SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Politik identitas dan nasionalisme mendapat ruang yang sangat
istimewa beberapa tahun belakangan ini, baik dalam praktek maupun
studi keilmuan di bidang politik dan sosiologi. Salah satu pelajaran yang
dapat dipahami adalah bahwa dalam studi pascakolonial, sebenarnya
politik identitas dan sosiologi sudah lama digeluti. Bisa dikatakan
bahwa para Pemikir seperti Ania Loomba, Homi K. Bhabha dan Gayatri C
Spivak adalah nama-nama yang mendalami hal tersebut.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Politik Identitas
dan Nasionalisme
2
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Kontribusi mereka dalam hal ini adalah telah
meletakkan politik identitas sebagai ciptaan
dalam wacana sejarah dan budaya.
Sedangkan dalam literatur ilmu politik, politik
identitas betul-betul dipilah, sehingga terlihat
perbedaan yang jelas tentang apa itu politik
identitas (political of Identity) dan apa itu
identitas politik (political identity).
LESTARI MOERDIJAT
3
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Identitas politik (Political identity) merupakan
sebuah konstruksi yang menentukan posisi
kepentingan subjek, di dalam ikatan suatu
komunitas politik. Adapun politik Identitas
(political of identity) akan mengacu pada
mekanisme politik pengorganisasian identitas,
baik itu dalam identitas politik maupun identitas
sosial yang menjadi sumber dan sarana politik
(Setyaningrum, 2005:19).
LESTARI MOERDIJAT
4
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Politik identitas sebagai sumber dan
sarana politik dalam pertarungan
perebutan kekuasaan politik kian terlihat
dalam praktek politik kekinian. Apalagi
pra dan pasca pesta demokrasi akbar
yang dilaksanakan pada tahun 2019 di
Indonesia melalui agenda besar bernama
Pemilu saat ini.
LESTARI MOERDIJAT
5
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Donald L Morowitz (1998), salah
satu pakar politik dari universitas
Duke telah mendefinisikan politik
identitas sebagai pemberian garis
yang sangat tegas untuk menentukan
siapa yang akan disertakan dan
siapa yang akan ditolak.
LESTARI MOERDIJAT
6
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Garis penentuan tersebut tentu akan tampak
tidak dapat dirubah. Karena itu maka status
baik sebagai anggota dan bukan anggota
akan terlihat bersifat permanen. Sedangkan
para ilmuwan yang bergelut dalam wacana
politik identitas lainnyapun, telah mencoba
menafsirkan kembali dalam logika yang
sangat sederhana dan lebih operasional.
LESTARI MOERDIJAT
7
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Agnes Heller telah mendefinisikan
politik identitas adalah sebagai
sebuah gerakan politik yang fokus
perhatiannya adalah pada suatu
perbedaan sebagai suatu kategori
politik yang utama.
LESTARI MOERDIJAT
8
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Agnes Heller menggambarkan terkait politik
identitas dalam hal ini sebagai politik, yang
difokuskan pada suatu pembedaan, dimana sebagai
kategori utamanya adalah menjanjikan kebebasan,
toleransi, dan kebebasan bermain (free play)
walaupun pada akhirnya akan memunculkan pola-
pola intoleransi, kekerasan dan pertentangan etnis.
Pada akhirnya politik identitas juga dapat mencakup
rasisme, bio-feminisme, environmentalism (politik
isu lingkungan), dan perselisihan etnis.
LESTARI MOERDIJAT
9
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Bagaimana Nasionalisme berperan dalam
praktek politik? Dalam hal ini bahasan terkait
nasionalisme dalam perspektif antropologi,
sebagaimana yang dikutip dalam Gellner (1983),
bahwa nasionalisme didefinisikan sebagai sebuah
ideologi yang beranggapan bahwa tapal-tapal
batas budaya mesti bersepadanan dengan tapal-
tapal batas politik,artinya bahwa negara harus
mencakup hanya orang yang "berjenis sama".
LESTARI MOERDIJAT
10
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Nasionalisme muncul sebagai
akibat dari tanggapan terhadap
industrialisasi dan keterceraian
orang-orang dari rupa-rupa ikatan
primordial kepada kekerabatan,
agama dan komunitas lokal.
LESTARI MOERDIJAT
11
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Dalam catatan sejarah Indonesia dikatakan,
bahwa peran ideologi nasionalisme dalam politik
di Indonesia, dimulai oleh sekelompok pemuda
yang tergabung dalam organisasi Budi Utumo.
Melalui Organisasi inilah kemudian dipandang
sebagai lambang kelahiran kesadaran
nasionalisme di antara kaum pribumi dengan
mencetuskan "Sumpah Pemuda" sebagai suatu
komitmen politik mengaspirasikan semangat
nasionalisme mereka.
LESTARI MOERDIJAT
12
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Politik Identitas di Indonesia, sebagaimana
dikutip dari Ma'arif dalam bukunya Politik
Identitas dan Masa Depan Pluralisme Indonesia",
menjelaskan bahwa khususnya di Indonesia,
politik Identitas lebih terkait dengan etnisitas,
agama, ideologi dan kepentingankepentingan
lokal yang diwakili umumnya oleh para elit
politik dengan artikulasinya masing-masing
(Ma'arif, 2012: 55).
LESTARI MOERDIJAT
13
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Gerakan pemekaran daerah dapat dipandang
sebagi salah satu wujud dari politik identitas
tersebut. Isu-isu tentang keadilan dan
pembangunan daerah menjadi sangat sentral
dalam wacana politik mereka, sehingga lebih
banyak dipengaruhi oleh ambisi para elit lokal
untuk tampil sebagai pemimpin, merupakan
masalah yang tidak selalu mudah dijelaskan.
LESTARI MOERDIJAT
14
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Tentu berbeda dengan pemahaman
sejarah nasionalisme di Indonesia dahulu,
yang awal mulanya merupakan sebuah
idelogi, sebagai bentuk perlawanan tehadap
kolonialisme yang dimulai dengan
penerbitan koran Medan Prijaji milik
pengusaha pers dan jurnalis pribumi
pertama R.M. Tirtoadisoerjo.
LESTARI MOERDIJAT
15
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Sikap kritisnya selalu dituangkan dalam bentuk
tulisan-tulisan yang tentu banyak membuat para
pejabat-pejabat Hindia Belanda geram,
begitupun pengungkapanpengungkapan
skandal-skandal korupsi di lingkungan birokrasi
kolonial. Akibatnya, tahun 1912 surat kabar ini
dilikuidasi dengan alasan utang dan penipuan,
dan Tirtoadisoerjo dibuang ke Ambon.
LESTARI MOERDIJAT
16
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Berbeda halnya di Era politik
kontemporer saat ini, politik
identitas mengancam sikap
nasionalisme dan pluralisme yakni
sebuah realitas kegamangan yang
dialami bangsa Indonesia terkait
menguatnya politik identitas.
LESTARI MOERDIJAT
17
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Oleh karena itu, bila dilacak dari sejarah
Indonesia, politik identitas yang muncul
cenderung bermuatan etnisitas, agama dan
ideologi politik. Terkait dengan kondisi bangsa
Indonesia yang multikulturalisme, maka politik
identitas dapat menjadi bahan kajian yang
menarik untuk ditelaah jika dihubungkan
dengan penguatan nasionalisme bangsa.
LESTARI MOERDIJAT
18
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Jangankan di Indonesia, negara yang penuh sesak dengan
sentimen-sentimen komunal, isu-isu identitas masih berperan
penting dalam kontestasi pemilu di Amerika Serikat dan negara-
negara Eropa. Di negara-negara Barat itu, pertarungan politik tidak
hanya ditentukan oleh isu-isu rasional seperti layanan kesehatan dan
cara mengatasi pengangguran, tetapi juga oleh posisi para kandidat
dan partai terkait isu-isu yang kental muatan identitas seperti
keberadaan imigran, aborsi, homoseksualitas, pemakaian hijab dan
cadar, dan seterusnya. Barangkali tepat apa yang dikatakan oleh
Bryan Caplan dalam bukunya The Myth of Rational Voter: Why
Democracies Choose Bad Policies (2008) bahwa pemilu yang
(semata) ditentukan oleh pemilih yang rasional adalah mitos.
LESTARI MOERDIJAT
19
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Ilmuwan politik terkenal Amy Gutmann dalam
bukunya Identity in Democracy (2011) menulis
tentang peran krusial identitas dalam demokrasi.
Bagi Gutmann, identitas dalam demokrasi adalah
wujud dari agregasi kepentingan yang merefleksikan
realitas masyarakat. Gutmann meyakini demokrasi
tidak hanya soal kepentingan yang bersifat rasional,
tetapi juga soal identitas ("democratic politics is both
interest and identity driven").
LESTARI MOERDIJAT
20
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Demokrasi akan kehilangan kontestasi tanpa identitas di dalamnya.
Identitas dan kepentingan (interest) biasa saling memengaruhi
dalam relasi yang kompleks. Penulis lain, Amy Chua, dalam
bukunya Political Tribes: Group Instinct and the Fate of Nations
(2018) bahkan menyatakan tren global menunjukkan bahwa
pemanfaatan sentimen identitas—atau yang ia sebut "political
tribes"—saat ini tak terelakkan dalam percaturan politik.
Pembentukan aliansi politik berdasakan kesamaan identitas, nilai,
atau latar belakang adalah konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan
kehadirannya dalam demokrasi yang menjamin kebebasan. Bahkan
bisa dibilang, semua politik adalah politik identitas.
LESTARI MOERDIJAT
21
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Jika membebaskan demokrasi sepenuhnya dari politik
identitas adalah hal yang sulit terwujud, jika bukan
mustahil, maka yang diperlukan adalah penegakan
mekanisme yang memastikan bahwa praktik politik
identitas dilakukan secara beradab. Jika pada kenyataanya
harus diakui bahwa para pemilih tidak selalu bersikap
rasional, maka idealnya aktor-aktor politik, baik yang
bermain di depan maupun belakang panggung, bisa
menarik batas yang tegas antara politik identitas yang sah
dan politik identitas yang bernuansa kebencian komunal.
LESTARI MOERDIJAT
22
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Amy Gutmann membedakan
tingkat keadaban politik identitas
dengan menawarkan tiga kategori
penggunaan identitas dalam
demokrasi, yang ia sebut sebagai
good, bad, dan ugly.
LESTARI MOERDIJAT
23
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Politik identitas bisa menjadi good (beradab)
atau mempunyai peran positif dalam
demokrasi ketika ia menyediakan nilai
solidaritas dalam membangun kesadaran
publik tentang kewargaan (civic) dan melawan
diskriminasi kelompok dengan tanpa
mempromosikan supremasi kelompok sendiri
dan kebencian terhadap kelompok lain.
LESTARI MOERDIJAT
24
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Politik identitas bisa tidak beradab dan berbahaya (ugly) jika
mempromosikan nilai yang mengutamakan supremasi kelompok
sendiri, mengampanyekan diskriminasi, dan menekankan cara
pandang antagonistis terhadap kelompok identitas lain, apalagi
sampai melegitimasi kekerasan. Politik identitas menjadi
berbahaya jika dilakukan dengan membangun narasi tentang
perbedaan primordial atau rasial antarkubu dalam kontestasi
politik. Retorika-retorika politik yang menggambarkan
pertarungan politik dengan merujuk pada perang agama, dengan
menarasikan musuh dalam label-label negatif keagamaan atau
rasial, adalah praktik politik identitas yang berbahaya.
LESTARI MOERDIJAT
25
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Di antara keduanya ada bentuk politik
identitas yang oleh Gutmann disebut bad.
Politik identitas dalam kategori ini tidak secara
aktif mempromosikan kesadaran publik yang
positif, tetapi minimal tidak mengancam
demokrasi dengan mempromosikan wacana
permusuhan dan melegitimasi kekerasan
antarkelompok identitas.
LESTARI MOERDIJAT
26
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Praktik politik yang mengedepankan isu identitas bisa dihindari
jika ada mekanisme politik yang efektif mendorong aktor-aktor
politik untuk mendapatkan dukungan dari pemilih yang plural.
Ketika para aktor sadar bahwa suara pemilih dari kalangan
minoritas dibutuhkan untuk menang, mereka akan 'dipaksa'
untuk menjangkau kelompok yang rentan menjadi korban
diskriminasi. Ketika para pialang politik memahami bahwa untuk
menang mereka tidak bisa hanya bergantung pada dukungan
kelompok etnis dan keagamaan yang dominan, mereka akan
dituntut untuk memakai retorika yang moderat dan inklusif.
LESTARI MOERDIJAT

More Related Content

What's hot

Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikShelly Selviana
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiMuktar Eneste
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Konsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiKonsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKMuhamad Yogi
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 

What's hot (20)

Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu PolitikHubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasiPemilih pemula sosialisasi
Pemilih pemula sosialisasi
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Konsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiKonsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori Organisasi
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIKSUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
SUPRASTRUKTUR DAN INFRASTRUKTUR POLITIK
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 

Similar to Politik identitas dan Nasionalisme

Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptx
Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptxAntropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptx
Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptxspektrumpolitika
 
Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)dinnianggra
 
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYAPPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYATeguhFirmanS
 
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptxperpuspdbi
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoSaddam Tjahyo
 
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaEssay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaIndira Jauzā
 
TP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxTP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxAlqiAsaoka
 
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politik
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politikMakalah tentang hubungan proses sosial dengan politik
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politikSentra Komputer dan Foto Copy
 
Dasar ilmu politik
Dasar ilmu politikDasar ilmu politik
Dasar ilmu politikRasyidmaruf
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)Edi Awaludin
 
Sosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirSosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirChamid S Nur
 
4 esai-etika-politik-170821194247
4 esai-etika-politik-1708211942474 esai-etika-politik-170821194247
4 esai-etika-politik-170821194247muhammad tarmizi
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruBagus Aji
 

Similar to Politik identitas dan Nasionalisme (20)

Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptx
Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptxAntropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptx
Antropologi Petemuan 4 Identitas Politik & Politik Identitas.pptx
 
Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)Apa itu ilmu politik (ii)
Apa itu ilmu politik (ii)
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYAPPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
PPT FILSAFAT POLITIK TERBARU INDONESIA PUNYA
 
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
1_Ilmu_Politik_dan_Sejarah_Perkembangann.pptx
 
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyoMengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
Mengenal ideologi besar dunia oleh saddam cahyo
 
Hubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politikHubungan ilmu politik
Hubungan ilmu politik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi RohingyaEssay -  Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
Essay - Posisi Luar Negeri Indonesia dalam Kasus Pengungsi Rohingya
 
TP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptxTP Pertemuan ke-2.pptx
TP Pertemuan ke-2.pptx
 
83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik83323855 komunikasi-politik
83323855 komunikasi-politik
 
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politik
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politikMakalah tentang hubungan proses sosial dengan politik
Makalah tentang hubungan proses sosial dengan politik
 
Dasar ilmu politik
Dasar ilmu politikDasar ilmu politik
Dasar ilmu politik
 
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
PKU ISID fuad m. zein (problem teori kedaulatan rakyat dalam demokrasi)
 
Sosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrirSosialisme demokrat sutan syahrir
Sosialisme demokrat sutan syahrir
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
4 esai-etika-politik-170821194247
4 esai-etika-politik-1708211942474 esai-etika-politik-170821194247
4 esai-etika-politik-170821194247
 
4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK4 ESAI POLITIK
4 ESAI POLITIK
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
 

More from Lestari Moerdijat

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Lestari Moerdijat
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaLestari Moerdijat
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluLestari Moerdijat
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Lestari Moerdijat
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatLestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiLestari Moerdijat
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniLestari Moerdijat
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPRLestari Moerdijat
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaLestari Moerdijat
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Lestari Moerdijat
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiLestari Moerdijat
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususLestari Moerdijat
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Lestari Moerdijat
 

More from Lestari Moerdijat (20)

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan Keberadaannya
 
Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
 
Jarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan KarantinaJarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan Karantina
 
Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19 Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan Dini
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
 

Politik identitas dan Nasionalisme

  • 1. Politik identitas dan nasionalisme mendapat ruang yang sangat istimewa beberapa tahun belakangan ini, baik dalam praktek maupun studi keilmuan di bidang politik dan sosiologi. Salah satu pelajaran yang dapat dipahami adalah bahwa dalam studi pascakolonial, sebenarnya politik identitas dan sosiologi sudah lama digeluti. Bisa dikatakan bahwa para Pemikir seperti Ania Loomba, Homi K. Bhabha dan Gayatri C Spivak adalah nama-nama yang mendalami hal tersebut. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Politik Identitas dan Nasionalisme
  • 2. 2 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Kontribusi mereka dalam hal ini adalah telah meletakkan politik identitas sebagai ciptaan dalam wacana sejarah dan budaya. Sedangkan dalam literatur ilmu politik, politik identitas betul-betul dipilah, sehingga terlihat perbedaan yang jelas tentang apa itu politik identitas (political of Identity) dan apa itu identitas politik (political identity). LESTARI MOERDIJAT
  • 3. 3 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Identitas politik (Political identity) merupakan sebuah konstruksi yang menentukan posisi kepentingan subjek, di dalam ikatan suatu komunitas politik. Adapun politik Identitas (political of identity) akan mengacu pada mekanisme politik pengorganisasian identitas, baik itu dalam identitas politik maupun identitas sosial yang menjadi sumber dan sarana politik (Setyaningrum, 2005:19). LESTARI MOERDIJAT
  • 4. 4 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Politik identitas sebagai sumber dan sarana politik dalam pertarungan perebutan kekuasaan politik kian terlihat dalam praktek politik kekinian. Apalagi pra dan pasca pesta demokrasi akbar yang dilaksanakan pada tahun 2019 di Indonesia melalui agenda besar bernama Pemilu saat ini. LESTARI MOERDIJAT
  • 5. 5 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Donald L Morowitz (1998), salah satu pakar politik dari universitas Duke telah mendefinisikan politik identitas sebagai pemberian garis yang sangat tegas untuk menentukan siapa yang akan disertakan dan siapa yang akan ditolak. LESTARI MOERDIJAT
  • 6. 6 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Garis penentuan tersebut tentu akan tampak tidak dapat dirubah. Karena itu maka status baik sebagai anggota dan bukan anggota akan terlihat bersifat permanen. Sedangkan para ilmuwan yang bergelut dalam wacana politik identitas lainnyapun, telah mencoba menafsirkan kembali dalam logika yang sangat sederhana dan lebih operasional. LESTARI MOERDIJAT
  • 7. 7 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Agnes Heller telah mendefinisikan politik identitas adalah sebagai sebuah gerakan politik yang fokus perhatiannya adalah pada suatu perbedaan sebagai suatu kategori politik yang utama. LESTARI MOERDIJAT
  • 8. 8 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Agnes Heller menggambarkan terkait politik identitas dalam hal ini sebagai politik, yang difokuskan pada suatu pembedaan, dimana sebagai kategori utamanya adalah menjanjikan kebebasan, toleransi, dan kebebasan bermain (free play) walaupun pada akhirnya akan memunculkan pola- pola intoleransi, kekerasan dan pertentangan etnis. Pada akhirnya politik identitas juga dapat mencakup rasisme, bio-feminisme, environmentalism (politik isu lingkungan), dan perselisihan etnis. LESTARI MOERDIJAT
  • 9. 9 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Bagaimana Nasionalisme berperan dalam praktek politik? Dalam hal ini bahasan terkait nasionalisme dalam perspektif antropologi, sebagaimana yang dikutip dalam Gellner (1983), bahwa nasionalisme didefinisikan sebagai sebuah ideologi yang beranggapan bahwa tapal-tapal batas budaya mesti bersepadanan dengan tapal- tapal batas politik,artinya bahwa negara harus mencakup hanya orang yang "berjenis sama". LESTARI MOERDIJAT
  • 10. 10 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Nasionalisme muncul sebagai akibat dari tanggapan terhadap industrialisasi dan keterceraian orang-orang dari rupa-rupa ikatan primordial kepada kekerabatan, agama dan komunitas lokal. LESTARI MOERDIJAT
  • 11. 11 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Dalam catatan sejarah Indonesia dikatakan, bahwa peran ideologi nasionalisme dalam politik di Indonesia, dimulai oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam organisasi Budi Utumo. Melalui Organisasi inilah kemudian dipandang sebagai lambang kelahiran kesadaran nasionalisme di antara kaum pribumi dengan mencetuskan "Sumpah Pemuda" sebagai suatu komitmen politik mengaspirasikan semangat nasionalisme mereka. LESTARI MOERDIJAT
  • 12. 12 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Politik Identitas di Indonesia, sebagaimana dikutip dari Ma'arif dalam bukunya Politik Identitas dan Masa Depan Pluralisme Indonesia", menjelaskan bahwa khususnya di Indonesia, politik Identitas lebih terkait dengan etnisitas, agama, ideologi dan kepentingankepentingan lokal yang diwakili umumnya oleh para elit politik dengan artikulasinya masing-masing (Ma'arif, 2012: 55). LESTARI MOERDIJAT
  • 13. 13 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Gerakan pemekaran daerah dapat dipandang sebagi salah satu wujud dari politik identitas tersebut. Isu-isu tentang keadilan dan pembangunan daerah menjadi sangat sentral dalam wacana politik mereka, sehingga lebih banyak dipengaruhi oleh ambisi para elit lokal untuk tampil sebagai pemimpin, merupakan masalah yang tidak selalu mudah dijelaskan. LESTARI MOERDIJAT
  • 14. 14 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Tentu berbeda dengan pemahaman sejarah nasionalisme di Indonesia dahulu, yang awal mulanya merupakan sebuah idelogi, sebagai bentuk perlawanan tehadap kolonialisme yang dimulai dengan penerbitan koran Medan Prijaji milik pengusaha pers dan jurnalis pribumi pertama R.M. Tirtoadisoerjo. LESTARI MOERDIJAT
  • 15. 15 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Sikap kritisnya selalu dituangkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang tentu banyak membuat para pejabat-pejabat Hindia Belanda geram, begitupun pengungkapanpengungkapan skandal-skandal korupsi di lingkungan birokrasi kolonial. Akibatnya, tahun 1912 surat kabar ini dilikuidasi dengan alasan utang dan penipuan, dan Tirtoadisoerjo dibuang ke Ambon. LESTARI MOERDIJAT
  • 16. 16 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Berbeda halnya di Era politik kontemporer saat ini, politik identitas mengancam sikap nasionalisme dan pluralisme yakni sebuah realitas kegamangan yang dialami bangsa Indonesia terkait menguatnya politik identitas. LESTARI MOERDIJAT
  • 17. 17 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Oleh karena itu, bila dilacak dari sejarah Indonesia, politik identitas yang muncul cenderung bermuatan etnisitas, agama dan ideologi politik. Terkait dengan kondisi bangsa Indonesia yang multikulturalisme, maka politik identitas dapat menjadi bahan kajian yang menarik untuk ditelaah jika dihubungkan dengan penguatan nasionalisme bangsa. LESTARI MOERDIJAT
  • 18. 18 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Jangankan di Indonesia, negara yang penuh sesak dengan sentimen-sentimen komunal, isu-isu identitas masih berperan penting dalam kontestasi pemilu di Amerika Serikat dan negara- negara Eropa. Di negara-negara Barat itu, pertarungan politik tidak hanya ditentukan oleh isu-isu rasional seperti layanan kesehatan dan cara mengatasi pengangguran, tetapi juga oleh posisi para kandidat dan partai terkait isu-isu yang kental muatan identitas seperti keberadaan imigran, aborsi, homoseksualitas, pemakaian hijab dan cadar, dan seterusnya. Barangkali tepat apa yang dikatakan oleh Bryan Caplan dalam bukunya The Myth of Rational Voter: Why Democracies Choose Bad Policies (2008) bahwa pemilu yang (semata) ditentukan oleh pemilih yang rasional adalah mitos. LESTARI MOERDIJAT
  • 19. 19 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Ilmuwan politik terkenal Amy Gutmann dalam bukunya Identity in Democracy (2011) menulis tentang peran krusial identitas dalam demokrasi. Bagi Gutmann, identitas dalam demokrasi adalah wujud dari agregasi kepentingan yang merefleksikan realitas masyarakat. Gutmann meyakini demokrasi tidak hanya soal kepentingan yang bersifat rasional, tetapi juga soal identitas ("democratic politics is both interest and identity driven"). LESTARI MOERDIJAT
  • 20. 20 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Demokrasi akan kehilangan kontestasi tanpa identitas di dalamnya. Identitas dan kepentingan (interest) biasa saling memengaruhi dalam relasi yang kompleks. Penulis lain, Amy Chua, dalam bukunya Political Tribes: Group Instinct and the Fate of Nations (2018) bahkan menyatakan tren global menunjukkan bahwa pemanfaatan sentimen identitas—atau yang ia sebut "political tribes"—saat ini tak terelakkan dalam percaturan politik. Pembentukan aliansi politik berdasakan kesamaan identitas, nilai, atau latar belakang adalah konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan kehadirannya dalam demokrasi yang menjamin kebebasan. Bahkan bisa dibilang, semua politik adalah politik identitas. LESTARI MOERDIJAT
  • 21. 21 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Jika membebaskan demokrasi sepenuhnya dari politik identitas adalah hal yang sulit terwujud, jika bukan mustahil, maka yang diperlukan adalah penegakan mekanisme yang memastikan bahwa praktik politik identitas dilakukan secara beradab. Jika pada kenyataanya harus diakui bahwa para pemilih tidak selalu bersikap rasional, maka idealnya aktor-aktor politik, baik yang bermain di depan maupun belakang panggung, bisa menarik batas yang tegas antara politik identitas yang sah dan politik identitas yang bernuansa kebencian komunal. LESTARI MOERDIJAT
  • 22. 22 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Amy Gutmann membedakan tingkat keadaban politik identitas dengan menawarkan tiga kategori penggunaan identitas dalam demokrasi, yang ia sebut sebagai good, bad, dan ugly. LESTARI MOERDIJAT
  • 23. 23 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Politik identitas bisa menjadi good (beradab) atau mempunyai peran positif dalam demokrasi ketika ia menyediakan nilai solidaritas dalam membangun kesadaran publik tentang kewargaan (civic) dan melawan diskriminasi kelompok dengan tanpa mempromosikan supremasi kelompok sendiri dan kebencian terhadap kelompok lain. LESTARI MOERDIJAT
  • 24. 24 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Politik identitas bisa tidak beradab dan berbahaya (ugly) jika mempromosikan nilai yang mengutamakan supremasi kelompok sendiri, mengampanyekan diskriminasi, dan menekankan cara pandang antagonistis terhadap kelompok identitas lain, apalagi sampai melegitimasi kekerasan. Politik identitas menjadi berbahaya jika dilakukan dengan membangun narasi tentang perbedaan primordial atau rasial antarkubu dalam kontestasi politik. Retorika-retorika politik yang menggambarkan pertarungan politik dengan merujuk pada perang agama, dengan menarasikan musuh dalam label-label negatif keagamaan atau rasial, adalah praktik politik identitas yang berbahaya. LESTARI MOERDIJAT
  • 25. 25 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Di antara keduanya ada bentuk politik identitas yang oleh Gutmann disebut bad. Politik identitas dalam kategori ini tidak secara aktif mempromosikan kesadaran publik yang positif, tetapi minimal tidak mengancam demokrasi dengan mempromosikan wacana permusuhan dan melegitimasi kekerasan antarkelompok identitas. LESTARI MOERDIJAT
  • 26. 26 Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com Praktik politik yang mengedepankan isu identitas bisa dihindari jika ada mekanisme politik yang efektif mendorong aktor-aktor politik untuk mendapatkan dukungan dari pemilih yang plural. Ketika para aktor sadar bahwa suara pemilih dari kalangan minoritas dibutuhkan untuk menang, mereka akan 'dipaksa' untuk menjangkau kelompok yang rentan menjadi korban diskriminasi. Ketika para pialang politik memahami bahwa untuk menang mereka tidak bisa hanya bergantung pada dukungan kelompok etnis dan keagamaan yang dominan, mereka akan dituntut untuk memakai retorika yang moderat dan inklusif. LESTARI MOERDIJAT