SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kementerian Kesehatan
2021
PEDOMAN
KAMPUS
SEHAT
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Kementerian Kesehatan
2021
PEDOMAN
KAMPUS
SEHAT
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
i
Kata Sambutan
Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, Buku Pedoman Kampus Sehat dapat diselesaikan.
Saya menyambut baik terbitnya pedoman yang akan menjadi pegangan
dalam implementasi Program Kampus Sehat baik bagi pengelola maupun
pembina serta pemerhati.
Pembangunan kesehatan nasional ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. lndeks
Pembangunan Manusia (IPM) merupakan tolok ukur pembangunan
kesehatan, dimana salah satu dari 3 (tiga) komponen penilaian adalah
aspek kesehatan.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4
(empat) faktor utama, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
pelayanan kesehatan dan faktor genetika. Faktor perilaku dan lingkungan
memberikan kontribusi terbesar (70%) terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya meningkatkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), kebersihan lingkungan, edukasi dan akses
terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi menjadi
perhatian bersama.
Kampus sehat merupakan suatu pendekatan komprehensif dan
terintegrasi yang melibatkan seluruh komunitas perguruan tinggi,
untuk menciptakan kampus sebagai tempat belajar dan bekerja yang
sehat. Penerapan Kampus sehat diharapkan dapat menggerakan sektor
pendidikan untuk berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Sehat,
melalui upaya promotif-preventif di lingkungan kampus. Kegiatan
Kampus Sehat diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat
dalam mencegah penyakit di lingkungan kampus.
Perguruan tinggi sebagai tempat beraktivitas bagi mahasiswa
i
ii
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
maupun dosen dan tenaga kependidikannya, memiliki potensi yang
besar untuk mendukung terbentuknya perilaku hidup sehat dan
menjadi agen perubahan (agent of change) perilaku hidup bersih dan
sehat.
Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Semoga
pedoman ini dapat membantu mewujudnyatakan Kampus Sehat untuk
mendukung tercapainya Indonesia Sehat yang berkelanjutan.
Salam Sehat
Jakarta, Agustus 2021
Plt. Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat
Drg. Kartini Rustandi, M.Kes
iii
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Kata Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset Dan Teknologi
Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi
yang akan diperoleh jika tersedia Sumber Daya Manusia (SOM) yang
berkualitas dan berdaya saing yaitu SOM yang sehat, cerdas, adaptif,
inovatif, terampil, dan berkarakter.
Program Kampus Sehat merupakan dasar untuk mewujudkan SDM
unggul dari perguruan tinggi. Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan
kepada Kementerian Kesehatan atas kerjasama, kolaborasi dan terobosan
yang sudah kita lakukan Bersama melalui Program Kampus Sehat dan atas
telah disusunnya Buku Pedoman Kampus Sehat ini.
Program Kampus Sehat merupakan sinergitas upaya promotif dan
preventif sebagai perwujudan penerapan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) di Perguruan Tinggi sesuai amanat lnstruksi Presiden
No.1 Tahun 2017 di Perguruan Tinggi yang merupakan tempat pembelajaran
dan pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus tempat terbentuknya
karakter peserta didik sebagai generasi muda Indonesia yang unggul.
Semoga pedoman Kampus Sehat ini dapat menjadi acuan dalam
penerapan budaya hidup sehat di perguruan tinggi yang tercermin dalam
kebijakan operasional kampus serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
kampus baik sebagai pribadi maupun warga negara. Harapan Saya Program
Kampus Sehat bisa berjalan dengan baik dan membawa dampak positif
bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia dan mewujudkan Indonesia
Sehat.
Jakarta, September 2021
iv
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Pencegahan
Dan Pengendalian Penyakit
Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi
(demographic dividen) karena jumlah kelompok usia produktif meningkat
tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi akan diperoleh
jika tersedia SDM yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang
sehat, cerdas dan berkarakter. Upaya menciptakan SDM yang unggul
dilakukan melalui berbagai cara baik dari aspek kesehatan maupun
akademis.
Perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan generasi muda dan juga
tempat berkumpulnya kelompok usia produktif, sangat potensial menjadi
agent of change perilaku hidup sehat yang memberikan kontribusi
mewujudkan SDM yang unggul. Potensi yang ada di Perguruan tinggi
sangat baik untuk dikembangkan sebagai Kampus Sehat seperti yang
direkomendasikan oleh ASEAN University Network (AUN). Healthy University
yang dikembangkan oleh AUN diadaptasi Kementerian Kesehatan dalam
bentuk Program Kampus Sehat yang bertujuan membentuk perilaku hidup
sehat pada populasi usia produktif secara konsisten yang menjadi budaya
yang didukung oleh kebijakan kampus melalui Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan diterapkan secara konsisten di lingkungan Kampus.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
seluruh pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran, tenaga dan
waktunya dalam penyusunan Pedoman Kampus Sehat ini. Semoga buku
ini bermanfaat.
Jakarta, Juli 2021
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit,
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
NIP 196405201991031003
1
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Kata Sambutan .......................................................................................i
Kata Pengantar .......................................................................................iv
Daftar Isi....................................................................................................1
Daftar Lampiran .....................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................3
1.1. Latar Belakang ................................................................................3
1.2. Tujuan ...............................................................................................7
1.3. Sasaran .............................................................................................7
1.4. Ruang Lingkup ................................................................................7
1.5. Dasar Hukum ...................................................................................8
1.6. Overview Pengembangan Kampus Sehat ................................8
BAB II KONSEP KAMPUS SEHAT ...........................................................13
2.1. Definisi ..............................................................................................13
2.2. Ruang Lingkup ................................................................................15
2.3. Sasaran .............................................................................................18
BAB III PENYELENGGARAAN KAMPUS SEHAT ...................................19
3.1. Persiapan ........................................................................................19
3.2. Pelaksanaan ....................................................................................21
3.3. Monitoring dan Evaluasi ..............................................................28
BAB IV PENUTUP ....................................................................................30
Daftar Pustaka ........................................................................................31
Lampiran ..................................................................................................33
Tim Penyusun .........................................................................................41
Daftar Isi
2
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Lampiran 1. Form Penilaian Kampus Sehat ......................................33
Lampiran 2. Form Rencana Kerja..........................................................37
Lampiran 3. Struktur Organisasi Kampus Sehat...............................38
Lampiran 4. Akses Media KIE ................................................................40
Daftar Lampiran
3
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Pendahuluan
Bab I
1.1. Latar Belakang
Indonesia saat ini menghadapi transisi epidemiologi yang mengakibatkan
Indonesia mengalami beban ganda penyakit. Terjadi pergeseran pola penyakit,
dimana penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, penyakit jantung
koroner, diabetes, kanker dan yang lainnya meningkat secara signifikan
termasuk masalah kesehatan jiwa dan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif (NAPZA) yang menjadi penyebab utama kematian dan masalah
kesehatan di Indonesia. Sementara itu penyakit menular (PM) seperti
HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, dan lain-lain belum sepenuhnya
teratasi dan masih menjadi masalah kesehatan yang besar. Hal ini mengakibatkan
pembiayaan kesehatan lebih banyak digunakan untuk kuratif dan rehabilitatif,
terutama untuk PTM, dibandingkan untuk upaya promotif dan preventif.
Kondisi ini semakin berat dengan munculnya new emerging diseases
seperti Flu Burung, MERS-CoV, SARS dan COVID-19 dan re-emerging diseases
seperti Zika, Monkey Pox, Ebola, TB MDR dan penyakit lainnya yang muncul
kembali dengan struktur yang berbeda.
Menurut H.L Blum ada empat faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, berturut-turut dari yang terbesar pengaruhnya
yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Optimalisasi
dan modifikasi faktor perilaku, lingkungan dan layanan kesehatan akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan juga
dipengaruhi oleh kondisi sosial seseorang untuk memperoleh memperoleh
kesehatan konsep ini dikenal dengan sosial determinat of health. Kondisi
sosial ini akan mengakibatkan perbedaan kualitas daan kesempatan
seseorang untuk memperoleh kesehatan.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
4
Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi
(demograpic dividen) karena jumlah kelompok usia produktif meningkat
tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi diharapkan
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengantarkan
Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Bonus
demografi ini akan diperoleh dengan prasyarat utama tersedianya sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang
sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Oleh karena itu
di dalam lima Visi Presiden untuk Indonesia Maju tahun 2019-2024 prioritas
pembangunan berfokus pada pembangunan sumber daya manusia,
karena SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Pembangunan SDM dilakukan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui permberdayaan
masyarakat, salah satunya dibidang kesehatan.
Upaya menciptakan SDM yang unggul dan sehat dilakukan melalui
upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan edukasi
serta promosi untuk penerapan pola hidup sehat sejak usia dini agar
diperoleh generasi yang berkualitas, terbebas dari penyakit dan produktif
melalui aktivitas multi tahap, yaitu individu, kelompok, organisasi hingga
kebijakan berwawasan kesehatan. Diharapkan seluruh komponen bangsa
turut serta dalam memasyarakatkan paradigma sehat melalui partisipasi
dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan akan
hidup sehat mulai dari individu, keluarga dan masyarakat melalui dukungan
berbagai komponen bangsa.
Salah satu upaya promotif dan preventif yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan mencanangkan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui kerjasama berbagai
sector dan melibatkan peran serta masyarakat sesuai dengan Instruksi
Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam
bentuk kegiatan antara lain pangan sehat dan perbaikan gizi, aktivitas
fisik, peningkatan edukasi dan perilaku hidup sehat, pencegahan dan
deteksi dini penyakit, dan lingkungan sehat.
5
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Sejalan dengan konsep Badan Kesehatan Dunia WHO yang ditegaskan
dalam Piagam Ottawa tentang Promosi Kesehatan pada tahun 1986 yang
menyatakan bahwa “Kesehatan tercipta dan dialami oleh masyarakat pada
lingkungan kehidupannya sehari-hari, tempat mereka belajar, bekerja,
bermain dan menjalin kasih-sayang” (1) Promosi kesehatan dimaknai
sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang individu meningkatkan
kendali atas kesehatan dan faktor-faktor determinan kesehatan tersebut,
dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. (2) Berdasarkan
konsep tersebut, maka dikembangkan berbagai upaya promosi kesehatan
berbasis lingkungan kehidupan sehari-hari (setting based), mulai dari Kota
Sehat (Healthy City), Universitas yang mempromosikan kesehatan (Health
Promoting University) dan Sekolah yang mempromosikan kesehatan (Health
Promoting School). GERMAS telah mencerminkan upaya tersebut dimana
diharapkan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat termasuk
di lingkungan kampus.
Pada tahun 1998, World Health Organization (WHO) memperkenalkan
konsep “Health Promoting University” yang merupakan salah satu upaya
promosi kesehatan berbasis lingkungan yang menerapkan pendekatan
sosio-ekologis. Di antara negara-negara anggota ASEAN, konsep “Healthy
University” mulai dikembangkan oleh ASEAN University Network (AUN)
sejak 2015. AUN merupakan sebuah jejaring kerjasama perguruan tinggi di
negara-negara anggota ASEAN yang saat ini beranggotakan 50 perguruan
tinggi di 10 negara anggota ASEAN dan Indonesia menjadi bagian diantaranya.
Beberapa kampus di Indonesia yang menjadi anggota AUN telah menginisiasi
Health Promoting University sejak tahun 2018.
Perguruan tinggi sebagai salah satu pusat pembelajaran dan pengembangan
ilmu pengetahuan sekaligus tempat terbentuknya karakter peserta didik
yang merupakan generasi muda Indonesia menjadi sasaran yang tepat
untuk berkolaborasi dalam mewujudkan Indonesia Sehat. Generasi Muda
berada pada posisi yang strategis dalam pembangunan dunia sesuai
komitmen yang tertuang dalam Kesepakatan Global Arah Pembangunan
(Sustainable Development Goals/SDGs). SDGs menekankan agar pemerintah
6
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
memperhatikan aspek kesehatan untuk menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
termasuk usia produktif, di Indonesia saat ini mencapai 64 juta jiwa atau
sekitar 27.6% dari jumlah penduduk.
Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian/
pengembangan dan pengabdian masyarakat, Kementerian Kesehatan
bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi (DIKTI) mengintegrasikan
upaya kesehatan melalui Program Kampus Sehat. Diharapkan akan tercipta
lingkungan pembelajaran yang sehat dan berdampak pada peningkatan
prestasi akademis. Proses pendidikan di perguruan tinggi bertujuan
menghasilkan manusia yang produktif dan dapat membawa manfaat bagi
bangsa dan negara. Pendidikan yang diberikan akan sia-sia bila produktifitas
yang dihasilkan oleh lulusan perguruan tinggi tidak optimal karena berbagai
masalah kesehatan yang dialaminya di kemudian hari yang sebenarnya
bisa dicegah sejak dini melalui upaya promosi kesehatan dan deteksi dini.
Program kampus sehat merupakan upaya yang sistematis dan
menyeluruh dalam mewujudkankan perguruan tinggi sebagai suatu lembaga
yang mengintegrasikan kesehatan dalam budaya perguruan tinggi yang
tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari, administrasi pengelolaan
dan mandat akademis. Pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), edukasi dan promosi tentang penyakit menular, penyakit
tidak menular, masalah kesehatan jiwa dan NAPZA, kesehatan lingkungan,
gizi masyarakat, kesehatan reproduksi, kesehatan dan keselamatan kerja,
selain akan menguatkan pencegahan dan pengendalian penyakit terutama
yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah
seperti kejadian pandemi COVID-19. Selain itu juga menyediakan layanan
kesehatan yang meliputi deteksi dini, konseling, dan bimbingan serta
rujukan yang dilakukan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terdapat
di Kampus atau bekerja sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
ada di luar kampus. Seluruh kegiatan tersebut ditujukan bagi seluruh
masyarakat kampus yang meliputi peserta didik, pengajar, pegawai,
perangkat lain yang mendukung operasional kampus seperti pedagang,
6
7
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
tenaga keamanan dan lain-lain. Program Kampus Sehat diharapkan akan
memicu kemandirian, partisipasi aktif perguruan tinggi dan respon dalam
menghadapi fenomena dampak kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya.
Upaya pengembangan Kampus Sehat sejak tahun 2019 dimulai dengan
penyusunan pedoman, audiensi kepada perguruan tinggi yang dijadikan
lokasi uji coba, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU),
perjanjian kerjasama (PKS), dan sosialisasi serta pembekalan kepada
pihak perguruan tinggi. Untuk penyempurnaan upaya yang sebelumnya
telah dilakukan, maka dipandang perlu perluasan penerapan Kampus
Sehat di Indonesia dengan menggunakan satu pedoman yang terstandar
sehingga penyelenggaran program Kampus Sehat menjadi lebih terarah,
berjalan secara optimal dan berkesinambungan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan program Kampus Sehat
sehingga berjalan dengan optimal dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
Terlaksananya budaya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan
Kampus untuk mewujudkan SDM yang sehat, produktif dan unggul.
1.3. Sasaran
Tim atau penanggung jawab Program Kampus Sehat, pemangku kebijakan
perguruan tinggi, masyarakat kampus, Dinas Kesehatan dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Pedoman Program Kampus Sehat meliputi kebijakan,
perubahan perilaku, dan pelayanan kesehatan yang diintegrasikan
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai budaya di lingkungan
kampus.
Launching Kampus Sehat Secara Resmi Oleh Wakil Presiden Bapak Ir. Yusuf Kalla
8
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
1.5. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang-Undang No, 12 tahun 2012 tentang Perguruan tinggi
3. Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat
4.Peraturan Menteri Ristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
1.6. Overview Pengembangan Program Kampus Sehat
Tahun 2019 Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi telah mengembangkan program
Kampus Sehat. Pengembangan program diawali dengan penyusunan
pedoman bersama para pakar sebagai acuan penyelenggaraan
Kampus Sehat. Uji coba dilakukan di empat perguruan tinggi yaitu
Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Sebelas
Maret dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Program Kampus Sehat diluncurkan oleh Wakil Presiden Indonesia
Bapak Ir. Yusuf Kalla pada tanggal 4 Oktober 2019 di Kampus Universitas
Indonesia, Salemba.
Penandatanganan MOU dan PKS dengan Universitas Andalas
Penandatanganan MOU dan PKS dengan UNS Penandatanganan MOU PP Muhammadiyah dan UMY
9
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Program Kampus Sehat diawali dengan audiensi untuk menjelaskan
mekanisme pengembangan Kampus Sehat dan penggalangan komitmen
melalui penandangtanganan nota kesepahaman dan perjanjian
kerjasama antara para pihak.
Komitmen kerjasama diwujudkan secara resmi melalui penandatanganan
nota kesepahaman (MOU) dan perjanjian kerjasama (PKS) antara para
pihak yaitu Kementerian Kesehatan sebagai pihak pertama dan Universitas
Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, dan Majelis
Pendidikan Tinggi Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penandatanganan MOU di tandatangani oleh Direktur
Jenderal P2P, Kemenkes RI dengan Rektor UI, Rektor Unand, Rektor UNS,
dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sedangkan PKS ditandatangani
oleh Direktur P2PTM dan Wakil Rektor bidang Kerjasama atau yang
mewakili sesuai dengan aturan yang berlaku dimasing-masing universitas.
Deklarasi HPU UGM bulan Juli 2019 Seminar Nasional HPU di UGM 18 Oktober 2019
10
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Paralel dengan upaya tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat juga memperluas jaringan kerja sama
pengembangan Kampus Sehat melalui penandatangan MOU dengan
lebih dari 100 perguruan tinggi di Indonesia melalui beberapa rangkaian
kegiatan :
1. Deklarasi Health Promoting University (HPU) di UGM (Juli 2019)
2. Seminar Nasional Health Promoting University di UGM Yogyakarta
(18 Oktober 2019)
3. Lokakarya pengembangan kampus sehat dengan tujuan melakukan
adopsi dan modifikasi AUN yang dilaksanakan bersama 9 PTN (November
2019)
4. Penyusunan Pedoman Kampus Siaga COVID-19 (2020)
5. Webinar Sosialisasi Pedoman Kampus Siaga COVID-19 melibatkan
lebih dari 150 PT di Indonesia (September 2020).
Universitas Indonesia Universitas Sebelas Maret
6-8 Nov 2019 11-13 Nov 2019
Tahap selanjutnya dari program Kampus Sehat adalah orientasi
kepada tim kampus sehat yang telah dibentuk oleh masing-masing
perguruan tinggi. Orientasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
tim kampus sehat yang berasal dari perwakilan fakultas dalam
menyelenggarakan program kampus sehat di perguruan tinggi
masing-masing. Pada tahun 2020 dilakukan evaluasi pelaksanaan uji
coba kampus sehat secara virtual. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana pengembangan program dan mengidentifikasi masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan Kampus Sehat. Hasil evaluasi
dijadikan sebagai bahan dalam penyempurnaan pedoman Kampus
Sehat.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
11
Deklarasi Kampus Sehat Penandatanganan Kampus Sehat Desember 2019
PTMA Seluruh Indonesia
19-21 Des 2019
12
Universitas Andalas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
9-11 Des 2019 3-5 Des 2019
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
13
Konsep Kampus Sehat
Bab II
2.1. Definisi
Program Kampus Sehat merupakan upaya yang sistematis dan menyeluruh
dalam mewujudkan perguruan tinggi sebagai suatu lembaga yang
mengintegrasikan kesehatan sebagai bagian dari budaya perguruan tinggi
yang tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari, administrasi pengelolaan
dan mandat akademis. Program Kampus Sehat bertujuan menciptakan
lingkungan pembelajaran dan budaya organisasi yang sehat baik secara fisik
individu maupun organisasi. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada
peningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat kampus sehingga
bisa mencapai potensi maksimal sesuai dengan peran yang disandangnya.
Integrasi program Kampus Sehat ke dalam lingkungan perguruan tinggi
memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini didukung dengan adanya Tri Darma
Perguruan Tinggi sebagai pintu masuk program Kampus Sehat yaitu melalui
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Fungsi pendidikan dalam Tri Darma Perguruan Tinggi diharapkan dapat
meningkatkan literasi kesehatan masyarakat kampus. Integrasi program
kesehatan sebagai bagian kurikulum dan ko-kurikulum pendidikan, tidak
hanya pada fakultas bidang kesehatan namun juga pada fakultas non
kesehatan lainnya di setiap perguruan tinggi. Peningkatan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan masyarakat kampus tentang kesehatan dan
pencegahan dan pengendalian penyakit yang terwujud dalam budaya dan
perilaku hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari. Fungsi penelitian akan
berkontribusi dalam penemuan hal baru dibidang kesehatan, pembuktian
hipotesa, menciptakan aplikasi, standar, dan konsep serta peningkatan
kemampuan identifikasi dan solusi masalah-masalah kesehatan yang nantinya
akan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia. Fungsi pengabdian
Gambar 2.1.
Integrasi Program Kampus Sehat
di Perguruan Tinggi
14
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
Mayarakat merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi di tengah masyarakat.
Melalui program Kampus Sehat diharapkan perguruan tinggi menerapkan
ilmu yang dimiliki untuk berperan dibidang kesehatan dalam peningkatan
derajat kesehatan masyarakat secara lokal, nasional, maupun global.
Teori Blum menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan genetik. Intervensi dan modifikasi terhadap faktor lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan yang mempengaruhi tersebut akan
berdampak pada perbaikan derajat kesehatan masyarakat secara umum.
Konsep ini diperkuat dengan model promosi kesehatan yang dikembangkan
oleh Lawrance Green bahwa untuk mencapai status kesehatan yang optimal,
perlu intervensi tidak hanya tertuju pada perilaku, namun juga akses dan
intervensi lingkungan.
Intervensi tersebut harus dilakukan melalui kolaborasi multi sektor yang
konsisten dan berkesinambungan. Peran pimpinan dan pengelola perguruan
tinggi serta partisipasi setiap masyarakat kampus akan menentukan
keberhasilan program. Sangat disadari bahwa kemampuan finansial
setiap kampus tidak sama, namun hal tersebut dapat dikuatkan melalui
kerjasama dengan melibatkan unsur pentahelix yaitu Pemerintah Daerah
setempat melalui Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, fasilitas pelayanan
kesehatan, sektor swasta yang mendukung operasional kampus serta aktivitas
sosial media masyarakat kampus.
Kampus
Sehat
Perilaku
Lingkungan Layanan
Kesehatan
P
e
n
e
l
i
t
i
a
n
&
P
e
n
g
e
m
b
a
n
g
a
n
P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
15
2.2. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan Kampus Sehat dalam rangka mewujudkan
lingkungan pembelajaran yang sehat dan membudayakan kesehatan
dalam kegiatan operasional sehari hari, didasari pada tiga pilar yaitu
kebijakan kampus, perubahan perilaku, dan pelayanan kesehatan.
Ruang lingkup ini menjadikan dasar dan arahan bagi perguruan
tinggi dalam melaksanakan kegiatan kampus sehat. Ruang lingkup
Kampus Sehat sebagai berikut :
1. Kebijakan Kampus
Kebijakan kampus dicerminkan melalui komitmen dan dukungan
semua komponen perguruan tinggi untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan dan mendukung terwujudnya Kampus Sehat, yang
dikuatkan dalam aspek legal dan dokumen resmi.
Bentuk dukungan kebijakan meliputi:
a. Integrasi Kampus Sehat dalam rencana kerja dan kebijakan
operasional kampus/ perguruan tinggi.
b. Pengalokasian anggaran pelaksanaan Kampus Sehat secara
berkesinambungan. Sumber pendanaan bisa diupayakan dari
berbagai sumber sesuai dengan ketentuan.
c. Pembentukan Tim Kampus Sehat yang terdiri dari perwakilan
universitas dan penanggungjawab dari masing-masing fakultas
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
d. Integrasi materi kesehatan terkait promosi/edukasi kesehatan
sebagai bagian dari kurikulum dan ko-kurikulum pendidikan,
tidak hanya pada fakultas bidang kesehatan namun juga pada
fakultas non kesehatan lainnya.
2. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku dapat diwujudkan melalui beberapa cara,
salah satunya yaitu dengan peningkatan literasi kesehatan yang
diwujudkan melalui upaya promosi kesehatan dan intervensi
16
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
lingkungan. Promosi kesehatan yang dilakukan secara terus
menerus melalui edukasi dan sosialisasi dapat meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat kampus
dalam mengubah pola pikir untuk menerapkan perilaku hidup
sehat. Selain itu didukung oleh adanya konsistensi peraturan di
lingkungan kampus yang diharapkan dapat mendorong perubahan
perilaku
Perilaku hidup sehat yang membudaya dalam kehidupan masyarakat
kampus menjadi potensi untuk melahirkan agent of change yang
berdampak baik bagi keluarga, lingkungan sekitar dan masyarakat.
Upaya perubahan perilaku meliputi :
a. Peningkatkan literasi kesehatan dengan berbagai topik meliputi
penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa,
kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, dan
topik kesehatan lainnya dengan memanfaatkan berbagai media
yang ada di kampus.
b.Penerapan kawasan “Zero Tolerance Areas” yang meliputi
kawasan tanpa rokok, NAPZA, perjudian, alkohol, kekerasan,
perundungan/bullying, kekerasan seksual dan pelanggaran
keselamatan berkendara. Semua hal ini diperkuat dengan peraturan
baik di tingkat universitas maupun ditingkat fakultas dengan
mekanisme penerapan yang jelas.
c. Penerapan budaya hidup sehat yang meliputi pola makan sehat
yang sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang, peningkatan
aktivitas fisik melalui kegiatan bersama yang terjadwal dan teratur
dan pola hidup sehat lainnya.
d. Terbentuknya agent of change yang mendorong dan menstimulasi
penerapan perilaku hidup sehat melalui kegiatan pengabdian
masyarakat dalam bentuk penyampaian informasi dan pengetahuan
pada keluarga dan lingkungan sekitar
e. Mewujudkan lingkungan sehat, aman dan lestari secara konsisten
dan bersama sama, termasuk mendukung ketersediaan sarana
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
17
Gambar 2.2. Skema Kampus Sehat
dan prasarana yang menunjang. Diharapkan hal ini akan
berdampak pada penerapan perilaku hidup sehat.
3. Pelayanan Kesehatan
Program Kampus Sehat selain bertujuan mewujudkan budaya
hidup sehat, juga untuk mendekatkan layanan kesehatan di
lingkungan kampus. Besarnya jumlah populasi di lingkungan
perguruan tinggi dapat menjadi ancaman terjadinya masalah
kesehatan. Oleh sebab itu penting bila suatu kampus memiliki
klinik pratama atau dapat bekerjasama dengan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang terdekat atau yang ditunjuk oleh
kampus yang bertujuan untuk merespon kondisi kesehatan darurat
di lingkungan kampus, sebagai koordinator upaya kesehatan
dalam pencegahan dan pengendalian penyakit bagi warga kampus
dan sekitarnya.
KEBIJAKAN
INSTITUSI
PERUBAHAN PERILAKU
KAMPUS SEHAT
PELAYANAN KESEHATAN
Komitmen Perguruan
Tinggi yang diwujudkan
dalam aspek legal
Promosi Kesehatan
(Edukasi dan
sosialisasi)
Deteksi dini penyakit
/faktor risiko penyakit,
konseling dan upaya
1.Integrasi Kampus Sehat
dalam rencana kerja dan
kebijakan operasional
kampus / perguruan
tinggi.
2.Pengalokasian anggaran
pelaksanaan Kampus
Sehat secara berkesinam-
bungan
3.Pembentukan Tim Kampus
Sehat yang terdiri dari
perwakilan universitas dan
penanggungjawab dari
masing-masing fakultas
4.Integrasi materi kesehatan
terkait promosi/edukasi
kesehatan sebagai bagian
dari kurikulum dan ko
kurikulum pendidikan
1.Peningkatkan literasi
kesehatan
2.Penerapan kawasan “Zero
Tolerance Areas”
3.Penerapan budaya hidup
sehat
4.Terbentuknya agent of
change dan peningkatan
peran agent of change
5.Mewujudkan lingkungan
sehat, aman dan lestari
1.Tersedianya fasilitas
pelayanan kesehatan
tingkat pertama atau
bekerjasama dengan
fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya untuk
menangani masalah
kesehatan di kampus
2.Melakukan deteksi dini
faktor risiko penyakit
secara berkala dan
melakukan intervensi
masalah kesehatan
sejak dini
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
18
2.3. Sasaran
Sasaran Program Kampus Sehat meliputi seluruh individu yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan
lain di lingkungan perguruan tinggi yang dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Internal
· Peserta didik
· Pimpinan dan manajemen perguruan tinggi
· Staf, meliputi dosen, peneliti, pengelola administratif dan
karyawan pendukung lainnya seperti petugas keamanan dan
petugas kebersihan.
· Alumni
· Penyedia jasa layanan, seperti kantin, perpustakaan, fotokopi,
pengelola asrama dan lain-lain.
· Organisasi intra perguruan tinggi, seperti organisasi dosen dan
karyawan, serta mahasiswa
b. Eksternal
· Institusi/organisasi terkait upaya pemeliharaan kesehatan (dinas
kesehatan, puskesmas, dan lain-lain)
· Mitra kerja perguruan tinggi (bank, organisasi kemasyarakatan/
profesi, penjaja makanan, pelaku usaha, media dan lain-lain)
· Lingkungan dan masyarakat sekitar perguruan tinggi.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
19
Gambar 3.1 Alur Penyelenggaraan Kampus Sehat
Penyelenggaraan Program Kampus Sehat
Bab III
Secara garis besar penyelenggaraan program Kampus Sehat terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Penyelenggaraan program
Kampus Sehat secara rinci dapat dilihat pada alur sebagai berikut :
3.1. Persiapan
Tahapan persiapan dalam penyelenggaraan dan pengembangan
program Kampus Sehat, dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada
di perguruan tinggi dengan melakukan upaya sebagai berikut :
1. Membangun Komitmen Pimpinan di Kampus
Program Kampus Sehat tidak bisa berjalan tanpa adanya
dukungan dari semua pihak di kampus yang meliputi : pimpinan dan
manajemen, mahasiswa, dosen, peneliti, karyawan, pengelola
- Membangun Komitmen
Pimpinan Kampus
- Pembentukan Tim dan
peningkatan kapasitas
- Self Assessment
- Penyusunan Renja
- Kebijakan kampus
Sehat
- Promosi Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan
- Pencatatan/Pelaporan
- Monitoring
- Penilaian
Persiapan Monev
Pelaksanaan
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
20
administratif, petugas keamanan petugas kebersihan, pengelola
kantin, petugas perpustakaan, penyedia jasa fotokopi, pengelola
asrama dan lain-lain serta masyarakat di sekitar kampus. Semua
pihak harus mampu berkomitmen untuk mendukung terlaksananya
Program Kampus Sehat dan menjamin keberlangsungan kegiatan
tersebut.
Komitmen tersebut dapat dilakukan dalam bentuk kebijakan
tertulis, deklarasi bersama, sosialisasi ke seluruh elemen kampus
dan didukung anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan program
kampus sehat.
2. Pembentukan Tim Kampus Sehat
Tim Kampus Sehat perlu dibentuk untuk memperjelas tugas dan
fungsi dari masing-masing bagian/penanggung jawab dalam
melaksanakan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kampus
sehat.
Tim yang dibentuk bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh unsur
masyarakat kampus dan berjejaring dengan tim yang dibentuk
diseluruh fakultas.
3. Self Assessment
Setelah tim kampus sehat terbentuk maka tim perlu melakukan
Self Assessment untuk mengetahui kondisi dan potensi perguruan
tinggi sebagai dasar penerapan Kampus Sehat. Hasil penilaian akan
dijadikan acuan untuk perencanaan pengembangan sehingga lebih
optimal dan tepat sasaran dalam menentukan kegiatan prioritas
serta upaya meminimalisir kesenjangan yang ditemukan.
4. Menyusun Rencana Kerja Kampus Sehat
Rencana kerja kampus sehat perlu dibuat agar setiap tahun
diketahui apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan penerapan,
memantau dan menemukan hambatan sehingga dapat diupayakan
solusi terbaik.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
21
3.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada tiga pilar yaitu penerapan
kebijakan, terwujudnya perubahan perilaku dan ketersediaan
pelayanan kesehatan. Penerapan kampus sehat disesuaikan dengan
situasi dan kondisi kampus.
Beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya dapat mengacu pada
pedoman atau juknis yang sudah ada dan dapat diunduh pada link
terlampir.
a. Kegiatan
Kegiatan dalam Kampus Sehat, meliputi :
1) Kebijakan perguruan tinggi
Merupakan bentuk komitmen pimpinan kampus yang diwujudkan
dengan:
a) Adanya kebijakan tertulis yang mendukung pelaksanaan
b) Adanya rencana kerja kampus sehat yang terintegrasi dengan
rencana operasional universitas/kampus
c) Adanya alokasi anggaran untuk pelaksanaan termasuk kegiatan
yang dilakukan oleh Tim Kampus Sehat
d) Adanya kebijakan integrasi literasi kesehatan terutama perilaku
hidup sehat ke dalam kurikulum/ ko-kurikulum
2) Promosi Kesehatan yang dilakukan meliputi :
a) Peningkatan literasi kesehatan
Peningkatan literasi kesehatan disebar luaskan melalui
diskusi dan memanfaatkan media kampus seperti majalah
dinding, radio kampus, website, media sosial dan lain-lain.
Diharapkan materi literasi terkait dengan upaya-upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit terkait usia produktif
seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, masalah
kesehatan jiwa, narkotika, dan zat adiktif, kesehatan reproduksi,
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola makan sehat
bergizi seimbang, pentingnya aktivitas fisik, serta kesehatan
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
22
dan keselamatan kerja atau materi kesehatan lain sesuai
kebutuhan.
b) Penerapan Kawasan “Zero Tolerance Areas”
Yang dimaksud dengan Kawasan Zero Tolerance di lingkungan
perguruan tinggi adalah tidak adanya kejadian terkait
perilaku berisiko kesehatan, tindak kekerasan / seksual
secara fisik dan mental serta kecelakaan lalulintas. Zero
tolerance area diterapkan dalam bentuk: penerapan kawasan
tanpa rokok, penerapan kawasan tanpa alkohol, penerapan
kawasan tanpa NAPZA, penerapan kawasan tanpa perjudian,
penerapan kawasan tanpa kekerasan, penerapan kawasan
tanpa kekerasan seksual, penerapan kawasan tanpa perundungan/
bullying, dan penerapan kawasan keselamatan berkendara.
c) Penerapan budaya hidup sehat
- Penerapan pola makan sehat melalui penyediaan dan pengaturan
menu rapat dengan pilihan makanan rendah kandungan gula,
garam dan lemak, perbanyak konsumsi buah dan sayur serta
hindari minuman bersoda/berpemanis. Budayakan membawa
tempat minum sendiri dan konsumsi air putih + 2 liter sehari
- Kantin sehat meliputi : tidak ada penjualan rokok, ketersediaan
cuci tangan yang memadai, menyediakan menu sehat yang
bervariasi dan terjangkau.
- Tingkatkan aktifitas fisik bagi warga kampus dengan
memperbanyak sarana bersepeda atau pejalan kaki, batasi
kenderaan bermotor di lingkungan kampus. Akan sangat baik
jika dapat menyediakan bus di dalam lingkungan kampus
- Ketersediaan sarana olah raga sesuai kemampuan kampus
dan mendorong keaktifan olahraga melalui kompetisi, jadwal
kegiatan dan lain-lain
- Melakukan deteksi dini/ skrining berkala, pengukuran
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
23
tekanan darah, gula darah dan indeks massa tubuh, lingkar
perut dan kebugaran jasmani. Dapat diinisiasi oleh tim
kampus sehat dan jejaring internal, klinik kampus atau fasilitas
pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan. Bahan medis
habis pakai untuk pemeriksaan dapat dialokasikan anggarannya
oleh pihak kampus atau bekerjasama dengan dinas kesehatan
setempat. Kegiatan ini agar tercatat sehingga jika ditemukan
individu yang memiliki faktor risiko ataupun penyakit dapat
diintervensi masalah kesehatannya sejak dini atau dirujuk ke
RS sesuai indikasi.
- Melakukan pemantauan penerapan kawasan zero tolerance
dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari pemantau
d) Pembentukan Agent Of Change
Penerapan perilaku hidup sehat membutuhkan komitmen
individu yang kuat, perlu dimotivasi secara terus menerus dan
didukung oleh kondisi lingkungan yang kondusif. Sehingga
dibutuhkan motivator melalui pembentukan Agent Of Change
yang diberi pembekalan tentang perilaku hidup sehat agar
dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Kampus dapat melakukan pelatihan AoC bekerjasama dengan
dinas kesehatan setempat. AoC dapat menjadi perpanjangan
tangan dan duta yang akan menyebarluaskan informasi kesehatan
sekaligus menjadi contoh baik di lingkungan kampus maupun
masyarakat.
e) Mewujudkan Lingkungan Sehat, Aman dan Lestari
Mewujudkan perilaku hidup sehat tentu saja harus didukung
oleh lingkungan yang sehat pula meliputi : program kampus
hijau (green campus), mengurangi sampah plastik, mengkondisikan
kampus minim polusi baik dari asap kenderaan bermotor
maupun penerapan kawasan tanpa rokok. Selain itu, pengelolaan
limbah dan kebersihan di kampus seyogyanya dilakukan sesuai
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
24
standar yang berlaku sehingga dapat meminimalisir vektor
sumber penyakit yang dapat ditimbulkan. Ketersediaan cuci
tangan dengan air yang memadai terutama untuk toilet dan
sarana cuci tangan di sekitar kampus perlu diupayakan dan
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk dilakukan
pemantauan kesehatan lingkungan secara berkala.
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan untuk 2500 – 5000 jiwa masyarakat kampus
perlu memiliki klinik pratama yang menjadi provider BPJS atau
dapat bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama di kampus bertujuan:
a) Sebagai respon cepat jika terjadi masalah kesehatan darurat di
kampus terutama penanganan pertama bantuan hidup dasar
b) Sebagai pelopor kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
serta penerapan perilaku hidup sehat di kampus
c) Sebagai fasilitas yang mengkoordinir dan mendukung upaya
deteksi dini faktor risiko penyakit dilingkungan kampus
secara berkala, untuk menemu kenali sejak dini potensi
faktor risiko ataupun penyakit yang tidak terkontrol yang
dimiliki masyarakat kampus sehingga bisa dilakukan upaya
intervensi masalah kesehatan sejak dini agar penyakit dapat
dicegah dan diobati sebelum mengalami pemberatan dan
dirujuk ke RS sesuai indikasi.
Diharapkan warga kampus telah menjadi peserta jaminan
kesehatan sehingga dengan sendirinya biaya pengobatan
sudah terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan diperlukan sebagai bukti pelaksanaan
kegiatan dan menjadi salah satu instrumen untuk menilai keberhasilan
program. Output dari pencatatan dan pelaporan adalah data dan
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
25
informasi yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan atau membuat kebijakan.
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan pada program
kampus sehat diantaranya: penerapan dari masing-masing instrumen
dalam 3 pilar ruang lingkup kampus sehat sehingga dapat dipantau
setiap tahunnya keberhasilan dan hambatan yang dihadapi. Tim
Kampus Sehat perlu membuat daftar/ instrumen pencatatan dan
pelaporan dilakukan secara berjenjang kepada pimpinan kampus
dan masalah kesehatan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
setempat agar dapat ditindaklanjuti. Pelaporan kegiatan kesehatan
di kampus seyogyanya dikoordinir oleh klinik kampus atau fasilitas
pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan kepada Dinas Kesehatan
setempat. Dinas Kesehatan bertanggung jawab terhadap monitoring
dan evaluasi berkala kepada klinik kampus ataupun fasilitas
pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan kampus dan Tim
Kampus Sehat.
Pencatatan hasil kegiatan program kampus sehat dilakukan
sesuai dengan format baku pencatatan yang ditetapkan oleh
masing-masing pengampu kegiatan dan dilaporkan secara berjenjang.
Laporan hasil penyelenggaraan kampus sehat di masing-masing
Fakultas di serahkan ke Tim Kampus Sehat tingkat perguruan
tinggi. Tim Kampus Sehat perguruan tinggi bersama klinik kampus
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan akan
menyampaikan laporan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, tembusan
ke Puskesmas pembina wilayah dan melakukan feedback ke
masing–masing tim Fakultas.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
26
Gambar 3.2. Alur Pencatatan dan Pelaporan
b. Peran dan Tanggung Jawab
Terlaksananya program kampus sehat perlu didukung oleh sistem
dan infrastruktur baik dari Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Dalam implementasi program Kampus Sehat setiap sektor memiliki
tanggung jawab masing-masing dalam pengembangan program
Kampus Sehat di antaranya sebagai berikut:
1) Perguruan tinggi
- Melakukan penilaian, analisa situasi dan identifikasi sumber-
daya yang tersedia dan dibutuhkan dalam penyelenggaraan
Program Kampus Sehat
- Menerapkan kegiatan sesuai dengan pilar Kampus Sehat
- Melakukan koordinasi antara Tim Kampus Sehat dengan Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas/ fasilitas pelayanan
Kementerian Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Kab/Kota
Badan Penasehat
Puskesmas
Analisa data
Bank Data Kampus Sehat
Divisi yang ada di kampus sehat
Anggota Tim KS tiap Fakultas
Laporan Hasil Penyelenggaran
Program Kampus Sehat
(Skrining Kesehatan)
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
27
kesehatan yang bekerjasama terkait penyelenggaraan Kampus
Sehat
- Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait kegiatan Kampus
Sehat
- Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Kampus
Sehat
2) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi
- Mendorong penerapan Kampus Sehat di seluruh perguruan
tinggi di Indonesia
- Sebagai tim Kampus Sehat tingkat Pusat
- Bersama dengan Kementerian Kesehatan melakukan pendampingan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat di Perguruan
tinggi
3) Kementerian Kesehatan RI
- Mendorong agar program Kampus Sehat masuk dalam instrument
akreditasi Badan Akreditasi Nasional (BAN) perguruan tinggi
- Melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar Kampus Sehat
dapat terlaksana dengan baik
- Menyiapkan buku Pedoman Kampus Sehat sebagai acuan
pelaksanaan program
- Menyiapkan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
- Membentuk Tim Kampus Sehat tingkat Pusat
- Menyediakan format pelaporan penilaian kampus sehat yang
dilaporkan oleh Dinkes berbasis tehnologi informasi
- Melakukan pendampingan Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat di perguruan
tinggi jika dibutuhkan
4) Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten Kota
- Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota mendorong perguruan
tinggi di wilayahnya untuk menerapkan Program Kampus Sehat
- Melakukan sosialisasi Program Kampus Sehat
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
28
- Memastikan kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
untuk berkoordinasi dalam pelaksanaan Kampus Sehat di
perguruan tinggi
- Melakukan bimbingan teknis kepada tim kampus sehat di
perguruan tinggi
- Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat
- Menerima laporan deteksi dini dari tim Kampus Sehat secara rutin.
5) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/ Klinik Kampus
- Melakukan koordinasi dengan tim Kampus Sehat dalam pelaksanaan
deteksi dini
- Melayani rujukan dari tim Kampus Sehat di wilayahnya
- Memberikan laporan deteksi dini kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
- Melakukan koordinasi kepada tim Kampus Sehat di perguruan
tinggi
- Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus
Sehat
3.3. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaan berbagai komponen program,
ketepatan waktu pelaksanaan dan kemajuan pelaksanaan dari
waktu ke waktu. Monitoring dilakukan secara berkala setiap
semester sampai setahun berdasarkan indikator sesuai dengan
kebutuhan dan dapat merujuk pada Form (terlampir). Indikator
mencakup kegiatan, output dan target yang ditetapkan pada
perencanaan program.
Monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara
kegiatan yang sedang berlangsung dengan perencanaan dan
prosedur yang telah ditetapkan. Pelaksanaan monitoring akan
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
29
membantu pelaksana kegiatan dan apabila terjadi hambatan
atau masalah bisa segera diatasi dan dicarikan solusinya.
b. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring. Informasi dan data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dapat dievaluasi. Evaluasi diarahkan untuk menggali
informasi sejauh mana suatu program berjalan sesuai dengan
perencanaan dan kegiatan yang dil-akukan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
Proses evaluasi dilakukan 2 (dua) tahap, yaitu (1) penilaian internal,
perguruan tinggi mengembangkan mekanisme self assessment
tahunan terkait kemajuan program kampus sehat yang telah
dilaksanakan, (2) penilaian eksternal, yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan setempat untuk menilai pelaksanaan Kampus Sehat
dengan menggunakan form skoring penilaian Kampus Sehat.
Tim penilai akan mengevaluasi komponen penilaian sesuai
dengan bidang profesional masing-masing, kemudian di masukkan
kedalam sistem informasi Kemenkes untuk selanjutnya dievaluasi
oleh Tim kampus sehat tingkat pusat.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
30
Penutup
Bab IV
Perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan generasi muda dan juga
tempat berkumpulnya kelompok usia produktif merupakan tempat yang
strategis untuk membentuk agent of change bagi sektor kesehatan. Perguruan
tinggi memiliki potensi dan nilai tambah untuk berkontribusi dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Melihat potensi yang dimiliki Perguruan
tinggi, Kementerian Kesehatan mengembangkan strategi untuk mewujudkan
lingkungan kampus yang dapat memberikan kontribusi suasana positif bagi
pengembangan fisik dan mental masyarakat kampus melalui kegiatan
Kampus Sehat yang terstruktur, masif dan sistematis.
Program Kampus Sehat diharapkan dapat menggerakan sektor pendidikan
untuk berperan aktif dalam mewujudkan SDM Indonesia yang lebih sehat
dengan terlibat langsung dalam upaya-upaya promotif, dan preventif di
lingkungan perguruan tinggi. Tidak hanya itu, Program Kampus Sehat
diharapkan menjadikan masyarakat kampus sebagai teladan bagi masyarakat
sekitarnya untuk menerapkan hidup sehat serta diharapkan memiliki daya
ungkit yang besar dalam menyiapkan ketahanan kesehatan masyarakat
dan mempersiapkan sumber daya manusia perguruan tinggi yang tidak
hanya cerdas secara akademis namun adalah individu yang sehat secara
fisik dan mental menjadi generasi penerus yang unggul menuju Indonesia
yang lebih baik.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
31
Daftar Pustaka
1. Abercrombie N, Gatrell T, Thomas C. Universities and health in the
twenty- first century. In: Tsouros AD, Dowding G, Thompson J, Dooris M,
editors. Health Promoting Universities; Concept, experience and frame-
work for action. Copenhagen: World Health Organization; 1998. p. 33-40.
2. AUN Health Promotion Network. AUN Healthy University Framework.
Bangkok: ASEAN University Network; 2017.
3. Dooris M, Cawood J, Doherty S, Powell S. Healthy Universities: Concept,
Model and Framework for Applying the Healthy Settings Approach
within Higher Education in England. Lancashire, UK: University of Central
Lancashire; 2010.
4. Dooris M, Dowding G, Thompson J, Wynne C. The settings-based approach
to health promotion. In: Tsouros A, Dowding G, Thompson J, Dooris M,
editors. Health Promoting Universities; Concept, experience and frame-
work for action. Copenhagen: World Health Organization; 1998. p. 21-32.
5. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan
Kegemukan dan Obesitas di Indonesia, Kemenkes 2012
6. Permenkes Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang,
Kemenkes
7. World Health Organization. Healthy workplaces: a model for action: for
employers, workers, policymakers and practitioners. Geneva: World
Health Organization; 2010.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
32
8. World Health Organization. Ottawa Charter for Health Promotion.
Geneva: World Health Organization; 1986.
9. World Health Organization. Bangkok Charter for Health Promotion in a
Globalized World. Bangkok, Thailand: World Health Organization; 2005.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
33
Lampiran 1
Instrumen Penilaian Kampus Sehat
Sosialisasi Penerapan dan Visi Misi Kampus
Sehat kepada unsur masyarakat kampus
1. a.
b.
c.
c.
d.
e.
4
Menyusun Rencana Kerja Pengembangan
Kampus Sehat
Komitmen dalam bentuk surat keputusan
(SK) atau surat tugas penetapan struktur
penanggung jawab Kampus Sehat dari
pimpinan Perguruan Tinggi meliputi unsur
perwakilan fakultas, dosen, mahasiswa dan
unsur pendukung operasional lainnya.
- Adanya kebijakan kampus sehat yang
terintegrasi dalam Rencana Kerja dan
Kebijakan operasional Kampus.
- Tersedia alokasi anggaran untuk
mendukung kegiatan Kampus Sehat
- Materi Kesehatan dimasukkan dalam
Kurikulum/ Co-Kurikulum
- Pembentukan kelompok bhakti sosial,
Kelompok lansia dan pensiunan.
- Peningkatan kapasitas tim kampus sehat,
para agen perubahan dan relawan dalam
promosi kesehatan.
(Terdiri dari unsur mahasiswa, dosen,
serta unsur pendukung lainnya)
- Menjalin jejaring kemitraan antar kampus
sehat dan melakukan pembinaan pada
kampus sekitarnya
Kriteria Penilaian
No. 1 2 3 4
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
34
a.
- Bekerjasama dengan program dinas
kesehatan setempat
- Menjalin kemitraan dengan masyarakat
sekitar kampus
- Mengikuti pertemuan kampus sehat
tingkat nasional dan internasional
Edukasi kesehatan di lingkungan kampus
melalui
- Media informasi internal dan eksternal
- Buletin/koran kampus/media social
kampus
- Laporan tahunan profil kesehatan
kampus kepada pimpinan kampus
dan kepala dinas kesehatan wilayah.
b. - Mewujudkan lingkungan yang aman dan
lestari
- Lingkungan bersih dan hijau
- Ramah disabilitas
- Ramah lingkungan
- Pengelolaan limbah dan daur ulang
- Sarana untuk pejalan kaki dan bersepeda
- Ketersediaan sarana olah raga dan rekreasi
(Contoh: ruang musik, ruang tari dan
kreativitas lainnya)
2.
Penerapan Kawasan “Zero Tolerance Areas”:
Penerapan:
- Kawasan Tanpa Rokok
- Kawasan Tanpa alkohol
- Kawasan Tanpa NAPZA
- Kawasan Tanpa perjudian
- Kawasan Tanpa kekerasan, perudungan
(bullying), dan kekerasan seksual
- Kawasan keselamatan berkendara*
3.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
35
Strategi promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit:
- Penerapan program literasi kesehatan
- Penerapan program kesehatan mental
dan pengelolaan stress,
- Penerapan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
- Penerapan kegiatan bhakti sosial
- Penerapan kegiatan aktivitas fisik
- Penerapan pola makan sehat
- Penerapan kesehatan reproduksi
- Penerapan Keselamatan dan kesehatan
Kerja (K3)
4.
Pencatatan dan Pelaporan
Melakukan pencatatan dan dokumentasi
berbagai kegiatan terkait program Kampus
Sehat.
5.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
36
Skala Penilaian Instrumen Kampus Sehat
Tidak ada
Pengembangan kampus sehat belum di implementasikan,
belum ada perencanaan, belum ada dukungan dokumen
atau data dalam pengembangan kampus sehat. Diperlukan
perbaikan
1.
Ada, namun membutuhkan peningkatan
Pelaksanaan pengembangan kampus sehat masih dalam
tahap perencanaan atau kurang memadai sehingga perlu
dilakukan peningkatan atau penyempurnaan. Sudah ada
dokumen atau bukti mengenai pengembangan kampus
sehat tetapi masih terbatas. Kegiatan belum dilaksanakan
secara rutin dan berkelanjutan
2.
Cukup
Kegiatan pengembangan kampus sehat telah dilakukan
didukung dengan dokumen yang lengkap. Sudah ada data
yang yang menunjukkan kegiatan kampus sehat berjalan
secara rutin dan berkelanjutan.
3.
Sangat Baik (Best Practice)
Kegiatan pengembangan kampus sehat telah dilakukan
dengan baik, dukungan dokumen dan data yang lengkap,
serta adanya inovasi yang dilakukan secara mandiri oleh
pihak kampus
4.
Skala
Penilaian Keterangan
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
37
Lampiran 2
Form Rencana Kerja (POA)
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Ket
Sumber
Daya
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
38
a. Ketua
Merupakan individu yang ditunjuk oleh pimpinan perguruan tinggi untuk
mengatur pelaksanaan Program Kampus Sehat. Individu tersebut dapat
berasal dari berbagai direktorat tingkat utama di perguruan tinggi, seperti
keuangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keamanan, organisasi
kemahasiswaan, kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan (K3L),
direktorat akademis, atau dosen dari fakultas/prodi/unit yang mempunyai
kompetensi memimpin dan berminat mengembangkan kampus sehat,
yang berfungsi:
- Mempermudah implementasi dan mengarahkan Program Kampus Sehat
Lampiran 3
Contoh Struktur Organisasi Kampus Sehat
Ketua
Sekretariat Kampus Sehat
Struktur Organisasi Kampus Sehat
Divisi
Kebijakan
Koordinator Tim
KS Fakultas A
Anggota Tim
Koordinator Tim
KS Fakultas B
Koordinator Tim
KS Fakultas C
Koordinator Tim
KS Fakultas D
Koordinator Tim
KS Fakultas E
Divisi
Perubahan
Perilaku
Divisi
Pelayanan
Kesehatan
1.
2.
3.
4.
5.
Anggota Tim
1.
2.
3.
4.
5.
Anggota Tim
1.
2.
3.
4.
5.
Anggota Tim
1.
2.
3.
4.
5.
Anggota Tim
1.
2.
3.
4.
5.
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
39
- Mendukung dan memfasilitasi ide/ saran kelompok kerja/ tim Kampus
Sehat
- Bekerjasama dengan pimpinan perguruan tinggi untuk memutuskan
kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan program Kampus Sehat
b. Sekretariat, yang merupakan unit yang berada di tingkat utama perguruan
tinggi, yang bertugas:
- Memastikan dan memonitoring implementasi Program Kampus Sehat
- Mengkoordinir badan penasehat dan kelompok kerja/tim Kampus Sehat
c. Kelompok Kerja
Terdiri atas perwakilan berbagai fakultas. Setiap kelompok kerja diketuai
oleh ahli dalam bidang tematik tertentu. Kelompok kerja berfungsi:
a. Menyusun konsep kebijakan untuk Program kampus sehat.
b. Melakukan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan
c. Menyusun rencana serta jadwal kegiatan
d. Melaksanakan kegiatan program
e. Memberian rekomendasi pada dekan/pimpinan fakultas
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
40
Lampiran 4
Akses Media KIE
Website Kemenkes RI
Website P2PTM
Website Dit Promkes dan PM
Instagram P2PTM
Youtube
Facebook
Twitter
https://www.kemkes.go.id/
http://www.p2ptm.kemkes.go.id
https://promkes.kemkes.go.id/
p2ptmkemenkesri
Direktorat P2PTM Kemenkes RI
@p2ptmkemenkesRI
@p2ptmkemenkesRI
1
2
3
4
5
6
7
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
41
Tim Penyusun
Pengarah :
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kontributor :
Dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes
dr. Prima Yosephine, MKM
dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid
dr. Esti Widiastuti, M.ScPH
dr. Gertrudis Tandy, MKM
Bambang Purwanto, MKM
Prof. Dra Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D
dr. Indah Suci Widyahening, M.S., M.Sc-CMFM, PhD
Dr. dr. Dhanasari Vidiawati MSc.CM-FM, Sp. DLP
Dian Kurnia Rabbani, SKM, M.Epid
dr. Masitah Sari Dewi, M.Epid
Sri Lestari, SKM, M.Epid
La Ode Hane, SKM, M.Kes
Ns. Aswardi, S.Kep, M.Kep
Teguh Rahardjo Herwibowo, SKM
dr. Uswatun Hasanah, M.Epid
dr. Tiersa Vera Junita, M.Epid
AA Muchlis, SKM
dr. Fristika Mildya, M.KKK
Misti, SKM, M.Epid
PEDOMAN KAMPUS SEHAT
42
dr. Rezavitawanti
Dra Cucu Cakrawati Kosim, M.Kes
Dewi Marlina, SKM, MKM
Suhardini, SKM, MKM
drg. Anitasari SM
dr. Feby Anggraini MKK
dr. Ann Natallia Umar
Dra Cenoma Tri Saptaningsih, Msi
dr. Hasanah, SKM, MKM
Sri Nurhayati, SKM
Sekretariat Subdit DMGM :
Syarifah Aini, SKM
Ria Resti Sarfiani, Amd
Fika Destari, SE
Tim Kreatif :
Pengarah Kreatif dan Penyelia Desain Grafis : drg. Anitasari SM
Desain Grafis : Ira Carlina Pratiwi & Kemal Indi RN
Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav.4-9
Jakarta Selatan
ditp2ptm@kemkes.go.id
@p2ptmkemenkesRI
@p2ptmkemenkesri
@p2ptmkemenkesRI
p2ptm.kemkes.go.id
Direktorat P2PTM Kemenkes RI

More Related Content

What's hot

Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013Muh Saleh
 
Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Ajeng Hayuningtyas
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Muh Saleh
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan KegiatanDadang Solihin
 
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asn
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asnContoh pelaksanaan aktualisasi nd asn
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asnAgus Triono
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiAnggita Dewi
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Yesir Hasan
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024Zen D' Eri
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Muh Saleh
 
Renstra puskesmas argapura 2018 2022
Renstra puskesmas argapura 2018 2022Renstra puskesmas argapura 2018 2022
Renstra puskesmas argapura 2018 2022Mohammad Shafari
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 

What's hot (20)

Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013
 
Konsep Kampus Sehat.pptx
Konsep Kampus Sehat.pptxKonsep Kampus Sehat.pptx
Konsep Kampus Sehat.pptx
 
Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara Tugas draft rencana aksi bela negara
Tugas draft rencana aksi bela negara
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutu
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
 
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asn
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asnContoh pelaksanaan aktualisasi nd asn
Contoh pelaksanaan aktualisasi nd asn
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi KesehatanDasar-dasar Ekonomi Kesehatan
Dasar-dasar Ekonomi Kesehatan
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
 
Kesehatan maternal dan perinatal 1
Kesehatan maternal dan perinatal 1Kesehatan maternal dan perinatal 1
Kesehatan maternal dan perinatal 1
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Manajemen Puskesmas
Manajemen PuskesmasManajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
 
Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela NegaraKesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan Bela Negara
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
 
Renstra puskesmas argapura 2018 2022
Renstra puskesmas argapura 2018 2022Renstra puskesmas argapura 2018 2022
Renstra puskesmas argapura 2018 2022
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 

Similar to Pedoman Kampus Sehat

Buku Pedoman PHBS PAUD 2020
Buku Pedoman PHBS PAUD 2020Buku Pedoman PHBS PAUD 2020
Buku Pedoman PHBS PAUD 2020Reza Hendrawan
 
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruNakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruanggasarisiringoring
 
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan KehamilanModul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan KehamilanUFDK
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdf
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdfKampus-Sehat-UNISKA-min.pdf
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdfsuryaaffandi1
 
Modul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiModul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiUFDK
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatPetunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatReza Hendrawan
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4PusdiklatKKB
 
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdf
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdfPanduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdf
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdfachmadlukmanhakim1
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaDhestaAdeanggaJuanda1
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dianYonazira
 
Panduan Opsi Sarana CTPS
Panduan Opsi Sarana CTPSPanduan Opsi Sarana CTPS
Panduan Opsi Sarana CTPSReza Hendrawan
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolahPuskesmas Cahu
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
binwil poltekkes 27 april 2022.pptx
binwil poltekkes 27 april 2022.pptxbinwil poltekkes 27 april 2022.pptx
binwil poltekkes 27 april 2022.pptxemmakamelia1
 
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdf
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdfBUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdf
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdfFennyFebriana2
 

Similar to Pedoman Kampus Sehat (20)

Buku Pedoman PHBS PAUD 2020
Buku Pedoman PHBS PAUD 2020Buku Pedoman PHBS PAUD 2020
Buku Pedoman PHBS PAUD 2020
 
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baruNakes teladan 2020 bu angga format baru
Nakes teladan 2020 bu angga format baru
 
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan KehamilanModul Asuhan Kebidanan Kehamilan
Modul Asuhan Kebidanan Kehamilan
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdf
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdfKampus-Sehat-UNISKA-min.pdf
Kampus-Sehat-UNISKA-min.pdf
 
Modul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiModul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan Reproduksi
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatPetunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
 
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
Modul kesehatan gizi ibu hamil dan anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
Modul bkb hi kebijakan dan strategi bkkbn_rev4
 
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdf
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdfPanduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdf
Panduan Kurikulum Nasional Kesmas AIPTKMI.pdf
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
 
0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian0 tugas 1 mei dani al dian
0 tugas 1 mei dani al dian
 
Panduan Opsi Sarana CTPS
Panduan Opsi Sarana CTPSPanduan Opsi Sarana CTPS
Panduan Opsi Sarana CTPS
 
IKM - PART 1 PENGANTAR.pptx
IKM - PART 1 PENGANTAR.pptxIKM - PART 1 PENGANTAR.pptx
IKM - PART 1 PENGANTAR.pptx
 
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
Modul perencanaan kehidupan berkeluarga bkkbn rev4
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
 
binwil poltekkes 27 april 2022.pptx
binwil poltekkes 27 april 2022.pptxbinwil poltekkes 27 april 2022.pptx
binwil poltekkes 27 april 2022.pptx
 
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdf
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdfBUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdf
BUKU KEBUGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH.pdf
 

More from Dian Kurnia Rabbani

Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxDian Kurnia Rabbani
 
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptx
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptxEDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptx
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptxDian Kurnia Rabbani
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruDian Kurnia Rabbani
 
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptxPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptxDian Kurnia Rabbani
 
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....Dian Kurnia Rabbani
 
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptx
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptxKebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptx
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptxDian Kurnia Rabbani
 

More from Dian Kurnia Rabbani (6)

Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
 
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptx
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptxEDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptx
EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DKR 2 8 22.pptx
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
 
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptxPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA.pptx
 
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....
Prevalensi dan Pola Pengobatan PTM serta Potensi Pengembangan Produk Biologi....
 
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptx
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptxKebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptx
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Obesitas.pptx
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 

Pedoman Kampus Sehat

  • 1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan 2021 PEDOMAN KAMPUS SEHAT
  • 2.
  • 3. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan 2021 PEDOMAN KAMPUS SEHAT
  • 4. PEDOMAN KAMPUS SEHAT i Kata Sambutan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Buku Pedoman Kampus Sehat dapat diselesaikan. Saya menyambut baik terbitnya pedoman yang akan menjadi pegangan dalam implementasi Program Kampus Sehat baik bagi pengelola maupun pembina serta pemerhati. Pembangunan kesehatan nasional ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. lndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan tolok ukur pembangunan kesehatan, dimana salah satu dari 3 (tiga) komponen penilaian adalah aspek kesehatan. Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor genetika. Faktor perilaku dan lingkungan memberikan kontribusi terbesar (70%) terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu, upaya meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kebersihan lingkungan, edukasi dan akses terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi menjadi perhatian bersama. Kampus sehat merupakan suatu pendekatan komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan seluruh komunitas perguruan tinggi, untuk menciptakan kampus sebagai tempat belajar dan bekerja yang sehat. Penerapan Kampus sehat diharapkan dapat menggerakan sektor pendidikan untuk berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Sehat, melalui upaya promotif-preventif di lingkungan kampus. Kegiatan Kampus Sehat diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat dalam mencegah penyakit di lingkungan kampus. Perguruan tinggi sebagai tempat beraktivitas bagi mahasiswa
  • 5. i ii PEDOMAN KAMPUS SEHAT maupun dosen dan tenaga kependidikannya, memiliki potensi yang besar untuk mendukung terbentuknya perilaku hidup sehat dan menjadi agen perubahan (agent of change) perilaku hidup bersih dan sehat. Saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat membantu mewujudnyatakan Kampus Sehat untuk mendukung tercapainya Indonesia Sehat yang berkelanjutan. Salam Sehat Jakarta, Agustus 2021 Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Drg. Kartini Rustandi, M.Kes
  • 6. iii PEDOMAN KAMPUS SEHAT Kata Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi yang akan diperoleh jika tersedia Sumber Daya Manusia (SOM) yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SOM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Program Kampus Sehat merupakan dasar untuk mewujudkan SDM unggul dari perguruan tinggi. Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Kementerian Kesehatan atas kerjasama, kolaborasi dan terobosan yang sudah kita lakukan Bersama melalui Program Kampus Sehat dan atas telah disusunnya Buku Pedoman Kampus Sehat ini. Program Kampus Sehat merupakan sinergitas upaya promotif dan preventif sebagai perwujudan penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Perguruan Tinggi sesuai amanat lnstruksi Presiden No.1 Tahun 2017 di Perguruan Tinggi yang merupakan tempat pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus tempat terbentuknya karakter peserta didik sebagai generasi muda Indonesia yang unggul. Semoga pedoman Kampus Sehat ini dapat menjadi acuan dalam penerapan budaya hidup sehat di perguruan tinggi yang tercermin dalam kebijakan operasional kampus serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampus baik sebagai pribadi maupun warga negara. Harapan Saya Program Kampus Sehat bisa berjalan dengan baik dan membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia dan mewujudkan Indonesia Sehat. Jakarta, September 2021
  • 7. iv PEDOMAN KAMPUS SEHAT Kata Pengantar Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi (demographic dividen) karena jumlah kelompok usia produktif meningkat tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi akan diperoleh jika tersedia SDM yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang sehat, cerdas dan berkarakter. Upaya menciptakan SDM yang unggul dilakukan melalui berbagai cara baik dari aspek kesehatan maupun akademis. Perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan generasi muda dan juga tempat berkumpulnya kelompok usia produktif, sangat potensial menjadi agent of change perilaku hidup sehat yang memberikan kontribusi mewujudkan SDM yang unggul. Potensi yang ada di Perguruan tinggi sangat baik untuk dikembangkan sebagai Kampus Sehat seperti yang direkomendasikan oleh ASEAN University Network (AUN). Healthy University yang dikembangkan oleh AUN diadaptasi Kementerian Kesehatan dalam bentuk Program Kampus Sehat yang bertujuan membentuk perilaku hidup sehat pada populasi usia produktif secara konsisten yang menjadi budaya yang didukung oleh kebijakan kampus melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi dan diterapkan secara konsisten di lingkungan Kampus. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran, tenaga dan waktunya dalam penyusunan Pedoman Kampus Sehat ini. Semoga buku ini bermanfaat. Jakarta, Juli 2021 Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS NIP 196405201991031003
  • 8. 1 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Kata Sambutan .......................................................................................i Kata Pengantar .......................................................................................iv Daftar Isi....................................................................................................1 Daftar Lampiran .....................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .............................................................................3 1.1. Latar Belakang ................................................................................3 1.2. Tujuan ...............................................................................................7 1.3. Sasaran .............................................................................................7 1.4. Ruang Lingkup ................................................................................7 1.5. Dasar Hukum ...................................................................................8 1.6. Overview Pengembangan Kampus Sehat ................................8 BAB II KONSEP KAMPUS SEHAT ...........................................................13 2.1. Definisi ..............................................................................................13 2.2. Ruang Lingkup ................................................................................15 2.3. Sasaran .............................................................................................18 BAB III PENYELENGGARAAN KAMPUS SEHAT ...................................19 3.1. Persiapan ........................................................................................19 3.2. Pelaksanaan ....................................................................................21 3.3. Monitoring dan Evaluasi ..............................................................28 BAB IV PENUTUP ....................................................................................30 Daftar Pustaka ........................................................................................31 Lampiran ..................................................................................................33 Tim Penyusun .........................................................................................41 Daftar Isi
  • 9. 2 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Lampiran 1. Form Penilaian Kampus Sehat ......................................33 Lampiran 2. Form Rencana Kerja..........................................................37 Lampiran 3. Struktur Organisasi Kampus Sehat...............................38 Lampiran 4. Akses Media KIE ................................................................40 Daftar Lampiran
  • 10. 3 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Pendahuluan Bab I 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini menghadapi transisi epidemiologi yang mengakibatkan Indonesia mengalami beban ganda penyakit. Terjadi pergeseran pola penyakit, dimana penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, kanker dan yang lainnya meningkat secara signifikan termasuk masalah kesehatan jiwa dan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) yang menjadi penyebab utama kematian dan masalah kesehatan di Indonesia. Sementara itu penyakit menular (PM) seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, dan lain-lain belum sepenuhnya teratasi dan masih menjadi masalah kesehatan yang besar. Hal ini mengakibatkan pembiayaan kesehatan lebih banyak digunakan untuk kuratif dan rehabilitatif, terutama untuk PTM, dibandingkan untuk upaya promotif dan preventif. Kondisi ini semakin berat dengan munculnya new emerging diseases seperti Flu Burung, MERS-CoV, SARS dan COVID-19 dan re-emerging diseases seperti Zika, Monkey Pox, Ebola, TB MDR dan penyakit lainnya yang muncul kembali dengan struktur yang berbeda. Menurut H.L Blum ada empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, berturut-turut dari yang terbesar pengaruhnya yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Optimalisasi dan modifikasi faktor perilaku, lingkungan dan layanan kesehatan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan juga dipengaruhi oleh kondisi sosial seseorang untuk memperoleh memperoleh kesehatan konsep ini dikenal dengan sosial determinat of health. Kondisi sosial ini akan mengakibatkan perbedaan kualitas daan kesempatan seseorang untuk memperoleh kesehatan.
  • 11. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 4 Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi (demograpic dividen) karena jumlah kelompok usia produktif meningkat tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengantarkan Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Bonus demografi ini akan diperoleh dengan prasyarat utama tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Oleh karena itu di dalam lima Visi Presiden untuk Indonesia Maju tahun 2019-2024 prioritas pembangunan berfokus pada pembangunan sumber daya manusia, karena SDM menjadi kunci Indonesia ke depan. Pembangunan SDM dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui permberdayaan masyarakat, salah satunya dibidang kesehatan. Upaya menciptakan SDM yang unggul dan sehat dilakukan melalui upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan dengan edukasi serta promosi untuk penerapan pola hidup sehat sejak usia dini agar diperoleh generasi yang berkualitas, terbebas dari penyakit dan produktif melalui aktivitas multi tahap, yaitu individu, kelompok, organisasi hingga kebijakan berwawasan kesehatan. Diharapkan seluruh komponen bangsa turut serta dalam memasyarakatkan paradigma sehat melalui partisipasi dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan akan hidup sehat mulai dari individu, keluarga dan masyarakat melalui dukungan berbagai komponen bangsa. Salah satu upaya promotif dan preventif yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui kerjasama berbagai sector dan melibatkan peran serta masyarakat sesuai dengan Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dalam bentuk kegiatan antara lain pangan sehat dan perbaikan gizi, aktivitas fisik, peningkatan edukasi dan perilaku hidup sehat, pencegahan dan deteksi dini penyakit, dan lingkungan sehat.
  • 12. 5 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Sejalan dengan konsep Badan Kesehatan Dunia WHO yang ditegaskan dalam Piagam Ottawa tentang Promosi Kesehatan pada tahun 1986 yang menyatakan bahwa “Kesehatan tercipta dan dialami oleh masyarakat pada lingkungan kehidupannya sehari-hari, tempat mereka belajar, bekerja, bermain dan menjalin kasih-sayang” (1) Promosi kesehatan dimaknai sebagai suatu proses yang memungkinkan seorang individu meningkatkan kendali atas kesehatan dan faktor-faktor determinan kesehatan tersebut, dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi. (2) Berdasarkan konsep tersebut, maka dikembangkan berbagai upaya promosi kesehatan berbasis lingkungan kehidupan sehari-hari (setting based), mulai dari Kota Sehat (Healthy City), Universitas yang mempromosikan kesehatan (Health Promoting University) dan Sekolah yang mempromosikan kesehatan (Health Promoting School). GERMAS telah mencerminkan upaya tersebut dimana diharapkan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat termasuk di lingkungan kampus. Pada tahun 1998, World Health Organization (WHO) memperkenalkan konsep “Health Promoting University” yang merupakan salah satu upaya promosi kesehatan berbasis lingkungan yang menerapkan pendekatan sosio-ekologis. Di antara negara-negara anggota ASEAN, konsep “Healthy University” mulai dikembangkan oleh ASEAN University Network (AUN) sejak 2015. AUN merupakan sebuah jejaring kerjasama perguruan tinggi di negara-negara anggota ASEAN yang saat ini beranggotakan 50 perguruan tinggi di 10 negara anggota ASEAN dan Indonesia menjadi bagian diantaranya. Beberapa kampus di Indonesia yang menjadi anggota AUN telah menginisiasi Health Promoting University sejak tahun 2018. Perguruan tinggi sebagai salah satu pusat pembelajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus tempat terbentuknya karakter peserta didik yang merupakan generasi muda Indonesia menjadi sasaran yang tepat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan Indonesia Sehat. Generasi Muda berada pada posisi yang strategis dalam pembangunan dunia sesuai komitmen yang tertuang dalam Kesepakatan Global Arah Pembangunan (Sustainable Development Goals/SDGs). SDGs menekankan agar pemerintah
  • 13. 6 PEDOMAN KAMPUS SEHAT memperhatikan aspek kesehatan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia termasuk usia produktif, di Indonesia saat ini mencapai 64 juta jiwa atau sekitar 27.6% dari jumlah penduduk. Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian/ pengembangan dan pengabdian masyarakat, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi (DIKTI) mengintegrasikan upaya kesehatan melalui Program Kampus Sehat. Diharapkan akan tercipta lingkungan pembelajaran yang sehat dan berdampak pada peningkatan prestasi akademis. Proses pendidikan di perguruan tinggi bertujuan menghasilkan manusia yang produktif dan dapat membawa manfaat bagi bangsa dan negara. Pendidikan yang diberikan akan sia-sia bila produktifitas yang dihasilkan oleh lulusan perguruan tinggi tidak optimal karena berbagai masalah kesehatan yang dialaminya di kemudian hari yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini melalui upaya promosi kesehatan dan deteksi dini. Program kampus sehat merupakan upaya yang sistematis dan menyeluruh dalam mewujudkankan perguruan tinggi sebagai suatu lembaga yang mengintegrasikan kesehatan dalam budaya perguruan tinggi yang tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari, administrasi pengelolaan dan mandat akademis. Pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), edukasi dan promosi tentang penyakit menular, penyakit tidak menular, masalah kesehatan jiwa dan NAPZA, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, kesehatan reproduksi, kesehatan dan keselamatan kerja, selain akan menguatkan pencegahan dan pengendalian penyakit terutama yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah seperti kejadian pandemi COVID-19. Selain itu juga menyediakan layanan kesehatan yang meliputi deteksi dini, konseling, dan bimbingan serta rujukan yang dilakukan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terdapat di Kampus atau bekerja sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di luar kampus. Seluruh kegiatan tersebut ditujukan bagi seluruh masyarakat kampus yang meliputi peserta didik, pengajar, pegawai, perangkat lain yang mendukung operasional kampus seperti pedagang,
  • 14. 6 7 PEDOMAN KAMPUS SEHAT tenaga keamanan dan lain-lain. Program Kampus Sehat diharapkan akan memicu kemandirian, partisipasi aktif perguruan tinggi dan respon dalam menghadapi fenomena dampak kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya pengembangan Kampus Sehat sejak tahun 2019 dimulai dengan penyusunan pedoman, audiensi kepada perguruan tinggi yang dijadikan lokasi uji coba, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), perjanjian kerjasama (PKS), dan sosialisasi serta pembekalan kepada pihak perguruan tinggi. Untuk penyempurnaan upaya yang sebelumnya telah dilakukan, maka dipandang perlu perluasan penerapan Kampus Sehat di Indonesia dengan menggunakan satu pedoman yang terstandar sehingga penyelenggaran program Kampus Sehat menjadi lebih terarah, berjalan secara optimal dan berkesinambungan. 1.2. Tujuan 1. Tujuan Umum Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan program Kampus Sehat sehingga berjalan dengan optimal dan berkesinambungan. 2. Tujuan Khusus Terlaksananya budaya perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan Kampus untuk mewujudkan SDM yang sehat, produktif dan unggul. 1.3. Sasaran Tim atau penanggung jawab Program Kampus Sehat, pemangku kebijakan perguruan tinggi, masyarakat kampus, Dinas Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Pedoman Program Kampus Sehat meliputi kebijakan, perubahan perilaku, dan pelayanan kesehatan yang diintegrasikan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai budaya di lingkungan kampus.
  • 15. Launching Kampus Sehat Secara Resmi Oleh Wakil Presiden Bapak Ir. Yusuf Kalla 8 PEDOMAN KAMPUS SEHAT 1.5. Dasar Hukum 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan 2. Undang-Undang No, 12 tahun 2012 tentang Perguruan tinggi 3. Instruksi Presiden No 1 tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 4.Peraturan Menteri Ristekdikti No. 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi 1.6. Overview Pengembangan Program Kampus Sehat Tahun 2019 Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah mengembangkan program Kampus Sehat. Pengembangan program diawali dengan penyusunan pedoman bersama para pakar sebagai acuan penyelenggaraan Kampus Sehat. Uji coba dilakukan di empat perguruan tinggi yaitu Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Program Kampus Sehat diluncurkan oleh Wakil Presiden Indonesia Bapak Ir. Yusuf Kalla pada tanggal 4 Oktober 2019 di Kampus Universitas Indonesia, Salemba.
  • 16. Penandatanganan MOU dan PKS dengan Universitas Andalas Penandatanganan MOU dan PKS dengan UNS Penandatanganan MOU PP Muhammadiyah dan UMY 9 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Program Kampus Sehat diawali dengan audiensi untuk menjelaskan mekanisme pengembangan Kampus Sehat dan penggalangan komitmen melalui penandangtanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama antara para pihak. Komitmen kerjasama diwujudkan secara resmi melalui penandatanganan nota kesepahaman (MOU) dan perjanjian kerjasama (PKS) antara para pihak yaitu Kementerian Kesehatan sebagai pihak pertama dan Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, dan Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penandatanganan MOU di tandatangani oleh Direktur Jenderal P2P, Kemenkes RI dengan Rektor UI, Rektor Unand, Rektor UNS, dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sedangkan PKS ditandatangani oleh Direktur P2PTM dan Wakil Rektor bidang Kerjasama atau yang mewakili sesuai dengan aturan yang berlaku dimasing-masing universitas.
  • 17. Deklarasi HPU UGM bulan Juli 2019 Seminar Nasional HPU di UGM 18 Oktober 2019 10 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Paralel dengan upaya tersebut, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat juga memperluas jaringan kerja sama pengembangan Kampus Sehat melalui penandatangan MOU dengan lebih dari 100 perguruan tinggi di Indonesia melalui beberapa rangkaian kegiatan : 1. Deklarasi Health Promoting University (HPU) di UGM (Juli 2019) 2. Seminar Nasional Health Promoting University di UGM Yogyakarta (18 Oktober 2019) 3. Lokakarya pengembangan kampus sehat dengan tujuan melakukan adopsi dan modifikasi AUN yang dilaksanakan bersama 9 PTN (November 2019) 4. Penyusunan Pedoman Kampus Siaga COVID-19 (2020) 5. Webinar Sosialisasi Pedoman Kampus Siaga COVID-19 melibatkan lebih dari 150 PT di Indonesia (September 2020).
  • 18. Universitas Indonesia Universitas Sebelas Maret 6-8 Nov 2019 11-13 Nov 2019 Tahap selanjutnya dari program Kampus Sehat adalah orientasi kepada tim kampus sehat yang telah dibentuk oleh masing-masing perguruan tinggi. Orientasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim kampus sehat yang berasal dari perwakilan fakultas dalam menyelenggarakan program kampus sehat di perguruan tinggi masing-masing. Pada tahun 2020 dilakukan evaluasi pelaksanaan uji coba kampus sehat secara virtual. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengembangan program dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Kampus Sehat. Hasil evaluasi dijadikan sebagai bahan dalam penyempurnaan pedoman Kampus Sehat. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 11 Deklarasi Kampus Sehat Penandatanganan Kampus Sehat Desember 2019
  • 19. PTMA Seluruh Indonesia 19-21 Des 2019 12 Universitas Andalas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 9-11 Des 2019 3-5 Des 2019 PEDOMAN KAMPUS SEHAT
  • 20. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 13 Konsep Kampus Sehat Bab II 2.1. Definisi Program Kampus Sehat merupakan upaya yang sistematis dan menyeluruh dalam mewujudkan perguruan tinggi sebagai suatu lembaga yang mengintegrasikan kesehatan sebagai bagian dari budaya perguruan tinggi yang tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari, administrasi pengelolaan dan mandat akademis. Program Kampus Sehat bertujuan menciptakan lingkungan pembelajaran dan budaya organisasi yang sehat baik secara fisik individu maupun organisasi. Hal ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat kampus sehingga bisa mencapai potensi maksimal sesuai dengan peran yang disandangnya. Integrasi program Kampus Sehat ke dalam lingkungan perguruan tinggi memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini didukung dengan adanya Tri Darma Perguruan Tinggi sebagai pintu masuk program Kampus Sehat yaitu melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Fungsi pendidikan dalam Tri Darma Perguruan Tinggi diharapkan dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat kampus. Integrasi program kesehatan sebagai bagian kurikulum dan ko-kurikulum pendidikan, tidak hanya pada fakultas bidang kesehatan namun juga pada fakultas non kesehatan lainnya di setiap perguruan tinggi. Peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat kampus tentang kesehatan dan pencegahan dan pengendalian penyakit yang terwujud dalam budaya dan perilaku hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari. Fungsi penelitian akan berkontribusi dalam penemuan hal baru dibidang kesehatan, pembuktian hipotesa, menciptakan aplikasi, standar, dan konsep serta peningkatan kemampuan identifikasi dan solusi masalah-masalah kesehatan yang nantinya akan memperkuat sistem kesehatan di Indonesia. Fungsi pengabdian
  • 21. Gambar 2.1. Integrasi Program Kampus Sehat di Perguruan Tinggi 14 PEDOMAN KAMPUS SEHAT Mayarakat merupakan bentuk kontribusi perguruan tinggi di tengah masyarakat. Melalui program Kampus Sehat diharapkan perguruan tinggi menerapkan ilmu yang dimiliki untuk berperan dibidang kesehatan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara lokal, nasional, maupun global. Teori Blum menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Intervensi dan modifikasi terhadap faktor lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan yang mempengaruhi tersebut akan berdampak pada perbaikan derajat kesehatan masyarakat secara umum. Konsep ini diperkuat dengan model promosi kesehatan yang dikembangkan oleh Lawrance Green bahwa untuk mencapai status kesehatan yang optimal, perlu intervensi tidak hanya tertuju pada perilaku, namun juga akses dan intervensi lingkungan. Intervensi tersebut harus dilakukan melalui kolaborasi multi sektor yang konsisten dan berkesinambungan. Peran pimpinan dan pengelola perguruan tinggi serta partisipasi setiap masyarakat kampus akan menentukan keberhasilan program. Sangat disadari bahwa kemampuan finansial setiap kampus tidak sama, namun hal tersebut dapat dikuatkan melalui kerjasama dengan melibatkan unsur pentahelix yaitu Pemerintah Daerah setempat melalui Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, sektor swasta yang mendukung operasional kampus serta aktivitas sosial media masyarakat kampus. Kampus Sehat Perilaku Lingkungan Layanan Kesehatan P e n e l i t i a n & P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n
  • 22. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 15 2.2. Ruang Lingkup Penyelenggaraan Kampus Sehat dalam rangka mewujudkan lingkungan pembelajaran yang sehat dan membudayakan kesehatan dalam kegiatan operasional sehari hari, didasari pada tiga pilar yaitu kebijakan kampus, perubahan perilaku, dan pelayanan kesehatan. Ruang lingkup ini menjadikan dasar dan arahan bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan kampus sehat. Ruang lingkup Kampus Sehat sebagai berikut : 1. Kebijakan Kampus Kebijakan kampus dicerminkan melalui komitmen dan dukungan semua komponen perguruan tinggi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dan mendukung terwujudnya Kampus Sehat, yang dikuatkan dalam aspek legal dan dokumen resmi. Bentuk dukungan kebijakan meliputi: a. Integrasi Kampus Sehat dalam rencana kerja dan kebijakan operasional kampus/ perguruan tinggi. b. Pengalokasian anggaran pelaksanaan Kampus Sehat secara berkesinambungan. Sumber pendanaan bisa diupayakan dari berbagai sumber sesuai dengan ketentuan. c. Pembentukan Tim Kampus Sehat yang terdiri dari perwakilan universitas dan penanggungjawab dari masing-masing fakultas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. d. Integrasi materi kesehatan terkait promosi/edukasi kesehatan sebagai bagian dari kurikulum dan ko-kurikulum pendidikan, tidak hanya pada fakultas bidang kesehatan namun juga pada fakultas non kesehatan lainnya. 2. Perubahan Perilaku Perubahan perilaku dapat diwujudkan melalui beberapa cara, salah satunya yaitu dengan peningkatan literasi kesehatan yang diwujudkan melalui upaya promosi kesehatan dan intervensi
  • 23. 16 PEDOMAN KAMPUS SEHAT lingkungan. Promosi kesehatan yang dilakukan secara terus menerus melalui edukasi dan sosialisasi dapat meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat kampus dalam mengubah pola pikir untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Selain itu didukung oleh adanya konsistensi peraturan di lingkungan kampus yang diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku Perilaku hidup sehat yang membudaya dalam kehidupan masyarakat kampus menjadi potensi untuk melahirkan agent of change yang berdampak baik bagi keluarga, lingkungan sekitar dan masyarakat. Upaya perubahan perilaku meliputi : a. Peningkatkan literasi kesehatan dengan berbagai topik meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, kesehatan dan keselamatan kerja, kesehatan reproduksi, dan topik kesehatan lainnya dengan memanfaatkan berbagai media yang ada di kampus. b.Penerapan kawasan “Zero Tolerance Areas” yang meliputi kawasan tanpa rokok, NAPZA, perjudian, alkohol, kekerasan, perundungan/bullying, kekerasan seksual dan pelanggaran keselamatan berkendara. Semua hal ini diperkuat dengan peraturan baik di tingkat universitas maupun ditingkat fakultas dengan mekanisme penerapan yang jelas. c. Penerapan budaya hidup sehat yang meliputi pola makan sehat yang sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang, peningkatan aktivitas fisik melalui kegiatan bersama yang terjadwal dan teratur dan pola hidup sehat lainnya. d. Terbentuknya agent of change yang mendorong dan menstimulasi penerapan perilaku hidup sehat melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyampaian informasi dan pengetahuan pada keluarga dan lingkungan sekitar e. Mewujudkan lingkungan sehat, aman dan lestari secara konsisten dan bersama sama, termasuk mendukung ketersediaan sarana
  • 24. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 17 Gambar 2.2. Skema Kampus Sehat dan prasarana yang menunjang. Diharapkan hal ini akan berdampak pada penerapan perilaku hidup sehat. 3. Pelayanan Kesehatan Program Kampus Sehat selain bertujuan mewujudkan budaya hidup sehat, juga untuk mendekatkan layanan kesehatan di lingkungan kampus. Besarnya jumlah populasi di lingkungan perguruan tinggi dapat menjadi ancaman terjadinya masalah kesehatan. Oleh sebab itu penting bila suatu kampus memiliki klinik pratama atau dapat bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang terdekat atau yang ditunjuk oleh kampus yang bertujuan untuk merespon kondisi kesehatan darurat di lingkungan kampus, sebagai koordinator upaya kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit bagi warga kampus dan sekitarnya. KEBIJAKAN INSTITUSI PERUBAHAN PERILAKU KAMPUS SEHAT PELAYANAN KESEHATAN Komitmen Perguruan Tinggi yang diwujudkan dalam aspek legal Promosi Kesehatan (Edukasi dan sosialisasi) Deteksi dini penyakit /faktor risiko penyakit, konseling dan upaya 1.Integrasi Kampus Sehat dalam rencana kerja dan kebijakan operasional kampus / perguruan tinggi. 2.Pengalokasian anggaran pelaksanaan Kampus Sehat secara berkesinam- bungan 3.Pembentukan Tim Kampus Sehat yang terdiri dari perwakilan universitas dan penanggungjawab dari masing-masing fakultas 4.Integrasi materi kesehatan terkait promosi/edukasi kesehatan sebagai bagian dari kurikulum dan ko kurikulum pendidikan 1.Peningkatkan literasi kesehatan 2.Penerapan kawasan “Zero Tolerance Areas” 3.Penerapan budaya hidup sehat 4.Terbentuknya agent of change dan peningkatan peran agent of change 5.Mewujudkan lingkungan sehat, aman dan lestari 1.Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama atau bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk menangani masalah kesehatan di kampus 2.Melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit secara berkala dan melakukan intervensi masalah kesehatan sejak dini
  • 25. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 18 2.3. Sasaran Sasaran Program Kampus Sehat meliputi seluruh individu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan lain di lingkungan perguruan tinggi yang dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Internal · Peserta didik · Pimpinan dan manajemen perguruan tinggi · Staf, meliputi dosen, peneliti, pengelola administratif dan karyawan pendukung lainnya seperti petugas keamanan dan petugas kebersihan. · Alumni · Penyedia jasa layanan, seperti kantin, perpustakaan, fotokopi, pengelola asrama dan lain-lain. · Organisasi intra perguruan tinggi, seperti organisasi dosen dan karyawan, serta mahasiswa b. Eksternal · Institusi/organisasi terkait upaya pemeliharaan kesehatan (dinas kesehatan, puskesmas, dan lain-lain) · Mitra kerja perguruan tinggi (bank, organisasi kemasyarakatan/ profesi, penjaja makanan, pelaku usaha, media dan lain-lain) · Lingkungan dan masyarakat sekitar perguruan tinggi.
  • 26. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 19 Gambar 3.1 Alur Penyelenggaraan Kampus Sehat Penyelenggaraan Program Kampus Sehat Bab III Secara garis besar penyelenggaraan program Kampus Sehat terdiri atas perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Penyelenggaraan program Kampus Sehat secara rinci dapat dilihat pada alur sebagai berikut : 3.1. Persiapan Tahapan persiapan dalam penyelenggaraan dan pengembangan program Kampus Sehat, dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di perguruan tinggi dengan melakukan upaya sebagai berikut : 1. Membangun Komitmen Pimpinan di Kampus Program Kampus Sehat tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari semua pihak di kampus yang meliputi : pimpinan dan manajemen, mahasiswa, dosen, peneliti, karyawan, pengelola - Membangun Komitmen Pimpinan Kampus - Pembentukan Tim dan peningkatan kapasitas - Self Assessment - Penyusunan Renja - Kebijakan kampus Sehat - Promosi Kesehatan - Pelayanan Kesehatan - Pencatatan/Pelaporan - Monitoring - Penilaian Persiapan Monev Pelaksanaan
  • 27. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 20 administratif, petugas keamanan petugas kebersihan, pengelola kantin, petugas perpustakaan, penyedia jasa fotokopi, pengelola asrama dan lain-lain serta masyarakat di sekitar kampus. Semua pihak harus mampu berkomitmen untuk mendukung terlaksananya Program Kampus Sehat dan menjamin keberlangsungan kegiatan tersebut. Komitmen tersebut dapat dilakukan dalam bentuk kebijakan tertulis, deklarasi bersama, sosialisasi ke seluruh elemen kampus dan didukung anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan program kampus sehat. 2. Pembentukan Tim Kampus Sehat Tim Kampus Sehat perlu dibentuk untuk memperjelas tugas dan fungsi dari masing-masing bagian/penanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kampus sehat. Tim yang dibentuk bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh unsur masyarakat kampus dan berjejaring dengan tim yang dibentuk diseluruh fakultas. 3. Self Assessment Setelah tim kampus sehat terbentuk maka tim perlu melakukan Self Assessment untuk mengetahui kondisi dan potensi perguruan tinggi sebagai dasar penerapan Kampus Sehat. Hasil penilaian akan dijadikan acuan untuk perencanaan pengembangan sehingga lebih optimal dan tepat sasaran dalam menentukan kegiatan prioritas serta upaya meminimalisir kesenjangan yang ditemukan. 4. Menyusun Rencana Kerja Kampus Sehat Rencana kerja kampus sehat perlu dibuat agar setiap tahun diketahui apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan penerapan, memantau dan menemukan hambatan sehingga dapat diupayakan solusi terbaik.
  • 28. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 21 3.2. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan mengacu kepada tiga pilar yaitu penerapan kebijakan, terwujudnya perubahan perilaku dan ketersediaan pelayanan kesehatan. Penerapan kampus sehat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kampus. Beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya dapat mengacu pada pedoman atau juknis yang sudah ada dan dapat diunduh pada link terlampir. a. Kegiatan Kegiatan dalam Kampus Sehat, meliputi : 1) Kebijakan perguruan tinggi Merupakan bentuk komitmen pimpinan kampus yang diwujudkan dengan: a) Adanya kebijakan tertulis yang mendukung pelaksanaan b) Adanya rencana kerja kampus sehat yang terintegrasi dengan rencana operasional universitas/kampus c) Adanya alokasi anggaran untuk pelaksanaan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kampus Sehat d) Adanya kebijakan integrasi literasi kesehatan terutama perilaku hidup sehat ke dalam kurikulum/ ko-kurikulum 2) Promosi Kesehatan yang dilakukan meliputi : a) Peningkatan literasi kesehatan Peningkatan literasi kesehatan disebar luaskan melalui diskusi dan memanfaatkan media kampus seperti majalah dinding, radio kampus, website, media sosial dan lain-lain. Diharapkan materi literasi terkait dengan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terkait usia produktif seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, masalah kesehatan jiwa, narkotika, dan zat adiktif, kesehatan reproduksi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola makan sehat bergizi seimbang, pentingnya aktivitas fisik, serta kesehatan
  • 29. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 22 dan keselamatan kerja atau materi kesehatan lain sesuai kebutuhan. b) Penerapan Kawasan “Zero Tolerance Areas” Yang dimaksud dengan Kawasan Zero Tolerance di lingkungan perguruan tinggi adalah tidak adanya kejadian terkait perilaku berisiko kesehatan, tindak kekerasan / seksual secara fisik dan mental serta kecelakaan lalulintas. Zero tolerance area diterapkan dalam bentuk: penerapan kawasan tanpa rokok, penerapan kawasan tanpa alkohol, penerapan kawasan tanpa NAPZA, penerapan kawasan tanpa perjudian, penerapan kawasan tanpa kekerasan, penerapan kawasan tanpa kekerasan seksual, penerapan kawasan tanpa perundungan/ bullying, dan penerapan kawasan keselamatan berkendara. c) Penerapan budaya hidup sehat - Penerapan pola makan sehat melalui penyediaan dan pengaturan menu rapat dengan pilihan makanan rendah kandungan gula, garam dan lemak, perbanyak konsumsi buah dan sayur serta hindari minuman bersoda/berpemanis. Budayakan membawa tempat minum sendiri dan konsumsi air putih + 2 liter sehari - Kantin sehat meliputi : tidak ada penjualan rokok, ketersediaan cuci tangan yang memadai, menyediakan menu sehat yang bervariasi dan terjangkau. - Tingkatkan aktifitas fisik bagi warga kampus dengan memperbanyak sarana bersepeda atau pejalan kaki, batasi kenderaan bermotor di lingkungan kampus. Akan sangat baik jika dapat menyediakan bus di dalam lingkungan kampus - Ketersediaan sarana olah raga sesuai kemampuan kampus dan mendorong keaktifan olahraga melalui kompetisi, jadwal kegiatan dan lain-lain - Melakukan deteksi dini/ skrining berkala, pengukuran
  • 30. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 23 tekanan darah, gula darah dan indeks massa tubuh, lingkar perut dan kebugaran jasmani. Dapat diinisiasi oleh tim kampus sehat dan jejaring internal, klinik kampus atau fasilitas pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan. Bahan medis habis pakai untuk pemeriksaan dapat dialokasikan anggarannya oleh pihak kampus atau bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat. Kegiatan ini agar tercatat sehingga jika ditemukan individu yang memiliki faktor risiko ataupun penyakit dapat diintervensi masalah kesehatannya sejak dini atau dirujuk ke RS sesuai indikasi. - Melakukan pemantauan penerapan kawasan zero tolerance dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari pemantau d) Pembentukan Agent Of Change Penerapan perilaku hidup sehat membutuhkan komitmen individu yang kuat, perlu dimotivasi secara terus menerus dan didukung oleh kondisi lingkungan yang kondusif. Sehingga dibutuhkan motivator melalui pembentukan Agent Of Change yang diberi pembekalan tentang perilaku hidup sehat agar dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya. Kampus dapat melakukan pelatihan AoC bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat. AoC dapat menjadi perpanjangan tangan dan duta yang akan menyebarluaskan informasi kesehatan sekaligus menjadi contoh baik di lingkungan kampus maupun masyarakat. e) Mewujudkan Lingkungan Sehat, Aman dan Lestari Mewujudkan perilaku hidup sehat tentu saja harus didukung oleh lingkungan yang sehat pula meliputi : program kampus hijau (green campus), mengurangi sampah plastik, mengkondisikan kampus minim polusi baik dari asap kenderaan bermotor maupun penerapan kawasan tanpa rokok. Selain itu, pengelolaan limbah dan kebersihan di kampus seyogyanya dilakukan sesuai
  • 31. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 24 standar yang berlaku sehingga dapat meminimalisir vektor sumber penyakit yang dapat ditimbulkan. Ketersediaan cuci tangan dengan air yang memadai terutama untuk toilet dan sarana cuci tangan di sekitar kampus perlu diupayakan dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk dilakukan pemantauan kesehatan lingkungan secara berkala. 3) Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan untuk 2500 – 5000 jiwa masyarakat kampus perlu memiliki klinik pratama yang menjadi provider BPJS atau dapat bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama di kampus bertujuan: a) Sebagai respon cepat jika terjadi masalah kesehatan darurat di kampus terutama penanganan pertama bantuan hidup dasar b) Sebagai pelopor kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit serta penerapan perilaku hidup sehat di kampus c) Sebagai fasilitas yang mengkoordinir dan mendukung upaya deteksi dini faktor risiko penyakit dilingkungan kampus secara berkala, untuk menemu kenali sejak dini potensi faktor risiko ataupun penyakit yang tidak terkontrol yang dimiliki masyarakat kampus sehingga bisa dilakukan upaya intervensi masalah kesehatan sejak dini agar penyakit dapat dicegah dan diobati sebelum mengalami pemberatan dan dirujuk ke RS sesuai indikasi. Diharapkan warga kampus telah menjadi peserta jaminan kesehatan sehingga dengan sendirinya biaya pengobatan sudah terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan. 4) Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan diperlukan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan menjadi salah satu instrumen untuk menilai keberhasilan program. Output dari pencatatan dan pelaporan adalah data dan
  • 32. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 25 informasi yang bisa digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan atau membuat kebijakan. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan pada program kampus sehat diantaranya: penerapan dari masing-masing instrumen dalam 3 pilar ruang lingkup kampus sehat sehingga dapat dipantau setiap tahunnya keberhasilan dan hambatan yang dihadapi. Tim Kampus Sehat perlu membuat daftar/ instrumen pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang kepada pimpinan kampus dan masalah kesehatan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan setempat agar dapat ditindaklanjuti. Pelaporan kegiatan kesehatan di kampus seyogyanya dikoordinir oleh klinik kampus atau fasilitas pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan kepada Dinas Kesehatan setempat. Dinas Kesehatan bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi berkala kepada klinik kampus ataupun fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan kampus dan Tim Kampus Sehat. Pencatatan hasil kegiatan program kampus sehat dilakukan sesuai dengan format baku pencatatan yang ditetapkan oleh masing-masing pengampu kegiatan dan dilaporkan secara berjenjang. Laporan hasil penyelenggaraan kampus sehat di masing-masing Fakultas di serahkan ke Tim Kampus Sehat tingkat perguruan tinggi. Tim Kampus Sehat perguruan tinggi bersama klinik kampus dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dikerjasamakan akan menyampaikan laporan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota, tembusan ke Puskesmas pembina wilayah dan melakukan feedback ke masing–masing tim Fakultas.
  • 33. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 26 Gambar 3.2. Alur Pencatatan dan Pelaporan b. Peran dan Tanggung Jawab Terlaksananya program kampus sehat perlu didukung oleh sistem dan infrastruktur baik dari Pemerintah Pusat maupun Daerah. Dalam implementasi program Kampus Sehat setiap sektor memiliki tanggung jawab masing-masing dalam pengembangan program Kampus Sehat di antaranya sebagai berikut: 1) Perguruan tinggi - Melakukan penilaian, analisa situasi dan identifikasi sumber- daya yang tersedia dan dibutuhkan dalam penyelenggaraan Program Kampus Sehat - Menerapkan kegiatan sesuai dengan pilar Kampus Sehat - Melakukan koordinasi antara Tim Kampus Sehat dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas/ fasilitas pelayanan Kementerian Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Dinas Kesehatan Kab/Kota Badan Penasehat Puskesmas Analisa data Bank Data Kampus Sehat Divisi yang ada di kampus sehat Anggota Tim KS tiap Fakultas Laporan Hasil Penyelenggaran Program Kampus Sehat (Skrining Kesehatan)
  • 34. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 27 kesehatan yang bekerjasama terkait penyelenggaraan Kampus Sehat - Melakukan pencatatan dan pelaporan terkait kegiatan Kampus Sehat - Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Kampus Sehat 2) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi - Mendorong penerapan Kampus Sehat di seluruh perguruan tinggi di Indonesia - Sebagai tim Kampus Sehat tingkat Pusat - Bersama dengan Kementerian Kesehatan melakukan pendampingan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat di Perguruan tinggi 3) Kementerian Kesehatan RI - Mendorong agar program Kampus Sehat masuk dalam instrument akreditasi Badan Akreditasi Nasional (BAN) perguruan tinggi - Melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar Kampus Sehat dapat terlaksana dengan baik - Menyiapkan buku Pedoman Kampus Sehat sebagai acuan pelaksanaan program - Menyiapkan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) - Membentuk Tim Kampus Sehat tingkat Pusat - Menyediakan format pelaporan penilaian kampus sehat yang dilaporkan oleh Dinkes berbasis tehnologi informasi - Melakukan pendampingan Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat di perguruan tinggi jika dibutuhkan 4) Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten Kota - Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota mendorong perguruan tinggi di wilayahnya untuk menerapkan Program Kampus Sehat - Melakukan sosialisasi Program Kampus Sehat
  • 35. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 28 - Memastikan kesiapan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk berkoordinasi dalam pelaksanaan Kampus Sehat di perguruan tinggi - Melakukan bimbingan teknis kepada tim kampus sehat di perguruan tinggi - Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat - Menerima laporan deteksi dini dari tim Kampus Sehat secara rutin. 5) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)/ Klinik Kampus - Melakukan koordinasi dengan tim Kampus Sehat dalam pelaksanaan deteksi dini - Melayani rujukan dari tim Kampus Sehat di wilayahnya - Memberikan laporan deteksi dini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - Melakukan koordinasi kepada tim Kampus Sehat di perguruan tinggi - Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kampus Sehat 3.3. Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan berbagai komponen program, ketepatan waktu pelaksanaan dan kemajuan pelaksanaan dari waktu ke waktu. Monitoring dilakukan secara berkala setiap semester sampai setahun berdasarkan indikator sesuai dengan kebutuhan dan dapat merujuk pada Form (terlampir). Indikator mencakup kegiatan, output dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan yang sedang berlangsung dengan perencanaan dan prosedur yang telah ditetapkan. Pelaksanaan monitoring akan
  • 36. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 29 membantu pelaksana kegiatan dan apabila terjadi hambatan atau masalah bisa segera diatasi dan dicarikan solusinya. b. Evaluasi Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring. Informasi dan data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dapat dievaluasi. Evaluasi diarahkan untuk menggali informasi sejauh mana suatu program berjalan sesuai dengan perencanaan dan kegiatan yang dil-akukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Proses evaluasi dilakukan 2 (dua) tahap, yaitu (1) penilaian internal, perguruan tinggi mengembangkan mekanisme self assessment tahunan terkait kemajuan program kampus sehat yang telah dilaksanakan, (2) penilaian eksternal, yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat untuk menilai pelaksanaan Kampus Sehat dengan menggunakan form skoring penilaian Kampus Sehat. Tim penilai akan mengevaluasi komponen penilaian sesuai dengan bidang profesional masing-masing, kemudian di masukkan kedalam sistem informasi Kemenkes untuk selanjutnya dievaluasi oleh Tim kampus sehat tingkat pusat.
  • 37. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 30 Penutup Bab IV Perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan generasi muda dan juga tempat berkumpulnya kelompok usia produktif merupakan tempat yang strategis untuk membentuk agent of change bagi sektor kesehatan. Perguruan tinggi memiliki potensi dan nilai tambah untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Melihat potensi yang dimiliki Perguruan tinggi, Kementerian Kesehatan mengembangkan strategi untuk mewujudkan lingkungan kampus yang dapat memberikan kontribusi suasana positif bagi pengembangan fisik dan mental masyarakat kampus melalui kegiatan Kampus Sehat yang terstruktur, masif dan sistematis. Program Kampus Sehat diharapkan dapat menggerakan sektor pendidikan untuk berperan aktif dalam mewujudkan SDM Indonesia yang lebih sehat dengan terlibat langsung dalam upaya-upaya promotif, dan preventif di lingkungan perguruan tinggi. Tidak hanya itu, Program Kampus Sehat diharapkan menjadikan masyarakat kampus sebagai teladan bagi masyarakat sekitarnya untuk menerapkan hidup sehat serta diharapkan memiliki daya ungkit yang besar dalam menyiapkan ketahanan kesehatan masyarakat dan mempersiapkan sumber daya manusia perguruan tinggi yang tidak hanya cerdas secara akademis namun adalah individu yang sehat secara fisik dan mental menjadi generasi penerus yang unggul menuju Indonesia yang lebih baik.
  • 38. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 31 Daftar Pustaka 1. Abercrombie N, Gatrell T, Thomas C. Universities and health in the twenty- first century. In: Tsouros AD, Dowding G, Thompson J, Dooris M, editors. Health Promoting Universities; Concept, experience and frame- work for action. Copenhagen: World Health Organization; 1998. p. 33-40. 2. AUN Health Promotion Network. AUN Healthy University Framework. Bangkok: ASEAN University Network; 2017. 3. Dooris M, Cawood J, Doherty S, Powell S. Healthy Universities: Concept, Model and Framework for Applying the Healthy Settings Approach within Higher Education in England. Lancashire, UK: University of Central Lancashire; 2010. 4. Dooris M, Dowding G, Thompson J, Wynne C. The settings-based approach to health promotion. In: Tsouros A, Dowding G, Thompson J, Dooris M, editors. Health Promoting Universities; Concept, experience and frame- work for action. Copenhagen: World Health Organization; 1998. p. 21-32. 5. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas di Indonesia, Kemenkes 2012 6. Permenkes Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, Kemenkes 7. World Health Organization. Healthy workplaces: a model for action: for employers, workers, policymakers and practitioners. Geneva: World Health Organization; 2010.
  • 39. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 32 8. World Health Organization. Ottawa Charter for Health Promotion. Geneva: World Health Organization; 1986. 9. World Health Organization. Bangkok Charter for Health Promotion in a Globalized World. Bangkok, Thailand: World Health Organization; 2005.
  • 40. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 33 Lampiran 1 Instrumen Penilaian Kampus Sehat Sosialisasi Penerapan dan Visi Misi Kampus Sehat kepada unsur masyarakat kampus 1. a. b. c. c. d. e. 4 Menyusun Rencana Kerja Pengembangan Kampus Sehat Komitmen dalam bentuk surat keputusan (SK) atau surat tugas penetapan struktur penanggung jawab Kampus Sehat dari pimpinan Perguruan Tinggi meliputi unsur perwakilan fakultas, dosen, mahasiswa dan unsur pendukung operasional lainnya. - Adanya kebijakan kampus sehat yang terintegrasi dalam Rencana Kerja dan Kebijakan operasional Kampus. - Tersedia alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan Kampus Sehat - Materi Kesehatan dimasukkan dalam Kurikulum/ Co-Kurikulum - Pembentukan kelompok bhakti sosial, Kelompok lansia dan pensiunan. - Peningkatan kapasitas tim kampus sehat, para agen perubahan dan relawan dalam promosi kesehatan. (Terdiri dari unsur mahasiswa, dosen, serta unsur pendukung lainnya) - Menjalin jejaring kemitraan antar kampus sehat dan melakukan pembinaan pada kampus sekitarnya Kriteria Penilaian No. 1 2 3 4
  • 41. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 34 a. - Bekerjasama dengan program dinas kesehatan setempat - Menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar kampus - Mengikuti pertemuan kampus sehat tingkat nasional dan internasional Edukasi kesehatan di lingkungan kampus melalui - Media informasi internal dan eksternal - Buletin/koran kampus/media social kampus - Laporan tahunan profil kesehatan kampus kepada pimpinan kampus dan kepala dinas kesehatan wilayah. b. - Mewujudkan lingkungan yang aman dan lestari - Lingkungan bersih dan hijau - Ramah disabilitas - Ramah lingkungan - Pengelolaan limbah dan daur ulang - Sarana untuk pejalan kaki dan bersepeda - Ketersediaan sarana olah raga dan rekreasi (Contoh: ruang musik, ruang tari dan kreativitas lainnya) 2. Penerapan Kawasan “Zero Tolerance Areas”: Penerapan: - Kawasan Tanpa Rokok - Kawasan Tanpa alkohol - Kawasan Tanpa NAPZA - Kawasan Tanpa perjudian - Kawasan Tanpa kekerasan, perudungan (bullying), dan kekerasan seksual - Kawasan keselamatan berkendara* 3.
  • 42. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 35 Strategi promosi kesehatan dan pencegahan penyakit: - Penerapan program literasi kesehatan - Penerapan program kesehatan mental dan pengelolaan stress, - Penerapan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular. - Penerapan kegiatan bhakti sosial - Penerapan kegiatan aktivitas fisik - Penerapan pola makan sehat - Penerapan kesehatan reproduksi - Penerapan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) 4. Pencatatan dan Pelaporan Melakukan pencatatan dan dokumentasi berbagai kegiatan terkait program Kampus Sehat. 5.
  • 43. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 36 Skala Penilaian Instrumen Kampus Sehat Tidak ada Pengembangan kampus sehat belum di implementasikan, belum ada perencanaan, belum ada dukungan dokumen atau data dalam pengembangan kampus sehat. Diperlukan perbaikan 1. Ada, namun membutuhkan peningkatan Pelaksanaan pengembangan kampus sehat masih dalam tahap perencanaan atau kurang memadai sehingga perlu dilakukan peningkatan atau penyempurnaan. Sudah ada dokumen atau bukti mengenai pengembangan kampus sehat tetapi masih terbatas. Kegiatan belum dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan 2. Cukup Kegiatan pengembangan kampus sehat telah dilakukan didukung dengan dokumen yang lengkap. Sudah ada data yang yang menunjukkan kegiatan kampus sehat berjalan secara rutin dan berkelanjutan. 3. Sangat Baik (Best Practice) Kegiatan pengembangan kampus sehat telah dilakukan dengan baik, dukungan dokumen dan data yang lengkap, serta adanya inovasi yang dilakukan secara mandiri oleh pihak kampus 4. Skala Penilaian Keterangan
  • 44. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 37 Lampiran 2 Form Rencana Kerja (POA) No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Ket Sumber Daya
  • 45. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 38 a. Ketua Merupakan individu yang ditunjuk oleh pimpinan perguruan tinggi untuk mengatur pelaksanaan Program Kampus Sehat. Individu tersebut dapat berasal dari berbagai direktorat tingkat utama di perguruan tinggi, seperti keuangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keamanan, organisasi kemahasiswaan, kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan (K3L), direktorat akademis, atau dosen dari fakultas/prodi/unit yang mempunyai kompetensi memimpin dan berminat mengembangkan kampus sehat, yang berfungsi: - Mempermudah implementasi dan mengarahkan Program Kampus Sehat Lampiran 3 Contoh Struktur Organisasi Kampus Sehat Ketua Sekretariat Kampus Sehat Struktur Organisasi Kampus Sehat Divisi Kebijakan Koordinator Tim KS Fakultas A Anggota Tim Koordinator Tim KS Fakultas B Koordinator Tim KS Fakultas C Koordinator Tim KS Fakultas D Koordinator Tim KS Fakultas E Divisi Perubahan Perilaku Divisi Pelayanan Kesehatan 1. 2. 3. 4. 5. Anggota Tim 1. 2. 3. 4. 5. Anggota Tim 1. 2. 3. 4. 5. Anggota Tim 1. 2. 3. 4. 5. Anggota Tim 1. 2. 3. 4. 5.
  • 46. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 39 - Mendukung dan memfasilitasi ide/ saran kelompok kerja/ tim Kampus Sehat - Bekerjasama dengan pimpinan perguruan tinggi untuk memutuskan kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan program Kampus Sehat b. Sekretariat, yang merupakan unit yang berada di tingkat utama perguruan tinggi, yang bertugas: - Memastikan dan memonitoring implementasi Program Kampus Sehat - Mengkoordinir badan penasehat dan kelompok kerja/tim Kampus Sehat c. Kelompok Kerja Terdiri atas perwakilan berbagai fakultas. Setiap kelompok kerja diketuai oleh ahli dalam bidang tematik tertentu. Kelompok kerja berfungsi: a. Menyusun konsep kebijakan untuk Program kampus sehat. b. Melakukan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan c. Menyusun rencana serta jadwal kegiatan d. Melaksanakan kegiatan program e. Memberian rekomendasi pada dekan/pimpinan fakultas
  • 47. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 40 Lampiran 4 Akses Media KIE Website Kemenkes RI Website P2PTM Website Dit Promkes dan PM Instagram P2PTM Youtube Facebook Twitter https://www.kemkes.go.id/ http://www.p2ptm.kemkes.go.id https://promkes.kemkes.go.id/ p2ptmkemenkesri Direktorat P2PTM Kemenkes RI @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesRI 1 2 3 4 5 6 7
  • 48. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 41 Tim Penyusun Pengarah : Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kontributor : Dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes dr. Prima Yosephine, MKM dr. Lily Banonah Rivai, M.Epid dr. Esti Widiastuti, M.ScPH dr. Gertrudis Tandy, MKM Bambang Purwanto, MKM Prof. Dra Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D dr. Indah Suci Widyahening, M.S., M.Sc-CMFM, PhD Dr. dr. Dhanasari Vidiawati MSc.CM-FM, Sp. DLP Dian Kurnia Rabbani, SKM, M.Epid dr. Masitah Sari Dewi, M.Epid Sri Lestari, SKM, M.Epid La Ode Hane, SKM, M.Kes Ns. Aswardi, S.Kep, M.Kep Teguh Rahardjo Herwibowo, SKM dr. Uswatun Hasanah, M.Epid dr. Tiersa Vera Junita, M.Epid AA Muchlis, SKM dr. Fristika Mildya, M.KKK Misti, SKM, M.Epid
  • 49. PEDOMAN KAMPUS SEHAT 42 dr. Rezavitawanti Dra Cucu Cakrawati Kosim, M.Kes Dewi Marlina, SKM, MKM Suhardini, SKM, MKM drg. Anitasari SM dr. Feby Anggraini MKK dr. Ann Natallia Umar Dra Cenoma Tri Saptaningsih, Msi dr. Hasanah, SKM, MKM Sri Nurhayati, SKM Sekretariat Subdit DMGM : Syarifah Aini, SKM Ria Resti Sarfiani, Amd Fika Destari, SE Tim Kreatif : Pengarah Kreatif dan Penyelia Desain Grafis : drg. Anitasari SM Desain Grafis : Ira Carlina Pratiwi & Kemal Indi RN
  • 50. Jl. H.R Rasuna Said Blok X-5 Kav.4-9 Jakarta Selatan ditp2ptm@kemkes.go.id @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesri @p2ptmkemenkesRI p2ptm.kemkes.go.id Direktorat P2PTM Kemenkes RI