Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian obesitas. Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat dan merupakan faktor risiko penyakit tidak menular lainnya. Dokumen ini menyajikan data terkini tentang obesitas di Indonesia dan dunia, serta menjelaskan strategi yang dapat dilakukan mulai dari tingkat individu, keluarga, hingga komunitas untuk mencegah dan mengendalikan obesitas.
2. Data WHO 2016:
≥ 1,9 milyar orang usia ≥ 18
tahun (39%) berat badan
berlebih
650 juta adalah obesitas
13% populasi orang dewasa
dunia (11% dari seluruh pria dan
15% dari seluruh wanita)
mengalami obesitas pada
Prevalensi obesitas di seluruh
dunia naik tiga kali lipat pada
tahun 2016 dibandingkan tahun
1975.
Tahun
2010
Tahun
2013
Tahun
2018
11,7%
15,4%
21,8%
Prevalensi Obesitas
Usia> 18 tahun
Tahun
2007
Tahun
2013
Tahun
2018
18.8
%
26.6
%
31%
Prevalensi Obesitas
sentral
Hasil The 2018 Congress on Obesity di
Vienna, Austria:
- 22% masyarakat dunia diprediksi
mengalami obesitas pada tahun 2045
- 1 dari 8 orang akan mengalami diabetes
tipe 2, naik 9% dibanding tahun 2017.
GAMBARAN OBESITAS
21.8
0
5
10
15
20
25
30
35
Nasional
Sulut
DKI
Jakarta
Kaltim
PapBar
Kepri
Kaltara
Sumut
Malut
Gorontalo
Aceh
Riau
Kep.
Babel
Bali
Jabar
Banten
Jatim
DIY
Sulteng
Papua
Maluku
Sumbar
Jateng
Bengkulu
Kalsel
Sultra
Sulbar
Sulsel
Kalteng
Jambi
Sumsel
Lampung
Kalbar
NTB
NTT
* RISKESDAS 2018 dkr
Prevalensi Obesitas Per Provinsi
Dunia
Indonesia
3. 3
OBESITAS
OBESITAS :
Adalah penumpukan lemak berlebihan yang
dapat mengganggu kesehatan akibat energi yang
masuk lebih besar dibanding energi yang
dikeluarkan
4,8 %
KONSUMSI
GULA
5 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi Gula
lebih dari 50 g/hari
Tertinggi di DI Yogyakarta (16,9 %)
52,7 %
KONSUMSI
GARAM
53 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi Garam
lebih dari 2000 mg/hari
Tertinggi di DKI Jakarta (65,4 %)
26,5 %
KONSUMSI
LEMAK
27 dari 100 orang Indonesia mengkonsumsi Lemak
lebih dari 67 g/hari
Tertinggi di DKI Jakarta (48,2 %)
Pengertian
Faktor Risiko
26.1
33.5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2013 2018
Proporsi Kurang
Aktivitas Fisik
93.5
95.5
92.5
93
93.5
94
94.5
95
95.5
96
2013 2018
Proporsi Kurang
Aktivitas Fisik
5. STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENGELOLAAN OBESITAS
Pengendalian FR PTM
Terintegrasi
Promosi Kesehatan
• Lingkungan Kondusif: KTR,
Sarana OR
• Gaya Hidup Sehat:
- Tidak Merokok
- Cukup Aktivitas Fisik
- Diet yg Sehat
• Deteksi Dini
• Tinjut dini /Konseling FR
• Rujukan
Penatalaksanaan Kasus
Obesitas yang Adekuat
Terapi Obesitas:
Diet
Exercise
Modifikasi Perilaku
Pendekatan Medis
Rujukan
Populasi sehat
Populasi Dengan
Obesitas
POSBINDU PTM
(Masyarakat/institusi/Kampus/LSM/Dunia
Usaha
YAN PTM DI FASYANDAS
GERAKAN LAWAN OBESITAS (G E N T A S)
5
6. 6
CEK KESEHATAN
SECARA
BERKALA:
TEKANAN DARAH
GULA DARAH
INDEKS MASSA
TUBUH/LINGKAR
PERUT
Pola Makan Sehat
& Seimbang
Pengendalian
Asupan Gula,
Garam Dan
Lemak
Minimal 30
Menit/Hari
Setara 10.000
Langkah/Hari
Car Free Day
MANAJEMEN OBESITAS
7. 7
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
Mengajak anggota
keluarga untuk
melakukan deteksi dini
secara rutin, contoh
melakukan pengukuran
BB, TB dan lingkar perut
setiap bulan tepat pada
tanggal kelahiran setiap
anggota keluarga
1. Menyelenggarakan
Posbindu,
2. Menyelenggarakan
Pelatihan Kader.
3. Menyediakan media
KIE kesehatan
4. Kebijakan setiap
komunitas kampus
wajib melakukan
deteksi dini secara rutin
1. Lakukan deteksi dini
secara berkala, yaitu:
BB, TB, Lingkar
Perut, Tekanan
Darah 1x/bln,
Gula Darah sewaktu
min 1x/th
2. Perhatikan keluhan,
tanda dan gejala
penyakit segera
konsultasikan ke
tenaga kesehatan
DETEKSI DINI
8. PENGATURAN PERILAKU MAKAN
8
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1. Membudayakan
pola makan
sesuai dengan
pola Makan
Sehat dan Gizi
Seimbang
2. Mengendalikan
asupan lemak,
gula dan garam
3. meningkatkan
konsumsi buah
dan sayuran
1. Mengatur pola
makan sesuai
dengan pola
Makan Sehat
dan Gizi
Seimbang
2. Mengendalikan
asupan lemak,
gula dan garam
3. meningkatkan
konsumsi buah
dan sayuran
1. Menerapkan kebijakan
menu makanan sehat di
setiap acara Kampus.
2. Menerapkan kantin sehat
dengan:
a. memastikan
ketersediaan pilihan
makanan sehat dengan
harga yang terjangkau
b. membatasi penjualan
makanan tinggi gula,
garam dan lemak,
9. 20
INDIVIDU
1. Penerapan Aturan-
aturan:
a. Olahraga Bersama
Setiap Jumat
b. Bebas Kendaraan di
area kampus
c. Adanya trotoar untuk
pejalan kaki
d. Mempergunakan
tangga sampai lantai 3
2. Tersedianya fasilitas
kebugaran
3. Tersedianya konselor
aktifitas fisik/olahraga
4. memastikan bahwa
pilihan yang sehat dan
bergizi tersedia dan
terjangkau bagi semua
konsumen;
KELUARGA
1.Melakukan aktivitas
fisik rutin minimal
30 menit sehari
(150 menit dalam
seminggu)
2.Aktivitas fisik rutin
dan intensitas
sedang per minggu
1. Membudayakan
aktifitas fisik
bersama minimal
1x seminggu
2. Membagi
pekerjaan
rumahtangga
kepada semua
anggota keluarga
KOMUNITAS
PENGATURAN AKTIVITAS FISIK
10. ABC PERUBAHAN PERILAKU
Tidak merokok
pola makan sehat
AKTIFITAS dan LATIHAN
FISIK
JALAN KAKI, bersepeda
Adaptasi perilaku hidup
sehat
✖️ MEROKOK
✖️ BANYAK GUNAKAN MOBIL, MOTOR
✖️ MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)
✖️ MALAS GERAK (SEDENTARY LIFESTYLE)
Biasakan seimbang
Cek berat
badanmu
Asupan
makanan
Good
Habit
Aktifitas
fisik
Bad
Habit
11. PENGELOLAAN PENCEGAHAN OBESITAS DI
FKTP
PENGATURAN
AKTIVITAS
DAN LATIHAN
FISIK
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama WAJIB melakukan tatalaksana obesitas
sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktek
Klinis bagi Dokter di FKTP dengan
Kompetensi 4A dimana seorang dokter di FKTP harus mampu membuat
diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan obesitas secara mandiri
dan tuntas.
PENGATURAN
WAKTU TIDUR
PENGATURAN
PERILAKU
MENGELOLA
STRESS
PENGATURAN
POLA MAKAN
12. PENUTUP
GENTAS merupakan bagian dari implementasi GERMAS perlu di
sosialisasikan agar bisa menjadi gaya hidup masyarakat.
Agar dapat berjalan optimal, pencegahan dan pengendalian
obesitas memerlukan kerjasama dari seluruh stakeholders terkait.
12
Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat, dan obesitas
merupakan pintu masuk PTM lainnya.
Pencegahan dan pengendalian obesitas perlu dilaksanakan
dengan suatu upaya yang sistematis pada seluruh tatanan
masyarakat baik di komunitas maupun di Institusi, melalui suatu
Gerakan lawan obesitas (GENTAS)
Data WHO tahun 2016 menunjukkan bahwa lebih dari 1,9 milyar orang usia ≥ 18 tahun (39%) mengalami berat badan berlabih dimana 650 juta diantaranya adalah obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% populasi orang dewasa dunia (11% dari seluruh pria dan 15% dari seluruh wanita) mengalami obesitas pada tahun 2016. Prevalensi obesitas di seluruh dunia naik hampir tiga kali lipat pada tahun 2016 dibandingkan tahun 1975.
Pada kegiatan The 2018 Congress on Obesity di Vienna, Austria, disampaikan hasil riset yang dilakukan oleh periset dari Novo Nordisk Research and Development dan Steno Diabetes Centre in Gentofte, serta University College London dengan menggunakan basis data WHO dan membagi populasi masing-masing negara ke dalam kelompok usia, bahwa hampir 22 persen masyarakat dunia diprediksi akan mengalami obesitas pada tahun 2045. Jumlah ini naik 14 persen dibanding tahun 2017. Kabar buruknya lagi, satu dari 8 orang akan mengalami diabetes tipe 2, alias naik sembilan persen dibanding tahun 2017.
Sejalan dengan situasi global, angka obesitas di Indonesia juga menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia > 18 tahun dari 11,7% di tahun 2010 naik menjadi 15,4% pada tahun 2013 lalu meningkat lagi menjadi 21,8% di tahun 2018. Riset ini juga menunjukkan bahwa DIY adalah salah satu Provinsi yang prevalensi obesitasnya lebih tinggi dari rerata Nasional.
Studi-studi tentang PTM yang telah dilakukan menyatakan bahwa obesitas merupakan pintu masuk terjadinya PTM, bahkan saat ini obesitas sdh dinyatakan sebagai penyakit.
Kemajuan teknologi dan meningkatnya tingkat penghidupan ternyata membawa dampak meningkatnya gaya hidup yang tidak sehat saat ini dimana orang menjadi malas atau kurang bergerak, mendapatkan makanan menjadi lebih gampang. Keadaan ini berimplikasi kepada kenaikan prevalensi obesitas.
Obesitas itu adalah penumpukan lemak berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan akibat energi yang masuk lebih besar dibanding energi yang dikeluarkan.
Intervensi dapat dilakukan baik pada populasi sehat untuk mencegah obesitas maupun PTM lainnya maupun intervensi yang dilakukan pada populasi dengan obesitas untuk tidak bertambah obesitas serta mereduksi sedapat mungkin faktor risiko
Hal awal yang perlu diketahui dalam pengendalian obesitas adalah cek kesehatan pada setiap individu untuk mengetahui status kesehatan masing-masing. Kemudian perlu untuk setiap individu mengatur perilaku makan sehat dan seimbang , asupan gula, gara dan lemak dalam makanan dan minumannya serta tetap mealkukan aktivitas fiisik minimal 30 menit setiap hari.
Berikut merupakan langkah-langkah deteksi dini yang dapat dilakukan individu, keluarga dan komunitas kampus. Setiap individu memiliki tanggung jawab pribadi untuk melakukan deteksi dini secara berkala serta memperhatikan kondisi kesehatannya masing-masing. Peran keluarga juga sangat berarti untuk membantu membudayakan deteksi dini anggota keluarganya. Komunitas kampus juga mempunyai peran untuk mendukung kegiatan deteksi dini mulai dari penyiapan sarana prasarana, tenaga, media KIE sampai kebijakan pendukungnya
Poin penting dalam pengendalian obesitas salah satunya pengaturan perilaku makan baik di tingkat individu, keluarga, serta komunitas kampus. Bagaimana peran individu, keluarga dan komunitas kampus untuk memahami serta
mengimplementasikan pola makan sehat, gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan energinya.. Berikut merupakan contoh yang dapat dilakukan.
Poin penting berikutnya adalah langkah-langkah aktivitas fisik, yang dapat dilakukan di tingkat individu, keluarga serta komunitas kampus. Perlu dipertimbangkan untuk membiasakan aktivitas fisik menjadi kebiasaaan serta budaya. Komunitas kampus juga perlu meenyediakan lingkungan yang mendukung telaksananya kegiatan aktivitas fisik di kampus.
Menutup paparan saya, saya ingin mengajak kita semua untuk tetap menjaga kesehatan kita dengan tetap menerapkan Perilaku CERDIK, yaitu:
C = Cek kesehatan secara teratur
E = Enyahkan asap rokok
R = Rajin olahraga
D = Diet seimbang
I = Istirahat cukup
K = Kelola stress