PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptxJuniatiLasma
Dokumen tersebut membahas tentang perjalanan pendidikan nasional Indonesia sejak zaman kolonial hingga saat ini. Pada zaman kolonial, pendidikan hanya tersedia untuk kalangan atas dan hanya mencakup baca tulis hitung. Namun saat ini, pendidikan di Indonesia mengalami penyetaraan dimana setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang mencakup berbagai bidang ilmu dan mengutamakan pendidikan karakter.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus mendidik sisi lahir dan batin manusia secara seimbang. Pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada pengajaran intelektual semata, tetapi juga harus mendidik nilai-nilai kebudayaan dan nasional. Kritik Ki Hajar terhadap sistem pendidikan Belanda dan Barat adalah kurangnya penekanan pada pendidikan sosial dan budaya. Pendidikan pasca-kemerdekaan juga per
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
PPT PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL.pptxJuniatiLasma
Dokumen tersebut membahas tentang perjalanan pendidikan nasional Indonesia sejak zaman kolonial hingga saat ini. Pada zaman kolonial, pendidikan hanya tersedia untuk kalangan atas dan hanya mencakup baca tulis hitung. Namun saat ini, pendidikan di Indonesia mengalami penyetaraan dimana setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang mencakup berbagai bidang ilmu dan mengutamakan pendidikan karakter.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus mendidik sisi lahir dan batin manusia secara seimbang. Pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada pengajaran intelektual semata, tetapi juga harus mendidik nilai-nilai kebudayaan dan nasional. Kritik Ki Hajar terhadap sistem pendidikan Belanda dan Barat adalah kurangnya penekanan pada pendidikan sosial dan budaya. Pendidikan pasca-kemerdekaan juga per
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Model-model pengembangan kurikulum terdiri dari model administratif yang dimulai dari atasan, model grass roots yang melibatkan guru, model demonstrasi melalui uji coba, model Beauchamp tentang pengembangan kurikulum, model Taba yang menekankan proses kognitif siswa, dan model Tyler tentang tujuan kurikulum.
Dokumen tersebut merupakan desain pembelajaran yang disusun oleh Kelompok III (Sakura) yang terdiri atas 4 orang guru untuk mata pelajaran ekonomi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian desain pembelajaran, kerangka pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, contoh pengembangan indikator, tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, serta langkah-langkah
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantarasrimaryati49
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas desain kerangka pembelajaran sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan tujuan membentuk siswa yang bernalar kritis.
2. Metode pembelajaran yang diusulkan adalah pembelajaran berbasis masalah untuk mencapai profil pelajar Pancasila yang bernalar kritis.
3. Kerangka kerja tersebut melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan metode Word Square dalam pembelajaran IPS pada periode intelektual anak sekolah dasar. Metode ini dirancang untuk meningkatkan pengamatan, ingatan, dan partisipasi anak melalui menjawab pertanyaan yang disusun dalam kotak-kotak huruf.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang terdiri dari 6 anggota dan teori-teori pembelajaran kognitif seperti teori Piaget, Bruner, dan Ausubel. Teori-teori tersebut menegaskan bahwa proses kognitif dan tingkat perkembangan intelektual siswa mempengaruhi pembelajaran, serta pentingnya penemuan sendiri dan kebermaknaan bahan ajar bagi keberhasilan belajar siswa.
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi definisi, tujuan, tugas dan fungsi, kewajiban dan hak, jenis-jenis, serta dimensi pengelolaan yang mencakup perencanaan, perekrutan, penetapan calon, pembinaan, penilaian, kompensasi, dan pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan.
Beberapa model pengembangan kurikulum dijelaskan dalam dokumen tersebut, masing-masing memiliki karakteristik dan arahannya sendiri-sendiri. Pemilihan model sebaiknya disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dianut serta mempertimbangkan model mana yang paling sesuai dengan harapan. Model-model kurikulum akan terus berkembang seiring perkembangan kebutuhan kurikulum.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini membahas tentang belajar sebagai perubahan tingkah laku. Belajar didefinisikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen melalui pengalaman. Perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri seperti disengaja, berkesinambungan, fungsional, positif, aktif, dan bertujuan. Hasil belajar dapat berupa perubahan informasi verbal atau kecakapan intelektual.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur kurikulum SMP yang terdiri dari kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan pembelajaran. Struktur kurikulum ini memberikan gambaran tentang penerapan prinsip kurikulum dan posisi siswa dalam menyelesaikan pembelajaran. Struktur kurikulum SMP memiliki beban belajar 38 jam per minggu dan jam pelajaran 40 menit, serta mata pelajaran d
Model-model pembelajaran SCL membahas tiga model utama yaitu model pengolahan informasi, model personal, dan model sosial yang masing-masing berfokus pada proses kognitif, pengalaman individu, serta interaksi sosial. Dokumen ini juga menjelaskan siklus belajar, strategi pembelajaran, dan contoh model pembelajaran kelompok seperti tim siswa prestasi dan jigsaw.
Model-model pengembangan kurikulum terdiri dari model administratif yang dimulai dari atasan, model grass roots yang melibatkan guru, model demonstrasi melalui uji coba, model Beauchamp tentang pengembangan kurikulum, model Taba yang menekankan proses kognitif siswa, dan model Tyler tentang tujuan kurikulum.
Dokumen tersebut merupakan desain pembelajaran yang disusun oleh Kelompok III (Sakura) yang terdiri atas 4 orang guru untuk mata pelajaran ekonomi. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian desain pembelajaran, kerangka pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, contoh pengembangan indikator, tujuan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, serta langkah-langkah
Refleksi Kritis tentang Pemikiran (Filosofi Pendidikan) Ki Hadjar Dewantarasrimaryati49
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas desain kerangka pembelajaran sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan tujuan membentuk siswa yang bernalar kritis.
2. Metode pembelajaran yang diusulkan adalah pembelajaran berbasis masalah untuk mencapai profil pelajar Pancasila yang bernalar kritis.
3. Kerangka kerja tersebut melibatkan kepala sekolah, guru, dan siswa
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
Kelas III siswa SDN 04 Jaten memiliki 30 siswa dengan 11 laki-laki dan 19 perempuan berumur 8-9 tahun. Wali kelas menyatakan siswa kelas III mengalami perkembangan pesat secara psikologi dan fisik.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan metode Word Square dalam pembelajaran IPS pada periode intelektual anak sekolah dasar. Metode ini dirancang untuk meningkatkan pengamatan, ingatan, dan partisipasi anak melalui menjawab pertanyaan yang disusun dalam kotak-kotak huruf.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 2 yang terdiri dari 6 anggota dan teori-teori pembelajaran kognitif seperti teori Piaget, Bruner, dan Ausubel. Teori-teori tersebut menegaskan bahwa proses kognitif dan tingkat perkembangan intelektual siswa mempengaruhi pembelajaran, serta pentingnya penemuan sendiri dan kebermaknaan bahan ajar bagi keberhasilan belajar siswa.
Ppt pengelolaan tenaga didik dan tenaga kependidikanlinda_rosalina
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan, meliputi definisi, tujuan, tugas dan fungsi, kewajiban dan hak, jenis-jenis, serta dimensi pengelolaan yang mencakup perencanaan, perekrutan, penetapan calon, pembinaan, penilaian, kompensasi, dan pemberhentian tenaga pendidik dan kependidikan.
Beberapa model pengembangan kurikulum dijelaskan dalam dokumen tersebut, masing-masing memiliki karakteristik dan arahannya sendiri-sendiri. Pemilihan model sebaiknya disesuaikan dengan sistem pendidikan yang dianut serta mempertimbangkan model mana yang paling sesuai dengan harapan. Model-model kurikulum akan terus berkembang seiring perkembangan kebutuhan kurikulum.
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini membahas tentang belajar sebagai perubahan tingkah laku. Belajar didefinisikan sebagai proses yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen melalui pengalaman. Perubahan tingkah laku memiliki ciri-ciri seperti disengaja, berkesinambungan, fungsional, positif, aktif, dan bertujuan. Hasil belajar dapat berupa perubahan informasi verbal atau kecakapan intelektual.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur kurikulum SMP yang terdiri dari kompetensi inti, mata pelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan muatan pembelajaran. Struktur kurikulum ini memberikan gambaran tentang penerapan prinsip kurikulum dan posisi siswa dalam menyelesaikan pembelajaran. Struktur kurikulum SMP memiliki beban belajar 38 jam per minggu dan jam pelajaran 40 menit, serta mata pelajaran d
Model-model pembelajaran SCL membahas tiga model utama yaitu model pengolahan informasi, model personal, dan model sosial yang masing-masing berfokus pada proses kognitif, pengalaman individu, serta interaksi sosial. Dokumen ini juga menjelaskan siklus belajar, strategi pembelajaran, dan contoh model pembelajaran kelompok seperti tim siswa prestasi dan jigsaw.
Konstruktivisme dalam pembelajaran menekankan bahwa belajar adalah proses konstruksi pengetahuan secara individu melalui pengalaman. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri serta berkolaborasi.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan interaksi lingkungan, bukan hanya dipindahkan oleh guru. Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka."
4. pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bhs indo.Faris Rusli
Dokumen tersebut membahas pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan kontekstual menempatkan siswa dalam konteks yang bermakna untuk menghubungkan pengetahuan dengan dunia nyata, sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Pendekatan ini didasarkan pada konstruktivisme di mana siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman. Terdapat tujuh komponen utama pendekatan kontekstual y
Teori konstruktivisme menekankan bahawa pembelajaran adalah proses aktif di mana pelajar membina pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka. Menurut teori ini, pengetahuan tidak boleh dipindahkan dari guru kepada pelajar tetapi dibina secara individu melalui interaksi dengan alam sekitar. Implikasinya dalam bilik darjah termasuk pelajar membina pengetahuan sendiri secara aktif, penggunaan bahan bantu
Teori pembelajaran konstruktivisme menekankan bahawa pembelajaran adalah proses aktif di mana pelajar membina pengetahuan baru berdasarkan pengalaman mereka. Teori ini menyokong pembelajaran yang melibatkan pelajar secara aktif dalam aktiviti pembelajaran dan menggunakan strategi seperti pembelajaran berkumpulan dan pembelajaran berasaskan projek. Teori ini juga menekankan bahawa guru perlu berperanan sebagai fasilitator yang
Buku ini membahasikan teori pembelajaran konstruktivisme di mana pengetahuan dibentuk secara aktif oleh murid berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial mereka. Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme dan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran.
Buku ini membahasikan teori pembelajaran konstruktivisme di mana pengetahuan dibentuk secara aktif oleh murid berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial mereka.
Buku ini membahasikan teori pembelajaran konstruktivisme di mana pengetahuan dibentuk secara aktif oleh murid berdasarkan pengalaman dan interaksi sosial mereka. Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip konstruktivisme dan bagaimana pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran.
Dokumen tersebut membahas empat teori pembelajaran yaitu behavioristik, kognitif, humanistik, dan konstruktivis. Teori-teori tersebut membahas pendekatan dan tokoh-tokohnya serta implikasinya terhadap pembelajaran siswa. Dokumen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang perbandingan empat teori pembelajaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma baru dalam pembelajaran dan kurikulum di Indonesia. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah perlunya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman, meningkatkan literasi dan kompetensi transformatif siswa, serta memberikan fleksibilitas kepada sekolah dalam mengadaptasi kurikulum sesuai konteks lingkungan masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan. Terdapat penjelasan mengenai analisis karakteristik satuan pendidikan, penyusunan visi, misi, dan tujuan yang melibatkan seluruh warga sekolah, serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum operasional yang berpusat pada peserta didik.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum merdeka dan struktur program pembelajarannya. Kurikulum merdeka terdiri dari program intrakurikuler yang mencakup mata pelajaran wajib dan peminatan, program ekstrakurikuler, dan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Program intrakurikuler disesuaikan dengan tingkat pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK.
Teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya teknologi yang tepat. Terdapat 9 elemen kunci teknologi pendidikan yang meliputi studi, praktik etis, penciptaan, pengelolaan, pemanfaatan proses dan sumber teknologi untuk memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja.
Dokumen tersebut membahas tentang motivasi belajar siswa dan pentingnya motivasi bagi siswa dan guru. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mencapai aktualisasi diri sesuai teori Maslow. Motivasi internal dan eksternal berperan dalam meningkatkan semangat belajar siswa. Guru perlu memahami berbagai motivasi siswa dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa.
Pendidikan harus dirancang dengan pendekatan multiliterasi dan mempersiapkan siswa untuk memiliki berbagai kompetensi abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, serta menguasai teknologi informasi untuk menghadapi tantangan era industri 4.0. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi baru seperti kemampuan berkolaborasi secara global, penguasaan teknologi, berpikir kreatif, dan memecahkan
Dokumen tersebut membahas tentang peran teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran, kecenderungan pendidikan masa depan, dampak positif dan negatif teknologi informasi, manfaat, dan ramalan teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan dan pembelajaran merupakan bidang studi yang mencakup desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi proses dan sumber daya untuk memfasilitasi pembelajaran. Teknologi pendidikan lebih luas cakupannya dibanding teknologi pembelajaran karena mencakup sistem lain yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan manusia. Teknologi pembelajaran fokus pada proses interaksi antara
Teori-teori yang menyebutkan perubahan evaluasi dalam pembelajaran, mulai dari teori behavioristik ke kognitif, evaluasi dengan kertas ke autentik, dan evaluasi sesaat ke terus menerus. Perubahan penekanan juga terjadi dari evaluasi aspek tunggal ke multidimensional serta individual ke kelompok.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
2. Manusia Indonesia terjangkit
virus keseragaman
Pola pikir sentralistik,
monolitik, dan
uniformistik
mewarnai
pengemasan dunia
belajar dan
Pendididkan
3.
4.
5. Mitos Jaman Modern
• Benar-salah adalah
negara saya
• Hidup adalah perjuangan
• Keputusan berdasarkan
hirarkhi
6. Mitos Jaman Pra-Modern
• Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ke
tepian
• Gantungkan cita-citamu
setinggi langit
7. 8 KUNCI KEUNGGULAN
Di Era Kesemrawutan Global
• Kejujuran
• Kegagalan awal kesuksesan
• Bicara dengan niat baik
• Pola pikir kekinian
• Komitmen
• Tanggung jawab
• Sikap luwes
• Hidup seimbang
9. PANDANGAN TENTANG
Pengetahuan, Belajar dan Pembelajaran
Konstruktivistik
• Pengetahuan : non-
objektif, temporer, selalu
berubah
• Belajar: pemaknaan
pengetahuan
• Mengajar: menggali makna
Behavioristik
• Pengetahuan: objektif,
pasti, tetap
• Belajar: perolehan
pengetahuan
• Mengajar: memindahkan
pengetahuan ke orang yang
belajar
11. Lanjutan:
Konstruktivistik
Si belajar bisa memiliki
pemahaman yang
berbeda terhadap
pengetahuan yang
dipelajari
Behavioristik
Si belajar diharapkan
memiliki pemahaman
yang sama dengan
pengajar terhadap
pengetahuan yang
dipelajari
14. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
Ketidakteraturan
BEHAVIORISTIK
Keteraturan
15. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
• Si belajar dihadapkan
kepada lingkungan belajar
yang bebas
• Kebebasan merupakan
unsur yang sangat
esensial
BEHAVIORISTIK
• Si belajar dihadapkan pada
aturan-aturan yang jelas
yang ditetapkan lebih dulu
secara ketat
• Pembiasaan (disiplin)
sangat esensial
16. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK
Kegagalan atau ketidak-
mampuan dalam menambah
pengetahuan dikategorikan
sebagai
KESALAHAN, HARUS
DIHUKUM
17. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK
Keberhasilan atau
kemampuan
dikategorikan sebagai
bentuk perilaku yang
pantas dipuji atau
diberi
HADIAH
18. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
Kegagalan atau
keberhasilan,
kemampuan atau
ketidakmampuan
dilihat sebagai
interpretasi yang
berbeda yang perlu
DIHARGAI
19. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
• Kebebasan dipandang
sebagai penentu
keberhasilan
• Kontrol belajar dipegang
oleh si-belajar
BEHAVIORISTIK
• Ketaatan kepada aturan
dipandang sebagai
penentu keberhasilan
• Kontrol belajar dipegang
oleh sistem di luar diri si-
belajar
20. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
• Tujuan pembelajaran me-
nekankan pada
penciptaan pemahaman,
yang menuntut aktivitas
kreatif-produktif dalam
konteks nyata
BEHAVIORISTIK
• Tujuan pembelajaran
menekankan pada
penambahan pengetahuan
Seseorang dikatakan telah
belajar apabila mampu
mengungkapkan kembali
apa yang telah dipelajari
21. Rumusan Masalah
Sosok manusia yang
bagaimana yang akan
dihasilkan oleh
pembelajaran yang
Behavioristik?
Konstruktivistik?
Akapah mereka mampu
menghadapi tantangan
Melinium baru?
Kesemrawutan global?
22. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN:
Strategi pembelajaran
KONSTRUKTIVISTIK
• Penggunaan pengetahuan
secara bermakna
• Mengikuti pandangan si-
belajar
• Aktivitas belajar dalam
konteks nyata
• Menekankan pada proses
BEHAVIORISTIK
• Keterampilan terisolasi
• Mengikuti urutan kurikulum
ketat
• Aktivitas belajar mengikuti
buku teks
• Menekankan pada hasil
23. MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN:
Evaluasi
Konstruktivistik
• Penyusunan makna secara
aktif
• Menuntut pemecahan ganda
• Evaluasi merupakan bagian
utuh dari belajar
Behavioristik
• Respon pasif
• Menuntut satu jawaban
benar
• Evaluasi merupakan
bagian terpisah dari
belajar
25. Implikasi Terhadap
Pembelajaran dan Evaluasi
• Dorong munculnya diskusi pengetahuan yang
dipelajari
• Dorong munculnya berpikir divergent, bukan hanya
satu jawaban benar
• Dorong munculnya berbagai jenis luapan
pikiran/aktivitas
• Tekankan pada keterampilan berpikir kritis
• Gunakan informasi pada situasi baru
27. Implikasi Terhadap
Pembelajaran dan Evaluasi
• Sediakan pilihan tugas
• Sediakan pilihan cara memperlihatkan
keberhasilan
• Sediakan waktu yang cukup memikirkan dan
mengerjakan tugas
• Jangan terlalu banyak menggunakan tes
yang telah ditetapkan waktunya
• Sediakan kesempatan berpikir ulang
• Libatkan pengalaman konkrit
29. Implikasi Terhadap
Pembelajaran dan Evaluasi
• Berikan kesempatan untuk menerapkan
cara berpikir dan belajar yang paling cocok
dengan dirinya
• Berdayakan melakukan evaluasi diri
tentang cara berpikirnya, cara belajar, atau
lainnya
31. Implikasi Terhadap
Pembelajaran dan Evaluasi
• Motivasilah dengan tugas-tugas riil dalam
kehidupan sehari-hari dan kaitkan tugas
dengan pengalaman pribadi
• Dorong untuk memahami kaitan antara
usaha dan hasil
32. PEMECAHAN MASALAH
Implikasi teori konstruktivistik
Proposisi
Belajar pada hakekatnya memiliki
aspek sosial.
Kerja kelompok sangat berharga
33. Implikasi Terhadap
Pembelajaran dan Evaluasi
• Beri kesempatan untuk melakukan kerja
kelompok
• Dorong untuk memainkan peran yang
bervariasi
• Perhitungkan proses dan hasil kerja kelompok