SlideShare a Scribd company logo
1
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PENDEKATAN STRUKTURALFUNGSIONAL
DAN SOSIALISASI
DOSEN PENGAMPU:
1. Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo,M.Pd
2. Prof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd
Disusun Oleh:
DADANG DJOKO KARYANTO
P3A116008
PROGRAM DOKTORAL ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan-Nya
sehingga tugas makalah yang berjudul ā€œ Pendekatan Struktural Fungsional dan
Sosialisasiā€ ini dapat terselesaikan.
Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai salah satu bahan kajian untuk mata
kuliah sosiologi pendidikan pada program Doktoral (S3) Ilmu Kependidikan di
Universitas Jambi. Oleh sebab itu semoga makalah ini bisa dipergunakan sebagai bahan
diskusi sebagaimana mestinya, mengingat kajian tentang teori struktural fungsional ini
sangat penting dipelajari karena kita sebagai bagian dari sistem yang ada di masyarakat.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis
dan rekan mahasiswa S3 Ilmu Kependidikan, Universitas Jambi.
Jambi, September 2016
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ..............................................................................4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................5
D. Batasan Penulisan ............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Teori Struktural Fungsional .............................................................. 3
B.Penerapan Teori Struktural-Fungsional dalam
Pendidikan di Sekolah ....................................................................6
C. Sosialisasi dan Pendidikan ................................................................7
D. Peran Keluarga dalam Sosialisasi ..................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena perubahan sosial kehidupan masyarakat cukup kompleks. Fenomena
sosial yang ada seringkali mengacu pada adanya indikasi-indikasi yang rentan sekali
melahirkan perbedaan dan bahkan perselisihan dalam hal persepsi dan interprestasi.
Hal ini dikarenakan persoalan kemanusiaan sangat erat hubungannya dengan perubahan
dan perkembangan sosial.
Manusia senantiasa membutuhkan satu sama lain untuk kelangsungan hidup dan
mempertahankan predikatnya sebagai manusia. Wujud dari itu akan melahirkan
ketergantungan yang pada akhirnya mendatangkan sebuah bentuk kerjasama,
berlangsung dalam rentang waktu yang tak terbatas. Dari interaksi-interaksi tersebut
pada akhirnya akan melahirkan sebuah bentuk masyarakat yang beraneka ragam, baik
dari segi struktur, politik maupun sosialnya. Ini adalah sebuah keniscayaan, karena
sejak kehadirannya, mereka telah dianugerahi gelar sebagai makhluk sosial.
Dalam kerangka premis tersebut, berbagai usaha telah dilakukan, bahkan ada
sebagian yang terkesan berlebihan dalam mengkaji dan mengadakan penelitian sosial.
Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan waktu, sampai saat ini belum selesai
perjalanan menemukan sebuah teori kehidupan sosial yang mapan dan jitu, kendati
telah banyak teori yang kita telah pelajari.
Berangkat dari asumsi diatas, penulis mencoba memberikan informasi melalui
bahasan berikut yang akan menganalisis tentang teori struktural fungsional dan
sosialisasi, serta mencoba mengangkat sisi pendidikan dari teori tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam kajian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep teori struktural fungsional ?
2. Bagaimana penerapan teori struktural fungsional dalam pendidikan di sekolah?
3. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi dan pendidikan?
4. Apa peran keluarga dalam sosialisasi?
5
C. Tujuan Penulisan
Kajian dari makalah ini ditulis guna mengetahui lebih mendalam tentang teori
struktural fungsional dan kaitannya dengan pendidikan serta sosialisasi dan peran
keluarga dalam sosialisasi.
D. Batasan Penulisan
Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa dipahami dan
dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang atau disiplin. Karena kajian
tersebut sangatlah luas maka dari itu makalah ini membatasi masalah dengan membahas
hanya tentang teori struktural fungsional dan sosialisasi, serta mencoba mengangkat sisi
pendidikan dari teori tersebut .
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori Struktural Fungsional
Menurut Durkheim, masyarakat adalah sebuah kesatuan di mana di dalamnya
terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai
fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut seling
interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi
maka akan merusak keseimbangan sistem. (Hidayat,2014)
Durkhem mengartikan istilah fungsional dalam dua makna. Pertama, fungsional
adalah sebuah sistem dari pergerakan penting seperti pencernaan atau respirasi, lalu
yang kedua adalah mengacu kepada relasi/keterkaitan dalam pergerakan tersebut
termasuk hubungan saling ketergantungan dalam setiap organisme (Jones, 1986:26
dikutip dari Hidayat 2014). Banyak pemikir fungsionalis yang mengacu pemikiran
Emile Durkheim percaya bahwa masyarakat dibangun bersama oleh nilai-nilai bersama
dan saling ketegantungan sosial-ekonomi. Kalangan fungsionalis juga menjelaskan
bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya runtuhnya masyarakat jika nilai-nilainya
tidak terus-menerus menegaskan kembali dan diturunkan dari satu generasi ke generasi
lain. Oleh karena itu, pemeliharaan nilai-nilai adalah ā€˜fungsiā€™ penting dari masyarakat.
Namun orang tidak selalu mengikuti hati nurani kolektif ini karena mereka secara alami
memikirkan diri sendiri dan lebih memilih untuk menjaga kepentingan mereka sendiri
dengan mengorbankan orang lain.
Kokohnya masyarakat dalam pandangan Durkheim terjadi karena tegaknya
hukum dan berfungsinya sistem pendidikan serta terjadinya sosialisasi utama keluarga.
Hukum memang lebih lemah dari dua lembaga sosialisasi yaitu pendidikan dan
keluarga. Fungsi yang jauh lebih kuat adalah meresapnya ā€˜self-controlā€™ bahwa kita
semua belajar.
Berikut adalah beberapa tokoh-tokoh fungsionalisme klasik dan fungsionalisme
modern:
a. Tokoh fungsionalis klasik
1. Dahrendorf
Dahrendorf mengemukakan bahwa teori fungsionalisme sebagai berikut:
(1) setiap masyakarat merupakan suatu struktur unsur yang relatif gigih dan
stabil.
(2) mempunyai struktur unsur yang terintegrasi dengan baik.
7
(3) setiap unsur dalam masyarakat mempunyai fungsi, memberikan sumbangan
pada terpeliharanya masyarakat sebagai suatu sistem;
(4) setiap struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada konsensus mengenai
nilai dikalangan para anggotanya.
2. Auguste Comte
Tokoh awal teori ini ialah ā€œbapak sosialogiā€ Auguste Comte. Sumbangan utama
Comte bagi sosiologi adalah pembagian antara statika sosial dan dinamika sosial serta
organisme menampilkan kesalingterkaitan yang erat.
b. Tokoh Fungsionalisme Modern
1. Talcott Parsons
Talcott Parsons merupakan tokoh sosiologi modern yang mengembangkan
analisis Fungsional dan sangat rinci menggunakannya dalam karnya-karyanya. Karya
pertamanya yang memakai analisis fungsional adalah buku The Social System (1951).
Dalam karya berikutnya Parsons secara rinci menguraikan fungsi berbagai struktur bagi
dipertahankannya sistem sosial. (Wahyu, 2006)
Fungsionalisme Struktural Parsons mengenal empat fungsi penting untuk semua
system dan terkenal dengan istilah AGIL. Fungsi-fungsi penting tersebut ialah
Adaptation, Goal Atteinment, Integration, dan Latency.
a. Adaptation ( adaptasi), Sistem tersebut harus menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan setelah itu membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan.
b. Goal Atteinment (Pencapaian tujuan), Sistem tersebut harus mendefenisikan dan
mencapai tujuannya.
c. Integration (integrasi), Sistem tersebut harus mampu mensinergiskan antar
komponen dalam sistem tersebut dan juga ketiga fungsi yang lain (Adaptation,
Goal Atteinment, Latency)
d. Latency( pemeliharaan pola), Sistem tersebut juga harus melengkapi, memelihara
dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang
menciptakan dan menopang motivasi.
Parson mendesain skema AGIL diatas untuk digunakan disemua tingkat dalam
sistem teoritisnya, yaitu: Organisme perilaku ialah sistem tindakan yang melaksanakan
fungsi adaptasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengubah lingkungan
8
eksternal. Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan
menetapkan tujuan system dan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan. Sistem Sosial menjalankan fungsi integrasi dengan mengendalikan setiap
komponennya dan sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola.
2. Robert K. Merton (1968)
Sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli teori lainnya telah
mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori fungsionalisme, ia
adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini.
Mengakui bahwa pendekatan ini (fungsional-struktural) telah membawa kemajuan bagi
pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan
disempurnakannya, diantaranya ialah :
1. Kesatuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan
dimana seluruh bagian dari system sosial bekerjasama dalam suatu tingkatan
keselarasan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa menghasilkan konflik
berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas postulat ini Merton
memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang sempurna dari satu masyarakat
adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena dalam kenyataannya dapat
terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok, tetapi dapat pula bersifat
disfungsional bagi kelompok yang lain.
2. Fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk sosial dan
kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini
dikatakan bahwa sebetulnya disamping fungsi positif dari sistem sosial terdapat juga
dwifungsi. Beberapa perilaku sosial dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat
disfungsi ini. Dengan demikian dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan.
3. Indispensability yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban, setiap
kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting,
memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan system sebagai keseluruhan. Menurut Merton,
postulat yang kertiga ini masih kabur (dalam artian tak memiliki kejelasan), belum jelas
apakah suatu fungsi merupakan keharusan.
9
Dengan kata lain, Merton memandang bahwa segala pranata sosial yang ada
dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif. Sebagai
contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat,
terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan
memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus
bangsa. Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan menjurus pada
artian yang positif. Kemudian perampok, dan pelaku kriminalitas, pada dasarnya pelaku
kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai fungsi tersendiri.
Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan
ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak mempunyai job untuk
menghasilkan tambahan uang. Meskipun bagi orang yang menjadi korban juga
merupakan suatu kerugian tersendiri. Bagitulah dalam kehidupan masyarakat, memang
saling berkesinambungan, mempunyai suatu akibat dan fungsi-fungsi tersendiri.
2.2 Penerapan Teori Struktural-Fungsional dalam Pendidikan di Sekolah
Dalam buku Manajemen Pendidikan Mutu berbasis Sekolah yang dikeluarkan
oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas (1999:6-
7) diungkapkan beberapa indikator yang menjadi karesteristik dari konsep MPBS
sekaligus merefleksikan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak antara lain;
(1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (2) sekolah memiliki misi dan target mutu
yang ingin dicapai, (3) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (4) adanya harapan
yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya, termasuk
siswa) untuk berprestasi, (5) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus
sesuai tuntutan IPTEK, (6) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap
berbagai aspek akademik dan administrative, dan pemanfaatan hasilnya untuk
penyempurnaan dan atau perbaikan mutu, (7) adanya komunikasi dan dukungan insentif
dar orang tua siswa dan masyarakat lainnya.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa praktek teori struktural-fungsional
yang mengedepankan integrasi, maka tanggung jawab dan peran masing-masing pihak
harus selalu menjadi prioritas dalam rangka membangun intergrasi solid di sekolah
terutama yang erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan .
10
Analisis SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) merupakan salah
satu metode yang dapat digunakan untuk membantu sekolah mengungkapkan dan
mengidentifikasi permasalahan. Pentingnya analisis SWOT dilakukan agar dapat
diketahui kekuatan dan kelemahan yang melekat dlam lingkungan internal system itu
sendiri, serta peluang dan tantangan yang dating dari lingkungan eksternal system
tersebut. Berbagai hasil studi empirik menunjukkan bahwa suatu manajemen itu akan
berhasil jika mampu mengoptimalkan pemberdayaan dan pemanfaatan kekuatan dan
peluang yang dimilikinya serta mampu meminimalkan intensitas pengaruh faktor
kelemahan dan hambatan disertai upaya untuk memperbaiki atau mengatasinya
(syamsuddin, 2000:5 dalam batubara 2004).
2.3 Sosialisasi dan Pendidikan
Sosialisasi adalah proses dimana seorang individu belajar dan menginternalisasi
norma dan nilai sepanjang hidupnya dalam masyarakat mana dia berada, dan
membangun identitas sosialnya. Dalam pandangan Durkheim sekaligus menekankan
bahwa pendidikan terdiri dari beberapa metode sosialisasi kepada generasi muda.
Pendidikan menjadi sebuah alat sosialisasi kepada anak-anak dan generasi muda untuk
menjadikan mereka sebagai bagian dari kehidupan sosial. Sosialisasi dilakukan sebagai
aktivitas yang sadar dan sukarela dilakukan oleh generasi sebelumnya terhadap yang
lebih muda. Pendidikan dirumah dilakukan untuk membentuk kepribadian anak.
Dengan kata lain menurut Durkhem, hal tersebut sebagai proses konstruksi anak yang
berorientasi, dimana, agar nantinya akan bisa berguna sesuai dengan peran sosialnya
serta bisa menempati posisi sosial di masyarakat.
Durkheim memberikan tiga karakteristik pendidikan. Pertama, pendidikan
merupakan wadah untuk mendapatkan peran sosial. Hal itu karena dalam pendidikan
memungkinkan terjadinya kontak antara seorang individu dengan masyarakat. Kontak
tersebut mengakibatkan terjadinya adaptasi individu tersebut dengan lingkungan di
mana dia tinggal sehingga dapat membentuk karakter dan memainkan peran yang
berguna di masyarakat. Sosialisasi yang baik adalah mempersiapkan peran sosial
seorang individu di masyarakat.
Kedua, pendidikan sebagai sebuah metode sosialisasi orang dewasa kepada
generasi muda. Ketiga, pendidikan sebagai metafora hipnosis. Durkheim mengunakan
11
metafora hipnosis untuk menekankan kekuatan tindakan pendidikan. Ada dua dimensi
dalam hipnosis yaitu dimensi pasif yang menunjuk pada kurangnya resistensi dari
subjek terhipnosis gagasan. Seorang individu mentransmisikan gagasan tersebut kepada
masyarakat. Dimensi kedua adalah ototritas yang berada di bawah kewenangan hipnosis
yang memiliki kewenangan untuk menunjukkan penolakan untuk mematuhi bahkan
tidak dibayangkan bahwa perbuatan tersebut harus dilakukan. Sesuatu yang harus
dilihat saat ia menunjukkan bahwa tidak bisa sebaliknya. Dalam pandangan Durkheim,
kedua kondisi tersebut terpenuhi dalam hubungan antara guru dan anak. Anak secara
alami dalam keadaan pasif cukup sebanding dengan yang artifisial yang ditempatkan
terhipnotis.
2.4 Peran Keluarga dalam Sosialisasi
Menurut Durkheim, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kondisi
sosial, psikologis, moral dan emosi seorang anak. Jika sebuah keluarga baik, maka
moral anak pun akan baik. Relasi sosial keluarga didasarkan pada hubungan pribadi
yang intim dan sederhana tidak berdasarkan keuntungan ekonomis. Hubungan sosial
sederhana ini dapat membentuk anak dalam kehidupan sosial.
Proses sosialisasi tidak terbatas pada efek praktik pendidikan, yaitu tindakan
eksplisit dan spesifik oleh orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan cara
tertentu. Pemikiran dan karakter anak pun dipengaruhi oleh tindakan-tindakan kecil
yang tervjadi setiap saat baik di sekolah maupun di rumah.
Sosialisasi bisa melalui sistem mentalitas dan sistem ide yang ada di setiap
individu. Sistem ide bisa berupa sentimen dan praktik-praktik yang di ekspresikan
dalam diri kita. Pendidikan bisa melanggengkan homogenitas yang ada di antara
anggota masyarakat engan menanamkan dalam pikiran anak hubungan dasar yang
diperllukan oleh kehidupan di masyarakat. Melalui pendidikan juga, seseorang bisa
barubah dari makhluk individu (Individual beings) menjadi makhluk sosial (social
beings). Melalui pendidikan, individu belajar bagaimana untuk hidup dalam masyarakat
yang bertujuan memahami jumlahnya, aturan, norma dan spasi agar menjadi makhluk
sosial. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting. Sosialisasi merupakan
sebuah mediasi utama untuk menciptakan integritas kolektif yang memberikan
implikasi pada pendidikan di masyarakat. Di dalamnya menjadi perhatian dan tanngung
12
jawab utama dari keluarga, negara, dan sekolah dalam transpformasi anak-anak menjadi
masyarakat dewasa (Haecht, 2006:22 di kutip dari Hidayat, 2014).
Kekuatan moral dalam proses sosial sangatlah penting karena itu berkontribusi
pada tingkat perkembangan masyarakat. Masyarakat bergerak ke arah positif dengan
diwarnai lahirnya generasi baru. Generasi baru perlu ditanamkan sistem mentalitas dan
sistem ide sebagai suatu generasi baru. Sosialisasi merupakan proses permanen yang
memungkinkan generasi baru bisa manjadi bagian dari masyarakat, sementara itu
generasi tua memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengajarkan kepada anak-anak
muda tentang kehidupan sosial. Dengan kata lain, akan tercipta transmisi kebudayaan di
dalam masyarakat.
Disetiap masyarakat selalu mengadopsi pendidikan untuk menyesuaikan dengan
nilai dan tujuannya. Sistem pendidikan berkontribusi untuk eksistensi sebuah
masyarakat melalui kurikulum yang diajarkan di sekolah, sehingga murid-murid akan
dipersiapkan untuk menantisipasi kondisi di masa yang akan datang. Dengan kata lain
pendidikan melalui praktik kurikulum di sekolah akan menghasilkan individu dewasa
yang ideal untuk masyarakat.
Ada dua hal penting mengenai pendidikan, yaitu, pertama, pendidikan
merupakan sebuah alat sosialisasi kepada generasi muda. Kedua, pendidikan dan
sosialisasi saling berkaitan secara permanen dan tidak bisa dipisahkan satu dengan
lainnya (Beloni, 2007 dalam Hidayat 2014).
Yang membedakan antara individu dengan hewan adalah pendidikan. Karena
hewan tidak mewariskan apa pun untuk keturunannya. Walaupun misalnya ibu burung
mengajarkan anaknya terbang dari sarangnya. Tetapi sebenarnya walaupun tidak
diajarkan, anak burung bis menemukan sendiri karena disertai dengan mekanisme
naluriah didirikan saat lahir. Lain dengan manusia dimana semua keterampilan tidak
dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lain dengan cara faktor keturunan,
kecuali melalui pendidikan. Pendidikan berarti bahwa keterampilan individu tidak turun
temurun, tetapi ditanamkan melalui pendidikan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Struktural fungsional adalah teori yang membahas tentang stratifikasi
dan peranan (fungsi) yang ada didalam masyarakat. Teori ini menjelaskan bagaimana
struktur yang ada itu berinteraksi dan berfungsi sesuai dengan peranan masing-masing
lembaga tersebut dengan mengedepankan integrasi, Sehigga jika terjadi konflik sosial
maka akan dengan mudah diselesaikan.
Pendidikan dalam teori ini bisa dikatakan bahwa setiap strukturisasi jika
berfungsi sesuai dengan stratifikasi yang diperankan maka akan membentuk lembaga-
lembaga yang paradigmatis untuk mendidik masyarakat istiqama dan menjadi panutan.
Artinya, fungionaris yang ada pada lembaga-lembaga tersebut menjalankan fungsi serta
peranannya yang sesuai oleh aturan-aturan yang ada dalam masyarakat.
Selain itu, sistem sosial mempunyai bagian yang saling berhubungan,
misalnya, status suami, istri, dan anak yang saling berhubungan sehingga membentuk
lembaga yang kita kenal sebagai keluarga. Pendidikan dalam lembaga keluarga sangat
kental dan jelas yang menjadikan suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab
penuh dan menjadi panutan keluarganya dengan peranannya mencari nafkah buat
keluarga.
14
Daftar Pustaka
Hidayat, Rahmat, (2014), Sosiologi Pendidikan Emile Durkheim. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Batubara, Muhyi, (2004), Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press
Wahyu, 2006, sosiologi pendidikan, retrieved on
http://ikhsansindu.blogspot.co.id/2012/11/pendidikan-dalam-analisis-teori.html

More Related Content

What's hot

sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosialRama SIni
Ā 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
Ā 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Siti Sahati
Ā 
Inovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiInovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiFirmansyah Ashari
Ā 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNDIKNAS PENDIDIKAN
Ā 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Muhammad Bahrudin
Ā 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
iceu novida adinata
Ā 
Teori konflik sistem sosial budaya
Teori konflik sistem sosial budayaTeori konflik sistem sosial budaya
Teori konflik sistem sosial budayaLusius Sinurat
Ā 
Materi 1 sistem sosial budaya indonesia
Materi 1  sistem sosial budaya indonesiaMateri 1  sistem sosial budaya indonesia
Materi 1 sistem sosial budaya indonesiadinnianggra
Ā 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiIntelektual Aceh
Ā 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
Listiana Nurwati
Ā 
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTONTEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
Universitas `Aisyiyah Yogyakarta
Ā 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
Ā 
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Nurul Khairani Firnia
Ā 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
93220872
Ā 
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKEPENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
Universitas Negeri Gorontalo
Ā 
Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Bahan kuliah teori organisasi smt 2Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Arib Herzi
Ā 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
Siti Sahati
Ā 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Wandi Suhardi
Ā 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
Achmady1
Ā 

What's hot (20)

sistem sosial
sistem sosialsistem sosial
sistem sosial
Ā 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Ā 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Ā 
Inovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiInovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasi
Ā 
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERNORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI MODERN
Ā 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Ā 
Budaya Organisasi
Budaya OrganisasiBudaya Organisasi
Budaya Organisasi
Ā 
Teori konflik sistem sosial budaya
Teori konflik sistem sosial budayaTeori konflik sistem sosial budaya
Teori konflik sistem sosial budaya
Ā 
Materi 1 sistem sosial budaya indonesia
Materi 1  sistem sosial budaya indonesiaMateri 1  sistem sosial budaya indonesia
Materi 1 sistem sosial budaya indonesia
Ā 
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasiCabang kajian ilmu filsafat administrasi
Cabang kajian ilmu filsafat administrasi
Ā 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
Ā 
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTONTEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
TEORI SISTEM POLITIK DAVID EASTON
Ā 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Ā 
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Ā 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
Ā 
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKEPENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
Ā 
Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Bahan kuliah teori organisasi smt 2Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Bahan kuliah teori organisasi smt 2
Ā 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
Ā 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Ā 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
Ā 

Viewers also liked

Teori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikanTeori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikan
Ani Mahisarani
Ā 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Woro Handayani
Ā 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Abdul Jamil
Ā 
Makalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vikaMakalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vika
muel sihombing
Ā 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.PENJAGA HATI
Ā 
sosiologi - Tindakan sosial
sosiologi - Tindakan sosialsosiologi - Tindakan sosial
sosiologi - Tindakan sosialNovira Chaniago II
Ā 
Pelan tindakan (KH)
Pelan tindakan (KH)Pelan tindakan (KH)
Pelan tindakan (KH)
Teacher Nasrah
Ā 
Ainur & andika masalah sosial dan manfaat sosiologi - copy
Ainur & andika   masalah sosial dan manfaat sosiologi - copyAinur & andika   masalah sosial dan manfaat sosiologi - copy
Ainur & andika masalah sosial dan manfaat sosiologi - copyAinur
Ā 
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Sal Wan
Ā 
Teori sosiologi dan alam pendidikan
Teori sosiologi dan alam pendidikanTeori sosiologi dan alam pendidikan
Teori sosiologi dan alam pendidikan
Cheem Kurt
Ā 
Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
Deni Alamsyah
Ā 
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruhHubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Ridho D'vhavoline
Ā 
Pengurusan tingkah laku dan disiplin murid
Pengurusan tingkah laku dan disiplin muridPengurusan tingkah laku dan disiplin murid
Pengurusan tingkah laku dan disiplin muridfiezas0363
Ā 
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
Athiyatul Faiqoh
Ā 
Struktur kelas
Struktur kelasStruktur kelas
Struktur kelas
Operator Warnet Vast Raha
Ā 
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan Karakter
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan KarakterMengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan Karakter
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan KarakterAfrils
Ā 
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi KemiskinanMakalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Lianita Dian
Ā 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaParanody
Ā 
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnyaOperator Warnet Vast Raha
Ā 

Viewers also liked (20)

Teori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikanTeori teori sosiologi pendidikan
Teori teori sosiologi pendidikan
Ā 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Ā 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Ā 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Ā 
Makalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vikaMakalah sosiologi hukum vika
Makalah sosiologi hukum vika
Ā 
Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.Makalah sosiologi pend.
Makalah sosiologi pend.
Ā 
sosiologi - Tindakan sosial
sosiologi - Tindakan sosialsosiologi - Tindakan sosial
sosiologi - Tindakan sosial
Ā 
Pelan tindakan (KH)
Pelan tindakan (KH)Pelan tindakan (KH)
Pelan tindakan (KH)
Ā 
Ainur & andika masalah sosial dan manfaat sosiologi - copy
Ainur & andika   masalah sosial dan manfaat sosiologi - copyAinur & andika   masalah sosial dan manfaat sosiologi - copy
Ainur & andika masalah sosial dan manfaat sosiologi - copy
Ā 
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Ā 
Teori sosiologi dan alam pendidikan
Teori sosiologi dan alam pendidikanTeori sosiologi dan alam pendidikan
Teori sosiologi dan alam pendidikan
Ā 
Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1Makalah sosiologi 1
Makalah sosiologi 1
Ā 
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruhHubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh
Ā 
Pengurusan tingkah laku dan disiplin murid
Pengurusan tingkah laku dan disiplin muridPengurusan tingkah laku dan disiplin murid
Pengurusan tingkah laku dan disiplin murid
Ā 
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
(Sosiologi) Studi kasus penyimpangan sosial
Ā 
Struktur kelas
Struktur kelasStruktur kelas
Struktur kelas
Ā 
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan Karakter
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan KarakterMengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan Karakter
Mengatasi Fenomena Korupsi Melalui Pendidikan Karakter
Ā 
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi KemiskinanMakalah Sosiologi Kemiskinan
Makalah Sosiologi Kemiskinan
Ā 
Sistem Politik Indonesia
Sistem Politik IndonesiaSistem Politik Indonesia
Sistem Politik Indonesia
Ā 
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnyaLembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Lembaga ā€“ lembaga negara, fungsi dan tugasnya
Ā 

Similar to PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)

02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
AhmadMuflihin2
Ā 
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Trisna Nurdiaman
Ā 
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
RagilSwahyuningsih
Ā 
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptx
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptxDasar-dasar Sosiologi 1.pptx
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptx
LaPanritaInstitute
Ā 
Konsep dasar sosiologi
Konsep dasar sosiologiKonsep dasar sosiologi
Konsep dasar sosiologi
Adi Noegraha
Ā 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Kaer Bikers
Ā 
Teori sistem dalam msdm tugas individu dr. lilin
Teori sistem dalam msdm   tugas individu dr. lilinTeori sistem dalam msdm   tugas individu dr. lilin
Teori sistem dalam msdm tugas individu dr. lilin
Zamil Zamil
Ā 
Dinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Dinamika Sosiologi Komunikasi PesantrenDinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Dinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Habib Achmad
Ā 
Paper filsafat by i wayan suryasa
Paper filsafat by i wayan suryasaPaper filsafat by i wayan suryasa
Paper filsafat by i wayan suryasaSTMIK STIKOM - Bali
Ā 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
FakhrurraziSHIMSiFak
Ā 
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docxklmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
MuhammadNurulMubin1
Ā 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikangalaxyfee
Ā 
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.pptP. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
FanofGMhikaru
Ā 
Teori Sosiologi Modern dan Postmodern
Teori Sosiologi Modern dan PostmodernTeori Sosiologi Modern dan Postmodern
Teori Sosiologi Modern dan Postmodern
afifahdhaniyah
Ā 
Landasan Public Relation
Landasan Public Relation Landasan Public Relation
Landasan Public Relation
LBB. Mr. Q
Ā 
Pengembangan kurikulum pai nissa
Pengembangan kurikulum pai nissaPengembangan kurikulum pai nissa
Pengembangan kurikulum pai nissaKhairun Nissa
Ā 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfAlfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AlfuAlfaina
Ā 
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSKonsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Siti Hardiyanti
Ā 

Similar to PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan) (20)

02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
Ā 
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 2 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Ā 
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
1). ppt.sosiologi pendidikan.pptx
Ā 
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptx
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptxDasar-dasar Sosiologi 1.pptx
Dasar-dasar Sosiologi 1.pptx
Ā 
Konsep dasar sosiologi
Konsep dasar sosiologiKonsep dasar sosiologi
Konsep dasar sosiologi
Ā 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Ā 
Teori sistem dalam msdm tugas individu dr. lilin
Teori sistem dalam msdm   tugas individu dr. lilinTeori sistem dalam msdm   tugas individu dr. lilin
Teori sistem dalam msdm tugas individu dr. lilin
Ā 
Dinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Dinamika Sosiologi Komunikasi PesantrenDinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Dinamika Sosiologi Komunikasi Pesantren
Ā 
Paper filsafat by i wayan suryasa
Paper filsafat by i wayan suryasaPaper filsafat by i wayan suryasa
Paper filsafat by i wayan suryasa
Ā 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
Ā 
Bab 1 full
Bab 1 fullBab 1 full
Bab 1 full
Ā 
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docxklmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
Ā 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikan
Ā 
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.pptP. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
Ā 
Teori Sosiologi Modern dan Postmodern
Teori Sosiologi Modern dan PostmodernTeori Sosiologi Modern dan Postmodern
Teori Sosiologi Modern dan Postmodern
Ā 
Landasan Public Relation
Landasan Public Relation Landasan Public Relation
Landasan Public Relation
Ā 
Pengembangan kurikulum pai nissa
Pengembangan kurikulum pai nissaPengembangan kurikulum pai nissa
Pengembangan kurikulum pai nissa
Ā 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Ā 
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfAlfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Alfu Alfaina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Ā 
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSKonsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Ā 

More from Dadang DjokoKaryanto

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Dadang DjokoKaryanto
Ā 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
Dadang DjokoKaryanto
Ā 

More from Dadang DjokoKaryanto (20)

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
Ā 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
Ā 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
Ā 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
Ā 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Ā 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
Ā 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
Ā 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
Ā 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Ā 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
Ā 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
Ā 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Ā 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
Ā 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Ā 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Ā 
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO ...
Ā 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
Ā 

Recently uploaded

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Ā 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
Ā 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
Ā 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
Ā 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
Ā 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Ā 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
Ā 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
Ā 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
Ā 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
Ā 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
Ā 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
Ā 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
Ā 

Recently uploaded (20)

ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Ā 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
Ā 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
Ā 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Ā 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Ā 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Ā 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Ā 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
Ā 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Ā 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
Ā 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Ā 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Ā 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Ā 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Ā 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
Ā 

PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN SOSIALISASI (Makalah sosiologi pendidikan)

  • 1. 1 SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDEKATAN STRUKTURALFUNGSIONAL DAN SOSIALISASI DOSEN PENGAMPU: 1. Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo,M.Pd 2. Prof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd Disusun Oleh: DADANG DJOKO KARYANTO P3A116008 PROGRAM DOKTORAL ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul ā€œ Pendekatan Struktural Fungsional dan Sosialisasiā€ ini dapat terselesaikan. Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai salah satu bahan kajian untuk mata kuliah sosiologi pendidikan pada program Doktoral (S3) Ilmu Kependidikan di Universitas Jambi. Oleh sebab itu semoga makalah ini bisa dipergunakan sebagai bahan diskusi sebagaimana mestinya, mengingat kajian tentang teori struktural fungsional ini sangat penting dipelajari karena kita sebagai bagian dari sistem yang ada di masyarakat. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis dan rekan mahasiswa S3 Ilmu Kependidikan, Universitas Jambi. Jambi, September 2016 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ..............................................................................4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................5 D. Batasan Penulisan ............................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3 A. Teori Struktural Fungsional .............................................................. 3 B.Penerapan Teori Struktural-Fungsional dalam Pendidikan di Sekolah ....................................................................6 C. Sosialisasi dan Pendidikan ................................................................7 D. Peran Keluarga dalam Sosialisasi ..................................................... 8 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10 Kesimpulan ........................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena perubahan sosial kehidupan masyarakat cukup kompleks. Fenomena sosial yang ada seringkali mengacu pada adanya indikasi-indikasi yang rentan sekali melahirkan perbedaan dan bahkan perselisihan dalam hal persepsi dan interprestasi. Hal ini dikarenakan persoalan kemanusiaan sangat erat hubungannya dengan perubahan dan perkembangan sosial. Manusia senantiasa membutuhkan satu sama lain untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan predikatnya sebagai manusia. Wujud dari itu akan melahirkan ketergantungan yang pada akhirnya mendatangkan sebuah bentuk kerjasama, berlangsung dalam rentang waktu yang tak terbatas. Dari interaksi-interaksi tersebut pada akhirnya akan melahirkan sebuah bentuk masyarakat yang beraneka ragam, baik dari segi struktur, politik maupun sosialnya. Ini adalah sebuah keniscayaan, karena sejak kehadirannya, mereka telah dianugerahi gelar sebagai makhluk sosial. Dalam kerangka premis tersebut, berbagai usaha telah dilakukan, bahkan ada sebagian yang terkesan berlebihan dalam mengkaji dan mengadakan penelitian sosial. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan waktu, sampai saat ini belum selesai perjalanan menemukan sebuah teori kehidupan sosial yang mapan dan jitu, kendati telah banyak teori yang kita telah pelajari. Berangkat dari asumsi diatas, penulis mencoba memberikan informasi melalui bahasan berikut yang akan menganalisis tentang teori struktural fungsional dan sosialisasi, serta mencoba mengangkat sisi pendidikan dari teori tersebut. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep teori struktural fungsional ? 2. Bagaimana penerapan teori struktural fungsional dalam pendidikan di sekolah? 3. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi dan pendidikan? 4. Apa peran keluarga dalam sosialisasi?
  • 5. 5 C. Tujuan Penulisan Kajian dari makalah ini ditulis guna mengetahui lebih mendalam tentang teori struktural fungsional dan kaitannya dengan pendidikan serta sosialisasi dan peran keluarga dalam sosialisasi. D. Batasan Penulisan Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa dipahami dan dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang atau disiplin. Karena kajian tersebut sangatlah luas maka dari itu makalah ini membatasi masalah dengan membahas hanya tentang teori struktural fungsional dan sosialisasi, serta mencoba mengangkat sisi pendidikan dari teori tersebut .
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Teori Struktural Fungsional Menurut Durkheim, masyarakat adalah sebuah kesatuan di mana di dalamnya terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut seling interdependensi satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan sistem. (Hidayat,2014) Durkhem mengartikan istilah fungsional dalam dua makna. Pertama, fungsional adalah sebuah sistem dari pergerakan penting seperti pencernaan atau respirasi, lalu yang kedua adalah mengacu kepada relasi/keterkaitan dalam pergerakan tersebut termasuk hubungan saling ketergantungan dalam setiap organisme (Jones, 1986:26 dikutip dari Hidayat 2014). Banyak pemikir fungsionalis yang mengacu pemikiran Emile Durkheim percaya bahwa masyarakat dibangun bersama oleh nilai-nilai bersama dan saling ketegantungan sosial-ekonomi. Kalangan fungsionalis juga menjelaskan bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya runtuhnya masyarakat jika nilai-nilainya tidak terus-menerus menegaskan kembali dan diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Oleh karena itu, pemeliharaan nilai-nilai adalah ā€˜fungsiā€™ penting dari masyarakat. Namun orang tidak selalu mengikuti hati nurani kolektif ini karena mereka secara alami memikirkan diri sendiri dan lebih memilih untuk menjaga kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain. Kokohnya masyarakat dalam pandangan Durkheim terjadi karena tegaknya hukum dan berfungsinya sistem pendidikan serta terjadinya sosialisasi utama keluarga. Hukum memang lebih lemah dari dua lembaga sosialisasi yaitu pendidikan dan keluarga. Fungsi yang jauh lebih kuat adalah meresapnya ā€˜self-controlā€™ bahwa kita semua belajar. Berikut adalah beberapa tokoh-tokoh fungsionalisme klasik dan fungsionalisme modern: a. Tokoh fungsionalis klasik 1. Dahrendorf Dahrendorf mengemukakan bahwa teori fungsionalisme sebagai berikut: (1) setiap masyakarat merupakan suatu struktur unsur yang relatif gigih dan stabil. (2) mempunyai struktur unsur yang terintegrasi dengan baik.
  • 7. 7 (3) setiap unsur dalam masyarakat mempunyai fungsi, memberikan sumbangan pada terpeliharanya masyarakat sebagai suatu sistem; (4) setiap struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada konsensus mengenai nilai dikalangan para anggotanya. 2. Auguste Comte Tokoh awal teori ini ialah ā€œbapak sosialogiā€ Auguste Comte. Sumbangan utama Comte bagi sosiologi adalah pembagian antara statika sosial dan dinamika sosial serta organisme menampilkan kesalingterkaitan yang erat. b. Tokoh Fungsionalisme Modern 1. Talcott Parsons Talcott Parsons merupakan tokoh sosiologi modern yang mengembangkan analisis Fungsional dan sangat rinci menggunakannya dalam karnya-karyanya. Karya pertamanya yang memakai analisis fungsional adalah buku The Social System (1951). Dalam karya berikutnya Parsons secara rinci menguraikan fungsi berbagai struktur bagi dipertahankannya sistem sosial. (Wahyu, 2006) Fungsionalisme Struktural Parsons mengenal empat fungsi penting untuk semua system dan terkenal dengan istilah AGIL. Fungsi-fungsi penting tersebut ialah Adaptation, Goal Atteinment, Integration, dan Latency. a. Adaptation ( adaptasi), Sistem tersebut harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan setelah itu membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan. b. Goal Atteinment (Pencapaian tujuan), Sistem tersebut harus mendefenisikan dan mencapai tujuannya. c. Integration (integrasi), Sistem tersebut harus mampu mensinergiskan antar komponen dalam sistem tersebut dan juga ketiga fungsi yang lain (Adaptation, Goal Atteinment, Latency) d. Latency( pemeliharaan pola), Sistem tersebut juga harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. Parson mendesain skema AGIL diatas untuk digunakan disemua tingkat dalam sistem teoritisnya, yaitu: Organisme perilaku ialah sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengubah lingkungan
  • 8. 8 eksternal. Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan menetapkan tujuan system dan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Sistem Sosial menjalankan fungsi integrasi dengan mengendalikan setiap komponennya dan sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola. 2. Robert K. Merton (1968) Sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli teori lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-teori fungsionalisme, ia adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini. Mengakui bahwa pendekatan ini (fungsional-struktural) telah membawa kemajuan bagi pengetahuan sosiologis. Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan disempurnakannya, diantaranya ialah : 1. Kesatuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan dimana seluruh bagian dari system sosial bekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas postulat ini Merton memberikan koreksi bahwa kesatuan fungsional yang sempurna dari satu masyarakat adalah bertentangan dengan fakta. Hal ini disebabkan karena dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok, tetapi dapat pula bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain. 2. Fungionalisme universal yang menganggap bahwa seluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini dikatakan bahwa sebetulnya disamping fungsi positif dari sistem sosial terdapat juga dwifungsi. Beberapa perilaku sosial dapat dikategorikan kedalam bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan demikian dalam analisis keduanya harus dipertimbangkan. 3. Indispensability yang menyatakan bahwa dalam setiap tipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, objek materiil dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan system sebagai keseluruhan. Menurut Merton, postulat yang kertiga ini masih kabur (dalam artian tak memiliki kejelasan), belum jelas apakah suatu fungsi merupakan keharusan.
  • 9. 9 Dengan kata lain, Merton memandang bahwa segala pranata sosial yang ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif. Sebagai contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi muda penerus bangsa. Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan menjurus pada artian yang positif. Kemudian perampok, dan pelaku kriminalitas, pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak mempunyai job untuk menghasilkan tambahan uang. Meskipun bagi orang yang menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri. Bagitulah dalam kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan, mempunyai suatu akibat dan fungsi-fungsi tersendiri. 2.2 Penerapan Teori Struktural-Fungsional dalam Pendidikan di Sekolah Dalam buku Manajemen Pendidikan Mutu berbasis Sekolah yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas (1999:6- 7) diungkapkan beberapa indikator yang menjadi karesteristik dari konsep MPBS sekaligus merefleksikan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak antara lain; (1) lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (2) sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (3) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (4) adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya, termasuk siswa) untuk berprestasi, (5) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (6) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administrative, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan dan atau perbaikan mutu, (7) adanya komunikasi dan dukungan insentif dar orang tua siswa dan masyarakat lainnya. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa praktek teori struktural-fungsional yang mengedepankan integrasi, maka tanggung jawab dan peran masing-masing pihak harus selalu menjadi prioritas dalam rangka membangun intergrasi solid di sekolah terutama yang erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan .
  • 10. 10 Analisis SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu sekolah mengungkapkan dan mengidentifikasi permasalahan. Pentingnya analisis SWOT dilakukan agar dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang melekat dlam lingkungan internal system itu sendiri, serta peluang dan tantangan yang dating dari lingkungan eksternal system tersebut. Berbagai hasil studi empirik menunjukkan bahwa suatu manajemen itu akan berhasil jika mampu mengoptimalkan pemberdayaan dan pemanfaatan kekuatan dan peluang yang dimilikinya serta mampu meminimalkan intensitas pengaruh faktor kelemahan dan hambatan disertai upaya untuk memperbaiki atau mengatasinya (syamsuddin, 2000:5 dalam batubara 2004). 2.3 Sosialisasi dan Pendidikan Sosialisasi adalah proses dimana seorang individu belajar dan menginternalisasi norma dan nilai sepanjang hidupnya dalam masyarakat mana dia berada, dan membangun identitas sosialnya. Dalam pandangan Durkheim sekaligus menekankan bahwa pendidikan terdiri dari beberapa metode sosialisasi kepada generasi muda. Pendidikan menjadi sebuah alat sosialisasi kepada anak-anak dan generasi muda untuk menjadikan mereka sebagai bagian dari kehidupan sosial. Sosialisasi dilakukan sebagai aktivitas yang sadar dan sukarela dilakukan oleh generasi sebelumnya terhadap yang lebih muda. Pendidikan dirumah dilakukan untuk membentuk kepribadian anak. Dengan kata lain menurut Durkhem, hal tersebut sebagai proses konstruksi anak yang berorientasi, dimana, agar nantinya akan bisa berguna sesuai dengan peran sosialnya serta bisa menempati posisi sosial di masyarakat. Durkheim memberikan tiga karakteristik pendidikan. Pertama, pendidikan merupakan wadah untuk mendapatkan peran sosial. Hal itu karena dalam pendidikan memungkinkan terjadinya kontak antara seorang individu dengan masyarakat. Kontak tersebut mengakibatkan terjadinya adaptasi individu tersebut dengan lingkungan di mana dia tinggal sehingga dapat membentuk karakter dan memainkan peran yang berguna di masyarakat. Sosialisasi yang baik adalah mempersiapkan peran sosial seorang individu di masyarakat. Kedua, pendidikan sebagai sebuah metode sosialisasi orang dewasa kepada generasi muda. Ketiga, pendidikan sebagai metafora hipnosis. Durkheim mengunakan
  • 11. 11 metafora hipnosis untuk menekankan kekuatan tindakan pendidikan. Ada dua dimensi dalam hipnosis yaitu dimensi pasif yang menunjuk pada kurangnya resistensi dari subjek terhipnosis gagasan. Seorang individu mentransmisikan gagasan tersebut kepada masyarakat. Dimensi kedua adalah ototritas yang berada di bawah kewenangan hipnosis yang memiliki kewenangan untuk menunjukkan penolakan untuk mematuhi bahkan tidak dibayangkan bahwa perbuatan tersebut harus dilakukan. Sesuatu yang harus dilihat saat ia menunjukkan bahwa tidak bisa sebaliknya. Dalam pandangan Durkheim, kedua kondisi tersebut terpenuhi dalam hubungan antara guru dan anak. Anak secara alami dalam keadaan pasif cukup sebanding dengan yang artifisial yang ditempatkan terhipnotis. 2.4 Peran Keluarga dalam Sosialisasi Menurut Durkheim, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk kondisi sosial, psikologis, moral dan emosi seorang anak. Jika sebuah keluarga baik, maka moral anak pun akan baik. Relasi sosial keluarga didasarkan pada hubungan pribadi yang intim dan sederhana tidak berdasarkan keuntungan ekonomis. Hubungan sosial sederhana ini dapat membentuk anak dalam kehidupan sosial. Proses sosialisasi tidak terbatas pada efek praktik pendidikan, yaitu tindakan eksplisit dan spesifik oleh orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan cara tertentu. Pemikiran dan karakter anak pun dipengaruhi oleh tindakan-tindakan kecil yang tervjadi setiap saat baik di sekolah maupun di rumah. Sosialisasi bisa melalui sistem mentalitas dan sistem ide yang ada di setiap individu. Sistem ide bisa berupa sentimen dan praktik-praktik yang di ekspresikan dalam diri kita. Pendidikan bisa melanggengkan homogenitas yang ada di antara anggota masyarakat engan menanamkan dalam pikiran anak hubungan dasar yang diperllukan oleh kehidupan di masyarakat. Melalui pendidikan juga, seseorang bisa barubah dari makhluk individu (Individual beings) menjadi makhluk sosial (social beings). Melalui pendidikan, individu belajar bagaimana untuk hidup dalam masyarakat yang bertujuan memahami jumlahnya, aturan, norma dan spasi agar menjadi makhluk sosial. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting. Sosialisasi merupakan sebuah mediasi utama untuk menciptakan integritas kolektif yang memberikan implikasi pada pendidikan di masyarakat. Di dalamnya menjadi perhatian dan tanngung
  • 12. 12 jawab utama dari keluarga, negara, dan sekolah dalam transpformasi anak-anak menjadi masyarakat dewasa (Haecht, 2006:22 di kutip dari Hidayat, 2014). Kekuatan moral dalam proses sosial sangatlah penting karena itu berkontribusi pada tingkat perkembangan masyarakat. Masyarakat bergerak ke arah positif dengan diwarnai lahirnya generasi baru. Generasi baru perlu ditanamkan sistem mentalitas dan sistem ide sebagai suatu generasi baru. Sosialisasi merupakan proses permanen yang memungkinkan generasi baru bisa manjadi bagian dari masyarakat, sementara itu generasi tua memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengajarkan kepada anak-anak muda tentang kehidupan sosial. Dengan kata lain, akan tercipta transmisi kebudayaan di dalam masyarakat. Disetiap masyarakat selalu mengadopsi pendidikan untuk menyesuaikan dengan nilai dan tujuannya. Sistem pendidikan berkontribusi untuk eksistensi sebuah masyarakat melalui kurikulum yang diajarkan di sekolah, sehingga murid-murid akan dipersiapkan untuk menantisipasi kondisi di masa yang akan datang. Dengan kata lain pendidikan melalui praktik kurikulum di sekolah akan menghasilkan individu dewasa yang ideal untuk masyarakat. Ada dua hal penting mengenai pendidikan, yaitu, pertama, pendidikan merupakan sebuah alat sosialisasi kepada generasi muda. Kedua, pendidikan dan sosialisasi saling berkaitan secara permanen dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya (Beloni, 2007 dalam Hidayat 2014). Yang membedakan antara individu dengan hewan adalah pendidikan. Karena hewan tidak mewariskan apa pun untuk keturunannya. Walaupun misalnya ibu burung mengajarkan anaknya terbang dari sarangnya. Tetapi sebenarnya walaupun tidak diajarkan, anak burung bis menemukan sendiri karena disertai dengan mekanisme naluriah didirikan saat lahir. Lain dengan manusia dimana semua keterampilan tidak dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lain dengan cara faktor keturunan, kecuali melalui pendidikan. Pendidikan berarti bahwa keterampilan individu tidak turun temurun, tetapi ditanamkan melalui pendidikan.
  • 13. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Teori Struktural fungsional adalah teori yang membahas tentang stratifikasi dan peranan (fungsi) yang ada didalam masyarakat. Teori ini menjelaskan bagaimana struktur yang ada itu berinteraksi dan berfungsi sesuai dengan peranan masing-masing lembaga tersebut dengan mengedepankan integrasi, Sehigga jika terjadi konflik sosial maka akan dengan mudah diselesaikan. Pendidikan dalam teori ini bisa dikatakan bahwa setiap strukturisasi jika berfungsi sesuai dengan stratifikasi yang diperankan maka akan membentuk lembaga- lembaga yang paradigmatis untuk mendidik masyarakat istiqama dan menjadi panutan. Artinya, fungionaris yang ada pada lembaga-lembaga tersebut menjalankan fungsi serta peranannya yang sesuai oleh aturan-aturan yang ada dalam masyarakat. Selain itu, sistem sosial mempunyai bagian yang saling berhubungan, misalnya, status suami, istri, dan anak yang saling berhubungan sehingga membentuk lembaga yang kita kenal sebagai keluarga. Pendidikan dalam lembaga keluarga sangat kental dan jelas yang menjadikan suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab penuh dan menjadi panutan keluarganya dengan peranannya mencari nafkah buat keluarga.
  • 14. 14 Daftar Pustaka Hidayat, Rahmat, (2014), Sosiologi Pendidikan Emile Durkheim. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Batubara, Muhyi, (2004), Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press Wahyu, 2006, sosiologi pendidikan, retrieved on http://ikhsansindu.blogspot.co.id/2012/11/pendidikan-dalam-analisis-teori.html