SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Nur Rahma Chairunnisa
184110168
Pengendalian
Hama, Penyakit
dan Gulma pada
Tanaman Jeruk
Jeruk merupakan salah satu buah – buahan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam
melakukan budidaya jeruk, kendala utama yang
menjadi permasalahan yaitu serangan hama dan
penyakit. Hama yang umum menyerang tanaman jeruk
yaitu kutu – kutuan, thrips, ulat daun, lalat buah dan
penggerek buah. Sedangkan penyakit pada tanaman
jeruk yaitu busuk pangkal batang, embun jelaga,
embun tepung, dan antraknosa.
Latar
Belakang
Tinjauan Pustaka
Perlindungan Tanaman merupakan usaha melindungi tanaman
dengan mengelola OPT yang mengganggu tanaman sehingga
kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT tidak sampai menimbulkan
kerusakan ekonomis. Sasaran perlindungan tanaman adalah
tanaman yang belum terganggu ataupun yang sudah terserang
OPT. Tujuan pengendalian yaitu untuk menekan populasi OPT
dibawah ambang ekonomi.
Tinjauan Pustaka
Dalam hama penyakit, terdapat status hama dan penyakit. Yaitu
hama penyakit utama, hama penyakit sekunder / minor, hama
penyakit migran, dan hama penyakit potensial.
Hama utama merupakan spesies
hama yang selalu menyerang
pada suatu tempat dengan
intensitas serangan sedang
hingga berat dalam cakupan luas
sehingga memerlukan tindakan
pengendalian segera.
Merupakan hama yang pada
keadaan normal akan
menyebabkan kerusakan yang
kurang berarti tetapi kemungkinan
adanya perubahan ekosistem
akan meningkatkan populasi
sehingga intensitas serangan
menjadi merugikan.
Hama Utama Hama Minor
Status Hama
Hama pada tanaman
jeruk dan
pengendaliannya
01.
Jenis – jenis hama yang umum
menyerang tanaman jeruk yaitu jenis kutu
– kutuan, thrips (Scitothrips citri), tungau
karat (Phyllocoptura oleivera), ulat peliang
daun (Phyllocnistis citrella), penggerek
buah (Citripestis sagittifrela), lalat buah
(Bactrocera spp.) dan ulat daun (Papillo
demolium).
Hama jenis kutu – kutuan berupa kutu
loncat (Diaphorina citri), kutu daun hijau
(Myzus persicae), kutu daun hitam (Aphis
tavaresi), dan kutu putih (Planococcus
citri).
Hama Utama
Kutu Daun
Hama ini menyerang tunas dan daun muda
dengan cara menghisap cairan tanaman
sehingga helaian daun menggulung.
Secara alami, kutu ini dapat dikendalikan
dengan predator dari famili Syriphidae,
coccinellidae dan chrysopidae.
Secara kimiawi dapat dikendalikan dengan menggunakan
insektisida berbahan aktif Dimathoate (1-2 cc/l), Alfametrin (2
cc/l), dan Sipermetrin (1-2 cc/l) dengan cara penyemprotan pada
tunas yang terserang serta Imidakloprid (1-2 cc/l atau murni)
dengan cara saputan batang.
Hama Utama
Thrips (Scirtothrips citri)
Gejala serangan terlihat penebalan pada daun, kedua
sisi daun melengkung keatas, pertumbuhan tidak
normal. Terdapat bekas luka berwarna coklat keabu-
abuan yang disertai dengan garis nekrotis di sekeliling
luka pada kulit buah.
Dapat dikendalikan dengan memanfaatkan musuh alami yaitu
Coccinellide dan pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat
secara berkelompok. Tindakan pengendalian secara kimia
dapat dilakukan dengan memberikan pestisida berbahan aktif
Alfametrin atau Alfasipermetrin dengan dosis 2 cc/l.
Hama Utama
Tungau karat (Phyllocoptura oleivera)
Hama ini merusak tanaman dengan cara memasukkan
cheliceral stylet ke dalam sel tanaman dan mengisap
cairan tanaman. Lapisan epidermis kulit buah ikut rusak
dan tampak gejala bekas tusukan pada buah. buah
yang terserang berubah warna menjadi coklat sampai
ungu kehitaman.
Secara alami, tungau dapat dikendalikan oleh musuh alami seperti predator
Amblyseius citri dan agensia hayati seperti entomopatogen Hirsutella sp. Secara
kimiawi dapat dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif sipermetrin, propagite,
dinobuton, dicofol, karbosulfan, permetrin dan piridaben dengan dosis 2 cc/l secara
penyemprotan.
Hama Minor
Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)
Hama ini merusak daun muda. Daun yang terserang
akan tampak berkerut, menggulung, keriting serta
terlihat bekas gerekan. Apabila serangan tidak parah
dan populasinya tidak begitu banyak, pengendalian
dapat dilakukan secara mekanis yaitu membuang
bagian tanaman yang terserang.
Secara alami dapat dikendalikan oleh parasit larva Ageniaspis yang efisien pada
kondisi lembab dan teduh. Secara kimia dapat dikendalikan dengan insektisida
selektif seperti belasiflurin, metidation, abamektin, dimetoathe, diazinon dan
sipermetrin yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan imidakloprid
diaplikasikan secara penyaputan batang.
Hama Minor
Ulat daun (Papillo demolium)
Hama ini menyerang daun tanaman jeruk
yang masih kecil atau tanaman jeruk di
persemaian. Setelah tanaman jeruk dewasa,
serangan hama ini tidak lagi membahayakan
karena daunnya telah lebat sehingga sisa
daun yang tidak termakan hama cukup
banyak. Penyemprotan insektisida yang
bersifat sistemik atau racun dapat
mengendalikan hama ulat daun ini.
Hama Minor
Lalat buah (Bactrocera spp.)
Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pengendalian fisik dengan pembungkusan buah mulai
umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakan telur pada
buah. Penggunakan atraktan dengan senyawa Methyl
Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida
untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan.
Pengendalian mekanis yaitu dengan pengasapan secara berkala agar pupa tidak
menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa/ Pengendalian secara biologi
yaitu memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres
sp, Opius sp, semut dan laba-laba.
Penyakit pada
Tanaman Jeruk dan
Pengendaliannya
02.
Beberapa penyakit utama yang menyerang tanaman
jeruk yaitu penyakit CVPD, penyakit blendok atau
diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat), penyakit
busuk pangkal batang (Phytopthora spp), penyakit
embun tepung (Oidium tingitanium), penyakit embun
jelaga (Capnodium citri), dan penyakit antraknosa
(Collectotrichum gloesporioides).
Penyakit blendok atau diplodia (Botryodiplodia
theobromae Pat)
Penyakit blendok atau diplodia terbagi menjadi
dua macam, yaitu diplodia basah dan diplodia
kering. Pada diplodia basah, tanaman yang
terserang akan mengeluarkan blendok berwarna
kuning emas mulai dari batang atau cabang
tanaman. Bagian yang terserang akan mengering
dan mengelupas. Blendok biasanya berkembang
melingkari batang dan cabang yang dapat
menyebabkan kematian.
Diplodia kering pada gejala awal sulit untuk
diketahui. Bagian yang terserang akan mengering
dan terdapat celah – celah kecil pada permukaan
kulit. Pada celah tersebut terdapat massa spora
jamur berwarna putih hingga hitam. Kulit yang
mengering akan meluas dengan cepat dan apabila
melingkar pada bagian cabang dan batang akan
menyebabkan daun menguning dan dapat
menyebabkan kematian tanaman.
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menjaga
kebersihan kebun, memangkas bagian tanaman
yang sakit, menjaga kebersihan alat – alat
pertanian dengan alkohol 70% atau Sodium
hipoklorit 10 %, pelaburan batang dan dahan
tanaman jeruk dengan residu bubur california.
Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp)
Serangan ditandai dengan adanya gejala busuk
akar dan gummosis encer pada permukaan kulit
pangkal batang. Pembusukan dimulai dari pangkal
batang dekat permukaan tanah sampai setinggi
40 cm. Jaringan yang terserang akan berubah
warna, dan lama kelamaan kulit tersebut
terkelupas dan jatuh sehingga menyebabkan luka
yang lebar.
Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp)
Teknik pengendalian yang digunakan yaitu
pengendalian secara terpadu untuk memperoleh
hasil yang maksimal seperti memakai batang
bawah yang tahan, menjaga sanitasi kebun,
pemantauan dini bila ada gejala serangan
langsung dikelupaskan dengan pisau lalu dioles
dengan Mankozeb, memperbaiki drainase kebun,
dan pelaburan bubur california.
Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium)
Serangan ditandai dengan adanya jamur
berbentuk tepung berwarna putih yang menyerang
permukaan daun yang dapat menyebabkan daun
mengering. Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan yaittu melakukan pemangkasan tunas
yang terserang, melakukan penyemprotan
menjelang bertunas dan diulang pada saat daun
muda tumbuh dengan fungisida seperti
siprokonozal, propineb dan benomil.
Penyakit Embun Jelaga (Capnodium citri)
Penyakit ini menyerang daun, ranting dan buah
tanaman jeruk. Serangan penyakit ini ditandai dengan
bagian tanaman yang terserang dilapisi oleh
kumpulan jamur berwarna hitam. Buah yang terserang
penyakit ini biasanya ukurannya lebih kecil dan
terlambat matang. Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan cara mengendalikan populasi hama kutu –
kutu daun dan penyemprotan deterjen 5% sebanyak 2
kali sebulan.
Penyakit antraknosa (Collectotrichum
gloesporioides)
Penyakit ini lebih dominan menyerang daun,
ranting tanaman dan buah. Serangan ditandai
dengan adanya bercak berwarna coklat sampai
hitam dan merata hingga ujung tunas menjadi
coklat. Bagian nekrotik hitam berkembang ke
pangkal yang menyebabkan mati pucuk. Serangan
pada tanaman dewasa menyebabkan ranting mati
dan serangan pada buah menyebabkan bercak
coklat kemerahan yang pada akhirnya bagian
buah yang terserang menjadi cekung.
Penyakit antraknosa (Collectotrichum
gloesporioides)
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan beberapa
cara, seperti membuang dan membakar bagian
tanaman yang terinfeksi, menyemprot tanaman
dengan fungisida berbahan aktif Benomyl, serta
mencuci buah yang tercemar pada saat panen
untuk mencegah penetrasi pada kulit buah.
3. Gulma pada
Tanaman Jeruk dan
Pengendaliannya
Pada tanaman jeruk terdapat beberapa jenis gulma yang biasa
ditemukan, yaitu krokot (Portulaca oleracea), Bandotan / wedusan
(Ageratum conyzoides), rumput belulang (Eleusine indica), rumput teki
(Cyperus rotundus), dan Ejeran (Bidens pilosa). Jenis-jenis gulma ini dapat
dikendalikan dengan cara penyiangan dengan cara manual yaitu dengan
mencabuti gulma secara langsung, pemangkasan dengan alat. Secara
kimiawi dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida selektif seperti
ametrin, diuro, oksifluorfen, klomazon, dan karfentrazon.
Rumput Belulang Rumput Teki
Bandotan Ejeran Krokot
Gulma pada Tanaman Jeruk
Pada tanaman jeruk, terdapat hama utama yaitu kutu
daun hitam, kutu daun putih, thrips, tungau karat dan
hama minor berupa ulat daun, ulat peliang daun, dan
lalat buah. Penyakit pada tanaman jeruk yaitu embun
jelaga, embun tepung, antraknosa, busuk pangkal
batang dan blendok. Sedangkan gulma yang sering
terdapat pada areal penanaman yaitu rumput teki,
rumput belulang, ejeran, bandotan dan krokot.
Kesimpulan
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Sekian,
Terima Kasih

More Related Content

Similar to NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx

Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukFauzia Hidayati
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdfssuser37d4f01
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungDesti Diana Putri
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)edhie noegroho
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Novayanti Simamora
 
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfHama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfAsikin3
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfMngtad
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
Makalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoniMakalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoniDina akib
 

Similar to NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx (20)

Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jerukHama dan penyakit penting tanaman jeruk
Hama dan penyakit penting tanaman jeruk
 
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Laporan 2
Laporan 2Laporan 2
Laporan 2
 
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanV. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1Dele 13.marwoto 1
Dele 13.marwoto 1
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)
 
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdfHama dan Penyakit Alpukat.pdf
Hama dan Penyakit Alpukat.pdf
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Makalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoniMakalah hama pohon mahoni
Makalah hama pohon mahoni
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Hama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakauHama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakau
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

NUR RAHMA CHAIRUNNISA 184110168 TUGAS 4.pptx

  • 1. Nur Rahma Chairunnisa 184110168 Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma pada Tanaman Jeruk
  • 2. Jeruk merupakan salah satu buah – buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam melakukan budidaya jeruk, kendala utama yang menjadi permasalahan yaitu serangan hama dan penyakit. Hama yang umum menyerang tanaman jeruk yaitu kutu – kutuan, thrips, ulat daun, lalat buah dan penggerek buah. Sedangkan penyakit pada tanaman jeruk yaitu busuk pangkal batang, embun jelaga, embun tepung, dan antraknosa. Latar Belakang
  • 3. Tinjauan Pustaka Perlindungan Tanaman merupakan usaha melindungi tanaman dengan mengelola OPT yang mengganggu tanaman sehingga kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT tidak sampai menimbulkan kerusakan ekonomis. Sasaran perlindungan tanaman adalah tanaman yang belum terganggu ataupun yang sudah terserang OPT. Tujuan pengendalian yaitu untuk menekan populasi OPT dibawah ambang ekonomi.
  • 4. Tinjauan Pustaka Dalam hama penyakit, terdapat status hama dan penyakit. Yaitu hama penyakit utama, hama penyakit sekunder / minor, hama penyakit migran, dan hama penyakit potensial.
  • 5. Hama utama merupakan spesies hama yang selalu menyerang pada suatu tempat dengan intensitas serangan sedang hingga berat dalam cakupan luas sehingga memerlukan tindakan pengendalian segera. Merupakan hama yang pada keadaan normal akan menyebabkan kerusakan yang kurang berarti tetapi kemungkinan adanya perubahan ekosistem akan meningkatkan populasi sehingga intensitas serangan menjadi merugikan. Hama Utama Hama Minor Status Hama
  • 6. Hama pada tanaman jeruk dan pengendaliannya 01.
  • 7. Jenis – jenis hama yang umum menyerang tanaman jeruk yaitu jenis kutu – kutuan, thrips (Scitothrips citri), tungau karat (Phyllocoptura oleivera), ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella), penggerek buah (Citripestis sagittifrela), lalat buah (Bactrocera spp.) dan ulat daun (Papillo demolium). Hama jenis kutu – kutuan berupa kutu loncat (Diaphorina citri), kutu daun hijau (Myzus persicae), kutu daun hitam (Aphis tavaresi), dan kutu putih (Planococcus citri).
  • 8. Hama Utama Kutu Daun Hama ini menyerang tunas dan daun muda dengan cara menghisap cairan tanaman sehingga helaian daun menggulung. Secara alami, kutu ini dapat dikendalikan dengan predator dari famili Syriphidae, coccinellidae dan chrysopidae. Secara kimiawi dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimathoate (1-2 cc/l), Alfametrin (2 cc/l), dan Sipermetrin (1-2 cc/l) dengan cara penyemprotan pada tunas yang terserang serta Imidakloprid (1-2 cc/l atau murni) dengan cara saputan batang.
  • 9. Hama Utama Thrips (Scirtothrips citri) Gejala serangan terlihat penebalan pada daun, kedua sisi daun melengkung keatas, pertumbuhan tidak normal. Terdapat bekas luka berwarna coklat keabu- abuan yang disertai dengan garis nekrotis di sekeliling luka pada kulit buah. Dapat dikendalikan dengan memanfaatkan musuh alami yaitu Coccinellide dan pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat secara berkelompok. Tindakan pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan memberikan pestisida berbahan aktif Alfametrin atau Alfasipermetrin dengan dosis 2 cc/l.
  • 10. Hama Utama Tungau karat (Phyllocoptura oleivera) Hama ini merusak tanaman dengan cara memasukkan cheliceral stylet ke dalam sel tanaman dan mengisap cairan tanaman. Lapisan epidermis kulit buah ikut rusak dan tampak gejala bekas tusukan pada buah. buah yang terserang berubah warna menjadi coklat sampai ungu kehitaman. Secara alami, tungau dapat dikendalikan oleh musuh alami seperti predator Amblyseius citri dan agensia hayati seperti entomopatogen Hirsutella sp. Secara kimiawi dapat dikendalikan dengan pestisida berbahan aktif sipermetrin, propagite, dinobuton, dicofol, karbosulfan, permetrin dan piridaben dengan dosis 2 cc/l secara penyemprotan.
  • 11. Hama Minor Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella) Hama ini merusak daun muda. Daun yang terserang akan tampak berkerut, menggulung, keriting serta terlihat bekas gerekan. Apabila serangan tidak parah dan populasinya tidak begitu banyak, pengendalian dapat dilakukan secara mekanis yaitu membuang bagian tanaman yang terserang. Secara alami dapat dikendalikan oleh parasit larva Ageniaspis yang efisien pada kondisi lembab dan teduh. Secara kimia dapat dikendalikan dengan insektisida selektif seperti belasiflurin, metidation, abamektin, dimetoathe, diazinon dan sipermetrin yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan dan imidakloprid diaplikasikan secara penyaputan batang.
  • 12. Hama Minor Ulat daun (Papillo demolium) Hama ini menyerang daun tanaman jeruk yang masih kecil atau tanaman jeruk di persemaian. Setelah tanaman jeruk dewasa, serangan hama ini tidak lagi membahayakan karena daunnya telah lebat sehingga sisa daun yang tidak termakan hama cukup banyak. Penyemprotan insektisida yang bersifat sistemik atau racun dapat mengendalikan hama ulat daun ini.
  • 13. Hama Minor Lalat buah (Bactrocera spp.) Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pengendalian fisik dengan pembungkusan buah mulai umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakan telur pada buah. Penggunakan atraktan dengan senyawa Methyl Eugenol (ME) yang dikombinasikan dengan insektisida untuk menangkap lalat jantan sekaligus mengendalikan. Pengendalian mekanis yaitu dengan pengasapan secara berkala agar pupa tidak menjadi dewasa dan untuk mengusir lalat dewasa/ Pengendalian secara biologi yaitu memanfaatkan parasitoid dan predator yang ada di alam seperti Biosteres sp, Opius sp, semut dan laba-laba.
  • 14. Penyakit pada Tanaman Jeruk dan Pengendaliannya 02.
  • 15. Beberapa penyakit utama yang menyerang tanaman jeruk yaitu penyakit CVPD, penyakit blendok atau diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat), penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp), penyakit embun tepung (Oidium tingitanium), penyakit embun jelaga (Capnodium citri), dan penyakit antraknosa (Collectotrichum gloesporioides).
  • 16. Penyakit blendok atau diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat) Penyakit blendok atau diplodia terbagi menjadi dua macam, yaitu diplodia basah dan diplodia kering. Pada diplodia basah, tanaman yang terserang akan mengeluarkan blendok berwarna kuning emas mulai dari batang atau cabang tanaman. Bagian yang terserang akan mengering dan mengelupas. Blendok biasanya berkembang melingkari batang dan cabang yang dapat menyebabkan kematian.
  • 17. Diplodia kering pada gejala awal sulit untuk diketahui. Bagian yang terserang akan mengering dan terdapat celah – celah kecil pada permukaan kulit. Pada celah tersebut terdapat massa spora jamur berwarna putih hingga hitam. Kulit yang mengering akan meluas dengan cepat dan apabila melingkar pada bagian cabang dan batang akan menyebabkan daun menguning dan dapat menyebabkan kematian tanaman.
  • 18. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menjaga kebersihan kebun, memangkas bagian tanaman yang sakit, menjaga kebersihan alat – alat pertanian dengan alkohol 70% atau Sodium hipoklorit 10 %, pelaburan batang dan dahan tanaman jeruk dengan residu bubur california.
  • 19. Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp) Serangan ditandai dengan adanya gejala busuk akar dan gummosis encer pada permukaan kulit pangkal batang. Pembusukan dimulai dari pangkal batang dekat permukaan tanah sampai setinggi 40 cm. Jaringan yang terserang akan berubah warna, dan lama kelamaan kulit tersebut terkelupas dan jatuh sehingga menyebabkan luka yang lebar.
  • 20. Penyakit busuk pangkal batang (Phytopthora spp) Teknik pengendalian yang digunakan yaitu pengendalian secara terpadu untuk memperoleh hasil yang maksimal seperti memakai batang bawah yang tahan, menjaga sanitasi kebun, pemantauan dini bila ada gejala serangan langsung dikelupaskan dengan pisau lalu dioles dengan Mankozeb, memperbaiki drainase kebun, dan pelaburan bubur california.
  • 21. Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium) Serangan ditandai dengan adanya jamur berbentuk tepung berwarna putih yang menyerang permukaan daun yang dapat menyebabkan daun mengering. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaittu melakukan pemangkasan tunas yang terserang, melakukan penyemprotan menjelang bertunas dan diulang pada saat daun muda tumbuh dengan fungisida seperti siprokonozal, propineb dan benomil.
  • 22. Penyakit Embun Jelaga (Capnodium citri) Penyakit ini menyerang daun, ranting dan buah tanaman jeruk. Serangan penyakit ini ditandai dengan bagian tanaman yang terserang dilapisi oleh kumpulan jamur berwarna hitam. Buah yang terserang penyakit ini biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara mengendalikan populasi hama kutu – kutu daun dan penyemprotan deterjen 5% sebanyak 2 kali sebulan.
  • 23. Penyakit antraknosa (Collectotrichum gloesporioides) Penyakit ini lebih dominan menyerang daun, ranting tanaman dan buah. Serangan ditandai dengan adanya bercak berwarna coklat sampai hitam dan merata hingga ujung tunas menjadi coklat. Bagian nekrotik hitam berkembang ke pangkal yang menyebabkan mati pucuk. Serangan pada tanaman dewasa menyebabkan ranting mati dan serangan pada buah menyebabkan bercak coklat kemerahan yang pada akhirnya bagian buah yang terserang menjadi cekung.
  • 24. Penyakit antraknosa (Collectotrichum gloesporioides) Penyakit ini dapat dikendalikan dengan beberapa cara, seperti membuang dan membakar bagian tanaman yang terinfeksi, menyemprot tanaman dengan fungisida berbahan aktif Benomyl, serta mencuci buah yang tercemar pada saat panen untuk mencegah penetrasi pada kulit buah.
  • 25. 3. Gulma pada Tanaman Jeruk dan Pengendaliannya Pada tanaman jeruk terdapat beberapa jenis gulma yang biasa ditemukan, yaitu krokot (Portulaca oleracea), Bandotan / wedusan (Ageratum conyzoides), rumput belulang (Eleusine indica), rumput teki (Cyperus rotundus), dan Ejeran (Bidens pilosa). Jenis-jenis gulma ini dapat dikendalikan dengan cara penyiangan dengan cara manual yaitu dengan mencabuti gulma secara langsung, pemangkasan dengan alat. Secara kimiawi dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida selektif seperti ametrin, diuro, oksifluorfen, klomazon, dan karfentrazon.
  • 26. Rumput Belulang Rumput Teki Bandotan Ejeran Krokot Gulma pada Tanaman Jeruk
  • 27. Pada tanaman jeruk, terdapat hama utama yaitu kutu daun hitam, kutu daun putih, thrips, tungau karat dan hama minor berupa ulat daun, ulat peliang daun, dan lalat buah. Penyakit pada tanaman jeruk yaitu embun jelaga, embun tepung, antraknosa, busuk pangkal batang dan blendok. Sedangkan gulma yang sering terdapat pada areal penanaman yaitu rumput teki, rumput belulang, ejeran, bandotan dan krokot. Kesimpulan
  • 28. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Sekian, Terima Kasih