memberi kesempatan guna
tercapainya penyelesaian sengketa yang
menghasilkan keputusan yang dapat
diterima oleh semua pihak sehingga para
pihak tidak menempuh upaya banding dan
kasasi.
Penyelesaian perkara lebih cepat dan biaya
murah.
Bersifat tertutup/rahasia (confidential).
Lebih tinggi tingkat kemungkinan untuk
melaksanakan kesepakatan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keuntungan Mediasi Hukum
(Sururie, 2014 & Santosa, M, A.,
1999)
26. Tahap Pra Mediasi
Tahap Mediasi
Mediasi mencapai
kesepakatan
Mediasi tidak mencapai
kesepakatan
Tempat
penyelenggaraan
Mediasi
1.
2.
3.
4.
5.
Prosedur Mediasi (Sururie,
2014 & Santosa, M, A., 1999)
27. Berdasarkan data Badan Peradilan
Agama Mahkamah Agung, angka
perceraian di Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahun 2015
(394.246 kasus), 2016 (401.717 kasus),
2017 (415.510 kasus), 2018 (444.358
kasus), dan tahun 2020 Agustus
jumlahnya mencapai 306.688
(Kompas, 2020). Dapat terlihat
bahwa terdapat peningkatan kasus
perceraian yang terjadi di Indonesia.
Perceraian merupakan terputusnya
hubungan antara suami dan istri,
disebabkan oleh kegagalan suami
atau istri dalam menjalankan obligasi
peran masing-masing.
1.
2.
Perceraian
28. Dampak terhadap
suami atau istri
Dampak terhadap
anak
Dampak terhadap
harta kekayaan.
1.
2.
3.
Dampak Perceraian
29. 1.Menyiapkan dokumen yang
dibutuhkan :
- Surat nikah asli
- Fotokopi surat nikah
- Fotokopi KTP dari penggugat
- Surat keterangan dari kelurahan
- Fotokopi KK
- Fotokopi akte kelahiran anak (jika
memiliki anak)
- Materai
2.Mendaftarkan gugatan cerai ke
pengadilan.
3.Membuat surat gugatan
4. Menyiapkan biaya perceraian
5. Mengetahui tata cara dan proses
persidangan
6. Menyiapkan saksi
Langkah-langkah mengajukan
gugatan cerai (Ariyanti, 2018)
30. GET YOURSELF
TRULY READY TO
GET MARRIED.
Sumber : Unpublished Material
Anindya Dewi Paramita, M.Psi.,
Psi