5. MATERI 1
Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya (Dri
Atmaka, 2004). Sementara menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak, agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Peran seorang pendidik sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi siswa pada Pendidikan anak usia dini melalui jalur formal Pendidikan dasar dan Pendidikan menengah. Maka, peran pendidik (Guru) tidak
lagi sebatas pengajar, tapi selaras dengan konsep Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karsa, dan Tut wuri handayani.
Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Indonesia yang hidup pada abad 18, pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran Republik Indonesia (1945), bahkan belum
tersentuh berbagai teori modern tentang Pendidikan. Namun beliau mampu menempatkan "Tut wuri handayani" menjadi semboyan pendidikan, yang artinya "Dari
belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan pada siswa".
Selanjutnya, Ing madya mangun karsa, yang artinya ditengah memberi/membangun semangat. Seorang guru harus membersamai siswanya, untuk memantau gerak
tumbuh mereka serta membimbing dan memberi semangat. Guru harus terus belajar secara mandiri, membuka akses lebar-lebar dari berbagai sumber informasi,
agar relevan dengan kebutuhan siswa sesuai zamannya.
Semboyan ketiga adalah Ing ngarso sung tulodo, artinya seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya, baik sikap maupun pola pikirnya. Dengan
demikian, guru haruslah terlebih dahulu mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mampu menjadi sosok panutan, yang akan dicontoh oleh anak didiknya.
K
6. MATERI 2
Apa peran saya sebagai guru
Memulai hari dengan semangat, ingin segera bertemu dengan siswa mencari tahu bagaimana kemajuan yang mereka
peroleh setelah mengikuti pembelajaran, merindukan wajah-wajah penuh harap dengan ilmu yang akan kita curahkan.
Apapun alasan kita untuk bersegera ingin ke sekolah, akan membawa efek luar biasa terhadap semangat belajar siswa.
Energi positif yang kita pancarkan lewat bahasa tubuh, wajah yang bersahabat, mampu membuang jauh-jauh rasa malas
siswa untuk berangkat ke sekolah. Maka, jadikan kita di posisi itu.
Seorang pendidik memiliki peran yang sangat besar terhadap masa depan siswa. Jika kita memberi pujian, atau
mencemooh, memberi hukuman, tetap akan meninggalkan kesan di hati mereka. Hal sekecil apapun yang kita sampaikan
di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak kelak saat mereka beranjak dewasa.
Maka, pertanyaannya adalah, apakah peran kita sebagai guru, atau sama sekali tidak berperan dalam tumbuh kembangnya
pengetahuan siswa kita?. Apakah kita pernah hadir secara utuh untuk siswa, atau sebaliknya, siswa tidak pernah merasakan
kehadiran kita (Yang memang sangat jarang membersamai siswa). Dan, apakah kita pernah memberi waktu khusus buat
siswa yang membutuhkan seseorang untuk mendengarkan curhatannya, atau kita tidak mau tahu dengan hal seperti itu?.
7. MATERI 3
INGIN MENJADI GURU SEPERTI APA?
Saya ingin menjadi guru yang dapat menjadi fasilitator, motivator dan innovator bagi siswa.
Dengan menjadi fasilitator, saya akan memfasilitasi dan membersamai kegiatan mereka dalam pembelajaran.
Menjadi motivator ketika semangat mereka melemah dan membutuhkan orang yang mengingatkan mereka untuk
terus belajar dengan tekun dan giat.
Innovator adalah orang yang memiliki inovasi sehingga bisa menciptakan/melakukan sebuah hal yang baik. Jika
kita bisa menjadi innovator, maka kita bisa membawa semangat dan contoh yang nyata pada siswa sehingga
mereka akan membuat sebuah innovasi/praktik baik.
9. MENDIDIK MENYELURUH
Mendidik adalah tugas yang mulaia. Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik itu sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat.
Sebagai pendidik kita berkewajiban menuntun mereka untuk bertumbuh ke arah yang lebih baik, guru dapat
menjadi fasilitator mereka untuk mnegembangkan kemampuan mereka berkolaborasi, berempati dan
menghargai serta memberikan kotribusi sosial kepada sesama.
10. PENDIDIKAN SATU ABAD
Pendidikan zaman kolonial Belanda sangat diskriminatif pada pribumi. Kaum pribumi tidak mendapatkan
kesempatan yang sama sehingga pendidikan pada kaum pribumi sangat tertinggal jauh dengan pendatang.
Untuk itu Pemerintah harus membangun sistem yang baik untuk semua warga Indonesia untuk mendapat hak yang
sama dalam bidang pendidikan. Indonesia bisa bersaing ditengah serbuan SDM negara lain.
Mari kita sebagai pendidik berbenah mempersiapkan mereka untuk siap menghadapi dunia global sebagai
refleksi kita selama pendidikan satu abad.
11. MENJADI MANUSIA (SECARA UTUH)
Manusia sebagai mahkluk ciptaan TuhanYME memiliki 2 bagian utama yaitu jasmani dan rohani.
Kita sebagai pendidik berkewajiban untuk menyiapkan mereka menjadi manusia secara seutuhnya, yaitu
menyiapkan asupan jasmani dan rohani.
Untuk asupan jasmani kita menyiapkan fisik mereka untuk bersaing secara akademik dan non akademik.
Untuk asupan rohani kita menyiapkan mental mereka bersaing dengan karakter yang baik dan berbudi luhur
dengan penguatan profil pelajar Pancasila.
13. KODRAT KEADAAN
Kodrat keadaan terbagi dua menjadi kodrat alam dan kodrat zaman.
Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan dan lingkungan dimana mereka berada. Misalnya murid yang hidup
dilingkungan perkotaan sebaiknya mendapatkan materi yang relevan dengan kodrat alamnya. Jika materi tersebut
tidak ada dalam CP, kita bisa menambahkan materi tersebut sebagai informasi tambahan dengan memberikan
link materi tersebut. Sejatinya mereka bisa belajar dari sumber yang lain.
Kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan irama disini
adalah yang berkaitan dengan perkembangan zaman diantaranya adalah kebutuhan pada zamannya. Misalnya
zaman dahulu ahli IT tidak dibutuhkan dan zaman sekarang dibutuhkan. Untuk itu perlu materi tersebut diajarkan
pada anak didik kita.
14. KODRAT ALAM
Kodrat alam adalah merupakan bagian dasar dari pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat
dan dan bentuk lingkungan di mana murid berada.
Sejatinya pendidik harus memahami kodrat alam anak didiknya sehingga akan mampu untuk
mengajarkan mereka sesuai dengan kodrat alam yang mereka miliki.
Setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa
menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar
muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.
15. KODRAT ZAMAN
Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada
siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam
konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi
pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita
lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-
siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan
pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak.
16. AZAZ TRIKON
Agar pendidikan dapat terlaksana dengan baik, maka Filosofi Ki Hajar Dewantara yang
menetapkan asas Trikon yaitu; Kontinuitas (Tidak melupakan akar nilai budaya,
Konvergeni (Pendidikan harus memanusiakan manusia), dan Konsentris (Pendidikan
harus menghargai keberagaman dan memerdekakan murid) harus kita terapkan.
K
18. BUDI PEKERTI
Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang
tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya.
Sebagai pendidik kita jangan terus mengejar materi saja namun harus menanamkan budi pekerti.
Misalnya ketika dia adalah siswa yang pintar maka dia tidak congkak. Guru harus menanamkan
dan menumbuhkan budi pekerti yang luhur.
19. TEORI KONVERGENSI DAN PENGARUH PENDIDIKAN
Teori konvergensi telah mempengaruhi pendidikan Indonesia sejak masa revolusi kemerdekaan
sampai sekarang.
Pengaruh faham ini sudah terlihat sejak pertama kali dirumuskannya sistem pendidikan nasional di
Indonesia oleh Ki Hajar Dewantara. Secara eksplisit Ki Hajar Dewantoro pernah menyatakan dalam
tulisannya bahwa segala alat, usaha, dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan.
Selain itu Ki Hajar Dewantara juga mengatakan, ”Pendidikan itu hanya suatu “tuntunan“ di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak kita”. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
selain menyadari sangat pentingnya pendidikan bagi proses tumbuhkembangnya karakter dan
kemampuan seseorang, beliau juga mengakui adanya peran yang cukup penting dari faktor
dasar/pembawaan,yang disebutnya sebagai kekuasaan kodrati.
22. SELAMAT DAN BAHAGIA
Pendidikan adalah membantu murid untuk selamat dan bahagia. Fungsi pendidikan adalah mengantar murid agar
siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa di masa yang akan datang mereka akan mampu
mengisi zamannya.
Berikan perlakuan yang berbeda pada setiap murid berdasarkan pada kodrat alam dan kodrat zaman sehingga
peserta didik akan belajar dengan selamat dan bahagia.
23. SISTEM AMONG
Sistem among bukan sekedar metode membimbing dan
mendampingi murid belajar.
Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan.
Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan
atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat
kerja dari belakang.
Ajaran Ki Hajar Dewantara tersebut menginspirasi untuk melakukan sistem among.
24. MERDEKA BELAJAR ABAD 21
Pembelajaran ala abad ke- 21 bisa dijadikan wadah bagi pendidik untuk menerapkan
merdeka belajar. Di mana ada tahap literasi yang bisa menstimulus peserta didik agar
lebih kritis. Kemudian tahapan berikutnya adalah Critical Thinking, di mana belajar
untuk mampu memecahkan sebuah masalah. Peserta didik juga dibimbing agar
mampu berkolaborasi baik dalam lingkup kecil ataupun besar. Tak kalah penting juga
adalah tahap peserta didik mampu berkomunikasi dengan lancar serta kreatif dalam
menyajikan hasil karyanya. Peserta didik juga disisipi ilmu rohani agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia.
Jika disimpulkan, maka kompetensi-kompetensi tersebut akan sangat besar
pengaruhnya di kehidupan masa depan.
26. MEMBIMBING MURID, MEMPERBAIKI BANGSA
Membimbing murid adalah tugas seorang pendidik. Dengan membimbing murid kita akan memperbaiki bangsa
karena murid adalah calon pemimpin masa depan.
K
27. PERAN KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Membimbing murid adalah tugas seorang pendidik. Dengan membimbing murid kita akan memperbaiki bangsa
karena murid adalah calon pemimpin masa depan.
K