SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MODUL
MATEMATIKA
PELUANG
KUSNADI, S.Pd
www.mate-math.blogspot.com
1
PELUANG
Standar Kompetensi :
Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam
pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
• Menggunakan aturan perkalian permutasi dan kombinasi dalaam pemecahan
masalah.
• Menentukan ruang sample suatu percobaan
• Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsiraanya.
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Dalam modul ini Anda akan mempelajari menggunakan aturan statistika, kaidah
pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini anda harus menguasai operasi perkalian, pembagian dan
Diagram Venn
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi yang mendahului
merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
2. Pahamilah contoh-contoh soal yang ada, dan kerjakanlah semua soal latihan yang ada.
Jika dalam mengerjakan soal Anda menemui kesulitan,
kembalilah mempelajari materi yang terkait.
3
3. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika Anda menemui kesulitan dalam
mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari materi yang terkait.
4. Jika Anda mempunyai kesulitan yang tidak dapat Anda pecahkan, catatlah,
kemudian tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi
lain yang berhubungan dengan materi modul ini. Dengan
membaca referensi lain, Anda juga akan mendapatkan pengetahuan tambahan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:
1. Menyusun aturan perkalian, permutasi dan kombinasi
2. Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi.
3. Menentukan banyak kemungkinan kejadian dari berbagai situasi.
4. Menuliskan himpunan kejadian dari suatu percobaan .
5. Menentukan peluang kejadian melalui percobaan
6. Menentukan peluang suatu kejadian secara teoritis.
BAB II PEMBELAJARAN
A. Kaidah Pencacahan
1. Prinsip Dasar Membilang
Jika suatu operasi terdiri dari 2 tahap, tahap pertama dapat dilakukan dengan m cara yang
berbeda dan tahap kedua dapat dilakukan dengan n cara yang berbeda, maka keseluruhan
operasi dapat dilakukan dengan m x n cara. Cara pencacahan seperti ini disebut kaidah
perkalian.
4
Contoh:
Berikut ini jalan yang dapat dilalui pengendara motor dari kota A ke kota C melelui kota B.
Ada berepa cara yang dapat dilakukan dari A ke C ?
1 5
2
6
3 7
4
Jawab:
Dari A ke B dapat dilakukan dengan 4 cara.
Dari B ke C dapat dilakukan dengan 3 cara.
Jadi, dari A ke C dapat dilakukan dengan = 4 x 3 = 12 cara, yaitu:
jalan 1,5 ; jalan 1,6 ; jalan 1,7
jalan 2,5 ; jalan 2,6 ; jalan 2,7
jalan 3,5 ; jalan 3,6 ; jalan 3,7
jalan 4,5 ; jalan 4,6 ; jalan 4,7
Contoh:
Ada berapa cara yang dapat dilakukan dari A ke C ?
1 5
2
6
3 7
4
8 10
9
Jawab:
A ke B ada 4 cara
A ke C melalui B ada 4 x 3 = 12 cara
B ke C ada 3 cara
A ke D ada 2 cara
A ke C melalui D ada 2 x 1 = 2 cara
D ke C ada 1 cara
Jadi, A ke C baik melalui B maupun D ada 12 + 2 = 14 cara.
2. Faktorial
Hasil kali bilangan bulat positif (bilangan asli) berturut-turut dari n sampai 1 disebut n
faktorial, ditulis : n!
Contoh:
Hitunglah
!2
!5
!
Jawab:
!2
!5
=
1.2
1.2.3.4.5
=60
Contoh:
Nyatakan 4 x 3 dalam factorial !
5
A B C
A B C
D
n! = n(n – 1)(n – 2)(n – 3) … 3.2.1
0! = 1
Jawab:
4 x 3 =
!2
!4
12
1234
=
x
xxx
B. Permutasi dan Kombinasi
1. Permutasi
Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu.
a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn)
Contoh:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3
huruf yang berbeda itu ?
Jawab:
3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara
Contoh:
Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada berapa
cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ?
Jawab:
I II III IV
4 3 2 1
Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara.
Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara.
Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara.
Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara.
Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat
siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Atau:
nPn = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.
b. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian (nPr)
Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan nPr atau P(n, r)
atau n
rP (dibaca Permutasi r dari n) adalah :
Contoh:
Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf : A, I, U, E.
Jawab:
4P2 =
1.2
1.2.3.4
!2
!4
)!24(
!4
==
−
= 4.3 = 12 cara
Ke-12 permutasi itu adalah :
I : AI A : UA
A U : AU U I : UI
E : AE E : UE
A : IA A : EA
I U : IU E I : EI
E : IE U : EU
6
nPn = n! atau
n
nP = n!
nPr = n(n – 1)(n – 2) … (n – r + 1) atau
nPr =
)!(
!
rn
n
−
c. Permutasi n objek yang tidak semua berbeda
Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang sama dari
satu jenis, q unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah :
Contoh:
Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris !
Jawab:
Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2.
P =
1.2.1.2
1.2.3.4.5
!2!.2
!5
= = 30
Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah.
d. Permutasi Siklis
Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan
memandang susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum jam
adalah :
Contoh:
Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun dalam
lingkaran ?
Jawab:
Cara I
Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian menyusun tiga anak
yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6
cara.
Cara II
Perhatikan gambar !
Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1, 2, 3 dan 4
bergantian searah putaran jarum jam dalam sebuah
lingkaran , maka mereka tetap membentuk susunan yang
sama. Karena itu, penyusunannya harus menempatkan
seorang anak kepada posisi yang tetap dan menggerak-
gerakkan posisi tiga anak yang lain.
7
P = !...!.
!
qp
n
Ps(n) =
)!1(
!
−= n
n
n
Menyusunnya seperti berikut:
C→D (ABCD)
B
D→C (ABDC)
B→D (ACBD)
A → C
D→B (ACDB)
B→C (ADBC)
D
C→B (ADCB)
Jadi banyaknya susunan melingkar = (4 – 1)! = 3! = 6 cara.
2. Kombinasi
Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan
unsur-unsur itu.
Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr atau C(n, r) atau n
rC atau 





r
n
adalah :
Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara permutasi dan kombinasi.
Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D).
Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD
Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB
Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 =
3!
P34
Sehingga kita peroleh: nCr =
!r
Prn
=
)!(!
!
rnr
n
−
Contoh:
Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang terdiri 12
pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan ?
Jawab:
12C5 =
!7.1.2.3.4.5
!7.8.9.10.11.12
!7!.5
!12
)!512(!5
!12
==
−
= 792
Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara.
Contoh:
Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari suatu kotak yang
berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih ?
Jawab:
2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara.
3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara.
8
nCr =
)!(!
!
rnr
n
−
4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara.
Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta :
4C2 x 6C3 x 5C4 =
!1!.4
!5
!3!.3
!6
!2!.2
!4
xx
=
1!.4
!4.5
!3.1.2.3
!3.4.5.6
!2.1.2
!2.3.4
xx
= 6 x 20 x 5
= 600 cara.
LATIHAN 13.1
1. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibentuk suatu bilangan dengan syarat setiap bilangan
tidak boleh ada angka yang sama.
a. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 4 angka dan habis dibagi 2 !
b. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka dan merupakan bilangan ganjil !
2. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 akan dibentuk suatu bilangan dengan syarat bahwa setiap
bilangan tidak terdapat angka yang sama. Berapakah banyaknya bilangan yang dapat dibentuk
jika diberikan ketentuan sebagai berikut !
a. terdiri atas 4 angka.
b. terdiri atas 3 angka dan kelipatan 2.
c. bilangan itu kurang dari 500.
3. Tentukan nilai n jika P(n + 2, n) = 60 !
4. Sebanyak 8 orang akan duduk melingkar dalam acara rapat. Ada berapa cara mereka duduk
melingkar jika ada 2 orang harus duduk berdampingan ?
5. Hitunglah permutasi dari kata-kata berikut !
a. SATUAN b. GEGANA
6. Hitunglah hasil kombinasi berikut !
a. C(6, 2) b. C(8, 3) . C(6, 2)
7. Tentukan nilai n jika C(n, n – 2) = 10 !
8. Tentukan nilai n jika C(n + 2, n – 1) = 35 !
9. Seorang pemborong menyediakan 5 macam warna cat untuk mengecat dinding rumah. Jika tiap
bidang tembok dicat dengan campuran 2 macam warna, maka berapa banyak kombinasi warna
yang dapat dipilih untuk mengecat bidang tembok tersebut ?
10. Seorang manajer perkebunan akan meneliti jenis, bentuk, dan cara aplikasi pupuk nitrogen (N)
pada suatu jenis tanaman. Jenis pupuk yang tersedia adalah Urea, Za, dan Kyang masing-masing
dalam bentuk tablet dan butiran. Penggunaan pupuk dapat dilakukan dengan cara disebarkan,
dilingkarkan pada pangkal tanaman atau dipalirkan di antara dua baris tanaman. Hitunglah berapa
banyak percobaan yang dibutuhkan !
A. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian
Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya kita
melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka 1, 2, 3, 4,
5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel, biasanya
dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya
anggota dalam S dinyatakan dengan n(S).
Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6.
Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan itu disebut kejadian.
Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
9
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel
mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya percobaan
tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
P(A) = Peluang muncul A
n(A) = banyaknya kejadian A
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian S
Contoh:
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka” ?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1
Jadi, P(A) =
)(
)(
Sn
An
=
2
1
Contoh:
Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
A = {1, 3, 5} → n(A) = 3
Jadi, P(A) =
)(
)(
Sn
An
=
6
3
=
2
1
Contoh:
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukan
peluang yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52
n(As) = 4
Jadi, P(As) =
)(
)(
Sn
Asn
=
52
4
=
13
1
B. Frekuensi Harapan (Fh)
frekuensi harapan suatu kejadian pada suatu percbaan adalah hasil kali peluang dengan
frekuensi percobaan A, dinyatakan dengan rumus :
Contoh:
Sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi harapan
munculnya mata dadu prima ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
A = {2, 3, 5} → n(A) = 3
P(A) =
)(
)(
Sn
An
=
6
3
=
2
1
Jadi, Fh(A) = P(A) x n
=
2
1
X 360
10
P(A) =
)(
)(
Sn
An
Fh(A) = P(A) x n
= 180 kali.
Contoh:
Berapakah frekuensi harapan muncul mata kurang dari 5 dalam pelantunan dadu mata enam
sebanyak 36 kali ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
A = {1, 2, 3, 4} → n(A) = 4
P(A) =
)(
)(
Sn
An
=
6
4
=
3
2
Jadi, Fh(A) = P(A) x n
=
3
2
X 36
= 24 kali.
C. Kepastian dan Kemustahilan
Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0 ≤ P ≤ 1, artinya : jika P = 0 maka kejadian dari
suatu peristiwa adalah mustahil atau tidak pernah terjadi, dan jika P = 1 maka suatu peristiwa
pasti terjadi.
D. Komplemen dari Suatu kejadian
Jika AC
menyatakan komplemen dari kejadian A, maka :
Contoh:
Misalkan dilakukan pengundian dua uang logam Rp 100,00 sekaligus, berapa peluang tidak
diperolehnya “Angka 100” ?
Jawab:
S = {GG, GA, AG, AA} → n(S) = 4
M = kejadian munculnya “angka 100” = {GA, AG, AA} → n(M) = 3
P(M) =
)(
)(
Sn
Mn
=
4
3
MC
= kejadian munculnya bukan “angka 100”
P(MC
) = 1 – P(M) = 1 -
4
3
=
4
1
E. Kejadian Majemuk
1. Peluang Kejadian yang Saling Lepas
Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua kejadian itu merupakan
himpunan kosong. Himpunan A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas, sebab
A ∩ B = ∅.
Berdasarkan teori himpunan :
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
Karena P(A ∩ B) = 0, maka :
11
P(AC
) = 1 – P(A)
P (A ∪ B) = P(A) + P(B)
Contoh:
Sebuah dadu bermata enam dilantunkan satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu
ganjil atau mata dadu genap ?
Jawab:
A = {1, 3, 5} → n(A) =
6
3
=
2
1
B = {2, 4, 6} → n(B) =
6
3
=
2
1
A ∩ B = ∅
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) =
2
1
+
2
1
= 1
Contoh:
Dua dadu mata enam dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul dua mata dadu yang
jumlahnya 3 atau 10 ?
Jawab:
2 dadu dilempar → n(S) = 36
A = jumlah mata dadu 3 = {(1,2),(2,1)} → n(A) = 2
B = jumlah mata dadu 10 = {(4,6),(5,5),(6,4)} → n(B) = 3
A ∩ B = ∅
P (A ∪ B) = P(A) + P(B) =
36
5
36
3
36
2
=+
2. Peluang Bersyarat
Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S dan P(A) ≠ 0, maka peluang
bersyarat dari B yang diberikan A didefinisikan sebagai :
P(BA) dibaca peluang kejadian B jika kejadian A sudah terjadi.
Contoh:
Sebuah dadu dilempar . Tentukan peluang bahwa pelemparan itu akan menghasilkan angka
kurang dari 4, jika :
a. tidak ada syarat lain diberikan
b. pelemparan menghasilkan titik dadu yang berangka ganjil
Jawab:
a. Misal A adalah peristiwa munculnya angka kurang dari 4, maka:
A = {1, 2, 3}
P(1) = P(2) = P(3) =
6
1
P(A) = P(1) + P(2) + P(3) =
6
3
=
2
1
b. Misal B adalah peristiwa munculnya angka dadu yang ganjil, maka:
B = {1, 3, 5}
P(1) = P(3) = P(5) =
6
1
P(A) = P(1) + P(3) + P(5) =
6
3
=
2
1
12
P(BA) =
P(A)
)P(A B∩
atau P(A ∩ B) = P(A). P(BA)
A ∩ B = {1, 3}
P (A ∩ B) = P(1) + P(3) =
3
1
6
2
=
Sehingga : P(BA) =
P(A)
)P(A B∩
=
3
2
2
1
3
1
=
Contoh:
Misalkan terdapat setumpuk kartu bridge sebanyak 52 buah. Seseorang mengambil dua
kartu secara acak dari tumpukkan itu. Berapa peluang terambilnya kartu itu kedua-duanya
adalah “As” jika kartu pertama setelah diambil :
a. dikembalikan
b. tidak dikembalikan
Jawab:
a. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama
= {As♣, As♦, As♥, As♠}
n(A) = 4 → P(A) =
52
4
BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah pengambilan
pertama kartunya dikembalikan.
n(BA) = 4 → P(BA) =
52
4
Jadi, P(A ∩ B) = P(A). P(BA)
=
52
4
.
52
4
=
169
1
2704
16
=
b. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama
n(A) = 4 → P(A) =
52
4
BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah pengambilan
pertama kartunya tidak dikembalikan.
n(BA) = 3 → P(BA) =
51
3
jadi, P(A ∩ B) = P(A). P(BA)
=
52
4
.
51
3
=
221
1
2652
12
=
3. Kejadian Saling Bebas (Stokastik)
Jika dua keeping mata uang yang homogen dilantunkan bersama-sama, maka
kejadian yang mungkin adalah : S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} → n(s) = 4.
Pada kejadian mata uang pertama muncul G1 dan mata uang kedua muncul G2, maka P(G1) =
2
1
dan P(G2) =
2
1
. Kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang aling bebas.
P(G1,G2) = P(G1∩G2) = P(G1) x P(G2) =
2
1
x
2
1
=
4
1
. Secara umum, jika A dan B
merupakan dua kejadian yang saling bebas maka peluang kejadian A dan B adalah :
Contoh:
Dua buah dadu bermata enam, yang terdiri atas warna merah dan putih, dittos bersama-sama
satu kali. Berapa peluang munculnya mata lebih dari 4 untuk dadu merah dan kurang dari 3
untuk dadu putih ?
Jawab:
Jika A kejadian muncul mata > 4, maka n(A) = 2
13
P(A ∩ B) = P(A) x P(B)
P(A) =
3
1
6
2
=
Jika B kejadian muncul mata < 3, maka n(B) = 2
P(B) =
3
1
6
2
=
Jadi, P(A ∩ B) = P(A) x P(B)
=
9
1
3
1
3
1
=x
Contoh:
Dalam sebuah kantong terdapat sepuluh kelereng yang terdiri dari 6 kelereng merah dan 4
kelereng putih, diambil dua kelereng. Berapa peluang terambilnya kedua-duanya kelereng
putih ?
Jawab:
Jika A kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan pertama maka P(A) =
10
4
.
Jika B kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan kedua maka P(B) =
9
3
.
Jadi, P(A ∩ B) = P(A) x P(B)
=
10
4
x
9
3
=
15
2
90
12
=
Contoh:
Dari setumpuk kartu bridge, diambil satu kartu secara berturut-turut sebanyak dua kali.
Tentukan peluang bahwa yang terambil pertama As dan yang terambil berikutnya King !
Jawab:
n(S) = 52
n(As) = 4 → P(As) =
)(
)(
Sn
Asn
=
52
4
n(K) = 4 → P(K) =
)(
)(
Sn
Kn
=
51
4
Jadi, P(As ∩ K) = P(As) x P(K)
=
52
4
x
51
4
=
663
4
2652
16
=
LATIHAN 13.2
1. Sebuah mata uang logam dan dadu dilantunkan bersama-sama satu kali, tentukan hasil berikut !
a. n(S) b. P(A, bilangan ganjil) c. P(G, bilangan ganjil)
2. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola hijau, 6 bola merah, dan 2 bola kuning. Diambil 2 bola
secara acak. Tentukan peluangnya jika yang terambil bola dengan ketentuan berikut !
a. Keduanya merah
b. Hujau dan merah
3. Dua buah dadu dilempar bersama-sama, tentukan peluang munculnya kejadian berikut !
a. Mata dadu berjumlah genap.
b. Mata dadu berjumlah prima.
c. Mata dadu berjumlah genap atau berjumlah prima.
14
4. Pelemparan dua buah dadu dilakukan sebanyak 720 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya mata dadu berjumlah 6 atau prima !
5. Sebuah kantong berisi kelereng dengan dua buah berwarna merah dan tiga buah berwarna hijau.
Dengan cara acak diambil dua kelereng. Tentukan peluang terambilnya kelereng dengan
ketentuan berikut !
a. Merah dan hijau.
b. Merah dan merah.
c. Hijau dan hijau.
6. Berdasarkan pengalamannya, seorang peternak pembibit mencatat bahwa dari 100 butir telur
itik yang ditetaskan 25 butir diantaranya tidak menetas. Dari telur yang menetas diperoleh itik
jantan dan itik betina dengan perbandingan 2 : 3. Hitunglah kebutuhan minimum telur untuk
memenuhi pesanan 1.500 ekor bibit itik betina !
15

More Related Content

What's hot

Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaBuku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaKristalina Dewi
 
Soal soal peluang
Soal soal peluangSoal soal peluang
Soal soal peluangDavisio
 
(Peluang) soal smk matematika
(Peluang) soal smk matematika(Peluang) soal smk matematika
(Peluang) soal smk matematikaFitri Elfiani
 
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 51234567890pgri
 
Soal dan Pembahasan Kombinasi
Soal dan Pembahasan KombinasiSoal dan Pembahasan Kombinasi
Soal dan Pembahasan Kombinasisiska sri asali
 
Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya Davisio
 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukanisukani
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasarantiantika
 
Soal permutasi, kombinasi dan peluang
Soal permutasi, kombinasi dan peluangSoal permutasi, kombinasi dan peluang
Soal permutasi, kombinasi dan peluangTree Myutz
 
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deret
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deretSoal dan pembahasan peluang dan barisan&deret
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deretnabilasafira20
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03KuliahKita
 
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)Nouvel Raka
 
Ade nurlaila (1200635)
Ade nurlaila (1200635)Ade nurlaila (1200635)
Ade nurlaila (1200635)Ade Nurlaila
 

What's hot (20)

Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI BahasaBuku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
Buku Ajar Peluang untuk SMA Kelas XI Bahasa
 
Soal soal peluang
Soal soal peluangSoal soal peluang
Soal soal peluang
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
(Peluang) soal smk matematika
(Peluang) soal smk matematika(Peluang) soal smk matematika
(Peluang) soal smk matematika
 
Matematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasiMatematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasi
 
Soal peluang dan pembahasannya
Soal peluang dan pembahasannyaSoal peluang dan pembahasannya
Soal peluang dan pembahasannya
 
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
Permutasi,kombinasi dan peluang kelompok 5
 
Soal dan Pembahasan Kombinasi
Soal dan Pembahasan KombinasiSoal dan Pembahasan Kombinasi
Soal dan Pembahasan Kombinasi
 
Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya
 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
 
Statistika dasar
Statistika dasarStatistika dasar
Statistika dasar
 
Soal permutasi, kombinasi dan peluang
Soal permutasi, kombinasi dan peluangSoal permutasi, kombinasi dan peluang
Soal permutasi, kombinasi dan peluang
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deret
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deretSoal dan pembahasan peluang dan barisan&deret
Soal dan pembahasan peluang dan barisan&deret
 
Probabilitas
Probabilitas Probabilitas
Probabilitas
 
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
Matematika Diskrit - 08 kombinatorial - 03
 
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)
Math Solution - Permutasi dan Kombinasi (Peluang)
 
Ade nurlaila (1200635)
Ade nurlaila (1200635)Ade nurlaila (1200635)
Ade nurlaila (1200635)
 
Matdis-Kombinatorika
Matdis-KombinatorikaMatdis-Kombinatorika
Matdis-Kombinatorika
 
12. peluang
12. peluang12. peluang
12. peluang
 

Similar to PELUANG MODUL MATEMATIKA

Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Alzena Vashti
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiFahrul Usman
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaRaden Maulana
 
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasibuat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasiPuji Astuti Hendro
 
Persiapan pas mat 12 2019
Persiapan pas mat 12 2019Persiapan pas mat 12 2019
Persiapan pas mat 12 2019Dafid Kurniawan
 
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnama
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnamaBahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnama
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnamaidapurnama7475
 
Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1badaibkt
 
peluang_by_novi.pptx
peluang_by_novi.pptxpeluang_by_novi.pptx
peluang_by_novi.pptxDwiSintya
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxesilraja
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika unesa
 
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxpermutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxnovajuniati1
 
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptx
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptxKSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptx
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptxaprilia172783
 
Bab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiBab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiMirabela Islami
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangAnto Pixels
 

Similar to PELUANG MODUL MATEMATIKA (20)

Xii peluang
Xii peluangXii peluang
Xii peluang
 
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
Kaidah pencacahan oleh Kelompok 1
 
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
 
Kombinatorik
KombinatorikKombinatorik
Kombinatorik
 
1. Probabilitas.pdf
1. Probabilitas.pdf1. Probabilitas.pdf
1. Probabilitas.pdf
 
Diskret I Kombinatorika
Diskret I KombinatorikaDiskret I Kombinatorika
Diskret I Kombinatorika
 
Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
 
Bab 1-peluang
Bab 1-peluangBab 1-peluang
Bab 1-peluang
 
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasibuat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
buat temen2 yang butuh bahan ajar Matematika SMA_07.3 permutasi
 
Persiapan pas mat 12 2019
Persiapan pas mat 12 2019Persiapan pas mat 12 2019
Persiapan pas mat 12 2019
 
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnama
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnamaBahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnama
Bahan ajar permutasi n kombinasi, ida purnama
 
Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1Kombinasi dan permutasi1
Kombinasi dan permutasi1
 
Bab 1-peluang
Bab 1-peluangBab 1-peluang
Bab 1-peluang
 
peluang_by_novi.pptx
peluang_by_novi.pptxpeluang_by_novi.pptx
peluang_by_novi.pptx
 
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptxPERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
PERT 2-MATEMATIKA_KOMBINASI.pptx
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika
 
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptxpermutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
permutasidankombinasi-130609212407-phpapp01 (1).pptx
 
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptx
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptxKSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptx
KSN SD 2023 _awal dan bilangan.pptx
 
Bab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiBab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasi
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
 

More from kusnadiyoan

More from kusnadiyoan (20)

Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Suku banyak
Suku banyakSuku banyak
Suku banyak
 
Komposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsiKomposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsi
 
Limit fungsi
Limit fungsiLimit fungsi
Limit fungsi
 
M a t r i ks
M a t r i ksM a t r i ks
M a t r i ks
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s i
 
Persamaan trigonometri
Persamaan trigonometriPersamaan trigonometri
Persamaan trigonometri
 
Irisan kerucut
Irisan kerucutIrisan kerucut
Irisan kerucut
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Turunan fungsi
Turunan fungsiTurunan fungsi
Turunan fungsi
 
Statistika2
Statistika2Statistika2
Statistika2
 
Statistika1
Statistika1Statistika1
Statistika1
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
V e k t o r
V e k t o rV e k t o r
V e k t o r
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Dimensi tiga
Dimensi tigaDimensi tiga
Dimensi tiga
 
Bentuk pangkat, akar dan logaritma
Bentuk pangkat, akar dan logaritmaBentuk pangkat, akar dan logaritma
Bentuk pangkat, akar dan logaritma
 
Eksponen
EksponenEksponen
Eksponen
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

PELUANG MODUL MATEMATIKA

  • 2. PELUANG Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar : • Menggunakan aturan perkalian permutasi dan kombinasi dalaam pemecahan masalah. • Menentukan ruang sample suatu percobaan • Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsiraanya. 2
  • 3. BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. B. Prasyarat Untuk mempelajari modul ini anda harus menguasai operasi perkalian, pembagian dan Diagram Venn C. Petunjuk Penggunaan Modul Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu Anda lakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi yang mendahului merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. 2. Pahamilah contoh-contoh soal yang ada, dan kerjakanlah semua soal latihan yang ada. Jika dalam mengerjakan soal Anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi yang terkait. 3
  • 4. 3. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika Anda menemui kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari materi yang terkait. 4. Jika Anda mempunyai kesulitan yang tidak dapat Anda pecahkan, catatlah, kemudian tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul ini. Dengan membaca referensi lain, Anda juga akan mendapatkan pengetahuan tambahan. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat: 1. Menyusun aturan perkalian, permutasi dan kombinasi 2. Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi. 3. Menentukan banyak kemungkinan kejadian dari berbagai situasi. 4. Menuliskan himpunan kejadian dari suatu percobaan . 5. Menentukan peluang kejadian melalui percobaan 6. Menentukan peluang suatu kejadian secara teoritis. BAB II PEMBELAJARAN A. Kaidah Pencacahan 1. Prinsip Dasar Membilang Jika suatu operasi terdiri dari 2 tahap, tahap pertama dapat dilakukan dengan m cara yang berbeda dan tahap kedua dapat dilakukan dengan n cara yang berbeda, maka keseluruhan operasi dapat dilakukan dengan m x n cara. Cara pencacahan seperti ini disebut kaidah perkalian. 4
  • 5. Contoh: Berikut ini jalan yang dapat dilalui pengendara motor dari kota A ke kota C melelui kota B. Ada berepa cara yang dapat dilakukan dari A ke C ? 1 5 2 6 3 7 4 Jawab: Dari A ke B dapat dilakukan dengan 4 cara. Dari B ke C dapat dilakukan dengan 3 cara. Jadi, dari A ke C dapat dilakukan dengan = 4 x 3 = 12 cara, yaitu: jalan 1,5 ; jalan 1,6 ; jalan 1,7 jalan 2,5 ; jalan 2,6 ; jalan 2,7 jalan 3,5 ; jalan 3,6 ; jalan 3,7 jalan 4,5 ; jalan 4,6 ; jalan 4,7 Contoh: Ada berapa cara yang dapat dilakukan dari A ke C ? 1 5 2 6 3 7 4 8 10 9 Jawab: A ke B ada 4 cara A ke C melalui B ada 4 x 3 = 12 cara B ke C ada 3 cara A ke D ada 2 cara A ke C melalui D ada 2 x 1 = 2 cara D ke C ada 1 cara Jadi, A ke C baik melalui B maupun D ada 12 + 2 = 14 cara. 2. Faktorial Hasil kali bilangan bulat positif (bilangan asli) berturut-turut dari n sampai 1 disebut n faktorial, ditulis : n! Contoh: Hitunglah !2 !5 ! Jawab: !2 !5 = 1.2 1.2.3.4.5 =60 Contoh: Nyatakan 4 x 3 dalam factorial ! 5 A B C A B C D n! = n(n – 1)(n – 2)(n – 3) … 3.2.1 0! = 1
  • 6. Jawab: 4 x 3 = !2 !4 12 1234 = x xxx B. Permutasi dan Kombinasi 1. Permutasi Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu. a. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn) Contoh: Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3 huruf yang berbeda itu ? Jawab: 3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara Contoh: Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ? Jawab: I II III IV 4 3 2 1 Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara. Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara. Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara. Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara. Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara. Atau: nPn = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara. b. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian (nPr) Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan nPr atau P(n, r) atau n rP (dibaca Permutasi r dari n) adalah : Contoh: Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf : A, I, U, E. Jawab: 4P2 = 1.2 1.2.3.4 !2 !4 )!24( !4 == − = 4.3 = 12 cara Ke-12 permutasi itu adalah : I : AI A : UA A U : AU U I : UI E : AE E : UE A : IA A : EA I U : IU E I : EI E : IE U : EU 6 nPn = n! atau n nP = n! nPr = n(n – 1)(n – 2) … (n – r + 1) atau nPr = )!( ! rn n −
  • 7. c. Permutasi n objek yang tidak semua berbeda Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang sama dari satu jenis, q unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah : Contoh: Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris ! Jawab: Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2. P = 1.2.1.2 1.2.3.4.5 !2!.2 !5 = = 30 Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah. d. Permutasi Siklis Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan memandang susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum jam adalah : Contoh: Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun dalam lingkaran ? Jawab: Cara I Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian menyusun tiga anak yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara. Cara II Perhatikan gambar ! Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1, 2, 3 dan 4 bergantian searah putaran jarum jam dalam sebuah lingkaran , maka mereka tetap membentuk susunan yang sama. Karena itu, penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi yang tetap dan menggerak- gerakkan posisi tiga anak yang lain. 7 P = !...!. ! qp n Ps(n) = )!1( ! −= n n n
  • 8. Menyusunnya seperti berikut: C→D (ABCD) B D→C (ABDC) B→D (ACBD) A → C D→B (ACDB) B→C (ADBC) D C→B (ADCB) Jadi banyaknya susunan melingkar = (4 – 1)! = 3! = 6 cara. 2. Kombinasi Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan unsur-unsur itu. Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr atau C(n, r) atau n rC atau       r n adalah : Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara permutasi dan kombinasi. Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D). Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 = 3! P34 Sehingga kita peroleh: nCr = !r Prn = )!(! ! rnr n − Contoh: Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang terdiri 12 pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan ? Jawab: 12C5 = !7.1.2.3.4.5 !7.8.9.10.11.12 !7!.5 !12 )!512(!5 !12 == − = 792 Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara. Contoh: Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari suatu kotak yang berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih ? Jawab: 2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara. 3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara. 8 nCr = )!(! ! rnr n −
  • 9. 4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara. Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta : 4C2 x 6C3 x 5C4 = !1!.4 !5 !3!.3 !6 !2!.2 !4 xx = 1!.4 !4.5 !3.1.2.3 !3.4.5.6 !2.1.2 !2.3.4 xx = 6 x 20 x 5 = 600 cara. LATIHAN 13.1 1. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibentuk suatu bilangan dengan syarat setiap bilangan tidak boleh ada angka yang sama. a. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 4 angka dan habis dibagi 2 ! b. Tentukan banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka dan merupakan bilangan ganjil ! 2. Dari angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5 akan dibentuk suatu bilangan dengan syarat bahwa setiap bilangan tidak terdapat angka yang sama. Berapakah banyaknya bilangan yang dapat dibentuk jika diberikan ketentuan sebagai berikut ! a. terdiri atas 4 angka. b. terdiri atas 3 angka dan kelipatan 2. c. bilangan itu kurang dari 500. 3. Tentukan nilai n jika P(n + 2, n) = 60 ! 4. Sebanyak 8 orang akan duduk melingkar dalam acara rapat. Ada berapa cara mereka duduk melingkar jika ada 2 orang harus duduk berdampingan ? 5. Hitunglah permutasi dari kata-kata berikut ! a. SATUAN b. GEGANA 6. Hitunglah hasil kombinasi berikut ! a. C(6, 2) b. C(8, 3) . C(6, 2) 7. Tentukan nilai n jika C(n, n – 2) = 10 ! 8. Tentukan nilai n jika C(n + 2, n – 1) = 35 ! 9. Seorang pemborong menyediakan 5 macam warna cat untuk mengecat dinding rumah. Jika tiap bidang tembok dicat dengan campuran 2 macam warna, maka berapa banyak kombinasi warna yang dapat dipilih untuk mengecat bidang tembok tersebut ? 10. Seorang manajer perkebunan akan meneliti jenis, bentuk, dan cara aplikasi pupuk nitrogen (N) pada suatu jenis tanaman. Jenis pupuk yang tersedia adalah Urea, Za, dan Kyang masing-masing dalam bentuk tablet dan butiran. Penggunaan pupuk dapat dilakukan dengan cara disebarkan, dilingkarkan pada pangkal tanaman atau dipalirkan di antara dua baris tanaman. Hitunglah berapa banyak percobaan yang dibutuhkan ! A. Percobaan dan Peluang Suatu Kejadian Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan dengan n(S). Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. 9
  • 10. Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan : P(A) = Peluang muncul A n(A) = banyaknya kejadian A n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian S Contoh: Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka” ? Jawab: Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2. Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1 Jadi, P(A) = )( )( Sn An = 2 1 Contoh: Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil ? Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6 A = {1, 3, 5} → n(A) = 3 Jadi, P(A) = )( )( Sn An = 6 3 = 2 1 Contoh: Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukan peluang yang terambil adalah kartu As ! Jawab: Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52 n(As) = 4 Jadi, P(As) = )( )( Sn Asn = 52 4 = 13 1 B. Frekuensi Harapan (Fh) frekuensi harapan suatu kejadian pada suatu percbaan adalah hasil kali peluang dengan frekuensi percobaan A, dinyatakan dengan rumus : Contoh: Sebuah dadu mata enam dilantunkan sebanyak 360 kali. Berapakah frekuensi harapan munculnya mata dadu prima ? Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6 A = {2, 3, 5} → n(A) = 3 P(A) = )( )( Sn An = 6 3 = 2 1 Jadi, Fh(A) = P(A) x n = 2 1 X 360 10 P(A) = )( )( Sn An Fh(A) = P(A) x n
  • 11. = 180 kali. Contoh: Berapakah frekuensi harapan muncul mata kurang dari 5 dalam pelantunan dadu mata enam sebanyak 36 kali ? Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6 A = {1, 2, 3, 4} → n(A) = 4 P(A) = )( )( Sn An = 6 4 = 3 2 Jadi, Fh(A) = P(A) x n = 3 2 X 36 = 24 kali. C. Kepastian dan Kemustahilan Peluang suatu kejadian mempunyai nilai 0 ≤ P ≤ 1, artinya : jika P = 0 maka kejadian dari suatu peristiwa adalah mustahil atau tidak pernah terjadi, dan jika P = 1 maka suatu peristiwa pasti terjadi. D. Komplemen dari Suatu kejadian Jika AC menyatakan komplemen dari kejadian A, maka : Contoh: Misalkan dilakukan pengundian dua uang logam Rp 100,00 sekaligus, berapa peluang tidak diperolehnya “Angka 100” ? Jawab: S = {GG, GA, AG, AA} → n(S) = 4 M = kejadian munculnya “angka 100” = {GA, AG, AA} → n(M) = 3 P(M) = )( )( Sn Mn = 4 3 MC = kejadian munculnya bukan “angka 100” P(MC ) = 1 – P(M) = 1 - 4 3 = 4 1 E. Kejadian Majemuk 1. Peluang Kejadian yang Saling Lepas Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua kejadian itu merupakan himpunan kosong. Himpunan A dan B dikatakan dua kejadian yang saling lepas, sebab A ∩ B = ∅. Berdasarkan teori himpunan : P (A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) Karena P(A ∩ B) = 0, maka : 11 P(AC ) = 1 – P(A) P (A ∪ B) = P(A) + P(B)
  • 12. Contoh: Sebuah dadu bermata enam dilantunkan satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil atau mata dadu genap ? Jawab: A = {1, 3, 5} → n(A) = 6 3 = 2 1 B = {2, 4, 6} → n(B) = 6 3 = 2 1 A ∩ B = ∅ P (A ∪ B) = P(A) + P(B) = 2 1 + 2 1 = 1 Contoh: Dua dadu mata enam dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul dua mata dadu yang jumlahnya 3 atau 10 ? Jawab: 2 dadu dilempar → n(S) = 36 A = jumlah mata dadu 3 = {(1,2),(2,1)} → n(A) = 2 B = jumlah mata dadu 10 = {(4,6),(5,5),(6,4)} → n(B) = 3 A ∩ B = ∅ P (A ∪ B) = P(A) + P(B) = 36 5 36 3 36 2 =+ 2. Peluang Bersyarat Jika A dan B adalah dua kejadian dalam ruang sampel S dan P(A) ≠ 0, maka peluang bersyarat dari B yang diberikan A didefinisikan sebagai : P(BA) dibaca peluang kejadian B jika kejadian A sudah terjadi. Contoh: Sebuah dadu dilempar . Tentukan peluang bahwa pelemparan itu akan menghasilkan angka kurang dari 4, jika : a. tidak ada syarat lain diberikan b. pelemparan menghasilkan titik dadu yang berangka ganjil Jawab: a. Misal A adalah peristiwa munculnya angka kurang dari 4, maka: A = {1, 2, 3} P(1) = P(2) = P(3) = 6 1 P(A) = P(1) + P(2) + P(3) = 6 3 = 2 1 b. Misal B adalah peristiwa munculnya angka dadu yang ganjil, maka: B = {1, 3, 5} P(1) = P(3) = P(5) = 6 1 P(A) = P(1) + P(3) + P(5) = 6 3 = 2 1 12 P(BA) = P(A) )P(A B∩ atau P(A ∩ B) = P(A). P(BA)
  • 13. A ∩ B = {1, 3} P (A ∩ B) = P(1) + P(3) = 3 1 6 2 = Sehingga : P(BA) = P(A) )P(A B∩ = 3 2 2 1 3 1 = Contoh: Misalkan terdapat setumpuk kartu bridge sebanyak 52 buah. Seseorang mengambil dua kartu secara acak dari tumpukkan itu. Berapa peluang terambilnya kartu itu kedua-duanya adalah “As” jika kartu pertama setelah diambil : a. dikembalikan b. tidak dikembalikan Jawab: a. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama = {As♣, As♦, As♥, As♠} n(A) = 4 → P(A) = 52 4 BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah pengambilan pertama kartunya dikembalikan. n(BA) = 4 → P(BA) = 52 4 Jadi, P(A ∩ B) = P(A). P(BA) = 52 4 . 52 4 = 169 1 2704 16 = b. A = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan pertama n(A) = 4 → P(A) = 52 4 BA = kejadian terambilnya satu kartu As pada pengambilan kedua setelah pengambilan pertama kartunya tidak dikembalikan. n(BA) = 3 → P(BA) = 51 3 jadi, P(A ∩ B) = P(A). P(BA) = 52 4 . 51 3 = 221 1 2652 12 = 3. Kejadian Saling Bebas (Stokastik) Jika dua keeping mata uang yang homogen dilantunkan bersama-sama, maka kejadian yang mungkin adalah : S = {(G1,G2), (G1,A2), (A1,G2), (A1,A2)} → n(s) = 4. Pada kejadian mata uang pertama muncul G1 dan mata uang kedua muncul G2, maka P(G1) = 2 1 dan P(G2) = 2 1 . Kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang aling bebas. P(G1,G2) = P(G1∩G2) = P(G1) x P(G2) = 2 1 x 2 1 = 4 1 . Secara umum, jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling bebas maka peluang kejadian A dan B adalah : Contoh: Dua buah dadu bermata enam, yang terdiri atas warna merah dan putih, dittos bersama-sama satu kali. Berapa peluang munculnya mata lebih dari 4 untuk dadu merah dan kurang dari 3 untuk dadu putih ? Jawab: Jika A kejadian muncul mata > 4, maka n(A) = 2 13 P(A ∩ B) = P(A) x P(B)
  • 14. P(A) = 3 1 6 2 = Jika B kejadian muncul mata < 3, maka n(B) = 2 P(B) = 3 1 6 2 = Jadi, P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = 9 1 3 1 3 1 =x Contoh: Dalam sebuah kantong terdapat sepuluh kelereng yang terdiri dari 6 kelereng merah dan 4 kelereng putih, diambil dua kelereng. Berapa peluang terambilnya kedua-duanya kelereng putih ? Jawab: Jika A kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan pertama maka P(A) = 10 4 . Jika B kejadian terambilnya kelereng putih pada pengambilan kedua maka P(B) = 9 3 . Jadi, P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = 10 4 x 9 3 = 15 2 90 12 = Contoh: Dari setumpuk kartu bridge, diambil satu kartu secara berturut-turut sebanyak dua kali. Tentukan peluang bahwa yang terambil pertama As dan yang terambil berikutnya King ! Jawab: n(S) = 52 n(As) = 4 → P(As) = )( )( Sn Asn = 52 4 n(K) = 4 → P(K) = )( )( Sn Kn = 51 4 Jadi, P(As ∩ K) = P(As) x P(K) = 52 4 x 51 4 = 663 4 2652 16 = LATIHAN 13.2 1. Sebuah mata uang logam dan dadu dilantunkan bersama-sama satu kali, tentukan hasil berikut ! a. n(S) b. P(A, bilangan ganjil) c. P(G, bilangan ganjil) 2. Dalam sebuah kotak terdapat 4 bola hijau, 6 bola merah, dan 2 bola kuning. Diambil 2 bola secara acak. Tentukan peluangnya jika yang terambil bola dengan ketentuan berikut ! a. Keduanya merah b. Hujau dan merah 3. Dua buah dadu dilempar bersama-sama, tentukan peluang munculnya kejadian berikut ! a. Mata dadu berjumlah genap. b. Mata dadu berjumlah prima. c. Mata dadu berjumlah genap atau berjumlah prima. 14
  • 15. 4. Pelemparan dua buah dadu dilakukan sebanyak 720 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya mata dadu berjumlah 6 atau prima ! 5. Sebuah kantong berisi kelereng dengan dua buah berwarna merah dan tiga buah berwarna hijau. Dengan cara acak diambil dua kelereng. Tentukan peluang terambilnya kelereng dengan ketentuan berikut ! a. Merah dan hijau. b. Merah dan merah. c. Hijau dan hijau. 6. Berdasarkan pengalamannya, seorang peternak pembibit mencatat bahwa dari 100 butir telur itik yang ditetaskan 25 butir diantaranya tidak menetas. Dari telur yang menetas diperoleh itik jantan dan itik betina dengan perbandingan 2 : 3. Hitunglah kebutuhan minimum telur untuk memenuhi pesanan 1.500 ekor bibit itik betina ! 15