SlideShare a Scribd company logo
AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Ida Ariani, M.Kep., Sp.Kep.An
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Irma Susrini (108114023)
2. Riski Sefriyanto (108114024)
3. Iqbal Aziz D. (108114025)
4. Rizki Noorfia M. (108114026)
5. Indra Hartono (108114027)
6. Luciana Rahmawati (108114028)
7. Safitri Dewi (108114029)
8. Eka Mailina I. (108114030)
9. Laelatul Mahmudah (108114031)
10. Alfiani D. (108114032)
11. Syarah E (108114033)
12. Tri Puji R. (108114034)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK
A. Pengertian
Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat
vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan
kejadian hemodinamik darah dalam jantung.
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua
corong yang dapat dipakai bergantian.
1. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan
suara dengan frekuensi tinggi (apeks)
Bell :
Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4, bising
mid diastole mitral / tricuspid.Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja
pada dinding dada.
2. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk
mendengarkan bunyi dengan nada rendah
Diapragma
Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan suara
yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening snap), bunyi
ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan awal sistolik.
B. Auskultasi Jantung
Auskultasi pada jantung dilakukan dengan mendengarkan mulai dari apeks, ke
tepi kiri sternum pada bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum,
tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan / kiri, lekuk suprasternal
daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. Pemeriksaan auskultasi
secara tradisional dapat dilakukan di daerah mitral, yaitu di apeks untuk
trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga kedua tepi
kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum.
Pada auskultasi harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
a. BJ I
 Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang
terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
 Daerah auskultasi untuk BJ I :
 Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
 Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub
trikuspidalis terdengar disini
 Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat
yang baik pula untuk mendengar katub mitral.
 Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
 stenosis mitral
 interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
 pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya
pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
 Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :
 shock hebat
 interval PR yang memanjang
 decompensasi hebat.
b. BJ II
 Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonalis pada dinding toraks.Terjadi kira-kira pada permulaan diastole.
 BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I
 Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :
 Hipertensi
 arterisklerosis aorta yang sangat.
 Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :
 kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik
kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital
 BJ I dan II akan melemah pada :
 orang yang gemuk
 emfisema paru-paru
 perikarditis eksudatif
 penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung
2. Bising jantung / cardiac murmur
Adalah bunyi jantung (bergemuruh) yang dibangkitkan oleh aliran
turbulensi (pusaran abnormal) dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh
darah.
 Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah
bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk
menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan
terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka
bising itu adalah bising systole.
 Tentukan lokasi bising yang terkeras.
 Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu
dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik,
dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.
 Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising :
a. Derajat (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini
hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan
apakah besar-benar merupakan suara bising.
b. Derajat (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera.
c. Derajat (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga
mempunyai intensitas diantara (2) dan (5).
d. Derajat (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila
stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada.
e. Dderajat (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan
stetoskop.
 Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek,
bising yang meniup, bising yang melagu.
3. Irama Gallop ( gallop ritme )
Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase
Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar
dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel
 Normal : tidak terdapat gallop ritme
 Abnormal :
 Gallop ventrikuler ( gallop S3 )
 Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 )
 Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop )
C. Lokasi Auskultasi
1. area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum
2. area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat sternum
3. titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat sternum
4. area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis midklavikuler kiri
(ruang intercostal ketiga sampai keempat dan lateral pada garis midklavikular
kiri pada bayi)
D. Cara Kerja
Cara auskultasi jantung pada anak yaitu :
1. Usahakan anak tidak menangis
2. Gunakan diafragma maupun bell dari stetoskop
3. Posisi anak berbaring dan duduk
4. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke
daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2.
5. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke
daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di
banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop.
6. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas.
7. Geser ke daerah ephigastrik
8. Catat bila terdapat variasi suara jantung waktu bernafas
9. Suara satu paling baik di dengar di daerah apek mempergunakan bell, suara dua
di daerah basal.
10. Pada bayi suara satu terdengar lebih keras dari suara dua.
11. Pada karditis suara satu terdegar lebih lemah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.healthyenthusiast.com/pemeriksaan-fisik-pada-anak.html
http://www.academia.edu/8744092/Pemeriksaan_auskultasi_jantung_meliputi_pemeriksaan
https://doktertipis.wordpress.com/2010/04/06/pemeriksaan-fisis-kardiovaskuler/
https://books.google.co.id/books?id=6stbuzueEQ8C&pg=PA297&lpg=PA297&d
q=bunyi+jantung+1+apeks+jantung&source=bl&ots=5Fc9xam8sm&sig=1hAj7k
AH1_pv2KBroDYa6mCFNMw&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=buny
i%20jantung%201%20apeks%20jantung&f=false

More Related Content

What's hot

pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
Kampus-Sakinah
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
Azis Aimaduddin
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
Ira Rahmawati
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
Farida Sihotang
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
Amalia Senja
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Sop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldSop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopold
amriljambak
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Fraktur Humerus
Fraktur HumerusFraktur Humerus
Fraktur Humerus
Fatin Cassie
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
Adam Muhammad
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
Syscha Lumempouw
 

What's hot (20)

Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisikpemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Sop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopoldSop pemeriksaan leopold
Sop pemeriksaan leopold
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Fraktur Humerus
Fraktur HumerusFraktur Humerus
Fraktur Humerus
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 

Similar to PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerocto zulkarnain
 
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdfPEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
agus648950
 
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxBST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
LiyaAnjelina2
 
Presentation fisik jantung
Presentation fisik jantungPresentation fisik jantung
Presentation fisik jantung
Dian Chiro
 
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
icha582186
 
Tinitus
Tinitus Tinitus
Stetoskop
StetoskopStetoskop
Stetoskop
Fitri Nur
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007WaQhyoe Arryee
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
HerwantoYusa
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkap
rosmeni
 
Indra Pendengaran
Indra PendengaranIndra Pendengaran
Indra Pendengaran
nailaamaliaa
 
Referat sttoskop
Referat sttoskopReferat sttoskop
Referat sttoskop
Ratkhi Aber
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
Sulistia Rini
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
Sofyan Dwi Nugroho
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
Sulistia Rini
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
Sulistia Rini
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
EvaRosdiana19
 
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan MagetanBasic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Triana Septianti
 

Similar to PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK (20)

Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdfPEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
PEMERIKSAAN FT PADA KASUS KARDIOVASKULER (2).pdf
 
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptxBST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
BST PEMFIS JANTUNG & PARU [REVISI].pptx
 
Presentation fisik jantung
Presentation fisik jantungPresentation fisik jantung
Presentation fisik jantung
 
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......pptPemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler......ppt
 
Tinitus
Tinitus Tinitus
Tinitus
 
Stetoskop
StetoskopStetoskop
Stetoskop
 
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007Tugas kelompok biologi bab  telinga  ms 2007
Tugas kelompok biologi bab telinga ms 2007
 
Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)Embriologi jantung (1)
Embriologi jantung (1)
 
cvs fix lengkap
 cvs fix lengkap cvs fix lengkap
cvs fix lengkap
 
Andini 92
Andini 92Andini 92
Andini 92
 
Indra Pendengaran
Indra PendengaranIndra Pendengaran
Indra Pendengaran
 
Referat sttoskop
Referat sttoskopReferat sttoskop
Referat sttoskop
 
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
ASKEP ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan  fisikPemeriksaan  fisik
Pemeriksaan fisik
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
Pe adult
Pe adultPe adult
Pe adult
 
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.pptBASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
BASIC LIFE SUPPOR REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU.ppt
 
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan MagetanBasic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
Basic Life Support ed.1 Kebidanan Magetan
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Sulistia Rini
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Sulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
Sulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 

Recently uploaded (20)

Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 

PEMERIKSAAN AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK

  • 1. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK Dosen Pembimbing : Ida Ariani, M.Kep., Sp.Kep.An Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Irma Susrini (108114023) 2. Riski Sefriyanto (108114024) 3. Iqbal Aziz D. (108114025) 4. Rizki Noorfia M. (108114026) 5. Indra Hartono (108114027) 6. Luciana Rahmawati (108114028) 7. Safitri Dewi (108114029) 8. Eka Mailina I. (108114030) 9. Laelatul Mahmudah (108114031) 10. Alfiani D. (108114032) 11. Syarah E (108114033) 12. Tri Puji R. (108114034) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN AKADEMIK 2015/2016
  • 2. AUSKULTASI JANTUNG PADA ANAK A. Pengertian Auskultasi merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian hemodinamik darah dalam jantung. Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. 1. Corong pertama berbentuk kerucut (bell)yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks) Bell : Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4, bising mid diastole mitral / tricuspid.Tempelkan dengan penekanan yang ringan saja pada dinding dada. 2. Corong yang kedua berbentuk lingkaran (diafragma) yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan nada rendah Diapragma Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan suara yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening snap), bunyi ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik dan awal sistolik. B. Auskultasi Jantung Auskultasi pada jantung dilakukan dengan mendengarkan mulai dari apeks, ke tepi kiri sternum pada bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum, tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan / kiri, lekuk suprasternal daerah karotis di leher kanan atau kiri dan seluruh sisa dada. Pemeriksaan auskultasi secara tradisional dapat dilakukan di daerah mitral, yaitu di apeks untuk trikuspidalis di parasternal kiri bawah, daerah pulmonal pada sela iga kedua tepi kiri sternum dan daerah aorta disela iga kedua tepi kanan sternum. Pada auskultasi harus diperhatikan beberapa hal, yaitu : 1. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II a. BJ I  Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole.
  • 3.  Daerah auskultasi untuk BJ I :  Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.  Pada ruang interkostal IV – V kanan, pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini  Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum : merupakan tempat yang baik pula untuk mendengar katub mitral.  Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:  stenosis mitral  interval PR (pada EKG) yang begitu pendek  pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.  Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :  shock hebat  interval PR yang memanjang  decompensasi hebat. b. BJ II  Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan arteri pulmonalis pada dinding toraks.Terjadi kira-kira pada permulaan diastole.  BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I  Intensitas BJ II aorta akan bertambah pada :  Hipertensi  arterisklerosis aorta yang sangat.  Intensitas BJ II pulmonal bertambah pada :  kenaikan desakan a. pulmonalis, misalnya pada : kelemahan bilik kiri, stenosis mitralis, cor pulmonal kronik, kelainan cor congenital  BJ I dan II akan melemah pada :  orang yang gemuk  emfisema paru-paru  perikarditis eksudatif  penyakit-penyakit yang menyebabkan kelemahan otot jantung 2. Bising jantung / cardiac murmur Adalah bunyi jantung (bergemuruh) yang dibangkitkan oleh aliran turbulensi (pusaran abnormal) dari aliran darah dalam jantung dan pembuluh darah.
  • 4.  Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah bising terdapat antara BJ II dan BJ I (=bising diastole). Cara termudah untuk menentukan bising systole atau diastole ialah dengan membandingkan terdengarnya bising dengan saat terabanya iktus atau pulsasi a. carotis, maka bising itu adalah bising systole.  Tentukan lokasi bising yang terkeras.  Tentukan arah dan sampai mana bising itu dijalarkan. Bising itu dijalarkan ke semua arah tetapi tulang merupakan penjalar bising yang baik, dan bising yang keras akan dijalarkan lebih dulu.  Perhatikan derajat intensitas bising tersebut, Ada 6 derajat bising : a. Derajat (1)Bising yang paling lemah yang dapat didengar.Bising ini hanya dapat didengar dalam waktu agak lama untuk menyakinkan apakah besar-benar merupakan suara bising. b. Derajat (2) Bising lemah , yang dapat kita dengar dengan segera. c. Derajat (3) dan (4) adalah bising yang sedemikian rupa sehingga mempunyai intensitas diantara (2) dan (5). d. Derajat (5) Bising yang sangat keras, tapi tak dapat didengar bila stetoskop tidak diletakkan pada dinding dada. e. Dderajat (6) Bising yang dapat didengar walaupun tak menggunakan stetoskop.  Perhatikan kualitas dari bising, apakah kasar, halus, bising gesek, bising yang meniup, bising yang melagu. 3. Irama Gallop ( gallop ritme ) Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel  Normal : tidak terdapat gallop ritme  Abnormal :  Gallop ventrikuler ( gallop S3 )  Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 )  Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop )
  • 5. C. Lokasi Auskultasi 1. area aortic : ruang intercostal kanan kedua dekat sternum 2. area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat sternum 3. titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat sternum 4. area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis midklavikuler kiri (ruang intercostal ketiga sampai keempat dan lateral pada garis midklavikular kiri pada bayi) D. Cara Kerja Cara auskultasi jantung pada anak yaitu : 1. Usahakan anak tidak menangis 2. Gunakan diafragma maupun bell dari stetoskop 3. Posisi anak berbaring dan duduk 4. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2. 5. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop. 6. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas. 7. Geser ke daerah ephigastrik 8. Catat bila terdapat variasi suara jantung waktu bernafas 9. Suara satu paling baik di dengar di daerah apek mempergunakan bell, suara dua di daerah basal. 10. Pada bayi suara satu terdengar lebih keras dari suara dua. 11. Pada karditis suara satu terdegar lebih lemah.