Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
Prinsipnya teori pembangunan dunia ketiga ini adalah teori-teori yang berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara miskin/berkembang. Negara-negara ini disebut dengan negara dunia ketiga, yang identik dengan negara agraris dan negara tradisional. Dan ternyata, proses pemiskinan di negara dunia ketiga ini disinyalir akibat kontak dengan negara-negara maju (barat) dalam proses pembangunannya.
3 Teori ini akan dibahas pada Bab ini untuk menjelaskan sudut pandang pembangunan negara dunia ketiga yaitu;
- Teori Modernisasi yang melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor internal negara yang bersangkutan;
- Teori Ketergantungan, yang memaknai kemiskinan sebagai akibat kekuatan-kekuatan dari luar; dan
- Teori Sistem Dunia, yang melihat bahwa dunia hanya sebagai satu sistem ekonomi yaitu kapitalis.
Referensi bahasan ini adalah buku "Sosiologi Perubahan Sosial" karya Nanang Martono pada Bab 5 tentang Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
Prinsipnya teori pembangunan dunia ketiga ini adalah teori-teori yang berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara miskin/berkembang. Negara-negara ini disebut dengan negara dunia ketiga, yang identik dengan negara agraris dan negara tradisional. Dan ternyata, proses pemiskinan di negara dunia ketiga ini disinyalir akibat kontak dengan negara-negara maju (barat) dalam proses pembangunannya.
3 Teori ini akan dibahas pada Bab ini untuk menjelaskan sudut pandang pembangunan negara dunia ketiga yaitu;
- Teori Modernisasi yang melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor internal negara yang bersangkutan;
- Teori Ketergantungan, yang memaknai kemiskinan sebagai akibat kekuatan-kekuatan dari luar; dan
- Teori Sistem Dunia, yang melihat bahwa dunia hanya sebagai satu sistem ekonomi yaitu kapitalis.
Referensi bahasan ini adalah buku "Sosiologi Perubahan Sosial" karya Nanang Martono pada Bab 5 tentang Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Paradigma adalah suatu pandangan yg mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.
Normal Science adalah suatu periode akumulasi ilmu pengetahuan, dimana para ilmuan bekerja dan mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
Paradigma adalah suatu pandangan yg mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.
Normal Science adalah suatu periode akumulasi ilmu pengetahuan, dimana para ilmuan bekerja dan mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh.
Ringkasan Materi dan Transparansi
Sumber:
Ginandjar Kartasasmita, 1997, “Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia”, LP3ES.
kelembagaan = regulatif + normatif + kultural kognitif + organisasi. Rancangan organisasi petani masa depan, penyuluhan, pendekatan, kebutuhan organisasi petani, dll. Presentasi di BBPP Batang Kaluku Gowa 5 november 2014 di hadapan dosen STPP, widyaiswara, penyuluh, petani, badan koordinasi penyuluhan dan Bapeluh.
Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industriTrisna Nurdiaman
Perkembangan kota Semarang yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut juga kebutuhan lahan yang semakin besar. Keterbatasan luas lahan yang ada di Semarang menyebabkan kota ini mengalami perkembangan ke daerah pinggiran kota, seperti Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Mranggen merupakan daerah yang mengalami dinamika dan perkembangan yang sangat pesat (rapid growth area), sehingga daerah perbatasan ini cukup sulit dibedakan dengan pusat kota (Semarang) (Suprapta, 2006: 2). Akibatnya, kehidupan daerah perbatasan kota ini terpengaruh oleh tata kehidupan kota dan bisa disebut rural-urban areas.
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Trisna Nurdiaman
Skripsi ini berjudul “Solidaritas Sosial dalam Mobilisasi Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses mobilisasi mata pencaharian pada masyarakat pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan, (2) Bagaimana bentuk solidaritas masyarakat dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis ialah bagaimana proses mobilisasi mata pencaharian, dan bentuk solidaritas masyarakat pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi, pendekatan sejarah, dan pendekatan agama. Adapun sumber data penelitian ini adalah tokoh pemerintah desa, tokoh agama, dan masyarakat setempat yang beralih pekerjaan. Selanjutnya metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi berupa foto. Kemudian teknik pengolahan data yang digunakan adalah reduksi data, analisis perbandingan, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses terjadinya mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan, beralih pekerjaan dari nelayan ke pekebun atau nelayan beralih jadi buruh sawit, hal tersebut disebabkan karena sebagian masyarakat mengalami tidak kuat secara fisik, kebutuhan dalam keluarga, musim paceklik, kapal rusak, tidak lancar lagi muatan kapal, tidak pasti penghasilan atau gaji, modal tidak ada, dan kurang penghasilan.
Bentuk solidaritas dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di Desa Tanjung Lalak Kec. Pulau Laut Kepulauan Kab. Kotabaru Kalimantan Selatan solidaritasnya berkurang, disebabkan peralihan pekerjaan utama yang awalnya bermata pencaharian di laut beralih pekerjaan di daratan yang lebih terikat sehingga masyarakat tidak bisa meninggalkan pekerjaan, lebih mementingkan pekerjaan pribadi, mesti ada upah atau gaji, kecemburuan sosial, bantuan pemerintah yang tidak merata, dan kesibukan pada pekerjaan.
First published in 1915 Second Edition 1976. This book is copyright under the Berne Convention. All rights are reserved. Apart from any fair dealing for the purpose of private study, research, criticism or review, as permitted under the Copyright Act, 1956, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means, electronic, electrical, chemical, mechanical, optical, photocopying, recording or otherwise, without the prior permission of the copyright owner. Enquiries should be addressed to the publishers.
Buku ini merupakan hasil penelitian yang disponsori oleh sekelompok orang dengan berbagai latar belakang keahlian dan profesi yang terwadahi dalam forum bernama The Club of Rome. Studi dilakukan oleh perguruan tinggi terkenal di Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dibawah pimpinan Dennis L Meadows. Inti dari laporan The Limit to Growth adalah desakan kepada dunia agar pertumbuhan ekonomi dibatasi atau dikendalikan secara sadar. Juga didesak agar diciptakan konsensus untuk merumuskan zero growth dalam penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Membahas tentang pemikiran pilitik islam di indonesia mengenai pergulatan konsepsi wacana politik dalam Islam antara Islam Radikal versus Islam Liberal. Selain itu juga disajikan beberapa organisasinya.
3. 1. Biografi Parson
Lahir di Spring tahun 1902, Colorado, Berasal dari keluarga yang religius dan intelektual.
Menempuh pendidikannya di Universitas Amherst , Sekolah Ekonomi London dan Heidelberg, Jerman.
Tahun 1927 ia mengajar di Hardvard University.
Tahun 1949 ia menjadi presiden The American Sociological Association.
Karya terpentingnya adalah :
1. The Structur of Social Action (1937),
2. The Social System (1951),
3. Toward a General Teori Action (1971)
4. The System of Modern societies (1971).
3
4. 2. Asumsi Pemikiran
1) Sistem memiliki keteraturan dan bagian-bagian yang tergantung.
2) Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan diri atau
keseimbangan.
3) Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan teratur.
4) Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-
bagian lain.
5) Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.
6) Alokasi integrasi merupakan proses fundamental yang diperlukan untuk
memelihara keseimbangan sistem.
7) Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan diri.
4
5. 3. Teori Struktural Fungsional Parson
Menurut Parson Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan
keteraturan diri atau keseimbangan (equilibrium).
Suatu masyarakat akan tetap survive apabila di dalamnya terdapat empat
fungsi berikut :
1. Adaptation
2. Goal Attainment
3. Integration
4. Latency
Ketika perubahan sosial terjadi, maka umumnya masyarakat itu tumbuh dengan
kemampuan yang lebih baik dalam menanggulangi masalah.
5
6. Sistem Struktur Tindakan
Adaptation
(organisme Perilaku)
Goal Attainment
(Sistem Kepribadian)
Integration
(Sistem Sosial)
Latency
(Sistem Kultural)
6
Organisme perilaku melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan juga mengubah lingkungan eksternalnya.
sistem kepribadian berfungsi untuk melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan
menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumberdaya untuk mencapainya.
Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan mengendalikan bagian-bagian yang
menjadi komponennya.
sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan cara menyediakan
seperangkat nilai dan norma yang memotivasi aktor untuk bertindak.
1
2
3
4
7. Subsistem dalam Masyarakat
Menurut Fungsi
7
1. Ekonomi adalah subsistem yang melaksanakan fungsi adaptasi (menyesuaikan
diri) terhadap lingkungan melalui tenaga kerja, produksi dan alokasi
2. Pemerintah (polity) melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan mengejar
tujuan-tujuan kemasyarakatan serta memobilisasi aktor dan sumberdaya untuk
mencapai tujuan.
3. Komunitas masyarakat melaksanakan fungsi integrasi dengan cara
mengkoordinasikan berbagai komponen kemasyarakatan, misalnya hukum.
4. Sistem fiduciary (seperti sekolah, keluarga) menangani fungsi pemeliharaan pola
(latency) melalui proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan norma-norma.
8. Koherensi Konsep Teori 8
Adaptation
Goal attainment
integration
Latency
Organisme Perilaku
Sistem Kepribadian
Sistem Sosial
Sistem Kultural
Sistem Ekonomi
Sistem Pemerintahan
Komunitas masyarakat (hukum)
Sistem fiduracy (sekolah, keluarga)
1.
2.
3.
4.
9. Kritik 9
1. Talcot Parson dianggap sangat konservatif karena terlalu berorientasi statis kepada
keteraturan dalam masyarakat. (sayap sosiologi radikal Amerika Serikat).
2. Robert K. Merton - fungsionalisme struktural Parson hanya memperhatikan aspek
fungsional saja tanpa melihat aspek disfungsional.
3. George Ritzer menyatakan bahwa ke-empat sistem tindakan yang dikemukakan oleh
Talcot Parson (AGIL) sebenarnya tidak muncul dalam kehidupan nyata, namun tidak
lebih dari hanya sekedar peralatan analisis untuk menganalisis kehidupan nyata. (Ritzer,
31)
4. Menurut kami, terdapat kekaburan dalam penjelasan mengenai hubungan dialektik
antara fungsi goal attainment yang dilaksanakan oleh “pemerintah” dengan konsep
“sistem kepribadian” yg merujuk pada sistem orientasi dan motivasi tindakan yang
dibentuk oleh lingkungan sosial.
10. Analisis dan Kesimpulan
Latar belakang kehidupan pendidikan Parson dari bidang biologis menjadikan
pemikirannya berbau organisme biologis. Hal itu dibuktikan dengan penekankan
konsep adaptasi aspek esensial dalam “paradigma perubahan evolusionernya”.
Perpindahannya ke Heidelberg Jerman membuat struktural fungsional mendapat
pengaruh dari Max Weber. Hal tersebut dibuktikan dengan konsep sistem struktur
tindakannya. Meskipun ia menganalisis sistem sosial, tetapi ia tidak mengabaikan
masalah hubungan antara aktor dengan struktur sosial.
Asumsinya mengenai kecenderungan masyarakat untuk bergerak ketitik
keseimbangan (equilibrium) membuatnya dianggap sebagai tokoh konservatif.
Parson juga memandang bahwa sistem sosial masyarakat akan tetap survive selama
memiliki fungsi adaptation, goal attainment, integratin dan latency. Namun, Ritzer
memandang ke-empat fungsi tersebut sebagai alat analisis kehidupan nyata saja.
10