SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
ALASAN PENGHAPUS PIDANA
2 macam alasan penghapus pidana, yaitu :
1. Inwending
Terletak dalam diri orang itu sendiri.
Yaitu: Ketidakmampuan bertanggung jawab, Usia
yang muda (kurang dari 8 tahun).
adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang
yang telah melakukan tindak pidana tidak dapat
dipidana.
2. Uitwending
Terletak diluar diri pelaku.
Contoh :
- KUHP Pasal 48 ‘‘daya paksa/darurat’’
(Overmacht),
- Pasal 49 “pembelaan terpaksa” (noodweer),
- Pasal 50 ‘’alasan pembenar / melaksanakan
perintah Undang-undang’’,
- Pasal 51 ‘’ perintah jabatan’’ (ambtelijk bevel).
ALASAN PENGHAPUS PIDANA
1. UMUM: yaitu yang berlaku umum untuk
tiap-tiap tindak pidana,
Cth Pasal 44, 48, 49, 50, dan 51 KUHP.
2. KHUSUS: yaitu yang hanya berlaku
untuk tindak pidana tertentu saja,
Cth Pasal 166, dan 221 ayat (2).
ALASAN PENGHAPUS PIDANA
menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana
dikenal :
1. Alasan Pembenar.
Menghapuskan sifat melawan hukumnya
perbuatan.
Cth Pasal 49(1), 50, 51(1) KUHP.
2. Alasan Pemaaf .
Menghapuskan kesalahan.
Pasal 44, 48, 49(2),d an 51(2) KUHP.
Dari segi dapat dipidananya perbuatan dan
pembuatnya, maka ilmu pengetahuan
hukum pidana membagi 2 :
DAYA PAKSA (OVERMACHT)
KUHP tidak memberikan pengertian, tapi dalam MvT
diartikan sebagai:
”Setiap kekuatan,setiap paksaan atau tekanan yang
tidak dapat ditahan”.
Ada dua macam daya paksa yaitu:
1. Daya paksa absolut (vis absoluta).
Kekuatan fisik yang ada memang mutlak / sama
sekali tidak dapat dihindari.
Vis Absoluta tidak di bahas Ps 48 KUHP atau
tidak memiliki akibat hukum,
karena orang yang berbuat bukan orang yang
terkena paksaan, tapi justru yang memberi
paksaan.
DAYA PAKSA (OVERMACHT)
2. Daya paksa relatief (vis Compulsive).
Sebenarnya pelakunya dapat menahan daya
paksa tersebut,
tapi tidak dapat diharapkan dari orang yang
mendapat tekanan untuk menghindar / melawan
tekanan tsb.
Daya Paksa biasanya dibedakan atas :
1.Daya Paksa (Alasan Pemaaf)
Adalah suatu tekanan/paksaan yang berasal dari
orang lain.
2.Keadaan Darurat (Alasan Pembenar)
Adalah suatu tekanan yang berasal dari keadaan
tertentu.
Pasal 48(1) KUHP
Untuk dikatakan adanya pembelaan terpaksa
harus diperhatikan dua hal penting yaitu:
1. Adanya serangan
Tidak semua serangan dapat dilakukan
pembelaan,tetapi serangan yang :
a.Seketika
b.langsung mengancam
c. Bersifat melawan hukum
d.Menyerang pada badan,kesusilaan ataupun
harta benda.
PEMBELAAN TERPAKSA
2. Perlu dilakukan pembelaan
a. Pembelaan memang diperlukan.
b. Pembelaan harus seimbang.
c. Pembelaan untuk melindungi kepentingan diri
sendiri atau orang lain.
PEMBELAAN TERPAKSA
Pembelaan terpaksa dikatakan melampaui batas
karena ada ketidakseimbangan antara serangan
dengan pembelaan yang dilakukan. Namun hal
ini disebabkan karena keguncangan jiwa dari
pelaku yang terkena serangan tersebut.
Untuk dikatakan ada kelampauan pembelaan
harus:
PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI
BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
1.Kelampauan batas pembelaan memang
diperlukan.Disini pembelaan itu memang perlu
dilakukan dan memang harus dilakukan,dan
menurut keadaan yang ada memang layak
dilakukan karena tidak ada jalan lain untuk
bertindak.
2.Pembelaan dilakukan sebagai akibat langsung
kegoncangan jiwa yang hebat.Disini
kegoncangan jiwa dapat berupa rasa takut,
bingung ataupun mata gelap
PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI
BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
3. Kegoncangan jiwa yang hebat sebagai akibat
langsung dari adanya serangan.Jadi disini
orang mengalami kegoncangan jiwa karena
akibat langsung dari serangan yang menimpa
dirinya. Oleh karena itu kriterianya harus juga
menggunakan ukuran-ukuran orang lain dalam
keadaan yang sama. Jadi tidak berlaku bagi
orang yang mudah tersinggung, pemarah.
PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI
BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
Dalam hal ini bagi mereka yang melakukan suatu
perbuatan yang memenuhi rumusan undang-
undang sebagai tindak pidana. Namun perbuatan
yang dilakukan tersebut memang diberikan
wewenang oleh undang-undang untuk
melakukannya maka ia tidak akan dipidana.
Dalam melaksanakan peraturan undang-undang
tersebut,tetapi harus ada keseimbangan antara
tujuan yang hendak dicapai dengan cara
pelaksanaannya.
MENJALANKAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN-Pasal 50 KUHP
Perintah jabatan adalah perintah yang didasarkan
kewenangan. Artinya pemberi perintah
mempunyai hubungan sedemikian rupa dengan
yang menerima perintah, sehingga memang
perintah itu menjadi wewenang pemberi perintah.
Perintah dipandang sah apabila perintah itu
berdasarkan tugas, wewenang atau kewajiban
yang didasarkan kepada suatu peraturan.
MELAKSANAKAN PERINTAH JABATAN YANG
SAH –Pasal 51 ayat (1) KUHP
Perintah jabatan yang tidak sah adalah perintah
yang tidak seharusnya diberikan oleh pemberi
perintah kepada penerima perintah, sehingga
penerima perintah tidak berwenang melakukan
tindakan yang diperintahkan.
DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN
PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat
(2) KUHP.
Namun penerima perintah tidak dapat dipidana
jika memenuhi dua syarat yatiu:
1.Ia menduga denga itikad baik,bahwa
perintah itu adalah
sah.
2. Bahwa perintah itu terletak dalam
lingkungan wewenang dari orang yang
diperintah.
DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN
PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat
(2) KUHP.
Menurut Hazewinkel-Suringa, bahwa ketaatan
bawahan pada atasan yang bersifat membuta
tidak menghapuskan patut dipidananya
perbuatan. Oleh karenanya bawahan tetap harus
mempertimbangkan setiap perintah yang datang
padanya, terlebih kalau diasadari bahwa apa
yang diperintahkan adalah di luar kewenangan
ataupun tugas maupun bertentangan dengan
kewajiban yang ada padanya.
DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN
PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat
(2) KUHP.
Alasan penghapus penuntutan adalah hal-hal
yang menyebabkan seseorang tidak dapat
dituntut pidana atas tindak pidana yang telah
dilakukannya.
Ada beberapa alsan penghapus penuntutan yaitu:
1.Tidak berlakunya pasal 2-8 KUHP.
Bagi orang yan telah melakukan tindak ppidana
apabila dalam ketentuan dalam Pasal 2-8 tidak
dapat diberlakukan, maka pelaku tidak akan
dapat dituntut pidana.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Hal ini disebabkan Pasal 2-8 KUHP adalah
menjadi dasar berlakunya aturan pidana
Indonesia terhadap pelaku tindak pidana.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
2.Tidak adanya Pengaduan dalam delik aduan
.
Delik Aduan adalah tindak pidana yang hanya
dapat dituntut jika ada pengaduan dari pihak
yang dirugikan. Jadi apabila tidak ada
pengaduan dari pihak yang dirugikan atas
tindak pidana yang terjadi, maka pelaku tindak
pidana itu tidak mungkin dilakukan penuntutan.
Dalam hal ini pengaduan menjadi syarat untuk
diadakannya penuntutan.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
3. Asas Ne Bis In Idem –Pasal 76 KUHP.
Ne Bis In Idem dapat diartikan sebagai “Orang
tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya terhadap
perkara yang sama yang telah dijatuhi putusan
hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap”.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Jika dilihat dari pengertian ini, maka ada 3 syarat
a. Orangnya harus sama.
b. Perkaranya harus sama.
c. Telah ada putusan hakim yang mempunyai
kekuatan hukum
Jadi tidak dapat dibenarkan apabila seseorang
setelah menjalani pidana atas tindak pidana yng
telah dilakukan, dikemudian hari dituntut kembali
atas tindak pidana yang telah selesai dijalani
pidananya.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
4. Matinya Terdakwa-Pasal 77 KUHP.
Dengan matinya terdakwa ,maka tidak dapat
dilakukan penuntutan terhadap terdakwa.
Dengan ketentuan ini mengandung arti juga :
a. Bahwa dalam pemeriksaan perkara pidana
harus dengan hadirnya terdakwa (asas in
presentia).
b. Bahwa tuntutan pidana tidak dapat dialihkan
kepada orang yang tidak melakukan tindak
pidana.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Namun dalam ketentuan pidana di luar KUHP
memang dikenal dengan asas in Absentia, yaitu
pemeriksaan persidangan tanpa kehadiran
terdakwa, misalnya untuk Tindak Pidana Ekonomi
(UU7/1955) ataupun Tindak Pidana Korupsi (UU
20/2001).
Demikian juga dalam hukum pidana tidak
mengenal dosa warisan, artinya bahwa
pertanggungjawaban pidana adalah melekat
pada pelaku pidana itu sendiri.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
5. Kadaluarsa (Verjaring)-Pasal 77-78 KUHP.
Kadaluarsa atau lewat waktu adalah ketetntuan
batas waktu seseorang yang melakukan tindak
pidana untuk dapat dilakukan penuntutan.
Seseorang yang telah melakukan tindak
pidana tertentu, apabila dalam jangka waktu
tertentu (yang ditetapkan oleh UU) tidak diadakan
penuntutan, maka terhadap orang tersebut tidak
boleh lagi dilakukan penuntutan.
Batas waktu kadaluarsa untuk suatu tindak
pidana telah ditentukan dalam Pasal 78 KUHP.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
6. Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan.
Suatu perkara yang telah diselesaikan oleh para
pihak akan menghapuskan penuntutan. Artinya
jika perkara pidana tersebut telah disepakati
untuk diselesaikan, maka terhadap pelaku tindak
pidana itu tidak boleh dituntut lagi atas perbuatan
yang dilakukannya.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Untuk adanya penyelesaian di luar pengadilan
hanya boleh dilakukan terhadap tindak pidana
yang diancam dengan pidana DENDA SAJA.
Oleh karena itu terhadap suatu perbuatan yang
diancam dengan selain pidana denda tidak dapat
dilakukan penyelesaian di luar pengadilan.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
7. Asas Oportunitas.
Dalam hukum acara pidana, bahwa
kewenangan menuntut pidana adalah menjadi
monopoli kejaksaan/penuntut umum. Oleh
karenanya terhadap mereka jika diberi hak untuk
tidak melakukan penuntutan terhadap suatu
perkara pidana.
Asas Oportunitas adalah kewenangan
penuntut umum untuk tidak melakukan
penuntutan terhadap orang atau korporasi yang
melakukan suatu tindak pidana dengan dasar
untuk kepentingan umum.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
Dengan demikian apabila pelaku tiindak pidana
dalam melakukan tindak pidananya demi
kepentingan umum, maka penuntut umum boleh
mengenyampingkan perkara tersebut, sehingga
terhadap pelaku tidak dapat dituntut pidana.
Kepentingan umum disini adalah
didasarkan penilaian penuntut umum, dengan
mengutamakan perimbangan pada kepentingan
masyarakat atau kepentingan negara.
ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN

More Related Content

Similar to Alasan penghapus pidana

praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptxDirgaGunk
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahananRonalto_Tan
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIswirawan
 
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptFajarSaputra20091254
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPuputDachi
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidanaalsalcunsoed
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfyudaboyz
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)aanpalisury
 
Hak menuntut 7
Hak menuntut 7Hak menuntut 7
Hak menuntut 7Uda Estelo
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuSei Enim
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)jimsoktovianus
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembangan
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembanganBahan kuliah asas asas hukum pidana perkembangan
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembanganmamat rahmat
 

Similar to Alasan penghapus pidana (20)

praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan8 penangkapan penahanan
8 penangkapan penahanan
 
Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah Edi yuhermansyah
Edi yuhermansyah
 
Surat dakwaan
Surat dakwaanSurat dakwaan
Surat dakwaan
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
 
Perbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak PidanaPerbarengan Tindak Pidana
Perbarengan Tindak Pidana
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
KUHP
KUHPKUHP
KUHP
 
Hak menuntut 7
Hak menuntut 7Hak menuntut 7
Hak menuntut 7
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatu
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
KUHP.pdf
KUHP.pdfKUHP.pdf
KUHP.pdf
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembangan
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembanganBahan kuliah asas asas hukum pidana perkembangan
Bahan kuliah asas asas hukum pidana perkembangan
 
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh EksaminatorKumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
Kumpulan Hasil Legal Anotasi oleh Eksaminator
 

More from marcoorias2

Pengayaan Sesi 7.pptx
Pengayaan Sesi 7.pptxPengayaan Sesi 7.pptx
Pengayaan Sesi 7.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 6.pptx
Pengayaan Sesi 6.pptxPengayaan Sesi 6.pptx
Pengayaan Sesi 6.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 5b.pptx
Pengayaan Sesi 5b.pptxPengayaan Sesi 5b.pptx
Pengayaan Sesi 5b.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 5a.pptx
Pengayaan Sesi 5a.pptxPengayaan Sesi 5a.pptx
Pengayaan Sesi 5a.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 4b.pptx
Pengayaan Sesi 4b.pptxPengayaan Sesi 4b.pptx
Pengayaan Sesi 4b.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 4a.pptx
Pengayaan Sesi 4a.pptxPengayaan Sesi 4a.pptx
Pengayaan Sesi 4a.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 3.pptx
Pengayaan Sesi 3.pptxPengayaan Sesi 3.pptx
Pengayaan Sesi 3.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxPengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxmarcoorias2
 
Pengayaan Sesi 1.pptx
Pengayaan Sesi 1.pptxPengayaan Sesi 1.pptx
Pengayaan Sesi 1.pptxmarcoorias2
 

More from marcoorias2 (9)

Pengayaan Sesi 7.pptx
Pengayaan Sesi 7.pptxPengayaan Sesi 7.pptx
Pengayaan Sesi 7.pptx
 
Pengayaan Sesi 6.pptx
Pengayaan Sesi 6.pptxPengayaan Sesi 6.pptx
Pengayaan Sesi 6.pptx
 
Pengayaan Sesi 5b.pptx
Pengayaan Sesi 5b.pptxPengayaan Sesi 5b.pptx
Pengayaan Sesi 5b.pptx
 
Pengayaan Sesi 5a.pptx
Pengayaan Sesi 5a.pptxPengayaan Sesi 5a.pptx
Pengayaan Sesi 5a.pptx
 
Pengayaan Sesi 4b.pptx
Pengayaan Sesi 4b.pptxPengayaan Sesi 4b.pptx
Pengayaan Sesi 4b.pptx
 
Pengayaan Sesi 4a.pptx
Pengayaan Sesi 4a.pptxPengayaan Sesi 4a.pptx
Pengayaan Sesi 4a.pptx
 
Pengayaan Sesi 3.pptx
Pengayaan Sesi 3.pptxPengayaan Sesi 3.pptx
Pengayaan Sesi 3.pptx
 
Pengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxPengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptx
 
Pengayaan Sesi 1.pptx
Pengayaan Sesi 1.pptxPengayaan Sesi 1.pptx
Pengayaan Sesi 1.pptx
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Alasan penghapus pidana

  • 1. ALASAN PENGHAPUS PIDANA 2 macam alasan penghapus pidana, yaitu : 1. Inwending Terletak dalam diri orang itu sendiri. Yaitu: Ketidakmampuan bertanggung jawab, Usia yang muda (kurang dari 8 tahun). adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang yang telah melakukan tindak pidana tidak dapat dipidana.
  • 2. 2. Uitwending Terletak diluar diri pelaku. Contoh : - KUHP Pasal 48 ‘‘daya paksa/darurat’’ (Overmacht), - Pasal 49 “pembelaan terpaksa” (noodweer), - Pasal 50 ‘’alasan pembenar / melaksanakan perintah Undang-undang’’, - Pasal 51 ‘’ perintah jabatan’’ (ambtelijk bevel). ALASAN PENGHAPUS PIDANA
  • 3. 1. UMUM: yaitu yang berlaku umum untuk tiap-tiap tindak pidana, Cth Pasal 44, 48, 49, 50, dan 51 KUHP. 2. KHUSUS: yaitu yang hanya berlaku untuk tindak pidana tertentu saja, Cth Pasal 166, dan 221 ayat (2). ALASAN PENGHAPUS PIDANA menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana dikenal :
  • 4. 1. Alasan Pembenar. Menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. Cth Pasal 49(1), 50, 51(1) KUHP. 2. Alasan Pemaaf . Menghapuskan kesalahan. Pasal 44, 48, 49(2),d an 51(2) KUHP. Dari segi dapat dipidananya perbuatan dan pembuatnya, maka ilmu pengetahuan hukum pidana membagi 2 :
  • 5. DAYA PAKSA (OVERMACHT) KUHP tidak memberikan pengertian, tapi dalam MvT diartikan sebagai: ”Setiap kekuatan,setiap paksaan atau tekanan yang tidak dapat ditahan”.
  • 6. Ada dua macam daya paksa yaitu: 1. Daya paksa absolut (vis absoluta). Kekuatan fisik yang ada memang mutlak / sama sekali tidak dapat dihindari. Vis Absoluta tidak di bahas Ps 48 KUHP atau tidak memiliki akibat hukum, karena orang yang berbuat bukan orang yang terkena paksaan, tapi justru yang memberi paksaan. DAYA PAKSA (OVERMACHT)
  • 7. 2. Daya paksa relatief (vis Compulsive). Sebenarnya pelakunya dapat menahan daya paksa tersebut, tapi tidak dapat diharapkan dari orang yang mendapat tekanan untuk menghindar / melawan tekanan tsb.
  • 8. Daya Paksa biasanya dibedakan atas : 1.Daya Paksa (Alasan Pemaaf) Adalah suatu tekanan/paksaan yang berasal dari orang lain. 2.Keadaan Darurat (Alasan Pembenar) Adalah suatu tekanan yang berasal dari keadaan tertentu.
  • 9. Pasal 48(1) KUHP Untuk dikatakan adanya pembelaan terpaksa harus diperhatikan dua hal penting yaitu: 1. Adanya serangan Tidak semua serangan dapat dilakukan pembelaan,tetapi serangan yang : a.Seketika b.langsung mengancam c. Bersifat melawan hukum d.Menyerang pada badan,kesusilaan ataupun harta benda. PEMBELAAN TERPAKSA
  • 10. 2. Perlu dilakukan pembelaan a. Pembelaan memang diperlukan. b. Pembelaan harus seimbang. c. Pembelaan untuk melindungi kepentingan diri sendiri atau orang lain. PEMBELAAN TERPAKSA
  • 11. Pembelaan terpaksa dikatakan melampaui batas karena ada ketidakseimbangan antara serangan dengan pembelaan yang dilakukan. Namun hal ini disebabkan karena keguncangan jiwa dari pelaku yang terkena serangan tersebut. Untuk dikatakan ada kelampauan pembelaan harus: PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
  • 12. 1.Kelampauan batas pembelaan memang diperlukan.Disini pembelaan itu memang perlu dilakukan dan memang harus dilakukan,dan menurut keadaan yang ada memang layak dilakukan karena tidak ada jalan lain untuk bertindak. 2.Pembelaan dilakukan sebagai akibat langsung kegoncangan jiwa yang hebat.Disini kegoncangan jiwa dapat berupa rasa takut, bingung ataupun mata gelap PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
  • 13. 3. Kegoncangan jiwa yang hebat sebagai akibat langsung dari adanya serangan.Jadi disini orang mengalami kegoncangan jiwa karena akibat langsung dari serangan yang menimpa dirinya. Oleh karena itu kriterianya harus juga menggunakan ukuran-ukuran orang lain dalam keadaan yang sama. Jadi tidak berlaku bagi orang yang mudah tersinggung, pemarah. PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS-Pasal 49 (2) KUHP
  • 14. Dalam hal ini bagi mereka yang melakukan suatu perbuatan yang memenuhi rumusan undang- undang sebagai tindak pidana. Namun perbuatan yang dilakukan tersebut memang diberikan wewenang oleh undang-undang untuk melakukannya maka ia tidak akan dipidana. Dalam melaksanakan peraturan undang-undang tersebut,tetapi harus ada keseimbangan antara tujuan yang hendak dicapai dengan cara pelaksanaannya. MENJALANKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN-Pasal 50 KUHP
  • 15. Perintah jabatan adalah perintah yang didasarkan kewenangan. Artinya pemberi perintah mempunyai hubungan sedemikian rupa dengan yang menerima perintah, sehingga memang perintah itu menjadi wewenang pemberi perintah. Perintah dipandang sah apabila perintah itu berdasarkan tugas, wewenang atau kewajiban yang didasarkan kepada suatu peraturan. MELAKSANAKAN PERINTAH JABATAN YANG SAH –Pasal 51 ayat (1) KUHP
  • 16. Perintah jabatan yang tidak sah adalah perintah yang tidak seharusnya diberikan oleh pemberi perintah kepada penerima perintah, sehingga penerima perintah tidak berwenang melakukan tindakan yang diperintahkan. DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat (2) KUHP.
  • 17. Namun penerima perintah tidak dapat dipidana jika memenuhi dua syarat yatiu: 1.Ia menduga denga itikad baik,bahwa perintah itu adalah sah. 2. Bahwa perintah itu terletak dalam lingkungan wewenang dari orang yang diperintah. DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat (2) KUHP.
  • 18. Menurut Hazewinkel-Suringa, bahwa ketaatan bawahan pada atasan yang bersifat membuta tidak menghapuskan patut dipidananya perbuatan. Oleh karenanya bawahan tetap harus mempertimbangkan setiap perintah yang datang padanya, terlebih kalau diasadari bahwa apa yang diperintahkan adalah di luar kewenangan ataupun tugas maupun bertentangan dengan kewajiban yang ada padanya. DENGAN ITIKAD BAIK MELAKSANAKAN PERINTAH JABATAN TIDAK SAH-Pasal 51 ayat (2) KUHP.
  • 19. Alasan penghapus penuntutan adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang tidak dapat dituntut pidana atas tindak pidana yang telah dilakukannya. Ada beberapa alsan penghapus penuntutan yaitu: 1.Tidak berlakunya pasal 2-8 KUHP. Bagi orang yan telah melakukan tindak ppidana apabila dalam ketentuan dalam Pasal 2-8 tidak dapat diberlakukan, maka pelaku tidak akan dapat dituntut pidana. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 20. Hal ini disebabkan Pasal 2-8 KUHP adalah menjadi dasar berlakunya aturan pidana Indonesia terhadap pelaku tindak pidana. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 21. 2.Tidak adanya Pengaduan dalam delik aduan . Delik Aduan adalah tindak pidana yang hanya dapat dituntut jika ada pengaduan dari pihak yang dirugikan. Jadi apabila tidak ada pengaduan dari pihak yang dirugikan atas tindak pidana yang terjadi, maka pelaku tindak pidana itu tidak mungkin dilakukan penuntutan. Dalam hal ini pengaduan menjadi syarat untuk diadakannya penuntutan. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 22. 3. Asas Ne Bis In Idem –Pasal 76 KUHP. Ne Bis In Idem dapat diartikan sebagai “Orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya terhadap perkara yang sama yang telah dijatuhi putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap”. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 23. Jika dilihat dari pengertian ini, maka ada 3 syarat a. Orangnya harus sama. b. Perkaranya harus sama. c. Telah ada putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum Jadi tidak dapat dibenarkan apabila seseorang setelah menjalani pidana atas tindak pidana yng telah dilakukan, dikemudian hari dituntut kembali atas tindak pidana yang telah selesai dijalani pidananya. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 24. 4. Matinya Terdakwa-Pasal 77 KUHP. Dengan matinya terdakwa ,maka tidak dapat dilakukan penuntutan terhadap terdakwa. Dengan ketentuan ini mengandung arti juga : a. Bahwa dalam pemeriksaan perkara pidana harus dengan hadirnya terdakwa (asas in presentia). b. Bahwa tuntutan pidana tidak dapat dialihkan kepada orang yang tidak melakukan tindak pidana. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 25. Namun dalam ketentuan pidana di luar KUHP memang dikenal dengan asas in Absentia, yaitu pemeriksaan persidangan tanpa kehadiran terdakwa, misalnya untuk Tindak Pidana Ekonomi (UU7/1955) ataupun Tindak Pidana Korupsi (UU 20/2001). Demikian juga dalam hukum pidana tidak mengenal dosa warisan, artinya bahwa pertanggungjawaban pidana adalah melekat pada pelaku pidana itu sendiri. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 26. 5. Kadaluarsa (Verjaring)-Pasal 77-78 KUHP. Kadaluarsa atau lewat waktu adalah ketetntuan batas waktu seseorang yang melakukan tindak pidana untuk dapat dilakukan penuntutan. Seseorang yang telah melakukan tindak pidana tertentu, apabila dalam jangka waktu tertentu (yang ditetapkan oleh UU) tidak diadakan penuntutan, maka terhadap orang tersebut tidak boleh lagi dilakukan penuntutan. Batas waktu kadaluarsa untuk suatu tindak pidana telah ditentukan dalam Pasal 78 KUHP. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 27. 6. Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan. Suatu perkara yang telah diselesaikan oleh para pihak akan menghapuskan penuntutan. Artinya jika perkara pidana tersebut telah disepakati untuk diselesaikan, maka terhadap pelaku tindak pidana itu tidak boleh dituntut lagi atas perbuatan yang dilakukannya. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 28. Untuk adanya penyelesaian di luar pengadilan hanya boleh dilakukan terhadap tindak pidana yang diancam dengan pidana DENDA SAJA. Oleh karena itu terhadap suatu perbuatan yang diancam dengan selain pidana denda tidak dapat dilakukan penyelesaian di luar pengadilan. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 29. 7. Asas Oportunitas. Dalam hukum acara pidana, bahwa kewenangan menuntut pidana adalah menjadi monopoli kejaksaan/penuntut umum. Oleh karenanya terhadap mereka jika diberi hak untuk tidak melakukan penuntutan terhadap suatu perkara pidana. Asas Oportunitas adalah kewenangan penuntut umum untuk tidak melakukan penuntutan terhadap orang atau korporasi yang melakukan suatu tindak pidana dengan dasar untuk kepentingan umum. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN
  • 30. Dengan demikian apabila pelaku tiindak pidana dalam melakukan tindak pidananya demi kepentingan umum, maka penuntut umum boleh mengenyampingkan perkara tersebut, sehingga terhadap pelaku tidak dapat dituntut pidana. Kepentingan umum disini adalah didasarkan penilaian penuntut umum, dengan mengutamakan perimbangan pada kepentingan masyarakat atau kepentingan negara. ALASAN PENGHAPUS PENUNTUTAN