2. INTERNAL
Yang menjadi kendala internal yang sering
dialami oleh pelaksana UMKM yaitu kurangnya
modal dan SDM. Kurangnya modal menjadi
permasalahan internal yang dihadapi karena
dapat membuat pelaksana UMKM merasa
kesulitan untuk dapat mengembangkan usahanya.
Lalu kurangnya SDM sangat berpengaruh
terhadap banyak hal dalam melaksanakan sebuah
bisnis, baik dari segi kualitasnya, daya saingnya,
dan jangkauan produk yang dimiliki.
EKSTERNAL
Menurut Bank Indonesia, permasalahan
eksternal yang sering dialami oleh pelaksana
UMKM antara lain yaitu iklim usaha,
infrastruktur, dan akses untuk ke tempat
usaha.
PERMASALAHAN UMKM
3. Adanya kegiatan pendampingan menjadi solusi dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi para pelaksana UMKM. Dengan adanya pendampingan ini
para pelaksana UMKM dapat menerima sosialisasi yang tepat, untuk mendapat
tambahan dana, dapat mengelola usahanya dengan baik dan benar, hingga meningkatkan
skill dan kemampuan yang dimiliki oleh pelaksana kegiatan UMKM dan berakibat
produk yang diproduksi nantinya dapat bersaing diluaran sana.
Pelaksana UMKM juga memerlukan para pendamping yang sudah mempunyai
pengalaman di bidang usaha yang sama dengan pelaksana UMKM. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan UMKM yang maju, unggul, dan berdaya saing tinggi.
Solusi Permasalahan UMKM di Indonesia
4. Kegiatan jual beli merupakan salah satu roda penggerak perekonomian disemua negara di dunia.
Salah satu produk turunan jual beli dapat kita lihat pada UMKM. Kegiatan UMKM sendiri memiliki
pengertian yaitu kegiatan usaha produktif yang dijalankan oleh individu maupun kelompok. Di Indonesia
sendiri UMKM masih bisa bertahan sejak tahun 1998, padahal diketahui bahwa tahun 1998 Indonesia
mengalami krisis keuangan yang mengakibatkan inflasi naik drastis menjadi 600%. Peran UMKM
terhadap perekonomian di Indonesia sudah bisa dibilang berhasil dan sukses dalam menyelamatkan roda
pertumbuhan ekonomi.
Jika berbicara mengenai sejarah UMKM menurut UUD 1945 yang sudah dirubah pada pasal 33,
kumpulan usaha kecil dan menengah UKM sudah sejak dahulu menjadi rencana pembangunan ekonomi
nasional maupun dikancah internasional. Hal tersebut diperkuat dengan UU No. 20 Tahun 2008 dalam
pasal 5, dikemukakan bahwa tujuan pemberdayaan UMKM salah satunya ialah mewujudkan tatanan sistem
perekonomian Indonesia yang selaras, berkembang dan adil, serta mengacu pada ekonomi pancasila yang
berlandaskan atas asas kekeluargaan.
SEJARAH UMKM
6. Dalam keadaan krisis keuangan yang dialami Indonesia pada tahun 1997-1998, UMKM mampu bertahan.
Dari data Badan Pusat Statistik memberitahukan bahwa setelah masa krisis tersebutjumlah UMKM masih
tetap dan tidak terjadi pengurangan, bahkan UMKM menunjukkan peningkatan yang terus melonjak
sekitar 85 juta tenaga kerja dan terus bertambah mencapat 107 juta tenaga kerja sampai dengan tahun
2021.
Perkembangan UMKM di Indonesia
7. Kontribusi UMKM
Di tahun 2009-2013,
UMKM berkontribusi
cukup banyak dalam
perekonomian Indonesia
di mana kontribusi
tersebut terus mencapai
57,6% dan terus
berkembang sebanyak
6,7%
8. Seluruh perkembangan UMKM tidak mungkin terlepas dari tantangan dan
masalah, oleh karena itu hal ini menjadi fokus beberapa ahli. Menurut Thoha dalam
bukunya “Indonesia Menapak Abad 21” beberapa pendapat tersebut yakni:
1. Program pemberdayaan UMKM kurang berkembang karena kurangnya tenaga
pendamping yang mengerti dan dapat memberi arahan serta solusi mengenai
pemecahan masalah dalam UMKM tersebut.
2. Program yang dilakukan dalam pengembangan UMKM lebih banyak bersifat
politis, populis dan charitas, sehingga kurang menarik minat masyarakat untuk ikut
berkontribusi dalam pengembangan UMKM.
3. Kurangnya dukungan dari lembaga keuangan dan ekonomi seperti modal ventura
dan institusi kemitraan usaha lainnya dalam memberikan bantuan pada pihak
UMKM.
9. Perkembangan UMKM di Asia Tenggara
Dampak pandemi terhadap UMKM secara umum dapat dilihat dari sisi penawaran maupun
permintaan. Namun jika dilihat lebih rinci, dampak pandemi terhadap UMKM di Asia Tenggara akan
melalui beberapa fase di antaranya adalah:
1. Terhentinya kegiatan ekonomi karena adanya kebijakan penutupan daerah baik lokal, nasional,
maupun regional.
2. Penghentian perdagangan dengan negara mitra untuk sementara waktu membuat rantai pasokan
menjadi terganggu dan berdampak besar pada produksi, impor, dan ekspor.
3. Fase selanjutnya adalah berkurangnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan juga
berkurangnya pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga sehingga menyebabkan
terjadinya depresi permintaan.
4. Pemulihan kondisi UMKM secara bertahap. Proses pemulihan UMKM saat ini bergantung pada
tingkat keparahan ekonomi dan kesehatan.
10. Survei yang dilakukan oleh
ASEAN SME
Transformation pada 1.000
UMKM di Asia Tenggara
mengenai ekspektasi mereka
terhadap pendapatan yang
mungkin diperoleh sebelum
dan selama masa pandemi
11. Survei yang dilakukan oleh ASEAN SME Transformation pada 1.000
UMKM di Asia Tenggara mengenai ekspektasi pendapatan UMKM di
masing-masing negara.
12. Survei yang dilakukan oleh ASEAN SME Transformation pada 1.000
UMKM di Asia Tenggara mengenai fokus strategi UMKM sebelum
dan selama Covid-19