Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
Teks tersebut membahas tentang sejarah dan karakteristik udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2001 dan sekarang menjadi jenis udang yang banyak dibudidayakan karena tahan penyakit dan tumbuh cepat. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri fisik, sistem pencernaan, siklus hidup, dan tata kelola induk udang vanname
Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya perikanan. Terdiri dari parameter fisika (suhu, kecerahan), kimia (pH, DO, nitrat, fosfat), dan biologi (plankton). Parameter ideal untuk kehidupan ikan adalah rendahnya amonia, nitrit, cemaran organik, serta stabilnya pH, salinitas, dan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Optimalisasi Penggunaan Automatic Feeder Pada Budidaya Udang Litopenaeus Vann...Syauqy Nurul Aziz
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi penggunaan automatic feeder pada budidaya udang Litopenaeus vannamei untuk meningkatkan produksi ketika kondisi sulit. Metode yang disarankan adalah dengan memanfaatkan automatic feeder untuk memberi pakan secara terprogram sepanjang hari (24 jam) guna mencapai pertumbuhan cepat udang dalam 70-80 hari saja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi budidaya udang.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas proses panen dan pasca panen pada budidaya udang vannamei. Udang siap dipanen setelah mencapai ukuran minimal 100 dan kualitas yang baik. Panen dapat dilakukan secara parsial atau total dengan mempertimbangkan faktor udang molting. Setelah panen, udang di sortir berdasarkan ukuran dan kualitas, ditimbang, dan dikemas dengan es untuk distribusi. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung pendugaan
Teks tersebut membahas tentang sejarah dan karakteristik udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2001 dan sekarang menjadi jenis udang yang banyak dibudidayakan karena tahan penyakit dan tumbuh cepat. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri fisik, sistem pencernaan, siklus hidup, dan tata kelola induk udang vanname
Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya perikanan. Terdiri dari parameter fisika (suhu, kecerahan), kimia (pH, DO, nitrat, fosfat), dan biologi (plankton). Parameter ideal untuk kehidupan ikan adalah rendahnya amonia, nitrit, cemaran organik, serta stabilnya pH, salinitas, dan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Optimalisasi Penggunaan Automatic Feeder Pada Budidaya Udang Litopenaeus Vann...Syauqy Nurul Aziz
Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi penggunaan automatic feeder pada budidaya udang Litopenaeus vannamei untuk meningkatkan produksi ketika kondisi sulit. Metode yang disarankan adalah dengan memanfaatkan automatic feeder untuk memberi pakan secara terprogram sepanjang hari (24 jam) guna mencapai pertumbuhan cepat udang dalam 70-80 hari saja. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi budidaya udang.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas proses panen dan pasca panen pada budidaya udang vannamei. Udang siap dipanen setelah mencapai ukuran minimal 100 dan kualitas yang baik. Panen dapat dilakukan secara parsial atau total dengan mempertimbangkan faktor udang molting. Setelah panen, udang di sortir berdasarkan ukuran dan kualitas, ditimbang, dan dikemas dengan es untuk distribusi. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung pendugaan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas tentang pemilihan dan penebaran benur udang vannamei yang sehat. Benur harus bebas dari virus dan diperoleh dari hatchery bersertifikat. Kualitas benur dapat diketahui melalui pengamatan visual, uji stress, dan mikroskopik. Benur diangkut dengan menjaga suhu dan salinitas, lalu dilakukan aklimatisasi sebelum ditebar di tambak."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit dan hama pada budidaya ikan. Penjelasan meliputi pengertian penyakit ikan, penyebabnya, jenis penyakit, gejala, dan cara pencegahannya. Jenis hama yang dijelaskan adalah predator, kompetitor, dan perusak beserta penyebab munculnya hama dan cara pengendaliannya secara kimiawi dan nonkimiawi.
BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK.pptxsurya39722
Sistem bioflok merupakan sistem budidaya lele yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengolah media. Mikroorganisme diinokulasi ke kolam melalui probiotik cair yang difermentasi selama seminggu. Benih lele ukuran 4-5 cm ditebar dan diberi pakan probiotik. Setiap minggu, air diganti sebagian dan ditambah kapur serta probiotik. Ikan panen setelah 3 bulan dengan ukuran 125-150 gram.
Presentasi Kualitas Air ini dibuat oleh Romi Novriadi, S.Pd,kim., M.Sc dalam upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya lingkungan dalam mendukung produksi budidaya ikan laut
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perikanan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran yang bertujuan untuk pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Sistem perikanan mencakup aktivitas manusia dalam penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, serta aspek sosial ekonominya.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya pengolahan air yang baik untuk budidaya udang tambak agar memperoleh kualitas udang yang baik. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjanjikan untuk diekspor, namun kualitas air tambak perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas udang. Teknologi penyaringan dan pemurnian air yang tepat dibutuhkan untuk memenuhi baku mutu air tambak dan air untuk pembiakan probiotik gun
Sistem imunitas ikan merupakan pengetahuan mendasar untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan. Sistem ini terdiri atas kekebalan non-spesifik dan spesifik. Kekebalan non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan humoral seperti lisozim dan interferon, sedangkan spesifik melibatkan limfosit, sel B, dan antibodi. Faktor lingkungan, nutrisi, dan stres dapat mempengaruhi sistem imunitas ikan.
This document discusses feeding and nutrition for fish farming. It covers:
1) Why fish need to be fed and the types of feeds including formulated, agricultural byproducts, and pelleted feeds.
2) How to feed fish by hand, truck, or automatic timed methods and recommended feeding amounts of 2-5% of body weight per day.
3) Nutrition is an important factor for aquaculture and feed costs make up around 50% of expenses. Balanced nutrition, feed quality control, and biological evaluations are important for cost effectiveness.
4) Nutrition involves the interaction between nutrients and living organisms including feed composition, ingestion, digestion, ability to digest, energy release, growth, reproduction, and
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Program Wanamina di Indonesia menggunakan pendekatan silvofishery untuk mengelola ekosistem mangrove secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kawasan tersebut untuk budidaya perikanan. Strategi kesuksesan program ini meliputi sosialisasi, monitoring, pembentukan lembaga lokal, dan telah diimplementasikan di beberapa daerah dengan hasil yang positif dalam melestarikan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas strategi penerapan praktik budidaya udang yang baik (BMP) di tambak untuk meningkatkan produksi. BMP mewajibkan tambak memiliki air pasok yang bebas hama dan logam berat, mampu menampung air dan mengeluarkan limbah dengan kadar sedimen dan bahan organik terlarut rendah, serta dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penting lainnya sepert
Program ini bertujuan menentukan metode terbaik pemberian probiotik Bacillus multi spesies pada larva ikan lele untuk meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuhnya. Larva ikan lele akan dipelihara selama 20 hari dengan perlakuan kontrol, bioenkapsulasi, dan penambahan langsung probiotik. Diharapkan didapatkan metode yang paling baik dalam pemberian probiotik untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan
Dokumen ini membahas manajemen kualitas air yang penting dalam kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain suhu, pH, oksigen, dan zat hara untuk memastikan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan ikan. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh setiap faktor terhadap organisme perairan dan cara mengelola perubahan kondisi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas manajemen kualitas air dan penanggulangan hama penyakit ikan pada kolam budidaya air tawar. Parameter-parameter lingkungan perairan seperti kecerahan, suhu, oksigen terlarut, pH, dan gas-gas terlarut dipantau untuk mendukung pertumbuhan ikan. Upaya antisipasi penyakit meliputi pengelolaan kolam, pemberian vitamin, dan probiotik untuk meningkatkan daya tahan ikan.
Dokumen tersebut merupakan panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya udang yang dikeluarkan oleh Takeshu Aquaculture Research Center. Panduan ini memberikan instruksi lengkap mengenai persiapan tambak, pengolahan air selama budidaya, teknis pengendalian biomassa, dan program pakan untuk budidaya udang yang berfokus pada meningkatkan keberhasilan budidaya dengan mempertimbangkan kondisi terkini.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas tentang pemilihan dan penebaran benur udang vannamei yang sehat. Benur harus bebas dari virus dan diperoleh dari hatchery bersertifikat. Kualitas benur dapat diketahui melalui pengamatan visual, uji stress, dan mikroskopik. Benur diangkut dengan menjaga suhu dan salinitas, lalu dilakukan aklimatisasi sebelum ditebar di tambak."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit dan hama pada budidaya ikan. Penjelasan meliputi pengertian penyakit ikan, penyebabnya, jenis penyakit, gejala, dan cara pencegahannya. Jenis hama yang dijelaskan adalah predator, kompetitor, dan perusak beserta penyebab munculnya hama dan cara pengendaliannya secara kimiawi dan nonkimiawi.
BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK.pptxsurya39722
Sistem bioflok merupakan sistem budidaya lele yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengolah media. Mikroorganisme diinokulasi ke kolam melalui probiotik cair yang difermentasi selama seminggu. Benih lele ukuran 4-5 cm ditebar dan diberi pakan probiotik. Setiap minggu, air diganti sebagian dan ditambah kapur serta probiotik. Ikan panen setelah 3 bulan dengan ukuran 125-150 gram.
Presentasi Kualitas Air ini dibuat oleh Romi Novriadi, S.Pd,kim., M.Sc dalam upaya untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya lingkungan dalam mendukung produksi budidaya ikan laut
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perikanan yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran yang bertujuan untuk pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Sistem perikanan mencakup aktivitas manusia dalam penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, serta aspek sosial ekonominya.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya pengolahan air yang baik untuk budidaya udang tambak agar memperoleh kualitas udang yang baik. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjanjikan untuk diekspor, namun kualitas air tambak perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas udang. Teknologi penyaringan dan pemurnian air yang tepat dibutuhkan untuk memenuhi baku mutu air tambak dan air untuk pembiakan probiotik gun
Sistem imunitas ikan merupakan pengetahuan mendasar untuk meningkatkan kekebalan tubuh ikan. Sistem ini terdiri atas kekebalan non-spesifik dan spesifik. Kekebalan non-spesifik meliputi pertahanan fisik dan humoral seperti lisozim dan interferon, sedangkan spesifik melibatkan limfosit, sel B, dan antibodi. Faktor lingkungan, nutrisi, dan stres dapat mempengaruhi sistem imunitas ikan.
This document discusses feeding and nutrition for fish farming. It covers:
1) Why fish need to be fed and the types of feeds including formulated, agricultural byproducts, and pelleted feeds.
2) How to feed fish by hand, truck, or automatic timed methods and recommended feeding amounts of 2-5% of body weight per day.
3) Nutrition is an important factor for aquaculture and feed costs make up around 50% of expenses. Balanced nutrition, feed quality control, and biological evaluations are important for cost effectiveness.
4) Nutrition involves the interaction between nutrients and living organisms including feed composition, ingestion, digestion, ability to digest, energy release, growth, reproduction, and
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Program Wanamina di Indonesia menggunakan pendekatan silvofishery untuk mengelola ekosistem mangrove secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kawasan tersebut untuk budidaya perikanan. Strategi kesuksesan program ini meliputi sosialisasi, monitoring, pembentukan lembaga lokal, dan telah diimplementasikan di beberapa daerah dengan hasil yang positif dalam melestarikan mangrove dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas strategi penerapan praktik budidaya udang yang baik (BMP) di tambak untuk meningkatkan produksi. BMP mewajibkan tambak memiliki air pasok yang bebas hama dan logam berat, mampu menampung air dan mengeluarkan limbah dengan kadar sedimen dan bahan organik terlarut rendah, serta dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penting lainnya sepert
Program ini bertujuan menentukan metode terbaik pemberian probiotik Bacillus multi spesies pada larva ikan lele untuk meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuhnya. Larva ikan lele akan dipelihara selama 20 hari dengan perlakuan kontrol, bioenkapsulasi, dan penambahan langsung probiotik. Diharapkan didapatkan metode yang paling baik dalam pemberian probiotik untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan
Dokumen ini membahas manajemen kualitas air yang penting dalam kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain suhu, pH, oksigen, dan zat hara untuk memastikan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan ikan. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh setiap faktor terhadap organisme perairan dan cara mengelola perubahan kondisi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas manajemen kualitas air dan penanggulangan hama penyakit ikan pada kolam budidaya air tawar. Parameter-parameter lingkungan perairan seperti kecerahan, suhu, oksigen terlarut, pH, dan gas-gas terlarut dipantau untuk mendukung pertumbuhan ikan. Upaya antisipasi penyakit meliputi pengelolaan kolam, pemberian vitamin, dan probiotik untuk meningkatkan daya tahan ikan.
Dokumen tersebut merupakan panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya udang yang dikeluarkan oleh Takeshu Aquaculture Research Center. Panduan ini memberikan instruksi lengkap mengenai persiapan tambak, pengolahan air selama budidaya, teknis pengendalian biomassa, dan program pakan untuk budidaya udang yang berfokus pada meningkatkan keberhasilan budidaya dengan mempertimbangkan kondisi terkini.
Manajemen kualitas air penting untuk budidaya ikan karena mempengaruhi parameter fisika, kimia, dan biologi air. pH adalah ukuran keasaman yang berpengaruh besar terhadap kehidupan biota laut, di mana perubahan pH dapat menyebabkan gangguan metabolisme ikan, pertumbuhan yang lebih rendah, atau kematian ikan. Pengukuran dan pemeliharaan pH yang tepat diperlukan untuk menjaga kualitas air tambak agar mendukung pert
HAZIMAN ( G2M1 19012 ) TUGAS POWER POINT MK FISIOLOGI REPRODUKSI...ssuser0ad02e
Penanganan kualitas air dalam budidaya intensif memerlukan pemantauan berkala dari beberapa parameter penting seperti oksigen terlarut, karbon dioksida, amonia, dan hidrogen sulfida untuk menjaga pertumbuhan ikan yang sehat. Parameter-parameter ini perlu dikelola dengan baik melalui aerasi, pertukaran air, penghapusan limbah, dan teknik budidaya yang tepat.
Dokumen ini memberikan informasi tentang budidaya ikan nila dan lele menggunakan sistem bioflok di kolam terpal. Sistem ini memungkinkan budidaya yang lebih ramah lingkungan, hemat lahan dan air, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Prinsipnya adalah memanfaatkan bakteri untuk mengubah limbah ikan menjadi pakan tambahan melalui pembentukan bioflok. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan budidaya
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfplekucipikuci
1. Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok, termasuk definisi bioflok, prinsip umum budidaya, dan analisis keuntungan usaha budidaya ikan nila dengan sistem tersebut.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum budidaya ikan dengan sistem akuaponik sederhana yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mempelajari peningkatan kualitas air menggunakan tanaman air. Praktikum ini melibatkan budidaya ikan lele dan nila dalam wadah yang dilengkapi tanaman kangkung sebagai biofilter untuk menurunkan kadar zat-zat berbahaya dalam air seperti amoniak dan nitrat. Hasilnya menunjukkan
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangYahya M Aji
Pada tanggal 30 Desember 2014, kami mahasiswa jurusan Teknik Pengairan FT-UB [1 kelas] berkesempatan mengunjungi Rumah Pompa Wendit milik PDAM Kota Malang dalam rangka menambah wawasan kami terkait mata kuliah Sistem Jaringan Perpipaan. Kami diberikan materi yang komprehensif mengenai proses penyediaan air bersih mulai dari pengambilan air dari sumber, pengolahan, serta transmisi dan distribusinya. Selain itu, kami juga mengamati secara langsung pompa-pompa yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat Kota Malang, yang kapasitasnya mencapai 360 L/detik tiap pompanyaa.
Budidaya ikan lele membutuhkan kolam pemijahan, pendederan, dan pemeliharaan ikan yang baik. Ikan lele dapat dibudidayakan dalam kolam tanah atau bak dengan memperhatikan kualitas air, pemberian pakan, dan pencegahan penyakit. Ikan lele siap panen pada ukuran 5-12 cm dan dapat dipanen menggunakan pipa goyang atau jaring.
Faktor-faktor ekologi penting dalam manajemen kolam ikan adalah kualitas air, terutama oksigen, karbon dioksida, dan pH. Kualitas air dipengaruhi oleh suhu, cahaya, bunyi, dan unsur kimia seperti oksigen, karbon dioksida, alkalinitas, dan kesadahan. Pengelolaan yang tepat seperti aerasi dan pengapuran diperlukan untuk menjaga keseimbangan kimiawi air kolam agar mendukung pertumbuhan ikan
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
Makalah ini membahas manajemen kualitas tanah dan air yang penting untuk kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah dan air meliputi tekstur tanah, kandungan bahan organik, dan pH tanah. Pengelolaan faktor-faktor ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan organisme perairan yang dibudidayakan.
Similar to PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (20)
Dokumen ini membahas tentang teknik memilih benur udang vanamei yang berkualitas melalui serangkaian tes visual, mikroskopis, dan mikrobiologi. Tes kualitas benur meliputi pengamatan morfologi, stress test, tes vibrio, dan PCR untuk mendeteksi empat jenis virus penyakit udang. Benur yang lolos kriteria adalah hasil PCR negatif untuk semua virus dan nilai tes mikroskopis minimal 50. Pemilihan benur berkualitas penting unt
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Hama dan penyakit merupakan factor penyebab kegagalan budidaya yang bila tidak ditangani dengan baik akan menrugikan budidaya. Hama adalah organisme yang dapat mengganggu budidaya dan kemungkinan besar membawa penyakit yang dapat menyerang udang. Penyakit adalah kondisi terjadinya abnormalitas dari struktur, fungsi dan tingkah laku maupun abnormalitas pada metabolisme.
Belajar Bahasa Indonesia dengan Cara Mudah - Study Bahasa Indonesia in Easy WayMustain Adinugroho
Belajar Bahasa Indonesia dengan Cara Mudah adalah panduan mudah dalam mengajari bahasa indonesia kepada orang asing. Cara gampang-gampangan yang mungkin tidak sesuai dengan cara BIPA
Workshop Teknik Identifikasi Larva Ikan: Studi Kasus Perairan Teluk SemarangMustain Adinugroho
Iktioplankton merupakan cabang ilmu yang membahas tentang larva ikan yang hidup planktonik. Merupakan cabang Iktiologi yang membahas tentang stadia larva yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Daur hidup ikan meliputi: Stadia telur dan Stadia perkembangan/lanjut (stadia larva dan juwana/juvenil). Ikan-ikan pada stadia telur dan larva digolongkan sebagai meroplankton karena hidupnya merupakan plankton sementara
Larva kemudian menjadi dewasa sebagai perenang aktif masuk dalam kategori nekton (Odum, 1993).
Teknik pengambilan sample larva dan juvenil ikan mengacu pada Backiel dan Welcomme (FAO, 1980). Pada pengambilan sample digunakan dua cara yaitu: Drift net sampler (bongo net yang dimodifikasi) untuk pengambilan sample di laut dan Seine net untuk pengambilan sample di pantai (kedalaman +1 meter)
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Modul ini membahas pengelolaan pakan pada budidaya udang vannamei. Pakan merupakan biaya terbesar dalam budidaya, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan dengan tepat agar budidaya menjadi efektif dan efisien. Modul ini menjelaskan jenis pakan, kriteria pakan yang baik, penyimpanan pakan, pemberian pakan sesuai umur udang, dan pengawasan konsumsi pakan menggunakan alat anco.
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
Penelitian ini mengkaji hubungan konsentrasi logam berat kadmium dan timbal yang terkandung dalam air laut, plankton, dan larva ikan di Teluk Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam timbal dan kadmium pada ketiga komponen tersebut masih di bawah baku mutu yang ditetapkan. Namun demikian, terdapat beberapa stasiun yang menunjukkan konsentrasi logam berat di atas rata-rata.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Tiga kalimat ringkasan artikel jurnal ilmiah tentang komposisi dan distribusi plankton di perairan Teluk Semarang adalah:
Penelitian menemukan 6 kelas dan 37 genera fitoplankton serta 6 kelas dan 32 genera zooplankton, dengan kelimpahan fitoplankton lebih tinggi di perairan lepas pantai. Indeks keragaman fitoplankton dan zooplankton berada pada tingkat rendah hingga sedang.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
1. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon),
kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas
air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu
dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter
kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi
perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses
fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar
selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi
yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan
akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air
kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar
tetap berada pada kondisi optimal.
Tabel Kisaran Optimal Bagi Pertumbuhan Udang
No Parameter Nilai Optimal
1 Kecerahan 20-40 cm
2 Suhu 28-30 oC
3 Salinitas 27-30 ppt
4 Tinggi Air 130-150 cm
5 Warna Air Hijau
6 pH 7.8-8.5
7 DO >4.0 ppm
8 Alkalinitas 120-150 ppm
9 TAN 0.1-1.8 ppm
10 Amonia <0.25 ppm
11 Nitrit <3 ppm
12 Nitrat <50 ppm
13 Fosfat >0.75 ppm
14 TOM 40-85 ppm
15 Plankton GA +80%
Dalam pertama kali mengisi air pada kolam budidaya, air yang masuk harus melalui proses penyaringan
(multiple screening) menggunakan jaring strimin berukuran 200-250 µm. Hal ini bertujuan untuk mencegah
masukknya carrier penyakit dan predator. Kemudian air yang sudah berada di kolam dilakukan sterilisasi
menggunakan ponfost dan cuprisulfat untuk membunuh crustacea, molusca dan ikan (hewan berdarah merah)
yang tidak diharapakn serta kaporit untuk membunuh bakteri dan virus. Setelah 72 jam air dapat digunakan
untuk mengisi kolam budidaya.
Pengukuran parameter kualitas air dapat dilakukan setiap hari untuk parameter fisika karena kecenderungan
perubahan terjadi setiap hari, sedangkan parameter kimia dan biologi dapat dilakukan minimal seminggu sekali,
hal ini dilakukan untuk menghemat anggaran dalam pengecekan kualitas air.
2. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Tabel Frekwensi Pengukuran Parameter Kualitas Air
No Pengukuran Harian Pengukuran Mingguan
1 pH Alkalinitas
2 Salinitas TOM
3 Suhu Nitrat dan Nitrit
4 DO Amonium dan Amoniak
5 Tinggi Air Fosfat
6 Kecerahan Flok
7 Warna Air Plankton
8 Kondisi Cuaca Bakteri
Tabel Perlakuan Yang Dilakukan Bila Terjadi Perubahan Parameter Pada Kolam
No Parameter yang kurang Perlakuan
1 DO kurang Tambahkan kincir, penambahan dan atau penggantian air baru.
Dalam kondisi darurat dapat dilakukan tindakan penambahan
hidrogen peroksida, pemberian dilakukan secara berulang
setiap 2 jam sampai kadar oksigen stabil
2 pH rendah Lakukan pengapuran sampai pH optimum
3 pH tinggi Lakukan penggantian air secara bertahap
4 Kecerahan di bawah 20 Lakukan penambahan air/pengenceran
5 Kecerahan di atas 40 Lakukan pemupukan susulan
6 Salinitas terlalu rendah Salinitas terlalu rendah akan menyebabkan udang kram
(bengkok dan berwarna putih)Lakukan pemberian KCl dengan
dosis 1 ppm
7 Kematian Alga/Klekap Jika terjadi kematian alga/klekap dan mengambang di
permukaan air tambak, lakukan pembersihan dengan
menyeroknya dan dibuang ke pembuangan
8 Perubahan kualitas air yang
menyebabkan molting massal
Dapat diantisipasi dengan penggunaan dolomit atau
penambahan mineral
9 Penumpukan bahan organik di dasar Diatasi dengan cara disedot melalui sistem gravitasi (siphon)
10 Mengurangi pengaruh sisa pakan
terhadap penurunan kualitas air
Dapat menerapkan metode biofloc, dengan menambahkan
molase sebanyak 1,5-2% dari total pakan, dilakukan seminggu 2
sekali
Pengapuran
Pengapuran dilakukan bila kolam memiliki pH asam. Pengapuran merupakan usaha memperbaiki pH tanah agar
meningkatkan SR dan pertumbuhan yang baik. Pengapuran juga dapat menaikkan alkalinitas air dan
memberikan ketersediaan CO2 untuk proses fotosintesis. Material kapur membebaskan ion-ion yang
memberikan sumbangan terhadap total alkalinitas dan total hardness secara proposional. Peningkatan
alkalinitas dan hardness setelah pengapuran berhubungan erat dengan tingkat keasaman air dan lumpur serta
jumlah kapur yang diberikan. Pengapuran akan menetralkan keasaman, sehingga pH air dan lumpur akan
meningkat setelah proses pengapuran. Karena pengaruhnya terhadap alkalinitas, maka pengapuran akan
meningkatkan ketersediaan karbon untuk fotosintesis. Material kapur akan bereaksi dengan CO2 ketika
ditambahkan kedalam air dan kelarutannya dikendalikan oleh konsentrasi CO2. Kalsium silikat (CaSiO3) akan
menaikkan total hardness, tetapi tidak menaikkan alkalinitas karena tidak memiliki anion yang akan bereaksi
dengan CO2, sehingga kalsium silikat tidak digunakan untuk material pengapuran. Kondisi tambak yang
memerlukan pengapuran adalah:
1. Tambak dystrophic dengan air tergenang yang mengandung humus dan lumpur organic yang sulit terurai.
2. Tambak dystrophic dengan air yang mengandung mineral yang berasal dari tanah asam sulfat (acid sulfate
soil).
3. Tambak dengan Alkalinitas dan pH air rendah yang disebabkan oleh lumpur asam.
3. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Plankton, Pemupukan dan Warna Air
Plankton sangat penting dalam budidaya udang, terutama pada system ototrofik yang mengendalikan
fitoplankton (green alga) untuk menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis disiang hari. Fitoplankton
membantu menyerap senyawa racun seperti amoniak dan turunannya didalam kolam. Menumbuhkan plankton
pada saat persiapan tambak merupakan tahapan yang penting karena akan menentukan kualitas air selama
budidaya. Bibit plankton berasal dari alam dimana saat kita memasukkan air untuk budidaya. Untuk
menumbuhkannya kita hanya perlu memberikan nutrient tertentu yang dibutuhkan. Sumber nutrient yang
diperlukan plankton adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N) dan pospor (P), kedua unsur ini
merupakan nutrient major. Sumber nitrogen dalam air dapat berupa nitrat, nitrit dan ammonia atau hasil
hidrolisis dari pupuk urea. Penggunaan senyawa nitrat oleh fitoplankton melibatkan enzim nitrat reduktase
untuk mengubahnya menjadi ammonia sebelum masuk ke dalam sel untuk proses asimilasi. Unsur pospor
berada dalam bentuk pospat organic atau pospat anorganik. Sel-sel fitoplankton memiliki kemampuan untuk
menimbun senyawa pospat ketika kandungan pospat dalam air melimpah. Pemupukan dilakukan untuk
memberikan nutrient ke dalam kolam agar dapat menumbuhkan fitoplankton.
Jenis dan contoh pupuk diataranya adalah:
1. Pupuk Organik: fermentasi bungkil kedelai, dedak, TSC, kotoran hewan dan lain-lain
2. Pupuk Anorganik: TSP, urea, DAP, MAP, dolomite, calcite, ammonium nitrat dan lain-lain
Pertumbuhan plankton juga memerlukan peran aerator (kincir) untuk homogenisasi kolom air, agar plankton
yang berada di kolom air bagian bawah dapat naik ke atas untuk mendapatkan sinar matahari yang diperlukan
untuk proses fotosintesis. Aerator juga berfungsi untuk:
1. Mendifusikan udara (oksigen) ke dalam air
2. Mendistribusikan oksigen ke segala penjuru kolom air
3. Mencegah stratifikasi kolom air
4. Meratakan suhu
5. Memusatkan sedimen dalam kolom air ke tengah kolam
Tabel Jenis Plankton Yang Dominan Menentukan Warna Air
No Warna Air Jenis Dominan Keterangan
1
Kuning, Kuning
Kehijauan, Hijau Muda
Fitoplankton kurang Perlu pemupukan TSP > Urea
2 Hijau Tua Fitoplankton sedang Pemupukan dengan TSP
3
Hijau Kecoklatan Fitoplankton bagus
(Chaetoceros spp)
Pertahankan
4
Hijau Biru Blue Green Algae (BGA) Pertanda udang kropos, perlu ganti air,
pemberian dolomit 5-10 ppm dan pupuk TSP
5
Hijau Pekat Fitoplankton beracun
(Mycrocystis spp)
Air seperti berlendir atau lengket, banyak
udang sakit, perlu ganti air dan pemberian
dolomit serta pemupukan
6 Coklat Fitoplankton kurang Pemupukan dengan Urea
7
Coklat Merah Fitoplankton beracun
(Trichodesmium, Noctiluca)
Air tambak sulfat masam, perlu reklamasi,
pemberian kapur dan pupuk Urea
8
Hitam Fitoplankton tidak tumbuh Pembusukan bahan organic, Banyak H2S,
sedimen perlu diangkat
4. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2019
Sipon, Tap Air dan Penggantian Air
Sipon dilakukan pada DOC 40 dan selanjutnya dapat dilakukan setiap minggu sekali. Sipon dilakukan pada pagi
atau sore hari. Sipon dilakukan dengan mengurangi sedimen yang ada ditambak akibat sisa pakan, feces, sisa
molting, maupun plankton mati untuk mengurangi amoniak, nitrit yang terlalu tinggi dan H2S. Tap Air adalah
proses pembuangan air dan sedimen melalui central drain tanpa melakukan sipon. Penggantian air dilakukan
dengan menambah air sejumlah air yang disipon/tap, hal ini bertujuan untuk mempertahankan ketinggian air
dan mempertahankan kualitas air. Penggantian air dilakukan sedikit demi sedikit agar jumlah dan kondisi
plankton tidak goyang/drop. Penggantian air didahului dengan membuang air sekitar 10% dari total air tambak,
kemudian menambahkan air yang berasal dari tandon. Namun pada kolam dengan sistem closed and less water
exchanges, penggantian air hanya dilakukan karena proses evaporasi, rembesan atau sipon. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir penggantian air karena pergantian air berpotensi membawa organisme carrier penyakit.
Air yang dimasukkan ke tambak sebaiknya melalui multiple screening dan menggunakan selasar, untuk
meningkatkan kadar oksigen dan menghindari naiknya bahan beracun dari dasar tambak.
Probiotik
Probiotik adalah microorganisme yang dikembangbiakkan dan diaplikasikan melalui pakan dan lingkungan yang
bertujuan untuk memperkuat daya tahan tubuh udang dan memperbaiki kualitas lingkungan. Penggunaan
probiotik dapat menstimulasi pertumbuhan plankton, mendegradasi bahan organik dan sisa kotoran udang dan
menekan populasi bakteri negatif di tambak. Probiotik untuk lingkungan dapat membantu proses dekomposisi
dengan cara mengurai bahan-bahan organik di perairan, menghambat patogen, menjaga kestabilan parameter
kualitas air. Probiotik untuk udang dapat membantu proses pencernaan udang dan meningkatkan nafsu makan.
Penggunaan probiotik harus memperhatikan spesifikasi probiotik, faktor fisik, sumber asal dan pengaruhnya
terhadap organisme asli di perairan. Perlu memperhatikan sifat bakteri yang mudah mati dan berubah sifat
(mutasi). Sebaiknya bakteri yang digunakan adalah bakteri yang dikultur dari perairan tambak sekitar. Perlu
melakuakn pemeriksaan terhadap tempat penyimpanan probiotik; penyimpanan yang kurang baik dapat
menyebabkan bakteri mati dalam kemasan. Umumnya kandungan bakteri sekitar 10
8-10
cfu/ml. Bakteri
heterotrof berkembang di tambak jika tersedia makanan (bahan organik dan keseimbangan rasio carbon-
nitrogen). Bila rasio terlalu rendah (kadar N terlalu pekat), maka perlu penambahan karbon. Kisaran pH yang
baik adalah 7,5-8,5 dengan fluktuasi harian pagi dan sore 0,2-0,5.