Dokumen ini membahas tentang teknik memilih benur udang vanamei yang berkualitas melalui serangkaian tes visual, mikroskopis, dan mikrobiologi. Tes kualitas benur meliputi pengamatan morfologi, stress test, tes vibrio, dan PCR untuk mendeteksi empat jenis virus penyakit udang. Benur yang lolos kriteria adalah hasil PCR negatif untuk semua virus dan nilai tes mikroskopis minimal 50. Pemilihan benur berkualitas penting unt

1. Modul Materi Pembelajaran Budidaya Udang Vannamei 2023
TEKNIK MEMILIH BENUR UDANG YANG BAIK
A. LATAR BELAKANG
Benur merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya udang. Jіkа ada 100% уаng mendorong
keberhasilan dalam budidaya, maka benur memegang peranan sebanyak 50%. Sehingga dі sini sangatlah penting
јіkа kita bіѕа mengetahui ciri-ciri benur уаng kualitasnya baik. Kualitas benur уаng baik аkаn memperlihatkan
pertumbuhan уаng lebih baik dan panen lebih cepat, ѕеlаіn іtu јugа pemilihan benur уаng baik dараt mengurangi
resiko penyakit dan kegagalan. Kualitas benur уаng baik dараt diamati dan diuji baik secara visual, mikroskopis,
mikrobiologis hіnggа PCR.
B. SEJARAH PENENTUAN KUALITAS BENUR
a. Sebelum tahun 1990 : Pengamatan visual saja
b. Tahun 1990 – 2000 : Pengamatan mikroskopis (Skoring), Tes MBV, Tes Vibrio
c. Tahun 2000 – sekarang : Tes PCR, Benur SPF
C. PEMERIKSAAN KUALITAS BENUR
Pemerikasaan benur terdiri dari 3 tingkat, yaitru:
a. Tingkat 1 : Pengamatan visual, Stress test, Formaline test
b. Tingkat 2 : Pengamatan mikroskopis
c. Tingkat 3 : Pengamatan mikrobiologi, Tes penyakit dengan PCR
A. PEMERIKSAAN TINGKAT 1
a. Pengamatan Visual
NO PARAMETER KETERANGAN
1 Ukuran Post Larva Udang Windu: PL13 = 10 mm
Udang Vaname: PL10 = 8 mm
2 Keseragaman (Coefficien Variation) < 25% (ideal < 15%)
Rumus:
CV =
𝑆𝐷
𝑋
× 100%
SD = √
∑(𝑋−Ẍ)2
𝑛−1
Keterangan:
X = Panjang
Ẍ = Panjang rata-rata
SD = Standard Deviasi
n = Jumlah sample
Nilai CV
<15% = Baik
15-25% = Cukup
>25% = Kurang
3 Warna Pigmen bening atau tidak gelap (tidak merah, putih keruh atau
kebiru-biruan)
4 Aktivitas gerakan aktif dan tidak ada kematian
5 Antena Lurus (tidak membentuk abjad V)
6 Ekor Ekor membuka
7 Tingkah laku Melompat saat wadah diketuk, berenang melawan arus,
melekat di dasar/dinding
8 Hepatopancreas Hepatopancreas penuh berwarna gelap (kecoklatan/kehitaman
tergantung makanan)
9 Usus Usus penuh membentuk garis lurus
b. Stress Test
NO CARA KERJA PERHITUNGAN
1 Air dari kolam benur dicampur dengan air
tawar dengan perbandingan 1:1
Rumus:
SR =
𝐵𝐸𝑁𝑈𝑅 𝐴𝐾𝑇𝐼𝐹
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑆𝐴𝑀𝑃𝐿𝐸
× 100%
SR > 90% =Excellent
SR > 75% =Bagus
SR < 75% = Tidak Bagus
2 Masukkan benur 300 ekor tunggu 3 jam
3 Setelah 3 jam hitung benur yang masih aktif
(bergerak saat disentuh)

2. c. Formaline Test
NO CARA KERJA PERHITUNGAN
1 Air dari kolam benur diberi formaline dengan
takaran 100 ppm (0,1 ml / liter)
Rumus:
SR =
𝐵𝐸𝑁𝑈𝑅 𝐴𝐾𝑇𝐼𝐹
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝑆𝐴𝑀𝑃𝐿𝐸
× 100%
SR > 90% =Excellent
SR > 75% =Bagus
SR < 75% = Tidak Bagus
2 Masukkan benur 300 ekor tunggu 1 jam
3 Setelah 1 jam hitung benur yang masih aktif
(bergerak saat disentuh)
B. PEMERIKSAAN TINGKAT 2
a. Pengamatan mikroskopis
NO FUNGSI KETERANGAN
1 Fungsinya untuk
mendapat informasi
yang lebih detail
perihal kondisi benur
Peralatan yang diharapkan:
o Mikroskop, beaker, slide / coverslip
o Malachyte green (pewarnaan MBV)
o Drop pipet, disecting set
o Random sampling: 100 ekor / bak; 15 – 25 untuk diperiksa
o Hasil secara kuantitatif – metode skoring
b. Kriteria Pemeriksaan
NO PARAMETER KETERANGAN
1 Kondisi
Hepatopancreas:
Menunjukkan
kemampuan cerna,
penyakit
BAIK JELEK
Penilaian SKOR
- 10 : Hepato Penuh (Gelap)
- 5 : Hepato Tidak Penuh
- 0 : Hepato Kosong/Pucat
2 Kondisi Otot: Harus
mulus/bersih.
Kelainan otot
mengambarkan
stress
BAIK JELEK
Penilaian SKOR
- 10 : Otot Penuh
- 5 : Otot Tidak Penuh
- 0 : Otot Kosong/Pucat
Khusus otot abdomen tidak di-skor tetai
menjadi pertimbangan
3 Muscle-gut Ratio
(MGR):
Perkembangan otot
baik
BAIK JELEK
Penilaian SKOR
- 10 : MGR > 75%
- 5 : MGR = 50% - 75%
- 0 : MGR < 50%
MGR: perbandingan otot dan usus
Otot : Usus = 3 : 1
MGR = (
3
4
) × 100% = 75%

3. 4 Fouling: Tidak ada
penempelan
BERSIH (TIDAK ADA PENEMPELAN) RINGAN (PENEMPELAN SEDIKIT)
SEDANG (PENEMPLEAN AGAK BANYAK) BERAT (PENEMPELAN BANYAK)
Penilaian SKOR
- 10 : Tidak ada Penempelan/Bersih
- 5 : Ada Penempelan Sedikit/Ringan
- 0 : Penempelan Banyak/Berat
5 Necrosis (deformity):
Perkembangan
Abnormal
TIDAK CACAT RINGAN
BERAT
Penilaian SKOR
- 10 : Tidak cacat
- 5 : Cacat Ringan
- 0 : Cacat Berat
6 MBV Occlusion
bodies: Indikasi Stress
MBV: Monodon
Baculoviirus
HPV:
Hepatopancreatic
Parvovirus MBV HPV
Penilaian SKOR
- 10 : Tidak ada
- 5 : Ada beberapa
- 0 : Banyak
Baculovirus (MBV) dengan pemeriksaan MG-
strain

4. C. PEMERIKSAAN TINGKAT 3
a. Tingkat 3 : Pengamatan mikrobiologi, Tes penyakit dengan PCR
NO PARAMETER KETERANGAN
1 Uji Mikrobiologis Investigasi mikrobiologis dilakukan dengan cara:
o Hancurkan sampel udang yang telah diambil secara random
o Kultur 1 loop sampel pada media TCBS
o Tunggu selama 24 jam
Kriteria lolos tes:
o Vibrio kuning <80
koloni
o Vibrio hijau <60
koloni
o Vibrio nyala = 0
(tidak ada)
o Vibrio hijau lebih
bersifat pathogen
2 Uji PCR (Polymerase
Change Reaction)
Uji PCR pada benur meliputi:
o WSSV (white spot)
o IHHNV
o TSV
o IMNV
Kriteria Lolos:
o Hasil uji keempat
virus harus
memperlihatkan
negative test
o Bila salah satu
positif, maka benur
dinyatakan tidak
lolos tes
D. KESIMPULAN
Kriteria benur yang baik adalah:
a. Uji PCR semua harus negatif
b. Uji mikroskopis nilai tertinggi 60, bila total nilai 50 atau lebih berarti lolos dan bila kurang dari 50 berarti tidak
lolos (jelek), bila ada 3 yang nilainya 0 berarti tidak lolos
c. Pengamatan visual, stress test, tes vibrio harus baik (lihat hasil tes)