SlideShare a Scribd company logo
1 of 240
EKONOMI MIKRO
TEORI & APLIKASI
Dosen
Pengampun :
Dr.Sigit
Sardjono,M.Ec.
Fitri Dwi
Anggraini
1222300007
Fitria Intan
Novianti
1222300009
Nanik Dwi
Siswati
1222300010
Akuntansi
Kelompok 2 :
Dengan menyebut nama Allah SWTyang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas akhir yang mempersembahkan beberapa materi dari buku “Ekonomi Mikro
Teori &Aplikasi” oleh Dr. Sigit Sardjono,M.Ec ini tepat pada waktunya.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata kami berharap semoga tugas akhir tentang beberapa materi dari
buku “Ekonomi Mikro Teori &Aplikasi” ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab :VII
Bab VIII
Bab IX
Bab X
Bab XI
:Pendahuluan
:Teori Permintaan, Penawaran, Dan Harga Pasar
:Teori Elastisitas
:Perilaku Konsumen
:Perilaku Produsen
:Teori Biaya Produksi
:Pendapatan Dan Laba Perusahaan
:Penentuan Harga Dalam Pasar Persaingan Sempurna
: Penentuan Harga Pada Pasar Persaingan Monopolistik
:Penentuan Harga Pada Pasar Monopoli
:Menentukan Harga Pada Pasar Oligopoli
SEJARAH PERLEMBANGAN ILMU EKONOMI
MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI
PENGERTIAN ILMU EKONOMI
KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI
KEGIATAN EKONOMI
PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP,
UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI
EKONOMI
EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU
EKONOMI
•
•
•
•
Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial
yang membicarakan tentang bagaimana
usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran.
Berikut disajikan beberapa pokok
pikiran dari ahli ekonomi yang dianggap
mewakili setiap era sampai saat ini :
Dan menurut pakar ilmu ekonomi
modern Paul Samuelson, memberi
beberapa pengertian ilmu ekonomi
sebagai berikut :
Ilmu ekonomi secara
umum merupakan
suatu studi tentang
perilaku masyarakat
dalam menggunakan
SDA yang langka
dalam rangka
memproduksi
berbagai komoditi.



•
•
•
1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (WHAT)
2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (HOW)
3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diprosukdi (FOR WHOM)
Tiga persoalan yang dihadapi dalam setiap perekonomian
•
•
•
•
•
•
•
•
1.Jelaskan sejarah singkat tentang
perkembangan ilmu ekonomi !
2.Sebutkan mazhab-mazhab dalam ekonomi !
3.Jelaskan pengertian ilmu ekonomi !
4.Sebutkan beberapa asumsi yang mendasari teori
ekonomi mikro !
5.Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur penting dalam
teori ekonomi mikro !
B
A
B
1
TEORI PERMINTAAN,
PENAWARAN, DAN HARGA
PASAR
Topic
Topic 1: Harga Suatu Barang dan Jasa
Topic 2: Teori Permintaan
Topic 3: Teori Penawaran
Topic 4: Penentuan Harga Pasar
Topic 5: Aplikasi Praktis Keseimbangan Pasar
HARGA SUATU BARANG DAN JASA
• Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dalam jumlah uang
tertentu.
• terbentuknya harga dikarenakan ada dua pihak :
- pihak yang memiliki dan bersedia menawarkan
- pihak yang memerlukan dan bersedia untuk menawarkannya
• harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaann dan
penawaran.
TEORI PERMINTAAN
Hukum Permintatan
“Apabila harga mengalami
penurunan, maka julah permintaan
akan bertambah. dan sebaliknya,
apabila harga mengalami
kenaikan, maka jumlah permintaan
akan menurun.”
Permintatan
adalah jumlah barang atau
jasa yang diminta
masyarakat pada waktu dan
tingkat harga tertentu.
TEORI PERMINTAAN
faktor - faktor yang memperngaruhi permintaan
• harga barang itu sendiri
• harga barang pengganti dan pelengkap
• daya beli masyarakat
• jumlah penduduk
• tingkat pendapatan
• selera masyarakat
TEORI PERMINTAAN
rumus permintaan :
kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.
jika harga barangturun, maka jumlah yang diminta menjadi
lebih banyak. Jika harga barang naik, maka jumlah yang
diminta menjadi sedikit.
TEORI PENAWARAN
PENAWARAN HUKUM
jumlah barang atau jasa
yang ditawarkan pada
waktu dan tingkat harga
tertentu.
jika harga naik, jumlah barang
atau jasa yang ditawarkan
meningkat. jika harga turun,
jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan menurun.
TEORI PENAWARAN
faktor - faktor yang memperngaruhi penawaran
• harga baranng itu sendiri
• biaya produksi
• keutungan yang diharapkan
• teknologi produksi
• perkiraan harga pada masa depan
• munculnya produk baru
TEORI PENAWARAN
rumus permintaan :
kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.
jika perubahan selain barang itu sendiri kurva suplai
bergeser ke kiri (jika berkurang) dan kenan (jika
bertambah)
• harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual
mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli
sejumlah barang tersebut. Jadi, harga pasar terjadi dari hasil
kompromi antara penjual dan pembeli.
• terjadinya harga pasar ini dapat dijelaskan dengan grafik di
bawah ini
1. secara Grafis
PENENTUAN HARGA PASAR
1. secara Matematis
keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
persamaan fungsi demand Qd = 400 - 0.5 P sedangkan fungsi
penawaran Qs = 100 + P. ditanya berapa Q dan P keseimbangan
pasar.
jawaban :
PENENTUAN HARGA PASAR
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
1.Kebijakan ceiling price
penentuan harga dari pemerintah untuk konsumen.
2.Kebijakan floor prize
penentuan harga dari pemerintah untuk produsen.
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
Harga dan kualitas untuk berbagai barang
berupa secara siklis dalam jangka panjang titik
kalau harga meningkat atau menurun jumlah
yang diproduksi juga meningkat atau menurun
dalam gelombang yang berbeda. Gerakan harga
dan kuantitas ini dinamakan teori sarang laba-
laba (cobweb theory)
3. Copweb teori-teori sarang laba-laba (teori penyesuaian harga)
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
Surplus produsen adalah ukuran
keuntungan yang diperoleh produsen karena
mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi.
Surplus instrumen menunjukan keuntungan
yang diperoleh konsumen karena mereka
membeli komoditi.
4. Surplus produsen dan konsumen
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
Berkaitan dengan kasus pengenaan pajak,
keberhasilan melimpahkan pajak pada konsumen
tergantung dari kecondongan kurva penawaran.
Semakin tegak semakin in elastis bentuk kurva
penawaran semakin banyak tax yang mampu
dilimpahkan pada konsumen. Oleh karena itu, jika
pemerintah mengenakan pajak pada produk
kebutuhan pokok maka beban pajak itu sebagian
besar dilimpahkan pada konsumen
5. Pengalihan beban pajak (shifting tax)
APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR
A. Barang bebas
barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak muncul harga
berarti barang bebas ini tidak mempunyai transaksi di pasar.
B. Barang potensial
barang yang secara potensial bisa diproduksi tetapi tidak
diproduksi karena tidak ekonomis. contohnya sendok yang
terbuat dari emas.
6. Kasus penepatan harga barang bebas dan barang potensial
1.Jelaskan yang dimaksud teori penawaran !
2.Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan suatu barang !
3.Jelaskan yang dimaksud hukum permintaan !
4.Sebutkan berbagai faktor yang
mempengaruhi perubahan permintaan !
5.Sebutkan beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan penawaran !
Teori
Elastisitas
Pengertian Elastisitas
A
Elastisitas Permintaan
B
Elastisitas Silang
C
Elastisitas Penawaran
D
BAB 3
D Elastisitas Pendapatan
3.1 Pengertian Elastisitas
Elastisitas harga adalah kepekaan jumlah suatu produk
yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan
harga dengan kurva permintaan tertentu.
Semakin Elastis sifat permintaannya semakin besar,
sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya
semakin kecil responnya.
3.2 Elastisitas Permintaan (Ed; Ep; w)
3.2.1 Konsep Sifat Elastis
sifat elastis dari suatu permintaan suatu barang ada 5 macam :
• Jika koefisien elastisitan tak terhingga (w) maka elastisitasny
disebut perfect elastic.
• Jika koefisien elastisitas >1 maka elatisitasnya disebut elastis.
• Jika koefisien elastisitas <1 maka elatisitasnya disebut inelastis.
• Jika koefisien elastisitas =1 maka elatisitasnya disebut unitary
elastis.
• Jika koefisien elastisitas =0 maka elatisitasnya disebut perfect
inelastis.
3.2.2 Cara mengukur Tingkat Elastisitas
1. Arc Elasticity (elastisitas busur)
ArcElasticity Ini mengukur respon (kepekaan) perubahan jumblah
barang yang diminta karna adanya perubahan harga Perubahan harga
dan beubahan jumlah yang diminta mempunyai rentang jarak, seperti
terlihat di bawah ini
Contoh Perhitungan
Elastisitas Silang
Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga sehingga
seakan-akan tidak pernah terjadi perubahan.
Kurva permintaan PABX yang berupa garis lurus. Kita akan mengukur angka
elastisitas harga dari permintaan pada titik B yakni kita ingin mengukur elastisitas
titik . Kemiringan slope dari garis lurus PABX pada titik A adalah AP/AQ; secara
geometri sama dengan AXo/XoX, sehingga AQ/AP =XoX/AXo. Jadi Edi A =
(XoA/0Xo) x (XoX/XoA) = XoX/0Xo.
2. Point Elasticity
CONTOH
a. Menghitung tingkat elastisitas dengan mempergunakan
pendekatan persamaan fungsi
b. Dengan mengamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan)
c. mengamati arah perubahan harga dan total revenue
d. dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR
• Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1 dan permintaannya ini
unitary elastis
• Jika nilai MR = Positif, koefisien elastisitas >1 dan permintaannya
elastis
• Jika nilai MR = Negatif, koefisien elastisitas<1 dan
permintaannya inelastis
2. Melihat Kecondongan Kurva Permintaan
Perfect Inelastis
Elastis
Perfect elastis
Unitary elastis
inelastis
Elastisitas Sempurna
bila kurva permintaan sejajar sumbu x
maka besarnya tingkat elastisitas = w. Titik
keadaan ini disebut elastis sempurna yang
berarti berapapun jumlah barang yang
diminta harga akan tetap
Inelastis Sempurna
Jika kurva permintaan sejajar dengan
sumbu Y maka besarnya tingkat elastisitas
= 0. keadaan ini disebut inelastis
sempurna
Contoh Perhitungan
Elastisitas Permintaan
3.3 Elastisitas Silang (Cross Elastisity; n)
elastisitats permintaan silang digunakan untuk mengukur
sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu
sama lain. elastisitas silang barang X terhadap barang Y
sama dengan persentasi perubahan barang X yang
dibeli dibagi dengan persentasi P harga barang Y.
rumus menghitung tingkat cross ekatisity dengan
membandingkan orosentase perubahan jumlah barang X
yang dibeli dengan orosentase perubahan Y.
jika hasilnya positif maka barang itu merupakan subtitusi satu
sama lain. jika hasilnya negatif maka barang tersebut
merupakan barang komolometer .
contoh
bertambahnya permintaan terhadap barang Y di sebabkan adanya
antara barang X dan barang Y mempunyai hubungan komplometer.
contohnya kopi dan gula.
menurumnya permintaan terhadap barang Z di sebabkan adanya antara
barang X dan barang Y mempunyai hubungan subtitusi.
contohnya teh dan kopi.
Elastisitas Barang
Komplementer
Elastisitas Barang Subtitusi
Contoh Perhitungan
Elastisitas Silang
Hubungan Barang Substitusi,
Komplemen, dan Elastisitas Silang
jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah baramg X yang
diminta. Barang X dan Y adalah Subtitut. Tetapi jika harga barang Y naik
mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun maka barang X dan
Y adalah barang Komplemen.
3.2 Elastisitas Penawaran
Suatu perubahan harga (P) akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah
yang sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas; jadi X dan P adalah
positif keduanya atau negatif keduanya. oleh sebab itu, koofesien elastisitas selalu
positif.
Menentukan sifat penawaran
• Melihat Besarnya Koofisien Elastitasnya.
• jika nilai Es tak terhingga disebut perfect elastis (sangat elastis)
• jika nilai Es > disebut elastis
• jika nilai Es < disebut inelastis
• jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis
• jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna)
Rumus
Pengukuran
Koofesiensi
2. Melihat Kecondongan Kurva Penawaran
• S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis
• S2 sifat penawarannya disebut inelastis
• S3 sifat penawarannya disebut inelastis
• S4 sifat penawarannya disebut elastis
• S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis
3.5 Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity; Ei)
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukan tingkat kepekaan dari
perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Orang akan
menambah/mengurangi pembelian barang jika pendapatannya berubah.
Ada 2 kemungkinan dalam elastisitas pendapatan, yaitu :
• jika Ei > 1 ; barang yang diminta adalah barang superior.
• jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok.
3.5.1 Perubahan
Permintaan Barang Lux
Karena Adanya
kenaikan Icome
Barang Luxury adalah barang
yang dibeli dalam jumlah lebih
banyak jika pendapatan
konsumen bertambah.
3.5.2 Perubahan Permintaan
Barang Inferior karena
Adanya Penurunan Income
Barang Inferior adalah barang yang dibeli
dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi
jika pendapatan konsumen menurun.
Hubungan Elastisitas Income dan Jenis Produk
jika koofisien elastisitas income lebih besar dari satu maka jenis produk itu adalah barang
lux. dan jika income kosumen meningkat 20% jumlah yang dibeli produk X bertambah lebih
besar dari 20% maka produk X tersebut adalah produk luxury,
1.Jelaskan pengertian dari elastisitas !
2.Sebutkan beberapa cara untuk mengukur tingkat
elastisitas !
3.Jelaskan suatu permintaan yang elastis
dan inelastis !
4.Sebutkan beberapa sifat elastisitas dari suatu
permintaan suatu barang !
5.Jelaskan pengertian dari elastisitas permintaan
dan penawaran !
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
4.3 CARDINAL APPROACH
4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH
PERILAKU
KONSUMEN
BAB IV
Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang
diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi
sebenarnya permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat
dan barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan
derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan olrh barang tersebut. Jika
konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai
gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh
utility yang optimal. Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang
yang dikonsumsi meningkat. Ada 2 cara untuk mengukur nilai manfaat suatu
barang, yakni secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut)
dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau
ranking).
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Metode kardinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan) ekonomi yang
modern, tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini.
Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada 2 pendekatan dalam
mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan digunakan untuk
menjelaskan perilaku konsumen. Konsumen lebih suka membeli barang dan
jasa dalam jumlah lebih banyak. Sebaliknya jika harga barang tersebut turun
maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan meningkat.
NILAI BARANG
Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1) kebutuhan
pokok dan (2) kebutuhan sekunder. Kebutuhan pokok pada umumnya ialah
makanan, pakaian, rumah, dan ada yang menambahkan dengan
kesehatan. Sedangkan kebutuhan di luar kebutuhan pokok ini termasuk
kebutuhan sekunder. Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini
diperlukan barang dan juga jasa. Kemampuan barang dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan manusia disebut dengan “Nilai”.
A. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan
suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia.
B. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan
kebutuhannya. Nilai subjektif ini akan memilik skor yang berlainan
pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung
dengan waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yang dimilikinya
(kelangkaan).
NILAI BARANG DAPAT
DIBEDAKAN MENJADI:
Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk
pemenuhan kebutuhan, juga mempunyai nilai pertukaran, yaitu kemampuan
barang dan jasa tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya.
Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi:
a. Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri
untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya.
b. Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap
dirinya.
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi
semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat
berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan
antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran
yang rasional di sini artinya menentukan target kebutuhan yang harus
dipenuhi, disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang
tersedia.
PEMENUHAN KEPUASAN
Banyak pendapat ahli ekonomi, di antaranya adalah Gossen yang dikenal
dengan Hukum Gossen, yaitu:
Hukum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus,
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhan).
Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan
seimbang.
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan
perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku konsumen dapat
dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Setiap barang
mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai
kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang
menggunakan barang tersebut. Jadi, apabila seseorang meminta suatu jenis
barang, pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut. Utilitas
dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut
dengan “Ulti”.
PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK
MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
Misalkan segelas es cream mempunyai 100 util bagi seseorang konsumen.
Apabila ia menghabiskan 2 gelas ia akan mendapatkan daya guna lebih
besar dari 100 util. Seberapa besar lebihnya, tergantung konsumen
individual. Bagi Si A mungkin tambahan daya guna sesudah menghabiskan
gelas yang kedua adalah 60 util. Bagi Si B mungkin tambahannya sebesar 50
util sehingga total daya guna yang diperoleh A 160 util dan B 150 util. Dapat
terjadi bahwa bagi Si B gelas yang pertama hanya memberikan daya guna
kepadanya sebesar 90 util sehingga daya guna sesudah menghabiskan dua
gelas es cream adalah 140 util. Perbedaan ini terjadi karena Si A orangnya
kurus dan begitu doyan es cream sedangkan Si B gemuk dan kurang gemar
makan. Akibatnya, dengan satu gelas yang sama memberikan daya kenyang
yang lebih besar bagi Si A daripada Si B.
Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan
tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang
yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi:
U = f(X1; X2; .......Xn)
Dimana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2
adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen
tersebut. Ia mengonsumsikan 6 jenis barang (X1; X2; X3 ...... X6). Jumlah daya
guna total yang diperolehnya akan naik sebagai akibat dari kegiatan tersebut.
Berbagai pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu
cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi 2, yaitu:
1.Teori daya guna kardinal (cardinal utility)
Dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total
utility.
2. Teori daya guna ordinal (ordinal utility)
Dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan indifference curve (kurva
indiferen).
Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok tentang
pengertian daya guna. Asumsi dasar dari pendekatan cardinal yang
menyatakan utility seseorang bisa diukur adalah pendekatan yang terlalu
subjektivitas. Dari kelemahan ini muncul teori yang kedua, yaitu teori daya
guna ordinal.
Perilaku konsumen seperti yang diungkapkan dalam Hukum Permintaan hanya
membahas dua pendekatan, yaitu pendekatan Cardinal dan Indifference Curves
( IC ). Selain dua pendekatan itu masih ada pendekatan lain yang bisa
mengungkapkan perilaku konsumen, yaitu pendekatan Atribute dan pendekatan
Revealed Preference Hypothesis ( RP ). Masing-masing pendekatan ini sangat
berguna dalam menganalisis tingkah laku konsumen dan juga dapat
dipergunakan untuk menjelaskan permintaan konsumen perseorangan.
Dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen ialah:
• Cardinal Approach
• Ordinal Approach
Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna
bagi seorang konsumen. Utility seseorang mengonsumsin barang/jasa tidak di
nyatakan dalam bilang numerik tetapi masuk ke lebih di senangi atau di
sukai.Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat yang
diperoleh konsumen dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti.
Dalam teori nilai guna ini dikenal total utility/ TU dan marginal utility/MU
4.3 CARDINAL APPROACH
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan
oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut.
Menurut Hukum Gossen maka semakin banayk jumlah
barang sejenis uang di punyai oleh seseorang maka
sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin
kecil.
4.3.1 KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA
TOTAL (MU DAN TU)
• GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY)
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karna mengonsumen berbagai
jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi
semakin banyak sampai dititik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan
bertambah dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen bertambah.
2. GUNA TOTAL (TOTAL UTILITY)
Contoh uraian di atas di
buatkan dalam bentu tabel
dan grafik sebagai berikut :
Digambarkan kurva TU awal
meningkat namum pada titik
punyak kurva TU menurun.
Kurva MU bentuknya menurun
dan bisa berbentuk negatif
ditandai dengan bentuk kurva
MU yang memotong sumbu
horizontal kebawah.
Kurva TU setelah titik
puncak akan cenderung
menurun, akan tetapi bentuk
kurva TU tidak bisa memotong
sumbuh horizontal.
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan
konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung dengn numerik. Untuk
memahami perilaku konsumen diperlukan asumsi lainya bahwa utility dapat diukur
dalam satuan uang yang bersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu
satuan barang lagi. Dengan demikian ukuran uang dapat digunakan untuk
membahas perilaku konsumen
4.3.2 ASUMSI (ANGGAPAN)
DALAM TEORI CARDINAL
Terdapat tiga teori asumsi dalam teori cardinal yaitu :
• UTILITY SESEORANG BISA DI UKUR DENGAN UANG
2. BERLAKUNYA HUKUM GOSSEN
(LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY)
Dalam teori ini nilai guna dikenal hukum diminishing marginal
utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karna
pertambahan satu unit barangyang di konsumsi.
Semakin banyak barang yang di konsumsi,
semakin besar jumalang daya guna yang
diperoleh.
hal ini dikarenakan sampai X3 lereng kurva
U (x) adalah positif yang selalu ada
pertambahan daya guna bila konsumsi
barang X bertambah
Akan tetapi bilah jumlah X3 sudah di lewati
dan penambhan jumblah barang diteruskan,
justur jumlah daya akan lebih rendah dari
jumlah sebelumnya, Titik X3 mencerminkan
jumlah barang X yang memberikan tingkat
daya guna maksimal atau titik kepuasan
maksimal. Jadi asumsi ini dipelukan untuk
menggambarkan perilaku konsumen secara
riil.
Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami
menurut logika umum. Perilaku konsumen dalam membelanjakan uangnya
harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya
guna maksimum
3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang
tergantung dari subjek yang meberikan penilaian. Jadi suatu barang
baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang
tersebut mempunyai besarnya daya guna tergantung dan konsumen
bersangkutan.
4.3.3 KRITIK PADA PENDEKATAN
CARDINAL
• ASUMSI UTILITY BISA DIUKUR ADALAH PEMIKIRAN
YANG KELIRU
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin semakin
memberikan kepuasan yang lebih besar. kriteria pokok dari suatu alat
pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai
yang tetap. Dengan tingkatan dapat dikatakan bahwa uang harus
mempunyai nilai subjektif yang tetap.
2. MARGINAL UTILITY DARI UANG TIDAKLAH KONSATAN
4.3.4 MAKSIMALISASI GUNA
untuk mencari marginal utility ini dipergunakan berukuran sebagai berikut :
TU2 (Sesudah tambahan) - TU1 (sebelum penambahan) = MUx
atau
(TUx+1) - (TUx) = MUx
jika total utility mencapai nilai maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya
jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang
dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-).
Bagi konsumennya rasional akan selalu berusaha memaksimalkan guna
barang dan jasa yang didapat dari pengeluaran pendapatannya.
Pada contoh-contoh ini konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utilitynya berbeda tetapi
harga per unitnya sama. Bagaimana apabila konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal
untuk itu yang berbeda dan harganya pun berbeda? untuk memecahkan kasus ini menggunakan
formula
kelemahan dari formula ini ialah
tidak diperhatikan berapa besar
pendapatan konsumen untuk
mengatasi kelemahan ini maka
dibuat formula pelengkap
sebagai berikut :
Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi
formula
1. Kemudian diuji apakah jumlah momen yang formula dan
2. jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain
4.3.5 CARA MEMPERGUNAKAN
PERSAMAAN FUNGSI
dari tabel 4.3 di samping yang memenuhi persyaratan utama ada 4 kombinasi yaitu :
1. Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang Y
2. Kombinasi II : 6 barang X dan 2 barang Y
3. Kombinasi III : 7 barang X dan 4 barang Y
4. Kombinasi IV : 8 barang X dan 5 barang Y
kombinasi yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi
7 barang X dan 3 barang Y (7 x $ 1 + 3 x 3 $ 2 = $ 13) hal
ini dikarenakan dengan jumlah uang yang dimiliki
konsumen $ 13 namun pemberian utility yang maksimal
(MUx/Px = MUy/Py) Kombinasi 7 barang.
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah
kombinasi barang yang dibeli hal ini disebabkan satu adanya
• efek substitusi
• efek pendapatan (income)
4.3.6 PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG
DIBERI KONSUMEN
contoh menurunkan fungsi tabel permintaan
misal harga barang X $ 1 dan harga barang Y $ 1. sedangkan jumlah
uang yang siap dibelanjakan sebesar $ 12. Kombinasi barang X dan Y
mana yang dipilih?
Pada tabel di samping yang memenuhi syarat pertama
(MUx/Px=MUy/Py) ada beberapa kombinasi yaitu :
• 5 unit barang X dan 4 unit barang Y
• 6 jenis barang X dan 6 unit barang Y
• 7 unit barang X dan 8 unit barang Y
dari ketiga kombinasi di atas yang memenuhi syarat adalah
komunikasi 6 unit barang X dan 6 unit barang Y karena :
jika digambarkan secara
grafik seperti seperti
gamabr disamping :
4.4 INDIFFERENCE CURVE
APPROACH
4.4.1 Property Indiference Curve
memiliki 3 kelemahan, yaitu :
1. memakai pendekatan cardinal adalah asumsi yang keliru (doubtful). kepuasaan
konsumen diukur secara numerik dan bersifat subjektif.
2. menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realitik ,karena jika income
seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah.
3. anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis.
atas dasar kelemahan tersebut muncul pendekatan ordinal
1. dapat diungkuapankan dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan
sebagainya
2. dapat diukur melalui ordinal atau ringking. dapat dituangkan dalam kurva kepuasan
sama dan kurva indifference curve indifference curve (IC) atau kurva tak acu
1. ASUMSI DALAM PENDEKATAN
INDIFERENCE CURVE
agar perilaku konsumen dapat dijelaskan secara rill, maka diperlukan beberapa asumsi,
yaitu :
a. konsumen selalu bersifat rasional (rasionality)
b. nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money)
c. utility dinyatakan secara ordinal
d. berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing
marginal utility)
e. the total utillity dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
f. consistency and transitity of choise
2. KURVA IC MENUNJUKAN BERLAKUNYA
HUKUM DIMINISHING MARGINAL RATE OF
SUBSTITUTION
Marginal Rate of Substitution adalah
berubahnya kombinasi dari A ke B
menunjukan jika konsumen
menghendaki barang X lebih banyak
maka ia harus bersedia mengurangi
barang Y dalam jumlah tertentu.
grafiknya semakin berbentuk
cembung ke arah titik origin.
3. SIFAT-SIFAT
INDIFFERENCE CURVE
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu kita
menambahkan jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang akan
dikurangi dan sebaliknya.
b. cembung terhadap titik 0 atau origin
c. dua IC tidak akan saling berpotongan
a. Berlakunya hukum diminishing rate of
return, yaitu kita menambahkan jumlah
barang X, maka jumlah barang Y yang
akan dikurangi dan sebaliknya.
b. cembung terhadap titik 0 atau origin
c. dua IC tidak akan saling berpotongan
4. JIKA TERJADI
KUMPULAN KURVA IC,
KURVA IC YANG SEMAKIN
JAUH DARI TITIK ORIGIN,
UTILITASNYA SEMAKIN
BESAR.
5. PADA DUA IC TIDAK SALING
BERPOTONGAN
a. Berlakunya hukum diminishing rate of
return, yaitu kita menambahkan
jumlah barang X, maka jumlah barang Y
yang akan dikurangi dan sebaliknya.
b. cembung terhadap titik 0 atau origin
c. dua IC tidak akan saling berpotongan
4.4.2 KENDALA ANGGARAN
(BUDGET CONTRAINT)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai
oleh konsumen disebut garis anggaran (Budget Contraint).
persamaan Budget Line :
BPx.(X)+Py.Y Keterangan :
B : Anggaran
Px : Harga barang X
Py : Harga barang Y
garis anggaran (Budget Contraint) terbentuk dari menghubungkan dua titik kombinasi
ekstrem anatara barang X dan Y.
konsumen membeli seluruh barang X berarti Y= 0 atau membeli seluruh barang Y
berarti X= 0
4.4.2 KENDALA ANGGARAN
(BUDGET CONTRAINT)
4.4.3 KESEIMBANGAN
KONSUMEN
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah
kombinasi yang terletak bagi konsumen anara curve indifference dengan
kurva anggaran (budget line)
terdapat 4 titik kombinasi (A,B,C,D)
konsumen tidak dapat memilih titik D karena
kombinasinya terletak di IC paling jauh dari titik
origin dan keterbatasan atas pendapatannya.
dengan adanya kendala anggaran kombinasi
yang dapat pilih adalah 3 titik (A,B,C)
dan dari ketiga kombinasi titik B memiliki utilitas
paling tinggi (keseimbang optimal)
pada hakikatnya titik B terjadi di kurva BL
bersinggung dengan slope BL=Slope IC ,dengan
r
KESEIMBANGAN KONSUMEN
YANG OPTIMAL
KESEIMBANGAN KONSUMEN
YANG OPTIMAL
Rumus
Slope BL = Slope IC
Slope IC = MRS = MUy/Mux
Slope BL = Py/Px
Py/PX = MUy/Mux
MUy/Py = MUx/Px
untuk mencari tempat keseimbangan, yakni jika rasio marginal utility terhadap
harga dan barang adalah sama.
ada faktor yang menyebabkan berubahnya kombinasi
guna maksimal :
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang X naik,maka garis anggaran (BL)
dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga
barang X turun maka garis anggarran (BL) dan
indifference curve-nya akan bergeser ke kanan. Bila
titik singgung antara garis anggaran (BL) dan
indifference curve yang baru dan lama dihubungkan
maka garis penghubung itu disebut price cunsumtion
curve (PCC).
4.4.4. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
2. Perubahnya Pendapatan Konsumen
Bila titik singgung antara garis anggaran (BL) dan indifference curve yang baru dan
lama dihubungkan
maka garis penghubung itu disebut income cunsumtion curve (ICC).
3. PERUBAHAN HARGA PADA
BARANG NORMAL DAN
INFERIOR
- Barang Normal
dampak perubahan barang normal
semakin murahnya barang X, konsumen
seakan-akan bertambah kaya atau dengan
jumlah uang yang sama konsumen mampu
mendapatkan barang yang lebih banyak.
3. PERUBAHAN HARGA PADA
BARANG NORMAL DAN
INFERIOR
• Barang iferior
dampak perubahan barang inferior semakin
murahnya barang X menghasilkan efek
pendapatan negatif, yaitu jumlah barang X
yang diminta berkursng. perubahan
kombinasi dari E1 ke E3 disebut price efect
(efek harga) sebesar X1-X3 ,perubahan dari
kombinasi E3 ke E2 adalah income effect
sebesar X3-X2. jadi total efeknya sebesar E1
ke E2 atau sebesar X1-X2
4.4.5. DERIVASI KURVA
PERMINTAAN DARI KURVA PCC
Hubungan antara jumlah barang X yang diminta
(diturunkan dan titik A,B,dan C) karena
perubahan harga. Hubungan itu tiada lain
adalah kurva permintaan.
Bila titik-titik keseimbangan A,B,C pada kurva
BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang
diperoleh dikenal dengan Price Consumption
Curve (FCC),
yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan
konsumen karena perubahan tingkat harga,
dengan asumsi tingkat pendapatan tetap
4.4.6. PENGGAMBARAN KURVA
ENGEL DARI KURVA ICC
ICC atau Kurva Engel menunjukan karakteristik suatu
barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau
Kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai
barang normal, inferior, dan giffen.
• Kurva Indiference yang Linier
Menunjukan Adanya Subtitusi
Sempurna
ket : Untuk mendapatkan barang X lebih
banyak pengganti barang Y dan X dengan
jumlah yang sama.
Bisa disebut barang X dan Y
mempunya subtitusi sempurna.
Pengurangan barang Y sebesar AC
sama besarnya dengan perubahan X
sebesar CB
4.4.7. BENTUK INDIFERENCE
CURRVE
• Kurva Indiference Curve
yang Berubah Huruf L
menunjukan Barang
Kompelen
ket : Barang Y ditambah atau
dikurangi tidak bisa digantikan
dengan barang X
4.4.7. BENTUK INDIFERENCE
CURRVE
4.4.8 KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN
INDIFFERENCE CURVE
1. Kritik
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah.
b. Subtitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan kenaikan harga barang
X .Konsumen bisa tetap pada barang X atau meninggalkan barang X karena terjadi
faktor-faktor lain
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effecct advertising,past
behavior of stock
2. Aplikasi Menghitung Utilitas Kosumen dengan Fungsi
diketahui fungsi Utility beserta nilai dari pendapatan
Utility = XY
Income (I) = 1.000
Harga barang Px = 10 dan Py = 20
hitunglah kunatitas barang X dan barang Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen
JAWAB
JAWAB
1.Sebutkan dua cara pengukuran nilai manfaat
dan suatu barang!
2.Jelaskan pengertian dari cardinal approach!
3.Jelaskan yang dimaksud guna batas (Marginal
Utility) !
4.Sebutkan beberapa asumsi dalam teori cardinal !
5.Sebutkan tiga kelemahan pada the Cardinalist
Approach !
BAB V
PERILAKU PRODUSEN
Ekonomi Mikro
Start Now
Daftar Materi
01
Konsep Jangka
Waktu Dalam
Proses Produksi
03
Analisis Proses
Produksi Jangka
Pendek
02
Fungsi Produksi
04
Produksi Jangka
Panjang
Seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan ,yaitu :
1.. Beberapa output yang harus diproduksi
2. Bagaimana kombinasi factor produksi yang hendak dipergunakan
Faktor-faktor dalam proses produksi :
 Land (bahan baku)
 Man (tenaga kerja)
 Capital (modal)
 Skill (keterampilan)
Contoh
Dalam proses produksi ada dua input
,yaitu labor dan capital, maka dalam
proses produksi diilakukan dengan kombinasi
01
Konsep Jangka Waktu Dalam
Proses Produksi
Back Next
1) Periode Jangka Pendek
Suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu factor produksi yang
bervariabel. Sedangkan factor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen
berapa pun output dihasilkan. Sehingga, perusahaan tidak punya waktu untuk mengubah jumlah
sumber seperti tanah, Gedung, mesin-mesin, dan manajemen.
2) Jangka Panjang
Suatu proses produksi di mana semua factor produksi bersifat variable. Artinya, dimana
jumlahnya dapat diubah-ubah oleh produsen untuk mendapatkan kombinasi factor-factor
produksi yang paling efisien.
Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka
panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu
tertentu.
02
Fungsi Produksi
Back Next
● Produksi adalah kegiatan yang mengubah input menjadi output
● Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara factor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi
● Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa meperhitungkan harga..
dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukan bahwa jumlah barang
produksi tergantung pada jumlah factor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi
merupakan variabel tidak bebas dan factor produksi merupakan variabel bebas. Secara
matematis fungsi produksi ditulis sebagai :
Q = F(C,L,B,S)
Dimana :
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan baku
S = Skill
03
Analisis Proses Produksi Jangka
Pendek
Back Next
Analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkap dengan
kurva
• TP (total product) adalah total produksi yang dihasilkan sejumlah tenaga kerja
(labor)
• AP (average product) adalah rata-rata yang dihasillkan oleh seorang tenaga
kerja
• dan MP (marginanl product) adalah tambahan hasil produksi apabila
menambah satu tenaga kerja (labor)
■ AP = TP/Labor
■ MP = TP2-TP1
■ Jika TP berupa fungsi turunan pertama TP adalah MP
■ MP = delta TP / delta L
5.3.1 Hukum Tambhaan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of
Diminishing Returns)
Dalam hubungan jangka pendek, di mana satu factor produksi bersifat variabel dan
faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila
kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus menerus. Produksi total itu akan
bertambah terus tetapi dengan tambahan semakin kecil dan setelah suatu jumlah
tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena
adanya hukum Tamabahan Hasil yang Semakin Berkurang Law of Diminishing Returns).
Hasil yang semakin bertambah terjadi pada sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor
ke-4 ,Law of Diminishing Returns mulai bekerja atau disebut Law of Diminishing Marginal
Physical Product.
Gambar kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber
yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka
hasilnya tidak efisien. Dengan menambah suber variabel terus menerus, maka TP akan
terus menerus bertambah sampai titik B. Pada titik B ini Law of Diminishing Returns mulai
bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus menerus akan
mengakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
Sumbu horizontal menunjukan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam
proses produksi dan sumbu vertikal menunjukan jumlah barang yang dihasilkan (Q).
Sifat dari produksi marginal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan
produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal pada titik belok dari kurva
produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin
menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total
mencapai titik maksimum.
secara grafis produksi marginal (MP) ini dapat ditunjukan oleh lereng kurva dan
produksi total (TP), yaitu ditunjukan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva
produksi total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak 0L1 produksi
marginalnya (MP) adalah lereng garis singgung LA. Dari produksi total (TP) berfungsi
untuk mengetahui besarnya produksi rata-rata tenaga kerja.
5.3.2 Hubungan antara TP,AP,dan MP
Hubungan antara TP,AP dan MP menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan
usahanya.
• Pertama, hubuangan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat
produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik
menjadi yang menuru, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik
maksimumnya. Pad saat itu juga kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya
produksi marjinal (MP) sama dengan nol.
• Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat
itu produk rata-rata (AP) meningkat , produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada
produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal
(MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukan bahwa pada
saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama
dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan
kurva produksi marginal (MP).
Keimpulan dari hubungan MP dan AP adalah
 Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
 Jika AP maximum maka MPP = AP
 Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
5.3.3 Tahapan dalam Fungsi Produksi
Fungsi produksi dibagi kedalam tiga tahap, yaitu :
 Tahap I
Ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal.
 Tahap II
Dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol).
 Tahap III
Ditandai dari TP yang mulai menurun.
Tahap I dan tahap II disebut dengan tahap yang tidak rasional .
Tahap III disebut dengan tahap rasional.
alasannya karena pada tahap II produksi marjinal (MP) untuk
semua factor produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja
maupun tanah, adalah positif.
04
Produksi Jangka
Panjang
5.4.1 Isoquant
Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan kurva
isoquant (isoproduct atau isoquant).
1. Pengertian Kurva Isoquant
isuproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan
kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat
output tertentu" ini memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda dari dua
sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifferenci yaitu :
1. Cembung ke arah titik origin
2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau
dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat
produksi barang tersebut.
4. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
2. Sifat dari Kurva Isoquant
pada gambar ini sumbu horizontal
menunjukkan faktor produksi
tenaga kerja dan sumbu vertikal
menunjukkan faktor capital.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of substitusi)
Tingkat MRTS adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
MRT di C = ∆K/∆L
jika terjadi dari kombinasi satu kelainan menghasilkan
rasio K dan L nya :
• K1/L1 > K2/L2 Proses produksinya Kapital Intensif.
• K1/L1 < K2/L2 Proses produksinya Labor Intensif.
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquant yang linier
Menunjukkan adanya subtitusi input capital dan lapor
adalah sempurna. Dalam suatu proses produksi tidak
mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja.
Dalam proses produksi mesti ada minimal Kapital dan
ada minimal labor.
bentuk isoquant yang input output
bentuk isoquant ini menunjukkan tidak adanya
subtitusi input capital dan labor. Subtitusi capital dan
labor hanya terjadi pada kehidupan minimum saja.
Setelah itu tidak terjadi substitusi
5.4.2 Iso-bayar (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya adalah"kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan
kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh perusahaan dengan
jumlah anggaran tertentu, kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-
sumber yang dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing-masing
sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu"
letak Iso-biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan, harga
faktor produksi, Proses produksi oleh perusahaan. Semakin besar anggaran
perusahaan dengan harga faktor produksi yang tetap, maka letak dari garis Iso-biaya
ini akan semakin menjauhi titik asal (nol).
2. Gambar Kurva Isocost
Slope kurva Isocost adalah
M/Pk : M/Pl = M/Pk × Pl/M = Pl/Pk
Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
Kurva isocost dapat berubah disebabkan :
a. harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya
tetap.
harga labor bertambah murah bergeser ke kanan dari KL2 menjadi
KL3 dan harga labor bertambah mahal bergeser ke kiri dari Kl 2
menjadi KL3.
b. harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya
tetap.
Harga capital bertambah murah bergeser ke atas dari K2L menjadi
K3L dan harga capital bertambah mahal bergeser ke bawah dari
K2L menjadi K3L.
b. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
Jumlah modal bertambah besar bergeser ke atas dari K2L2
menjadi K3L3 dan harga Kapital bertambah mahal bergeser ke
bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
3. Perubahan Isocost
5.4.3 Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen analog dengan equilibrium konsumen. untuk menjelaskannya
merupakan dua alat pokok yaitu garis anggaran belanja isocost dan peta isoquant.
Equilibrium produsen di artikan apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat
produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan
kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. maka
pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant ini merupakan titik terbaik bagi
produsen. titik ini juga disebut titik keseimbangan produsen atau "Equilibrium producen "
Pada gambar titik c menunjukkan produksi yang optimum di
mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Posisi
keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant
bersinggungan dengan kurva isocost. Dalam kondisi : MRTS =
Slope Isoquant-MPl/MPk = -Pl/PkPl . MPk = Pk . MPl
Persamaan di atas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi
Pl.PC maka hasil :
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang
menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai
isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu.
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang
menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai
isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah
produk tertentu.
5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q
adalah output maka
=L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
=aL+aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a, (2) b =
a; dan (3) b <a.
Increasing return to scale
cosntant return to scale
Decreasing return to scale
jika input ditingkatkan dua kali lipat
output seharusnya meningkat
menjadi 200 unit tetapi meningkat
lebih dari 200 unit
jika input ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat menjadi 200 unit
jika input ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat tidak menjadi 200 unit
tetapi meningkat kurang dari 200 unit
Kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1
minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian
juga pada IQ2 di titik 12 yang menunjukkan minimum labor dan
K2 menunjukkan minimal kapital.
Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal
kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3
dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah
yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut "daerah relevant".
Relevan menggunakan input labor dan kapital.
5.4.6 Memilih Kombinasi Input Yang Efisien (Ridge Line)
5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang
lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan
atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost
dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang
ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output
tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
1.Jelaskan yang dimaksud produksi !
2.Sebutkan dua macam keputusan penting yang
harus dirumuskan seorang produsen !
3.Jelaskan hubungan antara AP
, MP
.dan TP !
4.Jelaskan pengertian dari kurva Isoquant !
5.Sebutkan ciri-ciri umum dari kurva Isoquant !
PENENTUAN HARGA DALAM
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
KELOMPOK 2
8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian fisik. Sedang yang
dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat
golongan besar, yaitu:
a. Pasar Persaingan Sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolistik
c. Pasar Monopoli
d. Pasar Oligopoli
8.1.1. Pengertian Pasar
Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada
tabel di bawah ini
8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada
tabel di bawah ini
8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Harga pasar digambarkan oleh
garis lurus yang sejajar dengan
sumbu horizontal, yaitu sumbu
jumlah barang. Dengan demikian,
masing-masing penjual di pasar
adalah sebagai pengikut harga
pasar atau disebut price taker.
8.2.1. Ciri-Ciri
Pasar
Persaingan
Murni/Sempur
na.
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Jumlah pembeli dan penjual barang sangat
banyak sehingga masing-masing pembeli maupun
penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Hal ini
berarti bahwa harga barang akan tetap karena
masing-masing penjual hanya merupakan bagian
yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang
ada di pasar.
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik
Barang homogen artinya semua jenis barang
yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi
produksi satu penjual merupakan substitusi yang
sempuma dengan hasil produksi penjual yang
lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual
satu dengan lainnya akan mendapatkan barang
yang sama.
Pasar persaingan murni
memiliki ciri sebagai berikut:
8.2.1. Ciri-Ciri
Pasar
Persaingan
Murni/Sempur
na.
3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan
Mudah
Penjual mudah keluar masuk pasar artinya penjual
bisa memulai mengusahakan produksi atau
berjualan tanpa ada suatu hambatan.
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada
konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah
maka konsumen yang lain juga segera
mengetahuinya. Demikian juga jika ada
produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku
yang harganya lebih murah maka produsen/penjual
yang lain juga segera mengetahuinya
Pasar persaingan murni
memiliki ciri sebagai berikut:
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva
permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang
perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga
barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis
lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan
MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan
Harga
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba
Harga yang menjamin laba maksimal adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya
TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC)
adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC
sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba maksimal adalah sebesar
P=OP1 dan Q = 0Q1
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Kerugian yang Minimum
harga yang menjamin rugi minimum adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya
TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2
dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin rugi manimal adalah sebesar
POP2 dan Q = 0Q1
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Normal Profit (Break Even Income)
harga yang menjamin laba normal adalah
sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang
besarnya TR adalah sama OP1KQ1.
Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh
perusahaan yang berada pada persaingan
yang lain.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba normal adalah sebesar P =
OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling
rendah
8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka
Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam
Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan
permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak
cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan
untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-
perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja
(impas/break even)
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan
memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan
yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or
Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar..
8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan
identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak.
Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat.
8.2.5. Contoh Perhitungan.Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC=Q²-4Q+40 dan P= $ 20.
Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
1.Sebutkan beberapa golongan pasar secara teori
ekonomi mikro !
2.Sebutkan ciri-ciri pasar persaingan !
3.Jelaskan pengertian dari pasar persaingan !
4.Bagaimana kondisi perusahaan dalam
persaingan sempurna dalam periode jangka
panjang dan jangka pendek ?
5.Jelaskan pengertian dari pasar persaingan
sempurna !
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR
PESAINGAN
MONOPOLISTIK
PENENTUAN HARGA
PADA PASAR
PESAINGAN
MONOPOLISTIK
SUB BAB :
Bentuk Pasar
Persaingan
Monopolistik
01 02
03
SUB BAB :
Tiga Kondisi Yang
Bisa Dialami
Persaingan
Monopolistik
Akibat Persaingan
Monopoli
Terhadap Output
Dan Harga
Bentuk Pasar
Persaingan Monopolistik
01
Bentuk Pasar
Persaingan Monopolistik
 Pasar pesaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan
jalan diferensiasi produk.
 Produk differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya
sama sehinggag menjadi berbeda.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli
o Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang
tersebut memang hanya ada satu macam.
o Kedua, terdapat unsur persaingan karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak
mempunyai pengaruh terhadap penjual lainnya.
 Bentuk kurva demand dari
perusahaan monopolistik berada
diantara perusahaan monopoli
dan persaingan sempurna. Bila
pada persaingan sempurna kurva
demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand
dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang
monopolistik berbentuk elatis.
Kemiringannya di antara kurva
demand dari monopoli dan
persaingan sempurna.
Tiga kondisi Yang Bisa
Dialami Persaingan
Monopolistik
02
Tiga kondisi Yang Bisa
Dialami Persaingan
Monopolistik
Dalam jangka pendek perusahaan dalam
persaingan monopoli dapat mengalami
tiga hal, yaitu :
• Mendapat laba supernormal
• Mendapat laba normal
• Menderita kerugian
1. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolisik yang Mendapat
Laba Supernormal
Harga dan output yang
menjamin laba maksimal
dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Yaitu,
harga jual produk
sebesarOP1 dan output
yang dijual sebanyak OQ1
dan besarnya laba
P1P2LK.
1. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolisik yang Mendapat
Laba Supernormal
1. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolisik yang Mendapat
Laba Normal
Harga dan output yang
menjamin laba maksimal
dengan menggunakan kaidah
MR = MC. Yaitu, harga jual
produk sebesarOP1 dan
output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya TC =
TR, yaitu sebesar OP1KQ1
1. Perusahaan dalam Persaingan
Monopolisik yang Mendapat
Laba Normal
1. Perusahaan dalam
Persaingan
Monopolisik yang
Menderita Kerugian
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah
MR = MC. Jika laba tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. harga jual
sebesar OP2, sedangkan biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih
besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini
output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedangkan besarnya TR (OQ1LP2)
1. Perusahaan dalam
Persaingan
Monopolisik yang
Menderita Kerugian
Akibat Persaingan
Monopoli Terhadap Output
Dan Harga
03
Akibat Persaingan
Monopoli Terhadap Output
Dan Harga
Perubahan Harga
Berakibatkan Perubahaan
Permintan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya
bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit
menaikan harga maka output
akan mengalami banyak
pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi
oleh persaingan monopolis
sangat elastis.
Efisiensi Masing-Masing
Perusahaan
Perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun
skala optimum perusahaan
atau untuk menjalankan skala
perusahaan yang telah
dibangunnya pada tingkat
output optimum.
Promosi Penjualan
Usaha masing-masing
perusahaan untuk
memperluas pasarnya dengan
cara ini akan diimbangi
dengan kegiatan yang sama
oleh penjual lainnya, dan
sumber yang digunakan untuk
usaha tersebut hanyalah
menambah biaya produksi.
Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh
berbagai merek produk
tertentu yang berbagai
ragam yang dapat dipilih
dalam persaingan monopoli.
Konsumen dapat memilih
jenis, gaya, ,atau warna yang
sangat mendekati selera dan
kemampuan.
1.Jelaskan pengertian dari pasar
persaingan monopolistik !
2.Sebutkan dua unsur model pasar persaingan
monopoli !
3.Bagaimana cara produsen dapat mempengaruhi
harga dalam pasar monopolistik ?
4.Sebutkan tiga kondisi yang bisa dialami
persaingan monopoistik !
5.Mengapa dalam pasar monopolistik pembeli tidak
mudah berpindah produk ?
Bab X
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR MONOPOLI
Here starts
the lesson!
10.1 Arti Monopoli
 Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing, keadaan seperti ini
adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly
 Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian
tak mempengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan
output yang monopolis juga tak mempengaruhi produser lain dalam
perekonomian
 Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual
tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitude, dengan kata
lain perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga
10.2 Ciri-ciri dan faktor
penyebab pasar monopoli
10.2.1 ciri-ciri pasar
monopoli
1. Pasar monopoli adalah industri
satu perusahaan
2. Tidak mempunyai barang pengganti
yang mirip
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk
masuk dalam industri
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
5. Promosi iklan kurang diperlukan
10.2.2 faktor-faktor yang
menimbulkan adanya pasar
monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai
suatu sumber daya tertentu yang
unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan lain
2. Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi
hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi
3. Monopoli adat dan berkembang
melalui undang-undang, yaitu
pemerintah yang memberi hak
monopoli kepada perusahaan
Jika perusahaan baru ingin masuk ke
industri tersebut, maka mereka akan
menggerogoti pasar perusahaan yang
sudah ada, hal tersebut menyebabkan
kurva permintaan dan kurva pendapatan
marginal yang dihadapi oleh masing-
masing perusahaan akan bergeser ke
bawah.
Terdapat beberapa cara untuk
menghalangi masuknya perusahaan baru ke
dalam industri tersebut, yaitu :
10.3 hambatan bagi
perusahaan yang akan
memasuki pasar
1. Dengan mengendalikan bahan baku
yang diperlukan untuk menghasilkan
produknya, misalnya the aluminium
company of America sebelum perang
dunia kedua memiliki dan mengawasi
90% persediaan bauxite, bahan baku
dalam pembuatan aluminium
2. Memberikan hak monopoli agar dapat
menghalangi masuknya perusahaan
yang baru.
Suatu perusahaan monopoli bisa karena
beberapa sebab antara lain
1. Penguasaan bahan mentah
2. Hak paten
3. Terbatasnya pasar
4. Pemberian hak monopoli oleh
pemerintah
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya,
maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat
harga pasar untuk produknya.
10.4 penentuan besarnya harga dan output
Perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q
unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia
menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P.
Laba yaitu sama dengan (P-C)kali Q, ditunjukan oleh
bidang P P¹C¹C dan itu merupakan laba maksimum
Perusahaan tersebut akan bereproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR)
atau harga (P) lebih besar daripada AVC, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian
akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR<MC berarti produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer
dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin
meningkatkan laba perusahaan
Produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang
dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar.
Produsen dapat mempengaruhi harga pasar dengan
jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak
barang produksinya. Perbedaan antara perusahaan
dalam persaingan murni dan monopolis terlihat
dalam bidang penjualan.
● Penjual dalam persaingan murni dapat menjual
semua yang ingin dijualnya dengan harga
pasar yang ada karena harga sama dengan
biaya marginalnya
● Sang monopolis menghadapi kurva permintaan
atas produknya, oleh karena itu lebih banyak
yang dijualnya per unit waktu sehingga
harganya harus lebih rendah
10.5 posisi keseimbangan
Penentuan harga dan output dalam
keadaan monopoli murni pada
dasarnya sama dengan yang berlaku
untuk perusahaan dalam persaingan
murni bila tujuan perusahaan
adalah mencapai laba yang maksimal
dicapai pada saat MR=MC.
10.5.1 hubungan P,TR, dan MR
Perbedaan kurva permintaan monopolis
dengan persaingan lain adalah jika
persaingan sempurna kecondongan kurva
permintaannya horizontal, kurva
permintaan persaingan monopolis
kecondongannya bersifat elastis yang
cukup besar dengan kemiringan yang
landai. Sementara itu, kurva permintaan
seorang monopolis berbentuk miring
dengan kecondongan yang bersifat
inelastis
Monopoli bisa menderita kerugian
disebabkan karena
1. Biaya awal yang besar (set up cost)
2. Demand-nya belum berkembang karena
belum dikenal.
Monopoli mengalami kerugian hanya dalam
jangka pendek dalam jangka panjang
monopoli secara pasti mengalami
keuntungan.
10.5.2 Laba, rugi, dan impas bagi
monopolis
1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli
dalam mencapai posisi ekuilibrium, ya
itu posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MR=MC. Kurva D dan MR
apabila digabungkan dengan kurva
ongkos, maka dapat diperoleh
ekuilibrium perusahaan yang sekaligus
sama dengan equal pasar
2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami
impas
Sejalan dengan penjelasan gambar di bawah
maka besarnya harga TR=TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik
menjadi sama dengan harga (P) sehingga
TR=OP1KQ dan TC=OQKP1
monopolis tidak mampu mengatur ongkos
rata-rata karena AC tergantung kepada
harga faktor-faktor produksi yang
diperlukan, seperti upah tenaga kerja.
Oleh karena itu dalam jangka pendek
seorang monopolis dapat menderita rugi.
Beberapa cara usaha monopolis untuk
mempertahankan agar dia tetap sebagai
monopolis yaitu
● Selalu mengontrol sumber-sumber bahan
mentah yang dipakainya
● Selalu memegang hak paten atas
produksinya supaya perusahaan lain
tidak bisa meniru
● Pasar sedemikian terbatasnya relatif
dibanding dengan skala perusahaan
optimum sehingga masuknya perusahaan
lain akan menekan harga sedemikian
rendahnya hingga menghilangkan
keuntungan yang ada dan keduanya akan
menderita rugi
3. Monopolis yang mendapatkan kerugian
Monopolis hanya dapat mengatur banyak
sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan
tinggi rendahnya harga saja,
10.6 kerugian dan pengaturan monopoli
1. Output yang lebih kecil
2. Halangan bagi perusahaan lain
yang hendak masuk pasar
3. Efisiensi ekonomi
4. Promosi penjualan
10.6.1 kerugian adanya monopoli
Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan
pemerintah yang bisa mengurangi dampak
negatif dari monopoli terhadap masyarakat
adalah
1. Menetapkan undang-undang anti
monopoli
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan
tandingan
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan
tandingan di dalam pasar dengan
tujuan membatasi kekuasaan monopoli
dengan adanya perusahaan dampingan
harga dan output dapat dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang
diproduksi monopoli
Dua alat pengaturan pemerintah yaitu
pengaturan langsung terhadap harga yang
dijual oleh monopolis dan pengaturan
melalui pengenaan pajak.
1. Pengaturan harga
• Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur
harga yang dikenakan oleh perusahaan
monopoli negara, seperti perusahaan gas
dan listrik. Persoalan ekonomi yang
dihadapi adalah penentuan harga yang
akan menarik sang monopolis untuk
menyediakan produk sebanyak-banyaknya
sesuai dengan permintaan konsumen
• Penentuan harga maksimum ini
menguntungkan konsumen dengan harga per
unit yang lebih murah dan jumlah barang
yang lebih banyak
2. Pengaturan harga pada kasus
monopoli murni dengan
decreasing cost
• Venus Disebut
kasus decreasing
cost karena kita
menghadapi kasus
di mana luar pasar
terbatas sehingga
untuk memenuhi
permintaan yang
ada di pasar
perusahaan
monopoli hanya
beroperasi pada
bagian kurva di
mana AC menurun
the second planet
from the Sun
10.6.2 pengaturan monopoli oleh
pemerintah
2. Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan decreasing cost
 Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana
luar pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di
pasar perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana
AC menurun.
Kalau seandainya perusahaan monopoli dibiarkan
memilih kebijaksanaan output dan harganya,
perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga OP1,
karena akan menghasilkan keuntungan maksimum baginya
Jika pemerintah hanya mewajibkan perusahaan tersebut
untuk melakukan kebijaksanaan P=MC, perusahaan
tersebut lebih suka untuk tutup. Hal ini justru
merupakan kerugian bagi masyarakat untuk menghindari
ini pemerintah mempunyai pilihan.
1. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P=AC (posisi L)
2. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P=MC, tetapi
dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada
perusahaan tersebut sebesar RI/P2P3 (yaitu untuk menutupi kerugian
perusahaan).
Monopoli alami
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam
industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai
tingkat output seperti mungkin hanya ada
ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya
memanfaatkan semua skala ekonomi internal,
mencapai skala efisien minimum, dan oleh
karena itu mencapai efisien produktif.
3. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis
dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum)
dan dapat bersifat khusus (spesific)
 Pajak lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi
oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian berapapun
jumlah barang yang dihasilkan, jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
tetap sama
Dengan adanya pajak lumpsum
ini, harga dan output tetap
yaitu harga sebesar OP3 sedang
output sebesar OQ. Adanya
pajak membuat laba monopolis
berkurang yang semula P1P3LN
menjadi sebesar P2P3LM
• Pajak khusus (specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar
jumlah barang yang dihasilkan dengan kata
lain pajak khusus ini dikenakan sebagai
pajak persatuan (per unit) barang yang
dihasilkan. Semakin banyak barang yang
dihasilkan semakin besar pula jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
atau produsen tersebut.
Dalam gambar di atas dilukiskan bahwa
dengan dikenakannya pajak khusus itu
kurva biaya rata-rata bergeser ke atas
sebesar pajak per unit, ya itu dari
kurva biaya rata-rata AC menjadi AC"
dan kurva biaya marginal bergeser dari
kurva MC menjadi kurva MC“.
--> pergeseran beban pajak kepada
konsumen dengan cara menaikkan harga
itu disebut sebagai pergeseran beban
pajak ke depan (forward shifting)
-->penggeseran beban pajak itu kepada
pemasok faktor produksi disebut
sebagai penggeseran beban pajak ke
belakang (backward shifting)
• Kasus ekonomi terhadap monopoli
Kasus standar melawan monopoli adalah
bahwa harga monopoli lebih tinggi
daripada biaya marginal dan rata-rata
baik menyebabkan hilangnya efisiensi
alokatif dan kegagalan mekanisme
pasar.
Rata-rata biaya produksi yang lebih
tinggi jika ada inefisiensi dalam
produksi juga berarti bahwa
perusahaan tidak memanfaatkan optimal
dari sumber daya yang langka.
Dengan kondisi tersebut mungkin ada
kasus ekonomi untuk beberapa bentuk
intervensi pemerintah untuk membatasi
atau mengurangi skala kekuatan
monopoli, misalnya melalui penerapan
kebijakan persaingan yang ketat atau
oleh proses deregulasi pasar.
Keseimbangan output dan harga di Q1
dan PComP pada diagram di atas dan
PComP dan Q1 pada diagram sebelah
kanan. Pada titik ini, harga =MC dan
industri memenuhi persyaratan untuk
efisiensi alokatif
• X inefisiensi di bawah monopoli
Inefisiensi x adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey
Libenstein. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli
kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau
mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Perbandingan antara
persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri yang kompetitif akan
menghasilkan dalam jangka panjang di mana permintaan pasar sama dengan
penawaran pasar.
Hasil serupa terlihat dalam diagram
berikutnya yang membuat asumsi kerja
rata-rata jangka panjang dan biaya
yang konstan marginal di bawah kedua
persaingan dan monopoli. Hilangnya
bobot mati kesejahteraan ekonomi di
bawah monopoli (yang memaksimalkan
keuntungan harga PI dan QI)
ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga
kompetitif dan output Pc dan Qc
masing-masing.
10.3 hambatan bagi perusahaan
yang akan memasuki pasar
10.7.1 sifat dasar diskriminasi
harga
Monopolis dapat menderita rugi karena
terlalu sempitnya pasar, oleh karena itu
produsen harus berusaha memperluas pasar
misalnya dengan mengadakan promosi dan
advertensi mengenai barang-barang yang
dihasilkannya.
Perluasan pasar dapat ditempuh juga
dengan mengatakan diskriminasi harga.
Diskrimin diskriminasi harga yaitu bukan
menetapkan harga disebabkan biaya
produksi yang berbeda melainkan biaya
produksi sama tetapi dijual dengan harga
yang berbeda pada dua pasar atau lebih.
Kondisi terjadinya diskriminasi harga
A. Pembeli pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda
secara tajam
B. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat
menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas
yang berbeda-beda
C. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-
barang yang dibeli
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
 Diskriminasi harga derajat pertama
Merupakan keadaan dimana seorang produsen monopolis berusah
sepenuhnya mengambil surplus konsumen
 Diskriminasi harga derajat kedua
Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok
Jumlah pembelian yang berbeda
 Diskriminasi harga derajat ke-3
Produsen betul-betul menjual barang di pasar yang berbeda yaitu
dengan elastisitas permintaan yang berbeda
Monopolis dapat dan lebih menguntungkan
untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua
atau lebih besar. Dua syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti
itu.
Harus sanggup memisahkan pasar tersebut
kalau tidak, produknya akan dibeli dari
pasar dengan harga yang lebih rendah untuk
dijual kembali di pasar dengan harga yang
lebih mahal.
Elastisitas permintaan pada masing-masing
tingkat harga harus berbeda diantara
pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai
elastisitas yang sama maka penetapan
diskriminasi harga tidak akan berhasil.
1. Melihat penetapan harga diskriminasi
secara grafik
Biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC.
Biaya marginal ini konstan dan sama untuk
dua kelompok pembeli, dengan kata lain
produk yang dijual mempunyai biaya
produksi yang sama. Kelompok a mempunyai
permintaan yang relatif inelastis
sementara permintaan kelompok b lebih
tinggi elastisitasnya
10.7.2 pembagian pasar penjualan
yang berbeda
10.7.3 penetapan harga
diskriminasi secara grafik dan
numerik
1. Pasar monopoli adalah keadaan pasar yang hanya
terdapat satu penjual. Sebutkan contoh pasar
monopoli !
2. Sebutkan faktor-faktor di mana pasar monopoli
dapat terbentuk !
3. Jelaskan mengapa harga pasar monopoli di atur
oleh pemerintah !
4.Sebutkan produk pasar monopoli yang
menggunakan diskriminsi harga !
5. Tedapat dua jenis penganaan pajak terhadap
monopoli yaitu bersifat lupsum dan khusus.
Jelaskan perbedaanya !
MENENTUKAN
HARGA PADA
PASAR
OLIGOPOLI
BAB XI
Pengertian Pasar
Oligopoli
SUB BAB
1 3
4
2 Demand Oligopoli
Model Penepatan
Harga Pasar
Oligopoli
Keuntungan
Oligopoli Secara
Matematis
11.1. PENGERTIAN PASAR
OLIGOPOLI
• Pasar Oligopoli, yakni keadaan di mana hanya sedikit penjual
sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong
produsen lain untuk bereaksi.
• pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan
masing-masing pernjual dapat mempengaruhi harga pasar.
• pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
produsen (2-5 produsen) ,sedangkan dua perusahaan disebut
duopoli
ciri - ciri Pasar Oligopoli
• Menghasilkan atatu menjual barang standar atau
barang berbeda.
• Kekuatan menentukan harga kadang-kadang
lemah/kuat.
• Promosi masih diperlukan.
ciri oligopoli berdasarkan
Douglas :
• Perusahaan saling bersepakat untuk
melakukan penentuan harga dan jumlah
produksi.
• Perusahaan tidak saling melakukan
kesepakatan.
Karakter pasar
oligopoli
1.1. Demand Oligopoli
• Model Cournot
model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama
kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini
beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua
perusahaan adalah sama dan bersifat substitut
sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
Anggaplah bahwa perusahaan yang
pertama memproduksi A dengan
harga PA agar keuntungan yang
diperolehnya maksimum (karena pada
tingkat output dan harga tersebut MC
= MR = 0). Besarnya elastisitas
permintaan = 1, dan total
penerimaannya (TR) adalah
maksimum, dengan ongkos produksi
O sehingga keuntungannya juga
maksimum. Perusahaan kedua
kemudian masuk ke pasar dan
menganggap bahwa tingkat output
yang dihasilkan perusahaan pertama
tidak berubah. Dengan demikian,
perusahaan kedua menganggap
bahwa kurva permintaan yang
dihadapinya adalah kurva CD', yang
berarti bahwa perusahaan kedua
menghasilkan output setengah dari
perusahaan pertama, yaitu sebesar
Model Cournut ditinjau dari kurva reaksi
(reaction curved)
Jika salah satu perusahaan pasif
dan yang lainnya bereaksi maka
kurva reaksi dapat digambar
dengan mudah. Jika perusahaan
pertama memproduksi setengah
maka perusahaan kedua akan
memproduksi seperempat. Jika
perusahaan pertama memproduksi
1, maka perusahaan kedua akan
memproduksi 0. Jika perusahaan
pertama memproduksi O maka perusahaan kedua akan memaksimumkan
laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan
kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya.
keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
Penurunan Kurva Reaksi
Secara Matematis
Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2
di mana :
Q = Jumlah output total
Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan
pertama
Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
b = slope/kemiringan garis permintaan
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing
duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis
tidak sama besarnya, maka perusahaan yang
mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar
akan memiliki 11R yang lebih kecil.
Buktinya:
Karena P>0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang
seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah
berbeda:
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva
MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada
meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih
besar daripada kemiringan kurva MR.
Kelemahan model cournut
• masing masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-
pengalaman dalam mengantisipasi tundakan pesaing adalah
tidak realistis.
• Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing
pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi
jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat
harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati
persaingan sempurna.
• Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama
proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
• Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah
2. Model Bertrand
dirumuskan pada tahun 1883 olrh J. bertrand
yang menyatakan masing-masing
perusahaan pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya apa
pun yang ditentukan oleh perusahaan.
Model Bertrand menggunakan alat analisis
yaitu fungsi reaksi untuk menentukan posisi
keseimbangan yang stabil dari pasar.
Kelemahan model Bertrand
• Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku
produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya
untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis.
• Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan
keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar.
• Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah
pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup
dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk
masuk/keluar pasar.
3. Model Chamberlin
(untuk pasar kecil)
keseimbangan stabil di paar terjadi apabila pasar
ditetapkan satu harga yang merupakan kesepakatan
perusahaan yang ada di pasar unuk memaksimumkan
keuntungannya.
Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing
perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya
yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output
atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya
dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk
melawan tindakan tersebut
4. Model Kurva
Permimntaan Patah
P. Sweezy menggunakan model ini pada tahun 1939.
dengan tiga asumsinya, yaitu :
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman
dengan atau tanpa deferensiasi produk.
b. apabila perusahaan menurunkakn harga ,perusahaan
lain mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. apabiila perusahaan menaikan harga, maka perushaan
yang lain tidak akan mengikutinya.
Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua
kurva permintaan, yang pertama yaitu
kurva permintaan dd (kurva permintaan
Marshall) dan yang kedua adalah kurva
permintaan DD, yaitu kurva bagian
pasar yang menggambarkan kuantitas
permintaan Z dari perusahaan yang
bersangkutan, apabila semua
perusahaan menandingi perubahan
harga dari perusahaan yang
bersangkutan. Jadi, bagian atas dari
kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah kurva permintaan
Marshall, sedangkan bagian bawah dan
kurva permintaan adalah kurva bagian
pasar atau kurva-permintaan
Chamberlin. Oleh karena kurva
permintaan tersebut patah, maka kurva
penerimaan marginal (MR) juga
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von
Stackelberg tahun 1952, pengembangan dari model
Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi
leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat
berperilaku halnya perusahaan yang digambarkan oleh
model Cournut.
Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva
reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila
perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya
akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian,
perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a
(Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan
perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb
Penentuan Harga dan Output Dalam
Penurunan harga dari P1
menjadi P2 akan
meningkatkan permintaan
menjadi Q2.
Penurunan harga akan
memperngaruhi kuantitas
yang diminta setelah reaksi
perusahaan saingan
diperhitungkan.
KURVA
PERMINTAAN
TERPATAH
a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan
menurunkan harga ke P₁, maka permintaan
akan bertambah ke C₁, harga ke P₂, maka
permintaan akan bertambah ke B₁.
• Pelanggan perusahaan membeli barang
yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan
pembeliannya.
b. Sedangkan apabila perusahaan juga
menurunkan harga ke P₁ dan P₂ perubahan
permintaan akan ke titik B dan C.
c. Menaikkan harga ke P3, permintaan ada di
titik A₁, karena reaksi perusahaan mengubah
harga maka kurva permintaan menjadi D₁,
ED₂.
Pasar Oligopoli dalam menentukan model penetapan
harga produknya :
• Pasar Kartel
• Pasar dengan kepemimpinan harga (price
leadership)
11.3 MODEL PENETAPAN
HARGA PASAR
OLIGOPOLI
11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN
HARGA (KINKED DEMAND CURVE
MODEL)
11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN
HARGA (KINKED DEMAND CURVE
MODEL)
Model kurva permintaan kinked
demand ini dikembangkan oleh
Sweezy tahun 1939. Sweezy
membuat pemisalan dalam
pasar hanya ada dua penjual.
Kedua penjual tersebut
mempunyai kurva demand D1
untuk penjual satu dan D2 untuk
penjual lainnya.
11.4. PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN
Efek negatif dari efek kesejahteraan oligopoli :
• Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit)
yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam
jangka panjang.
• Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap
produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal.
• Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus
monopoli).
• Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
11.4. PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN
Tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu
:
• Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka
mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan
mereka bertindak seperti monopolis.
• Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat
mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan
produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka
mengadakan kerja sama.
• Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan
masuknya produsen baru dalam industri.
11.5 KEUNTUNGAN OLIGOPOLI
SECARA MATEMATIS
LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA
DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA
DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA
DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
MODEL KARTEL DENGAN
MANAJEMEN TERPUSAT
MODEL KARTEL DENGAN
MANAJEMEN TERPUSAT
MODEL KARTEL DENGAN
MANAJEMEN TERPUSAT
MODEL KARTEL DENGAN
PEMBAGIAN PASAR
MODEL KARTEL DENGAN
PEMBAGIAN PASAR
1. Sebutkan dan Jelasakan model pasar oligopoli !
2.Dalam pasar oligopoli masih di perlukan kegiatan promosi. Jelaskan
maksud dari kegiatan tersebut !
3.Sebutkan pengaruh negatif dari pasar oligpoli terhadap
kesejahteraan !
4.Terdapat dua model penetapan harga oligopoli yaitu dengan cara
kartel dan price leader. Jelaskan perbedaanya !
5. Sebutkan tiga faktor yang mendukung kerja sama dalam pasar
oligopoli !

More Related Content

Similar to Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx

Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareAdzkiaLarasati
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5Miqdamuntaqo Fer
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptxkholishfahmi14
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5Miqdamuntaqo Fer
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)SofinatusSolikhah
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxMarcellWillardS
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxZahraFebta
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxAllysiaPalvy
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1alvinprasetya1
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfalvinprasetya1
 
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdftugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdfFahmiAzzaqiFahmiAzza
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfRadhika ayu Maulidia
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxFikriAminullah2
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4SalsabilaAlyaMaharan
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxkholishfahmi14
 

Similar to Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx (20)

Kelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshareKelompok 10 slideshare
Kelompok 10 slideshare
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
 
modul 1 dan 2
modul 1 dan 2modul 1 dan 2
modul 1 dan 2
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.pptx
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1
 
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptxTUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
TUGAS MIKRO SLIDE SHARE.pptx
 
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdfTUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
TUGAS AKHIR MIKRO KELOMPOK 1.pdf
 
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdftugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
tugasmikroslideshare-221227133307-e5e9dd81.pdf
 
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdfTUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
TUGAS AKHIR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 .pdf
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx

  • 3. Fitri Dwi Anggraini 1222300007 Fitria Intan Novianti 1222300009 Nanik Dwi Siswati 1222300010 Akuntansi Kelompok 2 :
  • 4. Dengan menyebut nama Allah SWTyang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir yang mempersembahkan beberapa materi dari buku “Ekonomi Mikro Teori &Aplikasi” oleh Dr. Sigit Sardjono,M.Ec ini tepat pada waktunya. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya. Akhir kata kami berharap semoga tugas akhir tentang beberapa materi dari buku “Ekonomi Mikro Teori &Aplikasi” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
  • 5. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab :VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI :Pendahuluan :Teori Permintaan, Penawaran, Dan Harga Pasar :Teori Elastisitas :Perilaku Konsumen :Perilaku Produsen :Teori Biaya Produksi :Pendapatan Dan Laba Perusahaan :Penentuan Harga Dalam Pasar Persaingan Sempurna : Penentuan Harga Pada Pasar Persaingan Monopolistik :Penentuan Harga Pada Pasar Monopoli :Menentukan Harga Pada Pasar Oligopoli
  • 6. SEJARAH PERLEMBANGAN ILMU EKONOMI MAZHAB-MAZHAB DALAM EKONOMI PENGERTIAN ILMU EKONOMI KELANGKAAN DAN PROBLEM EKONOMI KEGIATAN EKONOMI PENGGUNAAN ASUMSI, RUANG LINGKUP, UNSUR PENTING, DAN ALAT ANALISIS TEORI EKONOMI EKONOMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. Teori ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang membicarakan tentang bagaimana usaha manusia untuk mencapai kemakmuran. Berikut disajikan beberapa pokok pikiran dari ahli ekonomi yang dianggap mewakili setiap era sampai saat ini :
  • 14.
  • 15. Dan menurut pakar ilmu ekonomi modern Paul Samuelson, memberi beberapa pengertian ilmu ekonomi sebagai berikut :
  • 16. Ilmu ekonomi secara umum merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam menggunakan SDA yang langka dalam rangka memproduksi berbagai komoditi.
  • 18.
  • 19. • • 1. Barang dan jasa apa yang diproduksi (WHAT) 2. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa tersebut (HOW) 3. Untuk siapa barang dan jasa tersebut diprosukdi (FOR WHOM) Tiga persoalan yang dihadapi dalam setiap perekonomian
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 29.
  • 30. 1.Jelaskan sejarah singkat tentang perkembangan ilmu ekonomi ! 2.Sebutkan mazhab-mazhab dalam ekonomi ! 3.Jelaskan pengertian ilmu ekonomi ! 4.Sebutkan beberapa asumsi yang mendasari teori ekonomi mikro ! 5.Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur penting dalam teori ekonomi mikro ! B A B 1
  • 32. Topic Topic 1: Harga Suatu Barang dan Jasa Topic 2: Teori Permintaan Topic 3: Teori Penawaran Topic 4: Penentuan Harga Pasar Topic 5: Aplikasi Praktis Keseimbangan Pasar
  • 33. HARGA SUATU BARANG DAN JASA • Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dalam jumlah uang tertentu. • terbentuknya harga dikarenakan ada dua pihak : - pihak yang memiliki dan bersedia menawarkan - pihak yang memerlukan dan bersedia untuk menawarkannya • harga terbentuk karena adanya interaksi antara permintaann dan penawaran.
  • 34. TEORI PERMINTAAN Hukum Permintatan “Apabila harga mengalami penurunan, maka julah permintaan akan bertambah. dan sebaliknya, apabila harga mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan akan menurun.” Permintatan adalah jumlah barang atau jasa yang diminta masyarakat pada waktu dan tingkat harga tertentu.
  • 35. TEORI PERMINTAAN faktor - faktor yang memperngaruhi permintaan • harga barang itu sendiri • harga barang pengganti dan pelengkap • daya beli masyarakat • jumlah penduduk • tingkat pendapatan • selera masyarakat
  • 36. TEORI PERMINTAAN rumus permintaan : kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. jika harga barangturun, maka jumlah yang diminta menjadi lebih banyak. Jika harga barang naik, maka jumlah yang diminta menjadi sedikit.
  • 37. TEORI PENAWARAN PENAWARAN HUKUM jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada waktu dan tingkat harga tertentu. jika harga naik, jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. jika harga turun, jumlah barang atau jasa yang ditawarkan menurun.
  • 38. TEORI PENAWARAN faktor - faktor yang memperngaruhi penawaran • harga baranng itu sendiri • biaya produksi • keutungan yang diharapkan • teknologi produksi • perkiraan harga pada masa depan • munculnya produk baru
  • 39. TEORI PENAWARAN rumus permintaan : kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. jika perubahan selain barang itu sendiri kurva suplai bergeser ke kiri (jika berkurang) dan kenan (jika bertambah)
  • 40. • harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut. Jadi, harga pasar terjadi dari hasil kompromi antara penjual dan pembeli. • terjadinya harga pasar ini dapat dijelaskan dengan grafik di bawah ini 1. secara Grafis PENENTUAN HARGA PASAR
  • 41. 1. secara Matematis keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs persamaan fungsi demand Qd = 400 - 0.5 P sedangkan fungsi penawaran Qs = 100 + P. ditanya berapa Q dan P keseimbangan pasar. jawaban : PENENTUAN HARGA PASAR
  • 42. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR 1.Kebijakan ceiling price penentuan harga dari pemerintah untuk konsumen. 2.Kebijakan floor prize penentuan harga dari pemerintah untuk produsen.
  • 43. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR Harga dan kualitas untuk berbagai barang berupa secara siklis dalam jangka panjang titik kalau harga meningkat atau menurun jumlah yang diproduksi juga meningkat atau menurun dalam gelombang yang berbeda. Gerakan harga dan kuantitas ini dinamakan teori sarang laba- laba (cobweb theory) 3. Copweb teori-teori sarang laba-laba (teori penyesuaian harga)
  • 44. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. Surplus instrumen menunjukan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli komoditi. 4. Surplus produsen dan konsumen
  • 45. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR Berkaitan dengan kasus pengenaan pajak, keberhasilan melimpahkan pajak pada konsumen tergantung dari kecondongan kurva penawaran. Semakin tegak semakin in elastis bentuk kurva penawaran semakin banyak tax yang mampu dilimpahkan pada konsumen. Oleh karena itu, jika pemerintah mengenakan pajak pada produk kebutuhan pokok maka beban pajak itu sebagian besar dilimpahkan pada konsumen 5. Pengalihan beban pajak (shifting tax)
  • 46. APLIKASI PRAKTIS KESEIMBANGAN PASAR A. Barang bebas barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak muncul harga berarti barang bebas ini tidak mempunyai transaksi di pasar. B. Barang potensial barang yang secara potensial bisa diproduksi tetapi tidak diproduksi karena tidak ekonomis. contohnya sendok yang terbuat dari emas. 6. Kasus penepatan harga barang bebas dan barang potensial
  • 47. 1.Jelaskan yang dimaksud teori penawaran ! 2.Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang ! 3.Jelaskan yang dimaksud hukum permintaan ! 4.Sebutkan berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan ! 5.Sebutkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penawaran !
  • 49. Pengertian Elastisitas A Elastisitas Permintaan B Elastisitas Silang C Elastisitas Penawaran D BAB 3 D Elastisitas Pendapatan
  • 50. 3.1 Pengertian Elastisitas Elastisitas harga adalah kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu. Semakin Elastis sifat permintaannya semakin besar, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya.
  • 51. 3.2 Elastisitas Permintaan (Ed; Ep; w) 3.2.1 Konsep Sifat Elastis sifat elastis dari suatu permintaan suatu barang ada 5 macam : • Jika koefisien elastisitan tak terhingga (w) maka elastisitasny disebut perfect elastic. • Jika koefisien elastisitas >1 maka elatisitasnya disebut elastis. • Jika koefisien elastisitas <1 maka elatisitasnya disebut inelastis. • Jika koefisien elastisitas =1 maka elatisitasnya disebut unitary elastis. • Jika koefisien elastisitas =0 maka elatisitasnya disebut perfect inelastis.
  • 52. 3.2.2 Cara mengukur Tingkat Elastisitas 1. Arc Elasticity (elastisitas busur) ArcElasticity Ini mengukur respon (kepekaan) perubahan jumblah barang yang diminta karna adanya perubahan harga Perubahan harga dan beubahan jumlah yang diminta mempunyai rentang jarak, seperti terlihat di bawah ini
  • 54. Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan harga sehingga seakan-akan tidak pernah terjadi perubahan. Kurva permintaan PABX yang berupa garis lurus. Kita akan mengukur angka elastisitas harga dari permintaan pada titik B yakni kita ingin mengukur elastisitas titik . Kemiringan slope dari garis lurus PABX pada titik A adalah AP/AQ; secara geometri sama dengan AXo/XoX, sehingga AQ/AP =XoX/AXo. Jadi Edi A = (XoA/0Xo) x (XoX/XoA) = XoX/0Xo. 2. Point Elasticity
  • 55. CONTOH a. Menghitung tingkat elastisitas dengan mempergunakan pendekatan persamaan fungsi b. Dengan mengamati hubungan elastisitas dengan total revenue (total penerimaan)
  • 56. c. mengamati arah perubahan harga dan total revenue d. dengan melihat kurva permintaan (AR) dengan MR • Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1 dan permintaannya ini unitary elastis • Jika nilai MR = Positif, koefisien elastisitas >1 dan permintaannya elastis • Jika nilai MR = Negatif, koefisien elastisitas<1 dan permintaannya inelastis
  • 57. 2. Melihat Kecondongan Kurva Permintaan Perfect Inelastis Elastis Perfect elastis Unitary elastis inelastis
  • 58. Elastisitas Sempurna bila kurva permintaan sejajar sumbu x maka besarnya tingkat elastisitas = w. Titik keadaan ini disebut elastis sempurna yang berarti berapapun jumlah barang yang diminta harga akan tetap Inelastis Sempurna Jika kurva permintaan sejajar dengan sumbu Y maka besarnya tingkat elastisitas = 0. keadaan ini disebut inelastis sempurna
  • 60.
  • 61. 3.3 Elastisitas Silang (Cross Elastisity; n) elastisitats permintaan silang digunakan untuk mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentasi P harga barang Y.
  • 62. rumus menghitung tingkat cross ekatisity dengan membandingkan orosentase perubahan jumlah barang X yang dibeli dengan orosentase perubahan Y. jika hasilnya positif maka barang itu merupakan subtitusi satu sama lain. jika hasilnya negatif maka barang tersebut merupakan barang komolometer .
  • 63. contoh bertambahnya permintaan terhadap barang Y di sebabkan adanya antara barang X dan barang Y mempunyai hubungan komplometer. contohnya kopi dan gula. menurumnya permintaan terhadap barang Z di sebabkan adanya antara barang X dan barang Y mempunyai hubungan subtitusi. contohnya teh dan kopi.
  • 67. Hubungan Barang Substitusi, Komplemen, dan Elastisitas Silang jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah baramg X yang diminta. Barang X dan Y adalah Subtitut. Tetapi jika harga barang Y naik mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun maka barang X dan Y adalah barang Komplemen.
  • 68. 3.2 Elastisitas Penawaran Suatu perubahan harga (P) akan mengakibatkan perubahan jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring kearah kanan atas; jadi X dan P adalah positif keduanya atau negatif keduanya. oleh sebab itu, koofesien elastisitas selalu positif. Menentukan sifat penawaran • Melihat Besarnya Koofisien Elastitasnya. • jika nilai Es tak terhingga disebut perfect elastis (sangat elastis) • jika nilai Es > disebut elastis • jika nilai Es < disebut inelastis • jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis • jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna) Rumus Pengukuran Koofesiensi
  • 69. 2. Melihat Kecondongan Kurva Penawaran • S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis • S2 sifat penawarannya disebut inelastis • S3 sifat penawarannya disebut inelastis • S4 sifat penawarannya disebut elastis • S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis
  • 70. 3.5 Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity; Ei) Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Orang akan menambah/mengurangi pembelian barang jika pendapatannya berubah. Ada 2 kemungkinan dalam elastisitas pendapatan, yaitu : • jika Ei > 1 ; barang yang diminta adalah barang superior. • jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok.
  • 71. 3.5.1 Perubahan Permintaan Barang Lux Karena Adanya kenaikan Icome Barang Luxury adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih banyak jika pendapatan konsumen bertambah. 3.5.2 Perubahan Permintaan Barang Inferior karena Adanya Penurunan Income Barang Inferior adalah barang yang dibeli dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi jika pendapatan konsumen menurun.
  • 72. Hubungan Elastisitas Income dan Jenis Produk jika koofisien elastisitas income lebih besar dari satu maka jenis produk itu adalah barang lux. dan jika income kosumen meningkat 20% jumlah yang dibeli produk X bertambah lebih besar dari 20% maka produk X tersebut adalah produk luxury,
  • 73. 1.Jelaskan pengertian dari elastisitas ! 2.Sebutkan beberapa cara untuk mengukur tingkat elastisitas ! 3.Jelaskan suatu permintaan yang elastis dan inelastis ! 4.Sebutkan beberapa sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu barang ! 5.Jelaskan pengertian dari elastisitas permintaan dan penawaran !
  • 74. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN 4.3 CARDINAL APPROACH 4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH PERILAKU KONSUMEN BAB IV
  • 75. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi sebenarnya permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan olrh barang tersebut. Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Secara rasional, utility akan meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat. Ada 2 cara untuk mengukur nilai manfaat suatu barang, yakni secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau ranking). 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN
  • 76. Metode kardinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan) ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini. Sesuai dengan konsep Gossen II, maka ada 2 pendekatan dalam mempelajari pendayagunaan (utility). Dua pendekatan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen. Konsumen lebih suka membeli barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak. Sebaliknya jika harga barang tersebut turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan meningkat.
  • 77. NILAI BARANG Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1) kebutuhan pokok dan (2) kebutuhan sekunder. Kebutuhan pokok pada umumnya ialah makanan, pakaian, rumah, dan ada yang menambahkan dengan kesehatan. Sedangkan kebutuhan di luar kebutuhan pokok ini termasuk kebutuhan sekunder. Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini diperlukan barang dan juga jasa. Kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut dengan “Nilai”.
  • 78. A. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. B. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Nilai subjektif ini akan memilik skor yang berlainan pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini tergantung dengan waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut yang dimilikinya (kelangkaan). NILAI BARANG DAPAT DIBEDAKAN MENJADI:
  • 79. Pada zaman modern ini, barang dan jasa mempunyai nilai kegunaan untuk pemenuhan kebutuhan, juga mempunyai nilai pertukaran, yaitu kemampuan barang dan jasa tersebut untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi: a. Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. b. Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
  • 80. Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua kebutuhan manusia. Oleh karena itu, hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini artinya menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang tersedia. PEMENUHAN KEPUASAN
  • 81. Banyak pendapat ahli ekonomi, di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen, yaitu: Hukum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan). Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dipuaskan dengan seimbang.
  • 82. Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Jadi, apabila seseorang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah daya guna barang tersebut. Utilitas dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan “Ulti”. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN
  • 83. Misalkan segelas es cream mempunyai 100 util bagi seseorang konsumen. Apabila ia menghabiskan 2 gelas ia akan mendapatkan daya guna lebih besar dari 100 util. Seberapa besar lebihnya, tergantung konsumen individual. Bagi Si A mungkin tambahan daya guna sesudah menghabiskan gelas yang kedua adalah 60 util. Bagi Si B mungkin tambahannya sebesar 50 util sehingga total daya guna yang diperoleh A 160 util dan B 150 util. Dapat terjadi bahwa bagi Si B gelas yang pertama hanya memberikan daya guna kepadanya sebesar 90 util sehingga daya guna sesudah menghabiskan dua gelas es cream adalah 140 util. Perbedaan ini terjadi karena Si A orangnya kurus dan begitu doyan es cream sedangkan Si B gemuk dan kurang gemar makan. Akibatnya, dengan satu gelas yang sama memberikan daya kenyang yang lebih besar bagi Si A daripada Si B.
  • 84. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang, pendekatan tradisional ini merumuskan hubungan antara jumlah daya guna dengan barang yang dikonsumsikan dalam bentuk suatu fungsi: U = f(X1; X2; .......Xn) Dimana U adalah banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang dikonsumsikan oleh konsumen tersebut. Ia mengonsumsikan 6 jenis barang (X1; X2; X3 ...... X6). Jumlah daya guna total yang diperolehnya akan naik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Berbagai pendekatan perilaku konsumen dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu cara pendekatan tradisional dan cara pendekatan modern.
  • 85. Pendekatan tradisional terpecah menjadi 2, yaitu: 1.Teori daya guna kardinal (cardinal utility) Dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility. 2. Teori daya guna ordinal (ordinal utility) Dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan indifference curve (kurva indiferen). Perbedaan kedua teori tersebut didasarkan pada asumsi pokok tentang pengertian daya guna. Asumsi dasar dari pendekatan cardinal yang menyatakan utility seseorang bisa diukur adalah pendekatan yang terlalu subjektivitas. Dari kelemahan ini muncul teori yang kedua, yaitu teori daya guna ordinal.
  • 86. Perilaku konsumen seperti yang diungkapkan dalam Hukum Permintaan hanya membahas dua pendekatan, yaitu pendekatan Cardinal dan Indifference Curves ( IC ). Selain dua pendekatan itu masih ada pendekatan lain yang bisa mengungkapkan perilaku konsumen, yaitu pendekatan Atribute dan pendekatan Revealed Preference Hypothesis ( RP ). Masing-masing pendekatan ini sangat berguna dalam menganalisis tingkah laku konsumen dan juga dapat dipergunakan untuk menjelaskan permintaan konsumen perseorangan. Dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen ialah: • Cardinal Approach • Ordinal Approach
  • 87. Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen. Utility seseorang mengonsumsin barang/jasa tidak di nyatakan dalam bilang numerik tetapi masuk ke lebih di senangi atau di sukai.Dalam pendekatan utilitas kardinal, dianggap bahwa manfaat yang diperoleh konsumen dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Dalam teori nilai guna ini dikenal total utility/ TU dan marginal utility/MU 4.3 CARDINAL APPROACH
  • 88. Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banayk jumlah barang sejenis uang di punyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. 4.3.1 KONSEP GUNA BATAS DAN GUNA TOTAL (MU DAN TU) • GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY)
  • 89. Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karna mengonsumen berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang dikonsumsi semakin banyak sampai dititik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah dan total gunanya akan menurun walaupun konsumen bertambah. 2. GUNA TOTAL (TOTAL UTILITY) Contoh uraian di atas di buatkan dalam bentu tabel dan grafik sebagai berikut :
  • 90. Digambarkan kurva TU awal meningkat namum pada titik punyak kurva TU menurun. Kurva MU bentuknya menurun dan bisa berbentuk negatif ditandai dengan bentuk kurva MU yang memotong sumbu horizontal kebawah. Kurva TU setelah titik puncak akan cenderung menurun, akan tetapi bentuk kurva TU tidak bisa memotong sumbuh horizontal.
  • 91. Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung dengn numerik. Untuk memahami perilaku konsumen diperlukan asumsi lainya bahwa utility dapat diukur dalam satuan uang yang bersedia dibayar konsumen untuk mendapatkan satu satuan barang lagi. Dengan demikian ukuran uang dapat digunakan untuk membahas perilaku konsumen 4.3.2 ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI CARDINAL Terdapat tiga teori asumsi dalam teori cardinal yaitu : • UTILITY SESEORANG BISA DI UKUR DENGAN UANG
  • 92. 2. BERLAKUNYA HUKUM GOSSEN (LAW OF DIMINISHING MARGINAL UTILITY) Dalam teori ini nilai guna dikenal hukum diminishing marginal utility, yaitu pertambahan utilitas yang menurun karna pertambahan satu unit barangyang di konsumsi. Semakin banyak barang yang di konsumsi, semakin besar jumalang daya guna yang diperoleh. hal ini dikarenakan sampai X3 lereng kurva U (x) adalah positif yang selalu ada pertambahan daya guna bila konsumsi barang X bertambah
  • 93. Akan tetapi bilah jumlah X3 sudah di lewati dan penambhan jumblah barang diteruskan, justur jumlah daya akan lebih rendah dari jumlah sebelumnya, Titik X3 mencerminkan jumlah barang X yang memberikan tingkat daya guna maksimal atau titik kepuasan maksimal. Jadi asumsi ini dipelukan untuk menggambarkan perilaku konsumen secara riil. Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. Perilaku konsumen dalam membelanjakan uangnya harus dapat dimengerti apabila selalu diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum 3. KONSUMEN BERSIFAT RASIONAL
  • 94. Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang meberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai besarnya daya guna tergantung dan konsumen bersangkutan. 4.3.3 KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL • ASUMSI UTILITY BISA DIUKUR ADALAH PEMIKIRAN YANG KELIRU
  • 95. Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Dengan tingkatan dapat dikatakan bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap. 2. MARGINAL UTILITY DARI UANG TIDAKLAH KONSATAN
  • 96. 4.3.4 MAKSIMALISASI GUNA untuk mencari marginal utility ini dipergunakan berukuran sebagai berikut : TU2 (Sesudah tambahan) - TU1 (sebelum penambahan) = MUx atau (TUx+1) - (TUx) = MUx jika total utility mencapai nilai maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). Bagi konsumennya rasional akan selalu berusaha memaksimalkan guna barang dan jasa yang didapat dari pengeluaran pendapatannya.
  • 97. Pada contoh-contoh ini konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal utilitynya berbeda tetapi harga per unitnya sama. Bagaimana apabila konsumen menghadapi dua jenis barang yang marginal untuk itu yang berbeda dan harganya pun berbeda? untuk memecahkan kasus ini menggunakan formula kelemahan dari formula ini ialah tidak diperhatikan berapa besar pendapatan konsumen untuk mengatasi kelemahan ini maka dibuat formula pelengkap sebagai berikut :
  • 98. Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula 1. Kemudian diuji apakah jumlah momen yang formula dan 2. jika salah satu tidak terpenuhi maka harus dicari kombinasi yang lain 4.3.5 CARA MEMPERGUNAKAN PERSAMAAN FUNGSI dari tabel 4.3 di samping yang memenuhi persyaratan utama ada 4 kombinasi yaitu : 1. Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang Y 2. Kombinasi II : 6 barang X dan 2 barang Y 3. Kombinasi III : 7 barang X dan 4 barang Y 4. Kombinasi IV : 8 barang X dan 5 barang Y kombinasi yang memenuhi syarat kedua adalah kombinasi 7 barang X dan 3 barang Y (7 x $ 1 + 3 x 3 $ 2 = $ 13) hal ini dikarenakan dengan jumlah uang yang dimiliki konsumen $ 13 namun pemberian utility yang maksimal (MUx/Px = MUy/Py) Kombinasi 7 barang.
  • 99. Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli hal ini disebabkan satu adanya • efek substitusi • efek pendapatan (income) 4.3.6 PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBERI KONSUMEN contoh menurunkan fungsi tabel permintaan misal harga barang X $ 1 dan harga barang Y $ 1. sedangkan jumlah uang yang siap dibelanjakan sebesar $ 12. Kombinasi barang X dan Y mana yang dipilih?
  • 100. Pada tabel di samping yang memenuhi syarat pertama (MUx/Px=MUy/Py) ada beberapa kombinasi yaitu : • 5 unit barang X dan 4 unit barang Y • 6 jenis barang X dan 6 unit barang Y • 7 unit barang X dan 8 unit barang Y dari ketiga kombinasi di atas yang memenuhi syarat adalah komunikasi 6 unit barang X dan 6 unit barang Y karena : jika digambarkan secara grafik seperti seperti gamabr disamping :
  • 101. 4.4 INDIFFERENCE CURVE APPROACH 4.4.1 Property Indiference Curve memiliki 3 kelemahan, yaitu : 1. memakai pendekatan cardinal adalah asumsi yang keliru (doubtful). kepuasaan konsumen diukur secara numerik dan bersifat subjektif. 2. menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realitik ,karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis. atas dasar kelemahan tersebut muncul pendekatan ordinal 1. dapat diungkuapankan dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan sebagainya 2. dapat diukur melalui ordinal atau ringking. dapat dituangkan dalam kurva kepuasan sama dan kurva indifference curve indifference curve (IC) atau kurva tak acu
  • 102. 1. ASUMSI DALAM PENDEKATAN INDIFERENCE CURVE agar perilaku konsumen dapat dijelaskan secara rill, maka diperlukan beberapa asumsi, yaitu : a. konsumen selalu bersifat rasional (rasionality) b. nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money) c. utility dinyatakan secara ordinal d. berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility) e. the total utillity dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi f. consistency and transitity of choise
  • 103. 2. KURVA IC MENUNJUKAN BERLAKUNYA HUKUM DIMINISHING MARGINAL RATE OF SUBSTITUTION Marginal Rate of Substitution adalah berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dalam jumlah tertentu. grafiknya semakin berbentuk cembung ke arah titik origin.
  • 104. 3. SIFAT-SIFAT INDIFFERENCE CURVE a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu kita menambahkan jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang akan dikurangi dan sebaliknya. b. cembung terhadap titik 0 atau origin c. dua IC tidak akan saling berpotongan
  • 105. a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu kita menambahkan jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang akan dikurangi dan sebaliknya. b. cembung terhadap titik 0 atau origin c. dua IC tidak akan saling berpotongan 4. JIKA TERJADI KUMPULAN KURVA IC, KURVA IC YANG SEMAKIN JAUH DARI TITIK ORIGIN, UTILITASNYA SEMAKIN BESAR.
  • 106. 5. PADA DUA IC TIDAK SALING BERPOTONGAN a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu kita menambahkan jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang akan dikurangi dan sebaliknya. b. cembung terhadap titik 0 atau origin c. dua IC tidak akan saling berpotongan
  • 107. 4.4.2 KENDALA ANGGARAN (BUDGET CONTRAINT) Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen disebut garis anggaran (Budget Contraint). persamaan Budget Line : BPx.(X)+Py.Y Keterangan : B : Anggaran Px : Harga barang X Py : Harga barang Y garis anggaran (Budget Contraint) terbentuk dari menghubungkan dua titik kombinasi ekstrem anatara barang X dan Y. konsumen membeli seluruh barang X berarti Y= 0 atau membeli seluruh barang Y berarti X= 0
  • 109. 4.4.3 KESEIMBANGAN KONSUMEN Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen anara curve indifference dengan kurva anggaran (budget line)
  • 110. terdapat 4 titik kombinasi (A,B,C,D) konsumen tidak dapat memilih titik D karena kombinasinya terletak di IC paling jauh dari titik origin dan keterbatasan atas pendapatannya. dengan adanya kendala anggaran kombinasi yang dapat pilih adalah 3 titik (A,B,C) dan dari ketiga kombinasi titik B memiliki utilitas paling tinggi (keseimbang optimal) pada hakikatnya titik B terjadi di kurva BL bersinggung dengan slope BL=Slope IC ,dengan r KESEIMBANGAN KONSUMEN YANG OPTIMAL
  • 111. KESEIMBANGAN KONSUMEN YANG OPTIMAL Rumus Slope BL = Slope IC Slope IC = MRS = MUy/Mux Slope BL = Py/Px Py/PX = MUy/Mux MUy/Py = MUx/Px untuk mencari tempat keseimbangan, yakni jika rasio marginal utility terhadap harga dan barang adalah sama.
  • 112. ada faktor yang menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal : 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang Jika harga barang X naik,maka garis anggaran (BL) dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggarran (BL) dan indifference curve-nya akan bergeser ke kanan. Bila titik singgung antara garis anggaran (BL) dan indifference curve yang baru dan lama dihubungkan maka garis penghubung itu disebut price cunsumtion curve (PCC). 4.4.4. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
  • 113. 2. Perubahnya Pendapatan Konsumen Bila titik singgung antara garis anggaran (BL) dan indifference curve yang baru dan lama dihubungkan maka garis penghubung itu disebut income cunsumtion curve (ICC).
  • 114. 3. PERUBAHAN HARGA PADA BARANG NORMAL DAN INFERIOR - Barang Normal dampak perubahan barang normal semakin murahnya barang X, konsumen seakan-akan bertambah kaya atau dengan jumlah uang yang sama konsumen mampu mendapatkan barang yang lebih banyak.
  • 115. 3. PERUBAHAN HARGA PADA BARANG NORMAL DAN INFERIOR • Barang iferior dampak perubahan barang inferior semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkursng. perubahan kombinasi dari E1 ke E3 disebut price efect (efek harga) sebesar X1-X3 ,perubahan dari kombinasi E3 ke E2 adalah income effect sebesar X3-X2. jadi total efeknya sebesar E1 ke E2 atau sebesar X1-X2
  • 116. 4.4.5. DERIVASI KURVA PERMINTAAN DARI KURVA PCC Hubungan antara jumlah barang X yang diminta (diturunkan dan titik A,B,dan C) karena perubahan harga. Hubungan itu tiada lain adalah kurva permintaan. Bila titik-titik keseimbangan A,B,C pada kurva BL dihubungkan menjadi 1 garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price Consumption Curve (FCC), yaitu garis yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena perubahan tingkat harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap
  • 117. 4.4.6. PENGGAMBARAN KURVA ENGEL DARI KURVA ICC ICC atau Kurva Engel menunjukan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau Kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen.
  • 118. • Kurva Indiference yang Linier Menunjukan Adanya Subtitusi Sempurna ket : Untuk mendapatkan barang X lebih banyak pengganti barang Y dan X dengan jumlah yang sama. Bisa disebut barang X dan Y mempunya subtitusi sempurna. Pengurangan barang Y sebesar AC sama besarnya dengan perubahan X sebesar CB 4.4.7. BENTUK INDIFERENCE CURRVE
  • 119. • Kurva Indiference Curve yang Berubah Huruf L menunjukan Barang Kompelen ket : Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa digantikan dengan barang X 4.4.7. BENTUK INDIFERENCE CURRVE
  • 120. 4.4.8 KRITIK DAN APLIKASI PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE 1. Kritik a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah. b. Subtitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan kenaikan harga barang X .Konsumen bisa tetap pada barang X atau meninggalkan barang X karena terjadi faktor-faktor lain c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effecct advertising,past behavior of stock 2. Aplikasi Menghitung Utilitas Kosumen dengan Fungsi diketahui fungsi Utility beserta nilai dari pendapatan Utility = XY Income (I) = 1.000 Harga barang Px = 10 dan Py = 20 hitunglah kunatitas barang X dan barang Y yang mengoptimumkan kepuasan konsumen
  • 121. JAWAB
  • 122. JAWAB
  • 123. 1.Sebutkan dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang! 2.Jelaskan pengertian dari cardinal approach! 3.Jelaskan yang dimaksud guna batas (Marginal Utility) ! 4.Sebutkan beberapa asumsi dalam teori cardinal ! 5.Sebutkan tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach !
  • 125. Daftar Materi 01 Konsep Jangka Waktu Dalam Proses Produksi 03 Analisis Proses Produksi Jangka Pendek 02 Fungsi Produksi 04 Produksi Jangka Panjang
  • 126. Seorang produsen harus merumuskan dua macam keputusan ,yaitu : 1.. Beberapa output yang harus diproduksi 2. Bagaimana kombinasi factor produksi yang hendak dipergunakan Faktor-faktor dalam proses produksi :  Land (bahan baku)  Man (tenaga kerja)  Capital (modal)  Skill (keterampilan) Contoh Dalam proses produksi ada dua input ,yaitu labor dan capital, maka dalam proses produksi diilakukan dengan kombinasi
  • 127. 01 Konsep Jangka Waktu Dalam Proses Produksi Back Next
  • 128. 1) Periode Jangka Pendek Suatu jangka waktu proses produksi tertentu di mana hanya ada satu factor produksi yang bervariabel. Sedangkan factor lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan. Sehingga, perusahaan tidak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber seperti tanah, Gedung, mesin-mesin, dan manajemen. 2) Jangka Panjang Suatu proses produksi di mana semua factor produksi bersifat variable. Artinya, dimana jumlahnya dapat diubah-ubah oleh produsen untuk mendapatkan kombinasi factor-factor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu.
  • 130. ● Produksi adalah kegiatan yang mengubah input menjadi output ● Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara factor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi ● Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa meperhitungkan harga.. dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah factor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan factor produksi merupakan variabel bebas. Secara matematis fungsi produksi ditulis sebagai : Q = F(C,L,B,S) Dimana : Q = Output C = Capital L = Labor B = Bahan baku S = Skill
  • 131.
  • 132. 03 Analisis Proses Produksi Jangka Pendek Back Next
  • 133. Analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkap dengan kurva • TP (total product) adalah total produksi yang dihasilkan sejumlah tenaga kerja (labor) • AP (average product) adalah rata-rata yang dihasillkan oleh seorang tenaga kerja • dan MP (marginanl product) adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor) ■ AP = TP/Labor ■ MP = TP2-TP1 ■ Jika TP berupa fungsi turunan pertama TP adalah MP ■ MP = delta TP / delta L
  • 134. 5.3.1 Hukum Tambhaan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns) Dalam hubungan jangka pendek, di mana satu factor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya hukum Tamabahan Hasil yang Semakin Berkurang Law of Diminishing Returns).
  • 135. Hasil yang semakin bertambah terjadi pada sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4 ,Law of Diminishing Returns mulai bekerja atau disebut Law of Diminishing Marginal Physical Product.
  • 136. Gambar kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Berarti jika sumber yang bervariabel (berubah) yang sedikit digunakan sumber yang tetap (tanah) maka hasilnya tidak efisien. Dengan menambah suber variabel terus menerus, maka TP akan terus menerus bertambah sampai titik B. Pada titik B ini Law of Diminishing Returns mulai bekerja dan penambahan sumber variabel dengan jumlah yang terus menerus akan mengakibatkan pertambahan TP yang semakin berkurang.
  • 137. Sumbu horizontal menunjukan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukan jumlah barang yang dihasilkan (Q).
  • 138. Sifat dari produksi marginal mula-mula meningkat sejalan dengan peningkatan produksi total (TP), kemudian mencapai titik maksimal pada titik belok dari kurva produksi total (TP), yaitu pada saat peningkatan produksi total menjadi mulai semakin menurun, dan menurun terus sampai sama dengan nol pada saat produksi total mencapai titik maksimum. secara grafis produksi marginal (MP) ini dapat ditunjukan oleh lereng kurva dan produksi total (TP), yaitu ditunjukan oleh garis singgung pada setiap titik pada kurva produksi total. Sebagai contoh pada jumlah tenaga kerja sebanyak 0L1 produksi marginalnya (MP) adalah lereng garis singgung LA. Dari produksi total (TP) berfungsi untuk mengetahui besarnya produksi rata-rata tenaga kerja.
  • 139. 5.3.2 Hubungan antara TP,AP,dan MP Hubungan antara TP,AP dan MP menentukan kegiatan produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. • Pertama, hubuangan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total (TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menuru, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Pad saat itu juga kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol. • Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat itu produk rata-rata (AP) meningkat , produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukan bahwa pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marginal (MP).
  • 140. Keimpulan dari hubungan MP dan AP adalah  Jika AP semakin bertambah maka MP > AP  Jika AP maximum maka MPP = AP  Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
  • 141. 5.3.3 Tahapan dalam Fungsi Produksi Fungsi produksi dibagi kedalam tiga tahap, yaitu :  Tahap I Ditandai dari produksi awal hingga AP yang maximal.  Tahap II Dimulai dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol).  Tahap III Ditandai dari TP yang mulai menurun. Tahap I dan tahap II disebut dengan tahap yang tidak rasional . Tahap III disebut dengan tahap rasional. alasannya karena pada tahap II produksi marjinal (MP) untuk semua factor produksi (masukan), yaitu untuk tenaga kerja maupun tanah, adalah positif.
  • 143. 5.4.1 Isoquant Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan kurva isoquant (isoproduct atau isoquant). 1. Pengertian Kurva Isoquant isuproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu" ini memperlihatkan berbagai kombinasi yang berbeda dari dua sumber yang bisa menghasilkan jumlah produk yang sama.
  • 144. Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifferenci yaitu : 1. Cembung ke arah titik origin 2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. 3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. 4. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan. 2. Sifat dari Kurva Isoquant pada gambar ini sumbu horizontal menunjukkan faktor produksi tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan faktor capital.
  • 145. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of substitusi) Tingkat MRTS adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. MRT di C = ∆K/∆L jika terjadi dari kombinasi satu kelainan menghasilkan rasio K dan L nya : • K1/L1 > K2/L2 Proses produksinya Kapital Intensif. • K1/L1 < K2/L2 Proses produksinya Labor Intensif. 4. Bentuk Isoquant Lain Bentuk isoquant yang linier Menunjukkan adanya subtitusi input capital dan lapor adalah sempurna. Dalam suatu proses produksi tidak mungkin hanya dilakukan labor saja atau kapital saja. Dalam proses produksi mesti ada minimal Kapital dan ada minimal labor.
  • 146. bentuk isoquant yang input output bentuk isoquant ini menunjukkan tidak adanya subtitusi input capital dan labor. Subtitusi capital dan labor hanya terjadi pada kehidupan minimum saja. Setelah itu tidak terjadi substitusi 5.4.2 Iso-bayar (Isocost) 1. Pengertian Isocost Iso-biaya adalah"kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh perusahaan dengan jumlah anggaran tertentu, kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber- sumber yang dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu"
  • 147. letak Iso-biaya ini tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan, harga faktor produksi, Proses produksi oleh perusahaan. Semakin besar anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi yang tetap, maka letak dari garis Iso-biaya ini akan semakin menjauhi titik asal (nol). 2. Gambar Kurva Isocost Slope kurva Isocost adalah M/Pk : M/Pl = M/Pk × Pl/M = Pl/Pk Sedang Fungsi TC = Pl L + Pk K
  • 148. Kurva isocost dapat berubah disebabkan : a. harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap. harga labor bertambah murah bergeser ke kanan dari KL2 menjadi KL3 dan harga labor bertambah mahal bergeser ke kiri dari Kl 2 menjadi KL3. b. harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga capital bertambah murah bergeser ke atas dari K2L menjadi K3L dan harga capital bertambah mahal bergeser ke bawah dari K2L menjadi K3L. b. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah. Jumlah modal bertambah besar bergeser ke atas dari K2L2 menjadi K3L3 dan harga Kapital bertambah mahal bergeser ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1. 3. Perubahan Isocost
  • 149. 5.4.3 Ekuilibrium Produsen Ekuilibrium produsen analog dengan equilibrium konsumen. untuk menjelaskannya merupakan dua alat pokok yaitu garis anggaran belanja isocost dan peta isoquant. Equilibrium produsen di artikan apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil. maka pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant ini merupakan titik terbaik bagi produsen. titik ini juga disebut titik keseimbangan produsen atau "Equilibrium producen " Pada gambar titik c menunjukkan produksi yang optimum di mana pada saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Posisi keseimbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Dalam kondisi : MRTS = Slope Isoquant-MPl/MPk = -Pl/PkPl . MPk = Pk . MPl Persamaan di atas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl.PC maka hasil :
  • 150. Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik- titik least cost combination (LCC) di berbagai isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path) 5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka =L+C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: =aL+aC bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b > a, (2) b = a; dan (3) b <a.
  • 151. Increasing return to scale cosntant return to scale Decreasing return to scale jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat menjadi 200 unit jika input ditingkatkan dua kali lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit
  • 152. Kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik 12 yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimal kapital. Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge-line. Daerah yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut "daerah relevant". Relevan menggunakan input labor dan kapital. 5.4.6 Memilih Kombinasi Input Yang Efisien (Ridge Line) 5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 153. 1.Jelaskan yang dimaksud produksi ! 2.Sebutkan dua macam keputusan penting yang harus dirumuskan seorang produsen ! 3.Jelaskan hubungan antara AP , MP .dan TP ! 4.Jelaskan pengertian dari kurva Isoquant ! 5.Sebutkan ciri-ciri umum dari kurva Isoquant !
  • 154. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA KELOMPOK 2
  • 155. 8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN Pengertian pasar dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian fisik. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan. Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar, yaitu: a. Pasar Persaingan Sempurna b. Pasar Persaingan Monopolistik c. Pasar Monopoli d. Pasar Oligopoli 8.1.1. Pengertian Pasar
  • 156. Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada tabel di bawah ini 8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
  • 157. Secara spesifik keempat bentuk pasar tersebut dapat diperjelaskan pada tabel di bawah ini 8.1.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
  • 158. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 159. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempur na. 1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak Jumlah pembeli dan penjual barang sangat banyak sehingga masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat memengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa harga barang akan tetap karena masing-masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar. 2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempuma dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama. Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
  • 160. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni/Sempur na. 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Penjual mudah keluar masuk pasar artinya penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan. 4. Informasi terhadap Pasar Sempurna Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya Pasar persaingan murni memiliki ciri sebagai berikut:
  • 161. Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu.
  • 162. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P=OP1 dan Q = 0Q1
  • 163. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar POP2 dan Q = 0Q1
  • 164. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah
  • 165. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusa- haan dalam Persaingan Sempurna 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a. Mendapat laba super normal. b. Mendapat laba normal. c. Menderita kerugian.
  • 166. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan- perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even) Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan "selalu" hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menenima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar..
  • 167. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna Keburukannya Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak. Kebaikannya Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat.
  • 168. 8.2.5. Contoh Perhitungan.Numerik Contoh: Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC=Q²-4Q+40 dan P= $ 20. Ditanya: a. Apakah perusahaan rugi/laba? b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang? c. Hitung berapa labanya.
  • 169. 1.Sebutkan beberapa golongan pasar secara teori ekonomi mikro ! 2.Sebutkan ciri-ciri pasar persaingan ! 3.Jelaskan pengertian dari pasar persaingan ! 4.Bagaimana kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam periode jangka panjang dan jangka pendek ? 5.Jelaskan pengertian dari pasar persaingan sempurna !
  • 170. PENENTUAN HARGA PADA PASAR PESAINGAN MONOPOLISTIK PENENTUAN HARGA PADA PASAR PESAINGAN MONOPOLISTIK
  • 171. SUB BAB : Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik 01 02 03 SUB BAB : Tiga Kondisi Yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output Dan Harga
  • 172. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik 01 Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
  • 173.  Pasar pesaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan diferensiasi produk.  Produk differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehinggag menjadi berbeda. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli o Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya ada satu macam. o Kedua, terdapat unsur persaingan karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh terhadap penjual lainnya.
  • 174.  Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada diantara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elatis. Kemiringannya di antara kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
  • 175. Tiga kondisi Yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik 02 Tiga kondisi Yang Bisa Dialami Persaingan Monopolistik
  • 176. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu : • Mendapat laba supernormal • Mendapat laba normal • Menderita kerugian
  • 177. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Mendapat Laba Supernormal Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Yaitu, harga jual produk sebesarOP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Mendapat Laba Supernormal
  • 178. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Mendapat Laba Normal Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Yaitu, harga jual produk sebesarOP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Mendapat Laba Normal
  • 179. 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Menderita Kerugian Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Jika laba tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. harga jual sebesar OP2, sedangkan biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedangkan besarnya TR (OQ1LP2) 1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolisik yang Menderita Kerugian
  • 180. Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output Dan Harga 03 Akibat Persaingan Monopoli Terhadap Output Dan Harga
  • 181. Perubahan Harga Berakibatkan Perubahaan Permintan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum.
  • 182. Promosi Penjualan Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, ,atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan.
  • 183. 1.Jelaskan pengertian dari pasar persaingan monopolistik ! 2.Sebutkan dua unsur model pasar persaingan monopoli ! 3.Bagaimana cara produsen dapat mempengaruhi harga dalam pasar monopolistik ? 4.Sebutkan tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopoistik ! 5.Mengapa dalam pasar monopolistik pembeli tidak mudah berpindah produk ?
  • 184. Bab X PENENTUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI Here starts the lesson!
  • 185. 10.1 Arti Monopoli  Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing, keadaan seperti ini adalah kasus monopoli murni atau pure monopoly  Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak mempengaruhi sang monopoli. Sebaliknya, perubahan harga produk dan output yang monopolis juga tak mempengaruhi produser lain dalam perekonomian  Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai substitude, dengan kata lain perusahaan tunggal tersebut sekaligus sebagai industrinya juga
  • 186. 10.2 Ciri-ciri dan faktor penyebab pasar monopoli 10.2.1 ciri-ciri pasar monopoli 1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip 3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri 4. Dapat mempengaruhi penentuan harga 5. Promosi iklan kurang diperlukan 10.2.2 faktor-faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi 3. Monopoli adat dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah yang memberi hak monopoli kepada perusahaan
  • 187. Jika perusahaan baru ingin masuk ke industri tersebut, maka mereka akan menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada, hal tersebut menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh masing- masing perusahaan akan bergeser ke bawah. Terdapat beberapa cara untuk menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam industri tersebut, yaitu : 10.3 hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar 1. Dengan mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya, misalnya the aluminium company of America sebelum perang dunia kedua memiliki dan mengawasi 90% persediaan bauxite, bahan baku dalam pembuatan aluminium 2. Memberikan hak monopoli agar dapat menghalangi masuknya perusahaan yang baru. Suatu perusahaan monopoli bisa karena beberapa sebab antara lain 1. Penguasaan bahan mentah 2. Hak paten 3. Terbatasnya pasar 4. Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
  • 188. Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. 10.4 penentuan besarnya harga dan output Perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba yaitu sama dengan (P-C)kali Q, ditunjukan oleh bidang P P¹C¹C dan itu merupakan laba maksimum Perusahaan tersebut akan bereproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi. Jika MR<MC berarti produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan
  • 189. Produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Produsen dapat mempengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan monopolis terlihat dalam bidang penjualan. ● Penjual dalam persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya dengan harga pasar yang ada karena harga sama dengan biaya marginalnya ● Sang monopolis menghadapi kurva permintaan atas produknya, oleh karena itu lebih banyak yang dijualnya per unit waktu sehingga harganya harus lebih rendah 10.5 posisi keseimbangan
  • 190. Penentuan harga dan output dalam keadaan monopoli murni pada dasarnya sama dengan yang berlaku untuk perusahaan dalam persaingan murni bila tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dicapai pada saat MR=MC. 10.5.1 hubungan P,TR, dan MR Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis
  • 191. Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena 1. Biaya awal yang besar (set up cost) 2. Demand-nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan. 10.5.2 Laba, rugi, dan impas bagi monopolis 1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, ya itu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR=MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh ekuilibrium perusahaan yang sekaligus sama dengan equal pasar
  • 192. 2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas Sejalan dengan penjelasan gambar di bawah maka besarnya harga TR=TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR=OP1KQ dan TC=OQKP1 monopolis tidak mampu mengatur ongkos rata-rata karena AC tergantung kepada harga faktor-faktor produksi yang diperlukan, seperti upah tenaga kerja. Oleh karena itu dalam jangka pendek seorang monopolis dapat menderita rugi. Beberapa cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu ● Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang dipakainya ● Selalu memegang hak paten atas produksinya supaya perusahaan lain tidak bisa meniru ● Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan skala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahaan lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan keduanya akan menderita rugi 3. Monopolis yang mendapatkan kerugian Monopolis hanya dapat mengatur banyak sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan tinggi rendahnya harga saja,
  • 193. 10.6 kerugian dan pengaturan monopoli 1. Output yang lebih kecil 2. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar 3. Efisiensi ekonomi 4. Promosi penjualan 10.6.1 kerugian adanya monopoli
  • 194. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah 1. Menetapkan undang-undang anti monopoli 2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan 3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan monopoli dengan adanya perusahaan dampingan harga dan output dapat dikendalikan 4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopoli
  • 195. Dua alat pengaturan pemerintah yaitu pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopolis dan pengaturan melalui pengenaan pajak. 1. Pengaturan harga • Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik sang monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen • Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak 2. Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan decreasing cost • Venus Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luar pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun the second planet from the Sun 10.6.2 pengaturan monopoli oleh pemerintah
  • 196. 2. Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan decreasing cost  Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luar pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun. Kalau seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih kebijaksanaan output dan harganya, perusahaan akan memilih output OQ1 dan harga OP1, karena akan menghasilkan keuntungan maksimum baginya Jika pemerintah hanya mewajibkan perusahaan tersebut untuk melakukan kebijaksanaan P=MC, perusahaan tersebut lebih suka untuk tutup. Hal ini justru merupakan kerugian bagi masyarakat untuk menghindari ini pemerintah mempunyai pilihan. 1. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P=AC (posisi L) 2. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P=MC, tetapi dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada perusahaan tersebut sebesar RI/P2P3 (yaitu untuk menutupi kerugian perusahaan).
  • 197. Monopoli alami Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisien produktif.
  • 198. 3. Perpajakan Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific)  Pajak lumpsum Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian berapapun jumlah barang yang dihasilkan, jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama Dengan adanya pajak lumpsum ini, harga dan output tetap yaitu harga sebesar OP3 sedang output sebesar OQ. Adanya pajak membuat laba monopolis berkurang yang semula P1P3LN menjadi sebesar P2P3LM • Pajak khusus (specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan dengan kata lain pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak persatuan (per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut.
  • 199. Dalam gambar di atas dilukiskan bahwa dengan dikenakannya pajak khusus itu kurva biaya rata-rata bergeser ke atas sebesar pajak per unit, ya itu dari kurva biaya rata-rata AC menjadi AC" dan kurva biaya marginal bergeser dari kurva MC menjadi kurva MC“. --> pergeseran beban pajak kepada konsumen dengan cara menaikkan harga itu disebut sebagai pergeseran beban pajak ke depan (forward shifting) -->penggeseran beban pajak itu kepada pemasok faktor produksi disebut sebagai penggeseran beban pajak ke belakang (backward shifting) • Kasus ekonomi terhadap monopoli Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa harga monopoli lebih tinggi daripada biaya marginal dan rata-rata baik menyebabkan hilangnya efisiensi alokatif dan kegagalan mekanisme pasar. Rata-rata biaya produksi yang lebih tinggi jika ada inefisiensi dalam produksi juga berarti bahwa perusahaan tidak memanfaatkan optimal dari sumber daya yang langka. Dengan kondisi tersebut mungkin ada kasus ekonomi untuk beberapa bentuk intervensi pemerintah untuk membatasi atau mengurangi skala kekuatan monopoli, misalnya melalui penerapan kebijakan persaingan yang ketat atau oleh proses deregulasi pasar.
  • 200. Keseimbangan output dan harga di Q1 dan PComP pada diagram di atas dan PComP dan Q1 pada diagram sebelah kanan. Pada titik ini, harga =MC dan industri memenuhi persyaratan untuk efisiensi alokatif • X inefisiensi di bawah monopoli Inefisiensi x adalah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Harvey Libenstein. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan konsumen. Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industri yang kompetitif akan menghasilkan dalam jangka panjang di mana permintaan pasar sama dengan penawaran pasar.
  • 201. Hasil serupa terlihat dalam diagram berikutnya yang membuat asumsi kerja rata-rata jangka panjang dan biaya yang konstan marginal di bawah kedua persaingan dan monopoli. Hilangnya bobot mati kesejahteraan ekonomi di bawah monopoli (yang memaksimalkan keuntungan harga PI dan QI) ditunjukkan oleh segitiga ABC. Harga kompetitif dan output Pc dan Qc masing-masing. 10.3 hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar 10.7.1 sifat dasar diskriminasi harga Monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar, oleh karena itu produsen harus berusaha memperluas pasar misalnya dengan mengadakan promosi dan advertensi mengenai barang-barang yang dihasilkannya. Perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengatakan diskriminasi harga. Diskrimin diskriminasi harga yaitu bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih.
  • 202. Kondisi terjadinya diskriminasi harga A. Pembeli pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam B. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda C. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang- barang yang dibeli Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu  Diskriminasi harga derajat pertama Merupakan keadaan dimana seorang produsen monopolis berusah sepenuhnya mengambil surplus konsumen  Diskriminasi harga derajat kedua Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok Jumlah pembelian yang berbeda  Diskriminasi harga derajat ke-3 Produsen betul-betul menjual barang di pasar yang berbeda yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda
  • 203. Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar prodoknya menjadi dua atau lebih besar. Dua syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Harus sanggup memisahkan pasar tersebut kalau tidak, produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda diantara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. 1. Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik Biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli, dengan kata lain produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok a mempunyai permintaan yang relatif inelastis sementara permintaan kelompok b lebih tinggi elastisitasnya 10.7.2 pembagian pasar penjualan yang berbeda 10.7.3 penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik
  • 204. 1. Pasar monopoli adalah keadaan pasar yang hanya terdapat satu penjual. Sebutkan contoh pasar monopoli ! 2. Sebutkan faktor-faktor di mana pasar monopoli dapat terbentuk ! 3. Jelaskan mengapa harga pasar monopoli di atur oleh pemerintah ! 4.Sebutkan produk pasar monopoli yang menggunakan diskriminsi harga ! 5. Tedapat dua jenis penganaan pajak terhadap monopoli yaitu bersifat lupsum dan khusus. Jelaskan perbedaanya !
  • 206. Pengertian Pasar Oligopoli SUB BAB 1 3 4 2 Demand Oligopoli Model Penepatan Harga Pasar Oligopoli Keuntungan Oligopoli Secara Matematis
  • 208. • Pasar Oligopoli, yakni keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. • pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing pernjual dapat mempengaruhi harga pasar. • pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (2-5 produsen) ,sedangkan dua perusahaan disebut duopoli
  • 209. ciri - ciri Pasar Oligopoli • Menghasilkan atatu menjual barang standar atau barang berbeda. • Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat. • Promosi masih diperlukan.
  • 211. • Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. • Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan. Karakter pasar oligopoli
  • 212. 1.1. Demand Oligopoli • Model Cournot model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
  • 213. Anggaplah bahwa perusahaan yang pertama memproduksi A dengan harga PA agar keuntungan yang diperolehnya maksimum (karena pada tingkat output dan harga tersebut MC = MR = 0). Besarnya elastisitas permintaan = 1, dan total penerimaannya (TR) adalah maksimum, dengan ongkos produksi O sehingga keuntungannya juga maksimum. Perusahaan kedua kemudian masuk ke pasar dan menganggap bahwa tingkat output yang dihasilkan perusahaan pertama tidak berubah. Dengan demikian, perusahaan kedua menganggap bahwa kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva CD', yang berarti bahwa perusahaan kedua menghasilkan output setengah dari perusahaan pertama, yaitu sebesar
  • 214. Model Cournut ditinjau dari kurva reaksi (reaction curved) Jika salah satu perusahaan pasif dan yang lainnya bereaksi maka kurva reaksi dapat digambar dengan mudah. Jika perusahaan pertama memproduksi setengah maka perusahaan kedua akan memproduksi seperempat. Jika perusahaan pertama memproduksi 1, maka perusahaan kedua akan memproduksi 0. Jika perusahaan pertama memproduksi O maka perusahaan kedua akan memaksimumkan laba dengan memproduksi setengah. Hal ini akan menyebabkan perusahaan kedua bereaksi terhadap perusahaan pertama. Begitu juga sebaliknya. keadaan ini akan menghasilkan equilibrium yang stabil.
  • 215. Penurunan Kurva Reaksi Secara Matematis Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2 di mana : Q = Jumlah output total Q₁ = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua b = slope/kemiringan garis permintaan
  • 216. Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 11R yang lebih kecil. Buktinya:
  • 217. Karena P>0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda: Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 218. Kelemahan model cournut • masing masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman- pengalaman dalam mengantisipasi tundakan pesaing adalah tidak realistis. • Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. • Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. • Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah
  • 219. 2. Model Bertrand dirumuskan pada tahun 1883 olrh J. bertrand yang menyatakan masing-masing perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Model Bertrand menggunakan alat analisis yaitu fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar.
  • 220. Kelemahan model Bertrand • Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. • Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. • Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
  • 221. 3. Model Chamberlin (untuk pasar kecil) keseimbangan stabil di paar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga yang merupakan kesepakatan perusahaan yang ada di pasar unuk memaksimumkan keuntungannya. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut
  • 222. 4. Model Kurva Permimntaan Patah P. Sweezy menggunakan model ini pada tahun 1939. dengan tiga asumsinya, yaitu : a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. b. apabila perusahaan menurunkakn harga ,perusahaan lain mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. apabiila perusahaan menaikan harga, maka perushaan yang lain tidak akan mengikutinya.
  • 223. Dalam Gambar 11.4 di atas ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan, apabila semua perusahaan menandingi perubahan harga dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi, bagian atas dari kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan adalah kurva permintaan Marshall, sedangkan bagian bawah dan kurva permintaan adalah kurva bagian pasar atau kurva-permintaan Chamberlin. Oleh karena kurva permintaan tersebut patah, maka kurva penerimaan marginal (MR) juga
  • 224. 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku halnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournut.
  • 225. Pada gambar di atas terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-masing duopolis. Apabila perusahaan A yang kuat menduga bahwa perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas dasar kurva reaksinya. Dengan demikian, perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb
  • 226. Penentuan Harga dan Output Dalam Penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Penurunan harga akan memperngaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan saingan diperhitungkan.
  • 227. KURVA PERMINTAAN TERPATAH a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P₁, maka permintaan akan bertambah ke C₁, harga ke P₂, maka permintaan akan bertambah ke B₁. • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya. b. Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P₁ dan P₂ perubahan permintaan akan ke titik B dan C. c. Menaikkan harga ke P3, permintaan ada di titik A₁, karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D₁, ED₂.
  • 228. Pasar Oligopoli dalam menentukan model penetapan harga produknya : • Pasar Kartel • Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership) 11.3 MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
  • 229. 11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED DEMAND CURVE MODEL) 11.3.1. PASAR DENGAN KETEGARAN HARGA (KINKED DEMAND CURVE MODEL) Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya.
  • 230. 11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Efek negatif dari efek kesejahteraan oligopoli : • Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. • Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. • Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). • Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
  • 231. 11.4. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN Tiga faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu : • Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis. • Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama. • Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri.
  • 232. 11.5 KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA MATEMATIS LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
  • 233. LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
  • 234. LABA MAKSIMUM DARI MODEL KURVA DEMAND YANG PATAH (KINKED DEMAND)
  • 240. 1. Sebutkan dan Jelasakan model pasar oligopoli ! 2.Dalam pasar oligopoli masih di perlukan kegiatan promosi. Jelaskan maksud dari kegiatan tersebut ! 3.Sebutkan pengaruh negatif dari pasar oligpoli terhadap kesejahteraan ! 4.Terdapat dua model penetapan harga oligopoli yaitu dengan cara kartel dan price leader. Jelaskan perbedaanya ! 5. Sebutkan tiga faktor yang mendukung kerja sama dalam pasar oligopoli !