1. Integral kompleks merupakan integral fungsi bernilai kompleks di sepanjang lintasan tertentu.
2. Terdapat sifat-sifat integral kompleks seperti integral lintasan yang berlawanan akan meniadakan dan nilai integral kompleks untuk lingkaran berpusat di suatu titik bernilai iΟ.
3. Integral kompleks dapat digunakan untuk menghitung nilai integral di sepanjang lintasan yang terdiri dari beberapa penggal garis.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
Dokumen tersebut merupakan catatan kuliah tentang Teori Bilangan (MX 127) yang mencakup beberapa bab seperti aksioma dasar bilangan bulat, bukti dengan induksi, keterbagian, kongruensi, faktorisasi, algoritma Euclid, dan fungsi-fungsi bilangan teoritik."
1. Barisan (xn) terbatas dan monoton turun. Limitnya adalah 2.
2. Barisan (xn) terbatas antara 0 dan 1/2 dan monoton naik. Limitnya adalah 1/2.
3. Barisan (xn) terbatas dibawah oleh βa dan monoton turun. Limitnya adalah βa.
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
1. Integral kompleks merupakan integral fungsi bernilai kompleks di sepanjang lintasan tertentu.
2. Terdapat sifat-sifat integral kompleks seperti integral lintasan yang berlawanan akan meniadakan dan nilai integral kompleks untuk lingkaran berpusat di suatu titik bernilai iΟ.
3. Integral kompleks dapat digunakan untuk menghitung nilai integral di sepanjang lintasan yang terdiri dari beberapa penggal garis.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan riil dan kompleks. Bilangan kompleks didefinisikan sebagai bilangan berbentuk a + bi, dimana a dan b adalah bilangan riil dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik pada bidang kompleks dan operasi aljabar bilangan kompleks memiliki interpretasi geometris.
Dokumen tersebut merupakan catatan kuliah tentang Teori Bilangan (MX 127) yang mencakup beberapa bab seperti aksioma dasar bilangan bulat, bukti dengan induksi, keterbagian, kongruensi, faktorisasi, algoritma Euclid, dan fungsi-fungsi bilangan teoritik."
1. Barisan (xn) terbatas dan monoton turun. Limitnya adalah 2.
2. Barisan (xn) terbatas antara 0 dan 1/2 dan monoton naik. Limitnya adalah 1/2.
3. Barisan (xn) terbatas dibawah oleh βa dan monoton turun. Limitnya adalah βa.
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Dokumen tersebut membahas metode deret pangkat untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang menyatakan solusi dalam bentuk deret tak hingga. Metode ini memungkinkan penyelesaian untuk fungsi-fungsi analitik dengan mengembangkannya menjadi deret pangkat konvergen di sekitar titik tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang koefisien binomial yang merupakan bilangan yang muncul dari hasil penjabaran ekspresi pemangkatan dua variabel seperti (a + b)n. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa koefisien binomial dapat ditentukan menggunakan rumus kombinasi dan dibuktikan menggunakan teorema binomial.
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
The document appears to be a scanned collection of pages from a book or manual. It contains images of many pages with text and diagrams but no clear overall narrative or topic. The pages discuss a variety of technical topics including electrical components, wiring diagrams, schematics and other engineering concepts. However, without being able to read the full text it is difficult to determine the overall purpose or focus of the material presented.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang teori bilangan dan konsep pembagian bilangan bulat;
(2) Terdapat definisi dan teorema-teorema yang menjelaskan relasi antara bilangan yang membagi bilangan lain;
(3) Beberapa contoh soal dan pembahasan juga disajikan untuk membuktikan teorema-teorema tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Fungsi merupakan konsep penting dalam matematika. Dokumen ini membahas kekontinuan fungsi pada bilangan kompleks. Definisi kekontinuan fungsi adalah bahwa fungsi f(z) dikatakan kontinu di z0 jika batas fungsi ketika z mendekati z0 sama dengan nilai fungsi di z0. Dokumen ini juga membahas teorema-teorema terkait kekontinuan fungsi kompleks dan kekontinuan seragam.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang permutasi dan kombinasi, termasuk definisi, teorema, dan contoh soal latihan. Secara singkat, permutasi adalah jumlah urutan objek, sedangkan kombinasi adalah jumlah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya. Rumus untuk menghitung jumlah permutasi dan kombinasi diberikan beserta buktinya.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Dokumen tersebut membahas metode deret pangkat untuk menyelesaikan persamaan diferensial, yang menyatakan solusi dalam bentuk deret tak hingga. Metode ini memungkinkan penyelesaian untuk fungsi-fungsi analitik dengan mengembangkannya menjadi deret pangkat konvergen di sekitar titik tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang koefisien binomial yang merupakan bilangan yang muncul dari hasil penjabaran ekspresi pemangkatan dua variabel seperti (a + b)n. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa koefisien binomial dapat ditentukan menggunakan rumus kombinasi dan dibuktikan menggunakan teorema binomial.
Makalah ini membahas tentang pencerminan (refleksi) pada bidang datar. Definisi pencerminan dijelaskan sebagai fungsi yang memetakan titik ke titik lain sehingga membentuk sudut yang sama dengan sumbu refleksi. Sifat-sifat pencerminan seperti surjektif, injektif, dan melestarikan jarak juga dibuktikan sehingga pencerminan merupakan transformasi isometri. Contoh soal pencerminan juga diberikan unt
Dokumen tersebut membahas tentang grup siklik, termasuk definisi, contoh, teorema, dan latihan soalnya. Grup siklik dijelaskan sebagai grup yang dibangun oleh satu generator, dan subgrup siklik adalah subgrup yang dibangun oleh satu unsur. Beberapa contoh grup siklik dan subgrup siklik diberikan beserta buktinya.
The document appears to be a scanned collection of pages from a book or manual. It contains images of many pages with text and diagrams but no clear overall narrative or topic. The pages discuss a variety of technical topics including electrical components, wiring diagrams, schematics and other engineering concepts. However, without being able to read the full text it is difficult to determine the overall purpose or focus of the material presented.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang teori bilangan dan konsep pembagian bilangan bulat;
(2) Terdapat definisi dan teorema-teorema yang menjelaskan relasi antara bilangan yang membagi bilangan lain;
(3) Beberapa contoh soal dan pembahasan juga disajikan untuk membuktikan teorema-teorema tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Fungsi merupakan konsep penting dalam matematika. Dokumen ini membahas kekontinuan fungsi pada bilangan kompleks. Definisi kekontinuan fungsi adalah bahwa fungsi f(z) dikatakan kontinu di z0 jika batas fungsi ketika z mendekati z0 sama dengan nilai fungsi di z0. Dokumen ini juga membahas teorema-teorema terkait kekontinuan fungsi kompleks dan kekontinuan seragam.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang permutasi dan kombinasi, termasuk definisi, teorema, dan contoh soal latihan. Secara singkat, permutasi adalah jumlah urutan objek, sedangkan kombinasi adalah jumlah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya. Rumus untuk menghitung jumlah permutasi dan kombinasi diberikan beserta buktinya.
1. Dokumen membahas tentang fungsi eksponensial, termasuk pengertian, sifat-sifat, dan cara menggambar grafiknya.
2. Contoh soal dan penyelesaian persamaan eksponensial dijelaskan dengan berbagai bentuknya.
3. Fungsi eksponensial memetakan setiap bilangan real ke a^x dengan a > 0 dan a β 1.
Dokumen tersebut membahas beberapa buktian matematika terkait bilangan bulat, induksi matematika, dan keterbagian. Secara ringkas, dokumen tersebut membuktikan sifat-sifat dasar operasi bilangan bulat, menggunakan induksi untuk menghitung jumlah, dan membuktikan teorema keterbagian.
Dokumen tersebut membahas beberapa sifat dasar pertidaksamaan dan cara penyelesaiannya, di antaranya:
1. Pertidaksamaan bentuk f(x) < a diubah menjadi -a < f(x) < a
2. Pertidaksamaan f(x) > g(x) diubah menjadi f(x) + g(x) Γ [f(x) - g(x)] > 0
3. Pertidaksamaan a/b < c dengan b β 0, c > 0 diubah menj
Turunan fungsi kompleks dapat didefinisikan sebagai limit rasio perbedaan antara nilai fungsi dengan nilai fungsi di titik tersebut dibagi perbedaan antara variabel kompleks dengan titik tersebut ketika perbedaan variabel kompleks mendekati nol. Turunan dapat dihitung secara langsung menggunakan definisi atau menggunakan teknik turunan seperti aturan produk dan aturan rantai.
kapita selekta IV - materi Limit dan Turunan Fungsi
#vhannyfebian@yahoo.co.id
semoga bermanfaat :)
semoga dapat membantu tugas dan pekerjaan kalian, sobat :D amiinn...
Teorema nilai rata-rata cauchy dan aplikasinya dalam bidang matematika dan dalam bidang lain sebagai tugas presentasi mata kuliah Analisis Riil 2 semester 5
Teks tersebut membahas tentang fungsi logaritma, termasuk pengertian logaritma, grafik fungsi logaritma, sifat-sifat logaritma, dan persamaan logaritma.
Sisi Lain Distribusi Binomial dan NormalAgung Anggoro
Β
Membahas sisi lain dari distribusi Binomial dan Normal (Kurva normal secara kalkulus, hubungan antara dua distribusi). Menjawab pertanyaan seperti: bagaimana bentuk fungsi normal terbentuk, bagaimana muncul 1/akar(2pi), bagaimana menentukan peluang tanpa menggunakan tabel statistik, dsb.
File Tambahan:
Simulasi perhitungan luas dibawah kurva normal baku (https://drive.google.com/file/d/1kA3GYTps1tmtHBvjQ3Q6rSy1YPb70Q_g/view?usp=sharing)
Video Penjelasan Slide:
https://www.youtube.com/watch?v=FAs6m7MRFBI
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Β
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Β
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Β
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Β Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2.Β Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3.Β Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
5. Definisi Turunan
Jika π(π§) bernilai tunggal dalam suatu daerah π di bidang π§, maka
turunan fungsi π(π§) didefinisikan sebagai
πβ²
π§ = πππ
βπ§β0
π π§+βπ§ βπ(π§)
βπ§
(1)
asalkan limit ini ada, yaitu tidak bergantung dari caranya βπ§ β 0. D
alam hal ini kita mengatakan bahwa π(π§) mempunyai turunan (diff
erentiable) di π§. Dalam definisi 1 kita seringkali menggunakan β s
ebagai pengganti βπ§.
7. Fungsi Analitik
Jika turunan πβ²(π§) ada di semua titik π§ dari suatu daerah
π , maka π(π§) dikatakan analitik dalam π dan dinyatakan
sebagai fungsi analitik dalam π . Istilah regular (teratur) d
an holomorfik (holomorphic) seringkali digunakan sebag
ai pengganti istilah analitik.
Suatu fungsi π π§ dikatakan analitik di suatu titik
π§0 jika terdapat suatu lingkungan π§ β π§0 < πΏ sehingga
πβ²(π§) ada di setiap titik pada lingkungan tersebut.
8. Contoh 5.2
Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi berikut ini adalah analitik:
a. π π§ = 3π§4
b. π π§ = cos 2π§
a. 3π§4
= 3 π₯ + ππ¦ 4
= 3(π₯4
+ 4ππ₯3
π¦ β 6π₯2
π¦2
β 4ππ₯
b. π π§ = cos 2π§ =
π2 π₯+ππ¦ +πβ2 π₯+ππ¦
2
=
π2π₯
πππ 2π¦ + πβ2π₯
πππ (β2π¦)
2
=
π2π₯
(cos 2π¦ + π sin 2π¦) + πβ2π₯
(cos 2π¦ β π sin 2π¦)
2
=
(π2π₯
+πβ2π₯
) cos 2π¦ + π(π2π₯
β πβ2π₯
) sin 2π¦
2
Sehingga diperoleh fungsi :
π’ π₯, π¦ =
(π2π₯
+πβ2π₯
) cos 2π¦
2
π£ π₯, π¦ =
(π2π₯
βπβ2π₯
) sin 2π¦
2
ππ’
ππ₯
= π2π₯
β πβ2π₯
cos 2π¦ &
ππ’
ππ¦
= βπ2π₯
β πβ2π₯
sin 2π¦
ππ£
ππ₯
= π2π₯
+ πβ2π₯
sin 2π¦ &
ππ£
ππ¦
= π2π₯
β πβ2π₯
cos 2π¦
Jadi
ππ’
ππ₯
,
ππ’
ππ¦
,
ππ£
ππ₯
, dan
ππ£
ππ¦
kontinu di setiap titik (π₯, π¦).
Ternyata memenuhi syarat Cauchy-Riemann (C-R), yaitu:
ππ’
ππ₯
=
ππ£
ππ¦
dan
ππ’
ππ¦
= β
ππ£
ππ₯
Jadi π π§ = cos 2π§ adalah fungsi analitik
9. Persamaan Cauchy Riemann
Suatu syarat perlu agar π€ = π π§ = π’ π₯, π¦ + ππ£(π₯, π¦) analitik dalam suatu daerah π
adalah π’ dan π£ memenuhi persamaan Cauchy Riemann
ππ’
ππ₯
=
ππ£
ππ¦
,
ππ’
ππ¦
= β
ππ£
ππ₯
(2)
dan dapat dinyatakan πβ²
π§ = π’ π₯ + ππ£ π₯ = π£ π¦ β ππ’ π¦
Jika turunan parsial dalam (2) kontinu dalam π , maka persamaan Cauchy Riemann
adalah syarat cukup agar π(π§) analitik dalam π .
Fungsi π’ π₯, π¦ dan π£(π₯, π¦) seringkali dinamakan fungsi sekawan. Jika sal
ah satu dari padanya diberikan maka kita dapat menentukan yang lainnya (terlepas
dari suatu konstanta penjumlahan sebarang) sehigga π’ + ππ£ = π(π§) analitik.
Adapun bentuk polar dari persamaan Cauchy-Riemann, sebagai berikut:
Misalkan terdapat suatu fungsi kompleks π π§ = π’ π, π + ππ£(π, π) dengan π§ = ππ ππ
=
π(cos π + π sin π), dimana π’ = π, π = π cos π dan π£ = π sin π. Sehingga
ππ’
ππ
= cos π dan
ππ£
ππ
= π cos π
ππ£
ππ
= sin π dan
ππ’
ππ
= βπ sin π
Maka
ππ’
ππ
=
1
π
ππ£
ππ
dan
1
π
ππ’
ππ
= β
ππ£
ππ
, π β 0
Dan πβ²
π§ = (cos π0 β π sin π0) π’ π π0, π0 + π π£π(π0, π0)
10. Contoh 5.3
Buktikan bahwa fungsi πβ²(π§) ada untuk setiap z dari fungsi berikut :
a. π π§ = ππ§ + 5 b. π π§ = π§2
+ 5ππ§ + 3 β π
a. π π§ = ππ§ + 5 = π π₯ + ππ¦ + 5 = 5 β π¦ + π π₯ , sehing
ga π’ π₯ = 0, π’ π¦ = β1 dan π£ π₯ = 1, π£ π¦ = 0
Jadi π’ π₯, π’ π¦, π£ π₯, πππ π£ π¦ ada dan kontinu di setiap titik (x, y
).
Syarat Cauchi-Riemann(C-R), yaitu:
π’ π₯ = π£ π¦ dan π’ π¦ = βπ£ π₯ juga dipenuhi. Sehingga menurut
teorema, maka πβ²(π§) ada untuk setiap π§, yaitu πβ²
π§ =
π’ π₯ + ππ£ π₯ = 0 + π. 1 = π.
b. π π₯, π¦ = π₯ + ππ¦ 2
+ 5π π₯ + ππ¦ + 3 β π
= π₯2
β π¦2
+ 2π₯ππ¦ + 5ππ₯ β 5π¦ + 3 β π
= π₯2
β π¦2
β 5π¦ + 3 + π(2π₯π¦ + 5π₯ β 1),
Sehingga diperoleh fungsi:
π’ π₯, π¦ = π₯2
β π¦2
β 5π¦ + 3 dan π£ π₯, π¦ = 2π₯π¦ + 5π₯
β 1
ππ’
ππ₯
= 2π₯ dan
ππ’
ππ¦
= β2π¦ β 5
ππ£
ππ₯
= 2π¦ + 5 dan
ππ’
ππ¦
= 2π₯
Jadi
ππ’
ππ₯
,
ππ’
ππ¦
,
ππ£
ππ₯
, dan
ππ£
ππ¦
ada dan kontinu di setiap titik
(x,y).
Memenuhi syarat Cauchy-Riemann(C-R), yaitu:
ππ’
ππ₯
=
ππ£
ππ¦
dan
ππ’
ππ¦
= β
ππ£
ππ₯
Jadi πβ²
π§ =
ππ’
ππ₯
+ π
ππ£
ππ₯
= 2π₯ + π 2π¦ + 5 = 2π§ + 5π.
11. Contoh 5.3
Diketahui π π§ = π§β3
. Tentukan πβ²(π§) dalam bentuk koordinat kutub!
Cara penyelesaian:
π π§ = π§β3
= πβ3
(cos 3π β π sin 3π), maka :
π’ = πβ3
cos 3π, sehingga
ππ’
ππ
= β3πβ4
cos 3π
ππ’
ππ
= β3πβ3
sin 3π
π£ = βπβ3
sin 3π, sehingga β
ππ£
ππ
= β3πβ4
sin 3π
ππ£
ππ
= β3πβ3
cos 3π
Sehingga fungsi ini kontinu dan syarat Cauchy Riemann dipenuhi untuk semua
π§ β 0.
Jadi π π§ = π§β3
terdeferensial untuk π§ β 0.
Dengan demikian πβ²(π§) dalam koordinat kutub adalah :
πβ²
π§ = (cos 3π β π sin 3π)(β3π4
cos 3π β π 3πβ4
sin 3π)
= πππ β3π β3πβ4
πππ β3π
= β3πβ4
πππ (β6π)
12. β’ FUNGSI HARMONIK
02
π(π§) disebut fungsi harmonik di π· jika berlaku:
π2
π’
ππ₯2
+
π2
π’
ππ¦2
= 0 , πππ
π2
π£
ππ₯2
+
π2
π£
ππ¦2
= 0
Hubungan fungsi harmonik dengan Cauchy Riemann
Misal π π§ = π’ + ππ£ analitik di D
Karena π(π§) analitik maka berlaku
ππ’
ππ₯
=
ππ£
ππ¦
dan
ππ£
ππ₯
= β
ππ’
ππ¦
ππ’
ππ₯
=
ππ£
ππ¦
π
ππ₯
ππ’
ππ₯
=
π
ππ₯
ππ£
ππ¦
π2 π’
ππ₯2 =
π2 π£
ππ₯π¦
.........(1)
ππ£
ππ₯
= β
ππ’
ππ¦
π
ππ¦
ππ£
ππ₯
= β
π
ππ¦
ππ’
ππ¦
π2 π£
ππ₯π¦
=
π2 π’
ππ¦2 .........(2)
Maka, subtitusi (1) ke (2)
π2 π’
ππ₯2 = β
π2 π’
ππ¦2
π2 π’
ππ₯2 +
π2 π’
ππ¦2 = 0 (Terbukti)
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa
π2 π£
ππ₯2 +
π2 π£
ππ¦2 = 0
23. TITIK SINGULAR
οDefinisi :
Suatu titik dimana π(π§) tidak analitik dinamakan titik singular atau kesingularan π(π§).
οJenis :
1. Kesingularan terpencil (isolated singularities)
Titik π§ = π§0 dinamakan kesingularan terpencil dari π(π§) jika βπΏ > 0 sehingga
lingkaran pada π§ β π§0 = πΏ tidak memuat lagi titik singular selain π§0.
Contoh :
π π§ =
1
π§
maka π§ = π§0 = 0 merupakan titik singular terisolasi.
2. Pole
Titik π§ = π§0 dinamakan suatu pole bertingkat n jika
lim
π§βπ§0
π§ β π§0
π
π(π§) β 0 .
Jika n = 1, maka π§0 dinamakan suatu pole sederhana.
Contoh :
π π§ =
1
(π§β2)3 memiliki pole bertingkat 3 di π§ = 2.
24. TITIK SINGULAR
4. Kesingularan yang dapat dihapus
kan
Titik π§ = π§0 dinamakan kesingulara
n yang dapat dihapuskan dari π π§
jika lim
π§βπ§0
π π§ ada.
Contoh :
π π§ =
sin π§
π§
maka π π§ memiliki titi
k singular π§ = 0 .
π π§ dapat diubah menjadi fungsi
analitik sebagai berikut :
π π§ =
sin π§
π§
, π’ππ‘π’π π§ β 0
1 , π’ππ‘π’π π§ = 0
Hal tersebut dikarenakan
lim
π§β0
sin π§
π§
= 1 .
5. Kesingularan esensial
Titik π§ = π§0 yang bukan suatu
pole, titik cabang atau
kesingularan yang dapat
dihapuskan dinamakan
kesingularan esensial.
Contoh :
π π§ = π
1
(π§β2) memiliki suatu
kesingularan esensial di π§ = 2 .
3. Titik Cabang
Titik π§ = π§0 dari fungsi bernilai banyak
dinamakan titik cabang.
Contoh :
π π§ = (π§ β 3)
1
2 memiliki suatu titik cabang
di π§ = 3 .
25. TITIK SINGULAR
6. Kesingularan di tak berhingga
Titik π§ = β merupakan jenis kesingularan dari π π§ yang dinamakan dengan kesingularan
di tak berhingga, yang sama dengan π
1
π€
di π€ = 0 .
Contoh :
π π§ = π§3
memiliki suatu pole bertingkat 3 di π§ = β ,
karena π
1
π€
=
1
π€3 memiliki suatu pole bertingkat 3 di π€ = 0 .
26. Jika β π‘ dan π π‘ adalah fungsi peubah riil dengan perubah π‘
yang diandaikan kontinu pada π‘1 β€ π‘ β€ π‘2 , maka persamaan parameter
π§ = π₯ + ππ¦ = β π‘ + ππ π‘ = π§(π‘), π‘1 β€ π‘ β€ π‘2
mendefinisikan suatu kurva kontinu atau busur dalam bidang π§ , yang
menghubungkan titik-titik π = π§(π‘1) , dan π = π§(π‘2) .
KURVA
27. Jika π‘1 β π‘2 , sedangkan π§(π‘1) = π§(π‘2) , yaitu π = π , mak
a titik-titik ujungnya berimpit dan kurvanya dinamakan tertutup.
Suatu kurva tertutup yang tidak beririsan dengan dirinya sendiri
di setiap titiknya dinamakan suatu kurva tertutup sederhana.
28. CONTOH SOAL
1. Tentukan letak dan nama kesingularannya dari π π§ = sec
1
π§
dalam bidang z berhingga dan tentukan apakah kesingularannya
terpencil atau tidak.
Penyelesaian :
Karena π π§ = sec
1
π§
=
1
cos(
1
π§
)
, maka kesingularannya terjadi
bilamana cos
1
π§
= 0 , yaitu
1
π§
= 2π + 1
π
2
atau π§ =
2
(2π+1)π
dimana n = 0,Β±1, Β±2, Β±3, β¦ Juga karena π π§ tidak terdefinisi di z
= 0 maka z = 0 juga suatu kesingularan.
29. Menurut aturan LβHospital,
Jadi kesingularan π§ =
2
(2π+1)π
dimana n = 0,Β±1, Β±2, Β±3, β¦ adalah
pole bertingkat 1, yaitu pole sederhana. Perhatikan bahwa pole ini
terletak pada sumbu riil di z = π§ = Β±
2
π
, Β±
2
3π
, Β±
2
5π
, β¦ dan terdapat tak
berhingga banyaknya dalam suatu selang berhingga yang memuat
nol [lihat Gambar 3.9].
30. Karena tidak dapat ditentukan suatu bilangan bulat positif n sehingga
lim
π§βπ§0
π§ β π§0
π
π(π§) β 0 maka z = 0 memuat titik singular lain selain dari
pada z = 0 walaupun bagaimana kecilnya pengambilan πΏ , maka kita
melihat bahwa z = 0 adalah suatu kesingularan tak terpencil.
31. 2. Buktikan bahwa π π§ =
π ππ π§
π§
di z = 0 tidak dapat menjadi suatu titik
cabang dan fungsi tersebut memiliki jenis kesingularan yang dapat dih
apuskan.
Penyelesaian :
Dilihat sepintas, mungkin z = 0 adalah suatu titik cabang. Untuk mengu
ji ini, misalkan π§ = ππ ππ = ππ π(π+2π) dimana 0 β€ π < 2π .
Jika π§ = ππ ππ , maka π π§ =
sin( ππ
ππ
2 )
ππ
ππ
2
Jika π§ = ππ π(π+2π)
, maka π π§ =
sin( ππ
ππ
2 π ππ)
ππ
ππ
2 π ππ
=
sin(β ππ
ππ
2 )
β ππ
ππ
2
=
sin( ππ
ππ
2 )
ππ
ππ
2
32. Jadi terdapat hanya tepat satu cabang untuk fungsi tersebut, dan z
= 0 tidak dapat menjadi suatu titik cabang.
Karena lim
π§β0
sin π§
π§
= 1 , maka ini mengakibatkan z = 0 adalah suatu
kesingularan yang dapat di hapuskan.
33. 3. Tunjukkan bahwa π π§2
memiliki suatu kesingularan esensial di tak
berhingga.
Penyelesaian :
π π§ = π π§2
memiliki suatu kesingularan esensial di π§ = β , karena
π
1
π€
= π(
1
π€
)2
= π
1
π€2 singular (bukan fungsi analitik) di π€ = 0 .
34. OPERASI β OPERASI YANG MENGGUNAKAN OPERATOR
Operator β (del) dan (del bar) didefinisikan sebagai berikut :
39. SIFAT-SIFAT OPERATOR DIFERENSIAL KOMPLEKS
1. grad (Aβ+Aβ) = grad Aβ + grad Aβ
2. div (Aβ+Aβ) = div Aβ + div Aβ
3. curl (Aβ+Aβ) = curl Aβ + curl Aβ
4. grad (AβAβ) = Aβ (grad Aβ)+ Aβ grad Aβ
5. curl (grad A) = 0, jika A riil atau lebih umum lagi jika I
m(A) harmonik
6. div (grad A) = 0, jika A imajiner atau lebih umum lagi
jika Re(A) harmonik
40. CONTOH SOAL
1.
Jika F(x,y) = c adalah suatu kurva di bidang xy, dimana c
adalah suatu konstanta dan F mempunyai turunan kontinu
, maka tunjukkan bahwa
adalah suatu vektor normal pada kurva tersebut.
41. Penyelesaian :
Karena F(x,y) = C maka ππΉ =
ππΉ
ππ₯
ππ₯ +
ππΉ
ππ¦
ππ¦ = 0 . per
nyataan ini dapat dituliskan dalam bentuk
ππΉ
ππ₯
+ π
ππΉ
ππ¦
β
ππ₯ + πππ¦ = 0. Hal ini menunjukkan bahwa kedua ko
mponen tersebut saling tegak lurus dimana ( ππ₯
42. 2.
Misalkan C adalah kurva dalam bidang xy
yang didefinisikan 3x2y - 2y3 = 5x4y2- 6x2.
Tentukan suatu vektor normal satuan pada
C di titik (1,-1).
43. Penyelesaian :
Misalkan F(x,y) = 3x2y - 2y3 - 5x4y2+ 6x2 = 0
Vektor normal di titik (1,-1) adalah
π»F =
ππΉ
ππ₯
+ π
ππΉ
ππ¦
=
π 3xΒ²
y β 2yΒ³
β 5xβ΄
yΒ²
+ 6xΒ²
ππ₯
+ π
π 3xΒ²
y β 2yΒ³
β 5xβ΄
yΒ²
+ 6xΒ²
ππ¦
= 6π₯π¦ β 20π₯Β³π¦Β² + 12π₯ + π 3π₯Β² β 6π¦Β² β 10π₯β΄π¦
π»F 1, β1 = β14 + 7i
Vektor satuan normal di titik (1,-1) adalah
β14+7i
β14+7i
=
β14+7i
7 5
=
β2+π
5