SlideShare a Scribd company logo
1 of 144
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Siti Ambar Mukti
NBI. 1222200063
Evy Yance
NBI. 1222200064
Nurul Laily
NBI. 1222200066
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Permintaan akan timbul dari kebutuhan konsumen untuk
menguasai barang dan jasa tersebut. Keinginan ini timbul karena
barang dan jasa itu mempunyai "nilai". Dalam kenyataannya,
tidak setiap keinginan konsumen bisa terwujud. Tergantung
apakah permintaannya dapat terealisasi dalam transaksi atau tidak.
Karena permintaan adalah salah satu unsur penting dalam
menentukan harga sesuatu barang, sedangkan keinginan bukanlah
suatu unsur yang turut menentukan harga
Hukum permintaan menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah
barang di minta mekanisme sebagai berikut:
“Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan
bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang".
Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana. Hal-hal
yang menyebabkan tidaklah sukar diketahui. Sebagai contoh, kenaikan
harga barang barang karena kebijaksanaan kenaikan harga BBM di
Indonesia
Permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut :
1. Harga barang
2. Jenis barang
3. Rasa dan keinginan konsumen untuk membeli
4. Kuantitas konsumsi
5. Kuantitas barang tersedia
6. Ada atau tidaknya barang substitusi / pengganti
7. Harga barang lain
8. Pendapatan konsumen
9. Waktu serta tempat transaksi
Kurva permintaan merupakan kurva yang
terbentuk dari permintaan konsumen terhadap
barang yang diproduksi. Semakin rendah harga
barang yang ada di pasar maka akan semakin
besar kuantitas pembelian konsumen terhadap
suatu barang. Sehingga kurva permintaan
berjalan dari kiri atas ke kanan bawah.
*sumbu y sebagai harga dan sumbu x sebagai
kuantitas barang.
Kurva Permintaan dapat berubah dengan bergeser
ke kanan atau ke kiri karena dua hal yaitu :
1. Perubahan harga barang
2. Perubahan faktor lain selain harga
Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit
waktu yang akan dijual oleh penjual. Dikarenakan adanya kebutuhan akan
barang dan jasa, maka sebagian dari masyarakat ada yang bertindak untuk
menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Golongan ini disebut golongan
produsen. Golongan produsen ini menciptakan penawaran. Istilah penawaran ini
dalam teori ekonomi mempunyai arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan
pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu.
Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah
barang yang ditawarkan akan bertambah dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang
yang ditawarkan akan berkurang dengan
anggapan ceteris paribus.
Hukum tersebut berarti apabila
harga meningkat maka barang yang
ditawarkan akan meningkat karena
keuntungan yang akan didapat oleh
produsen juga akan meningkat
sedangkan apabila harga turun
maka barang yang akan ditawarkan
oleh produsen juga akan menurut
sebab keuntungan yang dapat
diraih akan menurun.
Faktor yang mempengaruhi penawaran produsen adalah :
1. Berubahnya harga input variable
2. Perubahan teknologi
3. Perubahan iklim
4. Perubahan komoditas lainnya
5. Biaya untuk memperoleh factor produksi
6. Pajak dan subsidi
7. Harapan harga
8. Tujuan perusahaan
Kurva supply sendiri dibagi menjadi dua yakni :
1. Kuva yang tunduk dengan Hukum
Penawaran
2. Kurva yang tidak tunduk dengan Hukum
Penawaran
kurva memperlihatkan kuantitas maksimal dalam satu
unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan
berbagai pilihan harga di pasar. Pada setiap harga
tertentu penjual bersedia menjual lebih sedikit, tetapi
tidak dapat didorong untuk menjual lebih banyak dari
yang telah ditentukan.
Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk
jangka waktu yang sangit pendek, di mana
produsen tidak dapat menambah/tidak sempat
menambahjum produksinya. Kurva S1 dan
kurva 52 kedua-duanya dapat merupakan
kurva penawaran jangka panjang. Jangka
panjangnya di sini dalam artian bahwa jangka
waktu tersebut cukup panjang untuk
memungkinkan produsen menyesuaikan
pemakaian semua faktor produksi terhadap
perubahan permintaan.
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Harga keseimbangan terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran.
Pada harga keseimbangan konsumen bersedia membeli suatu barang dalam
jumlah tertentu dan produsen bersedia menjual barang sesuai dengan harga pada
permintaan yang diajukan konsumen sehingga terjadi keseimbangan antara
konsumen dan produsen. Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan
terjadi peningkatan harga, sebaliknya jika penawaran melebihi jumlah yang
diminta maka harga akan menurun.
Harga keseimbangan pasar dapat ditentukan
dengan dua cara yakni secara grafik dan
secara matematis.
Perubahan pada permintaan konsumen serta penawaran dapat
mengubah harga dan kuantitas pasar sebagai berikut :
1. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedangkan permintaan tetap
2. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan
meningkat sedangkan penawaran tetap
3. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan
penawaran menurun
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Respond atau reaksi berubahnya jumlah barang yang diminta (dibeli)
bisa besar atauoun bisa juga kecil. Mengukur respon atau reaksi dalam
teori ekonomi disebut dengan elastisitas.
Dalam teori elastisitas terdapat beberapa konsep yang harus diingat
sebagai berikut :
1. Bila koefisien dari elastisitas tak hingga adalah (Ꙍ) maka
elastisitasnya disebut dengan perfect elastis (sangat elastis)
2. Koefisien eleastistas > 1 disebut elastis
3. Koefisien eleastistas < 1 disebut inelastic
4. Koefisien eleastistas = 1 disebut unitary elastic
5. Koefisien elastisitas = 0 disebut perfec inelastic
ARC ELASTICITY (Elastisitas Busur) memperbandingkan presentase
perubahan harga dengan presentase perubahan yang diminta atau
ditawarkan. Dengan rumus awal :
Bisa menggunakan rumus ini, apabila data mengalami perubahan posisi
maka nilai yang muncul akan berbeda sehingga digunakan nilai tengah
dari data untuk menentukan nilai elastisitas sebagai berikut :
POINT ELASTICITY mengukur angka elastisitaas harga dari permintaan
pada suatu titik untuk mengukur elastisitas titik :
Untuk melakukan penyelesaian elastisitas dapat menggunakan konsep sebagai berikut :
Rumus Utama
Menentukan TR
Ed > 1 harga naik : TR Turun = Harga
turun : TR naik
Ed = 1 harga naik : TR tetap = Harga
turun : TR tetap
Ed < 1 harga naik : TR naik = harga
turun : TR turun Melihat kecondongan
Kurva
Elastisitas permintaan silang
mengukur sampai berapa jauh
berbagai barang berhubungan satu
sama lain, jika kita lihat barang X
dan Y, elastisitas silang barang X
terhadap barang Y sama dengan
presenatsi perubahan barang X
yang dibeli dibagian dengan
presentasi P harga barang Y
Konsepnya sama persis
dengan konsep elastisitas
permintaan. Rumus untuk
pengukuran koefisien juga
sama :
Dalam elastisitas penawaran tak ada
kekacauan yang timbul menenai tanda
koefisien elastisitas, kecuali dalam
keadaan yang tak biasa, yaitu mengenai
kurva yang miring ke bawah, jadi X
dan P adalah positif keduanya atau
negative keduanya. Oleh sebab itu
koefisien elastisitas selalu positif
Menentukan besarnya koefisien
elastisitasnya
Melihan kecondongan kurva
permintaan
Elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan
perbahan pendapatan. Dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah atau mengurangi
pembelian barang bila pendapatan berubah
Jika berupa fungsi :
Perubahan Permintaan Barang Lux
karena Adanya Kenaikan Income
Perubahan Permintaan Barang
inferior karena Adanya Kenaikan
Income
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahanbahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan
barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga
kerja, modal, dan keahlian pengusaha
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen
utama dari biaya produksi, meliputi:
Biaya Bahan Baku
(Direct Material Cost)
Merupakan bahan
secara langsung
digunakan dalam
produksi
untukmewujudkan
suatu macam produk
jadi yang siap untuk
dipasarkan.
Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Direct Labour
Cost) Merupakan biaya-
biaya bagi para tenaga kerja
langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam
menangani kegiatan-
kegiatan proses produk jadi
secara langsung diterjunkan
dalam kegiatanproduksi
menangani segala peralatan
produksi dan usaha itu
dapat terwujud.
Biaya Overhead Pabrik
(Factory Overhead Cost)
Umumnya didefinisikan
sebagai bahan tidak
langsung, tenaga kerja
tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya,
seperti; biaya
pemeliharaan pabrik,
yang tidak secara mudah
didefinisikan atau
dibebankan pada suatu
pekerjaan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya
listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak
Dalam hubungan dengan tujuan :
1. Biaya langsung (direct cost)
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Dalam hubungan dengan kegiatan volume
1. Biaya tetap total (total fixed cost/FC)
2. Biaya variable total (Total Variable Cost/VC)
3. Biaya total (Total cost/TC)
4. Biaya tetap rata-rata (Aaverange Fixed cost/AFC)
a. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/AC) Biaya total
jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output. Rumus: LAC = LTC/Q
b. Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC) Biaya marginal
jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak
satu unit. Perubahan biaya total adalahsama dengan perubahan biaya
variabel. Biaya marginal jangka panjangdapat dihitung dengan rumus: LMC =
∂LTC/ ∂Q
c. Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cust/LTC) Biaya total jangka
panjang adalah biaya yang dikeluarkan untukmemproduksi seluruh output
dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jangka panjang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
.Sumber Daya Alam Sumber
daya alam adalah segala
sesuatu yang disediakan oleh
alamyang dapat
dimanfaatkan manusia/
persahaan untuk memenuhi
kebutuhannya. Sumber daya
alam di sini meliputi segala
sesuatu yang ada di dalam
bumi.
Sumber Daya Manusia
(Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia
adalah segala kegiatan
manusia baik jasmani
maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses
produksi untuk
menghasilkan barang dan
jas.
Sumber Daya Modal Modal
menurut pengertian ekonomi
adalah barang atau hasil
produksi yang digunakan
untuk menghasilkan produk
lebih lanjut.
Sumber Daya Pengusaha
Sumber daya ini disebut juga
kewirausahaan. Pengusaha
berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-
faktor produksi dalam
rangka meningkatkan
kegunaan barang atau jasa
secara efektif dan efisien1 .
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Konsumen memiliki perilaku yang didasari oleh
nilai barang sebagai berikut :
1. Nilai penggunaan objektif
2. Nilai penggunaan subjektif
3. Nilai pertukaran objektif
4. Nilai pertukaran subjektif
Dalam pemenuhan kepuasan ada
dua hukum sebagai berikut :
1. Hukum Gossen I
Jika pemuasan kebutuhan dijalankan
terus menerus, maka kenikmatan
akan terus-menerus berkurang
sampai akhirnya datang kekenyangan
(kejenuhan)
2. Hukum Gossen II
Tiap-tiap manusia akan beruhsana
memenuhi berbagai kebutuhannya
dengan seimbang
Merumuskan antara daya guna dengan barang yang dikonsumsikan
U=f(X1;X2;…….Xn)
U=UTIL: Alat pendekatan untuk mengukur kepuasan
Pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen:
 Cardinal Approach
 Ordinal Approach
- Dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur
secara pasti
- Nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna
marginal (Marginal Utility.MU)
- Konsumen bersikap sarional konsumen
bertujuan memaksimalkan utilitas
- Guna Batas (MU)
-
𝑀𝑈𝑥
𝑃𝑥
=
𝑀𝑈𝑦
𝑃𝑦
=
𝑀𝑈𝑧
𝑃𝑧
- Dinyatakan secara kuantitatif dan
dapat diukur secara pasti
- Nilai guna total (total utility/TU)
dan nilai guna marginal
(Marginal Utility.MU)
- Konsumen bersikap sarional
konsumen bertujuan
memaksimalkan utilitas
- Guna Batas (MU)
-
𝑀𝑈𝑥
𝑃𝑥
=
𝑀𝑈𝑦
𝑃𝑦
=
𝑀𝑈𝑧
𝑃𝑧
 Utility bisa diukur dengan uang
 Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
 Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal
 ada 3 kelemahan pada the cardinalist approach:
 Asumsi yang digunakan keliru(doubtful), bahwa kepuasaan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Padahal sesungguhnya
tidak bersifat objektif melainkan subjektif
 Gambaran utility dari uang yang konstan adalah tidak realistic
 Anggapan terjadinya dimishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
 Adanya kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan
Ordinal menyatakan bahwa utilitas seseorang tdk dapat diukur dengan numerik
tetapi bisa diungkapkan dengan cara
 yg pertama secara ordinal dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dsb.
 Cara yang kedua diukur melalui ordinal atau ranking, fenomena ini
dinyatakan dgn kurca kepuasan sama atau Indifference curve(ic).
 Konsumen selalu bersifat rasional
 Nilai guna dari uang bersifat konstan
 Utility dinyatakan ordinal
 Berlaku hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal
utility)
 The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
 Consistency and transitity of choice
 Sifat IC
 Berlaku hukum diminishing rate of return,
jika menambah bang x maka barang y akan
dikurangi
 Cembung terhadap titik 0 origin
 Dua IC tidak akan saling berpotongan
 Berubahnya titik pada grafik diakibatkan
perubahan jumlah barang yang dapat dibeli
oleh konsumen
 Jika terjadi kumpulan kurva IC, seakin jauh
kurvanya dari titik origin maka utilitasnya
semakin besar
 Garis anggaran (budget line)
 BPx.(X) + Py.Y
 B : Anggaran
 Px : tingkat harga X
 Py : tingkat harga Y
 Keseimbangan konsumen
 Keseimbangan konsumen optimal
 Slope BL = Slope IC
 Slope IC = MRS =
𝑀𝑈𝑌
𝑀𝑈𝑋
 Slope BL =
𝑃𝑌
𝑃𝑋

𝑃𝑌
𝑃𝑋
=
𝑀𝑈𝑌
𝑀𝑈𝑋

𝑀𝑈𝑌
𝑃𝑦
=
𝑀𝑈𝑋
𝑃𝑋
 Berubahnya salah satu dari harga
 Berbubahnya pendapatan konsumen
 Perubahan harga pada barang normal dan
inferior
 Perubahan harga pada barang
 Perubahan harga pada barang inferior
 Penggambaran kurva Engel dari kurva ICC
 Bentuk indifference curve
 Kurva indifference yang linear
menunjukkan substitusi sempurna
 Kurfa indifference curve yang berupa huruf
L menunjukkan barang komplemen
 Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk indifidu tidaklah mudah
 Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang x tidak
secara otomatis terjadi karena masih ada faktor faktor lain yang membuat konsumen tetap
padvide a barang x atau meninggalkan barang x
 IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising past behavior of
stock
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Konsep jangka pendek :
Proses produksi tertentu dimana hanya ada satu
factor produksi yang bervariabel
Konsep jangka panjang :
Faktor produksi dapat diubah-ubah
jumlahnya sehingga produsen
mempunyai kesempata nuntuk
mendapatkan kombinasi yang
paling efisien
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output sebagai berikut :
Bentuk umum : Q = F (C, L, B, S)
Fungsi bentuk linear : Q = a + bX
Fungsi Kuadrat : Q = a + b1X + b2X2
Fungsi kubik : Q = a + b1X + b2X2 + b3X3
Bentuk Umum
Q = a + bX
Q = a + b1X + b2X2 + b3X3
Fungsi Kuadrat : Q = a + b1X + b2X2
Hukum Tambahan hasil yang semakin berkurang
(The Law of Diminishing Returnt)
Hubungan antara TP, AP dan MP
- Jika Ap semakin bertambah maka MP > AP
- Jika Ap makz maka MP = Ap
- Jika AP berkurang maka MP < AP
Tahapan dalam fungsi produksi
- Tahap I : Mulai dari titik asal (0)
sampai titik maksimum rata-rata (AP)
- Tahap II : mulai dari titik pada saat
produk rata-rata (AP) mencapai titik
maksimal sampai pada saat ptoduksi
total (TP) mencapai maksimal atau
pada saat produksi marginal (MP) = 0,
AP dan MP semakin berkurang tetapi
MP masih positif
- Tahap III : AP dan TP pada tahap ini
semakin berkurang dan MP menjadi
negative karena luas tanah tetap dan
labor ditambah terus sehinggga terjadi
ketidakefisiensian tanah dan labor.
ISOQUANT merupakan kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang
menghasilkan suatu tingkatan output tertentu.
Yang memiliki sifat sebagai berikut :
- Cembung kearah titik origin
- Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
- Terletak di kanan menunjukkan jumlah
produksi
- Kurva tidak boleh berpotongan
Bentuk Isoquant lain
Bentuk Isoquant Input - output
ISOCOST merupakan kurva yang
menunjukkan kedudukan dan titik
yang menunjukkan kombinasi barang
atau factor produksi dengan jumlah
anggaran tertentu dan dapat berubah
sebagai berikut :
- Harga factor produksi labor turun
atau naik factor lain tetap
- Harga factor produksi capital turun
atau naik sedang lainnya tetap
- Jumlah modal berkurang atau
bertambah
Labor naik atau turun Kapital naik atau turun Modal berkurang atau
bertambah
Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen untuk menjelaskannya membutuhkan
dua alat pokok yaitu anggaran belanja dan peta isoquant.
Ekuiibrium produsen diartikan sebagai suatu keadaan seimbang antara produsen mendapatkan
keuntungan maksimal dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tinfkat produksi atau dalam
penggunaan faltor-faktornya.
Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebutdengan
jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi dan pada saat itu perusahaan
menghasilkan dengan kombinasi factor produksi yang paling rendah biayanya.
Jalur perluasan suatu garis yang menunjukkan
titik-titik lead cost combination (LCC) di
berbagai isoquant
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah Labor dan C adalah kapital
sedangkan Q adalah output maka :
- L + C akan menghasilkan Q
- Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan bertambah
- aL + AC menghasilkan bQ
- Apabila ternjadi
- b>a disebut dengan increasing return to scale
- b=a disebut dengan constan return to scale
- B<a disebut dengan decreasing return to scale
increasing return to scale decreasing return to scale
constan return to scale
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah Labor dan C adalah kapital
sedangkan Q adalah output maka :
- L + C akan menghasilkan Q
- Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan bertambah
- aL + AC menghasilkan bQ
- Apabila ternjadi
- b>a disebut dengan increasing return to scale
- b=a disebut dengan constan return to scale
- B<a disebut dengan decreasing return to scale
- Fungsi produksi membentuk peta isoquant
- Peta isoquant tidak saling berpotongan
- Semakin jauh peta isoquant dari origin semakin
besar output
- Dengan memperhatikan peta isoquant maka dapat
menentukan kombinasi factor produksi untuk
tingkat output tertentu
- Jika terjadi perubahan ongkos sedangkan lainnya
tetap maka akan terjadi pergeseran kurva isocost ke
kanan atau ke kiri
- Garis yang menghubungkan semua titik
keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara
isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan
(expantion path)
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli
dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjual-belikan
(terjadinya transaksi jual-beli suatu barang)
Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro
menjadi empat golongan besar
 Pasar Persaingan Sempurna
 Pasar Persaingan Monopolistik
 Pasar Monopoli
 Pasar Oligopoli
Keempat bentuk pasar yang ada memiliki ciri-ciri yang berbeda yang akan
terpapar sebagai berikut :
CIRI –CIRI
PASAR
PERSAINGAN
SEMPURNA
PASAR
PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
PASAR
MONOPOLI
PASAR
OLIGOPOLI
Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
Kondisi produk
yang dijual
Identik substitusi
Hampir sama
namun masih
dapat dibedakan
Barang standar /
berbeda corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat / sempurna
Kekuasaan
menentukan
harga
Tidak ada Sedikit
Jika tanpa kerja
sama sedikit.
Dengan kerja
sama sangat
besar
Sangat besar
CIRI –CIRI
PASAR
PERSAINGAN
SEMPURNA
PASAR
PERSAINGAN
MONOPOLISTI
K
PASAR
MONOPOLI
PASAR
OLIGOPOLI
Kemungkinan
keluar / masuk
Sangat tidak
mudah, tidak
ada hambatan
Cukup mudah
Hambatan cukup
kuat
Tidak mungkin
Reaksi rival
Tidak ada reaksi
dari pesaing jika
terjadi
perubahan
jumlah dan
harga
Hampir tidak
ada reaksi sari
pesaing jika
terjadi
perubahan
jumlah dan
harga
Karena penjual
hanya satu apa
yang dilakukan
produsen tidak
ada reaksi
Setiap Tindakan
berkaitan
dengan harga
dan jumlah akan
mendapatkan
reaksi dari rival
Persaingan di
luar harga
Tidak ada
Sangat besar,
terutama dalam
bidang iklan,
mutu serta
desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang berbeda
corak
Memelihara
hubungan baik
dengan
masyarakat
Contoh
Transaksi di
sector hasil
pertanian
Perusahaan
sepatu, baju dan
sabun
Pabrik baja,
mobil, sepeda
motor,
handphone
Kereta api,
listrik
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus
yang sejajar dengan sumbu horizontal yaitu sumbu jumlah barang.
JUMLAH PENJUAL
DAN PEMBELI
SANGAT BANYAK
BARANG YANG
DIPERJUAL BELIKAN
HOMOGEN / IDENTIK
PENJUAL BISA
KELUAR MASUK DI
PASAR DENGAN
MUDAH
INFORMASI
TERHADAP PASAR
SEMPURNA
Harga barang akan
tetap karena masing-
masing penjual hanya
merupakan bagian
yang kecil dari seluruh
pembeli dan penjual
yang ada di pasar
Semua jenis barang
yang ditawarkan oleh
seluruh penjual sama.
Jadi produksi satu
penjual merupakan
substitusi yang
sempurna dengan hasil
produksi penjual yang
lain. Sehingga
konsumen dapat
mendapatkan barang
yang sama dari penjual
yang berbeda
Penjual baru maupun
yang lama bebas untuk
masuk dan
meninggalkan pasar
sehingga tidak ada
hambatan dalam
mengusahakan
produksi atau berjualan
pada suatu pasar.
Informasi yang ada
dapat menyebar
dengan cepat. Baik
pembeli maupun
penjual memiliki
akses untuk
informasi yang ada di
pasar
Akibat dari ciri-ciri yang ada maka dapat menggambarkan kurva permintaan yang
dihadapi perusahaan sebagai penjual atau produsen barang
HARGA
(P)
JUMLAH
(Q)
TR = PQ
AR =
TR/Q
MR = TR2-
TR1
$10 50 $500 $10 -
$10 60 $600 $10 $10
$10 70 $700 $10 $10
$10 80 $800 $10 $10
$10 90 $900 $10 $10
$10 100 $1000 $10 $10
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi maksimal, harga
dan jumlah produk yang diperjual-belikan ditetapken dengan kaidah MC=MR
 Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba
 Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian
yang minimum
 Menentukan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh normal
income
Laba maksimal adalah sebesar
OP1. dengan harga sebesar OP1 besar TR
adalah OP1KQ1. sedangkan besarnya
adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC)
adalah sebesar PIP2LK. Besarnya AC
besar OP2 dan laba per unit P1P2
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar P=OP1 dan
Q=001
Harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. dengan
harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. sedangkan besarnya TR adalah
OP1L01. total rugi (TR-TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar
OP2 dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin rugi minimal
adalah sebesar P=OP2 dan Q=001
Harga yang menjamin laba
normal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1. Dengan harga
sebesar OP1 besarnya TC adalah
OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR
adalah sama OP1KQ1.
Harga dan jumlah yang
diproduksi yang menjamin laba normal
adalah sebesar P=OP1 dan Q=0Q1
 Kondisi perusahaan dalam
persaingan sempurna dalam
periode jangka pendek
Jangka pendek adalah
jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi
kenaikan opermintaan barang dan
setiap produsen tidak mampu untuk
menaikkan produksinya serta tidak
cukup waktu bagi perusahaan-
pperusahaan untuk menambah
perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka waktu pendek
perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami tiga hal
berikut
- Mendapat laba super normal
- Mendapat laba normal
- Menderita kerugian
 Kondisi perusahaan dalam
persaingan sempurna dalam periode
jangka Panjang
Jangka Panjang adalah
jangka waktu yang cukup lama
dimana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau
masih dapat mendirikan perusahaan-
perusahaan baru untuk menaikkan
produksinya apabila terjadi kenaikan
permintaan barang
1
KEBURUKANNYA
Tidak ada inovasi dan membatasi
pilihan konsumen. Produk yang
diperjual belikan identic dan
perusahaan harus bekerja dengan
efisien agar tidak mengalami kerugian
sehingga produk yang diperjual
belikan tidak ada inovasi
KEBAIKANNYA
Ada alokasi sumber daya yang efisien
dan adanya kebebasan bertindak.
Persaingan pada perusahaan yang
berbeda dalam persaingan sempurna
sangat ketat. Oleh karena itu, agar
tidak mengalami kerugian perusahaan
harus bekerja se efesien mungkin
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Terdapat dua unsur model
pasar persaingan monopoli.
 Jenis barang tersebut hanya satu macam.
 Jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh
yang berarti pada penjual lainnya.
Teori persaingan monopolistik memberikan alat analisis baru. Perbedaan produk menyebabkan
sebagian konsumen lebih menyukai produk yang dijual oleh penjual tertentu dibanding yang
dijual oleh penjual lain. Hal ini berpengaruh pada kurva permintaan penjual lain, nantinya kurva
ini akan miring sedikit ke bawah. Biasanya kurva yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis
dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
 Monopoli adalah suatu keadaan dimana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada
perusahaan pesaing.
 Produk yang dijual oleh monopolis harus dengan mudah dibedakan dengan barang yang dijual
dalam perekonomian.
 Industri satu perusahaan
 Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
 Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri
 Dapat mempengaruhi penentuan harga
 Promosi iklan kurang diperlukan
 Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan lain
 Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (ecomomic of scale)
hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi
 Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan
Mudahnya akses bagi suatu perusahaan untuk memasuki suatu pasar dapat berdampak dengan
masuknya perusahaan-perusahaan lainnya. Pada pasar monopoli, hal ini dapat dicegah dengan
melakukan beberapa cara sebagai berikut:
 Penguasana barang mentah
 Memberikan hak paten
 Terbatasnya pasar
 Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
 Perusahaan menghasilkan output sebesar Q
 Pada tingkat biaya C per unit
 Menjual output pada tingkat harga P
 Laba = (P – C) Q merujuk pada PP’C’C
 Laba maksimum
 Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar
 Kurva permintaan yang dihadapi : kurva permintaan pasar
 Perbedaan antara perusahaan persaingan murni dan moopoli
 Menghadapi kurva permintaan atas produknya
 Lebih banyak dijual oleh sebab itu harga harus lebih rendah
 Untuk menjual output yang lebih besar, monopolis harus menurunkan harga
 Output tertentu monopoli akan mencapai penerimaan maksimum
Ada suatu pengertian yang umum bahwa seorang monopolis harus membuat untung,
ada atau tidaknya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh
monopolis dan keadaan biayanya.
 Monopolis yang mendapatkan keuntungan
 Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas
 Monopolis yang mendapat kerugian
 Monopolis merupakan satu-satunya penjual
 Equilibrium perusahaan individu = equilibrium pasar
 Produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR = MC
 Harga sebesar OP1 biaya rata
 TR = TC
 AC = P
 TR = OP1KQ
 TC = OQKP1
 TC>TR dalam jangka pendek
 Ongkos rata rata naik
 Ac jangka pendek > harga jual
 Dalam jangka pendek mengalami kerugian
 TR = OPLQ
 TC = OP2KQ
Pada topik kerugian dan pengaturan monopoli dibagi menjadi dua sub bab yakni
 Kerugian adanya monopoli
 Output yang kebih kecil
 Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
 Efisiensi ekonomi
 Promosi penjualan
 Pengaturan monopoli oleh pemerintah
 Pengaturan harga
 Pengaturan harga pad akasus monopoli murni dengan decrasing cost
 Perpajakan
Adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmati
keuntungan di atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk kerugian lain.
OUTPUT YANG LEBIH
KECIL
• Mengeluarkan biaya produksi
rata-rata minimum yang sama
untuk barang yang lebih
sedikit
• Bisa terjadi kerugian apabila
perusahaan murni berali ke
perusahaan monopoli
HALANGAN BAGI
PERUSAHAAN YANG
HENDAK MASUK PASAR
• Tidak ada masuknya
perusahaan baru maka akan
terjadi laba jangka panjang.
• Otuput yang dihasilkan
semakin meluas.
PROMOSI PENJUALAN
 Promosi untuk menggeser kurva
permintaan ke kanan
 Jika dapat meyakinkan konsumen
mengenai pentingnya produk tersebut
maka elastisitas pada harga dapat
dikurangi
EFISIENSI EKONOMI
• Tidak menggunakan sumber
daya pada tingkat efisiensi
maksimum.
• Mempergunakan sumber tetap
• Dan tidak diefisiensikan
• Output perusahaan tidak
optimum
 Pemerintah dapat menentukan harga tertinggi di
bawah harga keseimbangan MR = MC
 Pengaturan harga maksimum ini menguntungkan
konsumen
 Maksimum keuntungan 0Q1 harga tertinggi OP1,
MC OP2
 Hanya beroperasi pada bagian AC menurun
(Decreasing Cost)
 Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P =
AC (Posisi L)
 Tetap mewajibkan P = MC
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lupsum) dan dapat
bersifat khusus (specific).
PAJAK LUPSUM
• Dipengaruhi oleh jumlah
barang yang dihasilkan
perusahaan
• Sifatnya seperti biaya tetap
• Harga OP3 output OQ
• Laba dari P1P2LN menjadi
P2P3LM
PAJAK KHUSUS (SPECIFIC)
 Pajak persatuan barang
 Mengurangi output OQ2 menjadi OQ1
 Menaikkan harga OP3 menjadi OP4
 Keuntungan berkurang PP3LN menjadi P2P3LM
MONOPOLI DAN EKONOMI EFISIENSI
 Mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri
KASUS EKONOMI TERHADAP MONOPOLI
 Untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejateraan
konsumen dan masyarakat.
 Harga monopoli lebih tinggi dari biaya marginal dan rata-rata.
INEFISIENSI DIBAWAH MONOPOLI
 Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang intensif untuk berinvestasi
dalam ide baru.
 Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industry yang kompetitif.
 Keuntungan MC = MR harga Q2
PMON
 Kenaikan PMON mengurangi
surplus konsumen
 Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau
oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar.
 Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang berbeda, dan dampak
dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin
ada dalam suatu industri pada setiap saat dalam waktu.
 Semakin pasar di mana monopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek
kompetisi internasional yang terus berkembang.
 Monopoli mampu mendorong biaya
marjinal lebih rendah dalam jangka
panjang, menemukan sebuah output
ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga
yang kompetitif.
 Keuntungan monopoli, penelitian dan
pengembangan, serta efisiensi dinamis
sebagai perusahaan mampu mendapatkan
keuntungan abnormal dalam jangka
panjang.
 seorang produsen monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar. Oleh karena
itu, produsen tersebut harus berusaha memperluas pasar, misalnya dengan mengadakan
promosi dan advertensi mengenal barang-barang yang dihasilkannya.
 Perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi
harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya
produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih.
 Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih.
 Memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang
berbeda.
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
 Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam.
 Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
 Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli.
Di bawah kondisi-kondisi seperti ini, penjual akan
membagi para pembeli ke dalam dua kelompok atau lebih dan
kemudian memungut harga yang lebih tinggi kepada pembeli
yang elastisitas permintaannya lebih rendah. Ingat bahwa
permintaan yang inelastis berarti keinginan/kebutuhan yang
lebih mendesak. Mereka yang dapat membayar lebih diharuskan
membayar lebih banyak. Pembeli-pembeli lain dengan elastisitas
permintaan yang lebih elastis yang mempunyai barang pengganti
atau tak dapat membayar mahal (dipungut bayaran yang lebih
rendah).
Bila diskriminasi terjadi,
maka elastisitas
permintaan bukan biaya
produksi mengatur harga.
Seorang diskriminator
harga akan
memaksimumkan
keuntungan dengan
menetapkan pada tingkat
harga dan output pada MC
= MR.
Agar diskriminasi harga berjalan, penjual harus dapat mencegah terjadinya penjualan kembali
barang-barang yang dibeli dengan harga murah kepada pembeli yang dikenai harga yang lebih mahal
karena penjualan kembali akan menurunkan harga yang tinggi (untuk pembeli yang lebih kaya).
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
 Diskriminasi harga derajat pertama
 Diskriminasi harga derajat kedua
 Diskriminasi harga derajat ketiga
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT PERTAMA
Diskriminasi harga derajat
pertama merupakan
keadaan di mana seorang
produsen monopolis
berusaha sepenuhnya
mengambil surplus
konsumen.
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KEDUA
Produsen mengenakan
harga yang berbeda
untuk setiap kelompok
jumlah pembelian yang
berbeda. Diskriminasi
derajat dua adalah versi
yang lebih sederhana, di
mana penjual hanya
dapat menetapkan harga
dengan menurunkan
kelompok-kelompok
harga.
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KETIGA
Diskriminasi harga dapat
terjadi dalam berbagai
kondisi, dari pengelompokan
yang sederhana sampai yang
rumit. Penjual dan pembeli
dapat menentukan
pengelompokan ini sendiri-
sendiri atau bersama-sama.
Pengelompokan ini
merupakan sistem
pengelompokan yang stabil
atau berubah-ubah sesuai
dengan respons terhadap
kondisi yang berubah-ubah.
Ada 2 syarat yang harus dipenuhi :
 Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan
dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan
harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin
dipertahankan Sang Monopolis.
 Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara
pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi
harga tidak akan berhasil.
Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara Sang
Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar.
Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
 Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual
mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inelastis,
sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya.
 Setiap kurva permintaan mempunyai kurva
pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb.
Perusahaan berusaha memaksimumkan
keuntungan total dengan menawarkan output
kepada setiap kelompok harga di mana MC =
MR.
 Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2 dengan biaya produksi MC yang
konstan sebesar OL. Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada
kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas
permintaan yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis.
Pada gambar di atas terlihat yang lebih elastis lebih condong mendatar kurvanya.
Tujuan kebijakan diskrimasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk
kedua pasar, Agar labanya maksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC =
MR.
Dosen Pengampu :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Program Studi Akuntansi
Pasar oligopoli adalah jenis pasar yang memiliki jumlah produsen dan konsumen yang tidak
seimbang, keadaan dimana hanya ada sedikit penjual sehingga tindakantindakan seorang produsen
akan mendorong prosuden lain untuk bereaksi.
Ciri lain Oligopoli yang dikemukakan oleh Doulas adalah :
1. Penjual bersifat homogen
2. Ada dua produsen atau lebih
3. Memerlukan strategi marketing yang matang
4. Harga saing relative sama
5. Sulit ditembus produsen baru
6. Kebijakan dari produsen baru
7. Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain
Ciri lain Oligopoli yang dikemukakan oleh Doulas adalah :
1. Penjual bersifat homogen
2. Ada dua produsen atau lebih
3. Memerlukan strategi marketing yang matang
4. Harga saing relative sama
5. Sulit ditembus produsen baru
6. Kebijakan dari produsen baru
7. Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain
Dalam pasar oligopoli memiliki beberapa model kurva demand antara lain sebagai berikut :
1. Model Cournot
2. Model Bertrand
3. Model Chamberlin
4. Model Kurva Permintaan Patah
5. Model Stackelberg
Model Cournot merupakan model dengan anggapan bahwa barang yang dihasilkan oleh dua
perusahaan adalah sama dan bersifat substitute sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
Contoh : missal ada dua sumber ait mineral yang sama dan dimiliki oleh dua perusahaan yang
berbeda. Anggaplah bahwa tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan sumber-sumber
tersebut (operating with zero cost), serta mereka menjual output di pasar yang mempunyai kurva
permintaan linier dengan slope negative.
 Produksi peruusahaan pertama
 ½ - 1/8 – 1/32 – 1/128 - … = 1/3
 Produksi perusahaan kedua
 ¼ + 1/16 + 1/64 + 1/256 +...= 1/3
 Mereka bersama-sama memproduksi dua
pertiga output yang dipersaingkan, dimana P11
= |TC= (1, atau dengan kata lain
mereka memproduksi 2/3 dari (1).
Misalkan Kurva permintaan yang dihadapi
duopoly adalah :
Q = a + bx
b.0
Q = Q1 + Q2
Q = jumlah output total
Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan
pertama
Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan
kedua
a = konstanta
b = Slope / kemiringan garis
permintaan
*Kurva marginal revenue (MR)
dari masing-masing duopoly tidak
perlu sama. Apabila keadaan
duopolies tidak sama besarnya,
maka perusahaan yang mempunyai
ukuran / skala usaha yang lebih
besar akan memiliki 1/1R yang
lebih kecil
Karena P > 0 dan b < 0 maka dapat
bahwa semakin besar Qi, akan
semakin kecil MR.
Sekarang seandainya struktur
ongkos yang dihadapi duopolis
adalah berbeda:
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis
harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau
kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
Model Bertrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoly
memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa
pun yang ditentukan oleh perusahaan
Model Bertrand mernggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu
menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan.
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di harga pasar ditetapkan satu harga.
Tingkat harga ini merupakan kesepakatan Bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar
untuk memaksimumkan keuntungannya.
Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaung itu akan mengambil
kebijakan untuk melawan Tindakan tersebut.
Model Kurva Permintaan Patah atau The Kinked – Demand Model merupakan model yang
sering dijumpai dan memiliki tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva
permintaan yang patah, yaitu :
1. Terdapat industry yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk.
2. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lain dalam
industry akan mengikuti menandingi penurunan harga
3. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industry tidak
mengikutinya
Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal. Jika
perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya,
maka perusahaan pesaing akan menandingi
kebijakan tersebut dengan menurunkan harga
juga.
Merupakan pengembangan dari model Cournot, dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoly cukup kuat untuk menjadi leader sehingga perusahaan pesaing
mengakuinya dapat berperikalku halnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot.
Perusahaan A yang kuat menduga perusahaan
pesaingnya akan bereaksi atas kurva reaksinya.
Perusahaan A menentukan tingkat output di titik a
(Qa) yang dapat memaksimalkan keuntungannya.
Sedangkan Perusahaan B menghasilkan output
sebesar Qb
Apabila ada dua perusahaan besar yang ingin menjadi leader maka
keseimbangan pasar bersifat tidak stabil yang disebut dengan Stacklberg
disequilibrium dan gejalanya terlihat dari perang harga.
Apabila perusahaan A menghasilkan output Q1
dengan harga P1 dan kurva permintaan D1 dengan
menggunakan asumsi harga perusahaan lain tidak
berubah jika harga diturunkan menjadi P2 maka
permintaan menjadi Q2
Oleh karena itu perusahaan menurunkan harga dan
mengalami kenaikan volume penjualan maka
perusahaan lainnya akan kehilangan volume
penjualan.
Ketika dalam kondisi volume penjualan menurun
maka perusahaan lain juga akan menurunkan harga
produksi sendiri. Tindakan ini menggeser
perusahaan A turun ke kurva permintaan D2 yang
menyebabkan permintaan perusahaan A menjadi Q3
pada tingkat harga P2
Jika mencoba terus bergerak pada kurva D2 maka perusahaan lain akan
menekan perusahaan untuk berpindah pada kurva lain
Dalam pasar oligopoly apabila perusahaan
menurunkan harga maka permintaan akan bertambah
ke C1 harga ke P2 maka permintaan akan bertambah
ke B1
- Pelanggan perusahaan membeli barang yang
harganya turun.
- Pelanggan lain membatalkan pembeliannya
Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan C. menaikkan harga P3
permintaan di titik A1 karena reaksi perusahaan mengubah harga maka
kurva menjadi D1ED2
Model pasar oligopoly ini mempunyai beberaoa model dalam menetapkan harga produknya,
diantaranya yang paling banya ditemui dengan menggunakan dua metode yaitu :
1. Metode kartel
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership)
Terjadi Tindakan perang harga yang bertujuan untuk
menaikkan volume enjualan dari suatu penjual.
Sebab utama dari terjadinya perang harga adalah
karena adanya ketergantungan (interdependency)
antara penjual satu dengan yang lain.
Kurva D1 untuk penjual 1 dan kurva D2 untuk
penjual lainnya. Harga yang nyaman untuk kedua
kurva adalah OP2 dengan D1 dan D2 pada titik yang
sama.
Jika ada penjual yang menurunkan harga menjadi
OP1 maka permintaan akan bertambah menjadi OQ4
Pesaing lain akan menurunkan harga pada titik yang
sama namun hanya mendapatkan permintaan sebesar
OQ3
Jika penjual yang menaikkan harga tidak ada yang
mengikuti tindakannya. Sehingga penjual harus
menanggung kerugian berub=pa berkurangnya
volume penjualan.
Inilah yang disebut dengan rigid (kaku) sehingga
kurva permintaannya patah (kinked)
Di satu pihak oligopoly menimbulkan efek negative dalam bentuk :
- Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoly
dalam jangka Panjang
- Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal.
- Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC : seperti
dalam kasus monopoli).
- Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat
makro.
Struktur pasar oligopoly memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-diam atau secara
terang-terangan. Ada tiga factor yang memungkinkan terjadinya Kerjasama, yaitu :
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara
mereka dan mereka bertikdak secara monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama, mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti
Tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan Kerjasama
3. Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam
industry.
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11

More Related Content

Similar to TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11

Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxFitriaIntanNovianti
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2MiranaLavenia
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14febygalih
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5Miqdamuntaqo Fer
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxSukmaAsri
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxHestyTyas1
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5Miqdamuntaqo Fer
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7ImelTiana
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5CharismaBayuRamadhan
 
Ekonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdfEkonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdfIpheSambas1
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2 Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2 PrawiraAndika
 
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxTUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxMarcellWillardS
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxAnggunPratiwi31
 
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptx
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptxpermintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptx
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptxblazingfox472
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makroteuku1234567
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxMarcellWillardS
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxZukét Printing
 

Similar to TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11 (20)

Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
 
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5TUGAS AKHIR  PTE MIKRO KELOMPOK 5
TUGAS AKHIR PTE MIKRO KELOMPOK 5
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
 
Tugas akhir micro
Tugas akhir microTugas akhir micro
Tugas akhir micro
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
 
Ekonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdfEkonomika Mikro.pdf
Ekonomika Mikro.pdf
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2 Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2
 
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptxTUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
TUGAS EKONOMI MIKRO KELOMPOK 08.pptx
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 8 - KELAS J.pptx
 
Makalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaranMakalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaran
 
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptx
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptxpermintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptx
permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi mikro.pptx
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11

  • 1. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 2. Siti Ambar Mukti NBI. 1222200063 Evy Yance NBI. 1222200064 Nurul Laily NBI. 1222200066
  • 3. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 4. Permintaan akan timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut. Keinginan ini timbul karena barang dan jasa itu mempunyai "nilai". Dalam kenyataannya, tidak setiap keinginan konsumen bisa terwujud. Tergantung apakah permintaannya dapat terealisasi dalam transaksi atau tidak. Karena permintaan adalah salah satu unsur penting dalam menentukan harga sesuatu barang, sedangkan keinginan bukanlah suatu unsur yang turut menentukan harga
  • 5. Hukum permintaan menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah barang di minta mekanisme sebagai berikut: “Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang". Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana. Hal-hal yang menyebabkan tidaklah sukar diketahui. Sebagai contoh, kenaikan harga barang barang karena kebijaksanaan kenaikan harga BBM di Indonesia
  • 6. Permintaan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut : 1. Harga barang 2. Jenis barang 3. Rasa dan keinginan konsumen untuk membeli 4. Kuantitas konsumsi 5. Kuantitas barang tersedia 6. Ada atau tidaknya barang substitusi / pengganti 7. Harga barang lain 8. Pendapatan konsumen 9. Waktu serta tempat transaksi
  • 7. Kurva permintaan merupakan kurva yang terbentuk dari permintaan konsumen terhadap barang yang diproduksi. Semakin rendah harga barang yang ada di pasar maka akan semakin besar kuantitas pembelian konsumen terhadap suatu barang. Sehingga kurva permintaan berjalan dari kiri atas ke kanan bawah. *sumbu y sebagai harga dan sumbu x sebagai kuantitas barang.
  • 8. Kurva Permintaan dapat berubah dengan bergeser ke kanan atau ke kiri karena dua hal yaitu : 1. Perubahan harga barang 2. Perubahan faktor lain selain harga
  • 9. Penawaran adalah hubungan antara harga dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual oleh penjual. Dikarenakan adanya kebutuhan akan barang dan jasa, maka sebagian dari masyarakat ada yang bertindak untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Golongan ini disebut golongan produsen. Golongan produsen ini menciptakan penawaran. Istilah penawaran ini dalam teori ekonomi mempunyai arti berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu.
  • 10. Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus. Hukum tersebut berarti apabila harga meningkat maka barang yang ditawarkan akan meningkat karena keuntungan yang akan didapat oleh produsen juga akan meningkat sedangkan apabila harga turun maka barang yang akan ditawarkan oleh produsen juga akan menurut sebab keuntungan yang dapat diraih akan menurun.
  • 11. Faktor yang mempengaruhi penawaran produsen adalah : 1. Berubahnya harga input variable 2. Perubahan teknologi 3. Perubahan iklim 4. Perubahan komoditas lainnya 5. Biaya untuk memperoleh factor produksi 6. Pajak dan subsidi 7. Harapan harga 8. Tujuan perusahaan
  • 12. Kurva supply sendiri dibagi menjadi dua yakni : 1. Kuva yang tunduk dengan Hukum Penawaran 2. Kurva yang tidak tunduk dengan Hukum Penawaran
  • 13. kurva memperlihatkan kuantitas maksimal dalam satu unit waktu yang akan dijual oleh penjual dengan berbagai pilihan harga di pasar. Pada setiap harga tertentu penjual bersedia menjual lebih sedikit, tetapi tidak dapat didorong untuk menjual lebih banyak dari yang telah ditentukan.
  • 14. Kurva S3 merupakan kurva penawaran untuk jangka waktu yang sangit pendek, di mana produsen tidak dapat menambah/tidak sempat menambahjum produksinya. Kurva S1 dan kurva 52 kedua-duanya dapat merupakan kurva penawaran jangka panjang. Jangka panjangnya di sini dalam artian bahwa jangka waktu tersebut cukup panjang untuk memungkinkan produsen menyesuaikan pemakaian semua faktor produksi terhadap perubahan permintaan.
  • 15. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 16. Harga keseimbangan terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran. Pada harga keseimbangan konsumen bersedia membeli suatu barang dalam jumlah tertentu dan produsen bersedia menjual barang sesuai dengan harga pada permintaan yang diajukan konsumen sehingga terjadi keseimbangan antara konsumen dan produsen. Jika permintaan melebihi barang yang ditawarkan akan terjadi peningkatan harga, sebaliknya jika penawaran melebihi jumlah yang diminta maka harga akan menurun.
  • 17. Harga keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan dua cara yakni secara grafik dan secara matematis.
  • 18. Perubahan pada permintaan konsumen serta penawaran dapat mengubah harga dan kuantitas pasar sebagai berikut : 1. Harga pasar berubah jika penawaran bertambah sedangkan permintaan tetap 2. Harga pasar berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan penawaran tetap 3. Perubahan keseimbangan jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan penawaran menurun
  • 19. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 20. Respond atau reaksi berubahnya jumlah barang yang diminta (dibeli) bisa besar atauoun bisa juga kecil. Mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas.
  • 21. Dalam teori elastisitas terdapat beberapa konsep yang harus diingat sebagai berikut : 1. Bila koefisien dari elastisitas tak hingga adalah (Ꙍ) maka elastisitasnya disebut dengan perfect elastis (sangat elastis) 2. Koefisien eleastistas > 1 disebut elastis 3. Koefisien eleastistas < 1 disebut inelastic 4. Koefisien eleastistas = 1 disebut unitary elastic 5. Koefisien elastisitas = 0 disebut perfec inelastic
  • 22. ARC ELASTICITY (Elastisitas Busur) memperbandingkan presentase perubahan harga dengan presentase perubahan yang diminta atau ditawarkan. Dengan rumus awal :
  • 23. Bisa menggunakan rumus ini, apabila data mengalami perubahan posisi maka nilai yang muncul akan berbeda sehingga digunakan nilai tengah dari data untuk menentukan nilai elastisitas sebagai berikut :
  • 24. POINT ELASTICITY mengukur angka elastisitaas harga dari permintaan pada suatu titik untuk mengukur elastisitas titik :
  • 25. Untuk melakukan penyelesaian elastisitas dapat menggunakan konsep sebagai berikut : Rumus Utama Menentukan TR Ed > 1 harga naik : TR Turun = Harga turun : TR naik Ed = 1 harga naik : TR tetap = Harga turun : TR tetap Ed < 1 harga naik : TR naik = harga turun : TR turun Melihat kecondongan Kurva
  • 26. Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain, jika kita lihat barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap barang Y sama dengan presenatsi perubahan barang X yang dibeli dibagian dengan presentasi P harga barang Y
  • 27.
  • 28.
  • 29. Konsepnya sama persis dengan konsep elastisitas permintaan. Rumus untuk pengukuran koefisien juga sama : Dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul menenai tanda koefisien elastisitas, kecuali dalam keadaan yang tak biasa, yaitu mengenai kurva yang miring ke bawah, jadi X dan P adalah positif keduanya atau negative keduanya. Oleh sebab itu koefisien elastisitas selalu positif
  • 31. Elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perbahan pendapatan. Dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah atau mengurangi pembelian barang bila pendapatan berubah Jika berupa fungsi :
  • 32. Perubahan Permintaan Barang Lux karena Adanya Kenaikan Income Perubahan Permintaan Barang inferior karena Adanya Kenaikan Income
  • 33. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 34. Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahanbahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha
  • 35. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi: Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost) Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untukmewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost) Merupakan biaya- biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan- kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatanproduksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
  • 36. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi. 2. Bahan-bahan pembantu atau penolong. 3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur 4. Penyusutan peralatan produksi 5. Uang modal, sewa 6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi 7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. Pajak
  • 37. Dalam hubungan dengan tujuan : 1. Biaya langsung (direct cost) 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) Dalam hubungan dengan kegiatan volume 1. Biaya tetap total (total fixed cost/FC) 2. Biaya variable total (Total Variable Cost/VC) 3. Biaya total (Total cost/TC) 4. Biaya tetap rata-rata (Aaverange Fixed cost/AFC)
  • 38. a. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/AC) Biaya total jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah output. Rumus: LAC = LTC/Q b. Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC) Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalahsama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal jangka panjangdapat dihitung dengan rumus: LMC = ∂LTC/ ∂Q c. Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cust/LTC) Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untukmemproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jangka panjang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
  • 39. .Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alamyang dapat dimanfaatkan manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia) Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jas.
  • 40. Sumber Daya Modal Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Sumber Daya Pengusaha Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor- faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien1 .
  • 41. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 42. Konsumen memiliki perilaku yang didasari oleh nilai barang sebagai berikut : 1. Nilai penggunaan objektif 2. Nilai penggunaan subjektif 3. Nilai pertukaran objektif 4. Nilai pertukaran subjektif Dalam pemenuhan kepuasan ada dua hukum sebagai berikut : 1. Hukum Gossen I Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus menerus, maka kenikmatan akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan) 2. Hukum Gossen II Tiap-tiap manusia akan beruhsana memenuhi berbagai kebutuhannya dengan seimbang
  • 43. Merumuskan antara daya guna dengan barang yang dikonsumsikan U=f(X1;X2;…….Xn) U=UTIL: Alat pendekatan untuk mengukur kepuasan Pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen:  Cardinal Approach  Ordinal Approach
  • 44. - Dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti - Nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (Marginal Utility.MU) - Konsumen bersikap sarional konsumen bertujuan memaksimalkan utilitas - Guna Batas (MU) - 𝑀𝑈𝑥 𝑃𝑥 = 𝑀𝑈𝑦 𝑃𝑦 = 𝑀𝑈𝑧 𝑃𝑧 - Dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti - Nilai guna total (total utility/TU) dan nilai guna marginal (Marginal Utility.MU) - Konsumen bersikap sarional konsumen bertujuan memaksimalkan utilitas - Guna Batas (MU) - 𝑀𝑈𝑥 𝑃𝑥 = 𝑀𝑈𝑦 𝑃𝑦 = 𝑀𝑈𝑧 𝑃𝑧
  • 45.  Utility bisa diukur dengan uang  Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)  Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal
  • 46.  ada 3 kelemahan pada the cardinalist approach:  Asumsi yang digunakan keliru(doubtful), bahwa kepuasaan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Padahal sesungguhnya tidak bersifat objektif melainkan subjektif  Gambaran utility dari uang yang konstan adalah tidak realistic  Anggapan terjadinya dimishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
  • 47.  Adanya kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan Ordinal menyatakan bahwa utilitas seseorang tdk dapat diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan dengan cara  yg pertama secara ordinal dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dsb.  Cara yang kedua diukur melalui ordinal atau ranking, fenomena ini dinyatakan dgn kurca kepuasan sama atau Indifference curve(ic).
  • 48.  Konsumen selalu bersifat rasional  Nilai guna dari uang bersifat konstan  Utility dinyatakan ordinal  Berlaku hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility)  The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi  Consistency and transitity of choice
  • 49.  Sifat IC  Berlaku hukum diminishing rate of return, jika menambah bang x maka barang y akan dikurangi  Cembung terhadap titik 0 origin  Dua IC tidak akan saling berpotongan  Berubahnya titik pada grafik diakibatkan perubahan jumlah barang yang dapat dibeli oleh konsumen  Jika terjadi kumpulan kurva IC, seakin jauh kurvanya dari titik origin maka utilitasnya semakin besar
  • 50.  Garis anggaran (budget line)  BPx.(X) + Py.Y  B : Anggaran  Px : tingkat harga X  Py : tingkat harga Y  Keseimbangan konsumen  Keseimbangan konsumen optimal  Slope BL = Slope IC  Slope IC = MRS = 𝑀𝑈𝑌 𝑀𝑈𝑋  Slope BL = 𝑃𝑌 𝑃𝑋  𝑃𝑌 𝑃𝑋 = 𝑀𝑈𝑌 𝑀𝑈𝑋  𝑀𝑈𝑌 𝑃𝑦 = 𝑀𝑈𝑋 𝑃𝑋
  • 51.  Berubahnya salah satu dari harga  Berbubahnya pendapatan konsumen  Perubahan harga pada barang normal dan inferior  Perubahan harga pada barang  Perubahan harga pada barang inferior
  • 52.  Penggambaran kurva Engel dari kurva ICC  Bentuk indifference curve  Kurva indifference yang linear menunjukkan substitusi sempurna  Kurfa indifference curve yang berupa huruf L menunjukkan barang komplemen
  • 53.  Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk indifidu tidaklah mudah  Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang x tidak secara otomatis terjadi karena masih ada faktor faktor lain yang membuat konsumen tetap padvide a barang x atau meninggalkan barang x  IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising past behavior of stock
  • 54. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 55. Konsep jangka pendek : Proses produksi tertentu dimana hanya ada satu factor produksi yang bervariabel Konsep jangka panjang : Faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempata nuntuk mendapatkan kombinasi yang paling efisien Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output sebagai berikut : Bentuk umum : Q = F (C, L, B, S) Fungsi bentuk linear : Q = a + bX Fungsi Kuadrat : Q = a + b1X + b2X2 Fungsi kubik : Q = a + b1X + b2X2 + b3X3
  • 56. Bentuk Umum Q = a + bX Q = a + b1X + b2X2 + b3X3 Fungsi Kuadrat : Q = a + b1X + b2X2
  • 57. Hukum Tambahan hasil yang semakin berkurang (The Law of Diminishing Returnt) Hubungan antara TP, AP dan MP - Jika Ap semakin bertambah maka MP > AP - Jika Ap makz maka MP = Ap - Jika AP berkurang maka MP < AP Tahapan dalam fungsi produksi - Tahap I : Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum rata-rata (AP) - Tahap II : mulai dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat ptoduksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marginal (MP) = 0, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif - Tahap III : AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negative karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehinggga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor.
  • 58. ISOQUANT merupakan kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkatan output tertentu. Yang memiliki sifat sebagai berikut : - Cembung kearah titik origin - Menurun dari kiri atas ke kanan bawah - Terletak di kanan menunjukkan jumlah produksi - Kurva tidak boleh berpotongan
  • 59. Bentuk Isoquant lain Bentuk Isoquant Input - output
  • 60.
  • 61. ISOCOST merupakan kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik yang menunjukkan kombinasi barang atau factor produksi dengan jumlah anggaran tertentu dan dapat berubah sebagai berikut : - Harga factor produksi labor turun atau naik factor lain tetap - Harga factor produksi capital turun atau naik sedang lainnya tetap - Jumlah modal berkurang atau bertambah
  • 62. Labor naik atau turun Kapital naik atau turun Modal berkurang atau bertambah
  • 63. Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen untuk menjelaskannya membutuhkan dua alat pokok yaitu anggaran belanja dan peta isoquant. Ekuiibrium produsen diartikan sebagai suatu keadaan seimbang antara produsen mendapatkan keuntungan maksimal dan tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tinfkat produksi atau dalam penggunaan faltor-faktornya. Perusahaan dikatakan menghasilkan produksi yang optimum apabila perusahaan tersebutdengan jumlah anggaran tertentu dapat menghasilkan jumlah produksi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi factor produksi yang paling rendah biayanya.
  • 64. Jalur perluasan suatu garis yang menunjukkan titik-titik lead cost combination (LCC) di berbagai isoquant
  • 65. Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah Labor dan C adalah kapital sedangkan Q adalah output maka : - L + C akan menghasilkan Q - Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan bertambah - aL + AC menghasilkan bQ - Apabila ternjadi - b>a disebut dengan increasing return to scale - b=a disebut dengan constan return to scale - B<a disebut dengan decreasing return to scale
  • 66. increasing return to scale decreasing return to scale constan return to scale
  • 67. Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah Labor dan C adalah kapital sedangkan Q adalah output maka : - L + C akan menghasilkan Q - Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan bertambah - aL + AC menghasilkan bQ - Apabila ternjadi - b>a disebut dengan increasing return to scale - b=a disebut dengan constan return to scale - B<a disebut dengan decreasing return to scale
  • 68. - Fungsi produksi membentuk peta isoquant - Peta isoquant tidak saling berpotongan - Semakin jauh peta isoquant dari origin semakin besar output - Dengan memperhatikan peta isoquant maka dapat menentukan kombinasi factor produksi untuk tingkat output tertentu
  • 69. - Jika terjadi perubahan ongkos sedangkan lainnya tetap maka akan terjadi pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri - Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expantion path)
  • 70. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 71. Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjual-belikan (terjadinya transaksi jual-beli suatu barang) Para ahli ekonomi menggolongkan pasar secara teori ekonomi mikro menjadi empat golongan besar  Pasar Persaingan Sempurna  Pasar Persaingan Monopolistik  Pasar Monopoli  Pasar Oligopoli
  • 72. Keempat bentuk pasar yang ada memiliki ciri-ciri yang berbeda yang akan terpapar sebagai berikut : CIRI –CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK PASAR MONOPOLI PASAR OLIGOPOLI Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak Kondisi produk yang dijual Identik substitusi Hampir sama namun masih dapat dibedakan Barang standar / berbeda corak Tidak ada substitusi yang dekat / sempurna Kekuasaan menentukan harga Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja sama sedikit. Dengan kerja sama sangat besar Sangat besar
  • 73. CIRI –CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTI K PASAR MONOPOLI PASAR OLIGOPOLI Kemungkinan keluar / masuk Sangat tidak mudah, tidak ada hambatan Cukup mudah Hambatan cukup kuat Tidak mungkin Reaksi rival Tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan jumlah dan harga Hampir tidak ada reaksi sari pesaing jika terjadi perubahan jumlah dan harga Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen tidak ada reaksi Setiap Tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah akan mendapatkan reaksi dari rival Persaingan di luar harga Tidak ada Sangat besar, terutama dalam bidang iklan, mutu serta desain Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak Memelihara hubungan baik dengan masyarakat Contoh Transaksi di sector hasil pertanian Perusahaan sepatu, baju dan sabun Pabrik baja, mobil, sepeda motor, handphone Kereta api, listrik
  • 74. Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal yaitu sumbu jumlah barang.
  • 75. JUMLAH PENJUAL DAN PEMBELI SANGAT BANYAK BARANG YANG DIPERJUAL BELIKAN HOMOGEN / IDENTIK PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR DENGAN MUDAH INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA Harga barang akan tetap karena masing- masing penjual hanya merupakan bagian yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada di pasar Semua jenis barang yang ditawarkan oleh seluruh penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. Sehingga konsumen dapat mendapatkan barang yang sama dari penjual yang berbeda Penjual baru maupun yang lama bebas untuk masuk dan meninggalkan pasar sehingga tidak ada hambatan dalam mengusahakan produksi atau berjualan pada suatu pasar. Informasi yang ada dapat menyebar dengan cepat. Baik pembeli maupun penjual memiliki akses untuk informasi yang ada di pasar
  • 76. Akibat dari ciri-ciri yang ada maka dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan sebagai penjual atau produsen barang HARGA (P) JUMLAH (Q) TR = PQ AR = TR/Q MR = TR2- TR1 $10 50 $500 $10 - $10 60 $600 $10 $10 $10 70 $700 $10 $10 $10 80 $800 $10 $10 $10 90 $900 $10 $10 $10 100 $1000 $10 $10
  • 77. Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi maksimal, harga dan jumlah produk yang diperjual-belikan ditetapken dengan kaidah MC=MR  Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba  Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian yang minimum  Menentukan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh normal income
  • 78. Laba maksimal adalah sebesar OP1. dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. sedangkan besarnya adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar PIP2LK. Besarnya AC besar OP2 dan laba per unit P1P2 Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P=OP1 dan Q=001
  • 79. Harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. sedangkan besarnya TR adalah OP1L01. total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P=OP2 dan Q=001
  • 80. Harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedangkan besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P=OP1 dan Q=0Q1
  • 81.  Kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam periode jangka pendek Jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan opermintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- pperusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka waktu pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal berikut - Mendapat laba super normal - Mendapat laba normal - Menderita kerugian
  • 82.  Kondisi perusahaan dalam persaingan sempurna dalam periode jangka Panjang Jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan- perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang 1
  • 83. KEBURUKANNYA Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjual belikan identic dan perusahaan harus bekerja dengan efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjual belikan tidak ada inovasi KEBAIKANNYA Ada alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berbeda dalam persaingan sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja se efesien mungkin
  • 84. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 85. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopoli.  Jenis barang tersebut hanya satu macam.  Jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti pada penjual lainnya.
  • 86. Teori persaingan monopolistik memberikan alat analisis baru. Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk yang dijual oleh penjual tertentu dibanding yang dijual oleh penjual lain. Hal ini berpengaruh pada kurva permintaan penjual lain, nantinya kurva ini akan miring sedikit ke bawah. Biasanya kurva yang dihadapi oleh perusahaan sangat elastis dalam batas harga tertentu karena berbagai barang substitusi tersedia bagi produknya.
  • 87. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 88.  Monopoli adalah suatu keadaan dimana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.  Produk yang dijual oleh monopolis harus dengan mudah dibedakan dengan barang yang dijual dalam perekonomian.
  • 89.  Industri satu perusahaan  Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip  Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri  Dapat mempengaruhi penentuan harga  Promosi iklan kurang diperlukan
  • 90.  Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain  Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (ecomomic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi  Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan
  • 91. Mudahnya akses bagi suatu perusahaan untuk memasuki suatu pasar dapat berdampak dengan masuknya perusahaan-perusahaan lainnya. Pada pasar monopoli, hal ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa cara sebagai berikut:  Penguasana barang mentah  Memberikan hak paten  Terbatasnya pasar  Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
  • 92.  Perusahaan menghasilkan output sebesar Q  Pada tingkat biaya C per unit  Menjual output pada tingkat harga P  Laba = (P – C) Q merujuk pada PP’C’C  Laba maksimum
  • 93.  Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar  Kurva permintaan yang dihadapi : kurva permintaan pasar  Perbedaan antara perusahaan persaingan murni dan moopoli  Menghadapi kurva permintaan atas produknya  Lebih banyak dijual oleh sebab itu harga harus lebih rendah
  • 94.  Untuk menjual output yang lebih besar, monopolis harus menurunkan harga  Output tertentu monopoli akan mencapai penerimaan maksimum
  • 95. Ada suatu pengertian yang umum bahwa seorang monopolis harus membuat untung, ada atau tidaknya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh monopolis dan keadaan biayanya.  Monopolis yang mendapatkan keuntungan  Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas  Monopolis yang mendapat kerugian
  • 96.  Monopolis merupakan satu-satunya penjual  Equilibrium perusahaan individu = equilibrium pasar  Produk yang dijual tidak menuruti kaidah MR = MC  Harga sebesar OP1 biaya rata
  • 97.  TR = TC  AC = P  TR = OP1KQ  TC = OQKP1
  • 98.  TC>TR dalam jangka pendek  Ongkos rata rata naik  Ac jangka pendek > harga jual  Dalam jangka pendek mengalami kerugian  TR = OPLQ  TC = OP2KQ
  • 99. Pada topik kerugian dan pengaturan monopoli dibagi menjadi dua sub bab yakni  Kerugian adanya monopoli  Output yang kebih kecil  Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar  Efisiensi ekonomi  Promosi penjualan  Pengaturan monopoli oleh pemerintah  Pengaturan harga  Pengaturan harga pad akasus monopoli murni dengan decrasing cost  Perpajakan
  • 100. Adanya monopoli bukan hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa menikmati keuntungan di atas keuntungan yang wajar tetapi ada bentuk kerugian lain. OUTPUT YANG LEBIH KECIL • Mengeluarkan biaya produksi rata-rata minimum yang sama untuk barang yang lebih sedikit • Bisa terjadi kerugian apabila perusahaan murni berali ke perusahaan monopoli HALANGAN BAGI PERUSAHAAN YANG HENDAK MASUK PASAR • Tidak ada masuknya perusahaan baru maka akan terjadi laba jangka panjang. • Otuput yang dihasilkan semakin meluas.
  • 101. PROMOSI PENJUALAN  Promosi untuk menggeser kurva permintaan ke kanan  Jika dapat meyakinkan konsumen mengenai pentingnya produk tersebut maka elastisitas pada harga dapat dikurangi EFISIENSI EKONOMI • Tidak menggunakan sumber daya pada tingkat efisiensi maksimum. • Mempergunakan sumber tetap • Dan tidak diefisiensikan • Output perusahaan tidak optimum
  • 102.  Pemerintah dapat menentukan harga tertinggi di bawah harga keseimbangan MR = MC  Pengaturan harga maksimum ini menguntungkan konsumen  Maksimum keuntungan 0Q1 harga tertinggi OP1, MC OP2
  • 103.  Hanya beroperasi pada bagian AC menurun (Decreasing Cost)  Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (Posisi L)  Tetap mewajibkan P = MC
  • 104. Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya (lupsum) dan dapat bersifat khusus (specific). PAJAK LUPSUM • Dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan • Sifatnya seperti biaya tetap • Harga OP3 output OQ • Laba dari P1P2LN menjadi P2P3LM
  • 105. PAJAK KHUSUS (SPECIFIC)  Pajak persatuan barang  Mengurangi output OQ2 menjadi OQ1  Menaikkan harga OP3 menjadi OP4  Keuntungan berkurang PP3LN menjadi P2P3LM
  • 106. MONOPOLI DAN EKONOMI EFISIENSI  Mengevaluasi biaya dan manfaat dari bisnis dengan otot industri KASUS EKONOMI TERHADAP MONOPOLI  Untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan efisiensi ekonomi dan kesejateraan konsumen dan masyarakat.  Harga monopoli lebih tinggi dari biaya marginal dan rata-rata. INEFISIENSI DIBAWAH MONOPOLI  Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan monopoli kurang intensif untuk berinvestasi dalam ide baru.  Perbandingan antara persaingan sempurna monopoli dan sebuah industry yang kompetitif.
  • 107.  Keuntungan MC = MR harga Q2 PMON  Kenaikan PMON mengurangi surplus konsumen
  • 108.  Salah satu kesulitan dalam menilai konsekuensi kesejahteraan dari monopoli, duopoli, atau oligopoli terletak dalam mendefinisikan tepat apa yang sebenarnya merupakan pasar.  Dalam hampir setiap industri pasar tersegmentasi menjadi produk yang berbeda, dan dampak dari globalisasi membuat sulit untuk mengukur tingkat kekuatan monopoli sejati yang mungkin ada dalam suatu industri pada setiap saat dalam waktu.  Semakin pasar di mana monopoli tampak ada sebenarnya menjadi perebutan karena efek kompetisi internasional yang terus berkembang.
  • 109.  Monopoli mampu mendorong biaya marjinal lebih rendah dalam jangka panjang, menemukan sebuah output ekuilibrium Q2 dan harga di bawah harga yang kompetitif.  Keuntungan monopoli, penelitian dan pengembangan, serta efisiensi dinamis sebagai perusahaan mampu mendapatkan keuntungan abnormal dalam jangka panjang.
  • 110.  seorang produsen monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar. Oleh karena itu, produsen tersebut harus berusaha memperluas pasar, misalnya dengan mengadakan promosi dan advertensi mengenal barang-barang yang dihasilkannya.  Perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih.  Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih.  Memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
  • 111. Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:  Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam.  Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.  Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli.
  • 112. Di bawah kondisi-kondisi seperti ini, penjual akan membagi para pembeli ke dalam dua kelompok atau lebih dan kemudian memungut harga yang lebih tinggi kepada pembeli yang elastisitas permintaannya lebih rendah. Ingat bahwa permintaan yang inelastis berarti keinginan/kebutuhan yang lebih mendesak. Mereka yang dapat membayar lebih diharuskan membayar lebih banyak. Pembeli-pembeli lain dengan elastisitas permintaan yang lebih elastis yang mempunyai barang pengganti atau tak dapat membayar mahal (dipungut bayaran yang lebih rendah). Bila diskriminasi terjadi, maka elastisitas permintaan bukan biaya produksi mengatur harga. Seorang diskriminator harga akan memaksimumkan keuntungan dengan menetapkan pada tingkat harga dan output pada MC = MR.
  • 113. Agar diskriminasi harga berjalan, penjual harus dapat mencegah terjadinya penjualan kembali barang-barang yang dibeli dengan harga murah kepada pembeli yang dikenai harga yang lebih mahal karena penjualan kembali akan menurunkan harga yang tinggi (untuk pembeli yang lebih kaya). Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :  Diskriminasi harga derajat pertama  Diskriminasi harga derajat kedua  Diskriminasi harga derajat ketiga
  • 114. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT PERTAMA Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KEDUA Produsen mengenakan harga yang berbeda untuk setiap kelompok jumlah pembelian yang berbeda. Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KETIGA Diskriminasi harga dapat terjadi dalam berbagai kondisi, dari pengelompokan yang sederhana sampai yang rumit. Penjual dan pembeli dapat menentukan pengelompokan ini sendiri- sendiri atau bersama-sama. Pengelompokan ini merupakan sistem pengelompokan yang stabil atau berubah-ubah sesuai dengan respons terhadap kondisi yang berubah-ubah.
  • 115. Ada 2 syarat yang harus dipenuhi :  Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis.  Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Langkah pertama dalam analisis diskriminasi harga adalah menentukan cara Sang Monopolis harus membagi penjualannya atas dua atau lebih pasar.
  • 116. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik  Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya.
  • 117.  Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC = MR.
  • 118.  Produsen memproduksi barang X sebanyak Q1Q2 dengan biaya produksi MC yang konstan sebesar OL. Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Pada gambar di atas terlihat yang lebih elastis lebih condong mendatar kurvanya. Tujuan kebijakan diskrimasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk kedua pasar, Agar labanya maksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC = MR.
  • 119. Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Akuntansi
  • 120. Pasar oligopoli adalah jenis pasar yang memiliki jumlah produsen dan konsumen yang tidak seimbang, keadaan dimana hanya ada sedikit penjual sehingga tindakantindakan seorang produsen akan mendorong prosuden lain untuk bereaksi. Ciri lain Oligopoli yang dikemukakan oleh Doulas adalah : 1. Penjual bersifat homogen 2. Ada dua produsen atau lebih 3. Memerlukan strategi marketing yang matang 4. Harga saing relative sama 5. Sulit ditembus produsen baru 6. Kebijakan dari produsen baru 7. Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain
  • 121. Ciri lain Oligopoli yang dikemukakan oleh Doulas adalah : 1. Penjual bersifat homogen 2. Ada dua produsen atau lebih 3. Memerlukan strategi marketing yang matang 4. Harga saing relative sama 5. Sulit ditembus produsen baru 6. Kebijakan dari produsen baru 7. Kebijakan dari produsen utama berpengaruh pada produsen lain
  • 122. Dalam pasar oligopoli memiliki beberapa model kurva demand antara lain sebagai berikut : 1. Model Cournot 2. Model Bertrand 3. Model Chamberlin 4. Model Kurva Permintaan Patah 5. Model Stackelberg
  • 123. Model Cournot merupakan model dengan anggapan bahwa barang yang dihasilkan oleh dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitute sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Contoh : missal ada dua sumber ait mineral yang sama dan dimiliki oleh dua perusahaan yang berbeda. Anggaplah bahwa tidak diperlukan biaya untuk mengoperasikan sumber-sumber tersebut (operating with zero cost), serta mereka menjual output di pasar yang mempunyai kurva permintaan linier dengan slope negative.
  • 124.  Produksi peruusahaan pertama  ½ - 1/8 – 1/32 – 1/128 - … = 1/3  Produksi perusahaan kedua  ¼ + 1/16 + 1/64 + 1/256 +...= 1/3  Mereka bersama-sama memproduksi dua pertiga output yang dipersaingkan, dimana P11 = |TC= (1, atau dengan kata lain mereka memproduksi 2/3 dari (1).
  • 125. Misalkan Kurva permintaan yang dihadapi duopoly adalah : Q = a + bx b.0 Q = Q1 + Q2 Q = jumlah output total Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = konstanta b = Slope / kemiringan garis permintaan *Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoly tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolies tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran / skala usaha yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang lebih kecil
  • 126. Karena P > 0 dan b < 0 maka dapat bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda:
  • 127. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 128. Model Bertrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoly memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan Model Bertrand mernggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan.
  • 129. Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di harga pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan Bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaung itu akan mengambil kebijakan untuk melawan Tindakan tersebut.
  • 130. Model Kurva Permintaan Patah atau The Kinked – Demand Model merupakan model yang sering dijumpai dan memiliki tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu : 1. Terdapat industry yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. 2. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lain dalam industry akan mengikuti menandingi penurunan harga 3. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya dalam industry tidak mengikutinya
  • 131. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal. Jika perusahaan oligopolis menurunkan harga jualnya, maka perusahaan pesaing akan menandingi kebijakan tersebut dengan menurunkan harga juga.
  • 132. Merupakan pengembangan dari model Cournot, dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoly cukup kuat untuk menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperikalku halnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot.
  • 133. Perusahaan A yang kuat menduga perusahaan pesaingnya akan bereaksi atas kurva reaksinya. Perusahaan A menentukan tingkat output di titik a (Qa) yang dapat memaksimalkan keuntungannya. Sedangkan Perusahaan B menghasilkan output sebesar Qb Apabila ada dua perusahaan besar yang ingin menjadi leader maka keseimbangan pasar bersifat tidak stabil yang disebut dengan Stacklberg disequilibrium dan gejalanya terlihat dari perang harga.
  • 134. Apabila perusahaan A menghasilkan output Q1 dengan harga P1 dan kurva permintaan D1 dengan menggunakan asumsi harga perusahaan lain tidak berubah jika harga diturunkan menjadi P2 maka permintaan menjadi Q2 Oleh karena itu perusahaan menurunkan harga dan mengalami kenaikan volume penjualan maka perusahaan lainnya akan kehilangan volume penjualan.
  • 135. Ketika dalam kondisi volume penjualan menurun maka perusahaan lain juga akan menurunkan harga produksi sendiri. Tindakan ini menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan D2 yang menyebabkan permintaan perusahaan A menjadi Q3 pada tingkat harga P2 Jika mencoba terus bergerak pada kurva D2 maka perusahaan lain akan menekan perusahaan untuk berpindah pada kurva lain
  • 136. Dalam pasar oligopoly apabila perusahaan menurunkan harga maka permintaan akan bertambah ke C1 harga ke P2 maka permintaan akan bertambah ke B1 - Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. - Pelanggan lain membatalkan pembeliannya Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga P1 dan P2 perubahan permintaan akan ke titik B dan C. menaikkan harga P3 permintaan di titik A1 karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva menjadi D1ED2
  • 137. Model pasar oligopoly ini mempunyai beberaoa model dalam menetapkan harga produknya, diantaranya yang paling banya ditemui dengan menggunakan dua metode yaitu : 1. Metode kartel 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership)
  • 138. Terjadi Tindakan perang harga yang bertujuan untuk menaikkan volume enjualan dari suatu penjual. Sebab utama dari terjadinya perang harga adalah karena adanya ketergantungan (interdependency) antara penjual satu dengan yang lain.
  • 139. Kurva D1 untuk penjual 1 dan kurva D2 untuk penjual lainnya. Harga yang nyaman untuk kedua kurva adalah OP2 dengan D1 dan D2 pada titik yang sama. Jika ada penjual yang menurunkan harga menjadi OP1 maka permintaan akan bertambah menjadi OQ4
  • 140. Pesaing lain akan menurunkan harga pada titik yang sama namun hanya mendapatkan permintaan sebesar OQ3 Jika penjual yang menaikkan harga tidak ada yang mengikuti tindakannya. Sehingga penjual harus menanggung kerugian berub=pa berkurangnya volume penjualan. Inilah yang disebut dengan rigid (kaku) sehingga kurva permintaannya patah (kinked)
  • 141.
  • 142. Di satu pihak oligopoly menimbulkan efek negative dalam bentuk : - Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoly dalam jangka Panjang - Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. - Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC : seperti dalam kasus monopoli). - Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
  • 143. Struktur pasar oligopoly memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-diam atau secara terang-terangan. Ada tiga factor yang memungkinkan terjadinya Kerjasama, yaitu : 1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertikdak secara monopolis. 2. Dengan mengadakan kerja sama, mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam arti Tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan Kerjasama 3. Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industry.