Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...Suprijanto Rijadi
http://sistemkesehatandaerah.com/
PP 38 tahun 2007 mengatur Pembagian Urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, pemda Propinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota untuk 31 sektor diantaranya Sektor Kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan ...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
SKD 02 PP no 38 tahun 2007 Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pem Pusat, Pe...Suprijanto Rijadi
http://sistemkesehatandaerah.com/
PP 38 tahun 2007 mengatur Pembagian Urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, pemda Propinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota untuk 31 sektor diantaranya Sektor Kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Derah, Dan Indormasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Dearah Kepada Masyarakat
Sekarang hampir semua partai menganggap bahwa kadernya yang terbaik. Padahal mungkin tidak seperti itu. Kalau anggota partai tidak ada yang kompeten, ya, kasih orang di luar partai untuk jadi capres,” harapnya.
Menurut Edi, survei LSI ini penting untuk perbaiki kualitas pilihan pemilih. Pilihan itu, lanjut Edi, jangan sebatas kenal saja tapi liat juga kualitasnya. Survei ini adalah empiris untuk kenali lebih jauh kualitas personal para capres.
“Kualitas pemilih adalah kualitas Pemilu untuk perubahan demokrasi yang lebih maju. Jangan terjebak pencitraan. Partai politik harus perhatikan wacana-wacana juga tokoh-tokoh baru yang muncul. Bersama-sama kita bisa dorong kemajuan demokrasi,” pungkasnya
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 27 Tahun 2006 tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan usaha milik Desa.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Derah, Dan Indormasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Dearah Kepada Masyarakat
Sekarang hampir semua partai menganggap bahwa kadernya yang terbaik. Padahal mungkin tidak seperti itu. Kalau anggota partai tidak ada yang kompeten, ya, kasih orang di luar partai untuk jadi capres,” harapnya.
Menurut Edi, survei LSI ini penting untuk perbaiki kualitas pilihan pemilih. Pilihan itu, lanjut Edi, jangan sebatas kenal saja tapi liat juga kualitasnya. Survei ini adalah empiris untuk kenali lebih jauh kualitas personal para capres.
“Kualitas pemilih adalah kualitas Pemilu untuk perubahan demokrasi yang lebih maju. Jangan terjebak pencitraan. Partai politik harus perhatikan wacana-wacana juga tokoh-tokoh baru yang muncul. Bersama-sama kita bisa dorong kemajuan demokrasi,” pungkasnya
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 27 Tahun 2006 tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan usaha milik Desa.
3. 1. Urusan pemerintahan yang sepenuhnya tetap menjadi
kewenangan pemerintah pusat adalah:
Menurut UU No. 32 Tahun 2004
Politik Luar Negeri
Pertahanan
Keamanan
Yustisi
Moneter dan
Fiskal Nasional
Agama
4. Lanjutan…..
a. Politik Luar Negeri, adalah urusan pengangkatan pejabat diplomatik dan menunjuk warga negara untuk duduk dalam jabatan Lembaga
Internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dan
sebagainya;
b. Pertahanan, adalah misalnya mendirikan atau membentuk angkatan bersejata, menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian
negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan sistem pertahanan negara dan persenjataan, menetpkan kebijakan untuk wajib
militer, bela negara bagi setiap warga negara, dan sebagainya;
c. Keamanan, adalah mendirikan atau membentuk kepolisian negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang yang
melanggar hukum negara, menindak kelompok atau organisasi yang kegiatannya mengganggu keamanan negara, dan sebagainya;
d. Moneter dan fisikal nasional, adalah misalnya mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter/fisikal,
mengendalikan peredaran uang, dan sebagainya;
e. Yustisi, adalah misalnya mendirikan Lembaga peradilan mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan Lembaga Permasyarakatan menetapkan
kebjikana kehakiman dan keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk undang-undang, peraturan pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah dan peraturan lain yang berskala nasional, dan lain sebagainya;
f. Agama, adalah misalnya menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberi hak pengakuan terhadap keberadaan suatu
agama, menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan, dan sebagainya;
5. 2. Urusan Pemerintahan Yang Bersifat Concurrent.
• Urusan pemerintahan yang bersifat concurrent, yaitu urusan pemerintahan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu, dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian, pada setiap urusan yang
bersifat concurrent senantiasa ada bagian urusan yang menjadi wewenang pemerintahan
pusat dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada provinsi, dan ada pula bagian urusan
yang diserahkan kepada kabupaten/kota.
6. Kriteria-kriteria berikut ini.
a. Kriteria eksternalistis yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan
dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut. Apabila dampak
yang ditimbulkan bersifat lokal, urusan pemerintahan tersebut menjadi wewenang kabupaten/kota; apabila
regional menjadi wewenang provinsi, dan apabila nasional, menjadi wewenang pemerintah pusat.
b. Kriteria akuntabilitas yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa
tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian urusan adalah tingkat pemerintahan yang lebih
langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut. Dengan demikian, akuntabilitas
penyelenggaraan bagian urusan pemerintahan tersebut kepada masyarakat akan lebih terjamin.
c. Kriteria efisiensi yaitu pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan
tersedianya sumber daya (personel, dana dan peralatan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan
kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan.
d. Keserasian hubungan adalah bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintahan yang dikerjakan oleh tingkat
pemerintahan yang berbeda, bersifat saling berhubungan (interkoneksi), saling tergantung (interinpendensi),
dan saling mendukung sebagai satu kesenian sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.
7. Menurut UU No. 32
Tahun 2004
Urusan Pemerintahan
Urusan
Piihan
Urusan Wajib
Pelayanan
dasar.
Pendidikan
dasar,
kesehatan,
perumahan,
kebutuhan hidup
minimal,
prasarana
lingkungan
dasar.
Potensi unggulan dan
kekhasan daerah.
Urusan secara nyata
dan berpotensi untuk
meningkatkan
kesejahteraan sesuai
kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan
daerah.
8. Urusan pemerintahan wajib adalah yang sangat mendasar yang
berkaitan dengan hak dan pelayanan warga negara, antara lain :
Perlindungan hak konstitusional;
Perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat,
ketentraman dan kepentingan umum dalam rangka menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan
perjanjian internasional.
9. a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang;
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. Penanganan bidang kesehatan;
f. Penyelenggaraan pendidikan, dan alokasi sumber daya manusia potensial;
g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota;
h. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil;
i. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota;
j. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Menurut ketentuan Pasal 13 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004, urusan wajib
yang menjadi urusan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota meliputi :