Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit pascapanen pada pisang, seperti bercak daun, lasiodiplodia theobromae, colletrichum musae, dan layu bakteri.
2. Beberapa penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan pada buah pisang.
3. Untuk pengendaliannya dilakukan sanitasi, pengolahan yang baik, dan penggunaan fungis
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
Hama dan Penyakit Pisang
1. Hama dan Penyakit Tanaman Pasca
Panen Pisang (MusaSp.)
Oleh
Midayanti Nurkhasanah
Mira
Jurusan Agroteknologi
Fakultas PertanianPerikanandan
Biologi
Universitas Bangka Belitung
2. Standar Mutu Pisang
berdasarkan RSNI-2005
1. Utuh
2. Kenyal
3. Segar, tidak busuk atau rusak
4. Bersih, bebas dari benda-benda
asing yang berpengaruh terhadap kualitas buah
5. Bebas memar akibat tergores atau terbentur
6. Bebas dari hama dan penyakit yang mempengaruhi
penampilan umum buah
3. Lanjutan...
7. Bila dalam bentuk sisiran, tidak
ada buah dempet dan harus
bebas dari cendawan serta
kering
8. Pistil (bekas putik bunga) sudah
lepas
9. Bentuk buah sempurna sesuai
dengan karakter jenis buah
10. Bebas dari kerusakan akibat
temperatur rendah
11. Bebas dari kerusakan akibat
kelembaban
12. Bebas dari aroma dan rasa
asing
4. PENYAKIT PISANG
• Bercak Daun
Merupakan salah satu penyakit
yang paling berbahaya. Penyakit
ini disebabkan oleh
Mycosphaerella musicola yang
endemik untuk Asia Tenggara, dan
hanya dijumpai pada pisang.
Bercak daun menyebabkan
kematian dini sejumlah besar
daun pisang, menyebabkan
tandan buah mengecil dengan
sedikit sisiran, dan individu buah
pisang yang kurang penuh
5. Pengendalian Bercak Daun :
• Tidak menanam pisang di
bawah naungan yang lebat dan
tidak menanam pisang terlalu
rapat.
• Jika diperlukan becak daun
Cordana dapat dikendalikan
dengan fungisida seperti yang
dipakai untuk becak daun
Cercospora.
• Lakukan sanitasi sumber infeksi,
yaitu daun – daun mati atau
sakit dipangkas lalu dibaka
6. Lasiodiplodia theobromae
Menghambat pertumbuhan
dan perkembangan buah pisang
sampai menyebabkan busuk
buah dan keluarnya cairan pada
buah pisang karena Lasiodiplodia
theobromaemasuk kepenghalang
bergabus disekitar rongga.
7. Gejala infeksi yang terlihat
berupa pembusukan buah,
tetapi tidak disertai
dengan adanya
pertumbuhan jamur pada
permukaannya sampai
pada hari keenam.
Penyakit botryodiplodia
oleh Lasiodiplodia
theobromae dan T.
Paradoxa Mekanisme
pembusukan Permukaan
kulit pisang hitam
8. Penanganan:
1. Membersihkan daun kering secara rutin
2. Sanitasi lapangan yang tepat dapat
sangat mengurangi jumlah spora jamur
busuk mahkota ini
3. Jangan mencampurkan pisang yang
sudah terinfeksi
4. Mengganti air pecucian pisang secara
rutin agar spora tidak menyebar
5. Pensortiran harus dilakukan secara hati-
hati untuk menghindari meninggalkan
luka.
6. Pengolesan fungisida dengan dosis
anjuran
9. Colletrichum musae
• Pada buah ditandai dengan adanya bagian-
bagian yang berubah dari hijau menjadi kuning,
kemudian menjadi coklat tua atau hitam dengan
tepi berwarna kuning. Pada permukaan kulit
buah yang sudah berwarna hitam/membusuk
timbul bintik-bintik merah kecoklatan yang
terdiri dari kumpulan aservulus jamur tersebut.
Buah yang sakit menjadi keras dan dapat
menjadi kering dan berkeriput (mumifikasi).
10. Pada saat di simpan, timbul becak-becak kecil
berwarna coklat kehitaman dengan tepi
kebasah-basahan pada buah. Becak-becak
tersebut dapat membesar atau bersatu dan agak
mengendap.
11. Layu Bakteri (Ralstonia
solanacearum)
Gejala :
• Perubahan yang paling khas terjadi pada buah
yaitu Mula-mula berkas pembuluh berwarna
kuning atau coklat. Perubahan ini meluas ke
plasenta dan parenkim buah, bahkan juga ke
berkas pembuluh kulit buah. Seluruh badan buah
terserang menguning dan isinya terlarut sedikit
demi sedikit. Ruang dalam buah terisi cairan
seperti lendir berwarna merah kecoklatan.
12. Pengendalian :
1. Rumpun yang sakit dibongkar, dibersihkan dari
sisa-sisa akar, dan tempat itu baru ditanami dengan
pisang kembali 2 tahun kemudian.
2. Hanya memakai bibit yang diambil dari perdu
yang benar-benar sehat.
3.Melakukan pemupukan dan pemeliharaan yang
baik dan memelihara drainase kebun.
3. Untuk menghindarkan penularan, jika perlu
parang didesinfestasi dengan mencelupkannya
dalam larutan formalin 10% selama 10 menit.
13. Antraknosa (Colletotrichum musae)
• Gejala :
• Mula-mula terjadi becak-becak klorosis berwarna putih kekuningan,
yang bagian tengahnya berwarna coklat. Bercak berkembang
memanjang, searah dengan tulang daun dan menyatu menjadi
besar dan akhirnya daun mengering.
• Pada buah terdapat bagian-bagian yang berubah dari hijau menjadi
kuning, kemudian menjadi coklat tua atau hitam dengan tepi
berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah yang sudah berwarna
hitam/membusuk timbul bintik-bintik merah kecoklatan yang terdiri
dari kumpulan aservulus jamur tersebut. Buah yang sakit menjadi
keras dan dapat menjadi kering dan berkeriput (mumifikasi).
• Disimpanan, timbul becak-becak kecil berwarna coklat kehitaman
dengan tepi kebasah-basahan pada buah. Becak-becak tersebut
dapat membesar atau bersatu dan agak mengendap.
14. Pengendalian :
• Tanaman pisang dibersihkan dari daun-daun
mati dan sisa-sisa bunga.
• Sehabis dipotong buah-buah segera diangkut ke
ruang pemeraman atau ke gudang. Ruang
pemeraman dan gudang dijaga kebersihannya.
• Menangani buah dengan hati-hati agar tidak
terjadi banyak luka.
• Jika buah perlu dicuci, pencucian dilakukan
dengan air mengalir dari sumber yang bersih dan
Jika sekiranya diperlukan, setelah dipetik buah
disemprot atau dicelup dengan cairan fungisida.
15. Penyakit layu Fusarium atau penyakit
Panama
• Disebabkan , oleh Fusarium oxysporum f. cubense.
Penyakit ini berupa jamur tanah yang meriyerang akar
kultivar-kultivar pisang yang rentan, dan menyumbat
sistem pembuluh, sehingga tanaman akan layu. Satu-
satunya cara pemberantasan ialah penghancuran fisik
atau kimiawi (herbisida) pada tanaman yang terserang
dan tetangga-tetangganya; lahan hendaknya
dikosongkan dan dipagari, serta dikucilkan dari
penanaman dan aliran pengairan.
16. Penyakit layu bakteri atau penyakit Moko
disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum,
dan dapat membunuh pohon pisang yang
tersexang hanya dalam jangka waktu satu-dua
minggu.
Bakteri ini dapat ditularkan secara mekanik,
tetapi biovar 1-SFS adalah galur yang ditularkan
oleh serangga, dan dianggap sebagai galur yang
paling berbahaya.
Pemberantasannya mencakup desinfeksi
semua peralatan yang digunakan dalam berbagai
pengolahan pertanian dan penghancuran
tanaman yang terserang, beserta tetangga-
tetangganya. Fumigasi dan pengkarantinaan
lahan yang terserang sangat dianjurkan