Dokumen tersebut merupakan panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya udang yang dikeluarkan oleh Takeshu Aquaculture Research Center. Panduan ini memberikan instruksi lengkap mengenai persiapan tambak, pengolahan air selama budidaya, teknis pengendalian biomassa, dan program pakan untuk budidaya udang yang berfokus pada meningkatkan keberhasilan budidaya dengan mempertimbangkan kondisi terkini.
2. Dalam menanggapai kendala budidaya udang yang semakin komplek dan
penyakit yang terus berkembang, maka dalam kesempatan ini tim teknis
Takeshu membuat S.O.P. budidaya udang yang telah di update pada
pertengahan tahun 2015. Panduan ini disusun berdasarkan perkembangan
kondisi lapangan saat ini dan akan terus diperbarui setiap tahun sesuai
kondisi kendala lingkungan dan penyakit yang terus berkembang.
Masukan dan koreksi dari rekan-rekan teknisi akan terus kami terima demi
terciptanya standar operasional budidaya yang unggul untuk meningkatkan
keberhasilan budidaya.
Untuk informasi lebih lanjut bisa diakses di www.shrimp-biotek.com dan
untuk saran serta kritik bisa disampaikan melalui :
info@shrimp-biotek.com
3. PERSIAPAN TAMBAK
No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
1 Air yang tersisa dan merendam kolam
dibuang semua hingga tuntas. Proses ini
b e r t u j u a n u n t u k m e m b a n t u
menghilangkan organisme-organisme
aquatic seperti microcrustaceae, benthos,
larva kepiting, dan mikroorganisme
lainnya yang dapat membawa bibit
penyakit dari kegiatan budidaya
sebelumnya. Pada area dasar tambak
lebih dalam dari pada saluran air maka
digunakan pompa untuk membuang air
daridalamtambak.
4. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
2 Membuang tumpukan lumpur bahan
organik hingga seluruh kolam bersih.
Bahan organik ini adalah hasil dari sisa
pakan yang berlebihan, plankton yang mati
sertadarikotoranudangdansisamoulting.
Bentuknya seperti lapisan diatas tanah
bewarna hitam dan berbau busuk.
Mengeluarkan gas beracun seperti
ammonia dan hydrogen sulfite yang dapat
larut dalam dalam air tambak dan dapat
menyebabkan stress dan kematian pada
udang.
Membuang seluruhnya terutama di sekitar
area terjadinya penumpukan lumpur.
5. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
3 Mengeringkan permukaan dasar tambak.
Proses pengeringan dengan sinar
matahari akan membunuh organisme
yang dapat membawa bibit penyakit.
Sinar ultraviolet dari matahari juga dapat
membantu mengoksidasi bahan-bahan
organik dan mengurangi senyawa-
senyawa beracun dari limbah kegiatan
budidayasebelumnya.
Pengeringan yang lama terbukti dapat
memutuskan siklus hidup penyakit,
sepertiWS,IMNV,Vibrio,dll.
Untuk tambak yang rentan infeksi
penyakit disarankan untuk dilakukan
pengeringan yang lebih lama ( 1- 2
bulan).
Micro SS 10kg/ha
Dilarutkan dalam air
1:100 dan ditaburkan
merata ke kolam
6. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
4 Pengapuran dasar kolam dilakukan untuk
menetralkan asam-asam organik residu
limbah budidaya sebelumnya. Tanah
masam menyebabkan: Tingkat kematian
udang tinggi, menyebabkan udang stress,
resiko terhadap penyakit tinggi,
pertumbuhan plankton tidak normal.
Selain itu pengapuran juga berfungsi
untuk menjaga alkalinitas kolam diatas
150 ppm. Gunakan kapur aktif/kapur
tohor/CaO karena memiliki pH yang
lebih tinggi, sehingga juga berfungsi
membunuhparasitdidasarkolam.
Kapur aktif 1.000
kg/ha untuk kolam
tanah, atau 500 kg/ha
untuk kolam
plastik/semen.
7. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
5 Selalu gunakan tandon untuk mengolah
air sebelum masuk ke kolam. Pada saat
isi air ke kolam, selalu disterilkan dengan
Triklorit 5 ppm dan Micro SS 1 ppm.
Penggunaan Micro SS akan membunuh
virus yang terbawa dari air laut dan
memicu senyawa chlorine dioxide
supaya lebih aktif, sehingga dengan dosis
Triklorit 5 ppm sudah efektif untuk
membunuh virus. Virus di dalam air
umumnya hanya dapat dibunuh dengan
kaporit dengan dosis diatas 15 ppm,
Namun dengan kombinasi Micro SS dan
kaporit akan meningkatkan daya bunuh
parasithingga3xlipat.
Aplikasi Triklorit
Dosis 5 ppm
Aplikasi Micro SS
Dosis 1 ppm
8. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
6 Setelah 48 jam proses sterilisasi,
kemudian dilakukan starting kehidupan
microflora dengan penambahan
Biostarter dan Biomineral. Starting
kolam dilakukan untuk memicu proses
biokimiawi dan memulai kehidupan
mikroflora plankton dan bakteri
menguntungkan pada dasar dan air
tambak.
Setelah mikroflora plankton dan bakteri
menguntungkan jumlahnya cukup
memadai, maka dilakukan proses
penebaran benur dengan prosedur
aklimatisasi.
Aplikasi Biostarter
Dosis 10 ppm
Aplikasi Biomineral
Dosis 2 ppm
9. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
7 Menghidupkan minimal 4 kincir untuk
pembentukan warna air. Warna air yang
terbentuk sangat tergantung dari system
budidaya dan dominasi plankton dan
bakteri yang tumbuh di kolam. Warna air
menunjukkan kelimpahan pakan alami
yang sangat penting untuk benur dan
awal pertumbuhan udang. Warna air juga
menunjukkan kelimpahan bakteri
pengurai yang akan sangat berguna untuk
menguraikan sisa pakan dan kotoran,
serta bangkai plankton supaya tidak
mencemariairtambak.
Proses pembentukan warna air
disarankan 2 minggu atau lebih, supaya
keseimbangan mikroflora didalam kolam
tercapai.
10. PENGOLAHAN AIR SELAMA BUDIDAYA
No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
1 Usia1 – 30 hari
Dilakukan pengecekan kelimpahan
pakan alami dan nutrisi essential karena
pada fase ini udang sangat membutuhkan
nutrisi yang lengkap dan sering
moulting.
Aplikasikan mineral secara rutin untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara
essential dan menjaga tekanan osmosis
air.
Kandungan nutrisi yang lengkap akan
mensuplai kebutuhan unsur hara
essential untuk pertumbuhan bakteri,
planktondanudang.
2
Untuk kolam luas 3.000 m kincir
dinyalakan 4 unit dari jam 9 pagi sampai
jam 5 sore dan kincir dinyalakan 8 unit
darijam5 soresampaijam9pagi.
AplikasiBiomineral
2 ppm/minggu
AplikasiBiolacto
Dosis 0.2ppm/minggu
Perhatikan tinggi air,
a p a b i l a t e r j a d i
susut/berkurang maka
lakukan penambahan
air hingga 120 cm atau
lebih.
Ganti air dilakukan
dengan mengambil air
tandon yang sudah
disterilkan dengan
Triklorit 5 ppm dan
Micro SS 1 ppm.
11. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
2 Usia30–60hari
Penumpukan sisa pakan dan kotoran
mulai terjadi. Beberapa siklus
biokimia mulai terjadi dengan
kecepatan diatas normal, terutama
siklus nitrogen. Penambahan bakteri
pengurai senyawa berbasis nitrogen
mulai dilakukan intensif. Gunakan
produk bakteri yang mengandung
sekurang-kurangnya 3 jenis bakteri
atau lebih. Gunakan bakteri yang
spesiesnya sudah diketahui dengan
pasti. Gunakan bakteri dengan
kestabilan yang tinggi, jangan
menyimpan bakteri yang berbentuk
cair pada suhu ruang lebih dari 1
minggu. Jangan menggunakan
bakteri dengan kemasan yang
menggelembungataubocor.
Aplikasi Biomineral
Dosis 2 ppm/minggu
Aplikasi Biolacto
Dosis 0.2 ppm/minggu
Aplikasi Quick Pro
Dosis 0.2 ppm/minggu
Lakukan penggantian air
30 cm setiap 3 hari sekali.
12. Kadar oksigen air diukur setiap jam 9 malam,
dimana waktu tersebut adalah beban oksigen
mulai memuncak. Pada waktu tersebut DO
tidakbolehdibawah3ppm.
Untuk kolam luas 3.000 m2 kincir dinyalakan
6 unit dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore dan
kincir dinyalakan 12 unit dari jam 5 sore
sampaijam9pagi.
Ukur DO tiap jam 9 malam, apabila dibawah
3 ppm maka harus dilakukan penambahan
kincir.
Ganti air
dilakukan dengan
mengambil air
tandon yang
sudah disterilkan
dengan Triklorit 5
ppm dan Micro
SS 1 ppm.
13. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
3 Usia 60 – 90 hari
Pada tahap ini mulai terjadi reaksi-
reaksi anaerob pada lapisan-lapisan
lumpur didasar kolam, sehingga
produksi senyawa beracun anaerob
seperti H S mulai muncul. Senyawa2
H S adalah senyawa yang sangat2
beracun dalam dosis yang sangat kecil
sekalipun. Bahkan pada dosis 0,01
ppm pun sudah mempengaruhi
kesehatan udang, nafsu makan
terganggu dan system kekebalan
menurun.
Aplikasi Biomineral
Dosis 2 ppm/minggu
Aplikasi Biolacto
Dosis 0.2 ppm/minggu
Aplikasi Quick Pro
Dosis 0.2 ppm/minggu
14. Mulai aplikasikan bakteri Thiobacillus
untuk menguraikan H S. Bakteri2
Thiobacillus bekerja dengan cara
mengoksidasi H S menjadi senyawa non2
toxic. Gunakan spesies bakteri
Thiobacillus yang mampu bekerja pada
lingkungan anaerob karena H S2
terbentukpadalapisanlumpuranaerob.
2
Untuk kolam luas 3.000 m kincir
dinyalakan 8 unit dari jam 9 pagi sampai
jam 5 sore dan kincir dinyalakan 16 unit
darijam5soresampaijam9 pagi.
Ukur DO tiap jam 9 malam, apabila
dibawah 3 ppm maka harus dilakukan
penambahankincir.
Aplikasi Tionat
Dosis 0.2 ppm/minggu
Lakukan penggantian
air 30 cm setiap 3 hari
sekali.
Ganti air dilakukan
dengan mengambil air
tandon yang sudah
disterilkan dengan
Triklorit 5 ppm dan
Micro SS 1 ppm.
15. No Kegiatan Yang Dilakukan Keterangan
4 Usia90 –120 hari
Meningkatkan dosis penggunaan
probiotik untuk mengimbangi beban
pencemaran yang masuk kekolam. Setelah
udang berumur lebih dari 70 hari
pemberian pakan makin tinggi, kecerahan
cenderung makin pekat. Kecerahan harus
dijagapadalevel25-30cm.
Untuk mencegah fluktuasi dan blooming
plankton, gunakan bakteri pengikat
phosphat untuk menjaga siklus phosphor
berjalan dengan seimbang sehingga laju
pertumbuhan plankton dapat terkendali
dan tidak terjadi blooming. Jangan
menggunakan bakteri pengikat phosphat
ketika sudah terjadi blooming plankton,
karena pada fase tersebut sudah terlambat
untuk pengikatan phosphate dan
kandungan phosphat sudah rendah karena
sudah banyak digunakan oleh plankton
hingga blooming. Aplikasikan bakteri
pengikat phosphat secara teratur sebelum
terjadibloomingplankton.
Aplikasi Biomineral
Dosis 2 ppm/minggu
Aplikasi Biolacto
Dosis 0.2 ppm/minggu
Aplikasi Tionat
Dosis 0.2 ppm/minggu
Aplikasi Quick Pro
Dosis 0.2 ppm/minggu
Aplikasi Phosblock
Dosis 0.2 ppm/minggu
16. Untuk kolam luas 3.000 m2 kincir
dinyalakan 8 unit dari jam 9 pagi sampai
jam 5 sore dan kincir dinyalakan 16 unit
darijam5 sore sampaijam9 pagi.
Ukur DO tiap jam 9 malam, apabila
dibawah 3 ppm maka harus dilakukan
penambahankincir.
Lakukan
penggantian air 30
cm setiap 3 hari
sekali.
Ganti air dilakukan
dengan mengambil
air tandon yang
sudah disterilkan
dengan Triklorit 5
ppm dan Micro SS 1
ppm.
17. 2
Kepadatan yang dianjurkan untuk kolam tanah adalah 80 – 100 ekor/m dan
2
kolam terpal HDPE/semen adalah 120 – 150 ekor/ m . Kincir yang digunakan
2
sebanyak16unittiap3.000 m luaskolam.
Pada kepadatan tersebut pada umumnya carrying capacity kolam mencapai
puncak nya pada ABW 16 gram, sehingga disarankan dilakukan panen
parsial pada size 65 sebanyak sepertiga populasi. Selanjutnya dilakukan lagi
panen parsial kedua pada saat ABW mencapai 24 gram (size 42) sebanyak
sepertigapopulasi,kemudiandilakukanpanentotalpadasize30.
TEKNIS PENGENDALIAN BIOMASSA :
18. Dalam menyusun program pakan, faktor penting yang harus diperhatikan
adalah kemampuan kolam dalam mengolah sisa pakan. Semakin banyak
pakan yang masuk per hari maka semakin banyak beban kolam, sehingga
harus diimbangi dengan pengeluaran lumpur dan pergantian air yang
memadai. Apabila tidak memperhatikan kemampuan kolam, seringkali
terjadi over capacity yang menyebabkan udang stress, rentan penyakit dan
kematian.
Tambak-tambak tertentu mungkin bisa diterapkan program pakan dengan
target ADG hingga 0,5 namun beberapa tambak mungkin hanya cocok
dengan program pakan yang menggunakan target ADG 0,2. Oleh karena itu
sebelum menyusun program pakan harus diperhatikan kemampuan kolam
dalam mengolah sisa pakan dan sistem pengeluaran lumpur (siphon) serta
pergantian air. Perhatikan Teknis Pengendalian Biomassa dalam S.O.P. ini
danlakukanpengeluaranlumpursetiaphari.
Berikut ini adalah program pakan yang dibuat secara hati-hati dengan
memperhatikan faktor lingkungan dan kesehatan udang, ADG yang
didapatkan mungkin tidak terlalu besar, namun beban pencemaran yang
terjadi tidak akan over capacity, dengan syarat SR benur tidak kurang dari
80%. Kontrol ancho harus dilakukan pada tiap jam pakan untuk melihat
apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan dilapangan. Apabila pakan
tidak habis kemungkinan ada yang tidak beres dengan lingkungan atau SR
benur sangat rendah.Apabila habis terlalu cepat, kemungkinan ada kelebihan
populasi benur. Ketika pakan habis terlalu cepat jangan terburu-buru
menambah jumlah pakan, tetapi tetap ikuti program pakan ini dan lakukan
sampling. Apabila ADG hasil sampling dibawah 0,2 maka lakukan
penambahanpakan.
Sejak usia 20 hari mulailah program ganti air 30 cm setiap 3 hari,
pembersihan klekap, busa dan siphon setiap hari. Jangan menunggu limbah
pakan terlalu banyak, karena 40% limbah dikolam disebabkan oleh bangkai
plankton yang mengalami siklus setiap 6 hari. Jika perlu bentuk tim khusus
yang menangani masalah kebersihan kolam. Gunakan lembar kontrol untuk
mencatat setiap kegiatan sehingga memudahkan koreksi apabila terjadi
masalah.
PROGRAM PAKAN