SlideShare a Scribd company logo
1 of 214
Download to read offline
1
MM
MODUL
Asuhan Kebidanan Kehamilan
FORT DE KOCK PRESS
2
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
@Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau
seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin
editor dan penerbit
Penyusun :
Febriyeni, S.SiT,M.Biomed
Editor :
Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes
Nurhayati, S.ST,M.Biomed
Penerbit :
Fort De Kock Press
Bukittinggi
Edisi Pertama, Juli 2017
3
VISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi
Mewujudkan STIKes Fort De Kock menjadi Institut Kesehatan yang Unggul dalam
rangka menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional serta memiliki daya saing
global Tahun 2021
MISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi
1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan
berkseinambungan.
2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good university governance), menuju
tata kelola yang unggul (excellent university governance)
3. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan
pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional dan
internasional.
VISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
Mewujudkan Program studi Kebidanan Program Sarjana Terapanyang unggul dalam
rangka menghasilkan bidan ahli yang profesional serta memiliki daya saing global
tahun 2021
MISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan
berkesinambungan
2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good institute Governance) menuju
tata kelola yang unggul (exellent Institute Governance)
3. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan baik didalam maupun
diluar negeri
4
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT sehingga penyusunan Buku modul
Asuhan Kebidanan Kehamilan ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dibuat
sebagai acuan bagi tutor dalam proses belajar mengajar dengan kurikulum
perguruan tinggi. Buku ini membahas tentang asuhan kebidanan kehamilan dari
konsep dasar kehamilan, anatomi fisiologi, perubahan yang terjadi pada ibu hamil,
factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan dasar, patent safety dan
pencegahan infeksi, etika dan kewenangan bidan, evidance based, deteksi dini,
upaya promotif dan preventif serta asuhan kebidanan kehamilan. Berbagai metode
pembelajaran akan ditetapkan selama proses sesuai dengan kompetensi yang
telah ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang dijadikan pemicu
untuk diskusi kecil dengan kuliah, seminar, praktikum atau skill lab. Adanya modul
ini diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Saran dan
kritikan positif sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini. Terimakasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
modul ini dan semoga dapat bermanfaat bagi semua.
Bukittinggi, Juli 2017
Penyusun
5
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................................................................................. 1
Visi Misi .................................................................................................................................................................... 2
Kata pengantar .................................................................................................................................................... 3
Daftar isi .................................................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ......................................................................................................................................................... 5
Asuhan Kebidanan Kehamilan .......................................................................................... ......................... 11
Unit Belajar 1 ....................................................................................................................................................... 25
Unit Belajar 2........................................................................................................................................................ 40
Unit Belajar 3........................................................................................................................................................ 62
Unit Belajar 4........................................................................................................................................................ 78
Unit Belajar 5........................................................................................................................................................ 84
Unit belajar 6 ......................................................................................................................................................109
Unit belajar 7 …………………………...…………………………………………….......………………………….... 132
Unit Belajar 8 ......................................................................................................................................................144
Unit Belajar 9 ......................................................................................................................................................153
Unit Belajar 10 ...................................................................................................................................................158
Unit Belajar 11 ..................................................................................................................................................178
Unit Belajar 12 ...................................................................................................................................................183
Rubrik ................................................................................................................................................................... 219
6
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar di perguruan tinggi. Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Fort
De Kock sebagai program studi dalam yang mengarahkan lulusannya agar memiliki
keahlian dalam bidang kebidanan dengan demikian, dibutuhkan kurikulum perguruan
tinggi.
Kurikulum pendidikan tinggi mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran
yang terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan,
kewenangan dan tanggung jawab, perumusan capaian pembelajaran minimal
tercantum pada SNPT dan hasil kesepakatan forum atau prodi sejenis, dalam hal ini
forum sejenis untuk profesi kebidanan adalah asosiasi pendidikan kebidanan
indonesia. Perumusan kompetensi lulusan melihatkan kelompok ahli yang relevan,
asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait/penggunaan lulusan.
Kebijakan pengembangan kurikulum Pendidikan tinggi adalah UU no 12 tahun 2012
tentang pendidikan tinggi, pasal 35 tentang kurikulum, standar nasional pendidikan
tinggi (SNPT) pada permendikbut no 49 tahun 2014 pada pasal 5,6, dan 7, peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang
penerapan KKNI. Tujuan dari pengembangan kurikulum dalah agar lulusan memiliki
kualifikasi sesuai dengan level KKNI, untuk Sarjana Terapan kebidanan berada pada
level enam.
Capaian pembelajaran menjadi komponen penting dalam rangkaian penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi, adapun unsur capaian pembelajaran mencakup sikap dan
tata nilai, kemampuan, pengetahuan, dan tanggung jawab /hak. Oleh karena itu,
program studi profesi kebidanan perlu mengubah beberapa hal mendasar untuk
mencapai tujuannya sesuai dengan kerangka kualifikasi masional Indonesia (KKNI)
1
7
menjadi sebuah penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan konsep Sarjana
Terapan.
1.2 Profil Lulusan
Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program
studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi Sarjana
Terapan Kebidanan adalah sebagai :
1.2.1 Care Provider
Bidan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan komprehensif dan
professional pada perempuan sepanjang siklus reproduksinya yang meliputi
masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, bayi , balita, dan pra sekolah, pre menopause, kesehatan reproduksi
perempuan, dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat sesuai kode etik profesi.
1.2.2 Communicator
Bidan mampu mengkomunikasikan kebijakan, advokasi dan
menyampaikan pemikiran atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi bidan serta menjadi agen pembaharuan dalam
pelayanan kesehatan.
1.2.3 Community Leader
Bidan berperan sebagai penggerak dan pemberdaya masyarakat dalam
peningkatan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia.
1.2.4 Manager
Bidan berperan sebagai pengelola layanan kesehatan ibu dan anak,
kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan memanfaatkan IPTEKS
serta memperhatikan potensi social budaya dan sumber daya secara efektif
dan efisien.
1.2.5 Educator
8
Pendidik kesehatan yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan
Anakdenganmemanfaatkan IPTEKS, kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat.
1.3 Capaian Pembelajaran Program Studi
Rumusan Sikap
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan praktik kebidanan
berdasarkan agama, moral dan filosofi, kode etik profesi serta standar praktek
bidan
3. Berkonstribusi dalam peningkatan mutu,kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban berdasarkan Pancasila
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
dan status sosio-ekonomi serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta
dalam kehidupan berprofesi
8. Menginternalisasikan nilai, norma, dan etika akademik
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaannya
10. Menginternalisasikan semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
11. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik, memiliki hak-
hak, potensi dan privasi
9
Keterampilan Umum
1. Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif , bermutu, dan terukur
dalam melakukan jenis pekerjaan spesifik, di bidang keahliannya serta sesuai
dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan;
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
3. Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan, teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang
keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain
atau karya seni,
4. Mampu menyusun hasil kajian tersebut dalam bentuk kertas kerja, sepesifikasi
desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
5. Mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku,
spesifikasi desain , dan persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam
melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya;
6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerja
sama didalam maupun di luar lembaganya;
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri;
9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;
Keterampilan Khusus
1. Mampu mengaplikasikan keilmuan kebidanan dalam menganalisis masalah
dan memberikan petunjuk dalam memilih alternatif pemecahan masalah pada
lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir,bayi, anak balita, anak prasekolah, kesehatan
10
reproduksi (remaja, perempuan usia subur dan perimenopause) serta
pelayanan KB
2. Mampu mengidentifikasi secara kritis penyimpangan/kelainan sesuai lingkup
praktik kebidanan
3. Mampu mendemonstrasikan tatalaksana konsultasi, kolaborasi dan rujukan
4. Mampu mendemostrasikan penanganan awal kegawatdaruratan maternal
neonatal sesuai standar mutu yang berlaku
5. Mampu menerapkan berbagai teori kontrasepsi termasuk AKDR dan AKBK
6. Mampu mendemonstrasikan pencengahan infeksi, pasien safety dan upaya
bantuan hidup dasar
7. Mampu mendemonstrasikan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai
standar yang berlaku
8. Mampu mengambangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan
dengan kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya
dengan menggunakan hasil riset dan teknologi informasi
9. Mampu menerapkan teori manajemen kebidanan komunitas yang berbasis
pada partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah melalui pendekatan
interprofesional
10. Mampu mengaplikasikan teori dan praktik pengambilan keputusan dan
manajemen dalam pelayanan kebidanan sesuai kode etik
11. Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah manajemen pelayanan
PENGETAHUAN
1. Menguasai konsep teoritis ilmu kebidanan, manajemen asuhan kebidanan,
model praktik kebidanan, dan etika profesi secara mendalam
2. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik, biologi perkembangan, mikrobiologi
anatomi, fisiologi, yang terkait dengan siklus kesehatan reproduksi perempuan
dan proses asuhan
3. Menguasai konsep teoritis sosiologi dan antropologi kesehatan,humaniora,
epidemiologi dan biostatistik secara umum
11
4. Menguasai teoritis psikologi perkembangan terkait asuhan kebidanan
sepanjang sikus reproduksi perempuan dan proses adaptasi menjadi orangtua
5. Menguasai konsep teoritis gizi dalam siklus reproduksi perempuan secara
umum
6. Menguasai konsep teoritis keterampilan dasar praktik kebidanan secara
mendalam
7. Menguasai konsep umum patofisiologi dan farmakologi yang terkait dengan
asuhan kebidanan sesuai dengan wewenangnya
8. Menguasai prinsip hukum peraturan dan perundang-undangan yang terkait
dengan pelayanan kebidanan secara umum
9. Menguasai konsep teoritis komunikasi efekti, konseling, bahasa inggris serta
penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pelayanan kebidanan
secara mendalam
10. Menguasai konsep teoritis manajemen dan kepemimpinan, character building,
kewirausahaan, serta pembelajaran mikro secara umum
11. Menguasai konsep teoritis penelitian dan evidence based practice dalam
praktik kebidanan, serta konsep preseptorship dan mentorship
12
ASUHAN KEBIDANAN
KEHAMILAN
2.1 Deskripsi Mata Kuliah
Fokus mata ajar ini adalah pada mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil normal dengan memahami konsep dasar kehamilan, anatomi system
reproduksi wanita, perubahan yang terjadi pada ibu hamil, ketidaknyamanan yang
terjadi pada ibu hamil, factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan
dasar ibu hamil, patient safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan,
etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, evidence
based dalam asuhan kehamilan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, deteksi
dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan, upaya-upaya promotif dan preventif
terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan kehamilan secara
holistic dengan pendekatan problem solving, crithical thingking dengan menerapkan
metodologi manajemen kebidanan.
2.2 Capaian Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan
Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu :
1. Menguraikan konsep dasar kehamilan
a. Philosofi asuhan kehamilan
b. Lingkup asuhan kehamilan
c. Prinsip pokok asuhan kehamilan
d. Sejarah asuhan kehamilan
e. Tujuan asuhan kehamilan
f. Refocusing asuhan kehamilan
g. Standar asuhan kehamilan
h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan
i. Hak-hak wanita hamil
j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan)
k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
2. Menguraikan fisiologi kehamilan
3. Menguraikan perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi)
4. Menerangkan ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil
5. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kebutuhan dasar
ibu hamil
6. Menerangkan patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan
7. Menerangkan etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan
8. Mengkaji evidance based dalam asuhan kehamilan berdasarkan hasil penelitian
dan jurnal
9. Melakukan deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan
10. Melakukan upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan
kehamilan
2
13
11. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan
problem solving, critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen
kebidanan adalah pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2.3 Bahan Kajian
1. Konsep dasar kehamilan
2. Anatomi fisiologi kehamilan
3. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi)
4. Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan kebutuhan dasar ibu hamil
6. Patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan
7. Etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan
8. Evidance based dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal
9. Deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan
10. Upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan
11. Asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan problem solving,
critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen kebidanan:
pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2.4 Pohon Topik Asuhan Kebidanan Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
Konsep dasar kehamilan
Asuhan kebidanan kehamilan secara
holistic dengan pendekatan problem
solving, crithical thingking dengan
menerapkan metodologi manajemen
kebidanan
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Asuhan kehamilan secara holistic
- Pendidikan kesehatan
- Pencegahan primer, sekunder dan
tersier
- Trend dan issue
- Hasil-hasil penelitian
- Manajemen Kasus asuhan
kebidanan kehamilan
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil
Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamill
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan
Kebutuhan dasar ibu hamil
Patient safety dan pencegahan infeksi dalam
asuhan kehamilan
Evidance based dalam asuhan kehamilan
berdasarkan kajian jurnal
Upaya-upaya promotif dan preventif terkait asuhan
kebidanan kehamilan
14
2.5 Evaluasi
Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas
yang dilakukan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga penilaian
didasarkan pada pencapaian aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari:
1. Tutorial : 10 % (kasus skenario, diskusi, tanya jawab, presentasi)
2. Penugasan : 20% (makalah, presentasi, keaktifan,seminar)
3. Ujian : 40 %
4. Skills lab : 30 % (skills lab bimbingan dan mandiri serta ujian skills lab)
Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa.
Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan
selama pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat
keterangan dokter dan jika ada saudara yang meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi
100% maka keputusan diserahkan pada tim pengajar. Evaluasi dilakukan melalui UTS dan
UAS penilaian STIKes Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf.
Kisaran angka Huruf
80 – 100 A
65 – 79 B
55 – 64 C
40 – 54 D
0 – 39 E
15
TOPIK 1
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
Konsep Dasar Kehamilan
16
1. Materi Pembelajaran
Asuhan kehamilan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan yang berkaitan dengan masa kehamilan atau Antenatal
Care (ANC).
a. Filosofi asuhan kehamilan
Filosofi Kebidanan merupakan Keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan
sebagai kerangka fisik dalam membentuk asuhan kebidanan sedangkan Filosofi Kehamilan adalah
keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam asuhan
kehamilan. Filosofi asuhan kehamilan dulu menganggap bahwa kehamilan adalah hal yang alami,
tapi sekarang berganti dengan setiap ibu adalah hamil beresiko. Jadi Filosofi asuhan kehamilan
yaitu keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan kerangka fikir atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil berdasarkan kebutuhan
dan masalah selama kehamilan. Jadi Filosofi Asuhan kehamilan kita sebagai bidan memberikan
asuhan yang bersifat “Sayang Ibu” yaitu Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang Ibu. Landasan filosofi dari Asuhan
kehamilan sebagai berikut:
1. Proses kelahiran yang alamiah
Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat. Sebagai bidan kita harus
mendukung dan melindungi proses kelahiran tersebut serta percaya bahwa model asuhan ini
yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita selama masa kehamilan dan persalinan.
2. Pemberdayaan wanita dan keluarga
Sebagai bidan kita harus berperan sebagai pendukung, bukannya mengendalikan proses
tersebut. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan kita sebagai pemberi
asuhan hanya sebagai aktor pendukung.
3. Otonomi (pengambilan keputusan)
Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi agar mereka dapat membuat keputusan sesuai
dengan keinginannya.
4. Jangan menimbulkan penderitaan
Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai tindakan yang rutin kecuali bila ada indikasi.
Asuhan selama kehamilan, melahirkan dan masa postpartum serta pengobatan untuk komplikasi
harus didasari oleh bukti-bukti alamiah.
5. Tanggung jawab
Sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab atas mutu asuhan yang di berikannya. Asuhan yang
diberikan seharusnya berdasarkan atas kebutuhan ibu dan bayi, bukan berdasarkan kebutuhan
si pemberi asuhan.
b. Lingkup asuhan kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara
komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
4. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan
fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
5. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
6. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
17
7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
8. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
9. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat
I, abortus iminen dan preeklampsia ringan.
10. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
11. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
12. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan
hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang
signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW,
Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan
letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing.
13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
14. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, kebiasaan merokok.
15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.
c. Prinsip pokok asuhan kehamilan
Prinsip asuhan kebidanan adalah(1) memahami bahwa kelahiran anak adalah suatu proses
alamiah dan fisiologis,(2) menggunakan cara-cara yang sederhana, on intervensi sebelum
menggunakan teknologi,(3) aman berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan
jiwa ibu,(4) terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan atau lembaga
(sayang ibu),(5) menjaga privasi serta kerahasiaan ibu sejauh mungkin, (6) membantu ibu agar
merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional,(7) memastikan bahwa kaum ibu
mendapatkan informasi, penjelasan, dan konseling yang cukup,(8) mendorong para ibu dan
keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan seolah mendapat penjelasan
mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan,(9) menghormati praktek-praktek adat dan
keyakinan agama mereka,(10) memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu
atau keluarganya selama masa kelahiran anak dan(11) memfokuskan perhatian pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Prinsip Asuhan Kehamilan adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin, mendukung dan
membimbing ibu dalam menjalani masa kehamilan ini dan menganggap kehamilan merupakan
suatu keadaan yang alami, meningkatkan peran keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam
mendukung ibu selama masa kehamilan dan mendorong dilakukannya metode yang benar dan
tepat dalam penatalaksanaan masalah atau komplikasi yang timbul dalam kehamilan.
d. Sejarah asuhan kehamilan
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan anak sangat tinggi.
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik
William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan hanya diperuntukkan bagi orang – orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian
pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia. Pada saat itu belum ada catatan
sejarah kapan dimulainya pertolongan persalinan untuk pertama kali sehingga AKI dan AKB
sangat tinggi karena tidak ada pemeriksaan kehamilan dan sebagian besar persalinan ditolong
oleh dukun.
Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi masyarakat pribumi di Batavia dan tahun 1877
pendidikan bidan ditutub, tahun 1897 dibuka kembali pendidikan Bidan. Tahun 1950 peranan
18
bidan sebagai tenaga kesehatan yang melayani kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai diperkenalkan
dan tahun 1952 pelatihan bidan secara formal dan kursus dukun didirikan oleh bidan.
Pada Tahun 1953 dilakukan kursus tambahan bagi bidan untuk perubahan pengetahuan dan
keterampilan tentang pelayanan KIA. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai
kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan. Tahun 1957
BKIA berubah menjadi Puskesmas yang salah satunya programnya adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak dan tahun 1974 dilakukan perluasan pelayanan, tidak hanya KIA namun ditambah
dengan KB. Terjadi peningkatan pada tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata
dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahun 1994 perluasan
area garapan pelayanan bidan termasuk didalamnya kesehatan reproduksi.
Titik tolak dari konfrensi kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan
pada reproductive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan.
Area tersebut meliputi:
1. Safe Motherhood, termasuk perawatan bayi baru lahir dan perawatan abortus
2. Family Planning
3. Penyakit menular sexsual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Kesehatan Reproduksi pada orang tua
Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes). Permenkes menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
e. Tujuan asuhan kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan secara umum adalah memfasilitasi hasil yang sehat bagi ibu maupun
bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal
dan sedemikian terus, sebab kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap
saat.
Tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh berkembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu hamil.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan atau pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan
trauma sedini mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI esklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
f. Refocusing asuhan kehamilan
Refocusing Asuhan kehamilan yaitu memfokuskan kembali asuhan kehamilan dengan dasar
bahwa setiap kehamilan menghadapi resiko, pemeriksaan rutin ANC yang tidak efektif dan tidak
bermanfaat serta pengkajian resiko antenatal tidak menurunkan AKI. Isi dari refocusing pada acuan
adalah
1. Mempersiapkan persalinan dengan keadaan gawat darurat
19
2. Mengidentifikasi dan mengobati masalah seperti Anemia, Penyakit Menular Sexual (PMS),
Preeklamsia Berat (PEB).
3. Promosi prilaku hidup sehat.
g. Standar asuhan kehamilan
Menurut SAFE MOTHERHOOD kualitas pelayanan kebidanan yang memenuhi standar tertentu
agar aman dan efektif. Ada 6 Standar Pelayanan Antenatal sebagai berikut :
1. Standar 3 Identifikasi Ibu Hamil
Tujuan adalah Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Bidan
melakukan kunjungan dan berintegrasi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan
penyuluhan dan motivasi ibu suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksa kehamilannya sejak dini dan teratur. Hasilnya yang diharapkan ibu dapat memahami
gejala dan tanda kehamilan, suami dan anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan dan
meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.
Jadi seorang bidan harus mampu bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk
menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan
kehamilannya secara dini dan teratur dan harus memahami tujuan pelayanan antenatal dan
alasan ibu tidak memeriksakan kehamilannya secara dini, mengenali tanda dan gejala kehamilan,
keterampilan berkomunikasi secara aktif, bahan penyuluhan kesehatan yang tersedia dan sudah
siap digunakan oleh bidan, mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan kartu ibu dan
melakukan kunjungan ke masyarakat tersedia bagi bidan.
2. Standar 4 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Tujuannya adalah memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas dan deteksi
dini komplikasi kehamilan “Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pemeriksaan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus menerima kehamilan resiko tinggi
atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas lainnya yang diberikan oleh petugas
puskesmas”. Mereka harus mencatat setiap data pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan
mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan
selanjutnya.
Hasil yang diharapkan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 x selama
kehamilan, meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat, mendeteksi dini dan
penanganan komplikasi kehamilan, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan
dan tahu apa yang harus dilakukan dan mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi
kedaruratan.
Jadi seorang bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk
penggunaan KMS Ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan, tersedia alat untuk
pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan berfungsi, tersedia obat dan bahan lain,
misalnya vaksin TT, tablet besi dan asam folat dan obat antimalaria (pada daerah endemis
malaria), alat pengukur Hb Sahli dan terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu
ibu hamil resiko tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan pertolongan yang
memadai.
3. Standar 5 Palpasi Abdominal
Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,
menentukan letak dan posisi dan bagian bawah janin “Bidan melakukan pemeriksaan abdomen
dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur
20
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janinke dalam
rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu”.
Hasil yang diharapkan dapat memperkirakan usia kehamilan yang lebih baik, diagnosis dini
kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan, diagnosis dini kehamilan ganda dan
kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
Prasyarat Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar, alat tersedia
dalam kondisi baik, tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat,
menggunakan buku KIA, dan adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan.
4. Standar 6 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Tujuannya adalah menentukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak
lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. “Bidan
melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan /rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
Hasilnya ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan
dengan anemia, penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia dan Berat Badan lahir Rendah
(BBLR).
5. Standar 7 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan
melakukan tindakan yang diperlukan. “Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya”. Hasilnya ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat
perawatan yang memadai dan tepat waktu dan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
eklamsia.
6. Standar 8 Persiapan persalinan
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang
aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. “Bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada trimester 3 memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping
persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
Hasilnya yaitu ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang
bersih dan aman, persalinan direncanakn ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan
bidan terampil, adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. Dan
rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.
h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan
Menurut Bryar dalam bukunya theory of midwifery practice ada 4 model / tipe asuhan kehamilan
:
1. Tipe Medical model
Model ini mempunyai mempunyai andil besar dalam asuhan kebidanan. Model ini disebut juga
sebagai model kedokteran, yang banyak menyokong praktek kebidanan. Konsep asuhan ini
menjelaskan bagaimana proses timbulnya penyakit dan cara pengobatannya dan terfokus pada
individu yang menjelaskan proses timbulnya penyakit dan pengobatannya.
Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan Individu
21
Gambar 1-1. Tipe Medical Model
2. Tipe Bounding Model
Model ini mempunyai konsep yaitu membina kedekatan antara petugas kesehatan dengan
klien seperti hubungan ibu dan bayi yang penuh perhatian, hangat dan kasih sayang. Model
asuhan ini digunakan karena memandang manusia sebagai pribadi secara utuh
(biopsikososial) yang dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan dan masyarakat dengan
pendekatan secara psikososial. Tipe ini bidan dituntut untuk mempunyai komunikasi
interpersonal yang baik, terfokus pada wanita sebagai individu.
Gambar 1-2. Tipe Bounding Model
3. Tipe Health for all
Model/tipe ini dipelopori oleh WHO (Wordl Health Organitation) pada tahun 1978 dalam
konferensi ALMA ATTA dan digunakan oleh hampir semua bidan didunia. Terfokus pada
wanita, keluarga, masyarakat, kelompok khusus (bayi, balita, remaja dan usila lanjut). Contoh
kegiatannya adalah pendidikan tentang perilaku dan masalah kesehatan, pemenuhan makanan
dan pemanfaatannya, mampu memenuhi kebutuhan air dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan
anak termasuk KB, pencegahan terhadap penyakit infeksi, kontrol yang tepat untuk penyakit
biasa dan berbahaya dan ketepatan dalam pemberian obat.
Gambar 1-3. Tipe Health for all Model
4. Tipe Partisipation in care
Tipe ini menjelaskan wanita harus ikut berperan aktif dalam menentukan atau mengambil
keputusan mengenai kesehatannya. Keputusan bisa pada tahap individu, keluarga dan
masyarakat. Contohnya menentukan kapan seorang wanita akan hamil (individu), suami
memutuskan dimana istrinya akan bersalin (keluarga) dan masyarakat menyediakan ambulan
desa dan tabungan ibu bersalin (tabulin).
Proses penyakit dan pengobatannya
Pemberi
pelayanan
Asuhan
kehamilan Lingkungan
Keluarga
MasyarakatBounding
Pemberi
pelayanan Asuhan kehamilan
Individu
Keluarga
Masyarakat
Individu
Keluarga
masyarakat
Individu
22
Gambar 1-4. Tipe Partisipation in care
i. Hak-hak wanita hamil
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung
kepada klien (dan keluarganya)
2. Mendiskusikan keprihatinnannya, kondisinya, harapannya terhadap sisitem pelayanan, dalam
lingkungan secara pribadi dan didasai rasa saling percaya.
3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.
4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan
prosedur.
5. Menerima layanan senyaman mungkin.
6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.
j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan)
Bidan adalah seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam
bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan,
ahli dalam memberikan asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada
wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan.
Kharakteristik profesionalisasi yang melandasi dan tercermin pada praktek profesional adalah
sebagai berikut; terbuka terhadap perubahan, menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis,
mampu menyelesaikan masalah, mengembangkan diri secara terus menerus, mempunyai
pendidikan formal, ada sistem pengesahan terhadap kompetensi, legalisasi standar praktek
profesional, melakukan praktek dengan memperhatikan etika, mempunyai sanksi hukum terhadap
malpraktek dan memberikan pelayanan kepada masyarakat serta memperbolehkan praktek
otonomi.
Tenaga profesional dalam asuhan kehamilan :
1. Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah
praktisi diseluruh dunia. Menurut International Confederation of midwife (ICM) yang disahkan oleh
International Federatiaon of International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1991 dan
WHO (1992), maka secara lengkap bidan adalah
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di
negri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama hamil. Persalinan dan masa pasca persalinan (post partum
periode), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir
dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendekatan kondisi abnormal pada ibu dan
bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadir tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan
komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan eprsiapan untuk menjadi orang
tua dan emluas kearah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa
Pemberi pelayanan
Asuhan
kehamilan
23
berpraktek di rumah sakit, klinik atau unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat
pelayanan lainnya.
Perilaku profesional bidan
1) Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3) Senantisa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
4) Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
6) Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka
dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta
persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
8) Menggunakan keterampilan komunikasi
9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada ibu dan keluarga
10) Advokasi terhadap pilihan ibu dan tatanan pelayanan.
Persyaratan bidan sebagai jabatan profesional adalah seorang bidan telah melalui pendidikan
formal dan diakui pemerintah, dalam bekerja memiliki standar pelayanan kebidanan, kode etik
dan etika kebidanan, bidan memilki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan
profesinya, memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya, memberikan pelayanan yang
aman dan memuaskan sesuai kabutuhan, memiliki wadah organisasi profesi, memiliki
karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat, serta bidan adalah suatu
pekerjaan dan merupakan sumber utama penghidupan (berhak atas balas jasa).
2. Dokter Obstetri
Dokter obstetri adalah dokter yang sudah mendapatkan pendidikan dengan kualifikasi khusus
dalam bidang kebidanan, memiliki pengalaman post graduated dalam melakukan pemeriksaan ibu
hamil, bersalin dan nifas.
3. Dokter umum
Dokter umum juga terlibat dalam asuhan maternitas. Biasanya dokter umum memiliki
perjanjian dengan dokter obstetri untuk keperluan rujukan. Biasanya asuhan kehamilan yang
diberikan dokter umum bila di daerah tersebut tidak ada bidan atau dokter obstetri.
4. Tenaga kesehatan lainnya
Ibu hamil biasanya dirujuk ke tenaga kesehatan lain untuk keperluan konsultasi.
Gambar 1-5. Tenaga Profesional Asuhan Kehamilan
k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
Secara umum peran bidan adalah sebagai berikut :
1. Peran sebagai pelaksana
Asuhan kehamilanDokter umum
Bidan
Tenaga professional lain
Dokter obstetri
24
Tugas mandiri yaitu tugas yang dilakukan sendiri oleh bidan
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan
klien
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas
g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita pada
masa klimakterium dan menopause
i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
Tugas kolaborasi yaitu tugas yang dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi
d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera dan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga
Tugas rujukan
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi dan
keterlibatan keluarga
b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko
tinggi dan kegawatdaruratan
c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan
keluarga
25
2. Peran sebagai pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutam pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan
klien / masyarakat
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan
tenaga kesehatan lainnya yang berada dibawah bimbingan di wilayah kerjanya.
3. Peran sebagai pendidik
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok
dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina
dukun diwilayah / tempat kerjanya
4. Peran sebagai peneliti
Melakukan invetigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok. Peran dan tnggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan adalah :
1) Menjaga agar pengetahuan tetap up to date (terbaru)
2) Mengenali batas-batas pengetahuan, ketetampilan pribadi dan tidak berupaya melampaui
wewenang dalam praktek
3) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan
tersebut
4) Komunikasi dengan tenaga professional lain dengan rasa hormat dan menjaga martabat
5) Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung
untuk memastikan sistem rujukan yang optimal
6) Kegiatan memantau mutu yang bias mencakup penilaian sejawat pendidikan
berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal perinatal
7) Kerjasama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan asuhan kesehatan dan
asuhan kebidanan
8) Menjadi bagian dari upaya untuk menigkatkan status wanita serta kondisi hidup mereka
serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang terbukti sudah merugikan
2. Latihan
Latihan 1
Seorang bidan yang bekerja di suatu Puskesmas, membina suatu desa binaan. Desa tersebut
mempunyai sasaran ibu hamil sejumlah 12 orang. Cakupan kunjungan antenatal rendah. Capaian
imunisasi TT sebanyak 30%. Ibu hamil belum memahami kebutuhan asuhan kehamilannya.Tugas:
1) Identifikasi kasus diatas, buatlah kajian yang terkait dengan filosofi asuhan, ruang lingkup dan
prinsip pokok asuhan kehamilan!
2) Identifikasi aspek-aspek asuhan antenatal yang bisa dikembangkan pada daerah tersebut!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Pelajarilah materi pada modul ini.
2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca
juga buku – buku yang membahas tentang filosofi, ruang lingkup dan prinsip pokok dalam
asuhan kehamilan.
3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
26
4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami.
5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
Latihan 2
Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1. Supaya Anda lebih mudah menguasai Anda
diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini. Silahkan Identifikasi contoh penerapan standar
asuhan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas! Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat
kerjanya dekat dengan Anda.
1) Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa.
2) Silahkan Anda Identifikasi contoh penerapan standar asuhan kehamilan pada ibu hamil di
Puskesmas.
3) Diskusikan hasil identifikasi Anda secara kelompok.
4) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
5) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu.
Petunjuk Jawaban Latihan
Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan, sebagai bahan untuk mengerjakan
latihan diatas, silahkan Anda membaca juga buku–buku yang membahas hal materi tersebut
1) Kemudian buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
2) Lanjutkan diskusi dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan.
3) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari.
Saudara-saudara untuk lebih mendalami materi ini ada tugas yang harus anda kerjakan, yaitu
mengamati beberapa klien dan menuliskan asuhan kebidanannya. Kemudian dijadikan sebuah
makalah.
3. Tes
1) Dalam menjalankan asuhan kehamilan, bidan mengaplikasikan filosofi asuhan kehamilan. Apakah
filosofi dasar utama yang mendasari, ketika bidan menghadapi ibu hamil dengan karakteristik
yang berbeda?
A. Setiap perempuan berkepribadian unik, terdiri biopsikososial yang berbeda.
B. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
C. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
D. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
E. Fokus pda upaya promotif dan preventif
2) Apakah upaya preventif yang dapat dilakukan dalam asuhan kehamilan sesuai dengan filosofi
asuhan kehamilan?
A. Pemberian injeksi roborantia
B. Pemberian imunisasi TT
C. Pemeriksaan USG rutin
D. Pemberian antibiotika
E. Pemberian vitamin A
3) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang bertujuan untuk memperkirakan besar janin?
A. Mengukur TFU
27
B. Menghitung HPL
C. Mengukur LILA
D. Mengukur TB
E. Mengukur panggul
4) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang terkait dengan gaya hidup dan sosial budaya?
A. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal)
B. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir
C. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional
D. Perubahan ketidaknyamanan selama kehamilan
E. Melakukan pengkajian kehamilan
5) Apakah penatalaksaan kehamilan patologi yang dapat dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan
lingkup kewenangan?
A. IUFD
B. Anemia ringan
C. Abortus insipiens
D. Pre eklampsia berat
E. Abortus incompletus
6) Seorang ibu hamil datang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke Bidan Praktik Mandiri. Ibu
hamil mendapatkan pelayanan pendidikan kesehatan dan imunisasi TT. Pelayanan yang
diberikankepada ibu hamil tersebut memenuhi salah satu tujuan asuhan kehamilan. Apakah
tujuan asuhan kehamilan yang telah diperoleh melalui layanan antenatal tersebut?
A. Promotif dan preventif
B. Deteksi abnormalitas
C. Persiapan persalinan
D. Persiapan menyusui
E. Persiapan rujukan
7) Untuk menjamin agar proses alamiah kehamilan tetap berjalan normal,salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah:
A. Deteksi dini komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi
B. Menyusun prosedur tetap dalam asuhan bagi ibu hamil
C. Menyediakan sistem rujukan yang efektif
D. Meningkatkan sosial ekonomi masyarakat
E. Melakukan kolaburasi USG secara rutin
8) Seorang bidan memberi pelayanan kebidanan kepada ibu hamil. Melakukan pengkajian data
subyektif dan obyektif, memberikan penatalaksanaan pendidikan kesehatan, memberikan
imunisasi dan roborantia. Apakah tipe pelayanan yang telah dilaksanakan oleh bidan tersebut?
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer
28
9) Seorang bidan memberikan pelayanan kebidanan dengan bermitra sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan.
A. Kolaburasi
B. Sekunder
C. Rujukan
D. Tertier
E. Primer
10) Seorang bidan memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, dan biaya.Apakah standar asuhan kehamilan
yang telah ditetapkan oleh Bidan tersebut?
A. Palpasi abdominal
B. Identifikasi ibu hamil
C. Persiapan persalinan
D. Pemeriksaan antenatal
E. Pengelolaan dini hipertensi
4. Kunci Jawaban
1. A
2. B
3. A
4. C
5. B
6. A
7. A
8. E
9. A
10. C
5. Daftar Pustaka
Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC.
Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice, Macmillan, Houndmills.
Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC.
Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC.
DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange
Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth,
Oxford University Press Inc, New York.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC.
Hacker.N.F dkk, 2001. Essential Obstetri dan Ginekologi, Hipokrates, Jakarta.
JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku
Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.
29
JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP.
JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta,
YBP-SP.
Manuaba, I. B. G.1999.Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.Jakarta,Arcan.
Pusdiknakes, 2001. Asuhan Antenatal, WHO:JHPIEGO. Jakarta.
Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers.
Wiknjosastro H,Saifudin AB,Rachimhadhi T.2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta.Yayasan Sarwono
Prawirohardjo
30
TOPIK 2
PERKULIAHAN
ASKEB KEHAMILAN
MINGGU II
Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita dan
Fisiologi Kehamilan
31
1. Materi Pembelajaran
Alat genitalia bagian luar wanita adalah sebagai berikut :
1. Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh
rambut yang bentuknya segitiga.
2. Bibir besar (labia mayora)
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah
bertemu membentuk perineum. Permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris dan bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea/lemak.
3. Bibir kecil (labia minora) merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa
rambut. Di bagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di
bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium
vagina.
4. Klitoris merupakan bagian panting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan
penis pada laki-laki.
5. Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil,
bagian atas klitoris dan bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum
terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar
Skene.
6. Kelenjar Bartholini adalah kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat
mengeluarkan lendir dan pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
7. Himen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan
mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan
uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah
mendapat menstruasi dan setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis atau
karunkule mirtiformis.
Alat genitalia bagian dalam wanita adalah sebagai berikut :
1. Vagina (Liang Kemaluan)
Merupakan saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva dan
terletak antara kandung kemih dengan rektum. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan
dari muculus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Epitel
vagina adalah epitel gepeng tak bertanduk dan dibawahnya terdapat jaringan ikat yang banyak
pembuluh darah.
Bagian depan vagina panjangnya sekitar 6–7 cm dan belakang 8–9 cm. Pada dinding vagina
terdapat kerutan-kerutan yang disebut rogae, ditengahnya ada bagian keras yang disebut
kolumna rugarum, yang fungsinya sebagai bagian lunak pad saat partus. Rugae sebagian akan
menghilang setelah partus. Bagian servix yang menonjol kedalam vagina disebut portio, yang
membagi puncak vagina menjadi fornix anterior, fornix posterior, fornix dekstra dan fornix
sinistra
Sel-sel epitel vagina mengandung glikogen yang menghasilkan asam susu oleh karena ada
basil-basil doderlein, sehingga pH-nya 4,5 dan memberi proteksi terhadap invasi kuman-
kuman. Fungsi vagina adalah
a. Sebagai jalan lahir
b. Alat hubungan seks
c. Saluran mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruai.
32
Vagina mendapat darah dari arteria uterina, arteri servikalis inferior dan arteria
hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna (memberi darah masing-masing 1/3
bagian atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah vagina).
2. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak dipelvis minor diantara kadung kemih dan
rektum. Permukaan bagian belakang dan depan atas sebagian besar tertutup oleh peritoneum
dan bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Bentuknya seperti bola lampu dengan
panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas :
a. Fundus uteri adalah bagian korpus uteri yang terletak dikedua pangkal tuba. Perlu
diketahui sampai dimana fundus diraba untuk mengetahui tuanya kehamilan.
b. Korpus uteri berbentuk segitiga, yang mengembang jika saat hamil, rongga yang terdapat di
korpus uteri disebut kavum uteri.
c. Servix uteri berbentuk silinder yang terdiri atas pars vaginalis servisis uteri yang
dinamakan porsio dan pars supra vaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada servix
disebut kanalis servikalis dengan panjang 2,5 cm. Selama hamil, uterus melebar dengan
panjang 30 cm dan lebar 20 – 25 cm. Setelah partus normal kembali dan setelah menopouse
mengecil dan artroti. Ukuran uterus anak-anak 2 – 3 cm nullipara 6 – 8 cm dan multipara 8
– 9 cm.
d. Ostium uteri disebelah atas dan batas antara cavum uteri dengan kanalis servikalis disebut
ostium uteri internum, yang terbagi 2 yaitu OU interium anatomicum (OUIA) dan OU
Interium histologicum (OUIH) terletak dibawah OUIA, tempat pada canalis servikalis
dimana selaput lendir cavum uteri berubah menjadi lendir servix. Bagian servix antara
OUIA dengan OUIH disebut istimus uteri yang dapat melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah uterus. Yang berbatas dengan ostium uteri externium adalah canalis
servikalis dengan vagina
Dinding otot uterus terdiri atas :
a. Peritoneum (perimetrium) meliputi dinding uterus (rahim) sebelah luar yaitu bagian luar
uterus, merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat
syaraf. Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen. Perimetrium berhubungan dengan
perimetrium dan ligamentum-ligamentum. Ligamentum adalah sesuatu yang menyangga
uterus dalam tulang/rongga panggul. Ligamentum tersebut adalah :
1) Ligamentum latum merupakan lipatan peritonium sebagai lateral ka-ki uterus sampai ke
dinding panggul dan dasar panggul sehingga seolah menggantung pada tuba. Ruang antara
kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, limfe dan
ureter.
2) Ligamentum rotundum (teras uteri) mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis
inguinalis dan mencapai lobium mayor. Terdiri dari otot-otot polos dan jaringan ikat,
fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi. Pada waktu kehamilan mengalami
hypertrophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
3) Ligamentum infudibulopelvicum (suspensorium ovarii) yaitu terbentang dari infudibulum
dan ovarium (ka-ki) menuju dinding panggul, yang menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium. Didalamnya
ditemukan urat syaraf, saluran limfe, arteri dan vena ovaritra.
4) Ligamentum kardinale machenrod adalah mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas
jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari servix setinggi osteum uteri interiummenuju
panggul. Menghalangi penggerakan uterus kekanan dan kiri, dan tempat masuknya
pembuluh darah menuju uterus. Didalamnya ditemukan vena dan arteria uterina.
33
5) Ligamentum sacro uterinum merupakan penebalan dari ligamentum cardinale meuju os
sacrum mengelilingi rectum, agar uterus tidak banyak bergerak.
6) Ligamentum vesica uterinum berjalan dari uterus menuju kandung kemih, merupakan
jaringan ikat yang agak longgar sehingga mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan
partus.
b. Miometrium (lapisan otot) merupakan lapisan otot polos uterus. Otot ini akan tersusun
menyerupai jala rapat, pada sela jala terdapat pembuluh darah uterus. Bila otot ini
berkontraksi maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan nyeri
sehingga mendorong keluar isi uterus saat persalinan. Lapisan otot terdiri dari :
1) Lapisan luar seperti kap melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum.
2) Lapisan tengah terletak diantara kedua lapisan tersebut membuat lapisan tebal anyaman
serabut rahim yang ditembus pembuluh-pembuluh darah arteri dan vena. Lengkung
serabut otot ini membuat angka 8 sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit,
sehingga perdarahan dapat terhenti. Makin ke serviks lapisan otot rahim makin berkurang
dan jaringan ikat bertambah.
3) Lapisan dalam merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spingter terletak pada
ostium internum sampai ostium uteri eksternum.
c. Endometrium dibentuk oleh epitel torak yang banyak mengandung kelenjar mukosa,
tebalnya ± 1 cm. Dilapisan ini banyak terdapat pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Pada
endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium,
yang dapat menghasilkan sekret alkalis yang membasahi kavum uteri. Dinding
endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Saat menstruasi,
endometrium tebal, sehingga akan mengelupas bersama darah menstruasi. Saat terjadi
nidasi endometrium berubah menjadi desidua.
Pembuluh darah uterus :
a. Arteri uterina (AU) merupakan cabang dari arteri hipograstika melalui ligamentum latum
sampai ke uterus setinggi ostium uteri internum. Arteri uterina bercabang 2 yaitu arteri
uterina asenden yang menuju korpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberi cabang
menuju uterus dan dasar endometrium dapat membuat arteri spiralis uteri. Dibagian atas
mengadakan anatomiosis dengan arteri ovarica.
b. Arteri ovarica (AO) memeberi darah ke tuba dan ovarium serta fundus melalui ramus
tubarius dan ramus ovarica. Arteri ovarica merupakan cabang dari aorta menuju uterus
melalui ligamentum infudibulopelvikum memberikan darah pada tuba, ovarium dan fundus.
Vena masuk ke vena kava inferior kecuali vena ovarika kiri menuju vena renalis.
Kontraksi dinding uterus adalah saraf otonom. Invervasi uterus terdiri atas saraf simpatik dan
sebagian saraf parasimpatik dan cerebrospinal, yang berada dalam rongga panggul kanan dan kiri
os sacrum, dari saraf sakral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankerhauser. Sedang
simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus, akhirnya ke pleksus
frankenhuser yang terletak pada pertemuan ligamentum sacrouterinum. Rangsangan pada
ganglion dapat mempengaruhi his dan terjadinya refleks mengedan. Saraf pusat hanya untuk
mengkoordinir kontraksi otot rahim.
3. Tuba Vallopii berfungsi yaitu sebagai tempat terjadi konsepsi an tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan
implantasi dan terdiri atas :
34
a. Pars interstisialis tuba (intramuralis) terdapat di dinding uterus mulai dari ostium uteri
internum tuba.
b. Pars isthmika tuba bagian medial tuba yang merupakan bagian yang sempit
c. Pars ampularis tuba bagian yang paling lebar berbentuk S, tempat konsepsi
d. Pars infudibulo tuba, bagia tuba yang terbuka ke arah abdomen, memiliki fimbrie, gunanya
menangkap telur saat ovulasi
4. Ovarium ada 2 buah dikiri dan kanan. Ovarium ke arah uterus tergantung pada ligamentum
infudibulopelvikum dan melekat pada ligamentum melalui mesovaruim. Disini terdapat
pembuluh darah yaitu arteri ovarika dan vena ovarika. Panjang ovarium 4 cm, lebar dan
tebalnya 1,5 cm. Ovarium dibedakan atas permukaan medial menghadap kearah kavum
douglasi dan permukaan lateral, ujung atas berdekatan dengan tuba dan ujung bawah dengan
uterus dan pinggir yang menghadap kedepan melekat pada bilik ligamentum latum dengan
perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap kebelakang. Ovarium terdiri dari :
a. Bagian kortex, diliputi oleh epitel germinativum yang berbentuk kubik mengandung folikel
primodial, fase menuju folikel de graff, terdapat korpus luteum dan korpus albicans juga
menghasilkan hormon
b. Medula ovarii, terdapat didalamnya stroma dengan pmbuluh darah dan limfe, saraf dan sedikit
otot polos.
Pada wanita pubertas, ovarium akan membesar, pembuluh darahnya banyak, sehingga ukuran
beberapa folikel bertambah. Setiap folikel yang membesar akan ke pinggir dan menonjol keluar.
Jika sudah matang, dinding ovarium dirobek ovum, peristiwa ini disebut ovulasi. Sebelum folikel
de graff matang berisi :
a. ovum, diameter 0,1 mm mempunyai nukleus dan nukleolus serta kromatin
b. Stratum granulosum yang terdiri atas sel–sel granulosa, perkembangan lebih lanjut terdapat
ditengahnya rongga berisi likuor follikuli, sel lebih kecil
c. Teka interna, lapisan yang melingkari stratum granulosum, sel lebih kecil lagi
d. Teka eksterna terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Setelah ovulasi, telur keluar untuk dibuahi atau dikeluarkan dan pada saat menstruasi,
sedangkan yang sisa berubah menjadi korpus luteum, jika hamil disebut korpus luteum
graviditatum, jika tidak berubah menjadi korpus albicans yang akhirnya berubah jadi atretis.
Anatomi panggul
Panggul terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak yang dibentuk
oleh otot-otot dan ligamentum. Kalau dalam ilmu kebidanan kita bicara tentang panggul maka yang
dimaksud ialah panggul kecil. Tulang panggul terdiri atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang pangkal paha
(ossa coxae), 1 tulang kelangkang (os sacrum) dan 1 tulang tungging (os coccyges).
1. Tulang pangkal paha terdiri atas 3 buah tulang
a. Tulang usus (os illium) merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian
Saat lahir jumlah folikel primodial perempuan 750.000
6-15 tahun 439.000
16-25 tahun 159.000
26-35 tahun 59.000
35-45 tahun 34.000
Menopouse menghilang
35
atas dan belakang dari panggul
b. Tulang duduk (os ischium) terdapat sebelah bawah dari tulang usus. Pinggir belakang
berduri ialah spina ischiadica.
c. Tulang kemaluan (os pubis) terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus.
Perhubungan tulang pangkal paha
a. Dari permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum sacro iliaea
posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum
sacro iliaca anterior, ligamentum ilio lumbalis, ligamentum sacro iliaca interossea
b. Dari tulang kelangkang ke spina ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum
c. Dari tulang kelangkang ke tuber ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum
d. Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oieh symphysis pubis
2. Tulang kelangkang
Tulang kelangkang berbentuk segitiga, melebar diatas dan meruncing kebawah. Tulang
kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima ruas
tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping
kesamping. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang yang disebut foramina
sacralia anteriora. Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-cuat duri ialah crista sacralis. Bagian
atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol kedepan dan disebut promontorim.
Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan
perantaraan articulation sacro iliaca dan kebawah dengan tulang tungging.
3. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul
bertambah besar.
Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak
dalam panggul, maka telah ditentukan 4 bidang :
1. Pintu atas panggul (PAP)
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulat oval. Batas-batasnya
adalah Promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir
atas symphysis. Biasanya-ukuran ditentukan dari PAP adalah
a. Ukuran muka belakang ialah dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan
nama conjugata vera, ukurannya 11 cm.
1) Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah
symphysis)
2) Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
1 ½ - 2 cm (CV = CD – 1 ½)
b. Ukuran melintang adalah ukuran terbesar antara linea innominata diambil tegak lurus pada
conjungtiva vera (Indonesia 12,5 cm, Eropa 13,5 cm)
c. Ukuran serong adalah dari articufatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan
pangguf yang bertentangan (13 cm)
2. Bidang luas panggul
Adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral 11 dan fit.
Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
36
3. Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul) adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang
terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae dan
memotong sacrum + 1 - 2 cm, diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran
melintang 10 cm dan diameter sagittalis posterior ialah dari sacrum ke pertengahan antara
spinae ischiadicae 5 cm.
4. Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul biasanya
ditentukan 3 ukuran
a. Ukuran muka belakang yaitu dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5cm) 2)
b. Ukuran melintang ialah ukuran antara tuber ischiadicum kid dan kanan sebelah dalam (10,5
cm)
c. Diameter sagittalis posterior yaitu dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5
cm).
Bidang hodge adalah untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun ke dalam
rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul:
a. H l ialah sama dengan pintu atas panggul
b. H II Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis
c. H III Sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae
d. H IV Sejajar dengan H I melalui ujung os coccyges
Bagian lunak dari panggul disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri
atas :
1. Muscular levator ani yang agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang
ditembus oleh rectum. Muscular levator ani kiri kanan sebetulnya terdiri atas 3 bagian dari
depan kebelakang dapat dikenal :
a. Muscular Pubo cocygeus dari os pubis ke septum anococcygeum
b. Muscular ilio coccygeus dari arcus tendineus m. fevator ani ke os coccyges dan septum
anococcygeum
c. Muscular (ischio) coccygeus dari spina ischiadica kepinggir sacrum dan os coccyges.
2. Antara muscular pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut
hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. Diafragma
pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak atau lemah
misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut, mungkin genitalia interna turun
(prolaps)
Daerah perineum merupakan bagian permukan dari pintu bawah panggul. Terdiri dari 2 bagian :
1. Regio analis disebelah belakang disini terdapat muscular sphincter ani externus yang
mengelilingi anus
2. Regio urogenitalis disini terdapat muscular bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva,
muscular ischio cavernosus dan muscular transversus perinei superficialis.
Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis atau secara rontgenologis.
1. Pengukuran secara klinis
a. Pintu atas panggul (PAP)
37
Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera (CV) adalah ukuran yang.terpenting dan
satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata
diagonalis (CD) dengan 1,5-2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis. Cara
menqukur conjuqata diaqonalis :
1) Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari
tengah digerakkan keatas sampai dapat meraba promontorium.
2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini
ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri
Promontorium ini hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan da1am pada panggul
yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini
menandakan bahwa CV cukup besar
Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pap mencukupi
kalau kepala anak dengan ukuran terbesamya sudah melewati pintu atas panggul. Ini dapat
diketahui dengan :
1) Pemeriksaan luar .Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pap maka
hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar diatas symphysis. Kedua
tangan yang diletakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent.
2) Pemeriksaan dalam adalah bagian terendah kepala sampai spina ischiadica atau lebih
rendah. Hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar.
b. Bidang tengah panggul adalah ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis
c. Pintu bawah panggul adalah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior dan
anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm,
dianggap mencukupi. Karena perngukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan
untuk memperhatikan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yaqg tumpul
d. Ukuran-ukuran luar. Di klinik tak ditentukan lagi, karena ada cara-cara yang lebih tepat dan
teliti. Ukuran luar yang terpenting ialah :
1) Distantia spinarum adalah jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Indonesia
23, Eropa 26)
2) Distantia cristarum adalah jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Indonesia 26,
Eropa 29)
3) Conjugata externa (Baudeloque) adalah jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung
procesus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Indonesia 18, Eropa 20)
4) Ukuran lingkar panggul adalah dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca
anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama
dipihak yang lain (Indonesia 80, Eropa 90). Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka
panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur.
e. Pemeriksaan dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul yang harus diperiksa ialah
1) Apakah promontorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD-nya
2) Apakah tak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang symphysis.
3) Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian.
4) Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent.
5) Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak
6) Apakah os sacrum mempunyai inklinasi kedepan atau kebelakang
7) Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak
38
f. Pengukuran rontgenologis
Keuntungan dari pengukuran panggul dengan sinar rontgen ialah
1) Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis
2) Selain daripada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlihatkan pada kita bentuk
panggul
3) Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pap
Bentuk Panggul menurut CALDWELL-MOLOY mengemukakan 4 bentuk dasar panggul sebagai
berikut :
a. Panggul gynecoid
1) Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita
2) Diameter sagittalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagittalis anterior
3) Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas.
4) Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga
bentuk pap mendekati bentuk lingkaran (bulat).
5) Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter spinalis 10 cm
atau lebih
6) Incisura ischiadica major bulat
7) Saprum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang normal
8) Arcus pubis luas
b. Panggul android
1) Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagittalis anterior.
2) Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan
pinggir samping segmen anterior
3) Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga
4) Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus pubis sempit
5) Incisura ischiadica sempit dan dalam
6) Sacrum letaknya kedepan, hingga diameter antero posterior sempit pada PAP. maupun PBP
7) Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol kedepan
c. Panggul anthropoid
1) Diameter antero posterior dari pap lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk pap
lonjong kedepan
2) Bentuk segmen anterior sempit dan runcing
3) Incisura ischiadica major luas
4) Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak kebefakang, hingga ukuran antero
posterior besar pada semua bidang panggul
5) Saprum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul-
panggul lain.
d. Panggul platypelloid
1) Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak, diameter antero posterior kecil, diameter
transversa biasa
2) Segmen anterior lebar
3) Sacrum melengkung
4) Incisura ischiadica leb
39
Siklus hormonal
Ciri-ciri manusia menuju kedewasaan adalah adanya perubahan siklik pada alat kandungannya
sebagai persiapan untuk kedewasaan. Pada saat pubertas (10-14 tahun) maka pada wanita akan
timbul menstruasi dan perubahan sekunder lain ditubuhnya. Kejadian penting pubertas yaitu
keluarnya hid pertama disebut menarche, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan.
Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem
tersendiri yaitu :
1. Sistem susunan saraf pusat dengan panca indra nya
2. Sistem hormonal : aksi hipotelamus – hipofisis – ovarial
3. Perubahan yang terjadi pada ovarium
4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir
5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pance indra, langsung pada hipotalamus dan
melalui perubahan emosi.
Sistem saraf pusat Pada umur pubertas, rangsangan yang dahulu terhambat oleh nukleus
amigdale (sebagai inhibitor pubertas), perlahan–lahan menuju hipotlamus yang akak memberikan
ransangan pada hipofise pars anterior sebagai mother of gland. Semakin dewasa siwanita maka
pengaruh emosi dan ransangan menuju hipotalamus semakin besar, sehingga mengeluarkan sekret
(cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus
anterior hipofisis. Hormon spesifiknya yaitu kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin,
kelenjar indung telur yang menghasilkan progesteron dan estrogen, dan adrenal yang
menghasilkan adrenalin.
Aksi hipotalamus–hipofise-ovarial, Hambatan melalui nukleus amigdale danemosi menuju
hipotelamus berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neurohormonal melalui sistem
portal guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH yang selanjutnya
mempengaruhi ovarium. Sistem hipotalamus– hipofise-ovarium adalah satu kesatuan.
Untuk terjadinya ovulasi, folikel akan berkembang dari folikel primer, sekunder dan terakhir
menjadi folikel tersier (folikel de Graff). Untuk pertumbuhan dan pematangan folikel, serta untuk
tejadinya ovulasi, diperlukan hormon FSH dan LH. Dari hipotalamus dikeluarkan hormon pelepas
GnRH. Hormon GnRH merangsang sintesis maupun sekresi FSH dan LH di hipofisis. GnRH
dikeluarkan tidak secara terus menerus, melainkan secara pulsatif, yaitu setiap 90 menit sekali.
Melalui aliran darah, FSH dan LH sampai ke ovarium untuk merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel, ovulasi, pembentukan korpus luteum serta sintesis estrogen dan progesterone.
Hormon FSH memicu pematangan folikel sampai perkembangan menjadi folikel de Graff.
Bersamaan dengan pematangan tersebut terjadi pula peningkatan sintesis estrogen, dan estrogen
yang tinggi ini merangsang pengeluran LH, yang pada lukisan grafik dikenal sebagai puncak LH, dan
puncak ini terjadi 16-20 jam sebelum pecahnya folikel. LH inilah yang menyebabkan terjadinya
ovulasi.
Jadi, puncak LH terjadi akibat adanya rangsangan hormon estradiol terhadap hipofisis. Disini
terlihat bahwa untuk terjadinya ovulasi diperlukan gonadotropin dan estrogen. Ovulasi baru dapat
terjadi bila cairan folikel tersebut mengandung kadar estrogen yang tinggi. Sinyal untuk terjadinya
ovulasi justru datangnya dari folikel itu sendiri dengan adanya rangsangan estrogen terhadap
hipofisis. FSH memicu proses aromatisasi androgen menjadi estrogen melalui enzim aromatase.
Jadi, gonadotropin tidak berperan secara langsung terhadap pecahnya folikel. Gonadotropin hanya
memicu proses pembentukan estrogen, dan estrogen inilah yang kelak menentukan perlunya
ovulasi atau tidak. Bila memang perlu, estrogen akan memberikan lampu hijau kepada hipofisis
untuk segera mengeluarkan LH.
Dalam proses terjadinya ovulasi, kadar FSH tidak boleh terlalu rendah dan kadar LH tidak
boleh terlalu tinggi. Tumbuh akan matinya folikel sangat bergantung pada rasio FSH/LH di dalam
folikel itu sendiri. Jika FSH>LH, folikel dapat terus tumbuh, karena FSH dapat mengubah androgen
40
menjadi estrogen melalui enzim aromatase. Jika FSH<LH, folikel menjadi atresia. FSH yang rendah
tidak dapat mengubah androgen menjadi estrogen, dan tentu dengan sendirinya kadar androgen
dalam cairan folikel meningkat. Jika LH>FSH, maka LH yang tinggi ini akan memicu sintesis
androgen di sel-sel teka, sehingga ditemukan kadar androgen yang relatif tinggi di dalam cairan
folikel. Androgen yang tinggi ini akan menghambat pematangan folikel yang pada akhirnya
menyebabkan folikel menjadi mati.
Tiga hari setelah ovulasi, terbentuklah organ endokrin baru yang dikenal dengan sebutan
benda kuning atau korpus luteum. Warnanya kelihatan kuning karena banyak mengandung
karoten. Korpus luteum merupakan organ tempat sintesis progesteron. Sintesis progesteron ini
dipicu oleh LH. Pembentukan progesteron mencapai puncaknya pada hari ke-22 sampai dengan
hari ke-23 siklus haid. Progesteron memiliki efek dramatik pada aktivitas sekretorik kelenjar
endometrium. Pada fase sekretorik, efek progesteron bersifat dominan walaupun estrogen masih
disekresikan dari korpus luteum. Arteri spiral melanjutkan pertumbuhan mereka dan menjadi
semakin mencolok dan bergelung-gelung karena tinggi atau ketebalan endometrium tidak berubah.
Kelenjar endometrium mengalami dilatasi dan berkelok-kelok serta mengandung sekresi yang kaya
akan protein, glikogen, gula, asam amino, mucus, dan enzim. Produk sekretorik ini penting untuk
kelangsungan hidup dan nutrisi zigot dan blastokista sebelum implatansi. Kegagalan konsepsi
menyebabkan korpus luteum lenyap dan produksi hormone steroid menurun. Pada hari ke 7 pasca
ovulasi, proses sekretorik terhenti dan kelenjar kehabisan sekresi dan mengalami regresi.
Proses sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses:
1. Episode sekresi (Episodic secretadon)
Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya secara
bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH .
2. Umpan balik positif (Positive feedback)
Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada kadar
GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase folikular
merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi
matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak
kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak 3 estradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan
mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga
terjadi proses menstruasi.(Aron,1997)
3. Umpan balik negatif (Negative Feedback)
Proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita
terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan karena
peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu
yang lama.
Gambar 2.2.3 Siklus Menstruasi
Gambar 2-1. Siklus Hormonal
Sumber: www.klikdokter.com
41
Gambar 2-1. Siklus Hormonal
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
pertama atau menarche yang paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada
usia 8 tahun atau 16 tahun, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan
perkembangan hormon pada gadis itu sendiri. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif
pada kehidupan seorang wanita yang dimulai menarche berlangsung sampai usia kira-kira 45
tahun hingga terjadinya masa menopause.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal 1 mulainya menstruasi yang lalu
dengan menstruasi berikutnya. Hari mulai perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang
siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi panjang siklus ini cukup bervariasi.
Siklus menstruasi pada umumnya 26-32 hari dan rata-rata 97% wanita yang berovulasi
siklusnya 18-42 hari atau disebut haid ovulator. Sedangkan siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih
dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berovulasi. Lama menstruasi biasanya 3-5
hari atau 1-2 hari diikti perdarahan yang sedikit-sedikit, tetapi ada yang sampai 7-8 hari. Pada
setiap wanita biasanya lama menstruasi tetap. Jumlah darah yang keluar lebih dari 80 cc dianggap
patologi (Wiknjosastro, 2002).
Ada beberapa fase endometruasi dalam siklus menstruasi, menurut wiknjosastro (2005) ada 4
fase menstruasi yaitu sebagai berikut :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan pendarahan.
Hanya lapisan tipis yang tertinggaldisebut stratum basale, fase ini berlangsung selam 4 hari. Darah
yang dikeluarkan tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan darah. Tetapi bila ada yang ketuaan terlalu banyak maka fermen
tidak mencukupi sehingga akan timbul bekuan-bekuan dalam darah menstruasi.
b. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel – sel epitel endometrium. Pada
fase ini tebal endometrium sekitar 0,5 mm. Fase sudah dimulai saat terjadi fase menstruasi dan
berlangsung selama 4 hari.
c. Fase menstruasi atau proliferasi
Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar
tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lainnya. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14
setelah hari pertama menstruasi. Fase proliferasi dapat dibagi 3 subfase yaitu:
1) Fase proliferasi dini ; berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenal
dengan dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan
ciri khas fase proliferasi, sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sedian masihmenunjukan
suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan-perubahan infolusi dari epitel kelenjar yang
berbentuk kuboid. Stroma padat bagian yang menunjukan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk
bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nucleus sel stroma relatif besar sebab
sitoplasma relatif sedikit.
2) Fase Proliferasi madya ; fase ini berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbenuk torak dan
tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan berfariasi.
42
3) Fase Proliferasi akhir ; fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari ke 14. Fase ini dapat
dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti kenjer epitel
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
d. Fase menstruasi atau sekresi
Pada fase ini endometrium tebalnya tetap tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang
akan diperlukan seebagai makanan telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
dalam menerima telur. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat
(stratum compactum) yang hanya dapat ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-
kelenjar lapisan bawah (stratum basale).
Konsepsi
Ovum
Pada saat seorang anak lahir, korteks ovarii, megandung kira – kira 200.000 folikel primodial,
masing – masing folikel, mengandung sel-sel kelamin primodial. Sejumlah folikel berusaha
menjadi masak sebelum pubertas, tetapi biasanya tidak semua yang berhasil. Dengan mulainya
pubertas, beberapa folikel berusaha menjadi matang, satu folikel lebih berhasil dari folikel lain
dan terisi cairan mencapai diameter 10 mm dan kemudian muncul kepermukaan ovarium (folikel
degraff). Folikel ini mempunyai pembungkus/cangkang yang di tinggalkan oleh folikel de graff
yang ruptur disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan terisi oleh jendelan darah yang
kemudian terjadi fibrosis (corpus albicans). Setelah 10 hari korpus luteum akan berganti
membesar dan mulai membentuk jaringan parut, terjadi peningkatan jumlah jaringan parut pada
setiap ovulasi, sehingga pada waktu menopouse permukaan ovarium akan penuh dengan jaringan
otot.
Sperma
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah)
dengan cara mitosis paling tidak, 1 hari setelah reproduksi. Spermatogonia ini diberi nutrisi oleh
sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
a. Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti sel nya dan
mengalami mitosis (pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik) satu spermatosit akan
menghasilkan 2 sel anak yaitu spermatosit sekunder.
b. Spermatosit sekunder adalah sel-sel sekunder yang haploid mengalami pembelahan kedua
untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh LH sangat diperlukan untuk perkembangan
berikutnya.
c. Spermatid adalah sel yang dihasilkan dengan pembelahan ke 2. Bagian yang terbesar pada
spermatid yang mengandung inti (nukleus) menjadi kepala (caput). Spermatozoa yang masak
terdiri dari :
1) Kepala, tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya,
tetapi juga ditutupi oleh akrosom enzim hialorudinase yang mempermudah fertilisasi
ovum
2) Leher (erviks) yang menghubungkan kepala dengan badan.
3) Ekor (cauda) yang geraknya mendorong spermatozoa masuk kedalam fasdeferens dan
ductus ejakulatorius. Jumlah rata-rat pada ejakulasi 3,5 ml, tapi kisaran normalnya 2-6 ml.
Kepadatan rata-rata 60-150.000.000 spermatozoa /ml. Cairan semen dari jumlah ini 75 %
dapat bergerak dan 20-25 % sedikit banyak mengalami kecacatan (mal formasi).
43
Kecepatan gerak bervariasi, rata-rata kecepatan geraknya 2-3 mm/menit, tapi dapat
lambat 0,5 mm/menit pada sekresi vagina yang asam. Jalannya spermatozoa dari Tubulus
seminiferus masuk ke epididimis sehingga membentuk duktus ejakulatorius masuk ke
prostat dan ejakulasi masuk ke vagina dan berjalan ke cerviks dan uterus lalu ke tuba
vallopii dan terjadi fertilisasi.
1. Implantasi
Ovulasi
Ovulasi yaitu pelepasan ovum yang dipengaruhi hormon yang kompleks dari ovarium. Ovum
terlepas ke tuba. Ovum mempunyai waktu 2x 24 jam, jika tidak ada pembuahan maka ia akan ikut
luruh bersama dengan darahnya menstruasi. Masa subur seorang wanita adalah 20-35 tahun dan
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan. Setelah folikel primordial
berubah menjadi folikel de graff karena pengaruh FSH, permukaan ovarium mengalami
penipisan/devaskularisasi akibat desakan folikel de graff. Setelah pertumbuhan folikel de graff
ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin
mendekati ovari, gerak sel rambut lumen makin tinggi dan peristaltik tuba makin aktif deras
menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
ovulasi. Proses fimbrie menangkap ovum di sebut ovum pick up mechanism.
Inseminasi
Yaitu ekspulsi semen dari uretra pria ke vagima wanita. Dengan bantuan ekornya dan bantuan
kontraksi muskular yang mengelilinginya. Sperma bergerak ke uterus dan tuba vallopii dengan
kecepatan 1 kaki / jam. Pertama kali koitus sperma mengeluarkan 3 cc semen yang mengandung
100-120 juta tiap cc semen. Hanya sekitar 50 juta sperma membutuhkan cukup sekret enzim
hialorudinase untuk menembus korona radiata. Hanya 1000-3000 sperma yang berhasil melintasi
tuba mendekati ovum.
Konsepsi
Ovum mempunyai waktu hanya 48 jam setelah itu ia mati. Sedangkan spema mempunyai
waktu 72 jam, setelah itu ia mati. Setelah sperma bertemu dengan ovum, maka ia akan menembus
orona radiata dan zona pelusida ovum dengan memancarkan enzim hialorudinase. Melalui
stomata, sperma memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa mesuk ke ovum, ekornya lepas dan
tertinggal diluar dan kepalanya membesar untuk membentuk pro nukleus laki-laki. Sedangkan
pronukleus wanita dibentuk oleh nukleus wanita. Setelah sperma masuk permukaan ovum segera
berubah dan tertutup bagi setiap sperma lain. Hal ini mencegah abnormalitas jumlah kromosom.
Kedua nukleus kali-kali dan wanita masing – masing 23 kromosomnya, bersatu membuat sel
pertama, yang kemudian membelah menjadi jutaan. Setiap sel ini mengandung 46 kromosom. Sel
yang pertama disebut zigot. Konsepsi terjadi di tuba.
Nidasi
Energi pembelahan diperoleh dari vitellus. Setelah bergulir ke uterus, zona pellusida blastula
terlepas kemudian bersiap untuk nidasi di endometrium. Dinding balstula (tropoblas)
menghancurkan sebagian endometrium dengan enzim proteolitik untuk menanamkan diri dan
memberi makan ovum. Bila ovum telah implantasi, endometrium tidak lagi mengalami degenerasi
dan tidak dikeluarkan dengan menstruasi. Sehingga gantinya terjadi perubahan hormonal
secepatnya yang menybabkan sekesi progesteron tetap tinggi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir
yang ada dalam sekresi, biasanya normal di fundus uteri posterior. Karena pengaruh hormon dari
trofoblas, endometrium menjadi tebal, selnya menjadi besar dan pembuluh darah melebar.
Endometrium berubah menjadi desidua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan dan perkembangan embrio
44
a. Minggu 0,1,2
Pertumbuhan dan perkembangan embrio dimulai dari saat terjadinya fertilisasi serta
penggabubgan pronuklei sel sperma dan ovum. Fusi ini menghasilkan zygote. Jenis kelamin
ditentukan oleh gamet laki-laki. Dengan fusi tersebut, kombinasi XX akan berkembang menjadi
jenis kelamin perempuan. Kombinasi XY akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki.
Zygote akan membelah diri dalam kelipatan 2,4,6,8,......dst yang disebut morula. Dalam morula akan
terbentuk suatu rongga yang disebut exocelloom, sehingga morola terbagi dalam 2 jenis yaitu sel
yang terletak disebelah luar disebut trofoblast, berfungsi mencari makanan untuk telur dan sel
yang terletak disebelah dalam disebut nodus embrionale sebagai cikal bakal bayi kelak. Pada
tingkat ini telur disebut blastocyt yang akan menanamkan diri ke endometrium.
b. Minggu ke 3,4,5
Steak primitif yang timbul dari cakram embrionale akan lenyap. Akhir dari minggu ini ke 3 ini akan
terbentuk kerangka kepala, tubuh, muskulatur serta sebagian kulit. Jantung biasanya berdetak pada
permulaan minggu ke 4. Akhir minggu ke 4 telah terbentuk bakal telinga (otic pit), lengan (tunas
lengan), kaki (tunas kaki), struktur wajah dan leher (empat lengkung brachial pertama). Ukuran
emrio kurang dari 0,64 cm. Pertumbuhan otak yang cepat menyebabkan ukuran kepala jauh lebih
besar dalam perbandingannya dengan bagian-bagian lain. Mata mulai berkembang dengan vesicle
lensa, cangkioptik dan pigmen retina.
c. Minggu ke 6,7
Terjadi pertumbuhan hidung, mulut serta langit-langit mulut. Lengan dan kaki akan mengalami
perkembangan. Bagian tungkai akan terlihat jelas yaitu pergelangan, siku dan dengkul yang
bertambah panjang serta jari tangan dan jari kaki sudah jelas terbentuk.
Abdomen sudah menonjol dan perkembangan urogenital sudah dimulai. Daun telingan sudah
terlihat jelas. Pada akhir minggu ke 7 embrio sudah memiliki karakteristik manusia yang jelas. Pada
akhir minggu ke 7 ini juga merupakan akhir masa embrionik.
d. Minggu ke 12
Usus sudah sepenuhnya berada dalam abdomen. Genitalia sudah menunjukkan karakteristik jenis
kelamin. Anus sudah terbentuk, karakteristik wajah sudah menyerupai manusia. Janin sudah dapat
menelan, membuat gerakan bernapas, kencing, menggerakkan bagian tertentu dari tungkainya,
memicingkan mata dan mengerutkan dahi. Ukuran kepala ⅓ kali ukuran panjang kepala-bokong
yaitu 56-61 mm.
d. Minggu ke 13-16
Panjang badan janin 16 cm, berat lebih kurang 120 gr. Pertumbuhan kepala melambat, kelopak
mata sudah menyatu, telinga naik keposisi yang lebih tinggi pada sisi kepala dan dagu sudah lebih
jelas. Jenis kelamin juga sudah terlihat sangat jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke 16 tulang
berkembang dengan cepat.
e. Minggu ke 17-20
Panjang janin 18-27 cm, berat janin 280-300 gr. Kaki sudah mencapai ukuran penuh. Kuku kaki
sudah mulai tumbuh. Kelopak mata tetap menyatu, janin dapat bergerak bebas dalam uterus. Ibu
sudah dapat merasakan percepatan pertumbuhan janin. Pada akhir minggu ke 20 denyut jantung
janin sudah dapat didengar.
f. Minggu ke 21-24
Panjang janin 28-34 cm, berat janin 600 gr. Janin sudah sepenuhnya tertutup oleh lanugo. Alis, bulu
mata dan rambut kepala sudah ada. Perbandingan kepala lebih besar dari bagian lainnya. Kulit
berkerut, bening, berwarna merah tua sehingga memberikan kesan tua.
g. Minggu ke 25-28
Panjang janin 35-38 cm, berat janin 600 gr. Rambut kepala bertambah panjang, gerakan menghisap
bertambah kuat, mata mulai membuka dan menutup. Kuku jari tangan sudah mulai tampak.
h. Minggu ke 29-32
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Asuhan Kebidanan Kehamilan

More Related Content

What's hot

Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu sri wahyuni
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiihesti kusdianingrum
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan pjj_kemenkes
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifaspjj_kemenkes
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanTanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanmilanurmilayanti
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbOperator Warnet Vast Raha
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxMenggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxfarhanadirasembiring
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasBayu Fijrie
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASArum Dwi Anjani Sst
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananWarnet Raha
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 

What's hot (20)

Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan Konsep   Konseling   dalam    Asuhan   Kebidanan
Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa NifasKebijakan Pemerintah Masa Nifas
Kebijakan Pemerintah Masa Nifas
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
 
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanTanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kbPercakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien tentang kb
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptxMenggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
Menggunakan aplikasi penelitian pada praktik (1).pptx
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitas
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
 
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidananMakalah langkah langkah manajemen kebidanan
Makalah langkah langkah manajemen kebidanan
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 

Similar to Asuhan Kebidanan Kehamilan

Modul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiModul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiUFDK
 
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docx
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docxRPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docx
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docxanaliakunang2
 
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4Ym Ghufran
 
Proposal kebidanan 1
Proposal kebidanan 1Proposal kebidanan 1
Proposal kebidanan 1Septi Azhari
 
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husada
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husadaAnalisis materi ajar kimia di akbid baruna husada
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husadaDewi Sartika
 
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfRPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfbidansiantarnim22
 
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'at
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'atBuku panduan idk progsus blora revisi jum'at
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'atNovy Sari
 
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Lina Abu Bakar
 
Dsk pendidikan kesihatan thn 4
Dsk pendidikan kesihatan thn 4Dsk pendidikan kesihatan thn 4
Dsk pendidikan kesihatan thn 4FREE FILE DOWNLOAD
 
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014Muhamad Fauzi
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Kickstory
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3sallehuddin misnon
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4Ym Ghufran
 
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5mohdruzairi
 
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5mohdruzairi
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrDskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrsafa2426
 

Similar to Asuhan Kebidanan Kehamilan (20)

Modul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan ReproduksiModul Kesehatan Reproduksi
Modul Kesehatan Reproduksi
 
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docx
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docxRPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docx
RPS KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KELUARGA GENAP 2023 2024 (2).docx
 
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSKP PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
 
Proposal kebidanan 1
Proposal kebidanan 1Proposal kebidanan 1
Proposal kebidanan 1
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
 
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husada
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husadaAnalisis materi ajar kimia di akbid baruna husada
Analisis materi ajar kimia di akbid baruna husada
 
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdfRPS  KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
RPS KESPRO-KB SEMT GENAP JAN 2024-0k.pdf
 
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'at
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'atBuku panduan idk progsus blora revisi jum'at
Buku panduan idk progsus blora revisi jum'at
 
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
Dsk pendidikan-kesihatan-thn-4
 
Dsk pendidikan kesihatan thn 4
Dsk pendidikan kesihatan thn 4Dsk pendidikan kesihatan thn 4
Dsk pendidikan kesihatan thn 4
 
Brosur_06042022.pdf
Brosur_06042022.pdfBrosur_06042022.pdf
Brosur_06042022.pdf
 
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014
Bab ii profil dan pengembangan renop 2013 2014
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Sinopsis disertasi
Sinopsis disertasiSinopsis disertasi
Sinopsis disertasi
 
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
 
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
 
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
Dokumen standard kurikulum dan pentaksiran pendidikan kesihatan tahun 5
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrDskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
 

More from UFDK

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakUFDK
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitUFDK
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganUFDK
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitUFDK
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasUFDK
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriUFDK
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorUFDK
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianUFDK
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularUFDK
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaUFDK
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumUFDK
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorUFDK
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumUFDK
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasUFDK
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirUFDK
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianUFDK
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaUFDK
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitUFDK
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataUFDK
 
Populasi
PopulasiPopulasi
PopulasiUFDK
 

More from UFDK (20)

Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap AbstrakKajian Lethal Ovitrap Abstrak
Kajian Lethal Ovitrap Abstrak
 
Atlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor PenyakitAtlas Vektor Penyakit
Atlas Vektor Penyakit
 
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran LingkunganBuku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
Buku Panduan Pengawasan dan Penegakan Hukum Dalam Pencemaran Lingkungan
 
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah SakitPMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PMK no. 7 Tahun 2019_Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja IndustriPMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
PMK no. 70_Tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
 
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan VektorPMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
PMK no.50_Tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan Kesehatan Vektor
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit MenularPMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
PMK no.82 Tahun_2014 Penanggulangan Penyakit Menular
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PMK no. 492 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian VektorPMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
PMK no. 374 Tentang Pengendalian Vektor
 
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air MinumPmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Pmk no. 43 ttg Higiene Sanitasi Depot Air Minum
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas AirPer menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
Per menkes 416 th 1990_ Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
 
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan SanitarianPermenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
Permenkes 32 tahun 2013 Penyelenggaraan Sanitarian
 
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan SolusinyaPenyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
Penyuluhan Masalah Keputihan dan Solusinya
 
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakitPenanggulangan kejadian luar biasa penyakit
Penanggulangan kejadian luar biasa penyakit
 
Teknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian dataTeknik pengolahan dan penyajian data
Teknik pengolahan dan penyajian data
 
Populasi
PopulasiPopulasi
Populasi
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 

Recently uploaded (20)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 

Asuhan Kebidanan Kehamilan

  • 2. 2 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN @Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin editor dan penerbit Penyusun : Febriyeni, S.SiT,M.Biomed Editor : Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes Nurhayati, S.ST,M.Biomed Penerbit : Fort De Kock Press Bukittinggi Edisi Pertama, Juli 2017
  • 3. 3 VISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi Mewujudkan STIKes Fort De Kock menjadi Institut Kesehatan yang Unggul dalam rangka menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional serta memiliki daya saing global Tahun 2021 MISI STIKes Fort De Kock Bukittinggi 1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan berkseinambungan. 2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good university governance), menuju tata kelola yang unggul (excellent university governance) 3. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional dan internasional. VISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN Mewujudkan Program studi Kebidanan Program Sarjana Terapanyang unggul dalam rangka menghasilkan bidan ahli yang profesional serta memiliki daya saing global tahun 2021 MISI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN 1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu, berkarakter dan berkesinambungan 2. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good institute Governance) menuju tata kelola yang unggul (exellent Institute Governance) 3. Menjalin kerjasama yang produktif dan berkelanjutan baik didalam maupun diluar negeri
  • 4. 4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT sehingga penyusunan Buku modul Asuhan Kebidanan Kehamilan ini dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini dibuat sebagai acuan bagi tutor dalam proses belajar mengajar dengan kurikulum perguruan tinggi. Buku ini membahas tentang asuhan kebidanan kehamilan dari konsep dasar kehamilan, anatomi fisiologi, perubahan yang terjadi pada ibu hamil, factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan dasar, patent safety dan pencegahan infeksi, etika dan kewenangan bidan, evidance based, deteksi dini, upaya promotif dan preventif serta asuhan kebidanan kehamilan. Berbagai metode pembelajaran akan ditetapkan selama proses sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang dijadikan pemicu untuk diskusi kecil dengan kuliah, seminar, praktikum atau skill lab. Adanya modul ini diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Saran dan kritikan positif sangat kami harapkan demi kesempurnaan buku ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan modul ini dan semoga dapat bermanfaat bagi semua. Bukittinggi, Juli 2017 Penyusun
  • 5. 5 DAFTAR ISI Halaman Sampul .................................................................................................................................................. 1 Visi Misi .................................................................................................................................................................... 2 Kata pengantar .................................................................................................................................................... 3 Daftar isi .................................................................................................................................................................. 4 Pendahuluan ......................................................................................................................................................... 5 Asuhan Kebidanan Kehamilan .......................................................................................... ......................... 11 Unit Belajar 1 ....................................................................................................................................................... 25 Unit Belajar 2........................................................................................................................................................ 40 Unit Belajar 3........................................................................................................................................................ 62 Unit Belajar 4........................................................................................................................................................ 78 Unit Belajar 5........................................................................................................................................................ 84 Unit belajar 6 ......................................................................................................................................................109 Unit belajar 7 …………………………...…………………………………………….......………………………….... 132 Unit Belajar 8 ......................................................................................................................................................144 Unit Belajar 9 ......................................................................................................................................................153 Unit Belajar 10 ...................................................................................................................................................158 Unit Belajar 11 ..................................................................................................................................................178 Unit Belajar 12 ...................................................................................................................................................183 Rubrik ................................................................................................................................................................... 219
  • 6. 6 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Fort De Kock sebagai program studi dalam yang mengarahkan lulusannya agar memiliki keahlian dalam bidang kebidanan dengan demikian, dibutuhkan kurikulum perguruan tinggi. Kurikulum pendidikan tinggi mengutamakan kesetaraan capaian pembelajaran yang terdiri dari sikap dan tata nilai, kemampuan kerja, penguasaan keilmuan, kewenangan dan tanggung jawab, perumusan capaian pembelajaran minimal tercantum pada SNPT dan hasil kesepakatan forum atau prodi sejenis, dalam hal ini forum sejenis untuk profesi kebidanan adalah asosiasi pendidikan kebidanan indonesia. Perumusan kompetensi lulusan melihatkan kelompok ahli yang relevan, asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait/penggunaan lulusan. Kebijakan pengembangan kurikulum Pendidikan tinggi adalah UU no 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pasal 35 tentang kurikulum, standar nasional pendidikan tinggi (SNPT) pada permendikbut no 49 tahun 2014 pada pasal 5,6, dan 7, peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan KKNI. Tujuan dari pengembangan kurikulum dalah agar lulusan memiliki kualifikasi sesuai dengan level KKNI, untuk Sarjana Terapan kebidanan berada pada level enam. Capaian pembelajaran menjadi komponen penting dalam rangkaian penyusunan kurikulum pendidikan tinggi, adapun unsur capaian pembelajaran mencakup sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, dan tanggung jawab /hak. Oleh karena itu, program studi profesi kebidanan perlu mengubah beberapa hal mendasar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan kerangka kualifikasi masional Indonesia (KKNI) 1
  • 7. 7 menjadi sebuah penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan konsep Sarjana Terapan. 1.2 Profil Lulusan Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi Sarjana Terapan Kebidanan adalah sebagai : 1.2.1 Care Provider Bidan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan komprehensif dan professional pada perempuan sepanjang siklus reproduksinya yang meliputi masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi , balita, dan pra sekolah, pre menopause, kesehatan reproduksi perempuan, dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sesuai kode etik profesi. 1.2.2 Communicator Bidan mampu mengkomunikasikan kebijakan, advokasi dan menyampaikan pemikiran atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi bidan serta menjadi agen pembaharuan dalam pelayanan kesehatan. 1.2.3 Community Leader Bidan berperan sebagai penggerak dan pemberdaya masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia. 1.2.4 Manager Bidan berperan sebagai pengelola layanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan memanfaatkan IPTEKS serta memperhatikan potensi social budaya dan sumber daya secara efektif dan efisien. 1.2.5 Educator
  • 8. 8 Pendidik kesehatan yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anakdenganmemanfaatkan IPTEKS, kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat. 1.3 Capaian Pembelajaran Program Studi Rumusan Sikap 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan praktik kebidanan berdasarkan agama, moral dan filosofi, kode etik profesi serta standar praktek bidan 3. Berkonstribusi dalam peningkatan mutu,kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban berdasarkan Pancasila 4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; 5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, dan status sosio-ekonomi serta pendapat atau temuan orisinal orang lain 6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; 7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta dalam kehidupan berprofesi 8. Menginternalisasikan nilai, norma, dan etika akademik 9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaannya 10. Menginternalisasikan semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan 11. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik, memiliki hak- hak, potensi dan privasi
  • 9. 9 Keterampilan Umum 1. Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif , bermutu, dan terukur dalam melakukan jenis pekerjaan spesifik, di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan; 2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; 3. Mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan, teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain atau karya seni, 4. Mampu menyusun hasil kajian tersebut dalam bentuk kertas kerja, sepesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; 5. Mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku, spesifikasi desain , dan persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya; 6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerja sama didalam maupun di luar lembaganya; 7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya; 8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; 9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi; Keterampilan Khusus 1. Mampu mengaplikasikan keilmuan kebidanan dalam menganalisis masalah dan memberikan petunjuk dalam memilih alternatif pemecahan masalah pada lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,bayi, anak balita, anak prasekolah, kesehatan
  • 10. 10 reproduksi (remaja, perempuan usia subur dan perimenopause) serta pelayanan KB 2. Mampu mengidentifikasi secara kritis penyimpangan/kelainan sesuai lingkup praktik kebidanan 3. Mampu mendemonstrasikan tatalaksana konsultasi, kolaborasi dan rujukan 4. Mampu mendemostrasikan penanganan awal kegawatdaruratan maternal neonatal sesuai standar mutu yang berlaku 5. Mampu menerapkan berbagai teori kontrasepsi termasuk AKDR dan AKBK 6. Mampu mendemonstrasikan pencengahan infeksi, pasien safety dan upaya bantuan hidup dasar 7. Mampu mendemonstrasikan pendokumentasian asuhan kebidanan sesuai standar yang berlaku 8. Mampu mengambangkan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan perempuan pada tahap perkembangan siklus reproduksinya dengan menggunakan hasil riset dan teknologi informasi 9. Mampu menerapkan teori manajemen kebidanan komunitas yang berbasis pada partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah melalui pendekatan interprofesional 10. Mampu mengaplikasikan teori dan praktik pengambilan keputusan dan manajemen dalam pelayanan kebidanan sesuai kode etik 11. Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah manajemen pelayanan PENGETAHUAN 1. Menguasai konsep teoritis ilmu kebidanan, manajemen asuhan kebidanan, model praktik kebidanan, dan etika profesi secara mendalam 2. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik, biologi perkembangan, mikrobiologi anatomi, fisiologi, yang terkait dengan siklus kesehatan reproduksi perempuan dan proses asuhan 3. Menguasai konsep teoritis sosiologi dan antropologi kesehatan,humaniora, epidemiologi dan biostatistik secara umum
  • 11. 11 4. Menguasai teoritis psikologi perkembangan terkait asuhan kebidanan sepanjang sikus reproduksi perempuan dan proses adaptasi menjadi orangtua 5. Menguasai konsep teoritis gizi dalam siklus reproduksi perempuan secara umum 6. Menguasai konsep teoritis keterampilan dasar praktik kebidanan secara mendalam 7. Menguasai konsep umum patofisiologi dan farmakologi yang terkait dengan asuhan kebidanan sesuai dengan wewenangnya 8. Menguasai prinsip hukum peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pelayanan kebidanan secara umum 9. Menguasai konsep teoritis komunikasi efekti, konseling, bahasa inggris serta penggunaan teknologi dan sistem informasi dalam pelayanan kebidanan secara mendalam 10. Menguasai konsep teoritis manajemen dan kepemimpinan, character building, kewirausahaan, serta pembelajaran mikro secara umum 11. Menguasai konsep teoritis penelitian dan evidence based practice dalam praktik kebidanan, serta konsep preseptorship dan mentorship
  • 12. 12 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN 2.1 Deskripsi Mata Kuliah Fokus mata ajar ini adalah pada mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan memahami konsep dasar kehamilan, anatomi system reproduksi wanita, perubahan yang terjadi pada ibu hamil, ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil, factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, kebutuhan dasar ibu hamil, patient safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan, etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, evidence based dalam asuhan kehamilan dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal, deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan, upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan kehamilan secara holistic dengan pendekatan problem solving, crithical thingking dengan menerapkan metodologi manajemen kebidanan. 2.2 Capaian Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan Bila diberi data/kasus/artikel mahasiswa mampu : 1. Menguraikan konsep dasar kehamilan a. Philosofi asuhan kehamilan b. Lingkup asuhan kehamilan c. Prinsip pokok asuhan kehamilan d. Sejarah asuhan kehamilan e. Tujuan asuhan kehamilan f. Refocusing asuhan kehamilan g. Standar asuhan kehamilan h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan i. Hak-hak wanita hamil j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan) k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan 2. Menguraikan fisiologi kehamilan 3. Menguraikan perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi) 4. Menerangkan ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil 5. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kebutuhan dasar ibu hamil 6. Menerangkan patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan 7. Menerangkan etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan 8. Mengkaji evidance based dalam asuhan kehamilan berdasarkan hasil penelitian dan jurnal 9. Melakukan deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan 10. Melakukan upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan 2
  • 13. 13 11. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan problem solving, critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen kebidanan adalah pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2.3 Bahan Kajian 1. Konsep dasar kehamilan 2. Anatomi fisiologi kehamilan 3. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan psikologi) 4. Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan kebutuhan dasar ibu hamil 6. Patent safety dan pecegahan infeksi dalam asuhan kehamilan 7. Etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan 8. Evidance based dalam asuhan kehamilan dan kajian jurnal 9. Deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan 10. Upaya-upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan kebidanan kehamilan 11. Asuhan kebidanan kehamilan secara holistik dengan pendekatan problem solving, critical thinking denagn menerapkan metodologi manajemen kebidanan: pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 2.4 Pohon Topik Asuhan Kebidanan Kehamilan ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN Konsep dasar kehamilan Asuhan kebidanan kehamilan secara holistic dengan pendekatan problem solving, crithical thingking dengan menerapkan metodologi manajemen kebidanan - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan penunjang - Asuhan kehamilan secara holistic - Pendidikan kesehatan - Pencegahan primer, sekunder dan tersier - Trend dan issue - Hasil-hasil penelitian - Manajemen Kasus asuhan kebidanan kehamilan Perubahan yang terjadi pada ibu hamil Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamill Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan Kebutuhan dasar ibu hamil Patient safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan Evidance based dalam asuhan kehamilan berdasarkan kajian jurnal Upaya-upaya promotif dan preventif terkait asuhan kebidanan kehamilan
  • 14. 14 2.5 Evaluasi Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas yang dilakukan mahasiswa baik di dalam maupun di luar kelas, sehingga penilaian didasarkan pada pencapaian aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang terdiri dari: 1. Tutorial : 10 % (kasus skenario, diskusi, tanya jawab, presentasi) 2. Penugasan : 20% (makalah, presentasi, keaktifan,seminar) 3. Ujian : 40 % 4. Skills lab : 30 % (skills lab bimbingan dan mandiri serta ujian skills lab) Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pencapaian kompetensi mahasiswa. Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pada saat diskusi atau kerja kelompok, keaktifan selama pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 100% KECUALI sakit dengan surat keterangan dokter dan jika ada saudara yang meninggal. Bila kehadiran tidak mencukupi 100% maka keputusan diserahkan pada tim pengajar. Evaluasi dilakukan melalui UTS dan UAS penilaian STIKes Fort De Kock dalam nilai angka dan huruf. Kisaran angka Huruf 80 – 100 A 65 – 79 B 55 – 64 C 40 – 54 D 0 – 39 E
  • 16. 16 1. Materi Pembelajaran Asuhan kehamilan adalah aktifitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan yang berkaitan dengan masa kehamilan atau Antenatal Care (ANC). a. Filosofi asuhan kehamilan Filosofi Kebidanan merupakan Keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fisik dalam membentuk asuhan kebidanan sedangkan Filosofi Kehamilan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka fikir dalam asuhan kehamilan. Filosofi asuhan kehamilan dulu menganggap bahwa kehamilan adalah hal yang alami, tapi sekarang berganti dengan setiap ibu adalah hamil beresiko. Jadi Filosofi asuhan kehamilan yaitu keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan kerangka fikir atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil berdasarkan kebutuhan dan masalah selama kehamilan. Jadi Filosofi Asuhan kehamilan kita sebagai bidan memberikan asuhan yang bersifat “Sayang Ibu” yaitu Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang Ibu. Landasan filosofi dari Asuhan kehamilan sebagai berikut: 1. Proses kelahiran yang alamiah Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat. Sebagai bidan kita harus mendukung dan melindungi proses kelahiran tersebut serta percaya bahwa model asuhan ini yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita selama masa kehamilan dan persalinan. 2. Pemberdayaan wanita dan keluarga Sebagai bidan kita harus berperan sebagai pendukung, bukannya mengendalikan proses tersebut. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan kita sebagai pemberi asuhan hanya sebagai aktor pendukung. 3. Otonomi (pengambilan keputusan) Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi agar mereka dapat membuat keputusan sesuai dengan keinginannya. 4. Jangan menimbulkan penderitaan Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai tindakan yang rutin kecuali bila ada indikasi. Asuhan selama kehamilan, melahirkan dan masa postpartum serta pengobatan untuk komplikasi harus didasari oleh bukti-bukti alamiah. 5. Tanggung jawab Sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab atas mutu asuhan yang di berikannya. Asuhan yang diberikan seharusnya berdasarkan atas kebutuhan ibu dan bayi, bukan berdasarkan kebutuhan si pemberi asuhan. b. Lingkup asuhan kehamilan Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi: 1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil. 2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap. 3. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul. 4. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi. 5. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL). 6. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
  • 17. 17 7. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi. 8. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan. 9. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia ringan. 10. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan. 11. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil 12. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing. 13. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua. 14. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok. 15. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia. c. Prinsip pokok asuhan kehamilan Prinsip asuhan kebidanan adalah(1) memahami bahwa kelahiran anak adalah suatu proses alamiah dan fisiologis,(2) menggunakan cara-cara yang sederhana, on intervensi sebelum menggunakan teknologi,(3) aman berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu,(4) terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan atau lembaga (sayang ibu),(5) menjaga privasi serta kerahasiaan ibu sejauh mungkin, (6) membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional,(7) memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan, dan konseling yang cukup,(8) mendorong para ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan seolah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan,(9) menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama mereka,(10) memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu atau keluarganya selama masa kelahiran anak dan(11) memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Prinsip Asuhan Kehamilan adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin, mendukung dan membimbing ibu dalam menjalani masa kehamilan ini dan menganggap kehamilan merupakan suatu keadaan yang alami, meningkatkan peran keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam mendukung ibu selama masa kehamilan dan mendorong dilakukannya metode yang benar dan tepat dalam penatalaksanaan masalah atau komplikasi yang timbul dalam kehamilan. d. Sejarah asuhan kehamilan Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Angka Kematian Ibu (AKI) dan anak sangat tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan hanya diperuntukkan bagi orang – orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter Jawa di Batavia. Pada saat itu belum ada catatan sejarah kapan dimulainya pertolongan persalinan untuk pertama kali sehingga AKI dan AKB sangat tinggi karena tidak ada pemeriksaan kehamilan dan sebagian besar persalinan ditolong oleh dukun. Pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi masyarakat pribumi di Batavia dan tahun 1877 pendidikan bidan ditutub, tahun 1897 dibuka kembali pendidikan Bidan. Tahun 1950 peranan
  • 18. 18 bidan sebagai tenaga kesehatan yang melayani kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai diperkenalkan dan tahun 1952 pelatihan bidan secara formal dan kursus dukun didirikan oleh bidan. Pada Tahun 1953 dilakukan kursus tambahan bagi bidan untuk perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan KIA. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan. Tahun 1957 BKIA berubah menjadi Puskesmas yang salah satunya programnya adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak dan tahun 1974 dilakukan perluasan pelayanan, tidak hanya KIA namun ditambah dengan KB. Terjadi peningkatan pada tahun 1990 pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tahun 1994 perluasan area garapan pelayanan bidan termasuk didalamnya kesehatan reproduksi. Titik tolak dari konfrensi kependudukan dunia di Kairo pada tahun 1994 yang menekankan pada reproductive health (kesehatan reproduksi), memperluas area garapan pelayanan bidan. Area tersebut meliputi: 1. Safe Motherhood, termasuk perawatan bayi baru lahir dan perawatan abortus 2. Family Planning 3. Penyakit menular sexsual termasuk infeksi saluran alat reproduksi 4. Kesehatan reproduksi remaja 5. Kesehatan Reproduksi pada orang tua Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Permenkes menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. e. Tujuan asuhan kehamilan Tujuan asuhan kehamilan secara umum adalah memfasilitasi hasil yang sehat bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi- komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan kehamilan penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan sedemikian terus, sebab kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap saat. Tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh berkembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu hamil. 3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan atau pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma sedini mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI esklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. f. Refocusing asuhan kehamilan Refocusing Asuhan kehamilan yaitu memfokuskan kembali asuhan kehamilan dengan dasar bahwa setiap kehamilan menghadapi resiko, pemeriksaan rutin ANC yang tidak efektif dan tidak bermanfaat serta pengkajian resiko antenatal tidak menurunkan AKI. Isi dari refocusing pada acuan adalah 1. Mempersiapkan persalinan dengan keadaan gawat darurat
  • 19. 19 2. Mengidentifikasi dan mengobati masalah seperti Anemia, Penyakit Menular Sexual (PMS), Preeklamsia Berat (PEB). 3. Promosi prilaku hidup sehat. g. Standar asuhan kehamilan Menurut SAFE MOTHERHOOD kualitas pelayanan kebidanan yang memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Ada 6 Standar Pelayanan Antenatal sebagai berikut : 1. Standar 3 Identifikasi Ibu Hamil Tujuan adalah Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Bidan melakukan kunjungan dan berintegrasi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini dan teratur. Hasilnya yang diharapkan ibu dapat memahami gejala dan tanda kehamilan, suami dan anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan dan meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu. Jadi seorang bidan harus mampu bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur dan harus memahami tujuan pelayanan antenatal dan alasan ibu tidak memeriksakan kehamilannya secara dini, mengenali tanda dan gejala kehamilan, keterampilan berkomunikasi secara aktif, bahan penyuluhan kesehatan yang tersedia dan sudah siap digunakan oleh bidan, mencatat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan kartu ibu dan melakukan kunjungan ke masyarakat tersedia bagi bidan. 2. Standar 4 Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Tujuannya adalah memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan “Bidan sedikitnya memberikan 4 kali pemeriksaan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus menerima kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas lainnya yang diberikan oleh petugas puskesmas”. Mereka harus mencatat setiap data pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya. Hasil yang diharapkan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 x selama kehamilan, meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat, mendeteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan dan mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan. Jadi seorang bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan KMS Ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan, tersedia alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan berfungsi, tersedia obat dan bahan lain, misalnya vaksin TT, tablet besi dan asam folat dan obat antimalaria (pada daerah endemis malaria), alat pengukur Hb Sahli dan terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu ibu hamil resiko tinggi atau mengalami komplikasi dirujuk agar mendapatkan pertolongan yang memadai. 3. Standar 5 Palpasi Abdominal Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, menentukan letak dan posisi dan bagian bawah janin “Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur
  • 20. 20 kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janinke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu”. Hasil yang diharapkan dapat memperkirakan usia kehamilan yang lebih baik, diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan kebutuhan, diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan. Prasyarat Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar, alat tersedia dalam kondisi baik, tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat, menggunakan buku KIA, dan adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan. 4. Standar 6 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Tujuannya adalah menentukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung. “Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan /rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku”. Hasilnya ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk, penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia, penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia dan Berat Badan lahir Rendah (BBLR). 5. Standar 7 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Tujuannya adalah mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan. “Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya”. Hasilnya ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu dan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia. 6. Standar 8 Persiapan persalinan Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil. “Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/ keluarganya pada trimester 3 memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini. Hasilnya yaitu ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan aman, persalinan direncanakn ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil, adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. Dan rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan. h. Tipe pelayanan asuhan kehamilan Menurut Bryar dalam bukunya theory of midwifery practice ada 4 model / tipe asuhan kehamilan : 1. Tipe Medical model Model ini mempunyai mempunyai andil besar dalam asuhan kebidanan. Model ini disebut juga sebagai model kedokteran, yang banyak menyokong praktek kebidanan. Konsep asuhan ini menjelaskan bagaimana proses timbulnya penyakit dan cara pengobatannya dan terfokus pada individu yang menjelaskan proses timbulnya penyakit dan pengobatannya. Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan Individu
  • 21. 21 Gambar 1-1. Tipe Medical Model 2. Tipe Bounding Model Model ini mempunyai konsep yaitu membina kedekatan antara petugas kesehatan dengan klien seperti hubungan ibu dan bayi yang penuh perhatian, hangat dan kasih sayang. Model asuhan ini digunakan karena memandang manusia sebagai pribadi secara utuh (biopsikososial) yang dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan dan masyarakat dengan pendekatan secara psikososial. Tipe ini bidan dituntut untuk mempunyai komunikasi interpersonal yang baik, terfokus pada wanita sebagai individu. Gambar 1-2. Tipe Bounding Model 3. Tipe Health for all Model/tipe ini dipelopori oleh WHO (Wordl Health Organitation) pada tahun 1978 dalam konferensi ALMA ATTA dan digunakan oleh hampir semua bidan didunia. Terfokus pada wanita, keluarga, masyarakat, kelompok khusus (bayi, balita, remaja dan usila lanjut). Contoh kegiatannya adalah pendidikan tentang perilaku dan masalah kesehatan, pemenuhan makanan dan pemanfaatannya, mampu memenuhi kebutuhan air dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, pencegahan terhadap penyakit infeksi, kontrol yang tepat untuk penyakit biasa dan berbahaya dan ketepatan dalam pemberian obat. Gambar 1-3. Tipe Health for all Model 4. Tipe Partisipation in care Tipe ini menjelaskan wanita harus ikut berperan aktif dalam menentukan atau mengambil keputusan mengenai kesehatannya. Keputusan bisa pada tahap individu, keluarga dan masyarakat. Contohnya menentukan kapan seorang wanita akan hamil (individu), suami memutuskan dimana istrinya akan bersalin (keluarga) dan masyarakat menyediakan ambulan desa dan tabungan ibu bersalin (tabulin). Proses penyakit dan pengobatannya Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan Lingkungan Keluarga MasyarakatBounding Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan Individu Keluarga Masyarakat Individu Keluarga masyarakat Individu
  • 22. 22 Gambar 1-4. Tipe Partisipation in care i. Hak-hak wanita hamil Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. 1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya) 2. Mendiskusikan keprihatinnannya, kondisinya, harapannya terhadap sisitem pelayanan, dalam lingkungan secara pribadi dan didasai rasa saling percaya. 3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya. 4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur. 5. Menerima layanan senyaman mungkin. 6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya. j. Tenaga prosefional (asuhan kehamilan) Bidan adalah seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan, ahli dalam memberikan asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan. Kharakteristik profesionalisasi yang melandasi dan tercermin pada praktek profesional adalah sebagai berikut; terbuka terhadap perubahan, menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis, mampu menyelesaikan masalah, mengembangkan diri secara terus menerus, mempunyai pendidikan formal, ada sistem pengesahan terhadap kompetensi, legalisasi standar praktek profesional, melakukan praktek dengan memperhatikan etika, mempunyai sanksi hukum terhadap malpraktek dan memberikan pelayanan kepada masyarakat serta memperbolehkan praktek otonomi. Tenaga profesional dalam asuhan kehamilan : 1. Bidan Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia. Menurut International Confederation of midwife (ICM) yang disahkan oleh International Federatiaon of International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1991 dan WHO (1992), maka secara lengkap bidan adalah Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama hamil. Persalinan dan masa pasca persalinan (post partum periode), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendekatan kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadir tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan eprsiapan untuk menjadi orang tua dan emluas kearah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa Pemberi pelayanan Asuhan kehamilan
  • 23. 23 berpraktek di rumah sakit, klinik atau unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya. Perilaku profesional bidan 1) Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal. 2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya 3) Senantisa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala 4) Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi 5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan 6) Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak 7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri 8) Menggunakan keterampilan komunikasi 9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga 10) Advokasi terhadap pilihan ibu dan tatanan pelayanan. Persyaratan bidan sebagai jabatan profesional adalah seorang bidan telah melalui pendidikan formal dan diakui pemerintah, dalam bekerja memiliki standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan, bidan memilki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya, memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya, memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kabutuhan, memiliki wadah organisasi profesi, memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat, serta bidan adalah suatu pekerjaan dan merupakan sumber utama penghidupan (berhak atas balas jasa). 2. Dokter Obstetri Dokter obstetri adalah dokter yang sudah mendapatkan pendidikan dengan kualifikasi khusus dalam bidang kebidanan, memiliki pengalaman post graduated dalam melakukan pemeriksaan ibu hamil, bersalin dan nifas. 3. Dokter umum Dokter umum juga terlibat dalam asuhan maternitas. Biasanya dokter umum memiliki perjanjian dengan dokter obstetri untuk keperluan rujukan. Biasanya asuhan kehamilan yang diberikan dokter umum bila di daerah tersebut tidak ada bidan atau dokter obstetri. 4. Tenaga kesehatan lainnya Ibu hamil biasanya dirujuk ke tenaga kesehatan lain untuk keperluan konsultasi. Gambar 1-5. Tenaga Profesional Asuhan Kehamilan k. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan Secara umum peran bidan adalah sebagai berikut : 1. Peran sebagai pelaksana Asuhan kehamilanDokter umum Bidan Tenaga professional lain Dokter obstetri
  • 24. 24 Tugas mandiri yaitu tugas yang dilakukan sendiri oleh bidan a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana h. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita pada masa klimakterium dan menopause i. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga Tugas kolaborasi yaitu tugas yang dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan keadaaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga f. Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera dan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga Tugas rujukan a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi dan keterlibatan keluarga b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga f. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga
  • 25. 25 2. Peran sebagai pengelola a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutam pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan klien / masyarakat b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya yang berada dibawah bimbingan di wilayah kerjanya. 3. Peran sebagai pendidik a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun diwilayah / tempat kerjanya 4. Peran sebagai peneliti Melakukan invetigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok. Peran dan tnggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan adalah : 1) Menjaga agar pengetahuan tetap up to date (terbaru) 2) Mengenali batas-batas pengetahuan, ketetampilan pribadi dan tidak berupaya melampaui wewenang dalam praktek 3) Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut 4) Komunikasi dengan tenaga professional lain dengan rasa hormat dan menjaga martabat 5) Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal 6) Kegiatan memantau mutu yang bias mencakup penilaian sejawat pendidikan berkesinambungan, kaji ulang kasus-kasus dan audit maternal perinatal 7) Kerjasama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan asuhan kesehatan dan asuhan kebidanan 8) Menjadi bagian dari upaya untuk menigkatkan status wanita serta kondisi hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang terbukti sudah merugikan 2. Latihan Latihan 1 Seorang bidan yang bekerja di suatu Puskesmas, membina suatu desa binaan. Desa tersebut mempunyai sasaran ibu hamil sejumlah 12 orang. Cakupan kunjungan antenatal rendah. Capaian imunisasi TT sebanyak 30%. Ibu hamil belum memahami kebutuhan asuhan kehamilannya.Tugas: 1) Identifikasi kasus diatas, buatlah kajian yang terkait dengan filosofi asuhan, ruang lingkup dan prinsip pokok asuhan kehamilan! 2) Identifikasi aspek-aspek asuhan antenatal yang bisa dikembangkan pada daerah tersebut! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Pelajarilah materi pada modul ini. 2) Untuk menambah wawasan sebagai bahan mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca juga buku – buku yang membahas tentang filosofi, ruang lingkup dan prinsip pokok dalam asuhan kehamilan. 3) Buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan.
  • 26. 26 4) Buatlah catatan – catatan penting yang perlu Anda ingat dan pahami. 5) Hasil tugas latihan dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari. Latihan 2 Sekarang Anda telah selesai mempelajari Topik 1. Supaya Anda lebih mudah menguasai Anda diharapkan mengerjakan latihan dibawah ini. Silahkan Identifikasi contoh penerapan standar asuhan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas! Carilah teman yang tempat tinggalnya atau tempat kerjanya dekat dengan Anda. 1) Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa. 2) Silahkan Anda Identifikasi contoh penerapan standar asuhan kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas. 3) Diskusikan hasil identifikasi Anda secara kelompok. 4) Hasil diskusi supaya dibuat satu ringkasan sehingga mudah untuk Anda pelajari. 5) Selamat berdiskusi, selamat belajar semoga sukses selalu. Petunjuk Jawaban Latihan Pelajarilah materi bahan ajar ini. Untuk menambah wawasan, sebagai bahan untuk mengerjakan latihan diatas, silahkan Anda membaca juga buku–buku yang membahas hal materi tersebut 1) Kemudian buatlah ringkasan materi sesuai tugas yang harus Anda kerjakan. 2) Lanjutkan diskusi dengan kelompok hasil tugas yang sudah dikerjakan. 3) Hasil diskusi supaya dibuat laporan sehingga mudah untuk Anda pelajari. Saudara-saudara untuk lebih mendalami materi ini ada tugas yang harus anda kerjakan, yaitu mengamati beberapa klien dan menuliskan asuhan kebidanannya. Kemudian dijadikan sebuah makalah. 3. Tes 1) Dalam menjalankan asuhan kehamilan, bidan mengaplikasikan filosofi asuhan kehamilan. Apakah filosofi dasar utama yang mendasari, ketika bidan menghadapi ibu hamil dengan karakteristik yang berbeda? A. Setiap perempuan berkepribadian unik, terdiri biopsikososial yang berbeda. B. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) C. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir D. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional E. Fokus pda upaya promotif dan preventif 2) Apakah upaya preventif yang dapat dilakukan dalam asuhan kehamilan sesuai dengan filosofi asuhan kehamilan? A. Pemberian injeksi roborantia B. Pemberian imunisasi TT C. Pemeriksaan USG rutin D. Pemberian antibiotika E. Pemberian vitamin A 3) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang bertujuan untuk memperkirakan besar janin? A. Mengukur TFU
  • 27. 27 B. Menghitung HPL C. Mengukur LILA D. Mengukur TB E. Mengukur panggul 4) Apakah lingkup asuhan kehamilan yang terkait dengan gaya hidup dan sosial budaya? A. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) B. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir C. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional D. Perubahan ketidaknyamanan selama kehamilan E. Melakukan pengkajian kehamilan 5) Apakah penatalaksaan kehamilan patologi yang dapat dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan lingkup kewenangan? A. IUFD B. Anemia ringan C. Abortus insipiens D. Pre eklampsia berat E. Abortus incompletus 6) Seorang ibu hamil datang berkunjung memeriksakan kehamilannya ke Bidan Praktik Mandiri. Ibu hamil mendapatkan pelayanan pendidikan kesehatan dan imunisasi TT. Pelayanan yang diberikankepada ibu hamil tersebut memenuhi salah satu tujuan asuhan kehamilan. Apakah tujuan asuhan kehamilan yang telah diperoleh melalui layanan antenatal tersebut? A. Promotif dan preventif B. Deteksi abnormalitas C. Persiapan persalinan D. Persiapan menyusui E. Persiapan rujukan 7) Untuk menjamin agar proses alamiah kehamilan tetap berjalan normal,salah satu cara yang dapat dilakukan adalah: A. Deteksi dini komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi B. Menyusun prosedur tetap dalam asuhan bagi ibu hamil C. Menyediakan sistem rujukan yang efektif D. Meningkatkan sosial ekonomi masyarakat E. Melakukan kolaburasi USG secara rutin 8) Seorang bidan memberi pelayanan kebidanan kepada ibu hamil. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif, memberikan penatalaksanaan pendidikan kesehatan, memberikan imunisasi dan roborantia. Apakah tipe pelayanan yang telah dilaksanakan oleh bidan tersebut? A. Kolaburasi B. Sekunder C. Rujukan D. Tertier E. Primer
  • 28. 28 9) Seorang bidan memberikan pelayanan kebidanan dengan bermitra sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan. A. Kolaburasi B. Sekunder C. Rujukan D. Tertier E. Primer 10) Seorang bidan memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, dan biaya.Apakah standar asuhan kehamilan yang telah ditetapkan oleh Bidan tersebut? A. Palpasi abdominal B. Identifikasi ibu hamil C. Persiapan persalinan D. Pemeriksaan antenatal E. Pengelolaan dini hipertensi 4. Kunci Jawaban 1. A 2. B 3. A 4. C 5. B 6. A 7. A 8. E 9. A 10. C 5. Daftar Pustaka Bobak, Lowdermill, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC. Bryar, Rosamund. 1995.Theory for Midwifery Practice, Macmillan, Houndmills. Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2, Jakarta : EGC. Cunningham, Mc Donald, Gant, Wiliam (. ..) Obstetric, Edisi 22, Jakarta. EGC. DeCherney, H. Alan. 2003, Current Obstetric & Gynecologic, Edisi 9, India Appleton and Lange Enkin M, Keirse M, Neilson J dkk, 2000, A Guide To Effective Care in Pregnancy and Chilbirth, Oxford University Press Inc, New York. Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC. Hacker.N.F dkk, 2001. Essential Obstetri dan Ginekologi, Hipokrates, Jakarta. JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku Ante Partum.Jakarta.Pusdiknakes.
  • 29. 29 JNPKKR – POGI. 2004.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP– SP. JNPKKR – POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP. Manuaba, I. B. G.1999.Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.Jakarta,Arcan. Pusdiknakes, 2001. Asuhan Antenatal, WHO:JHPIEGO. Jakarta. Varney H, 1997.Varney’s Midwifery 3rd ed. New York. Jones and Bartlett Publishers. Wiknjosastro H,Saifudin AB,Rachimhadhi T.2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta.Yayasan Sarwono Prawirohardjo
  • 30. 30 TOPIK 2 PERKULIAHAN ASKEB KEHAMILAN MINGGU II Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita dan Fisiologi Kehamilan
  • 31. 31 1. Materi Pembelajaran Alat genitalia bagian luar wanita adalah sebagai berikut : 1. Mons veneris disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. 2. Bibir besar (labia mayora) Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum. Permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris dan bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea/lemak. 3. Bibir kecil (labia minora) merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Di bagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina. 4. Klitoris merupakan bagian panting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki. 5. Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas klitoris dan bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum terdapat muara urethra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene. 6. Kelenjar Bartholini adalah kelenjar yang penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat mengeluarkan lendir dan pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks. 7. Himen (selaput dara) merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi dan setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis atau karunkule mirtiformis. Alat genitalia bagian dalam wanita adalah sebagai berikut : 1. Vagina (Liang Kemaluan) Merupakan saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva dan terletak antara kandung kemih dengan rektum. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muculus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Epitel vagina adalah epitel gepeng tak bertanduk dan dibawahnya terdapat jaringan ikat yang banyak pembuluh darah. Bagian depan vagina panjangnya sekitar 6–7 cm dan belakang 8–9 cm. Pada dinding vagina terdapat kerutan-kerutan yang disebut rogae, ditengahnya ada bagian keras yang disebut kolumna rugarum, yang fungsinya sebagai bagian lunak pad saat partus. Rugae sebagian akan menghilang setelah partus. Bagian servix yang menonjol kedalam vagina disebut portio, yang membagi puncak vagina menjadi fornix anterior, fornix posterior, fornix dekstra dan fornix sinistra Sel-sel epitel vagina mengandung glikogen yang menghasilkan asam susu oleh karena ada basil-basil doderlein, sehingga pH-nya 4,5 dan memberi proteksi terhadap invasi kuman- kuman. Fungsi vagina adalah a. Sebagai jalan lahir b. Alat hubungan seks c. Saluran mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruai.
  • 32. 32 Vagina mendapat darah dari arteria uterina, arteri servikalis inferior dan arteria hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna (memberi darah masing-masing 1/3 bagian atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah vagina). 2. Uterus Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak dipelvis minor diantara kadung kemih dan rektum. Permukaan bagian belakang dan depan atas sebagian besar tertutup oleh peritoneum dan bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Bentuknya seperti bola lampu dengan panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas : a. Fundus uteri adalah bagian korpus uteri yang terletak dikedua pangkal tuba. Perlu diketahui sampai dimana fundus diraba untuk mengetahui tuanya kehamilan. b. Korpus uteri berbentuk segitiga, yang mengembang jika saat hamil, rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri. c. Servix uteri berbentuk silinder yang terdiri atas pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio dan pars supra vaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada servix disebut kanalis servikalis dengan panjang 2,5 cm. Selama hamil, uterus melebar dengan panjang 30 cm dan lebar 20 – 25 cm. Setelah partus normal kembali dan setelah menopouse mengecil dan artroti. Ukuran uterus anak-anak 2 – 3 cm nullipara 6 – 8 cm dan multipara 8 – 9 cm. d. Ostium uteri disebelah atas dan batas antara cavum uteri dengan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum, yang terbagi 2 yaitu OU interium anatomicum (OUIA) dan OU Interium histologicum (OUIH) terletak dibawah OUIA, tempat pada canalis servikalis dimana selaput lendir cavum uteri berubah menjadi lendir servix. Bagian servix antara OUIA dengan OUIH disebut istimus uteri yang dapat melebar selama kehamilan dan disebut segmen bawah uterus. Yang berbatas dengan ostium uteri externium adalah canalis servikalis dengan vagina Dinding otot uterus terdiri atas : a. Peritoneum (perimetrium) meliputi dinding uterus (rahim) sebelah luar yaitu bagian luar uterus, merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen. Perimetrium berhubungan dengan perimetrium dan ligamentum-ligamentum. Ligamentum adalah sesuatu yang menyangga uterus dalam tulang/rongga panggul. Ligamentum tersebut adalah : 1) Ligamentum latum merupakan lipatan peritonium sebagai lateral ka-ki uterus sampai ke dinding panggul dan dasar panggul sehingga seolah menggantung pada tuba. Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, limfe dan ureter. 2) Ligamentum rotundum (teras uteri) mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai lobium mayor. Terdiri dari otot-otot polos dan jaringan ikat, fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi. Pada waktu kehamilan mengalami hypertrophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar. 3) Ligamentum infudibulopelvicum (suspensorium ovarii) yaitu terbentang dari infudibulum dan ovarium (ka-ki) menuju dinding panggul, yang menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium. Didalamnya ditemukan urat syaraf, saluran limfe, arteri dan vena ovaritra. 4) Ligamentum kardinale machenrod adalah mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari servix setinggi osteum uteri interiummenuju panggul. Menghalangi penggerakan uterus kekanan dan kiri, dan tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus. Didalamnya ditemukan vena dan arteria uterina.
  • 33. 33 5) Ligamentum sacro uterinum merupakan penebalan dari ligamentum cardinale meuju os sacrum mengelilingi rectum, agar uterus tidak banyak bergerak. 6) Ligamentum vesica uterinum berjalan dari uterus menuju kandung kemih, merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan partus. b. Miometrium (lapisan otot) merupakan lapisan otot polos uterus. Otot ini akan tersusun menyerupai jala rapat, pada sela jala terdapat pembuluh darah uterus. Bila otot ini berkontraksi maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan menimbulkan nyeri sehingga mendorong keluar isi uterus saat persalinan. Lapisan otot terdiri dari : 1) Lapisan luar seperti kap melengkung dari fundus uteri menuju ligamentum. 2) Lapisan tengah terletak diantara kedua lapisan tersebut membuat lapisan tebal anyaman serabut rahim yang ditembus pembuluh-pembuluh darah arteri dan vena. Lengkung serabut otot ini membuat angka 8 sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit, sehingga perdarahan dapat terhenti. Makin ke serviks lapisan otot rahim makin berkurang dan jaringan ikat bertambah. 3) Lapisan dalam merupakan serabut otot yang berfungsi sebagai spingter terletak pada ostium internum sampai ostium uteri eksternum. c. Endometrium dibentuk oleh epitel torak yang banyak mengandung kelenjar mukosa, tebalnya ± 1 cm. Dilapisan ini banyak terdapat pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium, yang dapat menghasilkan sekret alkalis yang membasahi kavum uteri. Dinding endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Saat menstruasi, endometrium tebal, sehingga akan mengelupas bersama darah menstruasi. Saat terjadi nidasi endometrium berubah menjadi desidua. Pembuluh darah uterus : a. Arteri uterina (AU) merupakan cabang dari arteri hipograstika melalui ligamentum latum sampai ke uterus setinggi ostium uteri internum. Arteri uterina bercabang 2 yaitu arteri uterina asenden yang menuju korpus uteri sepanjang dinding lateral dan memberi cabang menuju uterus dan dasar endometrium dapat membuat arteri spiralis uteri. Dibagian atas mengadakan anatomiosis dengan arteri ovarica. b. Arteri ovarica (AO) memeberi darah ke tuba dan ovarium serta fundus melalui ramus tubarius dan ramus ovarica. Arteri ovarica merupakan cabang dari aorta menuju uterus melalui ligamentum infudibulopelvikum memberikan darah pada tuba, ovarium dan fundus. Vena masuk ke vena kava inferior kecuali vena ovarika kiri menuju vena renalis. Kontraksi dinding uterus adalah saraf otonom. Invervasi uterus terdiri atas saraf simpatik dan sebagian saraf parasimpatik dan cerebrospinal, yang berada dalam rongga panggul kanan dan kiri os sacrum, dari saraf sakral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankerhauser. Sedang simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus, akhirnya ke pleksus frankenhuser yang terletak pada pertemuan ligamentum sacrouterinum. Rangsangan pada ganglion dapat mempengaruhi his dan terjadinya refleks mengedan. Saraf pusat hanya untuk mengkoordinir kontraksi otot rahim. 3. Tuba Vallopii berfungsi yaitu sebagai tempat terjadi konsepsi an tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi dan terdiri atas :
  • 34. 34 a. Pars interstisialis tuba (intramuralis) terdapat di dinding uterus mulai dari ostium uteri internum tuba. b. Pars isthmika tuba bagian medial tuba yang merupakan bagian yang sempit c. Pars ampularis tuba bagian yang paling lebar berbentuk S, tempat konsepsi d. Pars infudibulo tuba, bagia tuba yang terbuka ke arah abdomen, memiliki fimbrie, gunanya menangkap telur saat ovulasi 4. Ovarium ada 2 buah dikiri dan kanan. Ovarium ke arah uterus tergantung pada ligamentum infudibulopelvikum dan melekat pada ligamentum melalui mesovaruim. Disini terdapat pembuluh darah yaitu arteri ovarika dan vena ovarika. Panjang ovarium 4 cm, lebar dan tebalnya 1,5 cm. Ovarium dibedakan atas permukaan medial menghadap kearah kavum douglasi dan permukaan lateral, ujung atas berdekatan dengan tuba dan ujung bawah dengan uterus dan pinggir yang menghadap kedepan melekat pada bilik ligamentum latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap kebelakang. Ovarium terdiri dari : a. Bagian kortex, diliputi oleh epitel germinativum yang berbentuk kubik mengandung folikel primodial, fase menuju folikel de graff, terdapat korpus luteum dan korpus albicans juga menghasilkan hormon b. Medula ovarii, terdapat didalamnya stroma dengan pmbuluh darah dan limfe, saraf dan sedikit otot polos. Pada wanita pubertas, ovarium akan membesar, pembuluh darahnya banyak, sehingga ukuran beberapa folikel bertambah. Setiap folikel yang membesar akan ke pinggir dan menonjol keluar. Jika sudah matang, dinding ovarium dirobek ovum, peristiwa ini disebut ovulasi. Sebelum folikel de graff matang berisi : a. ovum, diameter 0,1 mm mempunyai nukleus dan nukleolus serta kromatin b. Stratum granulosum yang terdiri atas sel–sel granulosa, perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya rongga berisi likuor follikuli, sel lebih kecil c. Teka interna, lapisan yang melingkari stratum granulosum, sel lebih kecil lagi d. Teka eksterna terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak Setelah ovulasi, telur keluar untuk dibuahi atau dikeluarkan dan pada saat menstruasi, sedangkan yang sisa berubah menjadi korpus luteum, jika hamil disebut korpus luteum graviditatum, jika tidak berubah menjadi korpus albicans yang akhirnya berubah jadi atretis. Anatomi panggul Panggul terdiri atas bagian keras yang dibentuk oleh tulang dan bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamentum. Kalau dalam ilmu kebidanan kita bicara tentang panggul maka yang dimaksud ialah panggul kecil. Tulang panggul terdiri atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang pangkal paha (ossa coxae), 1 tulang kelangkang (os sacrum) dan 1 tulang tungging (os coccyges). 1. Tulang pangkal paha terdiri atas 3 buah tulang a. Tulang usus (os illium) merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian Saat lahir jumlah folikel primodial perempuan 750.000 6-15 tahun 439.000 16-25 tahun 159.000 26-35 tahun 59.000 35-45 tahun 34.000 Menopouse menghilang
  • 35. 35 atas dan belakang dari panggul b. Tulang duduk (os ischium) terdapat sebelah bawah dari tulang usus. Pinggir belakang berduri ialah spina ischiadica. c. Tulang kemaluan (os pubis) terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus. Perhubungan tulang pangkal paha a. Dari permukaan belakang tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum sacro iliaea posterior dan dari permukaan depan tulang kelangkang ke tulang usus disebut ligamentum sacro iliaca anterior, ligamentum ilio lumbalis, ligamentum sacro iliaca interossea b. Dari tulang kelangkang ke spina ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum c. Dari tulang kelangkang ke tuber ischiadica ialah ligamentum sacro tuberosum d. Tulang pangkal paha kiri dan kanan dihubungkan oieh symphysis pubis 2. Tulang kelangkang Tulang kelangkang berbentuk segitiga, melebar diatas dan meruncing kebawah. Tulang kelangkang terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha. Tulang ini terdiri dari lima ruas tulang yang senyawa. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping kesamping. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang yang disebut foramina sacralia anteriora. Di garis tengahnya terdapat deretan cuat-cuat duri ialah crista sacralis. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol kedepan dan disebut promontorim. Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantaraan articulation sacro iliaca dan kebawah dengan tulang tungging. 3. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas yang bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit kebelakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Untuk lebih mengerti bentuk dari panggul kecil dan untuk menentukan tempat bagian depan anak dalam panggul, maka telah ditentukan 4 bidang : 1. Pintu atas panggul (PAP) Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulat oval. Batas-batasnya adalah Promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir atas symphysis. Biasanya-ukuran ditentukan dari PAP adalah a. Ukuran muka belakang ialah dari promontorium ke pinggir atas symphysis, terkenal dengan nama conjugata vera, ukurannya 11 cm. 1) Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah symphysis) 2) Conjugata diagonalis ini dapat diukur dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam. 1 ½ - 2 cm (CV = CD – 1 ½) b. Ukuran melintang adalah ukuran terbesar antara linea innominata diambil tegak lurus pada conjungtiva vera (Indonesia 12,5 cm, Eropa 13,5 cm) c. Ukuran serong adalah dari articufatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan pangguf yang bertentangan (13 cm) 2. Bidang luas panggul Adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang terbesar. Bidang ini terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral 11 dan fit. Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.
  • 36. 36 3. Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul) adalah bidang dengan ukuran-ukuran yang terkecil. Bidang ini terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spinae ischiadicae dan memotong sacrum + 1 - 2 cm, diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm dan diameter sagittalis posterior ialah dari sacrum ke pertengahan antara spinae ischiadicae 5 cm. 4. Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul biasanya ditentukan 3 ukuran a. Ukuran muka belakang yaitu dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5cm) 2) b. Ukuran melintang ialah ukuran antara tuber ischiadicum kid dan kanan sebelah dalam (10,5 cm) c. Diameter sagittalis posterior yaitu dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5 cm). Bidang hodge adalah untuk menentukan berapa jauhnya bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul: a. H l ialah sama dengan pintu atas panggul b. H II Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis c. H III Sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae d. H IV Sejajar dengan H I melalui ujung os coccyges Bagian lunak dari panggul disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari dalam keluar terdiri atas : 1. Muscular levator ani yang agak kebelakang letaknya dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Muscular levator ani kiri kanan sebetulnya terdiri atas 3 bagian dari depan kebelakang dapat dikenal : a. Muscular Pubo cocygeus dari os pubis ke septum anococcygeum b. Muscular ilio coccygeus dari arcus tendineus m. fevator ani ke os coccyges dan septum anococcygeum c. Muscular (ischio) coccygeus dari spina ischiadica kepinggir sacrum dan os coccyges. 2. Antara muscular pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. Diafragma pelvis ini menahan genitalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak atau lemah misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut, mungkin genitalia interna turun (prolaps) Daerah perineum merupakan bagian permukan dari pintu bawah panggul. Terdiri dari 2 bagian : 1. Regio analis disebelah belakang disini terdapat muscular sphincter ani externus yang mengelilingi anus 2. Regio urogenitalis disini terdapat muscular bulbo cavernosus, yang mengelilingi vulva, muscular ischio cavernosus dan muscular transversus perinei superficialis. Ukuran-ukuran panggul dapat diperoleh secara klinis atau secara rontgenologis. 1. Pengukuran secara klinis a. Pintu atas panggul (PAP)
  • 37. 37 Dari ukuran-ukuran pintu atas panggul conjugate vera (CV) adalah ukuran yang.terpenting dan satu-satunya ukuran yang dapat diukur secara indirect ialah dengan mengurangi conjugata diagonalis (CD) dengan 1,5-2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasi symphysis. Cara menqukur conjuqata diaqonalis : 1) Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan keatas sampai dapat meraba promontorium. 2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri Promontorium ini hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan da1am pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tak tercapai, tapi ini menandakan bahwa CV cukup besar Selain dengan pengukuran CD kita juga dapat mengetahui secara klinis bahwa pap mencukupi kalau kepala anak dengan ukuran terbesamya sudah melewati pintu atas panggul. Ini dapat diketahui dengan : 1) Pemeriksaan luar .Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati pap maka hanya bagian kecil saja dari kepala yang dapat diraba dari luar diatas symphysis. Kedua tangan yang diletakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent. 2) Pemeriksaan dalam adalah bagian terendah kepala sampai spina ischiadica atau lebih rendah. Hasil pemeriksaan dalam harus selalu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan luar. b. Bidang tengah panggul adalah ukuran-ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan memerlukan pengukuran secara rontgenologis c. Pintu bawah panggul adalah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior dan anterior dapat diukur dengan pelvimeter dari Thoms. Ukuran yang lebih besar dari 8 cm, dianggap mencukupi. Karena perngukuran diameter transversa kurang tepat, maka dianjurkan untuk memperhatikan bentuk arcus pubis yang hendaknya merupakan sudut yaqg tumpul d. Ukuran-ukuran luar. Di klinik tak ditentukan lagi, karena ada cara-cara yang lebih tepat dan teliti. Ukuran luar yang terpenting ialah : 1) Distantia spinarum adalah jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Indonesia 23, Eropa 26) 2) Distantia cristarum adalah jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Indonesia 26, Eropa 29) 3) Conjugata externa (Baudeloque) adalah jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung procesus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Indonesia 18, Eropa 20) 4) Ukuran lingkar panggul adalah dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat-tempat yang sama dipihak yang lain (Indonesia 80, Eropa 90). Ukuran-ukuran luar ditentukan dengan jangka panggul kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur. e. Pemeriksaan dalam, untuk menentukan ukuran dan bentuk panggul yang harus diperiksa ialah 1) Apakah promontorium teraba atau tidak. Bila teraba berapa CD-nya 2) Apakah tak ada tumor (exostose) pada permukaan belakang symphysis. 3) Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau sebagian. 4) Apakah sidewalls (dinding samping) lurus, convergent atau divergent. 5) Apakah kedua spina ischiadica menonjol atau tidak 6) Apakah os sacrum mempunyai inklinasi kedepan atau kebelakang 7) Apakah sudut arcus pubis cukup luas atau tidak
  • 38. 38 f. Pengukuran rontgenologis Keuntungan dari pengukuran panggul dengan sinar rontgen ialah 1) Dapat mengambil ukuran-ukuran yang tak dapat ditentukan secara klinis 2) Selain daripada memberikan ukuran-ukuran panggul juga memperlihatkan pada kita bentuk panggul 3) Dapat menentukan apakah ukuran terbesar kepala sudah melampaui pap Bentuk Panggul menurut CALDWELL-MOLOY mengemukakan 4 bentuk dasar panggul sebagai berikut : a. Panggul gynecoid 1) Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita 2) Diameter sagittalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagittalis anterior 3) Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat dan luas. 4) Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter antero posterior hingga bentuk pap mendekati bentuk lingkaran (bulat). 5) Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter spinalis 10 cm atau lebih 6) Incisura ischiadica major bulat 7) Saprum sejajar dengan symphysis dengan konkavitas yang normal 8) Arcus pubis luas b. Panggul android 1) Diameter sagittalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagittalis anterior. 2) Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang runcing dengan pinggir samping segmen anterior 3) Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga 4) Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus pubis sempit 5) Incisura ischiadica sempit dan dalam 6) Sacrum letaknya kedepan, hingga diameter antero posterior sempit pada PAP. maupun PBP 7) Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol kedepan c. Panggul anthropoid 1) Diameter antero posterior dari pap lebih besar dari diameter transversa hingga bentuk pap lonjong kedepan 2) Bentuk segmen anterior sempit dan runcing 3) Incisura ischiadica major luas 4) Dinding samping convergent, sacrum letaknya agak kebefakang, hingga ukuran antero posterior besar pada semua bidang panggul 5) Saprum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari panggul- panggul lain. d. Panggul platypelloid 1) Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak, diameter antero posterior kecil, diameter transversa biasa 2) Segmen anterior lebar 3) Sacrum melengkung 4) Incisura ischiadica leb
  • 39. 39 Siklus hormonal Ciri-ciri manusia menuju kedewasaan adalah adanya perubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kedewasaan. Pada saat pubertas (10-14 tahun) maka pada wanita akan timbul menstruasi dan perubahan sekunder lain ditubuhnya. Kejadian penting pubertas yaitu keluarnya hid pertama disebut menarche, pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan. Kejadian menarche dan menstruasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempunyai sistem tersendiri yaitu : 1. Sistem susunan saraf pusat dengan panca indra nya 2. Sistem hormonal : aksi hipotelamus – hipofisis – ovarial 3. Perubahan yang terjadi pada ovarium 4. Perubahan yang terjadi pada uterus sebagai organ akhir 5. Rangsangan estrogen dan progesteron pada pance indra, langsung pada hipotalamus dan melalui perubahan emosi. Sistem saraf pusat Pada umur pubertas, rangsangan yang dahulu terhambat oleh nukleus amigdale (sebagai inhibitor pubertas), perlahan–lahan menuju hipotlamus yang akak memberikan ransangan pada hipofise pars anterior sebagai mother of gland. Semakin dewasa siwanita maka pengaruh emosi dan ransangan menuju hipotalamus semakin besar, sehingga mengeluarkan sekret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hipofisis. Hormon spesifiknya yaitu kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin, kelenjar indung telur yang menghasilkan progesteron dan estrogen, dan adrenal yang menghasilkan adrenalin. Aksi hipotalamus–hipofise-ovarial, Hambatan melalui nukleus amigdale danemosi menuju hipotelamus berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neurohormonal melalui sistem portal guna mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH yang selanjutnya mempengaruhi ovarium. Sistem hipotalamus– hipofise-ovarium adalah satu kesatuan. Untuk terjadinya ovulasi, folikel akan berkembang dari folikel primer, sekunder dan terakhir menjadi folikel tersier (folikel de Graff). Untuk pertumbuhan dan pematangan folikel, serta untuk tejadinya ovulasi, diperlukan hormon FSH dan LH. Dari hipotalamus dikeluarkan hormon pelepas GnRH. Hormon GnRH merangsang sintesis maupun sekresi FSH dan LH di hipofisis. GnRH dikeluarkan tidak secara terus menerus, melainkan secara pulsatif, yaitu setiap 90 menit sekali. Melalui aliran darah, FSH dan LH sampai ke ovarium untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel, ovulasi, pembentukan korpus luteum serta sintesis estrogen dan progesterone. Hormon FSH memicu pematangan folikel sampai perkembangan menjadi folikel de Graff. Bersamaan dengan pematangan tersebut terjadi pula peningkatan sintesis estrogen, dan estrogen yang tinggi ini merangsang pengeluran LH, yang pada lukisan grafik dikenal sebagai puncak LH, dan puncak ini terjadi 16-20 jam sebelum pecahnya folikel. LH inilah yang menyebabkan terjadinya ovulasi. Jadi, puncak LH terjadi akibat adanya rangsangan hormon estradiol terhadap hipofisis. Disini terlihat bahwa untuk terjadinya ovulasi diperlukan gonadotropin dan estrogen. Ovulasi baru dapat terjadi bila cairan folikel tersebut mengandung kadar estrogen yang tinggi. Sinyal untuk terjadinya ovulasi justru datangnya dari folikel itu sendiri dengan adanya rangsangan estrogen terhadap hipofisis. FSH memicu proses aromatisasi androgen menjadi estrogen melalui enzim aromatase. Jadi, gonadotropin tidak berperan secara langsung terhadap pecahnya folikel. Gonadotropin hanya memicu proses pembentukan estrogen, dan estrogen inilah yang kelak menentukan perlunya ovulasi atau tidak. Bila memang perlu, estrogen akan memberikan lampu hijau kepada hipofisis untuk segera mengeluarkan LH. Dalam proses terjadinya ovulasi, kadar FSH tidak boleh terlalu rendah dan kadar LH tidak boleh terlalu tinggi. Tumbuh akan matinya folikel sangat bergantung pada rasio FSH/LH di dalam folikel itu sendiri. Jika FSH>LH, folikel dapat terus tumbuh, karena FSH dapat mengubah androgen
  • 40. 40 menjadi estrogen melalui enzim aromatase. Jika FSH<LH, folikel menjadi atresia. FSH yang rendah tidak dapat mengubah androgen menjadi estrogen, dan tentu dengan sendirinya kadar androgen dalam cairan folikel meningkat. Jika LH>FSH, maka LH yang tinggi ini akan memicu sintesis androgen di sel-sel teka, sehingga ditemukan kadar androgen yang relatif tinggi di dalam cairan folikel. Androgen yang tinggi ini akan menghambat pematangan folikel yang pada akhirnya menyebabkan folikel menjadi mati. Tiga hari setelah ovulasi, terbentuklah organ endokrin baru yang dikenal dengan sebutan benda kuning atau korpus luteum. Warnanya kelihatan kuning karena banyak mengandung karoten. Korpus luteum merupakan organ tempat sintesis progesteron. Sintesis progesteron ini dipicu oleh LH. Pembentukan progesteron mencapai puncaknya pada hari ke-22 sampai dengan hari ke-23 siklus haid. Progesteron memiliki efek dramatik pada aktivitas sekretorik kelenjar endometrium. Pada fase sekretorik, efek progesteron bersifat dominan walaupun estrogen masih disekresikan dari korpus luteum. Arteri spiral melanjutkan pertumbuhan mereka dan menjadi semakin mencolok dan bergelung-gelung karena tinggi atau ketebalan endometrium tidak berubah. Kelenjar endometrium mengalami dilatasi dan berkelok-kelok serta mengandung sekresi yang kaya akan protein, glikogen, gula, asam amino, mucus, dan enzim. Produk sekretorik ini penting untuk kelangsungan hidup dan nutrisi zigot dan blastokista sebelum implatansi. Kegagalan konsepsi menyebabkan korpus luteum lenyap dan produksi hormone steroid menurun. Pada hari ke 7 pasca ovulasi, proses sekretorik terhenti dan kelenjar kehabisan sekresi dan mengalami regresi. Proses sekresi basal gonadotropin ini dipengaruhi oleh beberapa macam proses: 1. Episode sekresi (Episodic secretadon) Pada pria dan wanita, proses sekresi LH dan FSH bersifat periodik, dimana terjadinya secara bertahap dan pengeluarannya dikontrol oleh GnRH . 2. Umpan balik positif (Positive feedback) Pada wanita selama siklus menstruasi estrogen memberikan umpan balik positif pada kadar GnRH untuk mensekresi LH dan FSH dan peningkatan kadar estrogen selama fase folikular merupakan stimulus dari LH dan FSH setelah pertengahan siklus, sehingga ovum menjadi matang dan terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi hari ke 10-12 pada siklus ovulasi setelah puncak kadar LH dan 24-36 jam setelah puncak 3 estradiol. Setelah hari ke-14 korpus luteurn akan mengalami involusi karena disebabkan oleh penurunan estradiol dan progesteron sehingga terjadi proses menstruasi.(Aron,1997) 3. Umpan balik negatif (Negative Feedback) Proses umpan balik ini memberi dampak pada sekresi gonadotropin. Pada wanita terjadinya kegagalan pernbentukan gonad primer dan proses menopause disebabkan karena peningkatan kadar LH dan FSH yang dapat ditekan oleh terapi estrogen dalam jangka waktu yang lama. Gambar 2.2.3 Siklus Menstruasi Gambar 2-1. Siklus Hormonal Sumber: www.klikdokter.com
  • 41. 41 Gambar 2-1. Siklus Hormonal Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche yang paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi kedewasaan dan perkembangan hormon pada gadis itu sendiri. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai menarche berlangsung sampai usia kira-kira 45 tahun hingga terjadinya masa menopause. Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal 1 mulainya menstruasi yang lalu dengan menstruasi berikutnya. Hari mulai perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi panjang siklus ini cukup bervariasi. Siklus menstruasi pada umumnya 26-32 hari dan rata-rata 97% wanita yang berovulasi siklusnya 18-42 hari atau disebut haid ovulator. Sedangkan siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berovulasi. Lama menstruasi biasanya 3-5 hari atau 1-2 hari diikti perdarahan yang sedikit-sedikit, tetapi ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama menstruasi tetap. Jumlah darah yang keluar lebih dari 80 cc dianggap patologi (Wiknjosastro, 2002). Ada beberapa fase endometruasi dalam siklus menstruasi, menurut wiknjosastro (2005) ada 4 fase menstruasi yaitu sebagai berikut : a. Fase menstruasi atau deskuamasi Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan pendarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggaldisebut stratum basale, fase ini berlangsung selam 4 hari. Darah yang dikeluarkan tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan darah. Tetapi bila ada yang ketuaan terlalu banyak maka fermen tidak mencukupi sehingga akan timbul bekuan-bekuan dalam darah menstruasi. b. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel – sel epitel endometrium. Pada fase ini tebal endometrium sekitar 0,5 mm. Fase sudah dimulai saat terjadi fase menstruasi dan berlangsung selama 4 hari. c. Fase menstruasi atau proliferasi Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lainnya. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 setelah hari pertama menstruasi. Fase proliferasi dapat dibagi 3 subfase yaitu: 1) Fase proliferasi dini ; berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini dapat dikenal dengan dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar-kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi, sel-sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sedian masihmenunjukan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan-perubahan infolusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat bagian yang menunjukan aktivitas mitosis, sel-selnya berbentuk bintang dan dengan tonjolan-tonjolan anastomosis. Nucleus sel stroma relatif besar sebab sitoplasma relatif sedikit. 2) Fase Proliferasi madya ; fase ini berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbenuk torak dan tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan berfariasi.
  • 42. 42 3) Fase Proliferasi akhir ; fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari ke 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti kenjer epitel membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat. d. Fase menstruasi atau sekresi Pada fase ini endometrium tebalnya tetap tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glikogen dan kapur yang akan diperlukan seebagai makanan telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima telur. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum) yang hanya dapat ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar- kelenjar lapisan bawah (stratum basale). Konsepsi Ovum Pada saat seorang anak lahir, korteks ovarii, megandung kira – kira 200.000 folikel primodial, masing – masing folikel, mengandung sel-sel kelamin primodial. Sejumlah folikel berusaha menjadi masak sebelum pubertas, tetapi biasanya tidak semua yang berhasil. Dengan mulainya pubertas, beberapa folikel berusaha menjadi matang, satu folikel lebih berhasil dari folikel lain dan terisi cairan mencapai diameter 10 mm dan kemudian muncul kepermukaan ovarium (folikel degraff). Folikel ini mempunyai pembungkus/cangkang yang di tinggalkan oleh folikel de graff yang ruptur disebut korpus luteum. Korpus luteum ini akan terisi oleh jendelan darah yang kemudian terjadi fibrosis (corpus albicans). Setelah 10 hari korpus luteum akan berganti membesar dan mulai membentuk jaringan parut, terjadi peningkatan jumlah jaringan parut pada setiap ovulasi, sehingga pada waktu menopouse permukaan ovarium akan penuh dengan jaringan otot. Sperma Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis paling tidak, 1 hari setelah reproduksi. Spermatogonia ini diberi nutrisi oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. a. Spermatosit primer mengandung kromosom dengan jumlah diploid pada inti sel nya dan mengalami mitosis (pembelahan reduksi dan pertukaran bahan genetik) satu spermatosit akan menghasilkan 2 sel anak yaitu spermatosit sekunder. b. Spermatosit sekunder adalah sel-sel sekunder yang haploid mengalami pembelahan kedua untuk menyusun kembali bahan genetik. Pengaruh LH sangat diperlukan untuk perkembangan berikutnya. c. Spermatid adalah sel yang dihasilkan dengan pembelahan ke 2. Bagian yang terbesar pada spermatid yang mengandung inti (nukleus) menjadi kepala (caput). Spermatozoa yang masak terdiri dari : 1) Kepala, tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutupi oleh akrosom enzim hialorudinase yang mempermudah fertilisasi ovum 2) Leher (erviks) yang menghubungkan kepala dengan badan. 3) Ekor (cauda) yang geraknya mendorong spermatozoa masuk kedalam fasdeferens dan ductus ejakulatorius. Jumlah rata-rat pada ejakulasi 3,5 ml, tapi kisaran normalnya 2-6 ml. Kepadatan rata-rata 60-150.000.000 spermatozoa /ml. Cairan semen dari jumlah ini 75 % dapat bergerak dan 20-25 % sedikit banyak mengalami kecacatan (mal formasi).
  • 43. 43 Kecepatan gerak bervariasi, rata-rata kecepatan geraknya 2-3 mm/menit, tapi dapat lambat 0,5 mm/menit pada sekresi vagina yang asam. Jalannya spermatozoa dari Tubulus seminiferus masuk ke epididimis sehingga membentuk duktus ejakulatorius masuk ke prostat dan ejakulasi masuk ke vagina dan berjalan ke cerviks dan uterus lalu ke tuba vallopii dan terjadi fertilisasi. 1. Implantasi Ovulasi Ovulasi yaitu pelepasan ovum yang dipengaruhi hormon yang kompleks dari ovarium. Ovum terlepas ke tuba. Ovum mempunyai waktu 2x 24 jam, jika tidak ada pembuahan maka ia akan ikut luruh bersama dengan darahnya menstruasi. Masa subur seorang wanita adalah 20-35 tahun dan hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan. Setelah folikel primordial berubah menjadi folikel de graff karena pengaruh FSH, permukaan ovarium mengalami penipisan/devaskularisasi akibat desakan folikel de graff. Setelah pertumbuhan folikel de graff ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovari, gerak sel rambut lumen makin tinggi dan peristaltik tuba makin aktif deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi ovulasi. Proses fimbrie menangkap ovum di sebut ovum pick up mechanism. Inseminasi Yaitu ekspulsi semen dari uretra pria ke vagima wanita. Dengan bantuan ekornya dan bantuan kontraksi muskular yang mengelilinginya. Sperma bergerak ke uterus dan tuba vallopii dengan kecepatan 1 kaki / jam. Pertama kali koitus sperma mengeluarkan 3 cc semen yang mengandung 100-120 juta tiap cc semen. Hanya sekitar 50 juta sperma membutuhkan cukup sekret enzim hialorudinase untuk menembus korona radiata. Hanya 1000-3000 sperma yang berhasil melintasi tuba mendekati ovum. Konsepsi Ovum mempunyai waktu hanya 48 jam setelah itu ia mati. Sedangkan spema mempunyai waktu 72 jam, setelah itu ia mati. Setelah sperma bertemu dengan ovum, maka ia akan menembus orona radiata dan zona pelusida ovum dengan memancarkan enzim hialorudinase. Melalui stomata, sperma memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa mesuk ke ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar dan kepalanya membesar untuk membentuk pro nukleus laki-laki. Sedangkan pronukleus wanita dibentuk oleh nukleus wanita. Setelah sperma masuk permukaan ovum segera berubah dan tertutup bagi setiap sperma lain. Hal ini mencegah abnormalitas jumlah kromosom. Kedua nukleus kali-kali dan wanita masing – masing 23 kromosomnya, bersatu membuat sel pertama, yang kemudian membelah menjadi jutaan. Setiap sel ini mengandung 46 kromosom. Sel yang pertama disebut zigot. Konsepsi terjadi di tuba. Nidasi Energi pembelahan diperoleh dari vitellus. Setelah bergulir ke uterus, zona pellusida blastula terlepas kemudian bersiap untuk nidasi di endometrium. Dinding balstula (tropoblas) menghancurkan sebagian endometrium dengan enzim proteolitik untuk menanamkan diri dan memberi makan ovum. Bila ovum telah implantasi, endometrium tidak lagi mengalami degenerasi dan tidak dikeluarkan dengan menstruasi. Sehingga gantinya terjadi perubahan hormonal secepatnya yang menybabkan sekesi progesteron tetap tinggi. Nidasi terjadi dalam selaput lendir yang ada dalam sekresi, biasanya normal di fundus uteri posterior. Karena pengaruh hormon dari trofoblas, endometrium menjadi tebal, selnya menjadi besar dan pembuluh darah melebar. Endometrium berubah menjadi desidua. 5. Pertumbuhan dan Perkembangan hasil konsepsi Pertumbuhan dan perkembangan embrio
  • 44. 44 a. Minggu 0,1,2 Pertumbuhan dan perkembangan embrio dimulai dari saat terjadinya fertilisasi serta penggabubgan pronuklei sel sperma dan ovum. Fusi ini menghasilkan zygote. Jenis kelamin ditentukan oleh gamet laki-laki. Dengan fusi tersebut, kombinasi XX akan berkembang menjadi jenis kelamin perempuan. Kombinasi XY akan berkembang menjadi jenis kelamin laki-laki. Zygote akan membelah diri dalam kelipatan 2,4,6,8,......dst yang disebut morula. Dalam morula akan terbentuk suatu rongga yang disebut exocelloom, sehingga morola terbagi dalam 2 jenis yaitu sel yang terletak disebelah luar disebut trofoblast, berfungsi mencari makanan untuk telur dan sel yang terletak disebelah dalam disebut nodus embrionale sebagai cikal bakal bayi kelak. Pada tingkat ini telur disebut blastocyt yang akan menanamkan diri ke endometrium. b. Minggu ke 3,4,5 Steak primitif yang timbul dari cakram embrionale akan lenyap. Akhir dari minggu ini ke 3 ini akan terbentuk kerangka kepala, tubuh, muskulatur serta sebagian kulit. Jantung biasanya berdetak pada permulaan minggu ke 4. Akhir minggu ke 4 telah terbentuk bakal telinga (otic pit), lengan (tunas lengan), kaki (tunas kaki), struktur wajah dan leher (empat lengkung brachial pertama). Ukuran emrio kurang dari 0,64 cm. Pertumbuhan otak yang cepat menyebabkan ukuran kepala jauh lebih besar dalam perbandingannya dengan bagian-bagian lain. Mata mulai berkembang dengan vesicle lensa, cangkioptik dan pigmen retina. c. Minggu ke 6,7 Terjadi pertumbuhan hidung, mulut serta langit-langit mulut. Lengan dan kaki akan mengalami perkembangan. Bagian tungkai akan terlihat jelas yaitu pergelangan, siku dan dengkul yang bertambah panjang serta jari tangan dan jari kaki sudah jelas terbentuk. Abdomen sudah menonjol dan perkembangan urogenital sudah dimulai. Daun telingan sudah terlihat jelas. Pada akhir minggu ke 7 embrio sudah memiliki karakteristik manusia yang jelas. Pada akhir minggu ke 7 ini juga merupakan akhir masa embrionik. d. Minggu ke 12 Usus sudah sepenuhnya berada dalam abdomen. Genitalia sudah menunjukkan karakteristik jenis kelamin. Anus sudah terbentuk, karakteristik wajah sudah menyerupai manusia. Janin sudah dapat menelan, membuat gerakan bernapas, kencing, menggerakkan bagian tertentu dari tungkainya, memicingkan mata dan mengerutkan dahi. Ukuran kepala ⅓ kali ukuran panjang kepala-bokong yaitu 56-61 mm. d. Minggu ke 13-16 Panjang badan janin 16 cm, berat lebih kurang 120 gr. Pertumbuhan kepala melambat, kelopak mata sudah menyatu, telinga naik keposisi yang lebih tinggi pada sisi kepala dan dagu sudah lebih jelas. Jenis kelamin juga sudah terlihat sangat jelas pada minggu ke 14. Pada minggu ke 16 tulang berkembang dengan cepat. e. Minggu ke 17-20 Panjang janin 18-27 cm, berat janin 280-300 gr. Kaki sudah mencapai ukuran penuh. Kuku kaki sudah mulai tumbuh. Kelopak mata tetap menyatu, janin dapat bergerak bebas dalam uterus. Ibu sudah dapat merasakan percepatan pertumbuhan janin. Pada akhir minggu ke 20 denyut jantung janin sudah dapat didengar. f. Minggu ke 21-24 Panjang janin 28-34 cm, berat janin 600 gr. Janin sudah sepenuhnya tertutup oleh lanugo. Alis, bulu mata dan rambut kepala sudah ada. Perbandingan kepala lebih besar dari bagian lainnya. Kulit berkerut, bening, berwarna merah tua sehingga memberikan kesan tua. g. Minggu ke 25-28 Panjang janin 35-38 cm, berat janin 600 gr. Rambut kepala bertambah panjang, gerakan menghisap bertambah kuat, mata mulai membuka dan menutup. Kuku jari tangan sudah mulai tampak. h. Minggu ke 29-32