SlideShare a Scribd company logo
FARMAKOLOGI II
SISTEM
PENCERNAAN
Dosen : apt. Anton Kustanto, S.Farm
Sekolah Menengah Kesehatan
Bhakti Kencana Cicurug
ORGAN SISTEM PENCERNAAN
LAMBUNG
Terdiri dari 3 bagian
yaitu kardiak (bagian
atas), fundus (bagian
tengah), pilorus (bagian
bawah).
LANJUTAN
 Pada Lambung, makanan di cerna secara :
1. Pencernaan makanan secara mekanik dilakukan oleh otot-otot
lambung yang berkontraksi, melakukan gerakan
meremas/menggiling makanan hingga menjadi bentuk yang lunak
seperti bubur makanan.
2. Pencernaan secara Kimiawi pada lambung dibantu oleh enzim-
enzim pencernaan yang dihasilkan oleh lambung atau getah
lambung.
 Getah Lambung terdiri dari :
• Asam Klorida (HCL), berfungsi membunuh bibit penyakit yg
masuk bersama makanan.
• Enzim Pepsin, berfungsi mengubah Protein menjadi Pepton.
• Enzim Renin, berfungsi menggumpalkan protein susu menjadi
Kasein (dengan bantuan kalsium)
LANJUTAN
Fungsi :
1. Tempat menyimpan makanan
2. Tempat mencampur makanan dg getah
lambung
3. Tempat mengosongkan makanan
4. Mencegah masuknya sebagian kuman
5. Tempat absorbsi alkohol + obat-obatan
USUS HALUS
Makanan dari
lambung yang telah
berbentuk bubur
makanan kemudian
masuk ke usus halus
untuk di cerna
kembali dan di serap
sari-sari makanannya
LANJUTAN
Usus Halus terdiri dari :
1. Usus 12 jari (Duodenum)
Panjangnya sekitar 1/3 meter.
Di dalam Usus 12 jari terjadi pencernaan makanan dengan bantuan
getah pankreas.
Getah Pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas.
Getah Pankreas mengandung Enzim-Enzim Pencernaan seperti :
a. Enzim Amilase, berfungsi Mengubah Amilum menjadi maltosa
(monosakarida).
b. Enzim Tripsin : Mengubah Pepton menjadi Asam Amino
c. Enzim Lipase : Mengubah Lemak menjadi Asam Lemak.
 Selain dibantu oleh Getah Pankreas yang
menghasilkan enzim-enzim pencernaan, proses
pencernaan makanan di usus halus juga di
bantu oleh Getah Empedu yang dihasilkan oleh
hati.
 Fungsi Getah Empedu antara lain :
1. Mengemulsikan lemak agar mudah di serap
oleh tubuh menjadi asam lemak.
2. Memberikan zat warna kecoklatan pada
makanan yang sedang dicerna.
2. Usus Kosong (Jejunum)
Di dalam Usus Kosong kembali terjadi pencernaan
makanan secara kimiawi dengan bantuan enzim-
enzim Pencernaan lainnya yaitu :
1. Enzim Maltase : berfungsi mengubah maltosa
menjadi glukosa.
2. Enzim Sukrose : berfungsi mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.
3. Enzim Laktase : berfungsi mengubah Laktosa
menjadi galaktosa.
1. Usus Penyerapan (Ileum)
 Usus Penyerapan adalah tempat penyerapan sari-
sari makanan, dimana zat-zat gizi pada makanan
seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin di
serap di usus
 Penyerapan pada bagian yang di sebut ‘Villi’.
 Di bagian Villi inilah tempat sari-sari makanan di usus
halus di serap.
 Villi banyak mengandung pembuluh darah yang
berfungsi untuk mengedarkan sari-sari makanan yg
telah di serap ke seluruh tubuh melalui darah.
USUS BESAR
Pada Usus besar sisa-sisa
ampas makanan diserap
kandungan air dan garam-
g a r a m m i n e r a l n y a ,
kemudian ampas makanan
tersebut di busukkan oleh
bakteri pembusuk yg hidup
di usus besar yaitu Bakteri
Escherichia Colli.
 Sebelum di buang ke Anus, ampas makanan
yang telah dibusukkan oleh Bakteri Echerichia
Colli dan telah berbentuk kotoran atau tinja
(feses) terlebih dahulu masuk ke “Rektum”
yang terdapat pada ujung besar.
 Rektum memiliki otot polos yang apabila
rektum terisi ampas makanan dan otot
berkontraksi maka akan menimbulkan rasa
ingin buang air besar.
 Pada ujung usus halus
terdapat umbai cacing
(usus buntu),
kegunaannya sebagai
klep penghubung antara
usus halus dengan usus
besar.
 Agar sisa-sisa makanan
yang telah keluar dari
usus halus menuju usus
besar tidak dapat
kembali masuk ke usus
halus
GANGGUAN
GASTROINTESTINAL
Dispepsia
Tukak
Peptik
Konstipasi
Diare
Mual
Muntah
PENYAKIT-PENYAKIT PADA
SALURAN PENCERNAAN
DISPEPSIA
DISPEPSIA
• Bukan istilah dari suatu nama penyakit
• Tapi istilah untuk suatu sindroma/kumpulan dari
beberapa gejala/keluhan, berupa:
– Nyeri di daerah ulu hati (epigastrium)
– Rasa panas di epigastrium
– Rasa tidak nyaman di epigastrium
– Kembung
– Mual – muntah
– Rasa cepat kenyang/perut rasa cepat
penuh/begah
– Rasa seperti menyesak dari ulu hati ke atas
 Keluhan bisa episodik atau menetap
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas
keluhan/gejala yang dominan, membagi
dispepsia menjadi tiga tipe:
 Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala :
• Nyeri epigastrum terlokalisasi
• Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida
• Nyeri saat lapar
• Nyeri episodik
 Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala:
• Mudah kenyang
• Perut cepat terasa penuh saat makan
• Mual
• Muntah
• Rasa tak nyaman bertambah saat makan
 Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)
ETIOLOGI
 Akibat penyakit/gangguan dalam lumen saluran cerna
atas, seperti penyakit:
• Tukak gaster (ulkus lambung)
• Ulkus duodenum
• Inflamasi : gastritis
• Tumor gaster
• Gastropati karena : NSAID/OAINS
 Penyakit-penyakit hati, pankreas, dan bilier, seperti :
hepatitis, pankreatitis, kolesistitis dll
 Penyakit sistemik, seperti :
• DM, hamil, PJK
18
DIAGNOSTIK
 Anamnesis : gambaran, karakteristik dan lokasi
keluhan
 Pemeriksaan fisik abdomen:
 Nyeri tekan/lepas
 Laboratorium :
 jumlah leukosit (infeksi)
 Serologi (helicobacter pylori)
 Amilase & lipase (pankreatitis)
 Marker tumor (keganasan saluran cerna)
19
 Endoskopi, diindikasikan bila:
 Dispepsia + Alarm symptoms :
 Petunjuk awal akan kemungkinan adanya kelainan
organik: BB🡓, anemia, muntah-muntah hebat,
dugaan obstruksi, hematemesis, melena, keluhan
berulang, umur > 45 th.
 Endoskopi dpt mengidentifikasi kelainan organik
pada lumen saluran cerna, biopsi dan pengambilan
spesimen untuk biakan kuman H. pylori
 USG : batu empedu, kolesistitis, sirosis hati, hepatoma dll
 Radiologi :
- Dapat mengidentifikasi kelainan mukosa
2
TATALAKSANA DISPEPSIA
NON FARMAKOLOGI
 Hindari makanan/minum sebagai pencetus, makanan
merangsang seperti:
 Pedas
 Asam
 tinggi lemak
 mengandung gas
 Kopi
 alkohol dll
 Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi sering
 Hindari stress
21
TERAPI FARMAKOLOGI
 ANTACIDA :
 penetralisir faktor asam sesaat, pereda nyeri
sesaat
 Sediaan : Antasida DOEN
 Penghambat reseptor H2
 Penurun sekresi asam lambung
 Generik : cimetidin, ranitidin, famotidine
22
 Penghambat pompa proton / proton pump
inhibitor (PPI)
 Menghambat produksi asam lambung
 Paling efektif dan superior dalam menghambat
produksi asam lambung
 Sediaan : omeprazol, lansoprazol, pantoprazol,
rabeprazol, esomeprazole
2
Antibiotik:
bila terbukti terlibatnya H.pylori (+)
TUKAK PEPTIK
TUKAK PEPTIK
Definisi :
• Pembentukan ulkus pada saluran pencernaan bagian
atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan
pepsin.
Etiologi:
• Tukak peptik timbul akibat gangguan keseimbangan
antara asam lambung, pepsin dan daya mukosa.
• Faktor yang mempengaruhi terjadinya tukak lambung
adalah adanya riwayat keluarga yang mengindap
tukak peptik, atau pasien dengan paru kronik, sirosis
hati, penyakit ginjal kronik, rokok, alkohol dan obat-
obatan.
TUKAK PEPTIK
• Tukak Duodenum
Umumnya terdapat hipersekresi asam
pepsin karena jumlah sel parietal lebih
banyak.
• Tukak Lambung
Biasanya sekresi asam normal. Faktor
utama adalah turunnya daya tahan
mukosa.
GEJALA KLINIS
• Nyeri nokturnal (rasa nyeri pada malam hari) umumnya
antara pukul 12 malam hingga 3 pagi
• Pasien dengan ulkus sering mendapatkan sindrom
dispeptik seperti terasa panas dalam perut, perut kembung,
mual, muntah, anoreksia, dan turun berat badan.
• Komplikasi disebabkan oleh H.Pylori dan NSAID termasuk
pendarahan saluran cerna atas, perforasi ke dalam
peritoneal, penetrasi ke dalam bagian tubuh seperti
pankreas dan hati.
FAKTOR RESIKO
1. Usia lebih dari 60 tahun
2. riwayat ulkus peptikum sebelumnya
3. riwayat pendarahan saluran gastrointestinal atas
4. sedang menjalani terapi kortikosteroid
5. penggunaan beberapa NSAID dalam dosis tinggi,
6. penggunaan antikoagulan atau koagulopati
7. kerusakan organ kronis (misalnya; gagal jantung atau
gagal ginjal)
TERAPI
Non Farmakologi  Merubah Pola Hidup:
• Mengurangi/menghilangkan stres psikologis, kebiasaan
merokok dan penggunaan AINS
• Menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat
merangsang ulkus seperti makanan pedas, kafein dan
alkohol
• Mengganti penggunaan AINS nonselektif dengan
asetaminofen, salisilat takterasetilasi (misal salsalat) atau
AINS selektif COX-2 untuk mengatasi timbulnya rasa nyeri
• Dalam kondisi tertentu, ulkus peptikum memerlukan
tindakan pembedahan
TERAPI FARMAKOLOGI
KONSTIPASI
DEFINISI
• Periode BAB kurang dari 3x seminggu atau
periode lebih dari 3 hari
• Keadaan dimana defekasi terhenti atau tidak
lancar dan tidak teratur
• Konstipasi bukanlah suatu penyakit tetapi
merupakan gejala yang mengindikasikan adanya
penyakit atau masalah
ETIOLOGI
TERAPI
LAKSANSIA
Berdasarkan farmakologi dan sifat kimia :
a. Laksansia kontak (stimulan)
b. Laksansia osmotik
c. Laksansia pembentuk massa feses /
pengembang
d. Laksansia pelicin dan pelunak tinja
(emolient)
a. Laksansia kontak / stimulan
Mekanisme : merangsang saraf dinding usus,
meningkatkan pergerakan usus
Contoh : senna, rhei, fenolftalein, bisakodil, natrium
pikosulfat, oleum ricini
Diminum malam sebelum tidur malam
Efek Samping : kram usus, ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit (jangka penjang)
Senna dan rhei : perubahan warna urin
menjadi merah muda- merah, merah-
ungu, merah- coklat
KI : ibu hamil dan menyusui
b. Laksansia osmotik
Mekanisme : Menarik cairan ke dalam usus
Contoh : laktulosa, magnesium sulfat,
natrium sulfat, gliserol, sorbitol
Dapat diberikan pada anak-
anak (1 bulan ke atas)
Efek Samping : kembung, kram, perut terasa
tidak enak
c. Laksansia pembentuk massa
feses / pengembang
Mekanisme : penambahan massa feses secara
alami sehingga meningkatkan
pergerakan usus dan pengeluaran
Contoh : agar-agar, metilselulose,
plantago/psyllium, gom sterculia, serat nabati
Obat pencahar paling aman
Tidak boleh diminum menjelang tidur malam
Harus mengkonsumsi cairan cukup utk
mencegah obstruksi usus
d. Laksansia pelicin dan emollientia
Mekanisme : mencampur air dgn lemak dlm feses
sehingga kadar air menjadi tinggi,
feses lunak dan mudah dikeluarkan.
Direkomendasikan pd konstipasi ibu sesudah
melahirkan, pd pasca operasi, pasien jantung
Contoh : parafinum cair, natrium dokusinat,
natrium laurylsulfoasetat
Diberikan malam hari
Efek Samping : gangguan lambung, ruam, iritasi
Tidak dianjurkan utk ibu hamil
DIARE
DIARE
 DEFINISI : peningkatan f rekuensi dan penurunan
konsistensi buang air besar dibandingkan dengan pola
buang air besar normal seseorang atau BAB dengan
frekuensi > 3x sehari.
 KLASIFIKASI :
• DIARE AKUT : Diare yg terjadi < 14 hari
• DIARE PERSISTEN : Diare yg berlangsung selama ≥ 14
hari
• DIARE KRONIK : Diare yg terjadi lebih dari 30 hari
 Sebagian besar kasus diare akut disebabkan oleh infeksi
virus, bakteri, atau protozoa, dan umumnya sembuh sendiri
KLASIFIKASI
DIARE KRONIK
GEJALA
• BAB yang encer
• Terdapat gas-gas di dalam perut
• Rasa tidak enak pada perut
• Nyeri pada perut kanan bawah
disertai kram dan bunyi perut
PETALAKSANAAN
A. Pengganti Cairan dan Elektrolit
B. Antibiotik
C. Obat Anti Diare
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi
Ringan/Sedang
Dehidrasi Berat
Keadaan Umum Baik Gelisah, Rewel Lesu, Tak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak Ada Tidak Ada
Mulut, Lidah Basah Kering Sangat Kering
Rasa Haus Minum Biasa Sangat Haus Malas, tidak bisa
minum
Kekenyalan Kulit Normal Kembali Lambat Kembali sangat
lambat
PENGGANTI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
ORALIT
DOSIS ORALIT
D
o
s
i
soralitu
n
t
u
kd
i
a
r
ed
i
b
a
g
iberdasarkan usia dan kondisi penggunanya.
Agar lebih jelas, simak rincian berikut:
• Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama,
kemudian ½ gelas tiap kali diare.
• Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama,
kemudian 1 gelas tiap kali diare.
• Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama,
kemudian 1½ gelas tiap kali diare.
• Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama,
kemudian 2 gelas tiap kali diare.
PENGGANTI CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
ANTIBIOTIK
OBAT ANTIDIARE
Anti Motilitas
Mekanisme aksi :
• Menunda transit isi intraluminal
• Meningkatkan kapasitas usus
• Memperpanjang waktu kontak dan absorbsi
Loperamid sering direkomendasikan untuk
terapi diare akut dan kronis.
Adsorben
Mekanisme aksi :
• Bekerja lokal pada saluran cerna dgn
mengikat/adsorbsi toksin penyebab diare
• Adsorben merupakan suatu agen yg tidak
diabsorbsi, tetapi berikatan dgn air.
• Adsorben akan mengurangi kandungan air
feses pd diare akut
Mekanisme aksi :
• Menyekat aliran cairan
• Untuk diare akut/perjalanan
• Meringankan kram abdominal
Anti Sekretori
MUAL DAN MUNTAH
DEFINISI
• Mual : keinginan untuk muntah atau
gejala yang dirasakan di tenggorokan
dan di daerah sekitar lambung, yang
menandakan seseorang bahwa ia akan
segera muntah
• Muntah : pengeluaran is i lambung
m e l a l u i m u l u t , y a n g s e r i n g k a l i
membutuhkan dorongan yang sangat
kuat
MUAL DAN MUNTAH
 Tiga Tahapan yang saling berurutan dari emesis
meliputi mual, kontraksi perut, dan muntah.
 Mual sangat erat dengan keinginan untuk
muntah dan dikaitkan dengan kaku lambung.
 Gerakan muntah yang tidak disadari adalah
gerakan otot perut dan otot rongga dada
sebelum muntah.
 Tahapan terakhir dari mual adalah muntah yaitu
dorongan kuat i s i lambung karena retro
peristalsis saluran cerna
ETIOLOGI
ETIOLOGI
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Pasien dengan keluhan ringan, mungkin
berkaitan dengan konsumsi makanan
dan minuman, dianjurkan menghindari
masuknya makanan.
Muntah psikogenik mungkin diatasi
dengan intervensi psikologik
TERAPI FARMAKOLOGI
ANTIEMETIK PADA IBU HAMIL
SISTEM SALURAN CERNA FARMAKOLOGI SMK FARMASI

More Related Content

Similar to SISTEM SALURAN CERNA FARMAKOLOGI SMK FARMASI

pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
Applikasi enzim pada keperawatan
Applikasi enzim pada keperawatanApplikasi enzim pada keperawatan
Applikasi enzim pada keperawatanDestu Ayu Hapsari
 
Sistem pencernaan pada manusia 2
Sistem pencernaan pada manusia 2Sistem pencernaan pada manusia 2
Sistem pencernaan pada manusia 2Pipit Pitoyo
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaFithri Kurniati
 
Gastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptGastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptNormahapsari
 
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNA
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNAILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNA
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNANovita Damaiyanti
 
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdf
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdfBAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdf
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdfSunardinDin
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxnadyahermawan
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaHrdnt
 
Sist pencernaan pada manusia
Sist pencernaan pada manusiaSist pencernaan pada manusia
Sist pencernaan pada manusiaW Budi Roestanto
 

Similar to SISTEM SALURAN CERNA FARMAKOLOGI SMK FARMASI (20)

pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
Applikasi enzim pada keperawatan
Applikasi enzim pada keperawatanApplikasi enzim pada keperawatan
Applikasi enzim pada keperawatan
 
Subbab 1 Indo.pptx
Subbab 1 Indo.pptxSubbab 1 Indo.pptx
Subbab 1 Indo.pptx
 
Dispepsia
DispepsiaDispepsia
Dispepsia
 
Asuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsiaAsuhan keperawatan dispepsia
Asuhan keperawatan dispepsia
 
Sistem pencernaan pada manusia 2
Sistem pencernaan pada manusia 2Sistem pencernaan pada manusia 2
Sistem pencernaan pada manusia 2
 
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran CernaAnatomi Fisiologi Saluran Cerna
Anatomi Fisiologi Saluran Cerna
 
Gastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.pptGastritis April 2015.ppt
Gastritis April 2015.ppt
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
Puasa sehat
Puasa sehatPuasa sehat
Puasa sehat
 
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNAObat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Obat sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNA
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNAILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNA
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2 OBAT SALURAN CERNA
 
Sistem pencernaan
Sistem pencernaanSistem pencernaan
Sistem pencernaan
 
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdf
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdfBAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdf
BAB 04 SISTEM PENCERNAAN.pdf
 
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptxGastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
Gastrointestinal Disorders Breakthrough by Slidesgo.pptx
 
Lp dispepsia
Lp dispepsiaLp dispepsia
Lp dispepsia
 
Sistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusiaSistem Pencernaan manusia
Sistem Pencernaan manusia
 
Sist pencernaan pada manusia
Sist pencernaan pada manusiaSist pencernaan pada manusia
Sist pencernaan pada manusia
 
Leaflet dispepsia akper muna
Leaflet dispepsia akper munaLeaflet dispepsia akper muna
Leaflet dispepsia akper muna
 
Leaflet dispepsia akper muna
Leaflet dispepsia akper munaLeaflet dispepsia akper muna
Leaflet dispepsia akper muna
 

SISTEM SALURAN CERNA FARMAKOLOGI SMK FARMASI

  • 1. FARMAKOLOGI II SISTEM PENCERNAAN Dosen : apt. Anton Kustanto, S.Farm Sekolah Menengah Kesehatan Bhakti Kencana Cicurug
  • 3. LAMBUNG Terdiri dari 3 bagian yaitu kardiak (bagian atas), fundus (bagian tengah), pilorus (bagian bawah).
  • 4. LANJUTAN  Pada Lambung, makanan di cerna secara : 1. Pencernaan makanan secara mekanik dilakukan oleh otot-otot lambung yang berkontraksi, melakukan gerakan meremas/menggiling makanan hingga menjadi bentuk yang lunak seperti bubur makanan. 2. Pencernaan secara Kimiawi pada lambung dibantu oleh enzim- enzim pencernaan yang dihasilkan oleh lambung atau getah lambung.  Getah Lambung terdiri dari : • Asam Klorida (HCL), berfungsi membunuh bibit penyakit yg masuk bersama makanan. • Enzim Pepsin, berfungsi mengubah Protein menjadi Pepton. • Enzim Renin, berfungsi menggumpalkan protein susu menjadi Kasein (dengan bantuan kalsium)
  • 5. LANJUTAN Fungsi : 1. Tempat menyimpan makanan 2. Tempat mencampur makanan dg getah lambung 3. Tempat mengosongkan makanan 4. Mencegah masuknya sebagian kuman 5. Tempat absorbsi alkohol + obat-obatan
  • 6. USUS HALUS Makanan dari lambung yang telah berbentuk bubur makanan kemudian masuk ke usus halus untuk di cerna kembali dan di serap sari-sari makanannya
  • 7. LANJUTAN Usus Halus terdiri dari : 1. Usus 12 jari (Duodenum) Panjangnya sekitar 1/3 meter. Di dalam Usus 12 jari terjadi pencernaan makanan dengan bantuan getah pankreas. Getah Pankreas dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Getah Pankreas mengandung Enzim-Enzim Pencernaan seperti : a. Enzim Amilase, berfungsi Mengubah Amilum menjadi maltosa (monosakarida). b. Enzim Tripsin : Mengubah Pepton menjadi Asam Amino c. Enzim Lipase : Mengubah Lemak menjadi Asam Lemak.
  • 8.  Selain dibantu oleh Getah Pankreas yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan, proses pencernaan makanan di usus halus juga di bantu oleh Getah Empedu yang dihasilkan oleh hati.  Fungsi Getah Empedu antara lain : 1. Mengemulsikan lemak agar mudah di serap oleh tubuh menjadi asam lemak. 2. Memberikan zat warna kecoklatan pada makanan yang sedang dicerna.
  • 9. 2. Usus Kosong (Jejunum) Di dalam Usus Kosong kembali terjadi pencernaan makanan secara kimiawi dengan bantuan enzim- enzim Pencernaan lainnya yaitu : 1. Enzim Maltase : berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa. 2. Enzim Sukrose : berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. 3. Enzim Laktase : berfungsi mengubah Laktosa menjadi galaktosa.
  • 10. 1. Usus Penyerapan (Ileum)  Usus Penyerapan adalah tempat penyerapan sari- sari makanan, dimana zat-zat gizi pada makanan seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin di serap di usus  Penyerapan pada bagian yang di sebut ‘Villi’.  Di bagian Villi inilah tempat sari-sari makanan di usus halus di serap.  Villi banyak mengandung pembuluh darah yang berfungsi untuk mengedarkan sari-sari makanan yg telah di serap ke seluruh tubuh melalui darah.
  • 11. USUS BESAR Pada Usus besar sisa-sisa ampas makanan diserap kandungan air dan garam- g a r a m m i n e r a l n y a , kemudian ampas makanan tersebut di busukkan oleh bakteri pembusuk yg hidup di usus besar yaitu Bakteri Escherichia Colli.
  • 12.  Sebelum di buang ke Anus, ampas makanan yang telah dibusukkan oleh Bakteri Echerichia Colli dan telah berbentuk kotoran atau tinja (feses) terlebih dahulu masuk ke “Rektum” yang terdapat pada ujung besar.  Rektum memiliki otot polos yang apabila rektum terisi ampas makanan dan otot berkontraksi maka akan menimbulkan rasa ingin buang air besar.
  • 13.  Pada ujung usus halus terdapat umbai cacing (usus buntu), kegunaannya sebagai klep penghubung antara usus halus dengan usus besar.  Agar sisa-sisa makanan yang telah keluar dari usus halus menuju usus besar tidak dapat kembali masuk ke usus halus
  • 16. DISPEPSIA • Bukan istilah dari suatu nama penyakit • Tapi istilah untuk suatu sindroma/kumpulan dari beberapa gejala/keluhan, berupa: – Nyeri di daerah ulu hati (epigastrium) – Rasa panas di epigastrium – Rasa tidak nyaman di epigastrium – Kembung – Mual – muntah – Rasa cepat kenyang/perut rasa cepat penuh/begah – Rasa seperti menyesak dari ulu hati ke atas  Keluhan bisa episodik atau menetap
  • 17. Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe:  Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala : • Nyeri epigastrum terlokalisasi • Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida • Nyeri saat lapar • Nyeri episodik  Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala: • Mudah kenyang • Perut cepat terasa penuh saat makan • Mual • Muntah • Rasa tak nyaman bertambah saat makan  Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)
  • 18. ETIOLOGI  Akibat penyakit/gangguan dalam lumen saluran cerna atas, seperti penyakit: • Tukak gaster (ulkus lambung) • Ulkus duodenum • Inflamasi : gastritis • Tumor gaster • Gastropati karena : NSAID/OAINS  Penyakit-penyakit hati, pankreas, dan bilier, seperti : hepatitis, pankreatitis, kolesistitis dll  Penyakit sistemik, seperti : • DM, hamil, PJK 18
  • 19. DIAGNOSTIK  Anamnesis : gambaran, karakteristik dan lokasi keluhan  Pemeriksaan fisik abdomen:  Nyeri tekan/lepas  Laboratorium :  jumlah leukosit (infeksi)  Serologi (helicobacter pylori)  Amilase & lipase (pankreatitis)  Marker tumor (keganasan saluran cerna) 19
  • 20.  Endoskopi, diindikasikan bila:  Dispepsia + Alarm symptoms :  Petunjuk awal akan kemungkinan adanya kelainan organik: BB🡓, anemia, muntah-muntah hebat, dugaan obstruksi, hematemesis, melena, keluhan berulang, umur > 45 th.  Endoskopi dpt mengidentifikasi kelainan organik pada lumen saluran cerna, biopsi dan pengambilan spesimen untuk biakan kuman H. pylori  USG : batu empedu, kolesistitis, sirosis hati, hepatoma dll  Radiologi : - Dapat mengidentifikasi kelainan mukosa 2
  • 21. TATALAKSANA DISPEPSIA NON FARMAKOLOGI  Hindari makanan/minum sebagai pencetus, makanan merangsang seperti:  Pedas  Asam  tinggi lemak  mengandung gas  Kopi  alkohol dll  Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi sering  Hindari stress 21
  • 22. TERAPI FARMAKOLOGI  ANTACIDA :  penetralisir faktor asam sesaat, pereda nyeri sesaat  Sediaan : Antasida DOEN  Penghambat reseptor H2  Penurun sekresi asam lambung  Generik : cimetidin, ranitidin, famotidine 22
  • 23.  Penghambat pompa proton / proton pump inhibitor (PPI)  Menghambat produksi asam lambung  Paling efektif dan superior dalam menghambat produksi asam lambung  Sediaan : omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazole
  • 26. TUKAK PEPTIK Definisi : • Pembentukan ulkus pada saluran pencernaan bagian atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan pepsin. Etiologi: • Tukak peptik timbul akibat gangguan keseimbangan antara asam lambung, pepsin dan daya mukosa. • Faktor yang mempengaruhi terjadinya tukak lambung adalah adanya riwayat keluarga yang mengindap tukak peptik, atau pasien dengan paru kronik, sirosis hati, penyakit ginjal kronik, rokok, alkohol dan obat- obatan.
  • 27. TUKAK PEPTIK • Tukak Duodenum Umumnya terdapat hipersekresi asam pepsin karena jumlah sel parietal lebih banyak. • Tukak Lambung Biasanya sekresi asam normal. Faktor utama adalah turunnya daya tahan mukosa.
  • 28. GEJALA KLINIS • Nyeri nokturnal (rasa nyeri pada malam hari) umumnya antara pukul 12 malam hingga 3 pagi • Pasien dengan ulkus sering mendapatkan sindrom dispeptik seperti terasa panas dalam perut, perut kembung, mual, muntah, anoreksia, dan turun berat badan. • Komplikasi disebabkan oleh H.Pylori dan NSAID termasuk pendarahan saluran cerna atas, perforasi ke dalam peritoneal, penetrasi ke dalam bagian tubuh seperti pankreas dan hati.
  • 29. FAKTOR RESIKO 1. Usia lebih dari 60 tahun 2. riwayat ulkus peptikum sebelumnya 3. riwayat pendarahan saluran gastrointestinal atas 4. sedang menjalani terapi kortikosteroid 5. penggunaan beberapa NSAID dalam dosis tinggi, 6. penggunaan antikoagulan atau koagulopati 7. kerusakan organ kronis (misalnya; gagal jantung atau gagal ginjal)
  • 30.
  • 31. TERAPI Non Farmakologi  Merubah Pola Hidup: • Mengurangi/menghilangkan stres psikologis, kebiasaan merokok dan penggunaan AINS • Menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat merangsang ulkus seperti makanan pedas, kafein dan alkohol • Mengganti penggunaan AINS nonselektif dengan asetaminofen, salisilat takterasetilasi (misal salsalat) atau AINS selektif COX-2 untuk mengatasi timbulnya rasa nyeri • Dalam kondisi tertentu, ulkus peptikum memerlukan tindakan pembedahan
  • 34. DEFINISI • Periode BAB kurang dari 3x seminggu atau periode lebih dari 3 hari • Keadaan dimana defekasi terhenti atau tidak lancar dan tidak teratur • Konstipasi bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala yang mengindikasikan adanya penyakit atau masalah
  • 37. LAKSANSIA Berdasarkan farmakologi dan sifat kimia : a. Laksansia kontak (stimulan) b. Laksansia osmotik c. Laksansia pembentuk massa feses / pengembang d. Laksansia pelicin dan pelunak tinja (emolient)
  • 38. a. Laksansia kontak / stimulan Mekanisme : merangsang saraf dinding usus, meningkatkan pergerakan usus Contoh : senna, rhei, fenolftalein, bisakodil, natrium pikosulfat, oleum ricini Diminum malam sebelum tidur malam Efek Samping : kram usus, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (jangka penjang) Senna dan rhei : perubahan warna urin menjadi merah muda- merah, merah- ungu, merah- coklat KI : ibu hamil dan menyusui
  • 39. b. Laksansia osmotik Mekanisme : Menarik cairan ke dalam usus Contoh : laktulosa, magnesium sulfat, natrium sulfat, gliserol, sorbitol Dapat diberikan pada anak- anak (1 bulan ke atas) Efek Samping : kembung, kram, perut terasa tidak enak
  • 40. c. Laksansia pembentuk massa feses / pengembang Mekanisme : penambahan massa feses secara alami sehingga meningkatkan pergerakan usus dan pengeluaran Contoh : agar-agar, metilselulose, plantago/psyllium, gom sterculia, serat nabati Obat pencahar paling aman Tidak boleh diminum menjelang tidur malam Harus mengkonsumsi cairan cukup utk mencegah obstruksi usus
  • 41. d. Laksansia pelicin dan emollientia Mekanisme : mencampur air dgn lemak dlm feses sehingga kadar air menjadi tinggi, feses lunak dan mudah dikeluarkan. Direkomendasikan pd konstipasi ibu sesudah melahirkan, pd pasca operasi, pasien jantung Contoh : parafinum cair, natrium dokusinat, natrium laurylsulfoasetat Diberikan malam hari Efek Samping : gangguan lambung, ruam, iritasi Tidak dianjurkan utk ibu hamil
  • 42. DIARE
  • 43. DIARE  DEFINISI : peningkatan f rekuensi dan penurunan konsistensi buang air besar dibandingkan dengan pola buang air besar normal seseorang atau BAB dengan frekuensi > 3x sehari.  KLASIFIKASI : • DIARE AKUT : Diare yg terjadi < 14 hari • DIARE PERSISTEN : Diare yg berlangsung selama ≥ 14 hari • DIARE KRONIK : Diare yg terjadi lebih dari 30 hari  Sebagian besar kasus diare akut disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau protozoa, dan umumnya sembuh sendiri
  • 46. GEJALA • BAB yang encer • Terdapat gas-gas di dalam perut • Rasa tidak enak pada perut • Nyeri pada perut kanan bawah disertai kram dan bunyi perut
  • 47. PETALAKSANAAN A. Pengganti Cairan dan Elektrolit B. Antibiotik C. Obat Anti Diare
  • 48. PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan/Sedang Dehidrasi Berat Keadaan Umum Baik Gelisah, Rewel Lesu, Tak sadar Mata Normal Cekung Sangat cekung Air Mata Ada Tidak Ada Tidak Ada Mulut, Lidah Basah Kering Sangat Kering Rasa Haus Minum Biasa Sangat Haus Malas, tidak bisa minum Kekenyalan Kulit Normal Kembali Lambat Kembali sangat lambat
  • 51. DOSIS ORALIT D o s i soralitu n t u kd i a r ed i b a g iberdasarkan usia dan kondisi penggunanya. Agar lebih jelas, simak rincian berikut: • Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare. • Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare. • Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare. • Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.
  • 55.
  • 56. Anti Motilitas Mekanisme aksi : • Menunda transit isi intraluminal • Meningkatkan kapasitas usus • Memperpanjang waktu kontak dan absorbsi Loperamid sering direkomendasikan untuk terapi diare akut dan kronis.
  • 57. Adsorben Mekanisme aksi : • Bekerja lokal pada saluran cerna dgn mengikat/adsorbsi toksin penyebab diare • Adsorben merupakan suatu agen yg tidak diabsorbsi, tetapi berikatan dgn air. • Adsorben akan mengurangi kandungan air feses pd diare akut
  • 58. Mekanisme aksi : • Menyekat aliran cairan • Untuk diare akut/perjalanan • Meringankan kram abdominal Anti Sekretori
  • 60. DEFINISI • Mual : keinginan untuk muntah atau gejala yang dirasakan di tenggorokan dan di daerah sekitar lambung, yang menandakan seseorang bahwa ia akan segera muntah • Muntah : pengeluaran is i lambung m e l a l u i m u l u t , y a n g s e r i n g k a l i membutuhkan dorongan yang sangat kuat
  • 61. MUAL DAN MUNTAH  Tiga Tahapan yang saling berurutan dari emesis meliputi mual, kontraksi perut, dan muntah.  Mual sangat erat dengan keinginan untuk muntah dan dikaitkan dengan kaku lambung.  Gerakan muntah yang tidak disadari adalah gerakan otot perut dan otot rongga dada sebelum muntah.  Tahapan terakhir dari mual adalah muntah yaitu dorongan kuat i s i lambung karena retro peristalsis saluran cerna
  • 64. TERAPI NON FARMAKOLOGI Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan dengan konsumsi makanan dan minuman, dianjurkan menghindari masuknya makanan. Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69.
  • 70.
  • 71.