SlideShare a Scribd company logo
4
MAKALAH
“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-
Mengajar”
Disusun Oleh :
Nama : Aidatul Fitri
NPM : 12110221
Semester : VI/F
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas harus bisa menciptakan Proses pembelajaran yang
menyenangkan sehingga Siswa dapat betah belajar disekolah, sehingga ilmu
pengetahuan yang ditransfer oleh guru dapat diserap dan dapat dipahami serta
dapat diamalkan dalam kehidupan sehari – hari.
Guru harus mampu merancang dan menerjemahkan dokumen kurikulum
yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran .Kondisi
nyata pada saat ini masih banyak guru yang melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan cara konvensional tanpa ada kemauan untuk menciptakan
inovasi, bahkan masih ada guru yang tidak pernah memberikan Hadiah dan
pujian (reward) kepada siswa yang aktif atau berprestasi,sehingga siswa
merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran disekolah.
Mensikapi kondisi sebagaimana tersebut diatas, maka penulis tertarik membuat
makalah dengan judul “ Peranan Guru sebagai Inovator dan motivator belajar
siswa “.
Agar siswa dapat termotivasi dalam belajar disekolah tentu saja seorang
guru dituntut untuk memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi
pendidikan dan mengasah keterampilan mengajar melalui berbagai referensi
dan sumber belajar maupun dari seminar-seminar atau pelatihan serta dapat
memahami keunikan Individu peserta didik.
B. Fokus Tulisan
Dalam penulisan ini penulis fokuskan pada peran guru sebagai motivator
dalam proses belajar mengajar.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru Sebagai Motivator
Guru sebagai motivator artinya guru sebagai pendorong siswa dalam
rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi, hal ini bukan disebabkan karena
memiliki kemampuan yang rendah, akan tetapi disebabkan tidak adanya
motivasi belajar dari siswa sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan
segala kemampuannya. Dalam hal seperti di atas guru sebagai motivator
harus mengetahui motif-motif yang menyebabkan daya belajar siswa yang
rendah yang menyebabkan menurunnya prestasi belajarnya. Guru harus
merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk
membangkitkan kembali gairah dan semangat belajar siswa.
B. Peranan Guru Sebagai Motivator
Adapun peranan guru sebagai motivator adalah :
1.Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang
mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan
pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam
batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya
masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap
permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah
serta penuh pengertian terhadap siswa.
2. Membantu siswa agar mampumemahami dan memanfaatkan potensi
yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu
memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para
siswanya, mendorong siswa untuk sekali waktu mengungkapkan
perasaannya, membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan
memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
7
3. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dal
interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan kegiatan
antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar
positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum,
mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional
sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat
didudukkan pada tempatnya.
C. Macam-Macam Motivasi
Motivasi atau motof-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-Motif Bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan
untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja,
untuk beristrirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-moti
yang disyaratkan secara biologis.
b. Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan
untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengejar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali
disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab
manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia
yang lain, sehingga motivasi terbentuk.
2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi
dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang
termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis,
nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu: kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat
momen, yaitu :
a. Momen timbulnya alasan.
8
Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah
raga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi tiba-
tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu
membeli tiket karena tamu itu mau kembali kejakarta. Si
pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal
ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu
kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu
atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
b. Momen pilih.
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada
alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara
alternative atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang
menimbang-nimbang dari berbagai alternative untuk kemudian
menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan.
c. Momen putusan.
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu
akan berakhir dengan dipilihnya atu alternative. Satu
alternative yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk
dikerjakan.
d. Momen terbentuknya kemauan.
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk
dikerjakan, maka timbulah dorongan pada diri seseorang untuk
bertindak, melaksanakan putusan itu.
3. Motivasi Instrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi instrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,
tidak usah ada yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka
9
yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Contoh
konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin
mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.
“instrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet
pupil-needs and purposes”. Itulah sebab motivasi instrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri
dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, memang benar-
benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian
atau ganjaran.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik
akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang
berpengatahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya
jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa
belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi
ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang
yang terdidik dan pengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar
symbol dan seremonial.
b. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh
seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan
harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,
atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin
mngetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau
agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, tidak secara langsung bargayut dengan esensi apa
10
yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti baahwa motivasi ekstrinsik ini
tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap
penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,
berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-kompenen lain dalam
proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa,
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
D. Fungsi dan Bentuk Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Fungsi Motivasi
Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui
berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Penemuan (Bruner)
Metode ini dimaksudkan agar siswa memberri stimulus terhadap
dirinya sendiri, sehingga siswa itu sendiri yang melakukan fungsi
penggerak motivasinya.
b. Motivasi Kompetensi (Robert White)
Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan seperti:
menyelidiki, memperhatikan ,berbicara, penalaran,dan manipulasi.
c. Belajar Terprogam (Bert Kersh)
Kelompok belajar secara terbimbing berisikan serangkaian
pertanyaan dan jawaban, yang disusun secara terhadap sampai pada
penyelesaian masalah. Cara belajar seperti ini menurut siswa untuk
membuat inferensi dan mengingat aturan-aturan tanpa bantuan atau
penjelasan dari guru.
d. Prosedur Brainstorming (Torrance)
Prosedur ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi ide-
ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari
prosedur ini adalah prosedur urun pendapat. Beberapa keuntungan
11
dari prosedur urun pendapat ini adalah bisa menghasilkan ide-ide
lebih banyak dibandingkan dengan cara lain, seperti pengarahan janji,
atau pun hadiah.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya
motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan
sangat menentukan pencapaian prestasi belajarnya.
2. Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar di sekolah.
a. Memberi angka
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi
yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja
atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini
menunjukan motivasi kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-
siswa yang menginginkan angka baik. Oleh karena itu, langkah
selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara
memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang
terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para
siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan
efeksinya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
untuk suatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan
untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang
siswa tidak mmiliki bakat menggambar.
12
c. Saingan atau kompetensi
Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baikpersaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Memang unsure persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam
dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan
untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
d. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada
ulangan. Oleh karena itu member ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu
sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat
rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau akan
ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi
pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk
suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus
13
akan membangkitkan harga diri. Hukuman bagai reinforcement yang
negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman.
h. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibndingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
i. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsure minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Mengenai
minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara
membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan
persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar
j. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
E. Mengetahui cara untuk menjadi guru yang penuh motivasi
1. Memanfaatkan Perangkat Visual
Seorang siswa memerlukan variasi suasana belajar-mengajar.
Siswa juga tidak bisa terus dipaksa untuk terus memperhatikan gurunya
yang menyampaikan banyak materi di dalam buku pelajaran. Suatu ketika,
siswa pasti akan jenuh jika terus belajar dengan cara yang begitu monoton
seperti itu. Kaalau sudah demikian, maka akan sulit bagi anda untuk bisa
14
mengajak mereka agar tetap bertahan dan berkonsentrasi dalam menyimak
pelajaran.
Oleh sebab itu, beberapa hal di bawah ini mungkin dapat dicoba
diterapkan di dalam kelas :
a. Tulislah sebuah ringkasan informasi atau informasi yang
berkenaaan dengan materi pelajaran anda pada selembar kertas
dengan alat tulis berwarna. Lalu, bagikan kertas itu pada siswa-
siswa. Pada saat anda memberikan penjelasan, rujuklah pada kertas
info tersebut sehingga perhatian siswa tidak menjadi jenuh karena
harus selalu terpaku kepada anda.
b. Belajarlah untuk membuat sebuah gambar tertentu yang dapat anda
gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dari suatu materi
pelajaran. Siswa juga akan mudah mengingat sesuatu jika mereka
dibantu dengan gambar-gambar. Kehebatan dari kekuatan gambar
ini dapat anda buktikan sendiri misalnya ketika anda melihat
sebuah gambar segitiga menyerupai berlian yang merupakan logo
perusahaan Mitsubishi. Dengan anda melihat gambarnya saja, anda
sudah dapat mengingat jenis mobil dan produk elektronik apa saja
yang dikeluarkan pabrik asal jepang itu. Itulah salah satu kekuatan
gambar untuk mempertajam daya ingat.
c. Seorang siswa bukanlah objek yang harus selalu diarahkan dan
diberi tahu. Mereka juga adalah manusiaa-manusia merdeka yang
harus dimotivasi untuk mandiri, terutama dalam menemukaan
informasi yang memang penting. Oleh sebab itu, doronglah siswa
anda untuk dapat menjelaskan informasi apapun yang mereka
ketahui dengan menggunakan sebuah kertas kerja. Mintalah
mereka untuk menuliskan tema-tema pokok dari beragam
informasi yang mereka dapatkan ke dalam sebuah gambar berikut
sedikit ulasan menganai penjelasannya.
d. Jika anda memiliki informasi penting yang harus disampaikan pada
siswa, maka sampaikan informasi itu dengan benar. Dan, hal yang
paling penting, informasi yang anda sampaikan harus mampu
15
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar mereka mau
berusaha untuk dapat mencari tahu info itu sendiri secara lebih
mendalam.
e. Pada saat anda hendak menyampaikan sebuah materi pelajaran,
maka tulislah beberapa kata kunci atau penjelasan penjelasan yang
merupakan garis besar dari mata pelajaran pada selembar kertas.
Teknik ini, selain memudahkan siswa mengetahui apa-apa saja hal
penting dari sebuah mata pelajaran, mereka juga dapat mengingat
hal-hal penting sehingga mereka akan lebih mudah dalam
memahaminya.
2. Manfaatkan Perangkat Auditorial
Pada setiap kesempatan mengajar, anda pasti berupaya
mengeluarkan suara yang jelas agar apa yang disampaikan dapat ditangkap
oleh siswa-siswa anda. Meski kedengarannya sepele, akan tetapi suara
guru yang jelas memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi
belajar anak didik anda. Memperhatikan kualitas suara anda saat tengah
mengajar adalah sama halnya dengan memperhatikan kesuksesan anda
dalam mengajar serta kesuksesan siswa-siswa anda dalam memahami
pelajaran.
Dan sebagai guru, anda perlu memahami apa yang harus anda
lakukan untuk memotivasi siswa-siswa anda. Beberapa hal yang bisa anda
lakukan di antaranya:
a. Perhatikan perubahan nada, kecepatan, dan volume suara anda
saat menyampaikan pelajaran. Anda perlu menggunakan variasi
vocal untuk memberikan tekanan-tekanan pada bagian-bagian
tertentu yang penting pada materi pelajaran yang tengah anda
sampaikan. Dengan teknik ini, maka siswa-siswa anda akan
mampu memahami dan mengingat dengan mudah semua
penjelasan yang anda utarakan.
b. Anda harus menyampaikan sebuah informasi atau materi
pelajaran dengan bahasa yang jelas, tegas dan terang. Dengan
16
bahasa seperti itu, maka siswa akan terhindar dari rasa jenuh
didalam kelas.
c. Salah satu unsure penting yang juga tidak boleh anda lupakan
adalah menjadikan ruang kelas sebagai ajang hiburan. Misalnya
saja, anda bisa membuat lagu yang liriknya berisi tentang konsep-
konsep penting dari suatu mata pelajaran. Anda mungkin dapat
membuat sebuah yel-yel yang isinya memuat kata-kata kunci dari
materi pelajaran yang anda sampaikan.
d. Jika memungkinkan, anda bisa memutar music klasik yang
memenangkan ketika tengah menyampaikan materi pelajaran.
Music klasik terbukti dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi
dengan materi pelajaran yang dihadapinya.
3. Arahkan Siswa Untuk Terlibat Aktif Dalam Proses Pembelajaran
Seorang guru yang berhasil adalah guru yang tidak hanya mampu
mentransfer informasi kepada anak-anak didiknya. Lebih dari itu, seorang
guru akan disebut berhasil apabila mereka mampu membuka peluang bagi
siswa-siswanya untuk meraih keberhasilannya sendiri. Dengan kata lain,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah semata-mata
ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, melainkan
juga didorong oleh kemampuan guru dalam mengajak anak-anak didiknya
untuk terlibat aktif dikelas.
Seorang guru yang penuh motivasi tentu tidak akan membiarkan
siswa-siswanya hanya bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh dirinya. Akan tetapi, ia juga akan berusaha untuk
mendorong siswanyan untuk memasuki sebuah pengalaman keilmuan
yang maha luas sehingga mereka benar-benar mengalaminya sendiri secara
nyata.
Berkaitan dengan masalah di atas, maka ada berapa hal yang bisa
anda praktikan untuk menjadi guru yang penuh motivasi:
a. Realisasikan materi pelajaran yang anda ajarkan dengan praktik
nyata dilapangan. Misalnya jika anda sedang menyampaikan materi
17
mengenai pentingnya menolong sesama, maka ajaklah siswa-siswa
anda mengnjungi panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk
orang-orang cacat. Ajak siswa-siswa anda untuk melakukan
sesuatu kegiatan bersama-sama mereka yang kurang mampu.
b. Ceritakanlah hal-hal apa yang pernah anda lakukan, yang sekiranya
pengalaman-pengalaman itu berkaitan dengan materi plajaran yang
tengah anda sampaikan. Dengan menggunakan pengalaman nyata
yang anda alami sendiri, maka siswa akan ikut merasakan bahwa
ilmu yang tengah mereka pelajari tidak hanya penting diketahui,
melainkan juga untuk dipraktikan.
c. Mungkin, sesekali anda juga perlu meminta kepada siswa-siswa
anda untuk menceritakan pengalaman mereka yang sekiranya
berkaitan dengan materi pelajaran yang anda sampaikan.
Kemudian, berilah komentar dan tunjukkan nilai-nilai positif dari
pengalaman itu bagi mereka.
d. Ada banyak hal baru dalam kehidupan siswa anda yang barangkali
mereka belum mampu memahaminya. Maka, sesekali cobalah
untuk bertanya mengenai misalnya apa-apa yang tadi ia lihat
sebelum berangkat ke sekolah dan bagaimana tanggapan merea
mengenai hal itu. Kebiasaan bertanya ini akan membantu siswa
siswa anda untuk bisa bersikap lebih terbuka terhadap hal-hal baru
yang mereka alami sehari-hari.
e. Mungkin, tidak semua materi pelajaran yang anda ajarkan akan
dapat dialami atau dipraktikan secara langsung oleh siswa-siswa
anda. Misalnya saja, hal-hal yang berkenaan dengan materi
pelajaran yang membutuhkan perlengkapan laboratorium yang
memadai. Jika demikian, ajukan pertanyaan tentang bagaimana
mereka bisa menyiasati masalah itu.
4. Biasakan Mengulangi Pelajaran Dengan Format Berbeda
Seorang siswa tentu saja tidak akan bisa memahami pelajaran yang
diberikan kepadanya hanya dalam satu kali penjelasan saja. Mereka
18
membutuhkan langkah-langkah dan tips-tps yang tepat untuk bisa
mengingat, memahami, dan menyerap materi pelajaran yang telah
diajarkan. Sebagai seorang guru, anda juga tidak cukup hanya dengan
member penjelasan dalam satu kali kesempatan saja. Betepapun padatnya
jadwal anda, anda harus tetap berusaha untuk memunculkan motivasii di
dalam siswa-siswa anda agar mereka mau belajar lebih giat demi
mendapatkan pemahaman yang jelas.
Salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk memotivasi mereka
adalah dengan cara mengulang member materi pelajaran. Ketika
mendengar kata-kata “mengulangi pelajaran” ini, siswa barangkali akan
langsung merasa bosan dan tidak lagi bergairah untuk belajar. Untuk itu,
lakukan kegiatan penguangan materi dengan metode dan format yang
berbeda, namun tetap efektif dan memotivasi. Beberapa langkah di bawah
ini barangkali dapat membantu anda dalam melakukannya.
a. Ajak siswa-siswa anda ke suatu tempat untuk mengulangi materi
pelajaran yang telah anda ajarkan. Suasana dan tempat yang baru
akan membuat mereka bersemangat dalam belajar.
b. Jangan sampaikan semua materi yang sudah anda pernah ajarkan,
tetapi sampaikan hanya rangkuman dan garis-garis besarnya saja.
c. Mintalah salah seorang dari mereka untuk menggantikan tugas
anda menyampaikan materi pelajaran. Cobalah anda lihat sejauh
apa pemahaman mereka bila pelajaran itu disamaikan oleh salah
seorang teman mereka. Praktikan sebuah diskusi terbuka mengenai
materi yang tengah anda ajarkan dan buatlah semacam kesimpulan
dan pengingat untuk lebih mempermudah mereka dalam
memahami materi pelajaran.
d. Jangan biarkan ada salah satu siswa yang mendominasi forum
“mengulang materi” tersebut. Anda harus menjadi moderator yang
baik yang mampu mengatur jalannya diskusi. Berikan waktu bagi
siswa untuk saling bertanya dan mencoba menjawab.
e. Berikan aplaus atau penghargaan sekiranya para siswa berhasil
memahami materi pelajaran anda, baik itu secara sempurna atau
19
pun tidak. Penghargaan dan apresiasi akan memberikan motivasi
bagi siswa-siswa untuk belajar dengan lebih giat lagi, bukanlah
semua orang pasti akan merasa senang kalau dipuji.
F. Menjadikan Tes Sebagai Motivator Dalam Belajar
Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes
hendaknya tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi
tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar.
Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme
maupun kognitisme, menekanakan pentingnya umpan-balik berupa nilai guna
meningkatkan belahjar (Thorndike, et.al., 1991). Pengalaman menunjukan
bahwa siswa akan belajar giat dan berusaha lebih giat dan berusaha lebih
keras apabila mereka mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para
siswa akan mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan
mempelajari apa yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal
ini kita dapat mengatakan bahwa factor yang motivasi dan mengarahkan
siswa dalam belajar. Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur
prestasi secara benar maka unsure motivasi dan pengarahan yang dimiliki
oleh tes tersebut adalah sangat berharga.
Robert L.Ebel (1979) mengemukakan pula bahwa tes kadang-kadang
dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan
motivator instrinsik.
Sebagaimana teori psikologi mengatakan, efek motivator ekstrinsik
biasanya tidak dapat bertahan lama dan segera hilang apabila tujuan telah
tercapai atau apabila tujuan semula terlalu sulit untuk dicapai. Oleh karena itu
motivator intrinsic dianggap lebih baik karena efeknya lebih awet dan
memiliki daya motivasi yang lebih tinggi. Namun, Ebel mengatakan lebih
lanjut, dalam masalah belajar tidaklah penting untuk membedakan mana yang
didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah tercapainya
tujuan belajar itu sendiri. Kalau memang belajar akan dapat terjadi dengan
memberikan motivasi ekstrinsik maka justru motivasi inilah yang perlu kita
manipulasi dan kita manfaatkan sehingga memberikan efek maksimal
20
terhadap usaha dalam belajar. Apabila kalau disadari bahwa proses
memberikan motivasi ekstrinsik jauh lebih mudah daripada membangun
motivasi instrinsik dalam diri seorang.
Disamping antisipasi akan adanya tes itu sendiri dapat berlaku sebagai
motivasi untuk belajar, teori psikologi beaviorisme memandang bahwa hasil
tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yang bersangkutan akan
menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempunyai efek memperkuat
dorongan untuk belajar kembali. Dengan kata lain, memperoleh nilai yang
baik itu merupakan suatu rewading learning experience, yaitu pengalaman
belajar yang menyenangkan.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maka guru harus tetap berusaha tampil
semangat dan berpenampilan menarik serta memahami tugas dan fungsinya sebagai
pengerak perubahan dalam kehidupan masyarakat menuju penciptaan Sumber daya manusia
yang berkwalitas.Selanjutnya Guru sebagai motivator harus dapat membangkitkan gairah
belajar siswa. Bila terjadi penurunan semangat belajar siswa maka secara Konsisten
senantiasa memompa semangat belajar siswa dengan menerapkan metode dan model
pembelajaran yang Inovatif, Kreatif dan menyenangkan.
Seorang guru harus mau memberikan berbagai Pujian ( Reward) kepada siswa yang
rajin dan berprestasi serta harus berani memberikan sanksi (Punishment) kepada siswa yang
kurang patuh dalam mengikuti aturan main disekolah.
B. Saran
Seorang guru dituntut memilki pengetahuan yang lebih, dibandingkan dengan
siswanya dan harus Tampil bergairah didalam kelas sehingga dengan sendirinya siswa akan
senang mengikuti pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.Selanjutnya Guru harus mau
memanfaatkan sumber belajar yang ber basis ICT dan berbasis Web.
22
DAFTAR PUSTAKA
Soejipto & Rafli Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya

More Related Content

What's hot

Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
rizka_pratiwi
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Devia Titania
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
Nur Arifaizal Basri
 
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Imbang Jaya Trenggana
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
RoHim MohaMad
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Belum Kerja
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tatimatus Solihah
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Stevany Sinaga
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
dhimas123
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Rosida Marasabessy
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
Universitas Negeri Makassar
 
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikanpengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
iwan Alit
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
ardhian zahroni
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
PPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar MengajarPPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar Mengajar
Rizka Lubis
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
komisariatimmbpp
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
Poetra Chebhungsu
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
Susilowati Boediono
 

What's hot (20)

Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikanpengertian dan macam-macam alat pendidikan
pengertian dan macam-macam alat pendidikan
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
PROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVINGPROBLEM SOLVING
PROBLEM SOLVING
 
PPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar MengajarPPT Keterampilan Dasar Mengajar
PPT Keterampilan Dasar Mengajar
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
 
Percakapan Konseling
Percakapan KonselingPercakapan Konseling
Percakapan Konseling
 

Similar to “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

Bab ii
Bab iiBab ii
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
Lidra Wati
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswa
sabilal123
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
Heni Kusuma Wardani
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
wiwi yanti
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Mayawi Karim
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
Muhamad Yogi
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Zukét Printing
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Zukét Printing
 
motivasi-belajar.ppt
motivasi-belajar.pptmotivasi-belajar.ppt
motivasi-belajar.ppt
DodoAnwar2
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Khoiriyatul Ma'rufah
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
binsyawaltv
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
sandirustandi8
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
AlBadri8
 
Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2
SayidhuseinPGSD
 
Motivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.pptMotivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.ppt
MiftahSolehudin
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
MuhamadMuhtaruddin3
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).ppt
SetyoWantjono1
 

Similar to “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar” (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Cara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi SiswaCara Memotivasi Siswa
Cara Memotivasi Siswa
 
Ppt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi BelajarPpt Motivasi Belajar
Ppt Motivasi Belajar
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdfMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.pdf
 
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docxMemahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
Memahami Motivasi Pendidikan dan Pembelajaran.docx
 
motivasi-belajar.ppt
motivasi-belajar.pptmotivasi-belajar.ppt
motivasi-belajar.ppt
 
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan IslamMotivasi belajar dalam pendidikan Islam
Motivasi belajar dalam pendidikan Islam
 
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdfPelatihan Penanaman Motivasi.pdf
Pelatihan Penanaman Motivasi.pdf
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2Motivasi belajar-2
Motivasi belajar-2
 
Motivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.pptMotivasi Belajar.ppt
Motivasi Belajar.ppt
 
motivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.pptmotivasi-belajar-2.ppt
motivasi-belajar-2.ppt
 
motivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).pptmotivasi-belajar-2 (1).ppt
motivasi-belajar-2 (1).ppt
 

More from Potpotya Fitri

LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
Potpotya Fitri
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
Potpotya Fitri
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
Potpotya Fitri
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Potpotya Fitri
 
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Potpotya Fitri
 
JENIS KIT IPA
JENIS KIT IPAJENIS KIT IPA
JENIS KIT IPA
Potpotya Fitri
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
Potpotya Fitri
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
Potpotya Fitri
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajar
Potpotya Fitri
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandum
Potpotya Fitri
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
Potpotya Fitri
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkungan
Potpotya Fitri
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Potpotya Fitri
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
Potpotya Fitri
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
Potpotya Fitri
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
Potpotya Fitri
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
Potpotya Fitri
 
SUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAHSUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAH
Potpotya Fitri
 
IFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAHIFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAH
Potpotya Fitri
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
Potpotya Fitri
 

More from Potpotya Fitri (20)

LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIASEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
 
JENIS KIT IPA
JENIS KIT IPAJENIS KIT IPA
JENIS KIT IPA
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajar
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandum
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkungan
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
 
SUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAHSUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAH
 
IFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAHIFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAH
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
AryaMahardhika3
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 

“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

  • 1. 4 MAKALAH “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar- Mengajar” Disusun Oleh : Nama : Aidatul Fitri NPM : 12110221 Semester : VI/F
  • 2. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas harus bisa menciptakan Proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga Siswa dapat betah belajar disekolah, sehingga ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh guru dapat diserap dan dapat dipahami serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Guru harus mampu merancang dan menerjemahkan dokumen kurikulum yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran .Kondisi nyata pada saat ini masih banyak guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan cara konvensional tanpa ada kemauan untuk menciptakan inovasi, bahkan masih ada guru yang tidak pernah memberikan Hadiah dan pujian (reward) kepada siswa yang aktif atau berprestasi,sehingga siswa merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran disekolah. Mensikapi kondisi sebagaimana tersebut diatas, maka penulis tertarik membuat makalah dengan judul “ Peranan Guru sebagai Inovator dan motivator belajar siswa “. Agar siswa dapat termotivasi dalam belajar disekolah tentu saja seorang guru dituntut untuk memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi pendidikan dan mengasah keterampilan mengajar melalui berbagai referensi dan sumber belajar maupun dari seminar-seminar atau pelatihan serta dapat memahami keunikan Individu peserta didik. B. Fokus Tulisan Dalam penulisan ini penulis fokuskan pada peran guru sebagai motivator dalam proses belajar mengajar.
  • 3. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Guru Sebagai Motivator Guru sebagai motivator artinya guru sebagai pendorong siswa dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi, hal ini bukan disebabkan karena memiliki kemampuan yang rendah, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi belajar dari siswa sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dalam hal seperti di atas guru sebagai motivator harus mengetahui motif-motif yang menyebabkan daya belajar siswa yang rendah yang menyebabkan menurunnya prestasi belajarnya. Guru harus merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk membangkitkan kembali gairah dan semangat belajar siswa. B. Peranan Guru Sebagai Motivator Adapun peranan guru sebagai motivator adalah : 1.Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa. 2. Membantu siswa agar mampumemahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para siswanya, mendorong siswa untuk sekali waktu mengungkapkan perasaannya, membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan.
  • 4. 7 3. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dal interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukkan pada tempatnya. C. Macam-Macam Motivasi Motivasi atau motof-motif yang aktif itu sangat bervariasi. 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-Motif Bawaan Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristrirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-moti yang disyaratkan secara biologis. b. Motif-motif yang dipelajari Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia yang lain, sehingga motivasi terbentuk. 2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu: kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen, yaitu : a. Momen timbulnya alasan.
  • 5. 8 Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi tiba- tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali kejakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya. b. Momen pilih. Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara alternative atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai alternative untuk kemudian menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan. c. Momen putusan. Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya atu alternative. Satu alternative yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan. d. Momen terbentuknya kemauan. Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan, maka timbulah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu. 3. Motivasi Instrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi instrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka
  • 6. 9 yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Contoh konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. “instrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebab motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, memang benar- benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengatahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan pengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial. b. Motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mngetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bargayut dengan esensi apa
  • 7. 10 yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti baahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-kompenen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. D. Fungsi dan Bentuk Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran 1. Fungsi Motivasi Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut: a. Metode Penemuan (Bruner) Metode ini dimaksudkan agar siswa memberri stimulus terhadap dirinya sendiri, sehingga siswa itu sendiri yang melakukan fungsi penggerak motivasinya. b. Motivasi Kompetensi (Robert White) Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan seperti: menyelidiki, memperhatikan ,berbicara, penalaran,dan manipulasi. c. Belajar Terprogam (Bert Kersh) Kelompok belajar secara terbimbing berisikan serangkaian pertanyaan dan jawaban, yang disusun secara terhadap sampai pada penyelesaian masalah. Cara belajar seperti ini menurut siswa untuk membuat inferensi dan mengingat aturan-aturan tanpa bantuan atau penjelasan dari guru. d. Prosedur Brainstorming (Torrance) Prosedur ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi ide- ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari prosedur ini adalah prosedur urun pendapat. Beberapa keuntungan
  • 8. 11 dari prosedur urun pendapat ini adalah bisa menghasilkan ide-ide lebih banyak dibandingkan dengan cara lain, seperti pengarahan janji, atau pun hadiah. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan pencapaian prestasi belajarnya. 2. Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. a. Memberi angka Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa- siswa yang menginginkan angka baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan efeksinya. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa tidak mmiliki bakat menggambar.
  • 9. 12 c. Saingan atau kompetensi Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baikpersaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsure persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. d. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus
  • 10. 13 akan membangkitkan harga diri. Hukuman bagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. h. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibndingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. i. Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsure minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam bentuk mengajar j. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. E. Mengetahui cara untuk menjadi guru yang penuh motivasi 1. Memanfaatkan Perangkat Visual Seorang siswa memerlukan variasi suasana belajar-mengajar. Siswa juga tidak bisa terus dipaksa untuk terus memperhatikan gurunya yang menyampaikan banyak materi di dalam buku pelajaran. Suatu ketika, siswa pasti akan jenuh jika terus belajar dengan cara yang begitu monoton seperti itu. Kaalau sudah demikian, maka akan sulit bagi anda untuk bisa
  • 11. 14 mengajak mereka agar tetap bertahan dan berkonsentrasi dalam menyimak pelajaran. Oleh sebab itu, beberapa hal di bawah ini mungkin dapat dicoba diterapkan di dalam kelas : a. Tulislah sebuah ringkasan informasi atau informasi yang berkenaaan dengan materi pelajaran anda pada selembar kertas dengan alat tulis berwarna. Lalu, bagikan kertas itu pada siswa- siswa. Pada saat anda memberikan penjelasan, rujuklah pada kertas info tersebut sehingga perhatian siswa tidak menjadi jenuh karena harus selalu terpaku kepada anda. b. Belajarlah untuk membuat sebuah gambar tertentu yang dapat anda gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dari suatu materi pelajaran. Siswa juga akan mudah mengingat sesuatu jika mereka dibantu dengan gambar-gambar. Kehebatan dari kekuatan gambar ini dapat anda buktikan sendiri misalnya ketika anda melihat sebuah gambar segitiga menyerupai berlian yang merupakan logo perusahaan Mitsubishi. Dengan anda melihat gambarnya saja, anda sudah dapat mengingat jenis mobil dan produk elektronik apa saja yang dikeluarkan pabrik asal jepang itu. Itulah salah satu kekuatan gambar untuk mempertajam daya ingat. c. Seorang siswa bukanlah objek yang harus selalu diarahkan dan diberi tahu. Mereka juga adalah manusiaa-manusia merdeka yang harus dimotivasi untuk mandiri, terutama dalam menemukaan informasi yang memang penting. Oleh sebab itu, doronglah siswa anda untuk dapat menjelaskan informasi apapun yang mereka ketahui dengan menggunakan sebuah kertas kerja. Mintalah mereka untuk menuliskan tema-tema pokok dari beragam informasi yang mereka dapatkan ke dalam sebuah gambar berikut sedikit ulasan menganai penjelasannya. d. Jika anda memiliki informasi penting yang harus disampaikan pada siswa, maka sampaikan informasi itu dengan benar. Dan, hal yang paling penting, informasi yang anda sampaikan harus mampu
  • 12. 15 menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar mereka mau berusaha untuk dapat mencari tahu info itu sendiri secara lebih mendalam. e. Pada saat anda hendak menyampaikan sebuah materi pelajaran, maka tulislah beberapa kata kunci atau penjelasan penjelasan yang merupakan garis besar dari mata pelajaran pada selembar kertas. Teknik ini, selain memudahkan siswa mengetahui apa-apa saja hal penting dari sebuah mata pelajaran, mereka juga dapat mengingat hal-hal penting sehingga mereka akan lebih mudah dalam memahaminya. 2. Manfaatkan Perangkat Auditorial Pada setiap kesempatan mengajar, anda pasti berupaya mengeluarkan suara yang jelas agar apa yang disampaikan dapat ditangkap oleh siswa-siswa anda. Meski kedengarannya sepele, akan tetapi suara guru yang jelas memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar anak didik anda. Memperhatikan kualitas suara anda saat tengah mengajar adalah sama halnya dengan memperhatikan kesuksesan anda dalam mengajar serta kesuksesan siswa-siswa anda dalam memahami pelajaran. Dan sebagai guru, anda perlu memahami apa yang harus anda lakukan untuk memotivasi siswa-siswa anda. Beberapa hal yang bisa anda lakukan di antaranya: a. Perhatikan perubahan nada, kecepatan, dan volume suara anda saat menyampaikan pelajaran. Anda perlu menggunakan variasi vocal untuk memberikan tekanan-tekanan pada bagian-bagian tertentu yang penting pada materi pelajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan teknik ini, maka siswa-siswa anda akan mampu memahami dan mengingat dengan mudah semua penjelasan yang anda utarakan. b. Anda harus menyampaikan sebuah informasi atau materi pelajaran dengan bahasa yang jelas, tegas dan terang. Dengan
  • 13. 16 bahasa seperti itu, maka siswa akan terhindar dari rasa jenuh didalam kelas. c. Salah satu unsure penting yang juga tidak boleh anda lupakan adalah menjadikan ruang kelas sebagai ajang hiburan. Misalnya saja, anda bisa membuat lagu yang liriknya berisi tentang konsep- konsep penting dari suatu mata pelajaran. Anda mungkin dapat membuat sebuah yel-yel yang isinya memuat kata-kata kunci dari materi pelajaran yang anda sampaikan. d. Jika memungkinkan, anda bisa memutar music klasik yang memenangkan ketika tengah menyampaikan materi pelajaran. Music klasik terbukti dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi dengan materi pelajaran yang dihadapinya. 3. Arahkan Siswa Untuk Terlibat Aktif Dalam Proses Pembelajaran Seorang guru yang berhasil adalah guru yang tidak hanya mampu mentransfer informasi kepada anak-anak didiknya. Lebih dari itu, seorang guru akan disebut berhasil apabila mereka mampu membuka peluang bagi siswa-siswanya untuk meraih keberhasilannya sendiri. Dengan kata lain, keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah semata-mata ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, melainkan juga didorong oleh kemampuan guru dalam mengajak anak-anak didiknya untuk terlibat aktif dikelas. Seorang guru yang penuh motivasi tentu tidak akan membiarkan siswa-siswanya hanya bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh dirinya. Akan tetapi, ia juga akan berusaha untuk mendorong siswanyan untuk memasuki sebuah pengalaman keilmuan yang maha luas sehingga mereka benar-benar mengalaminya sendiri secara nyata. Berkaitan dengan masalah di atas, maka ada berapa hal yang bisa anda praktikan untuk menjadi guru yang penuh motivasi: a. Realisasikan materi pelajaran yang anda ajarkan dengan praktik nyata dilapangan. Misalnya jika anda sedang menyampaikan materi
  • 14. 17 mengenai pentingnya menolong sesama, maka ajaklah siswa-siswa anda mengnjungi panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk orang-orang cacat. Ajak siswa-siswa anda untuk melakukan sesuatu kegiatan bersama-sama mereka yang kurang mampu. b. Ceritakanlah hal-hal apa yang pernah anda lakukan, yang sekiranya pengalaman-pengalaman itu berkaitan dengan materi plajaran yang tengah anda sampaikan. Dengan menggunakan pengalaman nyata yang anda alami sendiri, maka siswa akan ikut merasakan bahwa ilmu yang tengah mereka pelajari tidak hanya penting diketahui, melainkan juga untuk dipraktikan. c. Mungkin, sesekali anda juga perlu meminta kepada siswa-siswa anda untuk menceritakan pengalaman mereka yang sekiranya berkaitan dengan materi pelajaran yang anda sampaikan. Kemudian, berilah komentar dan tunjukkan nilai-nilai positif dari pengalaman itu bagi mereka. d. Ada banyak hal baru dalam kehidupan siswa anda yang barangkali mereka belum mampu memahaminya. Maka, sesekali cobalah untuk bertanya mengenai misalnya apa-apa yang tadi ia lihat sebelum berangkat ke sekolah dan bagaimana tanggapan merea mengenai hal itu. Kebiasaan bertanya ini akan membantu siswa siswa anda untuk bisa bersikap lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang mereka alami sehari-hari. e. Mungkin, tidak semua materi pelajaran yang anda ajarkan akan dapat dialami atau dipraktikan secara langsung oleh siswa-siswa anda. Misalnya saja, hal-hal yang berkenaan dengan materi pelajaran yang membutuhkan perlengkapan laboratorium yang memadai. Jika demikian, ajukan pertanyaan tentang bagaimana mereka bisa menyiasati masalah itu. 4. Biasakan Mengulangi Pelajaran Dengan Format Berbeda Seorang siswa tentu saja tidak akan bisa memahami pelajaran yang diberikan kepadanya hanya dalam satu kali penjelasan saja. Mereka
  • 15. 18 membutuhkan langkah-langkah dan tips-tps yang tepat untuk bisa mengingat, memahami, dan menyerap materi pelajaran yang telah diajarkan. Sebagai seorang guru, anda juga tidak cukup hanya dengan member penjelasan dalam satu kali kesempatan saja. Betepapun padatnya jadwal anda, anda harus tetap berusaha untuk memunculkan motivasii di dalam siswa-siswa anda agar mereka mau belajar lebih giat demi mendapatkan pemahaman yang jelas. Salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk memotivasi mereka adalah dengan cara mengulang member materi pelajaran. Ketika mendengar kata-kata “mengulangi pelajaran” ini, siswa barangkali akan langsung merasa bosan dan tidak lagi bergairah untuk belajar. Untuk itu, lakukan kegiatan penguangan materi dengan metode dan format yang berbeda, namun tetap efektif dan memotivasi. Beberapa langkah di bawah ini barangkali dapat membantu anda dalam melakukannya. a. Ajak siswa-siswa anda ke suatu tempat untuk mengulangi materi pelajaran yang telah anda ajarkan. Suasana dan tempat yang baru akan membuat mereka bersemangat dalam belajar. b. Jangan sampaikan semua materi yang sudah anda pernah ajarkan, tetapi sampaikan hanya rangkuman dan garis-garis besarnya saja. c. Mintalah salah seorang dari mereka untuk menggantikan tugas anda menyampaikan materi pelajaran. Cobalah anda lihat sejauh apa pemahaman mereka bila pelajaran itu disamaikan oleh salah seorang teman mereka. Praktikan sebuah diskusi terbuka mengenai materi yang tengah anda ajarkan dan buatlah semacam kesimpulan dan pengingat untuk lebih mempermudah mereka dalam memahami materi pelajaran. d. Jangan biarkan ada salah satu siswa yang mendominasi forum “mengulang materi” tersebut. Anda harus menjadi moderator yang baik yang mampu mengatur jalannya diskusi. Berikan waktu bagi siswa untuk saling bertanya dan mencoba menjawab. e. Berikan aplaus atau penghargaan sekiranya para siswa berhasil memahami materi pelajaran anda, baik itu secara sempurna atau
  • 16. 19 pun tidak. Penghargaan dan apresiasi akan memberikan motivasi bagi siswa-siswa untuk belajar dengan lebih giat lagi, bukanlah semua orang pasti akan merasa senang kalau dipuji. F. Menjadikan Tes Sebagai Motivator Dalam Belajar Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes hendaknya tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme maupun kognitisme, menekanakan pentingnya umpan-balik berupa nilai guna meningkatkan belahjar (Thorndike, et.al., 1991). Pengalaman menunjukan bahwa siswa akan belajar giat dan berusaha lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para siswa akan mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan mempelajari apa yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal ini kita dapat mengatakan bahwa factor yang motivasi dan mengarahkan siswa dalam belajar. Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur prestasi secara benar maka unsure motivasi dan pengarahan yang dimiliki oleh tes tersebut adalah sangat berharga. Robert L.Ebel (1979) mengemukakan pula bahwa tes kadang-kadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan motivator instrinsik. Sebagaimana teori psikologi mengatakan, efek motivator ekstrinsik biasanya tidak dapat bertahan lama dan segera hilang apabila tujuan telah tercapai atau apabila tujuan semula terlalu sulit untuk dicapai. Oleh karena itu motivator intrinsic dianggap lebih baik karena efeknya lebih awet dan memiliki daya motivasi yang lebih tinggi. Namun, Ebel mengatakan lebih lanjut, dalam masalah belajar tidaklah penting untuk membedakan mana yang didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Kalau memang belajar akan dapat terjadi dengan memberikan motivasi ekstrinsik maka justru motivasi inilah yang perlu kita manipulasi dan kita manfaatkan sehingga memberikan efek maksimal
  • 17. 20 terhadap usaha dalam belajar. Apabila kalau disadari bahwa proses memberikan motivasi ekstrinsik jauh lebih mudah daripada membangun motivasi instrinsik dalam diri seorang. Disamping antisipasi akan adanya tes itu sendiri dapat berlaku sebagai motivasi untuk belajar, teori psikologi beaviorisme memandang bahwa hasil tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yang bersangkutan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempunyai efek memperkuat dorongan untuk belajar kembali. Dengan kata lain, memperoleh nilai yang baik itu merupakan suatu rewading learning experience, yaitu pengalaman belajar yang menyenangkan.
  • 18. 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maka guru harus tetap berusaha tampil semangat dan berpenampilan menarik serta memahami tugas dan fungsinya sebagai pengerak perubahan dalam kehidupan masyarakat menuju penciptaan Sumber daya manusia yang berkwalitas.Selanjutnya Guru sebagai motivator harus dapat membangkitkan gairah belajar siswa. Bila terjadi penurunan semangat belajar siswa maka secara Konsisten senantiasa memompa semangat belajar siswa dengan menerapkan metode dan model pembelajaran yang Inovatif, Kreatif dan menyenangkan. Seorang guru harus mau memberikan berbagai Pujian ( Reward) kepada siswa yang rajin dan berprestasi serta harus berani memberikan sanksi (Punishment) kepada siswa yang kurang patuh dalam mengikuti aturan main disekolah. B. Saran Seorang guru dituntut memilki pengetahuan yang lebih, dibandingkan dengan siswanya dan harus Tampil bergairah didalam kelas sehingga dengan sendirinya siswa akan senang mengikuti pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.Selanjutnya Guru harus mau memanfaatkan sumber belajar yang ber basis ICT dan berbasis Web.
  • 19. 22 DAFTAR PUSTAKA Soejipto & Rafli Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta Usman, Moh. Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya