SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
PERKEMBANG BIAKAN BAKTERI
Ada 3 cara perkembang biakan yang umumnya dapat diamati pada sel bakteri, yaitu
(Sharma, 2005) :
1. Pembelahan biner (binary fission)
Perkembang biakan bakteri dengan pembelahan biner merupakan
medel utama perkembang biakan pada sel bakteri. Pembelahan biner ditandai
dengan invaginasi dari membran plasma dan dinding sel yang membentuk dua
sel baru. Pembelahan biner terjadi pada sel bakteri selama kondisi sel yang
masih menguntungkan/ dalam kondisi baik.
Nukleid atau kromosom bakteri bereplikasi ketika melekat pada
mesosom. Mesosom baru berkembang dan akan melekat pada kromosom
anak. Membran tumbuh diantara dua mesosom untuk mendorong dua
kromosom anak terpisah sehingga terbentuk dua badan inti. Pada divisi
sitoplasma terdapat pembagian tubuh nukleat (inti) yang segera diikuti oleh
pembentukan lempeng penampang di tengah sitoplama. Akhirnya sitoplasma
akan mengalami penyempitan secara sentripetal (memusat) dan membentuk
dua protoplas anak yang masing-masing memiliki tubuh inti. Pada prosesnya,
dua protoplas tersebut akan didepositkan sehingga kedua sel mengalami
tekanan turgor di dinding dan akan terpisah. Saat kondisi menguntungkan, sel
bakteri akan tumbuh dengan baik dan membelah setelah setiap 20 menit. Pada
proses ini, jika terus-menerus akan menghasilkan sekitar 4,7 x 1021 keturunan
dari sel induk setelah 24 jam.
Gambar x.x Pembelahan Biner pada Bakteri
2. Pembentukan spora (sporulation)
Bakteri menghasilkan beberapa jenis spora yang disebut dengan
gonidia, sporangiospora, oidia, conidia, cysts (kista) dan endospora.
Pembentukan endospora adalah ciri khas basil bakteri yang merupakan spora
yang berdinding sangat tebal dan resisten yang dibentuk sebagai respon
terhadap lingkungan yang merugikan atau kehadiran benda asing yang
berbahaya. Endospora terbentuk dalam tubuh bakteri melalui dehidrasi
protoplasma yang disebut dengan primordial endospora. Endospora
dilepaskan setelah kematian sel. Mereka berkecambah dan menghasilkan satu
bakteri. Hal ini berarti endospora diproduksi oleh organisme tunggal yang
mati sehingga menghasilkan organisme tunggal yang baru. Oleh karena itu,
tidak ada peningkatan jumlah dan tidak ada perkembang biakan. Namun,
endospora merupakan struktur yang sangat penting. Bakteri biasanya cukup
sensitif terhadap pengeringan, pendinginan dan berbagai jenis bahan kimia,
endospora masih tahan. Mereka dapat mentolerir suhu 100 oC atau -100 oC.
Sifat tahan endospora dikarenakan dindingnya yang tebal, kadar air rendah
dan adanya bahan kimia antikoagulan yang dikenal sebagai asam dipicolinic.
Hanya ada dua bakteri yang menghasilkan endospora, yaitu tetanus dan
bakteri anhtrax.
Gambar x.x Pembentukan Dan Perkecambahan Endospora
3. Perkembang biakan seksual (sexual reproduction)
Bakteri tidak benar-benar memperlihatkan perkembang biakan secara
seksual, akan tetapi ada fragmentasi/ pemisahan atau pertukaran beberapa
bagian materi genetik pada bakteri. Proses ini disebut sebagai parasexsuality
atau konjugasi. Metode rekombinasi gen lainnya yaitu transformasi dan
transduksi. Konjugasi pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada
E. Coli. Terdapat stain beda pada E. Coli yang tumbuh secara bersama dalam
satu kultur sehingga diperoleh beberapa jenis/ tipe baru yang menunjukkan
kombinasi karaketristik dari sel induk. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi transfer materi genetik dari satu jenis ke jenis yang lain. Studi
mikroskop elektron juga telah mengkonfirmasi adanya perkembang biakan
seksual pada bakteri. Pada E. Coli, sel jantan menciptakan sex pili yang tidak
ada pada sel betina. Selama perkembang biakan sexual, bakteri jantan
berikatan dengan bakteri betina dengan bantuan sex pili dan jembatan
sitoplasma terbentuk diantaranya membentuk satu titik temu. Melaui jembatan
ini, materi genetik dari sel jantan masuk ke dalam sel betina. Proses ini yang
disebut konjugasi. Dalam proses ini, hanya sebagian kromosom dari sel jantan
yang lolos ke sel betina. DNA yang diperkenalkan akan menggantikan bagian
dari DNA asli dalam sel betina atau hanya menambahkan. Melalui cara ini,
akan terjadi variasi genetik yang diproduksi di keturunan.
Transformasi adalah proses rekombinasi genetik dimana tubuh bakteri
membusuk dan mati kemudian bakteri mendapatkan gen baru dari organisme
hidup disekitarnya melalui absorpsi segmen DNA. Ditemukan oleh Griffith
pada tahun 1928 dalam kasus pneumonia dan non-pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri. Transduksi, yaitu transfer materi genetik dari satu
bakteri ke bakteri lain melalui vektor (perantara). Fenomena ini ditemukan
oleh Zinder dan Lederberg pada tahun 1952.
Daftar Pustaka
Sharma, J. P dan Jain, V. K. 2005. Comprehensive Objective Biology (For Medical
Enterance Examination). New Delhi: Golden Bells. 238-239.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Benzena Dan Turunannya
Benzena Dan TurunannyaBenzena Dan Turunannya
Benzena Dan TurunannyaRofiq Nie
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahDzikri Imaduddin
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJosua Sitorus
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasAnang's Succes
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptDiana Muliadi
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelHanifah Nisrina C
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangAnang Andika Putra Siswanto
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistemAplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistemWirandaErzaPratama
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Termokimia, sistem dan lingkungan
Termokimia, sistem dan lingkungan Termokimia, sistem dan lingkungan
Termokimia, sistem dan lingkungan Tita Nur Amalah
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiJingga Matahari
 

What's hot (20)

Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Benzena Dan Turunannya
Benzena Dan TurunannyaBenzena Dan Turunannya
Benzena Dan Turunannya
 
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbahPeran bakteri dalam pengolahan limbah
Peran bakteri dalam pengolahan limbah
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
 
Penologi
PenologiPenologi
Penologi
 
Daur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertasDaur ulang sampah kertas
Daur ulang sampah kertas
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
 
KALIMAT AKTIF DAN PASIF
KALIMAT AKTIF DAN PASIFKALIMAT AKTIF DAN PASIF
KALIMAT AKTIF DAN PASIF
 
Biologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu MendelBiologi XII SMA - Semu Mendel
Biologi XII SMA - Semu Mendel
 
Mph mahatma
Mph mahatmaMph mahatma
Mph mahatma
 
Genetika mendel
Genetika mendelGenetika mendel
Genetika mendel
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistemAplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
Aplikasi integral dalam menghitung banyak polutan tang masuk kedalam ekosistem
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Makalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasanMakalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasan
 
Termokimia, sistem dan lingkungan
Termokimia, sistem dan lingkungan Termokimia, sistem dan lingkungan
Termokimia, sistem dan lingkungan
 
04 stoikiometri
04 stoikiometri04 stoikiometri
04 stoikiometri
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasi
 

Viewers also liked

Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiYudi Aditya
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleatWarnet Raha
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakterifiolantonius9295
 
Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Dhila Faya
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Presentasi sputum kel 3 ia
Presentasi sputum kel 3 iaPresentasi sputum kel 3 ia
Presentasi sputum kel 3 iaIvan Hardivan
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumBambang Fadhil
 
02 microbial growth and control
02 microbial growth and control02 microbial growth and control
02 microbial growth and controlSvnSony Pratama
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismenkks2619
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeYusuf Ahmad
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarCatatan Medis
 

Viewers also liked (20)

Cara hidup bakteri
Cara hidup bakteriCara hidup bakteri
Cara hidup bakteri
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologi
 
Makalah asam nukleat
Makalah asam nukleatMakalah asam nukleat
Makalah asam nukleat
 
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteriAda berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri
 
Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013Peran mo dlm mknn ferm 2013
Peran mo dlm mknn ferm 2013
 
Perhitungan mikrob
Perhitungan mikrobPerhitungan mikrob
Perhitungan mikrob
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Shamm makalah sampel dahak
Shamm makalah sampel dahakShamm makalah sampel dahak
Shamm makalah sampel dahak
 
Presentasi sputum kel 3 ia
Presentasi sputum kel 3 iaPresentasi sputum kel 3 ia
Presentasi sputum kel 3 ia
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
 
02 microbial growth and control
02 microbial growth and control02 microbial growth and control
02 microbial growth and control
 
SPUTUM
SPUTUMSPUTUM
SPUTUM
 
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganismeTaksonomi & klasifikasi mikroorganisme
Taksonomi & klasifikasi mikroorganisme
 
Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA Pewarnaan BTA/BTTA
Pewarnaan BTA/BTTA
 
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan MikroorganismeMikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
Mikrobiologi - Penggolongan Mikroorganisme
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
Pemeriksaan bakteri-dengan-pewarnaan
Pemeriksaan bakteri-dengan-pewarnaanPemeriksaan bakteri-dengan-pewarnaan
Pemeriksaan bakteri-dengan-pewarnaan
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 

Similar to Perkembang biakan bakteri

Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptx
Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptxArchaebacteria dan Eubacteria new2.pptx
Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptxLovelyGraceRimba
 
Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1AriNoona
 
Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1Ricatitinurkhasanah
 
powerpoint Reproduksi bakteri.pptx
powerpoint Reproduksi bakteri.pptxpowerpoint Reproduksi bakteri.pptx
powerpoint Reproduksi bakteri.pptxAprianMuntiela
 
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaMengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaWelly Rosadi, Mochamad
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Rio Anggala
 
Biologi: Bakteri
Biologi: BakteriBiologi: Bakteri
Biologi: BakteriGian Angelo
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteriWendi Hermawan
 
reproduksi bakteri kelas sepuluh
reproduksi bakteri kelas sepuluhreproduksi bakteri kelas sepuluh
reproduksi bakteri kelas sepuluhRaafiPutri
 
Mona indriani b1 j014126_c
Mona indriani b1 j014126_cMona indriani b1 j014126_c
Mona indriani b1 j014126_c_27
 

Similar to Perkembang biakan bakteri (20)

Biologi bakteri
Biologi bakteriBiologi bakteri
Biologi bakteri
 
Milrobiologi bakteri
Milrobiologi bakteriMilrobiologi bakteri
Milrobiologi bakteri
 
monera.ppt
monera.pptmonera.ppt
monera.ppt
 
Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptx
Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptxArchaebacteria dan Eubacteria new2.pptx
Archaebacteria dan Eubacteria new2.pptx
 
BAKTERI.ppt
BAKTERI.pptBAKTERI.ppt
BAKTERI.ppt
 
Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1
 
Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1Remedial biologi kelas x semester 1
Remedial biologi kelas x semester 1
 
Biologi gonzaga
Biologi gonzagaBiologi gonzaga
Biologi gonzaga
 
powerpoint Reproduksi bakteri.pptx
powerpoint Reproduksi bakteri.pptxpowerpoint Reproduksi bakteri.pptx
powerpoint Reproduksi bakteri.pptx
 
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan EubacteriaMengenal Archaebacteria dan Eubacteria
Mengenal Archaebacteria dan Eubacteria
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
 
Cyanobacteria
CyanobacteriaCyanobacteria
Cyanobacteria
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Biologi: Bakteri
Biologi: BakteriBiologi: Bakteri
Biologi: Bakteri
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteri
 
reproduksi bakteri kelas sepuluh
reproduksi bakteri kelas sepuluhreproduksi bakteri kelas sepuluh
reproduksi bakteri kelas sepuluh
 
Mona indriani b1 j014126_c
Mona indriani b1 j014126_cMona indriani b1 j014126_c
Mona indriani b1 j014126_c
 
Biosel
BioselBiosel
Biosel
 

Recently uploaded

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

Perkembang biakan bakteri

  • 1. PERKEMBANG BIAKAN BAKTERI Ada 3 cara perkembang biakan yang umumnya dapat diamati pada sel bakteri, yaitu (Sharma, 2005) : 1. Pembelahan biner (binary fission) Perkembang biakan bakteri dengan pembelahan biner merupakan medel utama perkembang biakan pada sel bakteri. Pembelahan biner ditandai dengan invaginasi dari membran plasma dan dinding sel yang membentuk dua sel baru. Pembelahan biner terjadi pada sel bakteri selama kondisi sel yang masih menguntungkan/ dalam kondisi baik. Nukleid atau kromosom bakteri bereplikasi ketika melekat pada mesosom. Mesosom baru berkembang dan akan melekat pada kromosom anak. Membran tumbuh diantara dua mesosom untuk mendorong dua kromosom anak terpisah sehingga terbentuk dua badan inti. Pada divisi sitoplasma terdapat pembagian tubuh nukleat (inti) yang segera diikuti oleh pembentukan lempeng penampang di tengah sitoplama. Akhirnya sitoplasma akan mengalami penyempitan secara sentripetal (memusat) dan membentuk dua protoplas anak yang masing-masing memiliki tubuh inti. Pada prosesnya, dua protoplas tersebut akan didepositkan sehingga kedua sel mengalami tekanan turgor di dinding dan akan terpisah. Saat kondisi menguntungkan, sel bakteri akan tumbuh dengan baik dan membelah setelah setiap 20 menit. Pada proses ini, jika terus-menerus akan menghasilkan sekitar 4,7 x 1021 keturunan dari sel induk setelah 24 jam.
  • 2. Gambar x.x Pembelahan Biner pada Bakteri 2. Pembentukan spora (sporulation) Bakteri menghasilkan beberapa jenis spora yang disebut dengan gonidia, sporangiospora, oidia, conidia, cysts (kista) dan endospora. Pembentukan endospora adalah ciri khas basil bakteri yang merupakan spora yang berdinding sangat tebal dan resisten yang dibentuk sebagai respon terhadap lingkungan yang merugikan atau kehadiran benda asing yang berbahaya. Endospora terbentuk dalam tubuh bakteri melalui dehidrasi protoplasma yang disebut dengan primordial endospora. Endospora dilepaskan setelah kematian sel. Mereka berkecambah dan menghasilkan satu bakteri. Hal ini berarti endospora diproduksi oleh organisme tunggal yang mati sehingga menghasilkan organisme tunggal yang baru. Oleh karena itu, tidak ada peningkatan jumlah dan tidak ada perkembang biakan. Namun, endospora merupakan struktur yang sangat penting. Bakteri biasanya cukup sensitif terhadap pengeringan, pendinginan dan berbagai jenis bahan kimia, endospora masih tahan. Mereka dapat mentolerir suhu 100 oC atau -100 oC. Sifat tahan endospora dikarenakan dindingnya yang tebal, kadar air rendah dan adanya bahan kimia antikoagulan yang dikenal sebagai asam dipicolinic. Hanya ada dua bakteri yang menghasilkan endospora, yaitu tetanus dan bakteri anhtrax. Gambar x.x Pembentukan Dan Perkecambahan Endospora
  • 3. 3. Perkembang biakan seksual (sexual reproduction) Bakteri tidak benar-benar memperlihatkan perkembang biakan secara seksual, akan tetapi ada fragmentasi/ pemisahan atau pertukaran beberapa bagian materi genetik pada bakteri. Proses ini disebut sebagai parasexsuality atau konjugasi. Metode rekombinasi gen lainnya yaitu transformasi dan transduksi. Konjugasi pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada E. Coli. Terdapat stain beda pada E. Coli yang tumbuh secara bersama dalam satu kultur sehingga diperoleh beberapa jenis/ tipe baru yang menunjukkan kombinasi karaketristik dari sel induk. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi transfer materi genetik dari satu jenis ke jenis yang lain. Studi mikroskop elektron juga telah mengkonfirmasi adanya perkembang biakan seksual pada bakteri. Pada E. Coli, sel jantan menciptakan sex pili yang tidak ada pada sel betina. Selama perkembang biakan sexual, bakteri jantan berikatan dengan bakteri betina dengan bantuan sex pili dan jembatan sitoplasma terbentuk diantaranya membentuk satu titik temu. Melaui jembatan ini, materi genetik dari sel jantan masuk ke dalam sel betina. Proses ini yang disebut konjugasi. Dalam proses ini, hanya sebagian kromosom dari sel jantan yang lolos ke sel betina. DNA yang diperkenalkan akan menggantikan bagian dari DNA asli dalam sel betina atau hanya menambahkan. Melalui cara ini, akan terjadi variasi genetik yang diproduksi di keturunan. Transformasi adalah proses rekombinasi genetik dimana tubuh bakteri membusuk dan mati kemudian bakteri mendapatkan gen baru dari organisme hidup disekitarnya melalui absorpsi segmen DNA. Ditemukan oleh Griffith pada tahun 1928 dalam kasus pneumonia dan non-pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Transduksi, yaitu transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui vektor (perantara). Fenomena ini ditemukan oleh Zinder dan Lederberg pada tahun 1952.
  • 4. Daftar Pustaka Sharma, J. P dan Jain, V. K. 2005. Comprehensive Objective Biology (For Medical Enterance Examination). New Delhi: Golden Bells. 238-239.