Program Kegiatan Tahunan dan Harian Bimbingan dan Konseling SMP N 1 Dukuhseti meliputi (1) program tahunan yang mencakup orientasi siswa baru, bimbingan belajar, bimbingan karir, dan konseling kelompok, (2) program bulanan yang terdiri atas bimbingan individu, kelompok, keluarga, dan pengayaan minat bakat, (3) program harian seperti pengawasan koridor dan kantin, serta penanganan masalah disiplin
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Dokumen ini membahas delapan fungsi utama bimbingan dan konseling, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, penyaluran, penyesuaian, dan adaptasi. Fungsi-fungsi tersebut berkaitan dengan membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan, mencegah masalah, mengatasi masalah, menjaga perilaku yang baik, mengembangkan potensi, memilih karier, menemukan penyesuaian
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaYeti Rohayati
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Pendidikan diawali oleh Portugis yang mendirikan sekolah-sekolah Katolik, kemudian dilanjutkan oleh Belanda yang mendirikan sekolah-sekolah Protestan untuk memperluas pengaruh agama dan ekonomi. Pendidikan pada awalnya hanya tersedia untuk orang Belanda, kemudian sedikit demi sedikit diberikan juga untuk anak-anak bangsawan p
Program Kegiatan Tahunan dan Harian Bimbingan dan Konseling SMP N 1 Dukuhseti meliputi (1) program tahunan yang mencakup orientasi siswa baru, bimbingan belajar, bimbingan karir, dan konseling kelompok, (2) program bulanan yang terdiri atas bimbingan individu, kelompok, keluarga, dan pengayaan minat bakat, (3) program harian seperti pengawasan koridor dan kantin, serta penanganan masalah disiplin
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Dokumen ini membahas delapan fungsi utama bimbingan dan konseling, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, penyaluran, penyesuaian, dan adaptasi. Fungsi-fungsi tersebut berkaitan dengan membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan, mencegah masalah, mengatasi masalah, menjaga perilaku yang baik, mengembangkan potensi, memilih karier, menemukan penyesuaian
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaYeti Rohayati
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada zaman kolonial Belanda. Pendidikan diawali oleh Portugis yang mendirikan sekolah-sekolah Katolik, kemudian dilanjutkan oleh Belanda yang mendirikan sekolah-sekolah Protestan untuk memperluas pengaruh agama dan ekonomi. Pendidikan pada awalnya hanya tersedia untuk orang Belanda, kemudian sedikit demi sedikit diberikan juga untuk anak-anak bangsawan p
Model pembelajaran interaktif merupakan suatu cara pembelajaran yang melibatkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar lainnya guna mencapai tujuan pembelajaran. Model ini memenuhi beberapa syarat seperti dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan menanamkan nilai-nilai. Contoh modelnya adalah think-pair-share, jigs
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Teori belajar memberikan kerangka untuk memahami proses belajar manusia dan membantu perancangan pembelajaran yang efektif. Ada empat teori utama yaitu behaviorisme, kognitif, konstruktivisme, dan humanistik, yang masing-masing memandang belajar dari sudut yang berbeda. Teori-teori ini memberikan pedoman bagi guru untuk merancang pembelajaran, mengelola kelas, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktorSukiman Fitk
Teks tersebut membahas analisis soal tes, mencakup tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan fungsi distraktor. Metode analisisnya meliputi menghitung indeks tingkat kesukaran, indeks daya beda, serta persentase pilihan jawaban distraktor. Hasil analisis digunakan untuk mengevaluasi kualitas soal dan merevisinya jika diperlukan. Perangkat lunak ITEMAN digunakan untuk melakukan analisis secara otomatis ber
Dokumen ini membahas perkembangan anak pada masa kanak-kanak awal. Pada masa ini, anak belajar untuk makan makanan padat, berjalan, berbicara, dan mengendalikan alat pembuangan. Anak juga mulai belajar membedakan benar dan salah serta mengembangkan hati nurani. Perkembangan fisik, bicara, emosi, sosial, dan bermain anak juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan manusia yang meliputi konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan, fase-fase perkembangan, dan teori-teori yang membantu memahami perkembangan manusia seperti perspektif psikoanalisis.
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pamekasan tentang etika pergaulan dengan teman sebaya. Rencana ini mencakup tujuan, sasaran, metode, waktu, dan tahapan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok beserta evaluasinya.
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dan Amerika. Di Indonesia, bimbingan dan konseling mulai berkembang sejak tahun 1960-an dan mengalami berbagai perkembangan pada dekade-dekade berikutnya. Sedangkan di Amerika, bimbingan dan konseling pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai bentuk pengarahan karir dan kemudian berkembang ke bidang-bidang lain seperti pendidikan
Soal-soal materi BK memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait layanan bimbingan dan konseling pada berbagai jenjang dan bidang pendidikan. Beberapa pertanyaan menanyakan prinsip, fungsi, bidang layanan, dan kualifikasi konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Dokumen tersebut membahas tentang modifikasi perilaku sebagai upaya untuk mengubah perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar. Modifikasi perilaku bertujuan untuk mempromosikan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku tidak adaptif. Langkah awalnya adalah analisis fungsi perilaku untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Perubahan perilaku dapat berupa peningkatan, pemeliharaan, pengurangan
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
Makalah ini membahas tentang perkembangan bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia dan Amerika, BK perkembangan/komprehensif, dan pola 17+. BK di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dan berkembang menjadi program resmi sekolah pada tahun 1975. BK komprehensif bertujuan membantu siswa melalui layanan dasar, responsif, perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pola 17+ memberikan layanan orientasi, informasi, pene
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan konseling di Indonesia dan dunia, mulai dari tokoh-tokoh pendirinya seperti Frank Parson hingga perkembangannya di Indonesia sejak tahun 1950-an dan peraturan-peraturan yang mendukung perkembangan bimbingan konseling di Indonesia.
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-6 SMP Ibrahimy Sistem La...ZainulHasan13
Identifikasi dan asesmen merupakan tahapan awal dari rangkaian proses layanan pendidikan bagi
Peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).
Identifikasi diartikan sebagai sebuah proses dalam menemukenali PDBK, sedangkan asesmen
merupakan proses pengumpulan informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang PDBK. Secara umum, tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk mengetahui informasi yang lengkap
mengenai kondisi PDBK sebagai dasar penyusunan program pembelajaran yang dibutuhkan, sehingga
PDBK memperoleh layanan yang sesuai dengan kondisinya. Sasaran identifikasi dan asesmen adalah
semua peserta didik di SPPI yang memiliki hambatan dalam pembelajaran baik karena faktor internal
(kondisi peserta didik) maupun faktor esternal (lingkungan)
Materi Pembelajaran Hari Ke-6 14102022
Sharing Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Zainul Hasan
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Model pembelajaran interaktif merupakan suatu cara pembelajaran yang melibatkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar lainnya guna mencapai tujuan pembelajaran. Model ini memenuhi beberapa syarat seperti dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, memberikan kesempatan untuk berdiskusi, dan menanamkan nilai-nilai. Contoh modelnya adalah think-pair-share, jigs
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Teori belajar memberikan kerangka untuk memahami proses belajar manusia dan membantu perancangan pembelajaran yang efektif. Ada empat teori utama yaitu behaviorisme, kognitif, konstruktivisme, dan humanistik, yang masing-masing memandang belajar dari sudut yang berbeda. Teori-teori ini memberikan pedoman bagi guru untuk merancang pembelajaran, mengelola kelas, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktorSukiman Fitk
Teks tersebut membahas analisis soal tes, mencakup tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan fungsi distraktor. Metode analisisnya meliputi menghitung indeks tingkat kesukaran, indeks daya beda, serta persentase pilihan jawaban distraktor. Hasil analisis digunakan untuk mengevaluasi kualitas soal dan merevisinya jika diperlukan. Perangkat lunak ITEMAN digunakan untuk melakukan analisis secara otomatis ber
Dokumen ini membahas perkembangan anak pada masa kanak-kanak awal. Pada masa ini, anak belajar untuk makan makanan padat, berjalan, berbicara, dan mengendalikan alat pembuangan. Anak juga mulai belajar membedakan benar dan salah serta mengembangkan hati nurani. Perkembangan fisik, bicara, emosi, sosial, dan bermain anak juga dibahas.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan manusia yang meliputi konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan, fase-fase perkembangan, dan teori-teori yang membantu memahami perkembangan manusia seperti perspektif psikoanalisis.
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 2 Pamekasan tentang etika pergaulan dengan teman sebaya. Rencana ini mencakup tujuan, sasaran, metode, waktu, dan tahapan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok beserta evaluasinya.
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dan Amerika. Di Indonesia, bimbingan dan konseling mulai berkembang sejak tahun 1960-an dan mengalami berbagai perkembangan pada dekade-dekade berikutnya. Sedangkan di Amerika, bimbingan dan konseling pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai bentuk pengarahan karir dan kemudian berkembang ke bidang-bidang lain seperti pendidikan
Soal-soal materi BK memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait layanan bimbingan dan konseling pada berbagai jenjang dan bidang pendidikan. Beberapa pertanyaan menanyakan prinsip, fungsi, bidang layanan, dan kualifikasi konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Dokumen tersebut membahas tentang modifikasi perilaku sebagai upaya untuk mengubah perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar. Modifikasi perilaku bertujuan untuk mempromosikan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku tidak adaptif. Langkah awalnya adalah analisis fungsi perilaku untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Perubahan perilaku dapat berupa peningkatan, pemeliharaan, pengurangan
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
Makalah ini membahas tentang perkembangan bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia dan Amerika, BK perkembangan/komprehensif, dan pola 17+. BK di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dan berkembang menjadi program resmi sekolah pada tahun 1975. BK komprehensif bertujuan membantu siswa melalui layanan dasar, responsif, perencanaan individu, dan dukungan sistem. Pola 17+ memberikan layanan orientasi, informasi, pene
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan konseling di Indonesia dan dunia, mulai dari tokoh-tokoh pendirinya seperti Frank Parson hingga perkembangannya di Indonesia sejak tahun 1950-an dan peraturan-peraturan yang mendukung perkembangan bimbingan konseling di Indonesia.
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-6 SMP Ibrahimy Sistem La...ZainulHasan13
Identifikasi dan asesmen merupakan tahapan awal dari rangkaian proses layanan pendidikan bagi
Peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).
Identifikasi diartikan sebagai sebuah proses dalam menemukenali PDBK, sedangkan asesmen
merupakan proses pengumpulan informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang PDBK. Secara umum, tujuan identifikasi dan asesmen adalah untuk mengetahui informasi yang lengkap
mengenai kondisi PDBK sebagai dasar penyusunan program pembelajaran yang dibutuhkan, sehingga
PDBK memperoleh layanan yang sesuai dengan kondisinya. Sasaran identifikasi dan asesmen adalah
semua peserta didik di SPPI yang memiliki hambatan dalam pembelajaran baik karena faktor internal
(kondisi peserta didik) maupun faktor esternal (lingkungan)
Materi Pembelajaran Hari Ke-6 14102022
Sharing Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Zainul Hasan
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Dokumen tersebut membahasikan pentingnya pentaksiran autentik di tingkat prasekolah. Ia menjelaskan bahwa terdapat berbagai pendekatan pentaksiran yang digunakan di berbagai lembaga prasekolah, tetapi perlu ada sistem yang lebih komprehensif untuk menilai perkembangan anak-anak dari berbagai aspek seperti kognitif, sosial, emosi, dan lainnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan tuju
Dokumen tersebut membahas sistem layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus, meliputi identifikasi, asesmen, planning matrix, dan adaptasi kurikulum. Proses identifikasi dan asesmen digunakan untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan khusus peserta didik. Hasilnya kemudian dirangkum dalam planning matrix untuk menentukan layanan yang dibutuhkan. Kurikulum umum kemudian diadaptasi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
Kb 1 konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anakpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, ciri-ciri dan prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Modul ini juga menjelaskan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan tahap usia."
Modul ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta pentingnya bermain bagi anak. Bermain memiliki berbagai fungsi seperti membantu perkembangan sensorik, motorik, kognitif, sosialisasi, kreativitas, dan kesadaran diri anak. Jenis permainan dan karakteristiknya berbeda sesuai dengan usia anak."
Dokumen tersebut merupakan resume bimbingan dan konseling untuk anak berkebutuhan khusus yang membahas tentang pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi ABK agar dapat berkembang secara optimal sesuai potensi dan kemampuan mereka. Dokumen ini juga membahas mengenai hambatan-hambatan yang dimiliki ABK, kebutuhan akan bimbingan dan konseling, serta pendekatan dan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling bag
Ada lima kelompok masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orang tua, yaitu masalah sosial, emosional, moral, perkembangan pengertian, dan bahasa. Masalah-masalah ini dapat berdampak pada perkembangan anak di masa depan, sehingga dibutuhkan bimbingan dan konseling untuk membantu perkembangan anak secara optimal.
Similar to Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
1. Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
Menurut Robert M Smith (2002)
“Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan
pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran.
Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis
“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan
apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)
Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
Memilih dan mendesain program treatmen
Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.
Menurut Lidz 2003
Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi
gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta
peran penting yang dibutuhkan anak. Hasil Kajian dari Pengertian diatas adalah sebagai
berikut :
Tujuan asesmen adalah untuk melihat kondisi anak saat itu. Dalam rangka menyusun suatu
program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan layanan pembelajaran secara
tepat.
Tujuan Asesmen
Menurut Robb
Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak
Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak
Untuk merancang individualisasi pendidikan
Untuk memonitor kemajuan anak secara individu
Untuk mengevaluasi kefektifan program.
Menurut Sumardi & Sunaryo (2006)
Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi
anak saat ini
Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya
dukung lingkungan yang dibutuhkan anak
Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya dan memonitor kemampuannya.
2. Menurut Salvia dan Yesseldyke seperti dikutif Lerner (1988: 54)
Asesmen dilakukan untuk lima keperluan yaitu :
Penyaringan (screening)
Pengalihtanganan (referal)
Klasifikasi (classification)
Perencanaan Pembelajaran (instructional planning)
Pemantauan kemjuan belajar anak (monitoring pupil progress)
Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa :
“Asesmen dilakukan untuk mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktu dilakukan
asesmen) baik potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak sebagai
bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapat melakukan layanan /
intervensi secara tepat.
Ruang Lingkup
Motorik
Kognitif
Emosi
Perilaku adaptif
Bahasa
Masalah-masalah Akademik
Perbedaan antara asesmen pendidikan, asesmen medis, asesmen sosiokultural dan asesmen
psikologis bisa dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut :
Tujuannya
Ruang lingkup
Asesornya.
Untuk mengadakan asesmen bagi ABK tidak bisa hanya satu asesmen, tetapi harus lengkap
agar informasi yang diperoleh tentang anak ABK dapat diketahui dengan lengkap, baik
informasi pendidikan, informasi medis, informasi sosiokultural ataupun informasi psikologis
anak tersebut dan selanjutnya dapat memudahkan dalam membuat program pembelajaran
bagi anak tersebut
Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Posted on November 5, 2012 by Kabar Pendidikan Luar Biasa
Istilah identifikasi secara harfiah dapat diartikan menemukan atau menemukenali.
Istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan merupakan suatu usaha
seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah
seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social,
emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak
lain seusianya (anak-anak normal).
3. Setelah dilakukan identifikasi, kondisi seseorang dapat diketahui, apakah
pertumbuhan/perkembangannya termasuk normal atau mengalami kelainan/pe nyimpangan.
Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada
menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus
atau bukan. Maka biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering
berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak
yang terkait dengannya. Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen,
bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog,
orthopedagog, therapis, dan lain-lain.
Dalam istilah sehari-hari, identifikasi sering disebut dengan istilah penjaringan, sedangkan
asesmen disebut dengan istilah penyaringan.
Tujuan Identifikasi
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris
neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan
program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi anak dengan kebutuhan khusus
dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan
(referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan kemajuan
belajar.
1. Penjaringan (screening)
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak di kelas. Pada tahap ini identifiksi berfungsi
menandai anak-anak mana yang menunjukkan gejala-gejala tertentu, kemudian
menyimpulkan anak-anak mana yang mengalami kelainan/penyimpangan tertentu, sehingga
tergolong anak dengan kebutuhan khusus.
2. Pengalihtanganan (referral)
Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada tahap penjaringan, selanjutnya anak-anak
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, ada anak yang tidak perlu dirujuk ke
ahli lain (tenaga profesional) dan dapat langsung ditangani sendiri oleh guru dalam bentuk
layanan pembelajaran yang sesuai.
Kedua, ada anak yang perlu dirujuk ke ahli lain terlebih dulu (referal) seperti psikolog,
dokter, orthopedagog (ahli PLB), dan/atau therapis, baru kemudian ditangani oleh guru.
Proses perujukan anak oleh guru ke tenaga professional lain untuk membantu mengatasi
masalah anak yang bersangkutan disebut proses pengalihtanganan (referral). Jika tenaga
professional tersebut tidak tersedia dapat dimintakan bantuan ke tenaga lain yang ada seperti
Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB) atau Konselor.
3. Klasifikasi
4. Pada tahap klasifikasi, kegiatan identifikasi bertujuan untuk menentukan apakah anak yang
telah dirujuk ke tenaga professional benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut atau
langsung dapat diberi pelayanan pendidikan khusus.Apabila berdasar pemeriksaan tenaga
professional ditemukan masalah yang perlu penanganan lebih lanjut (misalnya pengobatan,
therapy, latihan-latihan khusus, dan sebagainya) maka guru tinggal mengkomunikasikan
kepada orang tua siswa yang bersangkutan. Jadi guru tidak mengobati dan/atau memberi
therapy, melainkan sekedar meneruskan kepada orang tua tentang kondisi anak yang
bersangkutan. Guru hanya akan membantu siswa dalam hal pemberian pelayanan pendidikan
sesuai dengan kondisi anak. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda yang cukup kuat bahwa
anak yang bersangkutan memerlukan penanganan lebih lanjut, maka anak dapat
dikembalikan ke kelas semula untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus.
Kegiatan klasifikasi ini memilah-milah mana anak dengan kebutuhan khusus yang
memerlukan penanganan lebih lanjut dan mana yang langsung dapat mengikuti pelayanan
pendidikan khusus di kelas reguler.
4. Perencanaan pembelajaran
Pada tahap ini, kegiatan identifikasi bertujuan untuk keperluan penyusunan program
pembelajaran yang diindividualisasikan (PPI). Dasarnya adalah hasil dari klasifikasi. Setiap
jenis dan gradasi (tingkat kelainan) anak dengan kebutuhan khusus memerlukan program
pembelajaran yang berbeda satu sama lain.
5. Pemantauan kemajuan belajar
Kemajuan belajar perlu dipantau untuk mengetahui apakah program pembelajaran khusus
yang diberikan berhasil atau tidak. Apabila dalam kurun waktu tertentu anak tidak mengalami
kemajuan yang signifikan (berarti), maka perlu ditinjau lagi beberapa aspek yang berkaitan.
Misalnya apakah diagnosis yang kita buat tepat atau tidak, Program Pembelajaran Individual
(PPI) yang kita susun sesuai atau tidak, bimbingan belajar khusus yang kita berikan sesuai
atau tidak, dan seterusnya.
Sebaliknya, apabila dengan program khusus yang diberikan, anak mengalami kemajuan yang
cukup signifikan maka program tersebut perlu diteruskan sambil
memperbaiki/menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.
Dengan lima tujuan khusus di atas, identifikasi perlu dilakukan secara terus menerus oleh
guru, dan jika perlu dapat meminta bantuan dan/atau bekerja sama dengan tenaga
professional terkait.
Sekian untuk tulisan kali ini, tunggu kelanjutan tulisan mengenai identifikasi anak
berkebutuhan khusus ini. Semoga bermanfaat.