2. Jeruk merupakan salah satu buah – buahan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam
melakukan budidaya jeruk, kendala utama yang
menjadi permasalahan yaitu serangan hama dan
penyakit. Hama yang umum menyerang tanaman jeruk
yaitu kutu – kutuan, thrips, ulat daun, lalat buah dan
penggerek buah. Sedangkan penyakit pada tanaman
jeruk yaitu busuk pangkal batang, embun jelaga,
embun tepung, dan antraknosa.
Latar
Belakang
3. Tinjauan Pustaka
Perlindungan Tanaman merupakan usaha melindungi tanaman
dengan mengelola OPT yang mengganggu tanaman sehingga
kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT tidak sampai menimbulkan
kerusakan ekonomis. Sasaran perlindungan tanaman adalah
tanaman yang belum terganggu ataupun yang sudah terserang
OPT. Tujuan pengendalian yaitu untuk menekan populasi OPT
dibawah ambang ekonomi.
4. Tinjauan Pustaka
Dalam hama penyakit, terdapat status hama dan penyakit. Yaitu
hama penyakit utama, hama penyakit sekunder / minor, hama
penyakit migran, dan hama penyakit potensial.
5. Hama utama merupakan spesies
hama yang selalu menyerang
pada suatu tempat dengan
intensitas serangan sedang
hingga berat dalam cakupan luas
sehingga memerlukan tindakan
pengendalian segera.
Merupakan hama yang pada
keadaan normal akan
menyebabkan kerusakan yang
kurang berarti tetapi kemungkinan
adanya perubahan ekosistem
akan meningkatkan populasi
sehingga intensitas serangan
menjadi merugikan.
Hama Utama Hama Minor
Status Hama
7. Jenis – jenis hama yang umum
menyerang tanaman jeruk yaitu jenis kutu
– kutuan, thrips (Scitothrips citri), tungau
karat (Phyllocoptura oleivera), ulat peliang
daun (Phyllocnistis citrella), penggerek
buah (Citripestis sagittifrela), lalat buah
(Bactrocera spp.) dan ulat daun (Papillo
demolium).
Hama jenis kutu – kutuan berupa kutu
loncat (Diaphorina citri), kutu daun hijau
(Myzus persicae), kutu daun hitam (Aphis
tavaresi), dan kutu putih (Planococcus
citri).
8. Hama Utama
Kutu Daun
Hama ini menyerang tunas dan daun muda
dengan cara menghisap cairan tanaman
sehingga helaian daun menggulung.
Secara alami, kutu ini dapat dikendalikan
dengan predator dari famili Syriphidae,
coccinellidae dan chrysopidae.
Secara kimiawi dapat dikendalikan dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif Dimathoate (1-2 cc/l), Alfametrin (2
cc/l), dan Sipermetrin (1-2 cc/l) dengan cara penyemprotan pada
tunas yang terserang serta Imidakloprid (1-2 cc/l atau murni)
dengan cara saputan batang.
9. Hama Utama
Thrips (Scirtothrips citri)
Gejala serangan terlihat penebalan pada daun, kedua
sisi daun melengkung keatas, pertumbuhan tidak
normal. Terdapat bekas luka berwarna coklat keabu-
abuan yang disertai dengan garis nekrotis di sekeliling
luka pada kulit buah.
Dapat dikendalikan dengan memanfaatkan musuh alami yaitu
Coccinellide dan pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat
secara berkelompok. Tindakan pengendalian secara kimia
dapat dilakukan dengan memberikan pestisida berbahan aktif
Alfametrin atau Alfasipermetrin dengan dosis 2 cc/l.
10. Hama Utama
Tungau karat (Phyllocoptura oleivera)
Hama ini merusak tanaman dengan cara memasukkan
cheliceral stylet ke dalam sel tanaman dan mengisap
cairan tanaman. Lapisan epidermis kulit buah ikut rusak
dan tampak gejala bekas tusukan pada buah. buah
yang terserang berubah warna menjadi coklat sampai
ungu kehitaman.
Secara alami, tungau dapat dikendalikan oleh musuh alami seperti predator
Amblyseius citri dan agensia hayati seperti entomopatogen Hirsutella sp. Secara
kimiawi dapat dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif sipermetrin, propagite,
dinobuton, dicofol, karbosulfan, permetrin dan piridaben dengan dosis 2 cc/l secara
penyemprotan.
11. Hama Minor
Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)
Hama ini merusak daun muda. Daun yang terserang
akan tampak berkerut, menggulung, keriting serta
terlihat bekas gerekan. Apabila serangan tidak parah
dan populasinya tidak begitu banyak, pengendalian
dapat dilakukan secara mekanis yaitu membuang
bagian tanaman yang terserang.
Secara alami dapat dikendalikan oleh parasit larva Ageniaspis yang efisien pada
kondisi lembab dan teduh. Secara kimia dapat dikendalikan dengan insektisida
selektif seperti belasiflurin, metidation, abamektin, dimetoathe, diazinon dan
sipermetrin yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan imidakloprid
diaplikasikan secara penyaputan batang.
12. Hama Minor
Ulat daun (Papillo demolium)
Hama ini menyerang daun tanaman jeruk
yang masih kecil atau tanaman jeruk di
persemaian. Setelah tanaman jeruk dewasa,
serangan hama ini tidak lagi membahayakan
karena daunnya telah lebat sehingga sisa
daun yang tidak termakan hama cukup
banyak. Penyemprotan insektisida yang
bersifat sistemik atau racun dapat
mengendalikan hama ulat daun ini.
13. Hama Minor
Lalat buah (Bactrocera spp.)
Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pengendalian fisik dengan pembungkusan buah mulai
umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakan telur pada
buah. Penggunakan atraktan dengan senyawa Methyl
Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida
untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan.
Pengendalian mekanis yaitu dengan pengasapan secara berkala agar pupa tidak
menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa/ Pengendalian secara biologi
yaitu memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres
sp, Opius sp, semut dan laba-laba.
15. Beberapa penyakit utama yang menyerang tanaman
jeruk yaitu penyakit CVPD, penyakit blendok atau
diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat), penyakit
busuk pangkal batang (Phytopthora spp), penyakit
embun tepung (Oidium tingitanium), penyakit embun
jelaga (Capnodium citri), dan penyakit antraknosa
(Collectotrichum gloesporioides).
16. Penyakit blendok atau diplodia (Botryodiplodia
theobromae Pat)
Penyakit blendok atau diplodia terbagi menjadi
dua macam, yaitu diplodia basah dan diplodia
kering. Pada diplodia basah, tanaman yang
terserang akan mengeluarkan blendok berwarna
kuning emas mulai dari batang atau cabang
tanaman. Bagian yang terserang akan mengering
dan mengelupas. Blendok biasanya berkembang
melingkari batang dan cabang yang dapat
menyebabkan kematian.
17. Diplodia kering pada gejala awal sulit untuk
diketahui. Bagian yang terserang akan mengering
dan terdapat celah – celah kecil pada permukaan
kulit. Pada celah tersebut terdapat massa spora
jamur berwarna putih hingga hitam. Kulit yang
mengering akan meluas dengan cepat dan apabila
melingkar pada bagian cabang dan batang akan
menyebabkan daun menguning dan dapat
menyebabkan kematian tanaman.
18. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menjaga
kebersihan kebun, memangkas bagian tanaman
yang sakit, menjaga kebersihan alat – alat
pertanian dengan alkohol 70% atau Sodium
hipoklorit 10 %, pelaburan batang dan dahan
tanaman jeruk dengan residu bubur california.
19. Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp)
Serangan ditandai dengan adanya gejala busuk
akar dan gummosis encer pada permukaan kulit
pangkal batang. Pembusukan dimulai dari pangkal
batang dekat permukaan tanah sampai setinggi
40 cm. Jaringan yang terserang akan berubah
warna, dan lama kelamaan kulit tersebut
terkelupas dan jatuh sehingga menyebabkan luka
yang lebar.
20. Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp)
Teknik pengendalian yang digunakan yaitu
pengendalian secara terpadu untuk memperoleh
hasil yang maksimal seperti memakai batang
bawah yang tahan, menjaga sanitasi kebun,
pemantauan dini bila ada gejala serangan
langsung dikelupaskan dengan pisau lalu dioles
dengan Mankozeb, memperbaiki drainase kebun,
dan pelaburan bubur california.
21. Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium)
Serangan ditandai dengan adanya jamur
berbentuk tepung berwarna putih yang menyerang
permukaan daun yang dapat menyebabkan daun
mengering. Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan yaittu melakukan pemangkasan tunas
yang terserang, melakukan penyemprotan
menjelang bertunas dan diulang pada saat daun
muda tumbuh dengan fungisida seperti
siprokonozal, propineb dan benomil.
22. Penyakit Embun Jelaga (Capnodium citri)
Penyakit ini menyerang daun, ranting dan buah
tanaman jeruk. Serangan penyakit ini ditandai dengan
bagian tanaman yang terserang dilapisi oleh
kumpulan jamur berwarna hitam. Buah yang terserang
penyakit ini biasanya ukurannya lebih kecil dan
terlambat matang. Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan cara mengendalikan populasi hama kutu –
kutu daun dan penyemprotan deterjen 5% sebanyak 2
kali sebulan.
23. Penyakit antraknosa (Collectotrichum
gloesporioides)
Penyakit ini lebih dominan menyerang daun,
ranting tanaman dan buah. Serangan ditandai
dengan adanya bercak berwarna coklat sampai
hitam dan merata hingga ujung tunas menjadi
coklat. Bagian nekrotik hitam berkembang ke
pangkal yang menyebabkan mati pucuk. Serangan
pada tanaman dewasa menyebabkan ranting mati
dan serangan pada buah menyebabkan bercak
coklat kemerahan yang pada akhirnya bagian
buah yang terserang menjadi cekung.
24. Penyakit antraknosa (Collectotrichum
gloesporioides)
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan beberapa
cara, seperti membuang dan membakar bagian
tanaman yang terinfeksi, menyemprot tanaman
dengan fungisida berbahan aktif Benomyl, serta
mencuci buah yang tercemar pada saat panen
untuk mencegah penetrasi pada kulit buah.
25. 3. Gulma pada
Tanaman Jeruk dan
Pengendaliannya
Pada tanaman jeruk terdapat beberapa jenis gulma yang biasa
ditemukan, yaitu krokot (Portulaca oleracea), Bandotan / wedusan
(Ageratum conyzoides), rumput belulang (Eleusine indica), rumput teki
(Cyperus rotundus), dan Ejeran (Bidens pilosa). Jenis-jenis gulma ini dapat
dikendalikan dengan cara penyiangan dengan cara manual yaitu dengan
mencabuti gulma secara langsung, pemangkasan dengan alat. Secara
kimiawi dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida selektif seperti
ametrin, diuro, oksifluorfen, klomazon, dan karfentrazon.
27. Pada tanaman jeruk, terdapat hama utama yaitu kutu
daun hitam, kutu daun putih, thrips, tungau karat dan
hama minor berupa ulat daun, ulat peliang daun, dan
lalat buah. Penyakit pada tanaman jeruk yaitu embun
jelaga, embun tepung, antraknosa, busuk pangkal
batang dan blendok. Sedangkan gulma yang sering
terdapat pada areal penanaman yaitu rumput teki,
rumput belulang, ejeran, bandotan dan krokot.
Kesimpulan
28. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Sekian,
Terima Kasih