COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK INTERMOLT
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstrak: Teluk Semarang merupakan teluk yang terbentang dari Kabupaten Kendal, hingga Kabupaten Demak . Teluk Semarang merupakan teluk terbesar di pantai utara Jawa Tengah dan tercatat terdapat 29 aliran sungai bermuara ke teluk ini. Banyak aktifitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan bermuara di teluk ini yag berpotensi menjadi tekanan ingkungan bagi organisme yang hidup di teluk ini. Plankton merupakan organisme yang hidup di perairan dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan merupakan sumber makanan alami bagi ikan dan organisme laut lainnya. Mengkaji kelimpahan dan indeks diversitas plankton menjadi tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan SeptemberOktober 2014 pada 15 stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa jenis fitoplankton terdiri dari 6 kelas dan 37 genera sedangkan zooplankton yang ditemukan terdiri dari 6 kelas dan 32 genera. Kelimpahan fitoplankton lebih banyak daripada zooplankton dan memiliki kecederungan hubungan yang berbanding terbalik. Indeks diversitas fitoplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat rendah hingga sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis tidak sama dan terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu. Indeks diversitas zooplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis sama dan tidak terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu
Kata Kunci: plankton, distribusi dan komposisi, teluk Semarang
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.
Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstrak: Teluk Semarang merupakan teluk yang terbentang dari Kabupaten Kendal, hingga Kabupaten Demak . Teluk Semarang merupakan teluk terbesar di pantai utara Jawa Tengah dan tercatat terdapat 29 aliran sungai bermuara ke teluk ini. Banyak aktifitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan bermuara di teluk ini yag berpotensi menjadi tekanan ingkungan bagi organisme yang hidup di teluk ini. Plankton merupakan organisme yang hidup di perairan dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan merupakan sumber makanan alami bagi ikan dan organisme laut lainnya. Mengkaji kelimpahan dan indeks diversitas plankton menjadi tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan SeptemberOktober 2014 pada 15 stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa jenis fitoplankton terdiri dari 6 kelas dan 37 genera sedangkan zooplankton yang ditemukan terdiri dari 6 kelas dan 32 genera. Kelimpahan fitoplankton lebih banyak daripada zooplankton dan memiliki kecederungan hubungan yang berbanding terbalik. Indeks diversitas fitoplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat rendah hingga sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis tidak sama dan terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu. Indeks diversitas zooplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis sama dan tidak terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu
Kata Kunci: plankton, distribusi dan komposisi, teluk Semarang
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
Abstrak: Teluk Semarang merupakan teluk yang terbentang dari Kabupaten Kendal, hingga Kabupaten Demak dan terbagi kedalam 2 sel sedimen (sel sedimen 4 dan 5). Daerah ini memiliki habitat vital seperti estuari dan mangrove yang merupakan daerah asuhan bagi organisme air. Namun banyak aktifitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan bermuara di teluk ini. Logam berat adalah salah satu hasil buangan aktifitas tersebut yang merupakan polutan berbahaya karena bersifat racun, nondegradable dan dapat terakumulasi pada jaringan tubuh. Tekanan lingkungan ini dikhawatirkan akan berdampak bagi habitat vital serta tumbuh dan berkembangnya organisme terutama larva ikan. Larva merupakan salah satu fase dalam siklus hidup organisme yang rentan terhadap tekanan lingkungan tersebut. Pengambilan sample dilakukan pada bulan Sept-Okt 2014 pada 15 stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu. Pengujian logam berat menggunakan metode ASS di Laboratorium Kimia FSM Universitas Diponegoro. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan logam Pb dan Cd di air, plankton dan larva pelagis ikan. Hasil menunjukkan bahwa kosentrasi logam berat Pb dalam air laut berkisar antara 0,0178-0,0663 mg/L, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0024-0,0056 mg/L. Konsentrasi logam Pb pada plankton berkisar antara 0,0375-0,1854 mg/kg, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0310-0,1018 mg/kg. Kosentrasi logam Pb pada larva ikan berkisar antara 0,0554-0,2789 mg/kg, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0346-0,1635 mg/kg. Hubungan korelasi logam Pb maupun Cd pada air laut dan plankton berpengaruh lemah dan tidak signifikan. Kandungan logam berat Pb pada air laut dan plankton hanya berpengaruh sebesar 39,4% pada sel sedimen 4 dan 1,9% pada sel sedimen 5. Sedangkan Kandungan logam berat Cd pada air laut dan plankton hanya berpengaruh sebesar 24,6% pada sel sedimen 4 dan 13,8% pada sel sedimen 5.
Kata kunci: larva ikan, plankton, logam Cd dan Pb
Untuk pengembang-biakan probiotik untuk keperluan tambak udang, dibutuhkan kualitas air yang baik. Kami menyediakan teknologi pemurnian air dengan teknologi yang mudahn dan murah
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Hama dan penyakit merupakan factor penyebab kegagalan budidaya yang bila tidak ditangani dengan baik akan menrugikan budidaya. Hama adalah organisme yang dapat mengganggu budidaya dan kemungkinan besar membawa penyakit yang dapat menyerang udang. Penyakit adalah kondisi terjadinya abnormalitas dari struktur, fungsi dan tingkah laku maupun abnormalitas pada metabolisme.
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad).
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
Abstrak: Teluk Semarang merupakan teluk yang terbentang dari Kabupaten Kendal, hingga Kabupaten Demak dan terbagi kedalam 2 sel sedimen (sel sedimen 4 dan 5). Daerah ini memiliki habitat vital seperti estuari dan mangrove yang merupakan daerah asuhan bagi organisme air. Namun banyak aktifitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan bermuara di teluk ini. Logam berat adalah salah satu hasil buangan aktifitas tersebut yang merupakan polutan berbahaya karena bersifat racun, nondegradable dan dapat terakumulasi pada jaringan tubuh. Tekanan lingkungan ini dikhawatirkan akan berdampak bagi habitat vital serta tumbuh dan berkembangnya organisme terutama larva ikan. Larva merupakan salah satu fase dalam siklus hidup organisme yang rentan terhadap tekanan lingkungan tersebut. Pengambilan sample dilakukan pada bulan Sept-Okt 2014 pada 15 stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu. Pengujian logam berat menggunakan metode ASS di Laboratorium Kimia FSM Universitas Diponegoro. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan logam Pb dan Cd di air, plankton dan larva pelagis ikan. Hasil menunjukkan bahwa kosentrasi logam berat Pb dalam air laut berkisar antara 0,0178-0,0663 mg/L, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0024-0,0056 mg/L. Konsentrasi logam Pb pada plankton berkisar antara 0,0375-0,1854 mg/kg, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0310-0,1018 mg/kg. Kosentrasi logam Pb pada larva ikan berkisar antara 0,0554-0,2789 mg/kg, sedangkan logam Cd berkisar antara 0,0346-0,1635 mg/kg. Hubungan korelasi logam Pb maupun Cd pada air laut dan plankton berpengaruh lemah dan tidak signifikan. Kandungan logam berat Pb pada air laut dan plankton hanya berpengaruh sebesar 39,4% pada sel sedimen 4 dan 1,9% pada sel sedimen 5. Sedangkan Kandungan logam berat Cd pada air laut dan plankton hanya berpengaruh sebesar 24,6% pada sel sedimen 4 dan 13,8% pada sel sedimen 5.
Kata kunci: larva ikan, plankton, logam Cd dan Pb
Untuk pengembang-biakan probiotik untuk keperluan tambak udang, dibutuhkan kualitas air yang baik. Kami menyediakan teknologi pemurnian air dengan teknologi yang mudahn dan murah
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Hama dan penyakit merupakan factor penyebab kegagalan budidaya yang bila tidak ditangani dengan baik akan menrugikan budidaya. Hama adalah organisme yang dapat mengganggu budidaya dan kemungkinan besar membawa penyakit yang dapat menyerang udang. Penyakit adalah kondisi terjadinya abnormalitas dari struktur, fungsi dan tingkah laku maupun abnormalitas pada metabolisme.
Laporan analisi pertumbuhan ikan nila fixmuthiauthe
Pada praktikum kali ini kita menggunakan sampling ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam mengetahui perkembangan yang dialami ikan melalui analisis parameter panjang, berat, dan morfologinya. Selain itu juga untuk memprediksi bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan pada ikan, menentukan faktor kondisi ikan, juga mengetahui kesiapan reproduksi pada ikan lewat pemeriksaan TKG (Tingkat Matang Gonad).
Similar to COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK INTERMOLT
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
Budidaya Kappaphycus alvarezii menggunakan Bibit Hasil Kultur Jaringan dengan...Azlan Azlan
Budidaya Kappaphycus alvarezii menggunakan Bibit Hasil Kultur Jaringan dengan Metode Longline di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara
ABSTRAK
Rumput laut merupakan salah satu sumber daya pesisir yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan merupakan komoditas ekspor di sektor budidaya perikanan Indonesia. Budidaya rumput laut ini menggunakan bibit yang berasal dari hasil kultur jaringan. Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu April-Juni 2017 di perairan Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kegiatan PKL dimulai dari persiapan alat dan bahan praktek, penanaman dan pemeliharaan rumput laut, monitoring, pemanenan, pasca panen hingga pemasaran. Epifit yang ditemukan ada dua jenis yaitu Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. Hasil yang diperoleh dalam PKL ini ialah laju pertumbuhan spesifik (LPS) rumput laut yang dipelihara yaitu 4,6%/hari dengan rasio berat kering : berat basah adalah 1 : 6. Parameter kualitas air yang didapatkan pada perairan Bungin Permai yaitu suhu berkisar 28-31ºC sedangkan salinitas berkisar 31-33 ppt. Harga pasar untuk rumput laut ini yaitu Rp 9.000/kg.
Kata Kunci : Rumput laut Kappaphycus alvarezii, Bibit Hasil Kultur Jaringan, LPS 4,6%/hari.
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Longline Menggunakan...BdpWinarti
Budidaya rumput laut telah berkembang pada setiap kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii merupakan komoditas unggulan di sektor perikanan. Kegiatan praktek kerja lapang (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan (April-Juni 2017) di perairan Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kegiatan tersebut mulai dari persiapan alat dan bahan praktek, penanaman dan pemeliharaan rumput laut, pemanenan, panen, pasca panen hingga pemasaran. Metode yang digunakan dalam PKL ini metode longline, menggunakan bibit hasil mikropropagasi dan bibit yang digunakan seberat 10 g dengan jarak tanam 10 cm. Kegiatan monitoring dilakukan untuk membersihkan rumput laut dari epifit jenis Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. LPS yaitu 5.04%/hari dan rasio berat kering : berat basah adalah 1 : 10. Parameter kualitas air yang diperoleh yaitu suhu berkisar 28-310C dan Salinitas berkisar 31-33 ppt. Pengeringan rumput laut dengan menggunakan metode gantung serta harga pasar rumput laut K. alvarezii mencapai Rp. 9.000/kg.
STATUS PEMANFAATAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN IKAN HIAS ANGEL NAPOLEON Pomacanthus xanthometopon
DI SULAWESI SELATAN
Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa kondisi tutupan karang di tiga lokasi menunjukkan kategori sedang sampai baik. Penelitian ini menunjukkan kelimpahan ikan injel napoleon tidak berkorelasi positif dengan tutupan karang hidup dengan tutupan karang hidup tetapi keberadaannya dipengaruhi oleh bentuk pertumbuhan karang yaitu di antara celah karang bercabang, submasive dan masive. Struktur ukuran ikan injel napoleon yang tertangkap masih muda, gonadnya belum berkembang. Hubungan panjang berat bersifat allometrik, kecepatan pertumbuhan lambat dengan panjang maksimum 41,7 cm pada umur 13 tahun. Status pemanfaatan ikan injel napoleon diduga telah melampaui hasil tangkapan lestari (MSY). Kurva penawaran injel napoleon melengkung membalik (backward bending supply curve) menunjukkan bahwa supplai semakin menurun walaupun harga ikan meningkat karena diduga stok semakin berkurang.
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...Putri Didyawati
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan Metode Longline Menggunakan Bibit Hasil Kultur Jaringan di Perairan Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
ABSTRAK
Rumput laut merupakan komoditas ekonomis penting di bidang perikanan. Jenis rumput laut yang biasa di gunakan yaitu jenis Kappaphycus alvarezii. Praktek Kerja lapang (PKL) Manajemen Akuakultur Laut ini dilaksanakan di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara selama 3 bulan (Apri-Juni 2017), yang dilaksanakan dalam beberapa kegiatan mulai dari asistensi PKL, tahap persiapan, pengikatan bibit, penanaman, monitoring, panen dan pasca panen. Monitoring dilakukan untuk membersihkan rumput laut dari tanaman pengganggu seperti epifit jenis Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. Metode yang digunakan adalah metode longline, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) rumput laut K. alvarezii yang diamati selama PKL yaitu 3,92%. Rasio berat kering : berat basah adalah 1:4 Parameter kualitas air seperti suhu berkisar 28-31 ºC sedangkan salintitas berkisar antara 31-33 ppt di Perairan Bungin Permai. Harga pasar rumput laut K. alvarezii yaitu Rp. 9.000/kg.
Kata Kunci : Rumput laut Kappaphycus alvarezii, Kultur Jaringan, LPS,
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...Sahira dila
Rumput laut merupakan komoditas unggulan perikanan budidaya yang produksinya tersebar diantara komoditas unggulan lainnya. Salah satu jenis rumput laut yang berkomersil penting ialah Kappaphycus alvarezii. Budidaya rumput laut ini menggunakan bibit yang berasal dari hasil kultur jaringan dengan metode budidaya yang digunakan adalah metode longline. PKL ini dilaksanakan selama 3 bulan (April – Juni 2017) di perairan Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. PKL ini meliputi beberapa kegiatan seperti persiapan alat dan bahan, pengikatan dan penanaman bibit, monitoring rumput laut, pemanenan dan pasca panen. Monitoring dilakukan yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari epifit yang dapat menjadi pesaing dalam mencari makanan yaitu Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. Hasil yang diperoleh dalam PKL ini ialah laju pertumbuhan spesifik rumput laut yang dipelihara yaitu 5,53%/hari dengan rasio berat kering : berat basah adalah 1 : 8. Parameter kualitas air yang didapatkan yaitu suhu berkisar 28-31°C sedangkan salinitas berkisar 31-33ppt. Harga pasar untuk rumput laut ini yaitu Rp. 9.000/kg.
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Soliriaceae) menggun...Sahira dila
Rumput laut merupakan komoditas unggulan perikanan budidaya yang produksinya tersebar diantara komoditas unggulan lainnya. Salah satu jenis rumput laut yang berkomersil penting ialah Kappaphycus alvarezii. Budidaya rumput laut ini menggunakan bibit yang berasal dari hasil kultur jaringan dengan metode budidaya yang digunakan adalah metode longline. PKL ini dilaksanakan selama 3 bulan (April – Juni 2017) di perairan Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. PKL ini meliputi beberapa kegiatan seperti persiapan alat dan bahan, pengikatan dan penanaman bibit, monitoring rumput laut, pemanenan dan pasca panen. Monitoring dilakukan yang bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari epifit yang dapat menjadi pesaing dalam mencari makanan yaitu Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. Hasil yang diperoleh dalam PKL ini ialah laju pertumbuhan spesifik rumput laut yang dipelihara yaitu 5,53%/hari dengan rasio berat kering : berat basah adalah 1 : 8. Parameter kualitas air yang didapatkan yaitu suhu berkisar 28-31°C sedangkan salinitas berkisar 31-33ppt. Harga pasar untuk rumput laut ini yaitu Rp. 9.000/kg.
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae) dengan ...sadaria bdp
Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan komoditas yang bernilai ekonomis tinggi. Praktek Kerja lapang (PKL) Manajemen Akuakultur Laut ini dilaksanakan di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara selama 3 bulan, yang meliputi beberapa kegiatan mulai dari asistensi PKL, tahap persiapan, pengikatan bibit, penanaman, monitoring, panen dan pasca panen. Monitoring dilakukan untuk membersihkan rumput laut dari tanaman pengganggu seperti epifit jenis Sargassum polychystum dan Hypnea musciformis. Bibit yang digunakan dalam PKL ini adalah bibit hasil kultur jaringan (mikropropagasi) dengan berat 10 g, dan jarak tanam 10 cm. Metode yang digunakan adalah metode longline, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) rumput laut K. alvarezii yang diamati selama PKL yaitu 5,53%/ hari dan rasio berat kering: berat basah yaitu 1:8. Parameter kualitas air yang diperoleh selama PKL seperti suhu berkisar antara 28-31 ºC dan salintitas berkisar 31-33 ppt. Harga pasar rumput laut K. alvarezii yaitu Rp 9.000/kg.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila
Similar to COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK INTERMOLT (20)
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Pemanen adalah proses dimana udang telah mencapai batas budidaya dan bernilai ekonomi sesuai target yang diinginkan. Pada proses ini udang sudah tidak dapat lagi dilakukan budidaya karena beberapa alas an:
1. Sudah siap panen atau sesuai target budidaya
2. Ada kendala pada kolam sehingga mengharuskan diakhiri masa budidayanya (dipanen)
a. Bila terjadi banyak kematian yang bila budidaya tetap dilanjutkan akan berakhir pada kerugian
b. Bila penggunaan pakan telah melampaui target FCR yang ditetapkan
c. Bila kualitas air tidak dapat dikontrol
d. Bila ditemukan penyakit yang masuk kategori harus dimusnahkan dan diisolasi
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Belajar Bahasa Indonesia dengan Cara Mudah - Study Bahasa Indonesia in Easy WayMustain Adinugroho
Belajar Bahasa Indonesia dengan Cara Mudah adalah panduan mudah dalam mengajari bahasa indonesia kepada orang asing. Cara gampang-gampangan yang mungkin tidak sesuai dengan cara BIPA
Workshop Teknik Identifikasi Larva Ikan: Studi Kasus Perairan Teluk SemarangMustain Adinugroho
Iktioplankton merupakan cabang ilmu yang membahas tentang larva ikan yang hidup planktonik. Merupakan cabang Iktiologi yang membahas tentang stadia larva yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Daur hidup ikan meliputi: Stadia telur dan Stadia perkembangan/lanjut (stadia larva dan juwana/juvenil). Ikan-ikan pada stadia telur dan larva digolongkan sebagai meroplankton karena hidupnya merupakan plankton sementara
Larva kemudian menjadi dewasa sebagai perenang aktif masuk dalam kategori nekton (Odum, 1993).
Teknik pengambilan sample larva dan juvenil ikan mengacu pada Backiel dan Welcomme (FAO, 1980). Pada pengambilan sample digunakan dua cara yaitu: Drift net sampler (bongo net yang dimodifikasi) untuk pengambilan sample di laut dan Seine net untuk pengambilan sample di pantai (kedalaman +1 meter)
Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha budidaya karena pakan merupakan biaya terbesar dalam budidaya. Apabila pengelolaan pakan dilakukan dengan tepat maka budidaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang baik. Pakan udang yang digunakan untuk budidaya terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan yang berasal dari alam (plankton) yang dimakan ketika udang masih kecil dan belum menggunakan pakan buatan. Pada saat udang masih ditetaskan di hatchery, udang umumnya diberi makan plankton dari jenis artemia. Pakan buatan adalah pakan yang digunakan untuk menggantikan pakan alami sehingga dapat memacu pertumbuhan udang. Pakan akan menentukan nilai FCR dimana berapa jumlah pakan yang diperlukan untuk menjadikan 1 kg daging udang. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan MBW udang untuk menentukan bentuk dan ukuran pakan.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Benur merupakan akronim dari bahasa jawa yaitu benih urang (bibit udang). Salah satu factor keberhasilan budidaya adalah pemilihan benur yang sehat dan kuat serta memiliki pertumbuhan yang cepat. Pemilihan benur terkait pada semua aspek termasuk pada proses pengangkutan. Kendaraan pengangkut benur tidak boleh digunakan untuk mengangkut bahan yang berbahaya, seperti bahan kimia dan pupuk, yang dapat mengkontaminasi benur. Benur yang dipilih merupakan benur yang bebas dari virus dan diperoleh dari pembenihan (hatchery) bersertifikat yang menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Benih yang dihasilkan telah memenuhi kriteria SPF (Specific Pathogen Free). Induk udang yang didatangkan dari luar negeri harus lulus uji Balai Karantina, min bebas dari WSSV, TSV, IMNV dan EMS.
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK INTERMOLT
1. i
BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR
DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA
ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK
INTERMOLT
SKRIPSI
Oleh :
MUSTA’IN ADINUGROHO
K2A 005 046
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
2. ii
BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR
DAN EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei) YANG DIKULTIVASI PADA MEDIA
ISOOSMOTIK, HIPOOSMOTIK DAN HIPEROSMOTIK
INTERMOLT
Oleh :
MUSTA’IN ADINUGROHO
K2A 005 046
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Derajat Sarjana S1
pada Progam Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
3. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Dengan ini, saya Musta’in Adinugroho menyatakan bahwa Karya Ilmiah /
Skripsi ini adalah asli hasil karya saya sendiri, dan karya ilmiah ini belum pernah
diajukan sebagai pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata
Satu (S1) dari Universitas Diponegoro maupun Perguruan Tinggi lainnya.
Semua informasi yang dimuat dalam Karya Ilmiah ini yang berasal dari
penulisan lain, baik yang dipublikasikan atau tidak, telah diberikan penghargaan
dengan mengutip narasumber penulis secara benar dan semua isi Karya Ilmiah /
Skripsi ini sepenuhnya menjadi Tanggung Jawab saya sebagai penulis
Semarang, Maret 2011
Penulis,
Musta’in Adinugroho
NIM. K2A 005 046
4. iv
RINGKASAN
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor
dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang
Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt
(Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial
untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus
WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan
Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan
beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain
itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang
sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik,
perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei
yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di
Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara.
Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental
laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3
kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah
menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini
adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan
pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan
pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan
progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik)
yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh
yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya
pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang
dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik
43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1
ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt
dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada
salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang
vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan,
Litopenaeus vannamei
5. v
SUMMARY
Musta’in Adinugroho. K2A 005 046. Osmotic work load, osmoeffectors change and
feeding efficiency of Litopenaeus vannamei reared in intermolt isoosmotic,
hipoosmotic dan hiperosmotic medias (Supervisors: Sutrisno Anggoro and
Mustofa Niti Suparjo).
Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) is a commercial species for
aquaculture since shrimp farming in Indonesia sluggish due by WSS virus. This
shrimp was species that introduced from Mexico and South America waters. This
shrimp life depends on the smooth process of molting and osmotic work level which
the salinity is very important. In addition, osmoeffectors changes will affect the
metabolism process that shrimp’s feed will not be optimal.
The purpose of this study were implementing osmotic work load,
osmoeffector changes and feed utilization of Litopenaeus vannamei that was reared in
different isoosmotic media.
This research was conducted from October 2009 to January 2010 at
Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (The Laboratory of Coastal Region Eco
Development), Diponegoro University, Jepara. The material was vannamei shrimps
with laboratory experimental methods using systematic randomized design with four
treatments and three replicates. The cultivation was 60 days long. Rearing was
conducted in various isoosmotic media. Data in this research were the osmotic work
level, ions change (osmoeffectors) and feed utilization. The data was analyzed by
using analysis of variance and the difference between the cultivations effects was
tested by Duncan test with the SPSS 15.
The results showed that the different of salinity level of osmotic media gave
significant effect on osmotic work load, osmoeffectors changes and feed utilization
(p<0.05). The best salinity from some tests in the result of research for osmotic work
level was in 20+1 ppt with work load on 43.65 mOsm/l H2O. The lowest cost ratio of
osmoeffectors was in 20+1 ppt. The best feed utilization was in 26+1 ppt with FCR
on 1.34 and PER on 1.79. Salinity gradient interval of isoosmotic molt on 26+1
provided an ideal environment for cultivation vannamei shrimps.
Key words: salinity, osmotic work load, osmoeffector, utilization of feed,
Litopenaeus vannamei
6. vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dengan judul ”Beban Kerja Osmotik,
Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) yang Dikultivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan
Hiperosmotik Intermolt” dapat terselesaikan dengan lancar.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak-
pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Sutrisno Anggoro, MS selaku dosen pembimbing utama yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Mustofa Niti S, MSi, MS selaku pembimbing anggota sekaligus Ketua
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan yang bersedia membimbing dan
memberikan masukan yang sangat bermanfaat pada penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Djoko Suprapto, MSc selaku dosen wali yang telah banyak memberikan
motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
4. Dr. Ir. Ign. Budi Hendrarto, MSc selaku Ketua Jurusan Perikanan yang banyak
memberikan masukan-masukan dalam pengajuan judul.
5. Kepala LPWP Universitas Diponegoro Jepara dan segenap karyawan, atas ijin
dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama masa penelitian
berlangsung.
6. Bapak Rosidi yang telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian.
7. vii
7. Bapak Tri Supratno K.P., MSi - BBPBAP yang banyak membantu dalam
pengambilan materi penelitian dan pendampingannya di lapangan.
8. Teknisi program Pascasarjana (S2) Manajemen Sumberdaya Pantai Universitas
Diponegoro, yang telah membantu dalam pengukuran osmolaritas media dan
haemolymph Udang Vannamei.
9. Semua pihak yang membantu kelancaran penyusunan skripsi ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusun berharap semoga laporan yang telah disusun ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi seluruh pembaca.
Semarang, Maret 2011
Penyusun
8. viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Pendekatan Masalah............................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.5. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6
2.1. Biologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)............................... 6
2.1.1. Taksonomi Udang Vannamei..................................................... 6
2.1.2. Morfologi Udang Vannamei ...................................................... 7
2.1.3. Habitat dan Daur Hidup Udang Vannamei................................ 8
2.1.4. Makan dan Kebiasaan Makan .................................................... 9
2.1.5. Molting, Osmoregulasi dan Regulasi Ion .................................. 11
2.2. Osmoregulasi dan Tingkat Kerja Osmotik............................................. 15
2.3. Salinitas dan Ion-ion Osmoefektor......................................................... 17
2.4. Daya Pemanfaatan Pakan....................................................................... 21
2.5. Kualitas Air............................................................................................ 22
2.5.1. Suhu ........................................................................................... 22
2.5.2. Derajat Keasaman (pH).............................................................. 23
2.5.3. Oksigen Terlarut (DO)............................................................... 23
2.5.4. Amonia (NH3)............................................................................ 24
2.5.5. Nitrit (NO2) ................................................................................ 25
III. MATERI DAN METODE ......................................................................... 26
3.1. Materi..................................................................................................... 26
3.1.1. Hewan Uji .................................................................................. 26
3.1.2. Alat Penelitian............................................................................ 26
3.1.3. Percobaan Pendahuluan ............................................................. 27
3.1.4. Media Uji ................................................................................... 27
9. ix
3.1.5. Pakan Uji.................................................................................... 28
3.1.6. Wadah Penelitian ....................................................................... 29
3.2. Metode ................................................................................................... 29
3.2.1. Prosedur Penelitian..................................................................... 30
3.2.2. Rancangan Percobaan ................................................................ 32
3.2.3. Pengumpulan Data ..................................................................... 34
3.2.4. Hipotesis .................................................................................... 37
3.2.5. Analisa Data............................................................................... 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 39
4.1. Hasil ....................................................................................................... 39
4.1.1. Beban Kerja Osmotik................................................................. 39
4.1.2. Perubahan Osmoefektor............................................................. 43
4.1.3. Efisiensi Pemanfaatan Pakan ..................................................... 53
4.1.4. Kualitas Air................................................................................ 57
4.2. Pembahasan............................................................................................ 58
4.2.1. Beban Kerja Osmotik................................................................. 58
4.2.2. Perubahan Osmoefektor............................................................. 61
4.2.3. Efisiensi Pemanfaatan Pakan ..................................................... 63
4.2.4. Kualitas Air ............................................................................... 64
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 68
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 68
5.2. Saran ...................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 70
LAMPIRAN ...................................................................................................... 77
10. x
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Komposisi Elektrolit-Elektrolit Utama Penentu Salinitas Air ................ 18
2 Peralatan Yang Digunakan Selama Penelitian ........................................ 26
3 Komposisi Pakan Udang Jenis Crumble ………………………………. 29
4 Data Kualitas Air Selama Penelitian ……………………………….….. 38
5 Osmolaritas Haemolymp L. vannamei Selama Penelitian …………...... 81
6 Osmolaritas Media Hidup L. vannamei Selama Penelitian ……………. 81
7 Data Osmolaritas Media, Osmolaritas Haemolymph Dan Beban Kerja
Osmotik (TKO) Udang Vannamei (L. vanname) Pemeriksaan Pertama. 82
8 Data Osmolaritas Media, Osmolaritas Haemolymph Dan Beban Kerja
Osmotik (TKO) Udang Vannamei (L. vanname) Pemeriksaan Kedua ... 83
9 Data Osmolaritas Media, Osmolaritas Haemolymph Dan Beban Kerja
Osmotik (TKO) Udang Vannamei (L. vanname) Pemeriksaan Ketiga .. 84
10 Data Osmolaritas Media, Osmolaritas Haemolymph Dan Beban Kerja
Osmotik (TKO) Udang Vannamei (L. vanname) Pemeriksaan Keempat 84
11 Data Beban Kerja Osmotik (TKO) Udang Vannamei (L. vanname)
Selama Penelitian .................................................................................... 85
12 Data Beban Kerja Osmotik (mOsm/l H2O) udang L. vannamei Rerata
Awal, Tengah 2, Tengah 3 Dan Akhir ………………………………… 86
13 Data Ion Klor Pada Media Udang Vannamei Selama Penelitian ........... 95
14 Data Ion Klor Pada Haemolymph Udang Vannamei Selama Penelitian. 96
15 Data Nisbah Ion Klor Udang Vannamei Selama Penelitian ................... 96
16 Data Ion Sodium Pada Media Udang Vannamei Selama Penelitian ...... 97
17 Data Ion Sodium Pada Haemolymph Udang Vannamei Selama
Penelitian ................................................................................................. 98
18 Data Nisbah Ion Sodium Udang Vannamei Selama Penelitian .............. 99
19 Data Ion Magnesium Pada Media Udang Vannamei Selama Penelitian. 99
20 Data Ion Magnesium Pada Haemolymph Udang Vannamei Selama
Penelitian ................................................................................................. 100
21 Data Nisbah Ion Magnesium Udang Vannamei Selama Penelitian ........ 101
22 Data Ion Kalsium Pada Media Udang Vannamei Selama Penelitian ..... 102
23 Data Ion Kalsium Pada Haemolymph Udang Vannamei Selama
Penelitian ................................................................................................. 102
24 Data Nisbah Ion Kalsium Udang Vannamei Selama Penelitian ............. 103
25 Data Ion Kalium Pada Media Udang Vannamei Selama Penelitian ....... 104
26 Data Ion Kalium Pada Haemolymph Udang Vannamei Selama
Penelitian ................................................................................................. 105
27 Data Nisbah Ion Kalium Udang Vannamei Selama Penelitian............... 105
28 Data Rerata Kandungan Elektrolit Ion Cl-
, Na+
, Mg++
, Ca++
dan K+
106
29 Data Rerata Nisbah Elektrolit Ion Cl-
, Na+
, Mg++
, Ca++
dan K+
107
11. xi
30 Data Jumlah Pakan Yang Diberikan Dan Dikonsumsi ........................... 142
31 Data Jumlah Pakan Yang Dikonsumsi (F), FCR dan PER ..................... 142
32 Data Beban Kerja Osmotik (TKO), FCR Dan PER Udang L. vannamei
Pada Berbagai Tingkat Salinitas Media 143
33 Rekap Kerja Bulan Oktober-November 2009 …………………………. 150
34 Rekap Kerja Bulan November-Desember 2009 ………………………. 150
35 Rekap Kerja Bulan Desember 2009-Januari 2010 …………………….. 151
12. xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Skema Pendekatan Masalah Penelitian ……………………………. 5
2 Daur Hidup Udang Penaeid …………………..…………………… 9
3 Skema Hubungan Antara Osmoregulasi, Molting Dan
Pertumbuhan ...................................................................................... 14
4 Tata Letak Penempatan Penelitian .................................................... 33
5 Histogram Osmolaritas Haemolymph Udang L. vannamei Selama
Penelitian …………………………………………………………. 40
6 Histogram Osmolaritas Media Udang L. vannamei Selama
Penelitian …………………………………………………………... 40
7 Histogram Beban Kerja Osmotik Udang L. vannamei Selama
Penelitian …………………………………………………………... 41
8 Histogram Beban Kerja Osmotik Udang L. vannamei Pada
Berbagai Salinitas …………………………………………………. 42
9 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Beban Kerja Osmotik Udang
L. vannamei .……………………………………………………….. 42
10 Histogram Kandungan Ion Klor Pada Media Dan Haemolymphe
Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………………………… 44
11 Histogram Kandungan Sodium Pada Media Dan Haemolymphe
Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………………………….. 44
12 Histogram Kandungan Ion Magnesium Pada Media dan
Haemolymphe Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………….. 44
13 Histogram Kandungan Ion Kalsium Pada Media dan
Haemolymphe Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………….. 45
14 Histogram Kandungan Ion Kalium Pada Media Haemolymphe
Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………………………….. 45
15 Histogram Nisbah Ion Klor Dan Sodium Pada Udang Litopenaeus
vannamei …………………………………………………………... 46
16 Histogram Nisbah Ion Magnesium Dan Kalium Pada Udang
Litopenaeus vannamei ……………………………………………... 46
17 Histogram Nisbah Ion Kalium Dan Perbandingan Nisbah Antar Ion
Pada Udang Litopenaeus vannamei ……………………………….. 46
18 Histogram Rerata Nisbah Ion Klor Pada Berbagai Salinitas ……… 47
19 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Nisbah Ion Klor …………….. 47
20 Histogram Rerata Nisbah Ion Sodium Pada Berbagai Salinitas …... 48
21 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Nisbah Ion Sodium ………….. 49
22 Histogram Rerata Nisbah Ion Magnesium Pada Berbagai Salinitas . 50
23 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Nisbah Ion Magnesium ……... 50
24 Histogram Rerata Nisbah Ion Kalsium Pada Berbagai Salinitas ….. 51
25 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Nisbah Ion Kalsium …………. 52
13. xiii
26 Histogram Rerata Nisbah Ion Kalium Pada Berbagai Salinitas …… 53
27 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Nisbah Ion Kalium ………….. 53
28 Histogram Rasio Konversi Pakan (FCR) Pada Berbagai Salinitas ... 55
29 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) . 55
30 Histogram Efisiensi Pemanfaatan Protein (PER) Pada Berbagai
Salinitas ……………………………………………………………. 56
31 Kurva Pengaruh Salinitas Terhadap Terhadap Protein Efficiency
Ratio (PER) …..……………………………………………………. 57
14. xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Prosedur Pengukuran Osmolaritas Media Dan Osmolaritas Cairan
Tubuh Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Dan Kalibrasi
Alat DO Meter …………………………………………………… 78
2 Data Osmolaritas Haemolymph, Osmolaritas Media Dan Beban
Kerja Osmotik Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Pada
Berbagai Tingkat Salinitas Media Selama Penelitian …………….. 81
3 Uji Statistik Beban Kerja Osmotik (TKO) Pengukuran Awal,
Tengah, Akhir Dan Rerata Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) ........................................................................................ 87
4 Data Ion-Ion Osmoefektor Pada Media, Haemolymph, Dan Nisbah
Ion Osmoefektor Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) pada
Berbagai Salinitas Media Selama Penelitian ................................... 95
5 Uji Statistik Nisbah Ion-Ion Osmoefektor Pengukuran Awal,
Tengah, Akhir Dan Rerata Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) ......................................................................................... 108
6 Data Jumlah Pakan Yang Diberikan, Jumlah Sisa Pakan Dan
Jumlah Pakan Yang Dikonsumsi, FCR Dan PER Selama
Penelitian ......................................................................................... 142
7 Uji Statistik Food Convertion Ratio (FCR), Protein Eficiency
Ratio (PER) Udang L. vannamei Selama Penelitian ……………... 145
8 Contoh Perhitungan Pembuatan Salinitas Sesuai Beban Kerja
Osmotik ……………………………………………………….….. 149
9 Rekap Kerja Selama Penelitian …………………………………... 150
10 Dokumentasi Penelitian ……………………………...…………… 152