penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
Gastritis is a condition in which the stomach
lining—known as the mucosa—is inflamed. The stomach lining contains special
cells that produce acid and enzymes, which help break down food for digestion,
and mucus, which protects the stomach lining from acid. When the stomach lining
is inflamed, it produces less acid, enzymes, and mucus.
Gastritis may be acute or chronic. Sudden,
severe inflammation of the stomach lining is called acute gastritis. Inflammation
that lasts for a long time is called chronic gastritis. If chronic gastritis is
not treated, it may last for years or even a lifetime.
Erosive gastritis is a type of gastritis that
often does not cause significant inflammation but can wear away the stomach
lining. Erosive gastritis can cause bleeding, erosions, or ulcers. Erosive
gastritis may be acute or chronic.
The relationship between gastritis and
symptoms is not clear. The term gastritis refers specifically to abnormal
inflammation in the stomach lining. People who have gastritis may experience
pain or discomfort in the upper abdomen, but many people with gastritis do not
have any symptoms.
The term gastritis is sometimes mistakenly
used to describe any symptoms of pain or discomfort in the upper abdomen. Many
diseases and disorders can cause these symptoms. Most people who have upper
abdominal symptoms do not have gastritis.
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptxEmmyKardianasari
This slides is presented at the Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang class of 2022 for Drug and Food Interaction subject by Emmy Kardinasari, M.Sc. PPT is presented bilingually as the college is advancing to prepare for International Classes in the future.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Dalam penjelasan cara penggunaan obat maag baik di
Apotek, praktek Dokter kepada pasien, selalu disampaikan,
sebagai berikut “gunakan obatnya satu jam sebelum makan
atau satu jam sesudah makan” ada juga yang menjelaskan “
gunakan obatnya dua jam sebelum makan atau dua jam
sesudah makan” dan yang terakhir “gunakan setengah jam
sebelum atau setengah jam sesudah makan”
Dari dua penjelasan diatas timbul pertanyaan logis bahkan
bagi pasien awam juga mengajukan pertanyaan yang
sama bahkan menuntut mana yang lebih benar
3. Mari kita tilik satu persatu, bahwa obat maag atau dikenal
juga sebagai antasida yang berarti anti (melawan) dan sida
(asam) maka antasida bermakna obat yang melawan asam
sudah tentu asam yang dimaksud adalah asam lambung.
Komposisi utama dalam antasida adalah magnesium dan
aluminium hidroksida kedua senyawa ini bersifat basa
Di lambung setiap hari terbentuk 2 sampai 3 Liter getah
lambung yang terdiri dari lendir lambung dan Asam
hidroklorida, bentuk struktur molekulnya HCl yang bereaksi
asam kuat pH 0.8 – 1.5 Pada sekresi kuat getah lambung
(super sekresi) dapat terjadi hiperasiditas yang dirasakan
sebagai nyeri lambung atau radang lambung atau yang
dikenal dengan gastritis
4. Dalam kondisi hiperasiditas maka yang terjadi adalah
pengikisan mucosa lambung yang pada awalnya terjadi
radang dapat berlanjut dengan tukak lambung kemudian dan
dengan adanya Helicobacter pylori melalui tahap-tahap
proses selanjutnya dapat menimbulkan tahap berbahya yaitu
kanker
Pengobatan dengan menggunakan antasida, dalam istilah
kimia dasar, adalah proses netralisasi, lebih spesifiknya bila
asam ditambah basa maka terjadilah senyawa garam yang
bersifat netral dengan kenaikan pH sekitar 3 - 5. pH ideal
inilah yang digunakan dalam pengobatan hiperasiditas atau
sakit maag. Pengobatan dengan antasida tidak menambah
jumlah volume asam lambung tetapi menaikan pH lambung
yang mengurangi aktifitas pepsin
5. Dalam keadaan normal, seseorang tidak menderita penyakit
maag, setelah makan satu jam maka sekresi asam klorida
lambung akan naik bertahan selama 3 jam dan kembali pada
pH 0.8 – 1.5 tidak memberi pengaruh karena tidak ada
kerusakan pada epitel lambung
Bagi penderita maag, setelah makan maka terjadi efek buffer
dari makanan dan proses digestasi sampai pengosongan isi
lambung akan berlangsung sekitar satu jam, selanjutnya
kenaikan sekresi asam lambung dengan pH 0.8 – 1.5
bertahan selama 3 jam, kondisi ini akan menyebabkan rasa
nyeri pada lapisan permukaan lambung yang mengalami
peradangan
6. Kerja aluminium dan magnesium hidroksida, kedua senyawa
obat maag ini tidak diabsorbsi kedalam system aliran darah,
sehingga bertahan lama di lambung, kedua senyawa ini
akan berfungsi mengembalikan pH lambung 3 - 5
Penggunaan obat maag dalam sediaan suspensi (cairan)
akan langsung bereaksi dengan asam lambung dan reaksi
berjalan cepat sedangkan penggunaan sediaan tablet
sebelum tablet bereaksi dengan asam lambung tablet masih
memerlukan proses disintegrasi, sehingga memerlukan
waktu, walaupun dianjurkan pada pengobatan maag
menggunakan sediaan tablet, tablet harus dihunyah terlebih
dahulu
7. Dari penjelasan singkat diatas diperoleh gambaran,
penggunaan obat maag diberikan satu jam setelah makan
karena pada waktu tersebut sekresi asam lambung
meningkat, pada waktu tersebut lambung sudah kosong
dengan pH 0.8 – 1.5, dengan pemberian obat maag, maka
pH asam lambung akan kembali pada pH 3 – 5, inilah pH
yang memberikan nilai aman di lambung
8. kesimpulan : Gunakan obat maag satu jam setelah makan,
lebih baik menggunakan sediaan suspensi dari pada sediaan
tablet
Pustaka :
1. Manual of medical therapeutics, Department of medicine Washington
University School of Medicine St. Louis, Missouri
2. Martindale, The Extra Pharmacopoeia, The Pharmaceutical Press,
London
3. Obat Penting dan Khasiat, PT. Elex MediaKomputindo Jakarta
4. Senyawa Obat, Kimia Farmasi, Gajah Mada University Press