SlideShare a Scribd company logo
Fakultas Psikologi
                                  Universitas Mercu Buana
                                   Modul 13
                      Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
                                       TIK :
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian perilaku kolektif, faktor penyebab
perilaku kolektif, menjelaskan perilaku kerumunan massa dengan faktor penyebabnya, dan
menjelaskan pengertian gerakan sosial dan faktor penyebabnya.

                                      ISLAHULBEN, MM


   A. Pengertian Perilaku Kolektif


Pada umumnya masyarakat berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang ada dalam
masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi, perilaku di tempat kuliah
dituntun oleh institusi di bidang pendidikan, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di
bidang agama, dan sebagainya. Perilaku tersebut dalam sosiologi dinamakan dengan
konformitas.


Namun kenyataannya banyak perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan yang ada
dalam masyarakat. Apabila perilaku tersebut dilakukan oleh individu tertentu maka itulah yang
dinamakan dengan perilaku menyimpang, tetapi kalau dilakukan oleh sekelompok individu
maka dinamakan dengan perilaku kolektif.


Pada tahun 1989 mahasiswa prodemokrasi Tiongkok melakukan berbagai aksi di Lapangan
Tienanmen, Beijing. Mereka melakukan pawai, demonstrasi, mogok makan, pemasangan
rintangan di jalan-jalan. Demonstrasi ini berakhir dengan pertumpahan darah. Di berbagai
negara komunis pun terjadi gerakan yang serupa dan berhasil menggulingkn rezim komunis
yang berkuasa (Sunarto, 2000:202-203). Gerakan-gerakan ini berhasil menyatukan Jerman
timur dan Jerman Barat. Berhasil meruntuhkan pemerintahan Komunis Uni Soviet dan komunis
di negara-negara Cekoslowakia.
Dan pada tahun 1998, kita juga menyaksikan demonstrasi para mahasiswa dan kelompok pro
demokrasi di jalan-jalan protokol ibu kota, demonstrasi di Gendung DPR. Gerakan ini berhasil
menggulingkan pemerintahan Orde Baru, melahirkan suatu sistem pemerintahan yang lebih
demokratis dan terbuka.


Definisi perilaku kolektif seperti ditulis Yusron Razak (editor) dalam Sosiologi Sebuah Pengantar
adalah sebagai berikut:
       Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi berlandaskan
       pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial.
       Menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak
       terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak
       terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan
       para pelakunya
       Perilaku kolektif (Macionis, 1989:528) adalah tindakan, pemikiran, dan perasaan-
       perasaan (emotions) yeng meliputi sejumlah besar orang dan yang tidak sesuai dengan
       norma-norma sosial yang ada.


Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kolektif adalah:
    1. Perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang
    2. Perilaku yang bersifat spontanitas dan tidak terstruktur
    3. Perilaku yang tidak bersifat rutin, dan
    4. Perilaku yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.


Selain itu dalam istilah sosiologi perilaku kolektif mengandung pengertian cara orang bertindak
dalam kerumunan dan kelompok-kelompok besar yang tidak terorganisasi lainya. Jenis perilaku
kolektif antara lain iseng, panic, dan rusuh. Perilaku seperti ini sering muncul dalam situasi yang
membangkitkan emosi banyak orang. Situasi demikian itu terjadi dalam kegiatan olahraga,
demonstrasi yamg memproses sesuatu, dan bencana alam.


Perilaku-perilaku kolektif biasanya terjadi karena menurutnya kata hati, tidak terencana, dan
berlangsung singkat. Bagaimanapun juga, perilaku kolektif cocok digunakan dalam kerangka
pengerahan masa. Misalnya, partai politik atau gerakan sosial yang memanfaatkan demonstrasi
masal sebagai saran untuk melakukan perubahan sosial.
Ilmuwan yang berjasa merumuskan konsep mengenai perilaku kolektif adalah Gustav Le Bon,
seorang ahli fisika dan ilmu social berkebangsaan Perancis yang pertama kali melakukan studi
psikologis terhadap kerumunan pada tahun 1890-an.


Tindakan anarkis entah itu berupa perusakan, pengeroyokan, pembakaran tersangka,
penjarahan dan lain-lain pada dasarnya adalah hasil dari suatu perilaku kolektif (collective
behavior). Bila dinamakan perilaku kolektif, bukanlah semata-mata itu merupakan perilaku
kelompok melainkan perilaku khas yang dilakukan sekelompok orang yang anggotanya pada
umumnya tidak saling kenal, bersifat spontan dan mudah cair (dalam arti menghentikan
perilakunya).


    B. Faktor yang menyebabkan terjadinya Perilaku Kolektif


Faktor Penentu Perilaku Kolektif (Smelser)
    1. Struktural Conduciveness
        Perilaku kolektif mula-mula diawali oleh faktor struktur situasi sosial yang menurutnya
        memudahkan terjadinya perilaku kolektif. Sebagian dari faktor ini merupakan kekuatan
        alam yang berada diluar kekuasaan manusia; namun sebagian merupakan faktor yang
        terkait dengan ada tidaknya peraturan melalui institusi sosial.
    2. Structural Strain
        Semakin besar ketegangan struktural maka semakin besar pula peluang terjadinya
        perilaku kolektif. Kesenjangan, ketidakserasian antar kelompok sosial, etnik, agama, dll
        membuka peluang bagi terjadinya berbagai bentuk ketegangan.
    3. Menyebarnya Kepercayaan Umum
        Merupakan prasyarat berikutnya bagi terjadinya perilaku kolektif. Dalam masyarakat
        sering beredar desas-desus yang dengan sangat mudah dipercaya kebenarannya dan
        kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu, berkembang jadi pengetahuan
        umum yang dipercayai oleh khalayak.
    4. Precipitating Factors atau Faktor yang Mendahului
        Faktor ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan keemasan yang dikandung
        masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai khalayak
        memperoleh dukungan dan penegasan.
5. Mobilisasi Para Peserta
       Perilaku kolektif terwujud saat khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk
       bertindak, baik utuk bergerak menjauhi situasi berbahaya atau untuk mendekati
       orangyang dianggap sasaran tindakan.
   6. Berlangsungnya Pengendalian Sosial
       Kekuatan yang justru dapat mencegah atau menghambat akumulasi kelima faktor
       sebelumya.
       Contoh kehadiran aparat atau tokoh masyarakat bisa menggagalkan perilaku kolektif.


   C. Macam-Macam Perilaku Kolektif
Perilaku Kolektif selalu melibatkan perilaku sejumlah orang yang berkerumun
Pengertian kerumunan menurut para ahli:
   1) Menurut Le Bon : kerumanan berarti sejumlah individu yang karena satu dan lain hal
       kebetulan berkumpul bersama. Dilihat dari segi psikologis kerumunan adalah
       sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda sama sekali dengan cirri
       individu yang membentuknya
   2) Menurut Kornblum : Kerumunan adalah sejumlah besar orang yang berkumpul bersama
       dalam jarak dekat
   3) Menurut Giddens : kerumunan terdiri atas sekumpulan orang dalam jumlah relatif besar
       yang langsung berinteraksi satu dengan yang lain di tempat umum
   4) Light, keller dan calhoun, mengaitkan kerumunan dengan adanya kesadaran ,
       pengaruh, dan adanya seseorang atau suatu peristiwa
   5) Milgram (1977) melihat kerumunan sebagai:
          a) Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)
          b) Jumlahnya semakin lama semakin meningkat
          c) Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)
          d) Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu
              dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas
          e) Titik pusatnya permeable dan saling mendekat
Macam-Macam Perilaku Kolektif adalah:
1. CROWD (KERUMUNAN)

   Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai

   Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat, diantaranya:

       a) Temporary Crowd: orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu
            tempat dan pada situasi sesaat
       b) Casual Crowd: sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki
            maksud apa-apa
       c) Conventional Crowd: audience yang sedang mendengarkan ceramah
       d) Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang
            menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu
       e) Acting Crowd atau rioting crowd: sekelompok massa yang melakukan tindakan
            kekerasan
       f)   Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh
            kesamaan ideologi

2. MOB: Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan
kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan
tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya
rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang
telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi
kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang
dipandang menjadi sasaran kemarahanannya.

3. PANIC: Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap
ancaman yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan
kejadian-kejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada
awal suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah
dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan
yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjir.

4. RUMORS: Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan
yang muncul dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi
dimana orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih
   komprehensif.

   5. OPINI PUBLIC: Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai
   sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi
   perbedaan pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat
   yang kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut.
   Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antarmasyarakat tentang hukuman mati,
   pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa
   informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam
   masyarakat.

   6. PROPAGANDA: Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk
   menyampaikan atau membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang,
   organisasi, atau masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak
   digunakan untuk melalukan propaganda ini. Kadangkala juga berupa pertemuan kelompok
   (crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk
   melakukan proraganda ini.


Penyebab Terjadi Kerumunan (Le Bon)
   1) Karena kebersamaannya dengan banyak orang lain, maka individu yang semula dapat
       mengendalikan nalurinya, kemudian memperoleh kekuatan luar biasa yang mendorong
       untuk tunduk pada dorongan naluri.
   2) Penularan (Contagion): dalam suatu kerumunan tiap perasaan dan tindakan bersifat
       menular. Individu yang telah tertukar oleh perasaan dan tindakan orang lain itu
       kemudian mampu mengorbankan kepentingan individu/pribadinya demi kepentingan
       bersama. Contoh seorang pelajar melempar batu ke bis kota karena pelajar yang ada di
       sekitarnya melakukan hal serupa
   3) Suggestibillity: dalam kerumunan individu mudah dipengaruhi, percaya, taat. Ia seakan-
       akan    terhipnotis.   Ia   bertindak   bertentangan   dengan   kehendak   tanpa   sadar.
       Seorang pengecut bisa jadi pahlawan atau jujur malah menjadi penjahat.
Penyebab Terjadi Kerumunan (Turner dan Killian)
    1) Emergent Norm Theory
        Menurut teori ini dalam interaksi yg tidak ada aturannya sering muncul aturan baru yang
        ditaati para anggota kerimunan. Bisanya pada huru hara di jakarta tahun 74 yang
        dibakar hanya kendaraan bermotor produksi Jepang.Teori ini juga mengemukakan tidak
        semua anggota kerumunan sepenuhnya tertular oleh perilaku dan persaan orang lain
        ataupun taat pada aturan yang muncul. Tiap kerumunan selalu ada anggota yang hanya
        jadi pengamat saja.


Penyebab Terjadi Kerumunan (Horton dan Hunt)
    1) Teori Koncergensi.
        Menurut teori ini perilaku kerumunan muncul dari sejumlah orang yang mempunyai
        dorongan, maksud, dan kebutuhan serupa.


    D. Pengertian Gerakan Sosial


Defenisi Gerakan Sosial, sebagai bagian dari perilaku kolektif adalah:
        Menurut Direnzo(1990) Gerakan Sosial (Soeyono, 2005:3) adalah perilaku dari sebagian
        anggota masyarakat untuk mengoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau
        tidak menentu, untuk menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik.
        Menurut DiRenzo tujuan akhir dari gerakan sosial adalah tidak hanya terbatas pada
        perubahan sikap dan perilaku individu melainkan sebuah perubahan tatanan sosial baru
        yang lebih baik.
        Menurut Soeyono         dari Baldridge (1989:299). Menurut Baldridge gerakan sosial
        merupakan sebuah bentuk perilaku kolektif         yang terdiri atas kelompok orang-orang
        yang memiliki dedikasi dan terorganisasi untuk mempromosikan atau sebaliknya
        menghalangi terjadinya perubahan. Organisasi gerakan itu harus mempunyai tujuan dan
        struktur organisasi yang jelas, serta mempunyai suatu ideologi yang secara yang secara
        jelas berorientasi pada perubahan. Gerakan itu dilakukan secara sadar dan jelas
        mempromosikan kebijakan-kebijakan yang mereka inginkan, yang pada umumnya
        dilakukan melalui aktivitas-aktivitas politik atau pendidikan.
Gerakan sosial memiliki tiga karakteristik (Macionis, 1989:595)
   1. Organisasi internal yang tingkatanya sangat tinggi

   2. Gerakan berlangsung dalam waktu yang lama

   3. Sengaja mencoba menpertajam organisasi masyarakat itu sendiri.

Menurut Giddens (1989) berbeda dengan perilaku kolektif, gerakan sosial ditandai oleh adanya
tujuan    atau   kepentingan   bersama.   Kepentingan    itu   dapat   berupa   mengubah   atau
mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya.


   E. Bentuk-Bentuk Gerakan Sosial

Gerakan sosial bermacam-macam bentuknya. Apabila dilihat berdasarkan tipe perubahan dan
besarnya perubahan yang dikehendaki, maka adalah


   1. Alternative Social Movements
   2. Redemtive Social Movements
   3. Reformative Social Movements
   4. Transformative Social Movements

Perhatikan tabel berikut!


                               Tipe Perubahan Yang Dikehendaki
                               Perubahan Perorangan      Perubahan Sosial
Besarnya         Perubahan     ALTERNATIVE       SOCIAL REFORMATIVE              SOCIAL
Perubahan        Sebagian      MOVEMENTS                 MOVEMENTS
Yang             Perubahan     RODEMPTIVE        SOCIAL TRANSFORMATIVE           SOCIAL
Dikehendaki      Menyeluruh    MOVEMENTS                 MOVEMENTS


Keterangan tabel:

   1. Alternative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan
         perubahan pada sebagian perilaku perorangan, misalnya gerakan anti-merokok, anti-
         narkoba, kampanye anti AIDS, dan sebagainya.
2. Redemptive Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan
       perubahan menyeluruh pada perilaku perorangan, misalnya gerakan agar orang-orang
       untuk bertobat dan mengubah cara hidupnya dengan lebih merujuk pada ajaran agama
   3. Reformative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan
       perubahan pada segi-segi tertentu masyarakat, misalnya gerakan kaum perempuan
       untuk memperoleh hak-haknya sama dengan kaum laki-laki, gerakan kaum homoseks
       untuk mendapatkan pengakuan akan gaya hidup mereka, dan sebagainya.
   4. Transformative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan
       perubahan menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya gerakan kaum
       Khmer Merah yang ingin mengubah masyarakat Kamboja sebagai masyarakat komunis,
       Revolusi di Uni Soviet tahun 30-an, Revolusi China pada tahun 1949, dan sebagainya.


Klasifikasi lain tentang gerakan sosial dikemukakan oleh Kornblum, yaitu: (1) revolutionary
movements, (2) Reformist Movements, dan (3) conservative movements.


Revolutinary Movements merupakan jenis gerakan sosial yang menginginkan perubahan yang
menyeluruh pada sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik itu sistem sosial, sistem budaya,
sistem ekonomi, maupun sistem politiknya.


Misalnya, revolutionary Movements masyarakat Rusia pada tahun 1917 yang berhasil
mengubah sistem sosial, budaya, ekonomi, maupun politik Rusia menjadi sistem komunis.
Demikian juga yang terjadi di China pada 1949. Kedua peristiwa ini memenuhi syarat revolusi
yang dikemukakan oleh Antony Giddens, bahwa sebuah revolusi itu; (1) melibatkan gerakan
sosial secara massal, (2)     menghasilkan proses reformasi atau perubahan, dan (3)
menggunakan ancaman dan kekerasan.


Reformative atau reformist Movements merupakan gerakan sosial yang menginginkan
perubahan pada segi-segi tertentu kehidupan masyarakat. Misalnya gerakan Boedi Oetomo
(1908) atau Syarikat Islam (1912) yang menginginkan terpenuhinya hak-hak memperoleh
pendidikan di kalangan pribumi.

Sedangkan conservative movements, merupakan gerakan sosial yang mempertahankan suatu
keadaan atau isntitusi yang ada dalam masyarakat.
F. Faktor Penyebab Gerakan Sosial


Menurut Gidden, korblum, light, keller dan calhoun
Deprivasi : Kehilangan, kekurangan dan penderitaan


Menurut James Davies
Dia mengemukakan bahwa meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus , namun
mungkin saja terjadi Kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang
dihadapi ( dinamakan juga Deprivai relative )


Keberhasilan suatu gerakan sosial tergantung pada:
   a) Faktor Manusia (Kepemimpinan)
   b) Organisasi dan Keterlibatannya
   c) Faktor Sumber Daya Lain (Dana dan Sarana)

More Related Content

What's hot

Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikmankoma2013
 
130313 spiral of silence
130313 spiral of silence130313 spiral of silence
130313 spiral of silence
Liesbeth Aritonang
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaUniversity of Andalas
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Fuji Lestari
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
muliajayaabadi
 
Fenomenologi Edmund Husserl
Fenomenologi Edmund HusserlFenomenologi Edmund Husserl
Fenomenologi Edmund Husserl
Angga Prawadika Aji
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Wandi Suhardi
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
Nurmahmudah M.Phil.
 
Kelompok tidak teratur
Kelompok tidak teraturKelompok tidak teratur
Kelompok tidak teratur
Nelva Kirana
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
Lestari Moerdijat
 
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuKonsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Erwin Rasyid
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
Berbagi Semangat
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKn
M Abdul Aziz
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentinganReni Kurniati
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
Swig WuNafik
 

What's hot (20)

Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
130313 spiral of silence
130313 spiral of silence130313 spiral of silence
130313 spiral of silence
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Bab 4 civil society
Bab 4 civil societyBab 4 civil society
Bab 4 civil society
 
Fenomenologi Edmund Husserl
Fenomenologi Edmund HusserlFenomenologi Edmund Husserl
Fenomenologi Edmund Husserl
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Sejarah Perjuangan Hmi
Sejarah Perjuangan HmiSejarah Perjuangan Hmi
Sejarah Perjuangan Hmi
 
NILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASINILAI NILAI DEMOKRASI
NILAI NILAI DEMOKRASI
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 
Keputusan politik
Keputusan politikKeputusan politik
Keputusan politik
 
Kelompok tidak teratur
Kelompok tidak teraturKelompok tidak teratur
Kelompok tidak teratur
 
Politik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan NasionalismePolitik identitas dan Nasionalisme
Politik identitas dan Nasionalisme
 
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmuKonsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
Konsep dasar komunikasi sebagai disiplin ilmu
 
Makalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat MadaniMakalah Masyarakat Madani
Makalah Masyarakat Madani
 
Parpol dan pemilu
Parpol dan pemiluParpol dan pemilu
Parpol dan pemilu
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKn
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentingan
 
Konsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisiKonsep, term dan definisi
Konsep, term dan definisi
 

Similar to perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial

Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
iwayan suta
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
Tifanny Ellies
 
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptxTB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
NazwaAureliaSalsabil
 
Makalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompokMakalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompok
Apapunituzar
 
Resume sosiologi
Resume sosiologiResume sosiologi
Resume sosiologi
Danys Rynald
 
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapEfek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
iwayan suta
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
LaxamanaAditia
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
Liesbeth Aritonang
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialvennycan
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
CHANIIE
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
Muchlis Soleiman
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
Ambarwati7620
 
BAB I.pptx
BAB I.pptxBAB I.pptx
BAB I.pptx
nitasari50
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaApratama C T
 
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdfRiview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
keziaelvanda
 
Pengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasiPengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasi
LugasRamadhan
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
sman 2 mataram
 

Similar to perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial (20)

Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
 
Persentasi pesos pp
Persentasi pesos ppPersentasi pesos pp
Persentasi pesos pp
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptxTB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
TB 1 SOSIOLOGI KOMUNIKASI - NAZWA AURELIA SALSABILAH.pptx
 
Makalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompokMakalah dinamika kelompok
Makalah dinamika kelompok
 
Resume sosiologi
Resume sosiologiResume sosiologi
Resume sosiologi
 
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapEfek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
Sosiologi Komunikasi Laxamana Aditia (44322010016) Struktur dan Proses Sosial...
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Proses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosialProses sosial dan interaksi sosial
Proses sosial dan interaksi sosial
 
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdfTUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
TUGAS BESAR 1_ SOSIOLOGI KOMUNIKASI_ AMBARWATI _44321120002.pdf
 
Ade
AdeAde
Ade
 
BAB I.pptx
BAB I.pptxBAB I.pptx
BAB I.pptx
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massa
 
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdfRiview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
Riview Buku Sosiologi Komunikasi - Kezia Elvanda (44222010144).pdf
 
Pengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasiPengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasi
 
Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 

More from suher lambang

Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234suher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan suher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembanModul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembansuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapsuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sasuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem sesuher lambang
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarsuher lambang
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping suher lambang
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitassuher lambang
 
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbPresentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbsuher lambang
 
Mitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulMitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulsuher lambang
 
Mitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppMitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppsuher lambang
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)suher lambang
 

More from suher lambang (20)

Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
Modul pertemuan psy faal pkk ke 7 materi otak dan
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkembanModul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
Modul pertemuan psy faal pkk ke 6 materi perkemban
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarapModul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem saModul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
Modul pertemuan psy faal pkk ke 3 materi sistem sa
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem seModul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
Modul pertemuan psy faal pkk ke 2 materi sistem se
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantarModul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
Modul pertemuan psy faal pkk ke 1 materi pengantar
 
Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping Stress.kesehatan dan coping
Stress.kesehatan dan coping
 
Mitos.dewa yunani
Mitos.dewa yunaniMitos.dewa yunani
Mitos.dewa yunani
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
 
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repbPresentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
Presentasi ppt.antropologi.mitos.repb-repb
 
Mitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidulMitos pulung gantung di gunung kidul
Mitos pulung gantung di gunung kidul
 
Mitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung ppMitos pulung gantung pp
Mitos pulung gantung pp
 
Presentasi kanibal
Presentasi kanibalPresentasi kanibal
Presentasi kanibal
 
good governance (2012)
good governance (2012)good governance (2012)
good governance (2012)
 
masyarakat madani
masyarakat madanimasyarakat madani
masyarakat madani
 
geopolitik
geopolitikgeopolitik
geopolitik
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
geopolitik
 geopolitik geopolitik
geopolitik
 

perilaku_kolektif_dan_gerakan_sosial

  • 1. Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Modul 13 Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial TIK : Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian perilaku kolektif, faktor penyebab perilaku kolektif, menjelaskan perilaku kerumunan massa dengan faktor penyebabnya, dan menjelaskan pengertian gerakan sosial dan faktor penyebabnya. ISLAHULBEN, MM A. Pengertian Perilaku Kolektif Pada umumnya masyarakat berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi, perilaku di tempat kuliah dituntun oleh institusi di bidang pendidikan, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama, dan sebagainya. Perilaku tersebut dalam sosiologi dinamakan dengan konformitas. Namun kenyataannya banyak perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam masyarakat. Apabila perilaku tersebut dilakukan oleh individu tertentu maka itulah yang dinamakan dengan perilaku menyimpang, tetapi kalau dilakukan oleh sekelompok individu maka dinamakan dengan perilaku kolektif. Pada tahun 1989 mahasiswa prodemokrasi Tiongkok melakukan berbagai aksi di Lapangan Tienanmen, Beijing. Mereka melakukan pawai, demonstrasi, mogok makan, pemasangan rintangan di jalan-jalan. Demonstrasi ini berakhir dengan pertumpahan darah. Di berbagai negara komunis pun terjadi gerakan yang serupa dan berhasil menggulingkn rezim komunis yang berkuasa (Sunarto, 2000:202-203). Gerakan-gerakan ini berhasil menyatukan Jerman timur dan Jerman Barat. Berhasil meruntuhkan pemerintahan Komunis Uni Soviet dan komunis di negara-negara Cekoslowakia.
  • 2. Dan pada tahun 1998, kita juga menyaksikan demonstrasi para mahasiswa dan kelompok pro demokrasi di jalan-jalan protokol ibu kota, demonstrasi di Gendung DPR. Gerakan ini berhasil menggulingkan pemerintahan Orde Baru, melahirkan suatu sistem pemerintahan yang lebih demokratis dan terbuka. Definisi perilaku kolektif seperti ditulis Yusron Razak (editor) dalam Sosiologi Sebuah Pengantar adalah sebagai berikut: Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial. Menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para pelakunya Perilaku kolektif (Macionis, 1989:528) adalah tindakan, pemikiran, dan perasaan- perasaan (emotions) yeng meliputi sejumlah besar orang dan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kolektif adalah: 1. Perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang 2. Perilaku yang bersifat spontanitas dan tidak terstruktur 3. Perilaku yang tidak bersifat rutin, dan 4. Perilaku yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu. Selain itu dalam istilah sosiologi perilaku kolektif mengandung pengertian cara orang bertindak dalam kerumunan dan kelompok-kelompok besar yang tidak terorganisasi lainya. Jenis perilaku kolektif antara lain iseng, panic, dan rusuh. Perilaku seperti ini sering muncul dalam situasi yang membangkitkan emosi banyak orang. Situasi demikian itu terjadi dalam kegiatan olahraga, demonstrasi yamg memproses sesuatu, dan bencana alam. Perilaku-perilaku kolektif biasanya terjadi karena menurutnya kata hati, tidak terencana, dan berlangsung singkat. Bagaimanapun juga, perilaku kolektif cocok digunakan dalam kerangka pengerahan masa. Misalnya, partai politik atau gerakan sosial yang memanfaatkan demonstrasi masal sebagai saran untuk melakukan perubahan sosial.
  • 3. Ilmuwan yang berjasa merumuskan konsep mengenai perilaku kolektif adalah Gustav Le Bon, seorang ahli fisika dan ilmu social berkebangsaan Perancis yang pertama kali melakukan studi psikologis terhadap kerumunan pada tahun 1890-an. Tindakan anarkis entah itu berupa perusakan, pengeroyokan, pembakaran tersangka, penjarahan dan lain-lain pada dasarnya adalah hasil dari suatu perilaku kolektif (collective behavior). Bila dinamakan perilaku kolektif, bukanlah semata-mata itu merupakan perilaku kelompok melainkan perilaku khas yang dilakukan sekelompok orang yang anggotanya pada umumnya tidak saling kenal, bersifat spontan dan mudah cair (dalam arti menghentikan perilakunya). B. Faktor yang menyebabkan terjadinya Perilaku Kolektif Faktor Penentu Perilaku Kolektif (Smelser) 1. Struktural Conduciveness Perilaku kolektif mula-mula diawali oleh faktor struktur situasi sosial yang menurutnya memudahkan terjadinya perilaku kolektif. Sebagian dari faktor ini merupakan kekuatan alam yang berada diluar kekuasaan manusia; namun sebagian merupakan faktor yang terkait dengan ada tidaknya peraturan melalui institusi sosial. 2. Structural Strain Semakin besar ketegangan struktural maka semakin besar pula peluang terjadinya perilaku kolektif. Kesenjangan, ketidakserasian antar kelompok sosial, etnik, agama, dll membuka peluang bagi terjadinya berbagai bentuk ketegangan. 3. Menyebarnya Kepercayaan Umum Merupakan prasyarat berikutnya bagi terjadinya perilaku kolektif. Dalam masyarakat sering beredar desas-desus yang dengan sangat mudah dipercaya kebenarannya dan kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu, berkembang jadi pengetahuan umum yang dipercayai oleh khalayak. 4. Precipitating Factors atau Faktor yang Mendahului Faktor ini merupakan faktor penunjang kecurigaan dan keemasan yang dikandung masyarakat. Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai khalayak memperoleh dukungan dan penegasan.
  • 4. 5. Mobilisasi Para Peserta Perilaku kolektif terwujud saat khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk bertindak, baik utuk bergerak menjauhi situasi berbahaya atau untuk mendekati orangyang dianggap sasaran tindakan. 6. Berlangsungnya Pengendalian Sosial Kekuatan yang justru dapat mencegah atau menghambat akumulasi kelima faktor sebelumya. Contoh kehadiran aparat atau tokoh masyarakat bisa menggagalkan perilaku kolektif. C. Macam-Macam Perilaku Kolektif Perilaku Kolektif selalu melibatkan perilaku sejumlah orang yang berkerumun Pengertian kerumunan menurut para ahli: 1) Menurut Le Bon : kerumanan berarti sejumlah individu yang karena satu dan lain hal kebetulan berkumpul bersama. Dilihat dari segi psikologis kerumunan adalah sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda sama sekali dengan cirri individu yang membentuknya 2) Menurut Kornblum : Kerumunan adalah sejumlah besar orang yang berkumpul bersama dalam jarak dekat 3) Menurut Giddens : kerumunan terdiri atas sekumpulan orang dalam jumlah relatif besar yang langsung berinteraksi satu dengan yang lain di tempat umum 4) Light, keller dan calhoun, mengaitkan kerumunan dengan adanya kesadaran , pengaruh, dan adanya seseorang atau suatu peristiwa 5) Milgram (1977) melihat kerumunan sebagai: a) Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan) b) Jumlahnya semakin lama semakin meningkat c) Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran) d) Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas e) Titik pusatnya permeable dan saling mendekat
  • 5. Macam-Macam Perilaku Kolektif adalah: 1. CROWD (KERUMUNAN) Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat, diantaranya: a) Temporary Crowd: orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat dan pada situasi sesaat b) Casual Crowd: sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki maksud apa-apa c) Conventional Crowd: audience yang sedang mendengarkan ceramah d) Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu e) Acting Crowd atau rioting crowd: sekelompok massa yang melakukan tindakan kekerasan f) Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh kesamaan ideologi 2. MOB: Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya. 3. PANIC: Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada awal suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjir. 4. RUMORS: Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan yang muncul dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi
  • 6. dimana orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih komprehensif. 5. OPINI PUBLIC: Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat yang kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut. Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antarmasyarakat tentang hukuman mati, pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam masyarakat. 6. PROPAGANDA: Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang, organisasi, atau masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak digunakan untuk melalukan propaganda ini. Kadangkala juga berupa pertemuan kelompok (crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan proraganda ini. Penyebab Terjadi Kerumunan (Le Bon) 1) Karena kebersamaannya dengan banyak orang lain, maka individu yang semula dapat mengendalikan nalurinya, kemudian memperoleh kekuatan luar biasa yang mendorong untuk tunduk pada dorongan naluri. 2) Penularan (Contagion): dalam suatu kerumunan tiap perasaan dan tindakan bersifat menular. Individu yang telah tertukar oleh perasaan dan tindakan orang lain itu kemudian mampu mengorbankan kepentingan individu/pribadinya demi kepentingan bersama. Contoh seorang pelajar melempar batu ke bis kota karena pelajar yang ada di sekitarnya melakukan hal serupa 3) Suggestibillity: dalam kerumunan individu mudah dipengaruhi, percaya, taat. Ia seakan- akan terhipnotis. Ia bertindak bertentangan dengan kehendak tanpa sadar. Seorang pengecut bisa jadi pahlawan atau jujur malah menjadi penjahat.
  • 7. Penyebab Terjadi Kerumunan (Turner dan Killian) 1) Emergent Norm Theory Menurut teori ini dalam interaksi yg tidak ada aturannya sering muncul aturan baru yang ditaati para anggota kerimunan. Bisanya pada huru hara di jakarta tahun 74 yang dibakar hanya kendaraan bermotor produksi Jepang.Teori ini juga mengemukakan tidak semua anggota kerumunan sepenuhnya tertular oleh perilaku dan persaan orang lain ataupun taat pada aturan yang muncul. Tiap kerumunan selalu ada anggota yang hanya jadi pengamat saja. Penyebab Terjadi Kerumunan (Horton dan Hunt) 1) Teori Koncergensi. Menurut teori ini perilaku kerumunan muncul dari sejumlah orang yang mempunyai dorongan, maksud, dan kebutuhan serupa. D. Pengertian Gerakan Sosial Defenisi Gerakan Sosial, sebagai bagian dari perilaku kolektif adalah: Menurut Direnzo(1990) Gerakan Sosial (Soeyono, 2005:3) adalah perilaku dari sebagian anggota masyarakat untuk mengoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik. Menurut DiRenzo tujuan akhir dari gerakan sosial adalah tidak hanya terbatas pada perubahan sikap dan perilaku individu melainkan sebuah perubahan tatanan sosial baru yang lebih baik. Menurut Soeyono dari Baldridge (1989:299). Menurut Baldridge gerakan sosial merupakan sebuah bentuk perilaku kolektif yang terdiri atas kelompok orang-orang yang memiliki dedikasi dan terorganisasi untuk mempromosikan atau sebaliknya menghalangi terjadinya perubahan. Organisasi gerakan itu harus mempunyai tujuan dan struktur organisasi yang jelas, serta mempunyai suatu ideologi yang secara yang secara jelas berorientasi pada perubahan. Gerakan itu dilakukan secara sadar dan jelas mempromosikan kebijakan-kebijakan yang mereka inginkan, yang pada umumnya dilakukan melalui aktivitas-aktivitas politik atau pendidikan.
  • 8. Gerakan sosial memiliki tiga karakteristik (Macionis, 1989:595) 1. Organisasi internal yang tingkatanya sangat tinggi 2. Gerakan berlangsung dalam waktu yang lama 3. Sengaja mencoba menpertajam organisasi masyarakat itu sendiri. Menurut Giddens (1989) berbeda dengan perilaku kolektif, gerakan sosial ditandai oleh adanya tujuan atau kepentingan bersama. Kepentingan itu dapat berupa mengubah atau mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya. E. Bentuk-Bentuk Gerakan Sosial Gerakan sosial bermacam-macam bentuknya. Apabila dilihat berdasarkan tipe perubahan dan besarnya perubahan yang dikehendaki, maka adalah 1. Alternative Social Movements 2. Redemtive Social Movements 3. Reformative Social Movements 4. Transformative Social Movements Perhatikan tabel berikut! Tipe Perubahan Yang Dikehendaki Perubahan Perorangan Perubahan Sosial Besarnya Perubahan ALTERNATIVE SOCIAL REFORMATIVE SOCIAL Perubahan Sebagian MOVEMENTS MOVEMENTS Yang Perubahan RODEMPTIVE SOCIAL TRANSFORMATIVE SOCIAL Dikehendaki Menyeluruh MOVEMENTS MOVEMENTS Keterangan tabel: 1. Alternative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan pada sebagian perilaku perorangan, misalnya gerakan anti-merokok, anti- narkoba, kampanye anti AIDS, dan sebagainya.
  • 9. 2. Redemptive Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan menyeluruh pada perilaku perorangan, misalnya gerakan agar orang-orang untuk bertobat dan mengubah cara hidupnya dengan lebih merujuk pada ajaran agama 3. Reformative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan pada segi-segi tertentu masyarakat, misalnya gerakan kaum perempuan untuk memperoleh hak-haknya sama dengan kaum laki-laki, gerakan kaum homoseks untuk mendapatkan pengakuan akan gaya hidup mereka, dan sebagainya. 4. Transformative Social Movements, merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya gerakan kaum Khmer Merah yang ingin mengubah masyarakat Kamboja sebagai masyarakat komunis, Revolusi di Uni Soviet tahun 30-an, Revolusi China pada tahun 1949, dan sebagainya. Klasifikasi lain tentang gerakan sosial dikemukakan oleh Kornblum, yaitu: (1) revolutionary movements, (2) Reformist Movements, dan (3) conservative movements. Revolutinary Movements merupakan jenis gerakan sosial yang menginginkan perubahan yang menyeluruh pada sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik itu sistem sosial, sistem budaya, sistem ekonomi, maupun sistem politiknya. Misalnya, revolutionary Movements masyarakat Rusia pada tahun 1917 yang berhasil mengubah sistem sosial, budaya, ekonomi, maupun politik Rusia menjadi sistem komunis. Demikian juga yang terjadi di China pada 1949. Kedua peristiwa ini memenuhi syarat revolusi yang dikemukakan oleh Antony Giddens, bahwa sebuah revolusi itu; (1) melibatkan gerakan sosial secara massal, (2) menghasilkan proses reformasi atau perubahan, dan (3) menggunakan ancaman dan kekerasan. Reformative atau reformist Movements merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan pada segi-segi tertentu kehidupan masyarakat. Misalnya gerakan Boedi Oetomo (1908) atau Syarikat Islam (1912) yang menginginkan terpenuhinya hak-hak memperoleh pendidikan di kalangan pribumi. Sedangkan conservative movements, merupakan gerakan sosial yang mempertahankan suatu keadaan atau isntitusi yang ada dalam masyarakat.
  • 10. F. Faktor Penyebab Gerakan Sosial Menurut Gidden, korblum, light, keller dan calhoun Deprivasi : Kehilangan, kekurangan dan penderitaan Menurut James Davies Dia mengemukakan bahwa meskipun tingkat kepuasan masyarakat meningkat terus , namun mungkin saja terjadi Kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang dihadapi ( dinamakan juga Deprivai relative ) Keberhasilan suatu gerakan sosial tergantung pada: a) Faktor Manusia (Kepemimpinan) b) Organisasi dan Keterlibatannya c) Faktor Sumber Daya Lain (Dana dan Sarana)