SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
Download to read offline
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
TERINTEGRASI PROGRAM
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
(UKS)
CETAKAN KETIGA TAHUN 2018
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
CETAKAN KETIGA TAHUN 2018
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
ii
Penasehat:
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Ditjen P2P, Kemenkes RI.
Tim Penyusun:
1. Prof. Dr. dr. Irawati Ismail, Sp.KJ., M.Epid (K).
2. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ. (K).
3. dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ.
4. Suharni Simbolon, SKM., M.Kes.
5. Drs. Subardi, M.Pd.
6. Waya Robin Subari, S.Pd.
7. Sri Hartati, S.Pd.
8. Dhito Aprianto, SKM.
9. Nizma Febrianti, SKM.
10. Tati Nuryati, SKM.,M.Kes.
11. Maryani, S.Psi.
12. Elna Yuslaini Siregar, M.Psi.
13. Danil Vina, sp.KJ.
Kontributor Daerah:
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jaya, Dinas Pendidikan Provinsi
DKI Jaya, Dinas Kesehatan Kotamadya Bogor dan Dinas
Pendidikan Kotamadya Bogor.
Tim Editor:
1. dr. Lina R. Mangaweang, Sp.KJ.
2. Marleni Desnita, S.Psi.
3. dr. Prianto Djatmiko, Sp.KJ.
Tim Administrasi:
1. Tetti Sariani Lubis, SH., MM.
2. Leni Mendra, SST., M.Kes.
TIM PENYUSUN
PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI
SEKOLAH TERINTEGRASI PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH
(UKS)
iii
Assalamu'alaikumWarahmatullahiWabarakatuh,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji-syukur
kehadirat Allah Subhana Wa Ta'ala karena atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga buku petunjuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan jiwa di sekolah yang terintegrasi dengan program
usaha kesehatan sekolah (UKS) dapat dicetak kembali untuk
ketiga kalinya sebagai edisi revisi.
Anak adalah tunas bangsa, generasi penerus dan
tumpuan harapan untuk melanjutkan cita-cita bangsa menuju
Indonesia yang bermartabat. Aset bangsa ini merupakan
modal utama sumber daya manusia yang memegang peranan
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembangunan
nasional. Kualitas seorang anak maupun remaja juga
ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh lingkungan
dimana remaja itu berkembang, termasuk asih, asah dan asuh
yang pernah diperolehnya mulai dari rumah di dalam keluarga,
dan guru di institusi sekolah sebagai tempat atau lembaga
pendidikan yang sangat penting dalam pembentukan
kepribadian, menentukan mutu dan kualitas remaja di
kemudian hari. Hampir sebagian besar waktu anak dan remaja
berada di sekolah bersama para guru dan kelompok teman-
temannya yang bisa saling mempengaruhi.
Pentingnya pembinaan lingkungan sekolah yang sehat
dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja tak
lepas dari Upaya Kesehatan Sekolah (UKS). Upaya kesehatan
jiwa sebagai salah satu program yang terintegrasi dalam UKS,
memberikan peran yang sangat penting dan strategis untuk
mencapai status kesehatan anak didiknya. Penerapan UKS di
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
iv
tingkat pendidikan dasar, menengah dan atas (TK, SD, SMP dan
SMA) menitikberatkan pada upaya preventif dan promotif
perilaku berisiko pada anak dan remaja.
Upaya-upaya ini perlu dapat diimplementasikan secara
berkelanjutan, sehingga anak dan remaja dalam lingkungan
sekolah memiliki jaminan kesehatan secara holistik dan iklim
pertumbuhan yang mendukung dalam menciptakan generasi
yang berkarakter dan berkualitas.
Kepada tim penyusun dan editor buku ini, saya
sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas
kontribusi dan upayanya dalam melakukan beberapa
perbaikan pada buku cetakan ketiga edisi revisi ini. Masukan
dan saran dari pengguna buku ini sangat diharapkan guna
perbaikan-perbaikan program dan kegiatan selanjutnya.
WassalamualaikumWr.Wb.
Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kementerian Kesehetan RI,
dr. Anung Sugihantono, M.Kes
NIP. 196003201985021002
v
Assalamu'alaikumWr.Wb.
Anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa
dan menjadi tumpuan serta harapan para orang tua agar kelak
menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan
negara. Oleh karena itu masa remaja merupakan masa
peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa
ini terjadi banyak perubahan yang amat pesat baik fisik,
psikologis dan sosial. Remaja dituntut untuk beradaptasi dan
tidak semua remaja mampu mengatasinya sehingga banyak
diantaranya yang mengalami masalah yang memerlukan
bantuan dari lingkungan. Bila mereka tidak mendapat
bantuan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi, akan
dapat menghambat perkembangan mereka dan bahkan
menimbulkan gangguan baik bagi diri sendiri maupun bagi
lingkungan.
Selama ini sudah banyak upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan remaja, melalui pelayanan PKPR
(Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas dan UKS
(Usaha Kesehatan Sekolah) di sekolah. Namun upaya itu lebih
banyak terfokus pada pembinaan kesehatan fisik dan
kecerdasannya, misalnya dengan meningkatkan status gizi,
mencegah penyakit dengan melakukan imunisasi,
menyediakan sarana pendidikan yang baik dan lain-lain.
Masih belum optimalnya upaya yang dilakukan untuk
membina perkembangan mental remaja, bahkan tenaga
kesehatan diantaranya pengelola usaha kesehatan sekolah
dan PKPR sendiri masih kurang memahami masalah mental
emosional pada remaja.
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KETUA TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
vi
Padahal masalah tersebut perlu dideteksi dan ditangani
dengan baik agar remaja dapat berkembang secara normal.
Saya menyambut baik terbitnya "Buku Petunjuk
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah
Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah" ini,
dengan harapan buku ini dapat bermanfaat bagi orang tua,
terutama pendidik/guru, dan masyarakat luas dalam
melakukan pengawasan dan mendeteksi sedini mungkin
terhadap gangguan dan hambatan perkembangan jiwa anak.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kami sampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak yang
telah berkontribusi dalam menyelesaikan buku ini. Masukan
dan saran dari pengguna buku ini, sangat kami harapkan demi
penyempurnaannya.
WassalamualaikumWr.Wb.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar & Menegah
Tim Pembina UKS Pusat
ttd
Hamid Muhammad, Msc, Ph.D
NIP. 195905121983111001
vii
Assalamu'alaikumWr.Wb.
Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha
Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Petunjuk
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi
Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah tersusun
dapat dicetak kembali agar dapat dipergunakan sebagai acuan
di sekolah.
Program Indonesia Sehat dari Agenda ke-5 Nawa Cita
adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Salah satu upaya untuk mencapai Indonesia Sehat adalah
melalui gerakan nasional yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya
kuratif-rehabilitatif. Seluruh komponen bangsa turut serta
dalam memasyarakatkan paradigma sehat, mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan
perilaku hidup bersih sehat.
Sekolah sebagai institusi sarana pendidikan kedua
setelah orang tua dan merupakan wadah remaja di dalam
mengembangkan kompetensi diri. Untuk itulah diintegrasikan
pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan jiwa untuk
pembentukan karakter remaja yang sehat, cerdas dan
berkualitas, menjadi manusia dewasa yang mampu
menghadapi tantangan dan berbagai kondisi lingkungan yang
kurang mendukung.
Kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan anak dan remaja di sekolah, serta
penentu masa depan mereka di masyarakat. Melalui Usaha
Kesehatan Sekolah perkembangan jiwa anak dapat dideteksi
sedini mungkin, sehingga terhindar dari gangguan yang dapat
menghambat perkembangannya. Oleh karena gejolak emosi
yang dialami remaja dapat menyebabkan mereka rentan
terhadap berbagai masalah perilaku negatif antara lain
KATA PENGANTAR
viii
tawuran, kenakalan remaja, putus sekolah, adiksi NAPZA,
alkohol dan tembakau, adiksi games on-line dan pornografi.
Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Sekolah ini dapat membantu para orang tua dan para
pendidik/guru terhadap adanya gangguan perkembangan
anak, serta untuk mewujudkan kesehatan jiwa yang optimal
bagi peserta didik. Terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan buku ini.
WassalamualaikumWr.Wb.
Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
Dr. dr. Fidiansjah, Sp. Kj., MPH
NIP. 196306271988121002
ix
.............................................................................. ii
..................................................................................... iii
.................................................................................... v
.......................................................................... vii
...
.................................................................. 1
.................................................................... 1
................................................................................... 3
................................................................................. 4
........................................................................... 4
.................................................................... 6
........... ............................................................. 7
.. 7
.................... 8
........ 8
............................. 14
.......................... 22
............................ 25
.......................................................................................... 26
............................................................................. 26
........................................................ 27
....................... 29
.......................................................................... 29
................................................................................. 32
............................................................................ 33
.......................................................................... 35
.............................. ..................................................... 37
...................................................................... 55
DAFTAR ISI
Tim Penyusun
Sambutan
Sambutan
Kata Pengantar
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Pengertian
E. Ruang Lingkup
F. Dasar Hukum
G. Struktur, Tugas Dan Fungsi Kesehatan Jiwa di Sekolah
BAB II. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah
A. Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah
B. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah
C. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
D. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah
BAB III. Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan Jiwa di
Sekolah
A. Persiapan
B. Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
A. Monitoring
B. Evaluasi
C. Pelaporan
BAB V. PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak usia sekolah merupakan sumber daya manusia
yang sangat potensial bagi pembangunan bangsa dan
merupakan satuan yang terorganisir serta mudah untuk
dimotivasi dalam wadah sekolah. Anak usia sekolah juga
memiliki Angka Partisipasi Murni (APM) yang tinggi. Data
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, APM
siswa Sekolah Dasar dan sederajat adalah 92,43 %, siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat 70,73 %,
siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat 51,35 %.
Hal ini merupakan peluang yang besar untuk melakukan
pembinaan kesehatan jiwa bagi anak usia sekolah melalui jalur
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Berdasarkan fakta yang ditemui, UKS yang selama ini
sebagai sarana untuk mewujudkan peserta didik yang sehat
lebih berfokus pada kesehatan fisik dan kelengkapan sarana
dan prasarana. Akan tetapi, masalah yang ditemui pada
anak usia sekolah tidak hanya fisik namun juga meliputi
masalah emosi dan perilaku.
Masalah emosi dan perilaku pada anak usia sekolah
merupakan masalah yang penting dicermati oleh karena
adanya masalah tersebut pada anak usia sekolah seringkali
berdampak terhadap fungsi kehidupan mereka sehari-hari.
Anak dengan masalah emosi dan perilaku seringkali
mengalami kesulitan belajar, putus sekolah, masalah
berinteraksi dengan teman sebaya, serta mengalami
kesulitan dalam beradaptasi dengan berbagai situasi
kehidupan termasuk terlibat dengan kenakalan remaja,
2
penggunaan zat terlarang, kekerasan di lingkungan sekolah
serta perkelahian di antara remaja. Penelitian menunjukkan
bahwa 5-9 persen dari anak-anak tidak berkembang secara
akademis karena masalah emosi dan perilaku.
Pada peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
(MA) pada umumnya lebih banyak terkait dengan perilaku
berisiko. Perilaku berisiko itu di antaranya kebiasaan
merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan
hubungan seks di luar nikah, geng motor, tawuran dan bolos
sekolah.
Hasil penelitian dr. Elly Ang (2006-2007) terhadap 385
remaja berusia 11-17 tahun di Jakarta dengan menggunakan
SDQ (Strenght Difficult Questionnaire)menunjukkan:
1. Masalah hiperaktivitas 5,96 %.
2. Masalah emosi 26,16 %.
3. Masalah perilaku 22,27 %.
4. Masalah dengan teman sebaya 2,59 %.
5. Masalah pro-sosial 2,59 %.
Kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan anak dan remaja di sekolah, serta
penentu masa depan mereka di masyarakat. Kondisi tersebut
dipertimbangkan oleh karena anak dan remaja menghabiskan
hampir sebagian besar waktu mereka di sekolah. Hal ini
menempatkan sekolah menjadi tempat yang penting untuk
melakukan deteksi dan intervensi dini persoalan atau
kesulitan emosi dan perilaku yang mungkin mereka hadapi.
Oleh karena itu merupakan suatu hal yang penting
mengembangkan usaha kesehatan jiwa anak dan remaja di
sekolah.
Pada tahun 2012, unsur kesehatan jiwa sudah masuk
3
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Terwujudnya warga sekolah/madrasah yang sehat.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah/madrasah.
2. Memfasilitasi warga sekolah/madrasah, orang
tua/pengasuh peserta didik, Tim Pelaksana UKS dan Tim
Pembina UKS dalam melakukan program kesehatan jiwa.
3. Meningkatkan kerjasama antara warga sekolah/madrasah,
orang tua/pengasuh peserta didik, Tim Pelaksana UKS dan
Tim Pembina UKS dalam melakukan program kesehatan
jiwa.
dalam indikator penilaian lomba sekolah sehat. Namun
sangat disayangkan, banyak sekolah yang belum menerapkan
kegiatan dalam mewujudkan sekolah yang sehat dari unsur
jiwanya. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan
dan pemahaman pengelola program UKS tentang kesehatan
jiwa dan belum adanya petunjuk pelaksanaan program
kesehatan jiwa di Sekolah. Program kesehatan jiwa di sekolah
dilaksanakan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi
warga sekolah dan bukan untuk menstigmasisasi. Untuk itu
diperlukan adanya Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) program
kesehatan jiwa terintegrasi Program Usaha Kesehatan
Sekolah.
C. Sasaran
1. Sasaran Utama
Warga sekolah (peserta didik, tenaga pendidik dan
kependidikan).
2. Sasaran Pendukung Program
a. Puskesmas.
4
b. Tim Pelaksana UKS dan Tim Pembina UKS.
c. Orang tua/Pengasuh peserta didik.
d. Masyarakat di lingkungan sekolah.
D. Pengertian
1. Sehat
Menurut Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup secara produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Kesehatan Jiwa
Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu
tersebut dapat menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan/stres, dapat bekerja secara produktif
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya
sebagai manusia tertentu.
3. Warga Sekolah
Seluruh individu yang terlibat dalam pelaksanaan sekolah
termasuk kepala sekolah, siswa, tenaga pendidik (kepala
sekolah dan guru), tenaga kependidikan (tata usaha dan
pustakawan) dan pekerja sekolah lainnya.
4. UKS
Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan
secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan
bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati,
menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari.
5
5. Tim Pembina UKS
Tim yang bertanggung jawab dalam pembinaan UKS yang
berkedudukan mulai dari tingkat pusat sampai kecamatan.
6. Tim Pelaksana UKS
Tim yang melaksanakan kegiatan UKS di sekolah.
7. Keterampilan Sosial
Kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan
orang lain baik secara verbal maupun non verbal sesuai
dengan situasi dan kondisi, dimana keterampilan ini
merupakan perilaku yang dipelajari.
8. Pola Asuh
Suatu bentuk interaksi antara orangtua/pengasuh dengan
anak dengan cara menstimulasi anak dalam membentuk
suatu kepribadian, perilaku, pengetahuan serta nilai-nilai
bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar.
9. Strenght Difficult Questionnaire (SDQ) adalah kuestioner
kesehatan jiwa bagi anak dan remaja dengan rentang usia
4-18 tahun yang dikembangkan oleh Departemen Psikiatri
FKUI-RSCM Jakarta dari Robert N Goodman (UK).
10. Pediatric Symtomp Cheklist (PSC) adalah kuesioner yang
menilai masalah psikososial anak dan remaja mulai dari
usia 4-18 tahun yang telah di validasi oleh Departemen
Psikiatri FKUI-RSCM Jakarta.
11. Symptomd Checklist 90 (SCL-90) adalah instrumen
psikometri yang berbentuk self report dan dirancang
untuk mengevaluasi masalah-masalah psikologis dan
gejala-gejala psikopatologi.
12. Anak dan Remaja
Individu yang berusia kurang dari 18 tahun.
6
13. Sekolah/Madrasah
S e k o l a h a d a l a h s a t u a n p e n d i d i k a n y a n g
menyelenggarakan pendidikan umum di bawah
koordinasi dan pembinaan Kementerian Pendidikan Dasar
dan Menengah.
M a d r a s a h a d a l a h s a t u a n p e n d i d i k a n y a n g
menyelenggarakan pendidikan umum dan keagamaan di
bawah koordinasi dan pembinaan Kementerian Agama.
Ruang lingkup dari buku ini adalah bagaimana
melaksanakan pengembangan program kesehatan jiwa di
sekolah melalui Trias UKS yang mencakup :
1. Pendidikan kesehatan (kegiatan ekstrakurikuler dan
intrakurikuler).
2. Pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif).
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
E. Ruang lingkup
1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan .
F. Dasar Hukum
7
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak.
9. Peraturan Bersama (SKB) 4 Menteri antara Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik
Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41
Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah .
G. Struktur, Tugas dan Fungsi Kesehatan Jiwa di Sekolah
Pengembangan program kesehatan jiwa di sekolah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program UKS.
Maka untuk struktur, tugas dan fungsi dari pembina, pelaksana
kesehatan jiwa di Sekolah/Madrasah baik di tingkat pusat,
p r o v i n s i , k a b u p a t e n / k o t a , k e c a m a t a n d a n d i
Sekolah/Madrasah pada dasarnya sama sesuai Pedoman UKS.
8
BAB II
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
Pengembangan kesehatan jiwa di sekolah tidak berbeda
dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan lainnya yang telah
dikembangkan di sekolah melalui Trias UKS pada program UKS.
Untuk mengembangkan sekolah sehat dilakukan upaya
menanamkan perilaku hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat. Sesuai dengan pedoman UKS, maka
Trias UKS dalam pelaksanaan program kesehatan jiwa di sekolah
meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut :
A. Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah
Pendidikan kesehatan jiwa adalah usaha/bantuan yang
diberikan berupa bimbingan, pelatihan keterampilan sosial,
dan tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan jiwa
yang meliputi; perkembangan fisik dan jiwa sesuai kelompok
usia peserta didik, permasalahan yang sering dihadapi, dan
keterampilan sosial dalam meningkatkan ketahanan mental
agar kepribadian peserta didik dapat tumbuh dengan baik.
1. Tujuan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/
Madrasah.
Tujuan pendidikan kesehatan jiwa adalah :
a. Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan :
1) Memahami tentang perkembangan jiwa peserta
didik sesuai kelompok usia mereka dikaitkan dengan
perkembangan fisik.
9
2) Memahami permasalahan kesehatan jiwa yang
sering dihadapi peserta didik sesuai kelompok usia
dan warga sekolah lainnya.
3) Mampu membimbing peserta didik dalam
meningkatkan kesehatan jiwa.
4) Warga sekolah mampu berfikir dan berperilaku
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis
antara sesama warga sekolah.
b. Bagi Peserta didik :
1) Mampu menghadapi tantangan hidup serta memiliki
daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
(narkoba, arus dan teknologi informasi).
2) Mampu berfikir dan berperilaku positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
3) Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis
antara sesama warga sekolah.
2. Pelaksanan Pendidikan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah.
Pendidikan kesehatan jiwa anak dan remaja di sekolah
dilaksanakan melalui :
a. Kegiatan intrakurikuler yakni pelaksanaan
pembelajaran kesehatan jiwa yang diintegrasikan
dengan semua mata pelajaran pada kurikulum yang
berlaku. Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan jiwa
intrakurikuler disesuaikan dengan usia peserta didik,
sebagai berikut ini :
10
1). Untuk usia 4-10 tahun (TK-SD kelas 4) Materi
pendidikan kesehatan jiwa mencakup :
• Perilaku sehat jiwa dalam keluarga (lihat materi
kesehatan jiwa "Aku dan Keluargaku").
• Cara berteman yang baik (lihat materi kesehatan
jiwa "Aku dan Teman-temanku").
• Cara mengenali dan menghadapi emosi (lihat
materi kesehatan jiwa "Mengenal dan Menghadapi
Berbagai Macam Emosi").
2). Untuk usia 11-18 tahun (SD Kelas 5-SMA) Materi
pendidikan kesehatan jiwa mencakup:
• Materi perkembangan fisik dan jiwa sesuai
kelompok usia peserta didik (lihat Pedoman Upaya
Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah di tingkat
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah
Lanjutan).
• Permasalahan kesehatan jiwa yang sering dihadapi
peserta didik.
• Meningkatkan kecakapan hidup dalam
menghadapi pengaruh negatif dari luar serta
membimbing siswa untuk berperilaku hidup sehat,
berteman yang baik (lihat materi kesehatan jiwa
"Keterampilan Sosial").
b. Kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah
maupun di luar sekolah untuk menerapkan materi
kesehatan jiwa serta meningkatkan perilaku hidup
sehat bagi peserta didik, antara lain berupa :
11
1) Kegiatan yang melibatkan warga sekolah dan tenaga
kesehatan, meliputi :
• Kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader
kesehatan sekolah/KKR, konselor sebaya/peer
conselor, pramuka, PMR, kunjungan ke RS Jiwa,
Panti Sosial dll).
• Kreatifitas peserta didik : Majalah dinding (untuk
menampilkan prestasi, kegiatan dan informasi
kesehatan jiwa di Sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memotivasi warga sekolah).
2) Pendidikan dan bimbingan kesehatan yang
diberikan kepada tenaga pendidik dan
kependidikan, orangtua/pengasuh dan pengelola
UKS. Materi yang diberikan adalah semua materi
yang ada di pendidikan kesehatan jiwa serta materi
pola asuh. Bimbingan untuk menerapkan perilaku
hidup sehat seperti menghindari kebiasaan merokok
dan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotik dan Zat
Adiktif lainnya) meningkatkan kerjasama kelompok,
tidak terlibat tawuran, tidak terlibat perkelahian,
adanya hubungan yang harmonis antara peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan kepala
sekolah melalui materi keterampilan sosial.
c. Kegiatan sosial di sekolah
Kegiatan-kegiatan bersifat sosial yang mendukung
kesehatan jiwa peserta didik seperti:
12
1) Kerja bakti yang dapat mempererat rasa
persaudaraan dan kebersamaan .
2) Aksi sosial (kunjungan dan memberi bantuan ke
panti sosial) dsb.
d. Kegiatan perlombaan yang dapat meningkatkan
kesehatan jiwa peserta didik, seperti:
1) Pertandingan olah raga.
2) Perlombaan pada hari-hari besar Nasional yang
dirayakan oleh Sekolah dan Madrasah dsb.
3. Pendekatan dan Metode Pendidikan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah
a. Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam
rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain
adalah melalui pendekatan :
1) Individual (konseling oleh guru dan teman sebaya).
2) Kelompok di dalam dan di luar jam pelajaran
• Di dalam kelas misalnya melalui proses
pembelajaran di kelas .
• Di luar kelas misalnya melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
• Lingkungan keluarga misalnya makan bersama,
melakukan ibadah bersama dan orang tua
membangun komunikasi berkualitas untuk anak
(keluarga inti).
13
b. Metode
Dalam proses belajar mengajar guru dan pembina
dapat menggunakan metode misalnya; belajar
kelompok, kerja kelompok, diskusi, belajar perorangan,
pemberian tugas, karya wisata, bermain peran, tanya
jawab, simulasi dan bimbingan (konseling).
Agar tujuan pendidikan kesehatan jiwa bagi peserta
didik dapat tercapai secara optimal, maka dalam
pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1). Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.
2). Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
3). Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
4). Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan
individual peserta didik.
5) Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran
aktif peserta didik.
6). Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan
jiwa.
4. Evaluasi Pelaksanaan program Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah.
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program
kesehatan jiwa di sekolah/madrasah maka perlu dilakukan
evaluasi.
Evaluasi pelaksanaan program kesehatan jiwa di
sekolah/madrasah adalah:
a. Kurang (<50 %).
b. Cukup (50-75 %).
c. Baik (>75 %).
d. Sangat baik (100 % plus swadana).
14
B. Pelayanan Kesehatan Jiwa
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah.
Pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah
adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(preventif), tatalaksana (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a. Peningkatan kesehatan jiwa (promotif) dilaksanakan
melalui kegiatan penyuluhan kesehatan termasuk
penyuluhan masalah emosi, perilaku dan latihan
keterampilan sosial.
b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui deteksi
dini atau penapisan awal kepada seluruh peserta didik
dengan cepat dan bersifat massal dengan
menggunakan kuesioner PSC (Pediatric Symptom
Checklist). Selanjutnya dilakukan penilaian pada
peserta didik yang terjaring dari hasil penapisan awal
dengan menggunakan SDQ (Strengths and Difficulties
Questionnaire) yang terdiri dari SDQ Anak (usia 4-10
tahun) dan SDQ Remaja (usia 11-18 tahun). Deteksi dini
kepada tenaga pendidik dan kependidikan dan
orangtua/pengasuh dengan menggunakan SCL-90.
Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan secara
berkala dan pengamatan.
c. Tatalaksana dan pemulihan masalah kesehatan jiwa
dilakukan melalui :
1) Intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling
(oleh guru dan teman sebaya).
15
2). Pembinaan dan konseling kepada keluarga agar ikut
berperan aktif dalam memberikan bimbingan,
meningkatkan kemampuan anak didik serta
meningkatkan kesehatan jiwanya.
3). Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah
dapat di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit
dengan membawa buku rujukan kasus atau buku
rapor kesehatanku.
2. T u j u a n P e l a y a n a n K e s e h a t a n J i w a d i
Sekolah/Madrasah.
Tujuan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah
adalah untuk :
a. Memberikan penyuluhan, pelatihan dan bimbingan
kepada warga sekolah.
b. Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa bagi
warga sekolah.
c. Melakukan intervensi dini terhadap warga sekolah
yang terdeteksi.
d. Merujuk warga sekolah yang tidak bisa ditangani ke
puskesmas atau rumah sakit.
3. Tempat dan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Sekolah/Madrasah.
Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa dapat dilakukan di
sekolah/madrasah dan di puskesmas.
a. Sekolah/Madrasah.
Untuk pemeriksaan skrining secara umum (semua
peserta didik dalam satu sekolah) digunakan kuesioner
Pediatric Symptom Checklist (PSC). Jika ditemukan ada
masalah psikososial dilanjutkan dengan pemeriksaan
menggunakan kuesioner SDQ.
16
Pemeriksaan ini lebih mengetahui masalah kesehatan
jiwa yang dialaminya, agar mempermudah melakukan
konseling dan penanganan lanjutan. Selanjutnya untuk
pemeriksaan berkala bagi peserta didik yang dianggap
bermasalah digunakan kuesioner SDQ. Selain itu guru
juga dapat mengobservasi prestasi belajar, emosi,
perilaku, konsentrasi dan sikap terhadap teman sebaya
melalui buku pengamatan rapor kesehatan siswa
sebagai bagian dari penilaian. Bagi peserta didik usia 4-
10 tahun dengan menggunakan SDQ Anak. SDQ Anak
dan PSC diisi oleh guru kelas dan orang tua/pengasuh
anak didik dengan penjelasan pengisian kuesioner
terlebih dahulu oleh guru/tenaga kesehatan (pengelola
program UKS) yang sudah memahami pengisian
kuesioner SDQ dan PSC. Peserta didik usia di atas 11-18
tahun, dapat mengisi sendiri kuesioner SOQ Remaja
dengan penjelasan sebelumnya. Deteksi dini dapat
dilakukan pada awal masuk sekolah dan selanjutnya
dilakukan secara berkala minimal 1 kali dalam 6 bulan.
1) Masalah Prestasi Belajar (Proses Pembelajaran)
a) Seluruh prestasi belajar rendah :
• Kesulitan belajar.
• Gangguan penyesuaian .
• Gangguan fungsi bahasa
• Gangguan keterbatasan kosa kata .
• Gangguan penglihatan pendengaran.
17
b) Sebagian prestasi belajar rendah .
Kesulitan menulis, berhitung, membaca,
prakarya disebabkan oleh keterampilan
motorik kurang berkembang.
c) Prestasi belajar tidak stabil.
• Gangguan konsentrasi (gangguan
pemusatan perhatian, dan hiperaktifitas).
• Takut, cemas, tak mau sekolah, sering
mengeluh sakit perut, muntah, kepala, sukar
tidur (gangguan emosional seperti cemas
dan depresi).
• Sering sakit (asma, batuk-pilek, TBC dan
penyakit kronis lain).
2) Masalah Perilaku
a) Terlalu nakal, usil, sering menggangu teman,
tidak bisa duduk diam, dan sering bikin ulah di
kelas.
b) Terlalu pasif, pendiam, tak suka bergaul,
menyendiri, tak bisa bekerjasama dalam
kelompok di sekolah maupun di rumah.
c) Murung, sedih, mudah tersinggung, banyak
menangis dan merasa rendah diri.
Deteksi untuk tenaga pendidik (guru) dan tenaga
kependidikan (pegawai tata usaha, pekerja sekolah
lainnya) dengan menggunakan SCL-90. Deteksi
dilakukan oleh petugas puskesmas yang terlatih pada
saat melakukan kegiatan penjaringan kesehatan dan
kegiatan UKS di sekolah. Apabila hasil deteksi ditemukan
18
ada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang
bermasalah kesehatan jiwa, maka di diskusikan kepada
kepala sekolah untuk intervensi tindak lanjut, atau
dapat dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
yang mempunyai tenaga kesehatan terlatih kesehatan
jiwa. Apabila dari hasil deteksi ditemukan pada kepala
sekolah maka didiskusikan pada dinas pendidikan.
b. Puskesmas.
Kasus yang tidak dapat diatasi di sekolah/madrasah,
dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan tindak lanjut
pelayanan kesehatan jiwa oleh tenaga kesehatan.
Setiap peserta didik dan warga sekolah harus memiliki
surat rujukan ke pelayanan kesehatan. Kegiatan
pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Contoh
pelayanan kesehatan jiwa adalah pemberian terapi
farmakologi dan konseling oleh tenaga kesehatan yang
telah terlatih kesehatan jiwa.
Peserta didik yang perlu dirujuk adalah peserta didik
yang tidak mengalami pemulihan kesehatan jiwa
setelah dibimbing dan dibina oleh guru dan kader
kesehatan remaja yang sudah terlatih dalam kurun
waktu 1-3 bulan.
19
ALUR INTERVENSI MASALAH KESEHATAN JIWA
Bila diduga ada permasalahan pada prestasi belajar dan/
atau perilaku
Gunakan instrument skrining PSC/SDQ
Hasil skrining, bermasalah kesehatan jiwa
Pendidik mengajak bicara dan mendengarkan keluh
kesah peserta didik dengan sabar dan penuh perhatian,
libatkan juga orangtua peserta didik dan teman-teman di
kelas untuk membantu
Lakukan skrining SCL-90 pada orang tua dan guru
Tentukan pokok permasalahannya, dan coba atasi
dengan fasilitas dan kemampuan di sekolah
Apabila ada perubahan, tetap lakukan observasi jika tidak
ada perubahan/sulit diatasi, rujuk ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat
20
ALUR PENJARINGAN DAN PEMERIKSAAN JIWA/MENTAL
PENJARINGAN KESEHATAN
MENTAL DENGAN PSC/SEKALI
ADA MASALAH PSIKOSOSIAL
PENGAMATAN MELALUI
RAPOR KESEHATAN
ADA MASALAH
TIDAK ADA
MASALAH
PSIKOSOSIAL
NORMAL
PEMERIKSAAN SDQ ULANG
SETELAH 3 BULAN
NORMAL
SKOR KESULITAN
BORDERLINE
ABNORMAL
(RUJUK FASKES)
SKOR MASALAH
EMOSI SKOR MASALAH
PRILAKU
SKOR KEKUATAN/PROSOSIAL
ABNORMAL
(RUJUK FASKES)
BORDERLINE
BORDERLINE BORDERLINE BORDERLINE BORDERLINE
ABNORMAL
RUJUK
FASKES
RUJUK
FASKES
RUJUK
FASKES
RUJUK
FASKES
ABNORMAL
ABNORMAL ABNORMAL
SKOR
HYPERAKTIVITAS
SKOR MASALAH
TEMAN SEBAYA
KONSELING KONSELING KONSELING KONSELING
SKOR KESULITAN DAN
KEKUATAN
RUJUK
FASKES
BORDERLINE ABNORMAL
PEMERIKSAAN SDQ
21
PELAYANAN
DAN
PEMERIKASAAN
KESEHATAN
JIWA
DI
SEKOLAH
PELAKSANA
Jenis
emeriksaan
Alat/bahan
Cara
Dokcil/
kader
Guru
Nakes
KESIMPULAN
HASIL/
INDIKATOR
TINDAK
LANJUT
1.Pemeriksaan
cepat
masalah
psikososial
anak
dan
remaja
secara
umum
dan
massal
dengan
PSC
2.Pemeriksaan
Kekuatan
dan
Kesulitan
pada
Anak
dan
Remaja
dengan
SDQ
3.Pengamatan
emosi
konsen-
trasi,
perilaku
dan
sikap
melalui
buku
raport
kese-
hatanku
4.Penilaian
kesehatan
bagi
guru
dan
pegawai
sekolah
dengan
SCL-90
Panduan
pemeriksaan
dan
skoring
kuesioner
PSC
Panduan
Pemberian
Skor
Kuesioner
Kekuatan
dan
Kesulitan
pada
Anak
dan
remaja
(SDQ)
Buku
rapor
kesehatanku
untuk
pengamatan,
emosi,
konsentrasi,
perilaku
dan
sikap
kepada
teman
sebaya
Kuesioner
SCL-90
Untuk
PSC
diisi
oleh
guru
atau
nakes
terlatih
dalam
melakukan
skrining
secara
umum
untuk
semua
peserta
didik
di
sekolah.
Setelah
dilakukan
pemeriksaan
skrining/penjaringan
secara
umum
dengan
PSC
maka
dilanjutkan
pemeriksaan
dengan
SDQ
bagi
peserta
didik
yang
dianggap
ada
masalah
berdasarkan
hasil
skrining
PSC.
Untuk
anak
SD
kelas
1
s/d
4
memakai
kuesioner
SDQ
Anak
yang
dapat
diisi
oleh
guru
dan
orangtua/pengasuh.
Untuk
anak
SD
kelas
5
dan
6,
siswa
SMP
dan
SMU
mengisi
SDQ
Remaja
dapat
diisi
oleh
siswa
sendiri
dan
didampingi
guru
terhadap
peserta
didik
yang
dianggap
bermasalah.
Pada
buku
rapor
kesehatanku
dapat
diisi
pada
bagian
penilaian
kesehatan
mental
dengan
melakukan
pengamatan
terhadap
emosi,
perilaku,
konsentrasi
dan
sikap
kepada
teman.
SCL-90
dilakukan
oleh
Nakes
terlatih
.
Dokter/
perawat/
bidan
Untuk
menilai
masalah
psikososial
anak
dan
remaja
dapat
dilihat
pada
lampiran
penilaian
PSC.
Kesimpulan
dalam
menen-
tukan
skor
SDQ
yaitu
dapat
dilihat
pada
lampiran
skoring
dan
penilaian/kesimpulan
SDQ
.
Untuk
pengisian
buku
raport
kesehatanku
dapat
menilai
baik,
kurang
atau
tidak
baik
melalui
pengamatan
sehari-hari
secara
subyektif
oleh
guru
kelas
atau
BP
terhadap
emosi,
perilaku,
konsentrasi
dan
sikap
kepada
teman,
jika
didapatkan
masalah
lanjutkan
dengan
pemeriksaan
SDQ.
Untuk
menilai
masalah
kese-
hatan
jiwa
kepada
pendidik
dan
pegawai
sekolah
dengan
SCL-90
dapat
dilihat
pada
lampiran.
•
Konselling
oleh
guru
BK,
Konseling
oleh
teman
sebaya
(peer
group
konselor).
•
Memberikan
pelatihan
keterampilan
sosial
(life
skill),
untuk
anak
SD
dengan
buku
bacaan
:
"Aku
dan
Keluargaku”,
“Aku
dan
Teman-
Temanku",
"Mengenal
dan
Menghadapi
Emosi,
sedang
untuk
siswa
SMP
dan
SMU
melalui
buku
Keterampilan
Sosial
dalam
Meningkatkan
Kesehatan
Jiwa
Remaja.
•
Memberikan
pemahaman
kepada
guru
pengajar
dan
teman-teman
siswa.
•
Lakukan
konseling
kepada
orangtua
untuk
memberikan
pemahaman
kepada
orangtua
terhadap
permasalahan
anaknya,
dan
turut
membantu
pemulihan
kondisi
mental
anak.
•
Lakukan
evaluasi
setelah
3
bulan,
bila
tidak
ada
perubahan
rujuk
ke
Rumah
Sakit
yang
memiliki
fasilitas
kesehatan
jiwa/tumbuh
kembang
anak..
22
C. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi
lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh
kembang fisik, jiwa dan spiritual peserta didik dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan
dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi
pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses
pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran,
kesanggupan dan kemampuan hidup sehat peserta didik.
Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah :
1. Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah dalam aspek
kesehatan jiwa yang meliputi upaya :
a. Mencegah terjadinya masalah kesehatan jiwa warga
sekolah, misalnya peningkatan kehidupan
beragama, memotivasi keteladanan guru dan siswa
dalam berperilaku sehat.
b. Menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan
yang akrab dan erat antar sesama warga sekolah
dan masyarakat.
2. Pelaksana Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat :
a. Kepala Sekolah/Madrasah
Kepala sekolah/madrasah selaku Ketua Tim
Pelaksana UKS di sekolah/madrasah bertanggung
j a w a b t e r h a d a p p e l a k s a n a a n p e m b i n a a n
lingkungan sekolah sehat di sekolah/madrasah
masing-masing. Dalam melaksanakan pembinaan,
kepala sekolah/madrasah dibantu oleh pendidik,
23
pegawai sekolah/madrasah, peserta didik, orang
tua peserta didik (komite sekolah) dll.
b. Pendidik
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat, pendidik mempunyai peranan
penting antara lain dengan cara memberikan :
1) Pengetahuan praktis tentang pembinaan
lingkungan sekolah sehat.
2) Bimbingan dan keteladanan dalam sikap
serta tindakan yang bersahabat dengan para
peserta didik.
3) Melakukan pengawasan, pengamatan dan
pemantauan pada peserta didik dalam
perilaku kesehatan jiwa peserta didik.
4) Membimbing dan membina peserta didik
agar mau dan terampil dalam menerapkan
perilaku hidup sehat dan perilaku hidup
sehat baik di lingkungan sekolah, keluarga
dan lingkungan masayarakat.
c. Peserta didik
Peserta didik diharapkan ikut berperan serta
secara aktif dalam :
1) Menjaga dan menerapkan lingkungan
sekolah yang ramah, aman dan harmonis
serta mengawasi lingkungan sekolah dari
perilaku-perilaku negatif yang dapat
mengganggu ketentraman dan keamanan
lingkungan sekolah.
24
2) Piket kelas bertugas untuk menjaga keamanan,
kekeluargaan dan ketertiban kelasnya masing-
masing.
3) Menjaga/memelihara lingkungan sehat di
lingkungan keluarga dan masyarakat, misalnya
d e n g a n m e n y a m p a i k a n p e s a n t e n t a n g
lingkungan sehat jiwa dan perilaku sehat jiwa
kepada anggota keluarga yang lain dan
masyarakat.
d. Pegawai Sekolah/Madrasah
Pegawai sekolah/madrasah yang merupakan warga
sekolah yang bersangkutan sehingga perlu ikut
melaksanakan penyelenggaraan dan mengawasi
serta memelihara lingkungan sekolah sehat jiwa,
terutama pada penyediaan fasilitas sarana dan
prasarana.
e. Komite Sekolah/Madrasah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orangtua
peserta diharapkan berperan secara aktif dalam
melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah
sehat dan menunjang kegiatan yang ada .
3. Masyarakat
Masyarakat di sekitar sekolah/madrasah diharapkan
berperan serta untuk melaksanakan pembinaan
terutama memelihara dan menjaga lingkungan
sekolah sehat.
25
D. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa
di Sekolah/Madrasah
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan
kesehatan jiwa di sekolah/madrasah maka perlu dilakukan
evaluasi.
Evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di
sekolah/madrasah adalah :
1. Kurang (<50 %) .
2. Cukup (50-75 %).
3. Baik (>75 %) .
4. Sangat baik (100 % plus swadana) .
Keterangan :
• Hasil evaluasi didapat dari hasil jumlah monitoring dibagi
total skor dikali 100 %.
• Penilaian evaluasi disebut kurang bila jumlah jawaban
dibagi total skor dikali 100 % hasilnya kurang dari 50 %.
• Penilaian evaluasi disebut cukup bila jumlah jawaban
dibagi total skor dikali 100 % hasilnya 50 -75 %.
• Penilaian evaluasi disebut baik bila jumlah jawaban dibagi
total skor dikali 100 % hasilnya lebih dari 75 %.
• Penilaian evaluasi disebut sangat baik bila jumlah
jawaban dibagi total skor dikali 100 % hasilnya 100 % plus
swadana .
26
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KESEHATAN JIWA
DI SEKOLAH
A. Persiapan
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan
lintas sektoral terkait (Dinas Pendidikan dan Kantor
Kemenag Kota) untuk memberikan informasi dan
sosialisasi kepada sekolah-sekolah, agar menghasilkan :
a. Kesepakatan tentang pelaksanaan kesehatan jiwa di
sekolah/madrasah.
b. Inventarisasi tenaga, sarana termasuk dana yang ada
untuk kebutuhan pelaksanaan kesehatan jiwa
sekolah/madrasah.
c. Identifikasi kebutuhan operasional dalam kegiatan
pelaksanaan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah.
d. Persiapan pelaksanaan kesehatan jiwa meliputi
kesiapan Puskesmas, jumlah sekolah, dan jumlah warga
sekolah di tiap wilayah kerja Puskesmas.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menugaskan kepada
Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini
kesehatan jiwa peserta didik di wilayah kerjanya untuk
memperoleh besaran masalah kesehatan jiwa peserta
didik di sekolah yang dapat diawali pada kegiatan
penjaringan.
27
3. Puskesmas mengadakan pertemuan dengan unsur Tim
Pembina UKS Kecamatan lainnya dan kepala sekolah serta
unsur lain yang dipandang perlu untuk menghasilkan:
a. Inventarisasi data tentang jumlah sekolah, penyebaran
sekolah serta jumlah warga sekolah.
b. Rencana kerja pelaksanaan kesehatan jiwa di sekolah,
yang mencakup jadwal kerja, tenaga pelaksana,
kegiatan pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan
pengembangan pelayanan kesehatan jiwa menurut
sekolah sasaran.
4. Satuan pendidikan
a. Inventarisasi data tentang jumlah peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan untuk dilakukan
deteksi dini.
b. Inventarisasi data tentang jumlah pendidik yang dapat
dilatih untuk melakukan deteksi dini dan intervensi
psikoedukasi terhadap peserta didik.
c. Inventarisasi data tentang jumlah peserta didik yang
dapat dilatih keterampilan sosial sebagai konselor
sebaya dan kader kesehatan remaja.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa disekolah oleh tim
pelaksana UKS berkoordinasi dengan Puskesmas. Puskesmas
sebagai organisasi fungsional kesehatan di tingkat pelayanan
dasar bertanggungjawab dalam pelaksanaan deteksi
kesehatan jiwa, pelatihan, pembinaan dan pemberian tindak
lanjut pelayanan kesehatan jiwa. Puskesmas dan sekolah
bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan deteksi dini
kesehatan jiwa serta intervensi terhadap masalah kesehatan
jiwa yang ditemui. Puskesmas berkoordinasi dengan
sekolah/guru UKS di wilayah kerja untuk menentukan jadwal
28
kegiatan kesehatan jiwa disekolah. Untuk kegiatan psikoedukasi
dapat memanfaatkan PKPR, Promosi Kesehatan di sekolah serta
kegiatan-kegiatan UKS lainnya.
Pelaksanaan Kegiatan di Sekolah adalah sebagai berikut :
Data peserta
didik
Kegiatan /
pelaksanaan
Kepala
puskesmas
Kepala
sekolah
Tim
tenaga
kesehatan
Guru
UKS
Dokter
kecil/
KKR
Orang
tua
Penanggung
jawab
Sasaran
Sekolah peserta
didik
Sekolah Tim
Pelaksa-
na UKS
Koordinasi
pelaksanaan:
menyepakati
tempat, waktu
Orientasi teknis
pelaksanaan
Puskesmas Guru BK
dan guru
UKS,
dokter
kecil/
KKR
Pelatihan
psikoedukasi
(keterampilan
sosial) kepada
guru
Puskesmas Guru BK
dan Pen-
gelola
program
UKS
Informasi
peserta didik
dan orangtua
peserta didik
Sekolah
Menyediakan
form pemerik-
saan
Sekolah dan
atau Puskes-
mas
Feedback hasil
pemeriksaan ke
sekolah
Puskesmas
Feedback hasil
pemeriksaan ke
orang tua
Sekolah
Tatalaksana
kelainan yang
ditemukan
Puskesmas
Dan sekolah
Mengenali
gejala perilaku
berisiko dan
merujuk ke
puskesmas
Sekolah
29
BAB IV
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan
program pembinaan dan pengembangan kesehatan jiwa di
sekolah untuk mengetahui sejauh mana manfaat maupun
keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan serta untuk
mengetahui kendala dan hambatan, sekaligus untuk mengetahui
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi pada tahap
perencanaan, pelaksanaan program dan dari kegiatan yang
dilaksanakan.
A. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pengawasan atau pengendalian program kesehatan
jiwa di sekolah agar program tersebut sesuai dengan
kebutuhan, maka umpan balik dari lapangan sangat
diperlukan. Monitoring dilakukan secara terus menerus, baik
terhadap program maupun proses pelaksanaan guna
penyempurnaan lebih lanjut.
1. Tujuan Monitoring
Mengetahui sejauh manfaat/kegunaan dari program yang
telah dilaksanakan serta untuk mengetahui kendala dan
hambatan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan
program dan kegiatan.
2. Sasaran Monitoring
Sasaran monitoring adalah pelaksanaan dan pengelolaan
kegiatan kesehatan jiwa di sekolah yang dilakukan oleh Tim
Pelaksana UKS dan warga sekolah.
30
Monitoring dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS pada
setiap jenjang dan dilakukan sebagai berikut :
a. Tim Pembina UKS Kecamatan melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa di
sekolah yang terintegrasi Trias UKS.
b. Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan
kesehatan jiwa di sekolah yang terintegrasi Trias UKS
secara terus menerus.
c. Penjaringan data dan informasi dilakukan dengan
wawancara dan pengamatan yang selanjutnya dicatat
pada instrumen monitoring dapat dilakukan oleh Guru
Pembina UKS.
3. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dapat dilihat dari indikator input,
proses dan output.
a. Indikator Input
1) SDM
• Mendapatkan pelatihan minimal 1 guru untuk 150
siswa.
• Untuk TK/RA dan SD/MI minimal guru kelas dan
guru agama wajib mendapatkan pelatihan
psikoedukasi.
2) Sarana
• Tersedianya keusioner PSC, SDQ dan SCL-90 untuk
warga sekolah.
• Tersedianya buku raport kesehatanku untuk
pengamatan penilaian prestasi, sikap dan perilaku-
emosi.
31
• Untuk TK, tersedianya Stimulasi Deteksi Intervens
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
• Tersedianya buku pedoman atau modul terkait
kesehatan jiwa.
b. Indikator Proses
1) Dilaksanakannya pelatihan keterampilan sosial bagi
guru, impelementasi keterampilan sosial oleh guru
terhadap siswa, siswa terhadap siswa (pendidikan
kelompok sebaya) minimal dua kali dalam setahun.
2) Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah
minimal dua kali dalam setahun.
3) Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi
kesehatan jiwa terkait bagi orangtua/pengasuh dan
warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam
setahun.
4). Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh
puskesmas kepada sekolah 2 kali dalam setahun.
c. Indikator Output
1) Minimal 75 % dari jumlah siswa telah dilakukan
deteksi masalah emosi dan perilaku .
2) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah
dilakukan deteksi masalah kesehatan jiwa.
3) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah
mendapatkan psikoedukasi (topik : kesehatan jiwa) .
32
4) Tersedianya pencatatan dan pelaporan kegiatan
pelayanan kesehatan jiwa di sekolah .
5) Tersedianya pencatatan dan pelaporan kegiatan
rujukan pelayanan kesehatan jiwa .
B. Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui
proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan dengan
sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Kesehatan
Jiwa di sekolah.
1. Evaluasi ini bertujuan untuk :
a. M e m b e r i k a n u m p a n b a l i k s e b a g a i d a s a r
penyempurnaan program pembinaan dan
pengembangan.
b. Mengukur keberhasilan seluruh program yang
dilaksanakan pada akhir kegiatan.
2. Sasaran evaluasi adalah :
a. Peserta didik dan warga sekolah.
b. Lingkungan sekolah.
c. Dampak pembinaan terhadap perilaku peserta didik.
d. Pengelolaan program pada setiap jenjang.
e. Manajemen/pengelolaan program pada setiap jenjang.
Ruang lingkup evaluasi meliputi seluruh komponen
program kesehatan jiwa di sekolah, proses maupun hasil
pelaksanaannya.
33
3. Unsur-unsur yang dievaluasi adalah :
a. Perubahan tingkat pengetahuan yang berhubungan
dengan kesehatan jiwa.
b. Perubahan sikap dan afeksi terhadap prinsip-prinsip
pola hidup sehat terkait kesehatan jiwa.
c. Mekanisme pelaksanaan deteksi dini pada peserta didik
dan warga sekolah.
d. Mekanisme pelaksanaan keterampilan sosial.
e. Mekanisme psikoedukasi.
f. Tingkat keberhasilan maupun ketidak berhasilan
kegiatan pembinaan dan pengelolaan program
Kesehatan jiwa dari point “a” sampai “e”.
4. Teknik Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan Diskusi
Kelompok Terarah (DKT) berdasarkan indikator ukuran
yang digunakan.
C. Pelaporan
Pelaporan dalam pelaksanaan Kesehatan jiwa di sekolah
dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS di Sekolah yang diteruskan
ke TP UKS Kecamatan yang mencakup:
1. Laporan Tahunan:
a. Guru yang mendapatkan pelatihan minimal guru untuk
150 siswa.
b. Tersedianya kuesioner PSC, SDQ dan SCL-90 untuk
warga sekolah.
c. Tersedianya buku raport kesehatanku untuk
pengamatan prestasi, sikap dan perilaku emosi.
34
d. Untuk TK, tersedianya Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK).
e. Tersedianya buku pedoman atau modul terkait
kesehatan jiwa.
f. Dilaksanakannya pelatihan life skill bagi guru minimal
dua kali dalam setahun.
g. Implementasi life skill oleh guru terhadap siswa.
h. Implementasi life skill oleh siswa terhadap siswa
(pendidikan kelompok sebaya).
i. Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah
minimal dua kali dalam setahun.
j. Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi
kesehatan jiwa terkait bagi orang tua/pengasuh dan
warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam setahun.
k. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh
puskesmas kepada sekolah dua kali dalam setahun.
CATATAN:
Jumlah kader kesehatan remaja/Dokcil/Konselor
Sebaya, minimal 10 % dari jumlah seluruh peserta
Didik.
2. Laporan Bulanan.
Laporan hasil deteksi dini yang diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Jumlah anak yang dideteksi dini masalah kesehatan jiwa.
b. Jumlah anak yang terdeteksi berisiko masalah kejiwaan.
c. Jumlah anak yang dirujuk.
35
BABV
PENUTUP
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak
dan dewasa, dimana pada masa remaja ini terjadi banyak
perubahan yang amat pesat baik fisik, psikologis dan social.
Remaja dituntut untuk beradapatsi dan tidak semua remaja
mampu mengatasinya. Sehingga banyak diantara remaja yang
mengalami masalah yang memerlukan bantuan dari lingkungan.
Bila mereka tidak mendapatkan bantuan dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi, akan mendapat hambatan perkembangan
mereka dan bahkan menimbulkan gangguan baik bagi diri sendiri
maupun lingkungannya.
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua
faktor yang saling berhubungan yakni kesehatan dan pendidikan.
Kesehatan merupakan bagian penting untuk tercapainya
keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang
diperoleh akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh karena itu,
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya
promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan
strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-
tingginya pada anak usia sekolah. Pelaksanaan UKS ditingkat
pendidikan dasar (TK dan SD) berbeda dengan tingkat menengah
(SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan
menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku
berisiko seperti kekerasan, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), adiksi pornografi, adiksi
game online, kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak
aman, infeksi menular seksual, kesehatan reproduksi remaja,
kecelakaan dan trauma lainnya.
36
Perilaku ini rentan dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri
dan karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan
dan ingin mencoba sesuatu yang baru.
Buku pedoman yang kami yakin belum sempurna, hanyalah
suatu alat bantu bagi para pendidik/guru untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya gejala awal suatu kelainan jiwa yang mungkin
dialami oleh peserta didik dan dihadapi oleh para pendidik/guru
di dalam proses pembelajaran, namun setidaknya dapat dijadikan
atau digunakan sebagai pegangan di dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Masukan dan arahan serta koreksi tetap
kami harapkan dari para pemakai buku ini.
37
Lampiran 1
INSTRUMEN PENENTUAN STRATA DAN MONITORING
NO INDIKATOR
(1 ) TIDAK
YA
(1)
TIDAK
(0)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
12.
Guru yang mendapatkan pelatihan minimal 1 guru untuk 150 siswa
Tersedianya kuesioner SDQ, PSC dan SCL-90 untuk warga sekolah
Tersedianya buku raport kesehatanku untuk pengamatan penilaian
prestasi, sikap dan perilaku-emosi
Untuk TK, tersedianya Simulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
Tersedianya buku pedoman atau modul terkait kesehatan jiwa
Dilaksanakannya pelatihan keterampilan sosial bagi guru minimal dua kali
dalam setahun
Impelementasi keterampilan sosial oleh guru terhadap siswa
Impelementasi keterampilan sosial oleh siswa terhadap siswa (pendidikan
kelompok sebaya)
Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah minimal dua kali dalam
setahun
Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi kesehatan jiwa terkait bagi
orangtua/pengasuh dan warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam
setahun (rencana kerja)
Jumlah kader kesehatan remaja/Dokcil/Konselor Sebaya, minimall 0 %
dari jumlah seluruh peserta didik
11. Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas kepada sekolah 2
kali dalam setahun (rencana kerja)
Total:
Total Skor (total item kuesioner): 12
Total Nilai Indikator:
Jumlah jawaban x 100%
Total skor
Catatan:
Pertanyaan nomor 5 khusus untuk jenjang pendidikan sekolah TK/RA
(catatan untuk monitoring tidak menggunakan total nilai indikator)
................................................
Mengetahui
Kepala Sekolah/Madrasah *
Pembina UKS
Petugas Puskesmas/Guru
Selaku Ketua Tim Pelaksana UKS
(.....................................)
(.....................................)
38
Lampiran 2
ALUR MONITORING
Tim Pembina UKS Pusat
Tim Pembina UKS Provinsi
Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota
Tim Pembina UKS Kecamatan
Tim Pelaksana UKS
Tim
Pelaksana
UKS
Yankes Lingkungan
Sarana/
Prasarana
Guru -guru
Guru -guru
39
Lampiran 3
Panduan pengisian dan skoring
Pediatric Symptom Checklist (PSC)
Pediatric Symptom Checklist (PSC) adalah sekumpulan
kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan/masalah psikososial pada anak
berusia 4-18 tahun.
Cara menilai:
1. Tentukan apakah perilaku dibawah ini tidak pernah,
kadang-kadang atau sering pada peserta didik yang
diperiksa.
2. Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data
perilaku anak:
Tidak pernah : 0
Kadang-kadang : 1
Sering : 2
3. Penilaian yaitu jumlahkan nilai jawaban dan data perilaku
anak,
• Untuk anak usia 4-6 tahun, jumlah nilai < 24 : Tidak
ditemukan masalah psikososial. Bila jumlah nilai ƒ 24:
Terdapat masalah psikososial.
• Untuk anak yang berusia > 6 tahun, jumlah nilai < 28 :
Tidak ditemukan masalah psikososial. Bila jumlah nilai
adalah ƒ 28: Terdapat masalah psikososial.
Sering mengeluh nyeri atau sakit
Menyendiri
Mudah lelah, kurang energik
Gelisah, sulit untuk duduk tenang
Bermasalah dengan guru di sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
No Perilaku anak
Tidak
pernah
Kadang
kadang Sering
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
Skor
40
Kurang perhatian pada pelajaran di sekolah
Berperilaku seolah-olah dikendalikan oleh
mesin
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Terlalu banyak melamun
Mudah teralih perhatiannya
Takut pada situasi baru
Sedih dan murung
Mudah marah
Cepat putus asa
Susah berkonsentrasi
Tidak suka berkawan
Berkelahi dengan anak lain
Membolos di sekolah
Penurunan prestasi di sekolah
Memandang rendah diri sendiri
Ke dokter, tetapi ternyata tidak
ditemukan kelainan
Gangguan tidur
Kecemasan yang berlebihan
Ingin bersama anda lebih lama
Merasa dirinya buruk
Mengambil risiko berlebihan yang tidak perlu
Ceroboh
Kurang gembira
Kekanak-kanakan bila dibanding anak
sebayanya
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Tidak mengikuti peraturan
Tidak menunjukkan perasaan
Tidak memahami perasaan orang lain
Mengganggu orang lain
Menyalahkan diri sendiri
Mengambil barang yang bukan
kepunyaannya
35 Menolak untuk berbagi
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
Jumlah Total
41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
No. Pertanyaan
Skor
Tidak
Benar
Agak
Benar
Benar
Lampiran 4
Panduan Pemberian Skor Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada
Anak (Strength and Difficulties Questionnaire 4-10th)
Dapat memperdulikan perasaan orang lain
Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam untuk
waktu lama
Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut atau
sakit-sakit lainnya
Kalau mempunyai mainan, kesenangan, atau
pensil, anak bersedia berbagi dengan anakanak lain
Sering sulit mengendalikan kemarahan
Cenderung menyendiri, lebih suka bermain
seorang diri
Umumnya bertingkah laku baik, biasanya melakukan
apa yang disuruh oleh orang dewasa
Banyak kekhawatiran atau sering tampak khawatir
Suka menolong jika seseorang terluka, kecewa atau
merasa sakit
Terus menerus bergerak dengan resah atau
menggeliat-geliat
Mempunyai satu atau lebih teman baik
Sering berkelahi dengan anak-anak lain atau
mengintimidasi mereka
Sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis
Pada umumnya disukai oleh anak-anak lain
Mudah teralih perhatiannya, tidak dapat
berkonsentrasi
Gugup atau sulit berpisah dengan orang tua/
pengasuhnya pada situasi baru, mudah kehilangan
rasa percaya diri
Bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda
Sering berbohong atau berbuat curang
Diganggu, dipermainkan, diintimidasi atau diancam
oleh anak-anak lain
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
42
20
21
22
23
24
25
Sering menawarkan diri untuk membantu
orang lain (orang tua, guru, anak-anak lain)
Sebelum melakukan sesuatu ia berpikir dahulu
tentang akibatnya
Mencuri dari rumah, sekolah atau tempat lain
Lebih mudah berteman dengan orang dewasa
daripada dengan anak-anak lain
Banyak yang ditakuti, mudah menjadi takut
Memiliki perhatian yang baik terhadap
apapun, mampu menyelesaikan tugas atau
pekerjaan rumah sampai selesai
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
Skor Masalah Gejala Emosional (E)
Skor Masalah Perilaku (C)
Skor Masalah Hiperaktivitas (H)
Skor Masalah Teman Sebaya (P)
Skor Masalah Kekuatan/Prososial (Pr)
Skor Total Kesulitan
: skor anak pada pertanyaan nomor
3 + 8 + 13 + 16 + 24 = .....
: skor anak pada pertanyaan nomor
5 + 7 + 12 + 18 + 22 = .....
: skor anak pada pertanyaan nomor
2 + 10 + 15 + 21 + 25 = .....
: skor anak pada pertanyaan nomor
6 + 11 + 14 + 19 + 23 = .....
: skor anak pada pertanyaan nomor
1 + 4 + 9 + 17 + 20 = .....
: jumlah semua skor gejala tanpa
skor prososial yaitu :
(E) skor masalah emosi + (C) skor
masalah perilaku + (H) skor
masalah hiperaktifitas + (P) skor
masalah teman sebaya
43
Lampiran 5
Strengths and Difficulties Questionnaire (11 -18 th)
Untuk setiap pernyataan, beri tanda (√ ) pada kotak kolom sesuai
dengan pilihan anda, sebagaimana terjadi pada dirimu selama
enam bulan terakhir (semua harus dijawab !!)
Nama : .......................................... laki-lakilperempuan :
Tgl pengisian : ...........................
Tanggal lahir (umur) : .......................... Tanda tangan :
No Kode* Tidak Agak Benar
benar benar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain.
Saya peduli dengan perasaan mereka
Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu
lama
Saya sering sakit kepala, sakit perut atau
macam-macam sakit lainnya
Kalau saya memiliki mainan, CD, atau makanan,
saya biasanya berbagi dengan orang lain
Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat
mengendalikan kemarahan saya
Saya lebih suka sendiri dari pada bersama
dengan orang yang seusiaku
Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan
oleh orang lain
Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap
apapun
Saya selalu siap menolong jika seseorang terluka,
kecewa atau merasa sakit
Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya
sering bergerak-gerak tanpa saya sadari
Saya mempunyai satu orang teman baik atau
lebih
Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya
dapat memaksa orang lain melakukannya apa
yang saya inginkan
Saya sering merasa tidak bahagia, sedih atau
menangis
Orang lain seumur saya pada umumnya
menyukai saya
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
2 1 0
Pr 1
H 1
E 1
Pr 2
C 1
P 1
C 2
E 2
Pr 3
H 2
P 2
C 3
E 3
P 3
44
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
0 1 2
0 1 2
0 1 2
2 1 0
Perhatian saya mudah teralihkan. Saya sulit
memusatkan perhatian pada apapun
Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya
mudah kehilangan rasa percaya diri
Saya bersikap baik pada anak-anak yang lebih
muda dari saya
Saya sering dituduh berbohong atau berbuat
curang
Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh
anak-anak atau remaja lainnya
Saya sering menawarkan diri untuk membantu
orang lain, orang tua, guru atau anak-anak
Saya berpikir terlebih dulu akibat yang akan
terjadi,sebelum berbuat atau melakukan sesuatu
Saya mengambil barang yang bukan milik saya
dari rumah, sekolah, atau dari mana saja
Saya lebih mudah berteman dengan orang
dewasa daripada dengan orang-orang seusia saya
Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi
takut
Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya
lakukan. Saya mempunyai perhatian yang baik
terhadap apapun
* E = emotional; C = conduct problems; H = hyperactivity; P = peer
problem; Pr = Prosocial
Jika mengisi tidak benar nilainya = 0, agak benar nilainya = 1 dan benar
nilainya = 2
Skor Masalah Emosional (E) : skor anak pada pertanyaan nomor
3+8+13+16+24= .....
Skor Masalah Perilaku (C) : skor anak pada pertanyaan nomor
5+7+12+18+22= .....
Skor Masalah Hiperaktivitas (H) : skor anak pada pertanyaan nomor
2+10+15+21+25= .....
Skor Masalah Teman Sebaya (P) : skor anak pada pertanyaan nomor
6+11+14+19+23= .....
H 3
E 4
Pr 4
C 4
P 4
Pr 5
H 4
C 5
P 5
E 5
H 5
45
Skor Kekuatan/Prososial (Pr) : skor anak pada pertanyaan nomor
1 + 4 + 9 + 17 + 20 = .........
Skor Total Kesulitan : jumlah semua skor gejala tanpa skor
prososial yaitu :
(E) skor masalah emosi + (C) skor
masalah perilaku + (H) skor masalah
hiperaktivitas + (P) skor masalah teman
sebaya
46
Lampiran 6
INTERPRETASI DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN SDQ
1. Kesulitan
a. Gejala Emosional (E)
b. Masalah Perilaku (C)
c. Hiperaktivitas (H)
d. Masalah Teman Sebaya (P)
Total skor Kesulitan = Skor E + C+ H+ P
Usia < 11 tahun: Normal: 0-13
Borderline: 14-15
Abnormal: 16-40
Usia 11-18 tahun: Normal: 0-15
Borderline: 16-19
Abnormal: 20-40
a. Gejala Emosional (E)
- Sering mengeluh sakit pada badan (seperti sakit kepala,
perut dll)
- Banyak kekhawatiran
- Sering tidak bahagia, menangis
- Gugup atau mudah hilang percaya diri
- Mudah takut
Usia < 11 tahun: Normal: 0-3
Borderline: 4
Abnormal: 5-10
Usia 11-18 tahu: Normal: 0-5
Borderline: 6
Abnormal: 7-10
b. Masalah Perilaku (C)
- Sering marah meledak-ledak
- Umumnya berperilaku tidak baik, tidak melakukan apa
yang diminta orang dewasa
47
- Sering berkelahi
- Sering berbohong, curang
- Mencuri
Usia < 11 tahun: Normal: 0-2
Borderline: 3
Abnormal: 4-10
Usia 11-18 tahun: Normal: 0-3
Borderline: 4
Abnormal: 10
c. Hiperaktivitas (H)
- Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam lama
- Terus bergerak dengan resah
- Mudah teralih, konsentrasi buyar
- Tidak berpikir sebelum bertindak
- Tidak mampu menyelesaikan tugas sampai selesai
Usia < 11 tahun: Normal: 0-5
Borderline: 6
Abnormal: 7-10
Usia 11-18 tahun: Normal: 0-5
Borderline: 6
Abnormal: 7-10
d. Masalah Teman Sebaya (P)
- Cenderung menyendiri, lebih senang main sendiri
- Tidak punya 1 teman baik
- Tidak disukai anak-anak lain
- Diganggu/digertak oleh anak lain
- Bergaul lebih baik dengan orang dewasa dari pada anak-
anak
48
Usia < 10 tahun: Normal: 0-2
Borderline: 3
Abnormal: 4-10
Usia 10-18 tahun: Normal: 0-3
Borderline: 4-5
Abnormal: 6-10
2. Kekuatan
Perilaku Prososial (Pr)
- Mampu mempertimbangkan perasaan orang lain
- Bersedia berbagi dengan anak lain
- Suka menolong
- Bersikap baik pada anak yang lebih muda
- Sering menawarkan diri membantu orang lain
Usia < 11 tahun: Normal: 6-10
Borderline: 5
Abnormal: 0-4
Usia 11-18 tahun: Normal: 6-10
Borderline: 5
Abnormal: 0-4
49
KUESIONER
KUESIONER SCL-90
Nama : ....................................................................
Tanggal lahir/umur : ....................................................................
Pendidikan/jurusan : ....................................................................
Status perkawinan : ....................................................................
Alamat : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
Tanggal : ....................................................................
PETUNJUK PENGISIAN
Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan keluhan atau
masalah yang kadang-kadang kita alami sehari-hari. Bacalah
dengan cermat, pilihlah satu nomor/angka jawaban yang anda
anggap sesuai untuk menggambarkan yang sedang anda rasakan
atau atau sedang anda hadapi dalam waktu sebulan terakhir,
termasuk hari ini.
Nomor/angka jawaban :
0 = tidak sama sekali
1 = sedikit
2 = cukup
3 = agak banyak
4 = banyak
Disebelah kanan dari setiap pernyataan terdapat angka 0 sampai
dengan 4 sebagai jawaban anda (0. 1. 2. 3. 4.). Lingkarilah
nomor/angka yang anda pilih: bila anda ingin mengubah jawaban,
hapus atau coretlah jawaban sebelumnya.
Contoh : Anda merasakan sakit-sakit pada otot. 0 1 2 3 4
DAFTAR KELUHAN/MASALAH :
Sakit kepala.
Merasa gugup dan berdebar-debar.
1
2
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
50
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
Anda mempunyai pikiran yang tidak
menyenangkan, berulang-ulang dan
sukar dihilangkan.
Anda merasa mau pingsan atau pusing.
Anda kehilangan gairah/kesenangan seksual.
Anda merasa ingin mengkritik orang lain.
Anda merasa bahwa orang lain dapat
mengkontrol pikiran anda.
Perasaan ingin menyalahkan orang lain untuk
sebagian besar kesulitan yang anda hadapi.
Anda sulit mengingat sesuatu.
Anda merasa kuatir melakukan kelalaian
atau hal-hal yang kotor.
Perasaan anda mudah terganggu atau
tersinggung.
Anda mengalami rasa sakit di daerah
dada/jantung.
Anda merasa lemah atau menjadi lebih lamban.
Anda ketakutan bila berada ditempat
terbuka atau di jalan umum.
Adanya pikiran untuk mengakhiri hidup .
Anda mendengar suara-suara sedangkan orang
lain disekitar anda tidak mendengarnya.
Gemetar.
Anda beranggapan bahwa orang-orang
lain sebagian besar tidak dapat dipercaya.
Nafsu makan anda menurun.
Anda mudah menangis.
Anda merasa malu atau tidak tenang
dengan pria/wanita lawan jenis anda.
Anda mempunyai perasaan bahwa
anda sedang dijebak.
Anda mendadak merasa takut tanpa alasan.
Temperamen anda mudah meledak
yang tak dapat anda kontrol.
51
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
Rasa sakit di daerah pinggang bawah.
Anda merasa terhalang untuk
menyelesaikan sesuatu.
Anda merasa kesepian.
Perasaan anda diliputi kesedihan.
Anda mempunyai kekuatiran yang
berlebihan terhadap sesuatu.
Anda kehilangan minat terhadap sesuatu.
Anda mudah ketakutan.
Perasaan anda mudah terluka.
Anda merasa pikiran-pikiran pribadi
anda diketahui orang lain.
Anda merasa orang lain tidak memahami anda
atau anda merasa mereka tidak simpatik.
Perasaan bahwa orang lain tidak ramah
atau tidak menyukai anda.
Anda merasa sangat lambat dalam
menyelesaikan sesuatu karena
menghindari kesalahan.
Anda merasa debaran jantung anda
kuat dan cepat.
Rasa mual atau perasaan tak enak di perut.
Perasaan rendah diri terhadap orang-orang lain.
Anda merasakan sakit-sakit pada otot.
Perasaan bahwa orang lain memperhatikan
atau membicarakan anda.
Sukar tidur.
Anda harus memeriksa berulang-ulang
apa saja yang telah anda kerjakan.
Sukar membuat keputusan.
Anda merasa takut bepergian mengendarai
bis, kereta api atau pesawat terbang.
Kesukaran untuk bernafas dengan lega.
Rasa panas dan dingin.
25
26
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
Merasa takut keluar rumah sendirian.
Perasaan menyalahkan diri sendiri.
52
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
Pikiran anda terasa kosong.
Hilang rasa/kebas atau kesemutan pada
bagian-bagian tententu tubuh anda.
Seperti ada sesuatu yang mengganjal
di tenggorokan.
Perasaan bahwa tak ada harapan untuk
masa depan.
Anda sukar berkonsentrasi.
Merasa lemah pada bagian tubuh tertentu.
Merasa tegang atau terpaku/bengong.
Kaki dan tangan terasa berat.
Pikiran-pikiran tentang kematian atau
akan mati.
Terlalu banyak makan.
Perasaan tidak tenang bila orang
memperhatikan atau membicarakan anda.
Anda mempunyai pikiran-pikiran yang
bukan milik anda sendiri.
Adanya dorongan untuk memukul,
melukai atau merugikan orang lain.
Terbangun pada dini hari.
Keharusan untuk mengulang-ulang
tindakan yang sama, seperti menyentuh,
menghitung atau mencuci.
Gelisah atau merasa terganggu waktu tidur.
Adanya dorongan untuk merusak atau
menghancurkan barang-barang.
Pikiran atau keyakinan bahwa orang lain
tak mau bekerjasama
Perasaan malu terhadap diri sendiri
diantara orang-orang
Keharusan untuk menghindari tempat, benda
atau kegiatan tertentu karena hal tersebut
menakutkan.
53
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
0 1 2 3 4
Perasaan bahwa segala sesuatu perlu
dicapai dengan perjuangan berat.
Serangan-serangan panik atau teror
(ketakutan hebat).
Perasaan tidak nyaman dalam soal makan.
Sering terlibat dalam perdebatan/adu
argumentasi.
Gugup bila ditinggal sendirian.
Orang lain kurang menghargai hal yang
telah anda capai.
Merasa kesepian walaupun tidak sendirian.
Perasaan amat gelisah sehingga tidak
dapat duduk dengan tenang.
Perasaan tidak berguna.
Adanya perasaan bahwa sesuatu yang
buruk akan menimpa anda.
Berteriak atau membuang barang-barang.
Merasa takut atau jatuh pingsan di
tempat umum.
Merasa bahwa orang-orang akan
memanfaatkan anda.
Pikiran-pikiran tentang sek yang amat
mengganggu.
Pikiran bahwa anda pantas mendapat
hukuman karena dosa-dosa anda.
Anda mempunyai pikiran-pikiran atau
imajinasi tentang sesuatu yang menakutkan.
Pikiran bahwa ada sesuatu yang tak
beres dalam tubuh anda.
Anda tidak pernah dekat dengan orang lain.
Perasaan bersalah.
Merasa ada yang tidak beres dengan
pikiran anda.
70 0 1 2 3 4
Perasaan tidak tenang berada ditengah
orang banyak seperti saat berbelanja
atau menonton film.
54
INTERPRETASI DAN KESIMPULAN
KUISIONER SCL-90
Semua daftar keluhan/masalah (yang telah di isi), dijumlahkan :
l Bila jumlah skor totalnya > 61 Memiliki masalah
Ò
Psikopatologi sehingga
perlu dirujuk.
l Bila jumlah skor totalnya < 61 Kemungkinan besar
Ò
tidak ada masalah
Psikopatologi
55
DAFTAR PUSTAKA
Erikson, EH : Childhood and Society. Norton,
New York, 1950
Volkmar, F.R : Normal Child Development in
Comprehensive Textbook of
Psychiatry 6th edition. Editor:
Kaplan H. I., Sadock B; Williams
and Wilkins, Baltimore,1995
Fernald, D : Psycology. Prentice Hall, New
Jersey, 1997
Dit. Keswa Kemenkes RI : Pelatihan Keterampilan Sosial
Bagi Remaja, Jakarta, 2008
Dit. Keswa Kemenkes RI : Pedoman Upaya Kesehatan
Jiwa Anak Usia Sekolah di Tingkat
Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah, Jakarta, 2001
Dit. Anak Kemenkes RI : Petunjuk Teknis Penjaringan Anak
Sekolah Dasar, Jakarta, 2010
Dit. Anak Kemenkes RI : Petunjuk Teknis Penjaringan Anak
Sekolah Lanjutan, Jakarta, 2010
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah

More Related Content

What's hot

Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaDinkes Kab Lebak
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatTini Wartini
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakitphiqe kbn
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduMuh Saleh
 
Usaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahUsaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahKagawa Mayumi
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Dokter Tekno
 
Sistem perlindungan anak di indonesia
Sistem perlindungan anak di indonesiaSistem perlindungan anak di indonesia
Sistem perlindungan anak di indonesiaAmalia Senja
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smdMhd ansyari
 
Ppt Konsep Tumbuh Kembang Anak
Ppt Konsep Tumbuh Kembang AnakPpt Konsep Tumbuh Kembang Anak
Ppt Konsep Tumbuh Kembang AnakEliShofana
 
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPROMateri Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRODayu Agung Dewi Sawitri
 
Penyuluhan di posyandu 1
Penyuluhan di posyandu 1Penyuluhan di posyandu 1
Penyuluhan di posyandu 1Lia M Noor
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAZakiah dr
 

What's hot (20)

Buku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader PosyanduBuku Panduan Kader Posyandu
Buku Panduan Kader Posyandu
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro RemajaMateri Penyuluhan Kespro Remaja
Materi Penyuluhan Kespro Remaja
 
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan MasyarakatPromosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Modul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader PosyanduModul Pelatihan Kader Posyandu
Modul Pelatihan Kader Posyandu
 
Usaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahUsaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolah
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
Sistem perlindungan anak di indonesia
Sistem perlindungan anak di indonesiaSistem perlindungan anak di indonesia
Sistem perlindungan anak di indonesia
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd
 
Ppt Konsep Tumbuh Kembang Anak
Ppt Konsep Tumbuh Kembang AnakPpt Konsep Tumbuh Kembang Anak
Ppt Konsep Tumbuh Kembang Anak
 
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPROMateri Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
Materi Pembinaan Kader Kesehatan Remaja (KKR) - KESPRO
 
Penyuluhan di posyandu 1
Penyuluhan di posyandu 1Penyuluhan di posyandu 1
Penyuluhan di posyandu 1
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
 

Similar to 01 buku juknis keswa di sekolah

30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdfAmsalSalomo
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uksArry Arie
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakSitiNgaisahSPdMPd
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaDhestaAdeanggaJuanda1
 
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptx
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptxkesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptx
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptxMeliAgustin15
 
phbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdfphbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdfNida325582
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatPetunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatReza Hendrawan
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Kickstory
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3sallehuddin misnon
 
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.pptPENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.pptDinaAdlinaMallappa
 
Ds pk thn 3
Ds pk thn 3Ds pk thn 3
Ds pk thn 3SKPA_2
 
2012 09-14 ds pk thn 3
2012 09-14 ds pk thn 32012 09-14 ds pk thn 3
2012 09-14 ds pk thn 3Zila Aleeya
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrDskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrsafa2426
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6Dskp pendidikan kesihatan tahun 6
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6vleadminaba2059
 

Similar to 01 buku juknis keswa di sekolah (20)

30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
30. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.pdf
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uks
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
 
3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)3. program usia sekolah dan remaja (1)
3. program usia sekolah dan remaja (1)
 
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan RemajaPelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
 
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptx
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptxkesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptx
kesehatan-remaja-di-sekolahppt.pptx
 
phbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdfphbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdf
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah SehatPetunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
 
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
Dokumen standard pendidikan kesihatan tahun 3
 
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.pptPENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
 
Keperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptxKeperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptx
 
Lp tumbang
Lp tumbangLp tumbang
Lp tumbang
 
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
Materi lilik fitra AKPER PEMKAB MUNA
 
Pembahasan fitra
Pembahasan fitraPembahasan fitra
Pembahasan fitra
 
Materi lilik fitra
Materi lilik fitraMateri lilik fitra
Materi lilik fitra
 
Ds pk thn 3
Ds pk thn 3Ds pk thn 3
Ds pk thn 3
 
2012 09-14 ds pk thn 3
2012 09-14 ds pk thn 32012 09-14 ds pk thn 3
2012 09-14 ds pk thn 3
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssrDskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6 kssr
 
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6Dskp pendidikan kesihatan tahun 6
Dskp pendidikan kesihatan tahun 6
 

Recently uploaded

kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 

Recently uploaded (13)

kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 

01 buku juknis keswa di sekolah

  • 1. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TERINTEGRASI PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) CETAKAN KETIGA TAHUN 2018 DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
  • 2. DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN JIWA DAN NAPZA DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT CETAKAN KETIGA TAHUN 2018 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
  • 3. ii Penasehat: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Ditjen P2P, Kemenkes RI. Tim Penyusun: 1. Prof. Dr. dr. Irawati Ismail, Sp.KJ., M.Epid (K). 2. Dr. dr. Tjhin Wiguna, Sp.KJ. (K). 3. dr. Edduwar Idul Riyadi, Sp.KJ. 4. Suharni Simbolon, SKM., M.Kes. 5. Drs. Subardi, M.Pd. 6. Waya Robin Subari, S.Pd. 7. Sri Hartati, S.Pd. 8. Dhito Aprianto, SKM. 9. Nizma Febrianti, SKM. 10. Tati Nuryati, SKM.,M.Kes. 11. Maryani, S.Psi. 12. Elna Yuslaini Siregar, M.Psi. 13. Danil Vina, sp.KJ. Kontributor Daerah: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jaya, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jaya, Dinas Kesehatan Kotamadya Bogor dan Dinas Pendidikan Kotamadya Bogor. Tim Editor: 1. dr. Lina R. Mangaweang, Sp.KJ. 2. Marleni Desnita, S.Psi. 3. dr. Prianto Djatmiko, Sp.KJ. Tim Administrasi: 1. Tetti Sariani Lubis, SH., MM. 2. Leni Mendra, SST., M.Kes. TIM PENYUSUN PETUNJUK PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH TERINTEGRASI PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
  • 4. iii Assalamu'alaikumWarahmatullahiWabarakatuh, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji-syukur kehadirat Allah Subhana Wa Ta'ala karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku petunjuk pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah yang terintegrasi dengan program usaha kesehatan sekolah (UKS) dapat dicetak kembali untuk ketiga kalinya sebagai edisi revisi. Anak adalah tunas bangsa, generasi penerus dan tumpuan harapan untuk melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat. Aset bangsa ini merupakan modal utama sumber daya manusia yang memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembangunan nasional. Kualitas seorang anak maupun remaja juga ditentukan oleh faktor bawaan dan pengaruh lingkungan dimana remaja itu berkembang, termasuk asih, asah dan asuh yang pernah diperolehnya mulai dari rumah di dalam keluarga, dan guru di institusi sekolah sebagai tempat atau lembaga pendidikan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian, menentukan mutu dan kualitas remaja di kemudian hari. Hampir sebagian besar waktu anak dan remaja berada di sekolah bersama para guru dan kelompok teman- temannya yang bisa saling mempengaruhi. Pentingnya pembinaan lingkungan sekolah yang sehat dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja tak lepas dari Upaya Kesehatan Sekolah (UKS). Upaya kesehatan jiwa sebagai salah satu program yang terintegrasi dalam UKS, memberikan peran yang sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan anak didiknya. Penerapan UKS di SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
  • 5. iv tingkat pendidikan dasar, menengah dan atas (TK, SD, SMP dan SMA) menitikberatkan pada upaya preventif dan promotif perilaku berisiko pada anak dan remaja. Upaya-upaya ini perlu dapat diimplementasikan secara berkelanjutan, sehingga anak dan remaja dalam lingkungan sekolah memiliki jaminan kesehatan secara holistik dan iklim pertumbuhan yang mendukung dalam menciptakan generasi yang berkarakter dan berkualitas. Kepada tim penyusun dan editor buku ini, saya sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas kontribusi dan upayanya dalam melakukan beberapa perbaikan pada buku cetakan ketiga edisi revisi ini. Masukan dan saran dari pengguna buku ini sangat diharapkan guna perbaikan-perbaikan program dan kegiatan selanjutnya. WassalamualaikumWr.Wb. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehetan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes NIP. 196003201985021002
  • 6. v Assalamu'alaikumWr.Wb. Anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa dan menjadi tumpuan serta harapan para orang tua agar kelak menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa ini terjadi banyak perubahan yang amat pesat baik fisik, psikologis dan sosial. Remaja dituntut untuk beradaptasi dan tidak semua remaja mampu mengatasinya sehingga banyak diantaranya yang mengalami masalah yang memerlukan bantuan dari lingkungan. Bila mereka tidak mendapat bantuan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi, akan dapat menghambat perkembangan mereka dan bahkan menimbulkan gangguan baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan. Selama ini sudah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan remaja, melalui pelayanan PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas dan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di sekolah. Namun upaya itu lebih banyak terfokus pada pembinaan kesehatan fisik dan kecerdasannya, misalnya dengan meningkatkan status gizi, mencegah penyakit dengan melakukan imunisasi, menyediakan sarana pendidikan yang baik dan lain-lain. Masih belum optimalnya upaya yang dilakukan untuk membina perkembangan mental remaja, bahkan tenaga kesehatan diantaranya pengelola usaha kesehatan sekolah dan PKPR sendiri masih kurang memahami masalah mental emosional pada remaja. SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KETUA TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 7. vi Padahal masalah tersebut perlu dideteksi dan ditangani dengan baik agar remaja dapat berkembang secara normal. Saya menyambut baik terbitnya "Buku Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah" ini, dengan harapan buku ini dapat bermanfaat bagi orang tua, terutama pendidik/guru, dan masyarakat luas dalam melakukan pengawasan dan mendeteksi sedini mungkin terhadap gangguan dan hambatan perkembangan jiwa anak. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan buku ini. Masukan dan saran dari pengguna buku ini, sangat kami harapkan demi penyempurnaannya. WassalamualaikumWr.Wb. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar & Menegah Tim Pembina UKS Pusat ttd Hamid Muhammad, Msc, Ph.D NIP. 195905121983111001
  • 8. vii Assalamu'alaikumWr.Wb. Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah tersusun dapat dicetak kembali agar dapat dipergunakan sebagai acuan di sekolah. Program Indonesia Sehat dari Agenda ke-5 Nawa Cita adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Salah satu upaya untuk mencapai Indonesia Sehat adalah melalui gerakan nasional yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif. Seluruh komponen bangsa turut serta dalam memasyarakatkan paradigma sehat, mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan perilaku hidup bersih sehat. Sekolah sebagai institusi sarana pendidikan kedua setelah orang tua dan merupakan wadah remaja di dalam mengembangkan kompetensi diri. Untuk itulah diintegrasikan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan jiwa untuk pembentukan karakter remaja yang sehat, cerdas dan berkualitas, menjadi manusia dewasa yang mampu menghadapi tantangan dan berbagai kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak dan remaja di sekolah, serta penentu masa depan mereka di masyarakat. Melalui Usaha Kesehatan Sekolah perkembangan jiwa anak dapat dideteksi sedini mungkin, sehingga terhindar dari gangguan yang dapat menghambat perkembangannya. Oleh karena gejolak emosi yang dialami remaja dapat menyebabkan mereka rentan terhadap berbagai masalah perilaku negatif antara lain KATA PENGANTAR
  • 9. viii tawuran, kenakalan remaja, putus sekolah, adiksi NAPZA, alkohol dan tembakau, adiksi games on-line dan pornografi. Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah ini dapat membantu para orang tua dan para pendidik/guru terhadap adanya gangguan perkembangan anak, serta untuk mewujudkan kesehatan jiwa yang optimal bagi peserta didik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini. WassalamualaikumWr.Wb. Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Dr. dr. Fidiansjah, Sp. Kj., MPH NIP. 196306271988121002
  • 10. ix .............................................................................. ii ..................................................................................... iii .................................................................................... v .......................................................................... vii ... .................................................................. 1 .................................................................... 1 ................................................................................... 3 ................................................................................. 4 ........................................................................... 4 .................................................................... 6 ........... ............................................................. 7 .. 7 .................... 8 ........ 8 ............................. 14 .......................... 22 ............................ 25 .......................................................................................... 26 ............................................................................. 26 ........................................................ 27 ....................... 29 .......................................................................... 29 ................................................................................. 32 ............................................................................ 33 .......................................................................... 35 .............................. ..................................................... 37 ...................................................................... 55 DAFTAR ISI Tim Penyusun Sambutan Sambutan Kata Pengantar BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran D. Pengertian E. Ruang Lingkup F. Dasar Hukum G. Struktur, Tugas Dan Fungsi Kesehatan Jiwa di Sekolah BAB II. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah A. Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah B. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah C. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat D. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah BAB III. Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan Jiwa di Sekolah A. Persiapan B. Pelaksanaan Kegiatan BAB IV. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan A. Monitoring B. Evaluasi C. Pelaporan BAB V. PENUTUP LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
  • 11. x
  • 12. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak usia sekolah merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial bagi pembangunan bangsa dan merupakan satuan yang terorganisir serta mudah untuk dimotivasi dalam wadah sekolah. Anak usia sekolah juga memiliki Angka Partisipasi Murni (APM) yang tinggi. Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013, APM siswa Sekolah Dasar dan sederajat adalah 92,43 %, siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat 70,73 %, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat 51,35 %. Hal ini merupakan peluang yang besar untuk melakukan pembinaan kesehatan jiwa bagi anak usia sekolah melalui jalur Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Berdasarkan fakta yang ditemui, UKS yang selama ini sebagai sarana untuk mewujudkan peserta didik yang sehat lebih berfokus pada kesehatan fisik dan kelengkapan sarana dan prasarana. Akan tetapi, masalah yang ditemui pada anak usia sekolah tidak hanya fisik namun juga meliputi masalah emosi dan perilaku. Masalah emosi dan perilaku pada anak usia sekolah merupakan masalah yang penting dicermati oleh karena adanya masalah tersebut pada anak usia sekolah seringkali berdampak terhadap fungsi kehidupan mereka sehari-hari. Anak dengan masalah emosi dan perilaku seringkali mengalami kesulitan belajar, putus sekolah, masalah berinteraksi dengan teman sebaya, serta mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan berbagai situasi kehidupan termasuk terlibat dengan kenakalan remaja,
  • 13. 2 penggunaan zat terlarang, kekerasan di lingkungan sekolah serta perkelahian di antara remaja. Penelitian menunjukkan bahwa 5-9 persen dari anak-anak tidak berkembang secara akademis karena masalah emosi dan perilaku. Pada peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA) pada umumnya lebih banyak terkait dengan perilaku berisiko. Perilaku berisiko itu di antaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, melakukan hubungan seks di luar nikah, geng motor, tawuran dan bolos sekolah. Hasil penelitian dr. Elly Ang (2006-2007) terhadap 385 remaja berusia 11-17 tahun di Jakarta dengan menggunakan SDQ (Strenght Difficult Questionnaire)menunjukkan: 1. Masalah hiperaktivitas 5,96 %. 2. Masalah emosi 26,16 %. 3. Masalah perilaku 22,27 %. 4. Masalah dengan teman sebaya 2,59 %. 5. Masalah pro-sosial 2,59 %. Kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak dan remaja di sekolah, serta penentu masa depan mereka di masyarakat. Kondisi tersebut dipertimbangkan oleh karena anak dan remaja menghabiskan hampir sebagian besar waktu mereka di sekolah. Hal ini menempatkan sekolah menjadi tempat yang penting untuk melakukan deteksi dan intervensi dini persoalan atau kesulitan emosi dan perilaku yang mungkin mereka hadapi. Oleh karena itu merupakan suatu hal yang penting mengembangkan usaha kesehatan jiwa anak dan remaja di sekolah. Pada tahun 2012, unsur kesehatan jiwa sudah masuk
  • 14. 3 B. Tujuan Tujuan Umum : Terwujudnya warga sekolah/madrasah yang sehat. Tujuan Khusus : 1. Meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah/madrasah. 2. Memfasilitasi warga sekolah/madrasah, orang tua/pengasuh peserta didik, Tim Pelaksana UKS dan Tim Pembina UKS dalam melakukan program kesehatan jiwa. 3. Meningkatkan kerjasama antara warga sekolah/madrasah, orang tua/pengasuh peserta didik, Tim Pelaksana UKS dan Tim Pembina UKS dalam melakukan program kesehatan jiwa. dalam indikator penilaian lomba sekolah sehat. Namun sangat disayangkan, banyak sekolah yang belum menerapkan kegiatan dalam mewujudkan sekolah yang sehat dari unsur jiwanya. Hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan pemahaman pengelola program UKS tentang kesehatan jiwa dan belum adanya petunjuk pelaksanaan program kesehatan jiwa di Sekolah. Program kesehatan jiwa di sekolah dilaksanakan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi warga sekolah dan bukan untuk menstigmasisasi. Untuk itu diperlukan adanya Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) program kesehatan jiwa terintegrasi Program Usaha Kesehatan Sekolah. C. Sasaran 1. Sasaran Utama Warga sekolah (peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan). 2. Sasaran Pendukung Program a. Puskesmas.
  • 15. 4 b. Tim Pelaksana UKS dan Tim Pembina UKS. c. Orang tua/Pengasuh peserta didik. d. Masyarakat di lingkungan sekolah. D. Pengertian 1. Sehat Menurut Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Kesehatan Jiwa Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut dapat menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan/stres, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya sebagai manusia tertentu. 3. Warga Sekolah Seluruh individu yang terlibat dalam pelaksanaan sekolah termasuk kepala sekolah, siswa, tenaga pendidik (kepala sekolah dan guru), tenaga kependidikan (tata usaha dan pustakawan) dan pekerja sekolah lainnya. 4. UKS Upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.
  • 16. 5 5. Tim Pembina UKS Tim yang bertanggung jawab dalam pembinaan UKS yang berkedudukan mulai dari tingkat pusat sampai kecamatan. 6. Tim Pelaksana UKS Tim yang melaksanakan kegiatan UKS di sekolah. 7. Keterampilan Sosial Kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun non verbal sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. 8. Pola Asuh Suatu bentuk interaksi antara orangtua/pengasuh dengan anak dengan cara menstimulasi anak dalam membentuk suatu kepribadian, perilaku, pengetahuan serta nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 9. Strenght Difficult Questionnaire (SDQ) adalah kuestioner kesehatan jiwa bagi anak dan remaja dengan rentang usia 4-18 tahun yang dikembangkan oleh Departemen Psikiatri FKUI-RSCM Jakarta dari Robert N Goodman (UK). 10. Pediatric Symtomp Cheklist (PSC) adalah kuesioner yang menilai masalah psikososial anak dan remaja mulai dari usia 4-18 tahun yang telah di validasi oleh Departemen Psikiatri FKUI-RSCM Jakarta. 11. Symptomd Checklist 90 (SCL-90) adalah instrumen psikometri yang berbentuk self report dan dirancang untuk mengevaluasi masalah-masalah psikologis dan gejala-gejala psikopatologi. 12. Anak dan Remaja Individu yang berusia kurang dari 18 tahun.
  • 17. 6 13. Sekolah/Madrasah S e k o l a h a d a l a h s a t u a n p e n d i d i k a n y a n g menyelenggarakan pendidikan umum di bawah koordinasi dan pembinaan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. M a d r a s a h a d a l a h s a t u a n p e n d i d i k a n y a n g menyelenggarakan pendidikan umum dan keagamaan di bawah koordinasi dan pembinaan Kementerian Agama. Ruang lingkup dari buku ini adalah bagaimana melaksanakan pengembangan program kesehatan jiwa di sekolah melalui Trias UKS yang mencakup : 1. Pendidikan kesehatan (kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler). 2. Pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif). 3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat. E. Ruang lingkup 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan . F. Dasar Hukum
  • 18. 7 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal. 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak. 9. Peraturan Bersama (SKB) 4 Menteri antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah . G. Struktur, Tugas dan Fungsi Kesehatan Jiwa di Sekolah Pengembangan program kesehatan jiwa di sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program UKS. Maka untuk struktur, tugas dan fungsi dari pembina, pelaksana kesehatan jiwa di Sekolah/Madrasah baik di tingkat pusat, p r o v i n s i , k a b u p a t e n / k o t a , k e c a m a t a n d a n d i Sekolah/Madrasah pada dasarnya sama sesuai Pedoman UKS.
  • 19. 8 BAB II PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH Pengembangan kesehatan jiwa di sekolah tidak berbeda dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan lainnya yang telah dikembangkan di sekolah melalui Trias UKS pada program UKS. Untuk mengembangkan sekolah sehat dilakukan upaya menanamkan perilaku hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Sesuai dengan pedoman UKS, maka Trias UKS dalam pelaksanaan program kesehatan jiwa di sekolah meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah Pendidikan kesehatan jiwa adalah usaha/bantuan yang diberikan berupa bimbingan, pelatihan keterampilan sosial, dan tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan jiwa yang meliputi; perkembangan fisik dan jiwa sesuai kelompok usia peserta didik, permasalahan yang sering dihadapi, dan keterampilan sosial dalam meningkatkan ketahanan mental agar kepribadian peserta didik dapat tumbuh dengan baik. 1. Tujuan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/ Madrasah. Tujuan pendidikan kesehatan jiwa adalah : a. Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan : 1) Memahami tentang perkembangan jiwa peserta didik sesuai kelompok usia mereka dikaitkan dengan perkembangan fisik.
  • 20. 9 2) Memahami permasalahan kesehatan jiwa yang sering dihadapi peserta didik sesuai kelompok usia dan warga sekolah lainnya. 3) Mampu membimbing peserta didik dalam meningkatkan kesehatan jiwa. 4) Warga sekolah mampu berfikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 5) Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis antara sesama warga sekolah. b. Bagi Peserta didik : 1) Mampu menghadapi tantangan hidup serta memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar (narkoba, arus dan teknologi informasi). 2) Mampu berfikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain. 3) Mewujudkan hubungan kerjasama yang harmonis antara sesama warga sekolah. 2. Pelaksanan Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah. Pendidikan kesehatan jiwa anak dan remaja di sekolah dilaksanakan melalui : a. Kegiatan intrakurikuler yakni pelaksanaan pembelajaran kesehatan jiwa yang diintegrasikan dengan semua mata pelajaran pada kurikulum yang berlaku. Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan jiwa intrakurikuler disesuaikan dengan usia peserta didik, sebagai berikut ini :
  • 21. 10 1). Untuk usia 4-10 tahun (TK-SD kelas 4) Materi pendidikan kesehatan jiwa mencakup : • Perilaku sehat jiwa dalam keluarga (lihat materi kesehatan jiwa "Aku dan Keluargaku"). • Cara berteman yang baik (lihat materi kesehatan jiwa "Aku dan Teman-temanku"). • Cara mengenali dan menghadapi emosi (lihat materi kesehatan jiwa "Mengenal dan Menghadapi Berbagai Macam Emosi"). 2). Untuk usia 11-18 tahun (SD Kelas 5-SMA) Materi pendidikan kesehatan jiwa mencakup: • Materi perkembangan fisik dan jiwa sesuai kelompok usia peserta didik (lihat Pedoman Upaya Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Lanjutan). • Permasalahan kesehatan jiwa yang sering dihadapi peserta didik. • Meningkatkan kecakapan hidup dalam menghadapi pengaruh negatif dari luar serta membimbing siswa untuk berperilaku hidup sehat, berteman yang baik (lihat materi kesehatan jiwa "Keterampilan Sosial"). b. Kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah maupun di luar sekolah untuk menerapkan materi kesehatan jiwa serta meningkatkan perilaku hidup sehat bagi peserta didik, antara lain berupa :
  • 22. 11 1) Kegiatan yang melibatkan warga sekolah dan tenaga kesehatan, meliputi : • Kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader kesehatan sekolah/KKR, konselor sebaya/peer conselor, pramuka, PMR, kunjungan ke RS Jiwa, Panti Sosial dll). • Kreatifitas peserta didik : Majalah dinding (untuk menampilkan prestasi, kegiatan dan informasi kesehatan jiwa di Sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan dan memotivasi warga sekolah). 2) Pendidikan dan bimbingan kesehatan yang diberikan kepada tenaga pendidik dan kependidikan, orangtua/pengasuh dan pengelola UKS. Materi yang diberikan adalah semua materi yang ada di pendidikan kesehatan jiwa serta materi pola asuh. Bimbingan untuk menerapkan perilaku hidup sehat seperti menghindari kebiasaan merokok dan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotik dan Zat Adiktif lainnya) meningkatkan kerjasama kelompok, tidak terlibat tawuran, tidak terlibat perkelahian, adanya hubungan yang harmonis antara peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah melalui materi keterampilan sosial. c. Kegiatan sosial di sekolah Kegiatan-kegiatan bersifat sosial yang mendukung kesehatan jiwa peserta didik seperti:
  • 23. 12 1) Kerja bakti yang dapat mempererat rasa persaudaraan dan kebersamaan . 2) Aksi sosial (kunjungan dan memberi bantuan ke panti sosial) dsb. d. Kegiatan perlombaan yang dapat meningkatkan kesehatan jiwa peserta didik, seperti: 1) Pertandingan olah raga. 2) Perlombaan pada hari-hari besar Nasional yang dirayakan oleh Sekolah dan Madrasah dsb. 3. Pendekatan dan Metode Pendidikan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah a. Pendekatan Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain adalah melalui pendekatan : 1) Individual (konseling oleh guru dan teman sebaya). 2) Kelompok di dalam dan di luar jam pelajaran • Di dalam kelas misalnya melalui proses pembelajaran di kelas . • Di luar kelas misalnya melalui kegiatan ekstrakurikuler. • Lingkungan keluarga misalnya makan bersama, melakukan ibadah bersama dan orang tua membangun komunikasi berkualitas untuk anak (keluarga inti).
  • 24. 13 b. Metode Dalam proses belajar mengajar guru dan pembina dapat menggunakan metode misalnya; belajar kelompok, kerja kelompok, diskusi, belajar perorangan, pemberian tugas, karya wisata, bermain peran, tanya jawab, simulasi dan bimbingan (konseling). Agar tujuan pendidikan kesehatan jiwa bagi peserta didik dapat tercapai secara optimal, maka dalam pelaksanaannya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional. 2). Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 3). Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. 4). Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik. 5) Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didik. 6). Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan jiwa. 4. Evaluasi Pelaksanaan program Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah. Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program kesehatan jiwa di sekolah/madrasah maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan program kesehatan jiwa di sekolah/madrasah adalah: a. Kurang (<50 %). b. Cukup (50-75 %). c. Baik (>75 %). d. Sangat baik (100 % plus swadana).
  • 25. 14 B. Pelayanan Kesehatan Jiwa 1. Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah. Pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), tatalaksana (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : a. Peningkatan kesehatan jiwa (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan masalah emosi, perilaku dan latihan keterampilan sosial. b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui deteksi dini atau penapisan awal kepada seluruh peserta didik dengan cepat dan bersifat massal dengan menggunakan kuesioner PSC (Pediatric Symptom Checklist). Selanjutnya dilakukan penilaian pada peserta didik yang terjaring dari hasil penapisan awal dengan menggunakan SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire) yang terdiri dari SDQ Anak (usia 4-10 tahun) dan SDQ Remaja (usia 11-18 tahun). Deteksi dini kepada tenaga pendidik dan kependidikan dan orangtua/pengasuh dengan menggunakan SCL-90. Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan secara berkala dan pengamatan. c. Tatalaksana dan pemulihan masalah kesehatan jiwa dilakukan melalui : 1) Intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling (oleh guru dan teman sebaya).
  • 26. 15 2). Pembinaan dan konseling kepada keluarga agar ikut berperan aktif dalam memberikan bimbingan, meningkatkan kemampuan anak didik serta meningkatkan kesehatan jiwanya. 3). Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah dapat di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit dengan membawa buku rujukan kasus atau buku rapor kesehatanku. 2. T u j u a n P e l a y a n a n K e s e h a t a n J i w a d i Sekolah/Madrasah. Tujuan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah adalah untuk : a. Memberikan penyuluhan, pelatihan dan bimbingan kepada warga sekolah. b. Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa bagi warga sekolah. c. Melakukan intervensi dini terhadap warga sekolah yang terdeteksi. d. Merujuk warga sekolah yang tidak bisa ditangani ke puskesmas atau rumah sakit. 3. Tempat dan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah. Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa dapat dilakukan di sekolah/madrasah dan di puskesmas. a. Sekolah/Madrasah. Untuk pemeriksaan skrining secara umum (semua peserta didik dalam satu sekolah) digunakan kuesioner Pediatric Symptom Checklist (PSC). Jika ditemukan ada masalah psikososial dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan kuesioner SDQ.
  • 27. 16 Pemeriksaan ini lebih mengetahui masalah kesehatan jiwa yang dialaminya, agar mempermudah melakukan konseling dan penanganan lanjutan. Selanjutnya untuk pemeriksaan berkala bagi peserta didik yang dianggap bermasalah digunakan kuesioner SDQ. Selain itu guru juga dapat mengobservasi prestasi belajar, emosi, perilaku, konsentrasi dan sikap terhadap teman sebaya melalui buku pengamatan rapor kesehatan siswa sebagai bagian dari penilaian. Bagi peserta didik usia 4- 10 tahun dengan menggunakan SDQ Anak. SDQ Anak dan PSC diisi oleh guru kelas dan orang tua/pengasuh anak didik dengan penjelasan pengisian kuesioner terlebih dahulu oleh guru/tenaga kesehatan (pengelola program UKS) yang sudah memahami pengisian kuesioner SDQ dan PSC. Peserta didik usia di atas 11-18 tahun, dapat mengisi sendiri kuesioner SOQ Remaja dengan penjelasan sebelumnya. Deteksi dini dapat dilakukan pada awal masuk sekolah dan selanjutnya dilakukan secara berkala minimal 1 kali dalam 6 bulan. 1) Masalah Prestasi Belajar (Proses Pembelajaran) a) Seluruh prestasi belajar rendah : • Kesulitan belajar. • Gangguan penyesuaian . • Gangguan fungsi bahasa • Gangguan keterbatasan kosa kata . • Gangguan penglihatan pendengaran.
  • 28. 17 b) Sebagian prestasi belajar rendah . Kesulitan menulis, berhitung, membaca, prakarya disebabkan oleh keterampilan motorik kurang berkembang. c) Prestasi belajar tidak stabil. • Gangguan konsentrasi (gangguan pemusatan perhatian, dan hiperaktifitas). • Takut, cemas, tak mau sekolah, sering mengeluh sakit perut, muntah, kepala, sukar tidur (gangguan emosional seperti cemas dan depresi). • Sering sakit (asma, batuk-pilek, TBC dan penyakit kronis lain). 2) Masalah Perilaku a) Terlalu nakal, usil, sering menggangu teman, tidak bisa duduk diam, dan sering bikin ulah di kelas. b) Terlalu pasif, pendiam, tak suka bergaul, menyendiri, tak bisa bekerjasama dalam kelompok di sekolah maupun di rumah. c) Murung, sedih, mudah tersinggung, banyak menangis dan merasa rendah diri. Deteksi untuk tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (pegawai tata usaha, pekerja sekolah lainnya) dengan menggunakan SCL-90. Deteksi dilakukan oleh petugas puskesmas yang terlatih pada saat melakukan kegiatan penjaringan kesehatan dan kegiatan UKS di sekolah. Apabila hasil deteksi ditemukan
  • 29. 18 ada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang bermasalah kesehatan jiwa, maka di diskusikan kepada kepala sekolah untuk intervensi tindak lanjut, atau dapat dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat yang mempunyai tenaga kesehatan terlatih kesehatan jiwa. Apabila dari hasil deteksi ditemukan pada kepala sekolah maka didiskusikan pada dinas pendidikan. b. Puskesmas. Kasus yang tidak dapat diatasi di sekolah/madrasah, dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan tindak lanjut pelayanan kesehatan jiwa oleh tenaga kesehatan. Setiap peserta didik dan warga sekolah harus memiliki surat rujukan ke pelayanan kesehatan. Kegiatan pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih. Contoh pelayanan kesehatan jiwa adalah pemberian terapi farmakologi dan konseling oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih kesehatan jiwa. Peserta didik yang perlu dirujuk adalah peserta didik yang tidak mengalami pemulihan kesehatan jiwa setelah dibimbing dan dibina oleh guru dan kader kesehatan remaja yang sudah terlatih dalam kurun waktu 1-3 bulan.
  • 30. 19 ALUR INTERVENSI MASALAH KESEHATAN JIWA Bila diduga ada permasalahan pada prestasi belajar dan/ atau perilaku Gunakan instrument skrining PSC/SDQ Hasil skrining, bermasalah kesehatan jiwa Pendidik mengajak bicara dan mendengarkan keluh kesah peserta didik dengan sabar dan penuh perhatian, libatkan juga orangtua peserta didik dan teman-teman di kelas untuk membantu Lakukan skrining SCL-90 pada orang tua dan guru Tentukan pokok permasalahannya, dan coba atasi dengan fasilitas dan kemampuan di sekolah Apabila ada perubahan, tetap lakukan observasi jika tidak ada perubahan/sulit diatasi, rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
  • 31. 20 ALUR PENJARINGAN DAN PEMERIKSAAN JIWA/MENTAL PENJARINGAN KESEHATAN MENTAL DENGAN PSC/SEKALI ADA MASALAH PSIKOSOSIAL PENGAMATAN MELALUI RAPOR KESEHATAN ADA MASALAH TIDAK ADA MASALAH PSIKOSOSIAL NORMAL PEMERIKSAAN SDQ ULANG SETELAH 3 BULAN NORMAL SKOR KESULITAN BORDERLINE ABNORMAL (RUJUK FASKES) SKOR MASALAH EMOSI SKOR MASALAH PRILAKU SKOR KEKUATAN/PROSOSIAL ABNORMAL (RUJUK FASKES) BORDERLINE BORDERLINE BORDERLINE BORDERLINE BORDERLINE ABNORMAL RUJUK FASKES RUJUK FASKES RUJUK FASKES RUJUK FASKES ABNORMAL ABNORMAL ABNORMAL SKOR HYPERAKTIVITAS SKOR MASALAH TEMAN SEBAYA KONSELING KONSELING KONSELING KONSELING SKOR KESULITAN DAN KEKUATAN RUJUK FASKES BORDERLINE ABNORMAL PEMERIKSAAN SDQ
  • 32. 21 PELAYANAN DAN PEMERIKASAAN KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH PELAKSANA Jenis emeriksaan Alat/bahan Cara Dokcil/ kader Guru Nakes KESIMPULAN HASIL/ INDIKATOR TINDAK LANJUT 1.Pemeriksaan cepat masalah psikososial anak dan remaja secara umum dan massal dengan PSC 2.Pemeriksaan Kekuatan dan Kesulitan pada Anak dan Remaja dengan SDQ 3.Pengamatan emosi konsen- trasi, perilaku dan sikap melalui buku raport kese- hatanku 4.Penilaian kesehatan bagi guru dan pegawai sekolah dengan SCL-90 Panduan pemeriksaan dan skoring kuesioner PSC Panduan Pemberian Skor Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak dan remaja (SDQ) Buku rapor kesehatanku untuk pengamatan, emosi, konsentrasi, perilaku dan sikap kepada teman sebaya Kuesioner SCL-90 Untuk PSC diisi oleh guru atau nakes terlatih dalam melakukan skrining secara umum untuk semua peserta didik di sekolah. Setelah dilakukan pemeriksaan skrining/penjaringan secara umum dengan PSC maka dilanjutkan pemeriksaan dengan SDQ bagi peserta didik yang dianggap ada masalah berdasarkan hasil skrining PSC. Untuk anak SD kelas 1 s/d 4 memakai kuesioner SDQ Anak yang dapat diisi oleh guru dan orangtua/pengasuh. Untuk anak SD kelas 5 dan 6, siswa SMP dan SMU mengisi SDQ Remaja dapat diisi oleh siswa sendiri dan didampingi guru terhadap peserta didik yang dianggap bermasalah. Pada buku rapor kesehatanku dapat diisi pada bagian penilaian kesehatan mental dengan melakukan pengamatan terhadap emosi, perilaku, konsentrasi dan sikap kepada teman. SCL-90 dilakukan oleh Nakes terlatih . Dokter/ perawat/ bidan Untuk menilai masalah psikososial anak dan remaja dapat dilihat pada lampiran penilaian PSC. Kesimpulan dalam menen- tukan skor SDQ yaitu dapat dilihat pada lampiran skoring dan penilaian/kesimpulan SDQ . Untuk pengisian buku raport kesehatanku dapat menilai baik, kurang atau tidak baik melalui pengamatan sehari-hari secara subyektif oleh guru kelas atau BP terhadap emosi, perilaku, konsentrasi dan sikap kepada teman, jika didapatkan masalah lanjutkan dengan pemeriksaan SDQ. Untuk menilai masalah kese- hatan jiwa kepada pendidik dan pegawai sekolah dengan SCL-90 dapat dilihat pada lampiran. • Konselling oleh guru BK, Konseling oleh teman sebaya (peer group konselor). • Memberikan pelatihan keterampilan sosial (life skill), untuk anak SD dengan buku bacaan : "Aku dan Keluargaku”, “Aku dan Teman- Temanku", "Mengenal dan Menghadapi Emosi, sedang untuk siswa SMP dan SMU melalui buku Keterampilan Sosial dalam Meningkatkan Kesehatan Jiwa Remaja. • Memberikan pemahaman kepada guru pengajar dan teman-teman siswa. • Lakukan konseling kepada orangtua untuk memberikan pemahaman kepada orangtua terhadap permasalahan anaknya, dan turut membantu pemulihan kondisi mental anak. • Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak..
  • 33. 22 C. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang fisik, jiwa dan spiritual peserta didik dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan kemampuan hidup sehat peserta didik. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah : 1. Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah dalam aspek kesehatan jiwa yang meliputi upaya : a. Mencegah terjadinya masalah kesehatan jiwa warga sekolah, misalnya peningkatan kehidupan beragama, memotivasi keteladanan guru dan siswa dalam berperilaku sehat. b. Menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antar sesama warga sekolah dan masyarakat. 2. Pelaksana Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat : a. Kepala Sekolah/Madrasah Kepala sekolah/madrasah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS di sekolah/madrasah bertanggung j a w a b t e r h a d a p p e l a k s a n a a n p e m b i n a a n lingkungan sekolah sehat di sekolah/madrasah masing-masing. Dalam melaksanakan pembinaan, kepala sekolah/madrasah dibantu oleh pendidik,
  • 34. 23 pegawai sekolah/madrasah, peserta didik, orang tua peserta didik (komite sekolah) dll. b. Pendidik Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat, pendidik mempunyai peranan penting antara lain dengan cara memberikan : 1) Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan sekolah sehat. 2) Bimbingan dan keteladanan dalam sikap serta tindakan yang bersahabat dengan para peserta didik. 3) Melakukan pengawasan, pengamatan dan pemantauan pada peserta didik dalam perilaku kesehatan jiwa peserta didik. 4) Membimbing dan membina peserta didik agar mau dan terampil dalam menerapkan perilaku hidup sehat dan perilaku hidup sehat baik di lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masayarakat. c. Peserta didik Peserta didik diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam : 1) Menjaga dan menerapkan lingkungan sekolah yang ramah, aman dan harmonis serta mengawasi lingkungan sekolah dari perilaku-perilaku negatif yang dapat mengganggu ketentraman dan keamanan lingkungan sekolah.
  • 35. 24 2) Piket kelas bertugas untuk menjaga keamanan, kekeluargaan dan ketertiban kelasnya masing- masing. 3) Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat, misalnya d e n g a n m e n y a m p a i k a n p e s a n t e n t a n g lingkungan sehat jiwa dan perilaku sehat jiwa kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat. d. Pegawai Sekolah/Madrasah Pegawai sekolah/madrasah yang merupakan warga sekolah yang bersangkutan sehingga perlu ikut melaksanakan penyelenggaraan dan mengawasi serta memelihara lingkungan sekolah sehat jiwa, terutama pada penyediaan fasilitas sarana dan prasarana. e. Komite Sekolah/Madrasah Komite sekolah sebagai wadah organisasi orangtua peserta diharapkan berperan secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat dan menunjang kegiatan yang ada . 3. Masyarakat Masyarakat di sekitar sekolah/madrasah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan terutama memelihara dan menjaga lingkungan sekolah sehat.
  • 36. 25 D. Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah/Madrasah Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah adalah : 1. Kurang (<50 %) . 2. Cukup (50-75 %). 3. Baik (>75 %) . 4. Sangat baik (100 % plus swadana) . Keterangan : • Hasil evaluasi didapat dari hasil jumlah monitoring dibagi total skor dikali 100 %. • Penilaian evaluasi disebut kurang bila jumlah jawaban dibagi total skor dikali 100 % hasilnya kurang dari 50 %. • Penilaian evaluasi disebut cukup bila jumlah jawaban dibagi total skor dikali 100 % hasilnya 50 -75 %. • Penilaian evaluasi disebut baik bila jumlah jawaban dibagi total skor dikali 100 % hasilnya lebih dari 75 %. • Penilaian evaluasi disebut sangat baik bila jumlah jawaban dibagi total skor dikali 100 % hasilnya 100 % plus swadana .
  • 37. 26 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH A. Persiapan 1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan lintas sektoral terkait (Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag Kota) untuk memberikan informasi dan sosialisasi kepada sekolah-sekolah, agar menghasilkan : a. Kesepakatan tentang pelaksanaan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah. b. Inventarisasi tenaga, sarana termasuk dana yang ada untuk kebutuhan pelaksanaan kesehatan jiwa sekolah/madrasah. c. Identifikasi kebutuhan operasional dalam kegiatan pelaksanaan kesehatan jiwa di sekolah/madrasah. d. Persiapan pelaksanaan kesehatan jiwa meliputi kesiapan Puskesmas, jumlah sekolah, dan jumlah warga sekolah di tiap wilayah kerja Puskesmas. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menugaskan kepada Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan deteksi dini kesehatan jiwa peserta didik di wilayah kerjanya untuk memperoleh besaran masalah kesehatan jiwa peserta didik di sekolah yang dapat diawali pada kegiatan penjaringan.
  • 38. 27 3. Puskesmas mengadakan pertemuan dengan unsur Tim Pembina UKS Kecamatan lainnya dan kepala sekolah serta unsur lain yang dipandang perlu untuk menghasilkan: a. Inventarisasi data tentang jumlah sekolah, penyebaran sekolah serta jumlah warga sekolah. b. Rencana kerja pelaksanaan kesehatan jiwa di sekolah, yang mencakup jadwal kerja, tenaga pelaksana, kegiatan pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa menurut sekolah sasaran. 4. Satuan pendidikan a. Inventarisasi data tentang jumlah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan untuk dilakukan deteksi dini. b. Inventarisasi data tentang jumlah pendidik yang dapat dilatih untuk melakukan deteksi dini dan intervensi psikoedukasi terhadap peserta didik. c. Inventarisasi data tentang jumlah peserta didik yang dapat dilatih keterampilan sosial sebagai konselor sebaya dan kader kesehatan remaja. B. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa disekolah oleh tim pelaksana UKS berkoordinasi dengan Puskesmas. Puskesmas sebagai organisasi fungsional kesehatan di tingkat pelayanan dasar bertanggungjawab dalam pelaksanaan deteksi kesehatan jiwa, pelatihan, pembinaan dan pemberian tindak lanjut pelayanan kesehatan jiwa. Puskesmas dan sekolah bersama-sama bertanggung jawab melaksanakan deteksi dini kesehatan jiwa serta intervensi terhadap masalah kesehatan jiwa yang ditemui. Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah/guru UKS di wilayah kerja untuk menentukan jadwal
  • 39. 28 kegiatan kesehatan jiwa disekolah. Untuk kegiatan psikoedukasi dapat memanfaatkan PKPR, Promosi Kesehatan di sekolah serta kegiatan-kegiatan UKS lainnya. Pelaksanaan Kegiatan di Sekolah adalah sebagai berikut : Data peserta didik Kegiatan / pelaksanaan Kepala puskesmas Kepala sekolah Tim tenaga kesehatan Guru UKS Dokter kecil/ KKR Orang tua Penanggung jawab Sasaran Sekolah peserta didik Sekolah Tim Pelaksa- na UKS Koordinasi pelaksanaan: menyepakati tempat, waktu Orientasi teknis pelaksanaan Puskesmas Guru BK dan guru UKS, dokter kecil/ KKR Pelatihan psikoedukasi (keterampilan sosial) kepada guru Puskesmas Guru BK dan Pen- gelola program UKS Informasi peserta didik dan orangtua peserta didik Sekolah Menyediakan form pemerik- saan Sekolah dan atau Puskes- mas Feedback hasil pemeriksaan ke sekolah Puskesmas Feedback hasil pemeriksaan ke orang tua Sekolah Tatalaksana kelainan yang ditemukan Puskesmas Dan sekolah Mengenali gejala perilaku berisiko dan merujuk ke puskesmas Sekolah
  • 40. 29 BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan kesehatan jiwa di sekolah untuk mengetahui sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui kendala dan hambatan, sekaligus untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi pada tahap perencanaan, pelaksanaan program dan dari kegiatan yang dilaksanakan. A. Monitoring Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan atau pengendalian program kesehatan jiwa di sekolah agar program tersebut sesuai dengan kebutuhan, maka umpan balik dari lapangan sangat diperlukan. Monitoring dilakukan secara terus menerus, baik terhadap program maupun proses pelaksanaan guna penyempurnaan lebih lanjut. 1. Tujuan Monitoring Mengetahui sejauh manfaat/kegunaan dari program yang telah dilaksanakan serta untuk mengetahui kendala dan hambatan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan program dan kegiatan. 2. Sasaran Monitoring Sasaran monitoring adalah pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan kesehatan jiwa di sekolah yang dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS dan warga sekolah.
  • 41. 30 Monitoring dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS pada setiap jenjang dan dilakukan sebagai berikut : a. Tim Pembina UKS Kecamatan melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa di sekolah yang terintegrasi Trias UKS. b. Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana UKS melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan kesehatan jiwa di sekolah yang terintegrasi Trias UKS secara terus menerus. c. Penjaringan data dan informasi dilakukan dengan wawancara dan pengamatan yang selanjutnya dicatat pada instrumen monitoring dapat dilakukan oleh Guru Pembina UKS. 3. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dapat dilihat dari indikator input, proses dan output. a. Indikator Input 1) SDM • Mendapatkan pelatihan minimal 1 guru untuk 150 siswa. • Untuk TK/RA dan SD/MI minimal guru kelas dan guru agama wajib mendapatkan pelatihan psikoedukasi. 2) Sarana • Tersedianya keusioner PSC, SDQ dan SCL-90 untuk warga sekolah. • Tersedianya buku raport kesehatanku untuk pengamatan penilaian prestasi, sikap dan perilaku- emosi.
  • 42. 31 • Untuk TK, tersedianya Stimulasi Deteksi Intervens Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). • Tersedianya buku pedoman atau modul terkait kesehatan jiwa. b. Indikator Proses 1) Dilaksanakannya pelatihan keterampilan sosial bagi guru, impelementasi keterampilan sosial oleh guru terhadap siswa, siswa terhadap siswa (pendidikan kelompok sebaya) minimal dua kali dalam setahun. 2) Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah minimal dua kali dalam setahun. 3) Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi kesehatan jiwa terkait bagi orangtua/pengasuh dan warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam setahun. 4). Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas kepada sekolah 2 kali dalam setahun. c. Indikator Output 1) Minimal 75 % dari jumlah siswa telah dilakukan deteksi masalah emosi dan perilaku . 2) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah dilakukan deteksi masalah kesehatan jiwa. 3) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah mendapatkan psikoedukasi (topik : kesehatan jiwa) .
  • 43. 32 4) Tersedianya pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah . 5) Tersedianya pencatatan dan pelaporan kegiatan rujukan pelayanan kesehatan jiwa . B. Evaluasi Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Kesehatan Jiwa di sekolah. 1. Evaluasi ini bertujuan untuk : a. M e m b e r i k a n u m p a n b a l i k s e b a g a i d a s a r penyempurnaan program pembinaan dan pengembangan. b. Mengukur keberhasilan seluruh program yang dilaksanakan pada akhir kegiatan. 2. Sasaran evaluasi adalah : a. Peserta didik dan warga sekolah. b. Lingkungan sekolah. c. Dampak pembinaan terhadap perilaku peserta didik. d. Pengelolaan program pada setiap jenjang. e. Manajemen/pengelolaan program pada setiap jenjang. Ruang lingkup evaluasi meliputi seluruh komponen program kesehatan jiwa di sekolah, proses maupun hasil pelaksanaannya.
  • 44. 33 3. Unsur-unsur yang dievaluasi adalah : a. Perubahan tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan jiwa. b. Perubahan sikap dan afeksi terhadap prinsip-prinsip pola hidup sehat terkait kesehatan jiwa. c. Mekanisme pelaksanaan deteksi dini pada peserta didik dan warga sekolah. d. Mekanisme pelaksanaan keterampilan sosial. e. Mekanisme psikoedukasi. f. Tingkat keberhasilan maupun ketidak berhasilan kegiatan pembinaan dan pengelolaan program Kesehatan jiwa dari point “a” sampai “e”. 4. Teknik Evaluasi Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) berdasarkan indikator ukuran yang digunakan. C. Pelaporan Pelaporan dalam pelaksanaan Kesehatan jiwa di sekolah dilakukan oleh Tim Pelaksana UKS di Sekolah yang diteruskan ke TP UKS Kecamatan yang mencakup: 1. Laporan Tahunan: a. Guru yang mendapatkan pelatihan minimal guru untuk 150 siswa. b. Tersedianya kuesioner PSC, SDQ dan SCL-90 untuk warga sekolah. c. Tersedianya buku raport kesehatanku untuk pengamatan prestasi, sikap dan perilaku emosi.
  • 45. 34 d. Untuk TK, tersedianya Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). e. Tersedianya buku pedoman atau modul terkait kesehatan jiwa. f. Dilaksanakannya pelatihan life skill bagi guru minimal dua kali dalam setahun. g. Implementasi life skill oleh guru terhadap siswa. h. Implementasi life skill oleh siswa terhadap siswa (pendidikan kelompok sebaya). i. Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah minimal dua kali dalam setahun. j. Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi kesehatan jiwa terkait bagi orang tua/pengasuh dan warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam setahun. k. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas kepada sekolah dua kali dalam setahun. CATATAN: Jumlah kader kesehatan remaja/Dokcil/Konselor Sebaya, minimal 10 % dari jumlah seluruh peserta Didik. 2. Laporan Bulanan. Laporan hasil deteksi dini yang diklasifikasikan sebagai berikut: a. Jumlah anak yang dideteksi dini masalah kesehatan jiwa. b. Jumlah anak yang terdeteksi berisiko masalah kejiwaan. c. Jumlah anak yang dirujuk.
  • 46. 35 BABV PENUTUP Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak dan dewasa, dimana pada masa remaja ini terjadi banyak perubahan yang amat pesat baik fisik, psikologis dan social. Remaja dituntut untuk beradapatsi dan tidak semua remaja mampu mengatasinya. Sehingga banyak diantara remaja yang mengalami masalah yang memerlukan bantuan dari lingkungan. Bila mereka tidak mendapatkan bantuan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi, akan mendapat hambatan perkembangan mereka dan bahkan menimbulkan gangguan baik bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan yakni kesehatan dan pendidikan. Kesehatan merupakan bagian penting untuk tercapainya keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi- tingginya pada anak usia sekolah. Pelaksanaan UKS ditingkat pendidikan dasar (TK dan SD) berbeda dengan tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku berisiko seperti kekerasan, penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), adiksi pornografi, adiksi game online, kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual, kesehatan reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainnya.
  • 47. 36 Perilaku ini rentan dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Buku pedoman yang kami yakin belum sempurna, hanyalah suatu alat bantu bagi para pendidik/guru untuk mendeteksi sedini mungkin adanya gejala awal suatu kelainan jiwa yang mungkin dialami oleh peserta didik dan dihadapi oleh para pendidik/guru di dalam proses pembelajaran, namun setidaknya dapat dijadikan atau digunakan sebagai pegangan di dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Masukan dan arahan serta koreksi tetap kami harapkan dari para pemakai buku ini.
  • 48. 37 Lampiran 1 INSTRUMEN PENENTUAN STRATA DAN MONITORING NO INDIKATOR (1 ) TIDAK YA (1) TIDAK (0) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 12. Guru yang mendapatkan pelatihan minimal 1 guru untuk 150 siswa Tersedianya kuesioner SDQ, PSC dan SCL-90 untuk warga sekolah Tersedianya buku raport kesehatanku untuk pengamatan penilaian prestasi, sikap dan perilaku-emosi Untuk TK, tersedianya Simulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Tersedianya buku pedoman atau modul terkait kesehatan jiwa Dilaksanakannya pelatihan keterampilan sosial bagi guru minimal dua kali dalam setahun Impelementasi keterampilan sosial oleh guru terhadap siswa Impelementasi keterampilan sosial oleh siswa terhadap siswa (pendidikan kelompok sebaya) Dilaksanakannya deteksi dini pada warga sekolah minimal dua kali dalam setahun Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi kesehatan jiwa terkait bagi orangtua/pengasuh dan warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam setahun (rencana kerja) Jumlah kader kesehatan remaja/Dokcil/Konselor Sebaya, minimall 0 % dari jumlah seluruh peserta didik 11. Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas kepada sekolah 2 kali dalam setahun (rencana kerja) Total: Total Skor (total item kuesioner): 12 Total Nilai Indikator: Jumlah jawaban x 100% Total skor Catatan: Pertanyaan nomor 5 khusus untuk jenjang pendidikan sekolah TK/RA (catatan untuk monitoring tidak menggunakan total nilai indikator) ................................................ Mengetahui Kepala Sekolah/Madrasah * Pembina UKS Petugas Puskesmas/Guru Selaku Ketua Tim Pelaksana UKS (.....................................) (.....................................)
  • 49. 38 Lampiran 2 ALUR MONITORING Tim Pembina UKS Pusat Tim Pembina UKS Provinsi Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota Tim Pembina UKS Kecamatan Tim Pelaksana UKS Tim Pelaksana UKS Yankes Lingkungan Sarana/ Prasarana Guru -guru Guru -guru
  • 50. 39 Lampiran 3 Panduan pengisian dan skoring Pediatric Symptom Checklist (PSC) Pediatric Symptom Checklist (PSC) adalah sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan/masalah psikososial pada anak berusia 4-18 tahun. Cara menilai: 1. Tentukan apakah perilaku dibawah ini tidak pernah, kadang-kadang atau sering pada peserta didik yang diperiksa. 2. Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data perilaku anak: Tidak pernah : 0 Kadang-kadang : 1 Sering : 2 3. Penilaian yaitu jumlahkan nilai jawaban dan data perilaku anak, • Untuk anak usia 4-6 tahun, jumlah nilai < 24 : Tidak ditemukan masalah psikososial. Bila jumlah nilai ƒ 24: Terdapat masalah psikososial. • Untuk anak yang berusia > 6 tahun, jumlah nilai < 28 : Tidak ditemukan masalah psikososial. Bila jumlah nilai adalah ƒ 28: Terdapat masalah psikososial. Sering mengeluh nyeri atau sakit Menyendiri Mudah lelah, kurang energik Gelisah, sulit untuk duduk tenang Bermasalah dengan guru di sekolah 1. 2. 3. 4. 5. No Perilaku anak Tidak pernah Kadang kadang Sering 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 Skor
  • 51. 40 Kurang perhatian pada pelajaran di sekolah Berperilaku seolah-olah dikendalikan oleh mesin 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Terlalu banyak melamun Mudah teralih perhatiannya Takut pada situasi baru Sedih dan murung Mudah marah Cepat putus asa Susah berkonsentrasi Tidak suka berkawan Berkelahi dengan anak lain Membolos di sekolah Penurunan prestasi di sekolah Memandang rendah diri sendiri Ke dokter, tetapi ternyata tidak ditemukan kelainan Gangguan tidur Kecemasan yang berlebihan Ingin bersama anda lebih lama Merasa dirinya buruk Mengambil risiko berlebihan yang tidak perlu Ceroboh Kurang gembira Kekanak-kanakan bila dibanding anak sebayanya 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. Tidak mengikuti peraturan Tidak menunjukkan perasaan Tidak memahami perasaan orang lain Mengganggu orang lain Menyalahkan diri sendiri Mengambil barang yang bukan kepunyaannya 35 Menolak untuk berbagi 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 Jumlah Total
  • 52. 41 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 No. Pertanyaan Skor Tidak Benar Agak Benar Benar Lampiran 4 Panduan Pemberian Skor Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anak (Strength and Difficulties Questionnaire 4-10th) Dapat memperdulikan perasaan orang lain Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam untuk waktu lama Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut atau sakit-sakit lainnya Kalau mempunyai mainan, kesenangan, atau pensil, anak bersedia berbagi dengan anakanak lain Sering sulit mengendalikan kemarahan Cenderung menyendiri, lebih suka bermain seorang diri Umumnya bertingkah laku baik, biasanya melakukan apa yang disuruh oleh orang dewasa Banyak kekhawatiran atau sering tampak khawatir Suka menolong jika seseorang terluka, kecewa atau merasa sakit Terus menerus bergerak dengan resah atau menggeliat-geliat Mempunyai satu atau lebih teman baik Sering berkelahi dengan anak-anak lain atau mengintimidasi mereka Sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis Pada umumnya disukai oleh anak-anak lain Mudah teralih perhatiannya, tidak dapat berkonsentrasi Gugup atau sulit berpisah dengan orang tua/ pengasuhnya pada situasi baru, mudah kehilangan rasa percaya diri Bersikap baik terhadap anak-anak yang lebih muda Sering berbohong atau berbuat curang Diganggu, dipermainkan, diintimidasi atau diancam oleh anak-anak lain 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
  • 53. 42 20 21 22 23 24 25 Sering menawarkan diri untuk membantu orang lain (orang tua, guru, anak-anak lain) Sebelum melakukan sesuatu ia berpikir dahulu tentang akibatnya Mencuri dari rumah, sekolah atau tempat lain Lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan anak-anak lain Banyak yang ditakuti, mudah menjadi takut Memiliki perhatian yang baik terhadap apapun, mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah sampai selesai 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 Skor Masalah Gejala Emosional (E) Skor Masalah Perilaku (C) Skor Masalah Hiperaktivitas (H) Skor Masalah Teman Sebaya (P) Skor Masalah Kekuatan/Prososial (Pr) Skor Total Kesulitan : skor anak pada pertanyaan nomor 3 + 8 + 13 + 16 + 24 = ..... : skor anak pada pertanyaan nomor 5 + 7 + 12 + 18 + 22 = ..... : skor anak pada pertanyaan nomor 2 + 10 + 15 + 21 + 25 = ..... : skor anak pada pertanyaan nomor 6 + 11 + 14 + 19 + 23 = ..... : skor anak pada pertanyaan nomor 1 + 4 + 9 + 17 + 20 = ..... : jumlah semua skor gejala tanpa skor prososial yaitu : (E) skor masalah emosi + (C) skor masalah perilaku + (H) skor masalah hiperaktifitas + (P) skor masalah teman sebaya
  • 54. 43 Lampiran 5 Strengths and Difficulties Questionnaire (11 -18 th) Untuk setiap pernyataan, beri tanda (√ ) pada kotak kolom sesuai dengan pilihan anda, sebagaimana terjadi pada dirimu selama enam bulan terakhir (semua harus dijawab !!) Nama : .......................................... laki-lakilperempuan : Tgl pengisian : ........................... Tanggal lahir (umur) : .......................... Tanda tangan : No Kode* Tidak Agak Benar benar benar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Saya berusaha bersikap baik kepada orang lain. Saya peduli dengan perasaan mereka Saya gelisah, saya tidak dapat diam untuk waktu lama Saya sering sakit kepala, sakit perut atau macam-macam sakit lainnya Kalau saya memiliki mainan, CD, atau makanan, saya biasanya berbagi dengan orang lain Saya menjadi sangat marah dan sering tidak dapat mengendalikan kemarahan saya Saya lebih suka sendiri dari pada bersama dengan orang yang seusiaku Saya biasanya melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain Saya banyak merasa cemas atau khawatir terhadap apapun Saya selalu siap menolong jika seseorang terluka, kecewa atau merasa sakit Bila sedang gelisah atau cemas, badan saya sering bergerak-gerak tanpa saya sadari Saya mempunyai satu orang teman baik atau lebih Saya sering bertengkar dengan orang lain. Saya dapat memaksa orang lain melakukannya apa yang saya inginkan Saya sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis Orang lain seumur saya pada umumnya menyukai saya 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 2 1 0 Pr 1 H 1 E 1 Pr 2 C 1 P 1 C 2 E 2 Pr 3 H 2 P 2 C 3 E 3 P 3
  • 55. 44 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 2 1 0 Perhatian saya mudah teralihkan. Saya sulit memusatkan perhatian pada apapun Saya merasa gugup dalam situasi baru, saya mudah kehilangan rasa percaya diri Saya bersikap baik pada anak-anak yang lebih muda dari saya Saya sering dituduh berbohong atau berbuat curang Saya sering diganggu atau dipermainkan oleh anak-anak atau remaja lainnya Saya sering menawarkan diri untuk membantu orang lain, orang tua, guru atau anak-anak Saya berpikir terlebih dulu akibat yang akan terjadi,sebelum berbuat atau melakukan sesuatu Saya mengambil barang yang bukan milik saya dari rumah, sekolah, atau dari mana saja Saya lebih mudah berteman dengan orang dewasa daripada dengan orang-orang seusia saya Banyak yang saya takuti, saya mudah menjadi takut Saya menyelesaikan pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya mempunyai perhatian yang baik terhadap apapun * E = emotional; C = conduct problems; H = hyperactivity; P = peer problem; Pr = Prosocial Jika mengisi tidak benar nilainya = 0, agak benar nilainya = 1 dan benar nilainya = 2 Skor Masalah Emosional (E) : skor anak pada pertanyaan nomor 3+8+13+16+24= ..... Skor Masalah Perilaku (C) : skor anak pada pertanyaan nomor 5+7+12+18+22= ..... Skor Masalah Hiperaktivitas (H) : skor anak pada pertanyaan nomor 2+10+15+21+25= ..... Skor Masalah Teman Sebaya (P) : skor anak pada pertanyaan nomor 6+11+14+19+23= ..... H 3 E 4 Pr 4 C 4 P 4 Pr 5 H 4 C 5 P 5 E 5 H 5
  • 56. 45 Skor Kekuatan/Prososial (Pr) : skor anak pada pertanyaan nomor 1 + 4 + 9 + 17 + 20 = ......... Skor Total Kesulitan : jumlah semua skor gejala tanpa skor prososial yaitu : (E) skor masalah emosi + (C) skor masalah perilaku + (H) skor masalah hiperaktivitas + (P) skor masalah teman sebaya
  • 57. 46 Lampiran 6 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN PEMERIKSAAN SDQ 1. Kesulitan a. Gejala Emosional (E) b. Masalah Perilaku (C) c. Hiperaktivitas (H) d. Masalah Teman Sebaya (P) Total skor Kesulitan = Skor E + C+ H+ P Usia < 11 tahun: Normal: 0-13 Borderline: 14-15 Abnormal: 16-40 Usia 11-18 tahun: Normal: 0-15 Borderline: 16-19 Abnormal: 20-40 a. Gejala Emosional (E) - Sering mengeluh sakit pada badan (seperti sakit kepala, perut dll) - Banyak kekhawatiran - Sering tidak bahagia, menangis - Gugup atau mudah hilang percaya diri - Mudah takut Usia < 11 tahun: Normal: 0-3 Borderline: 4 Abnormal: 5-10 Usia 11-18 tahu: Normal: 0-5 Borderline: 6 Abnormal: 7-10 b. Masalah Perilaku (C) - Sering marah meledak-ledak - Umumnya berperilaku tidak baik, tidak melakukan apa yang diminta orang dewasa
  • 58. 47 - Sering berkelahi - Sering berbohong, curang - Mencuri Usia < 11 tahun: Normal: 0-2 Borderline: 3 Abnormal: 4-10 Usia 11-18 tahun: Normal: 0-3 Borderline: 4 Abnormal: 10 c. Hiperaktivitas (H) - Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam lama - Terus bergerak dengan resah - Mudah teralih, konsentrasi buyar - Tidak berpikir sebelum bertindak - Tidak mampu menyelesaikan tugas sampai selesai Usia < 11 tahun: Normal: 0-5 Borderline: 6 Abnormal: 7-10 Usia 11-18 tahun: Normal: 0-5 Borderline: 6 Abnormal: 7-10 d. Masalah Teman Sebaya (P) - Cenderung menyendiri, lebih senang main sendiri - Tidak punya 1 teman baik - Tidak disukai anak-anak lain - Diganggu/digertak oleh anak lain - Bergaul lebih baik dengan orang dewasa dari pada anak- anak
  • 59. 48 Usia < 10 tahun: Normal: 0-2 Borderline: 3 Abnormal: 4-10 Usia 10-18 tahun: Normal: 0-3 Borderline: 4-5 Abnormal: 6-10 2. Kekuatan Perilaku Prososial (Pr) - Mampu mempertimbangkan perasaan orang lain - Bersedia berbagi dengan anak lain - Suka menolong - Bersikap baik pada anak yang lebih muda - Sering menawarkan diri membantu orang lain Usia < 11 tahun: Normal: 6-10 Borderline: 5 Abnormal: 0-4 Usia 11-18 tahun: Normal: 6-10 Borderline: 5 Abnormal: 0-4
  • 60. 49 KUESIONER KUESIONER SCL-90 Nama : .................................................................... Tanggal lahir/umur : .................................................................... Pendidikan/jurusan : .................................................................... Status perkawinan : .................................................................... Alamat : .................................................................... Tanggal : .................................................................... Tanggal : .................................................................... PETUNJUK PENGISIAN Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan keluhan atau masalah yang kadang-kadang kita alami sehari-hari. Bacalah dengan cermat, pilihlah satu nomor/angka jawaban yang anda anggap sesuai untuk menggambarkan yang sedang anda rasakan atau atau sedang anda hadapi dalam waktu sebulan terakhir, termasuk hari ini. Nomor/angka jawaban : 0 = tidak sama sekali 1 = sedikit 2 = cukup 3 = agak banyak 4 = banyak Disebelah kanan dari setiap pernyataan terdapat angka 0 sampai dengan 4 sebagai jawaban anda (0. 1. 2. 3. 4.). Lingkarilah nomor/angka yang anda pilih: bila anda ingin mengubah jawaban, hapus atau coretlah jawaban sebelumnya. Contoh : Anda merasakan sakit-sakit pada otot. 0 1 2 3 4 DAFTAR KELUHAN/MASALAH : Sakit kepala. Merasa gugup dan berdebar-debar. 1 2 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
  • 61. 50 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Anda mempunyai pikiran yang tidak menyenangkan, berulang-ulang dan sukar dihilangkan. Anda merasa mau pingsan atau pusing. Anda kehilangan gairah/kesenangan seksual. Anda merasa ingin mengkritik orang lain. Anda merasa bahwa orang lain dapat mengkontrol pikiran anda. Perasaan ingin menyalahkan orang lain untuk sebagian besar kesulitan yang anda hadapi. Anda sulit mengingat sesuatu. Anda merasa kuatir melakukan kelalaian atau hal-hal yang kotor. Perasaan anda mudah terganggu atau tersinggung. Anda mengalami rasa sakit di daerah dada/jantung. Anda merasa lemah atau menjadi lebih lamban. Anda ketakutan bila berada ditempat terbuka atau di jalan umum. Adanya pikiran untuk mengakhiri hidup . Anda mendengar suara-suara sedangkan orang lain disekitar anda tidak mendengarnya. Gemetar. Anda beranggapan bahwa orang-orang lain sebagian besar tidak dapat dipercaya. Nafsu makan anda menurun. Anda mudah menangis. Anda merasa malu atau tidak tenang dengan pria/wanita lawan jenis anda. Anda mempunyai perasaan bahwa anda sedang dijebak. Anda mendadak merasa takut tanpa alasan. Temperamen anda mudah meledak yang tak dapat anda kontrol.
  • 62. 51 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Rasa sakit di daerah pinggang bawah. Anda merasa terhalang untuk menyelesaikan sesuatu. Anda merasa kesepian. Perasaan anda diliputi kesedihan. Anda mempunyai kekuatiran yang berlebihan terhadap sesuatu. Anda kehilangan minat terhadap sesuatu. Anda mudah ketakutan. Perasaan anda mudah terluka. Anda merasa pikiran-pikiran pribadi anda diketahui orang lain. Anda merasa orang lain tidak memahami anda atau anda merasa mereka tidak simpatik. Perasaan bahwa orang lain tidak ramah atau tidak menyukai anda. Anda merasa sangat lambat dalam menyelesaikan sesuatu karena menghindari kesalahan. Anda merasa debaran jantung anda kuat dan cepat. Rasa mual atau perasaan tak enak di perut. Perasaan rendah diri terhadap orang-orang lain. Anda merasakan sakit-sakit pada otot. Perasaan bahwa orang lain memperhatikan atau membicarakan anda. Sukar tidur. Anda harus memeriksa berulang-ulang apa saja yang telah anda kerjakan. Sukar membuat keputusan. Anda merasa takut bepergian mengendarai bis, kereta api atau pesawat terbang. Kesukaran untuk bernafas dengan lega. Rasa panas dan dingin. 25 26 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Merasa takut keluar rumah sendirian. Perasaan menyalahkan diri sendiri.
  • 63. 52 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Pikiran anda terasa kosong. Hilang rasa/kebas atau kesemutan pada bagian-bagian tententu tubuh anda. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. Perasaan bahwa tak ada harapan untuk masa depan. Anda sukar berkonsentrasi. Merasa lemah pada bagian tubuh tertentu. Merasa tegang atau terpaku/bengong. Kaki dan tangan terasa berat. Pikiran-pikiran tentang kematian atau akan mati. Terlalu banyak makan. Perasaan tidak tenang bila orang memperhatikan atau membicarakan anda. Anda mempunyai pikiran-pikiran yang bukan milik anda sendiri. Adanya dorongan untuk memukul, melukai atau merugikan orang lain. Terbangun pada dini hari. Keharusan untuk mengulang-ulang tindakan yang sama, seperti menyentuh, menghitung atau mencuci. Gelisah atau merasa terganggu waktu tidur. Adanya dorongan untuk merusak atau menghancurkan barang-barang. Pikiran atau keyakinan bahwa orang lain tak mau bekerjasama Perasaan malu terhadap diri sendiri diantara orang-orang Keharusan untuk menghindari tempat, benda atau kegiatan tertentu karena hal tersebut menakutkan.
  • 64. 53 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 Perasaan bahwa segala sesuatu perlu dicapai dengan perjuangan berat. Serangan-serangan panik atau teror (ketakutan hebat). Perasaan tidak nyaman dalam soal makan. Sering terlibat dalam perdebatan/adu argumentasi. Gugup bila ditinggal sendirian. Orang lain kurang menghargai hal yang telah anda capai. Merasa kesepian walaupun tidak sendirian. Perasaan amat gelisah sehingga tidak dapat duduk dengan tenang. Perasaan tidak berguna. Adanya perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa anda. Berteriak atau membuang barang-barang. Merasa takut atau jatuh pingsan di tempat umum. Merasa bahwa orang-orang akan memanfaatkan anda. Pikiran-pikiran tentang sek yang amat mengganggu. Pikiran bahwa anda pantas mendapat hukuman karena dosa-dosa anda. Anda mempunyai pikiran-pikiran atau imajinasi tentang sesuatu yang menakutkan. Pikiran bahwa ada sesuatu yang tak beres dalam tubuh anda. Anda tidak pernah dekat dengan orang lain. Perasaan bersalah. Merasa ada yang tidak beres dengan pikiran anda. 70 0 1 2 3 4 Perasaan tidak tenang berada ditengah orang banyak seperti saat berbelanja atau menonton film.
  • 65. 54 INTERPRETASI DAN KESIMPULAN KUISIONER SCL-90 Semua daftar keluhan/masalah (yang telah di isi), dijumlahkan : l Bila jumlah skor totalnya > 61 Memiliki masalah Ò Psikopatologi sehingga perlu dirujuk. l Bila jumlah skor totalnya < 61 Kemungkinan besar Ò tidak ada masalah Psikopatologi
  • 66. 55 DAFTAR PUSTAKA Erikson, EH : Childhood and Society. Norton, New York, 1950 Volkmar, F.R : Normal Child Development in Comprehensive Textbook of Psychiatry 6th edition. Editor: Kaplan H. I., Sadock B; Williams and Wilkins, Baltimore,1995 Fernald, D : Psycology. Prentice Hall, New Jersey, 1997 Dit. Keswa Kemenkes RI : Pelatihan Keterampilan Sosial Bagi Remaja, Jakarta, 2008 Dit. Keswa Kemenkes RI : Pedoman Upaya Kesehatan Jiwa Anak Usia Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta, 2001 Dit. Anak Kemenkes RI : Petunjuk Teknis Penjaringan Anak Sekolah Dasar, Jakarta, 2010 Dit. Anak Kemenkes RI : Petunjuk Teknis Penjaringan Anak Sekolah Lanjutan, Jakarta, 2010