Model-model pembelajaran SCL membahas tiga model utama yaitu model pengolahan informasi, model personal, dan model sosial yang masing-masing berfokus pada proses kognitif, pengalaman individu, serta interaksi sosial. Dokumen ini juga menjelaskan siklus belajar, strategi pembelajaran, dan contoh model pembelajaran kelompok seperti tim siswa prestasi dan jigsaw.
Dokumen tersebut membahas berbagai model pembelajaran berbasis mahasiswa seperti small group discussion, simulasi, discovery learning, self-directed learning, cooperative learning, collaborative learning, contextual instruction, project based learning, dan problem based learning. Setiap model memiliki ciri khas kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan dosen. Model-model tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tertentu pada mahasiswa seperti komunikasi, penguasaan konsep, kerja sama, dan pemecahan masalah.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen, termasuk small group discussion, role-play & simulation, discovery learning, self-directed learning, cooperative learning, dan problem based learning.
2. Dokumen tersebut juga membedakan pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran.
3. Dokumen tersebut menjelaskan peran dosen dan mahasiswa dalam beberapa model pembelajaran seperti small group discussion, sim
Model pengajaran terdiri daripada lima komponen utama: analisis, rekabentuk, pembangunan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen ini saling berhubung untuk memastikan proses pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan cekap dan berkesan.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. PjBL menggunakan masalah sebagai awal untuk mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah operasional PjBL dan manfaat serta tantangan d
Dokumen tersebut membahas berbagai model pembelajaran berbasis mahasiswa seperti small group discussion, simulasi, discovery learning, self-directed learning, cooperative learning, collaborative learning, contextual instruction, project based learning, dan problem based learning. Setiap model memiliki ciri khas kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan dosen. Model-model tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tertentu pada mahasiswa seperti komunikasi, penguasaan konsep, kerja sama, dan pemecahan masalah.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen, termasuk small group discussion, role-play & simulation, discovery learning, self-directed learning, cooperative learning, dan problem based learning.
2. Dokumen tersebut juga membedakan pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran.
3. Dokumen tersebut menjelaskan peran dosen dan mahasiswa dalam beberapa model pembelajaran seperti small group discussion, sim
Model pengajaran terdiri daripada lima komponen utama: analisis, rekabentuk, pembangunan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen ini saling berhubung untuk memastikan proses pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan cekap dan berkesan.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. PjBL menggunakan masalah sebagai awal untuk mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah operasional PjBL dan manfaat serta tantangan d
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran inquiry learning. Inquiry learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan menyelidiki informasi secara sistematis melalui berbagai tahapan seperti mengamati, mengajukan pertanyaan, membuat dugaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan berp
Dokumen tersebut merupakan kerangka kursus untuk kursus pemantapan pedagogi guru matematik sekolah rendah yang berfokus kepada kreativiti dalam pengajaran dan pembelajaran. Kursus ini bertujuan untuk membolehkan peserta memahami kepentingan proses kreatif terarah dalam model konstruktivisme serta mengaplikasikannya dalam pengajaran dan pembelajaran. Kursus ini akan menggunakan pelbagai kaedah seperti
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNINGDenny Boy
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa, sekaligus membangun pengetahuan baru. PBL memiliki 5 tahapan yaitu mengorientasi masalah, mengorganisasi pembelajaran, membimbing penyelidikan, mengembangkan hasil, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pen
Teori pembelajaran konstruktivisme menekankan bahwa murid membina sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, daripada hanya menerima pengetahuan secara pasif. Terdapat enam model pembelajaran konstruktivisme yang menggalakkan proses inkuiri, pembelajaran koperatif, dan penglibatan murid dengan situasi nyata.
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, seperti pembelajaran berbasis masalah, penemuan, proyek, dan kooperatif. Beberapa model pembelajaran dijelaskan langkah-langkah pelaksanaannya secara singkat.
Model sosial membantu murid membangunkan kemahiran sosial dan intelek melalui pembelajaran koperatif, peranan, dan simulasi. Pembelajaran koperatif melibatkan kerja berkumpulan untuk mencapai matlamat bersama manakala peranan dan simulasi membantu memahami interaksi sosial dan menyelesaikan masalah.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar. Model ini memiliki kelebihan seperti pembelajaran menjadi lebih bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajarannya meliputi orientasi masalah, pengorganisasian tugas, penyel
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Pembelajaran kontekstual menekankan pengalaman langsung siswa, penyelesaian masalah, dan kaitannya dengan dunia nyata. Guru perlu menggunakan berbagai bahan dan strategi pengajaran interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagi semua pendidik yang ingin memberikan yang terbaik terhadap murid-muridnya,silahkan di baca, di share, atau mungkin di save berkas ini.
terima kasih juga buat narrator.
Semoga bermanfaat!
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan internal guru tentang pembelajaran berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Dokumen tersebut menjelaskan definisi HOTS, aspek-aspek HOTS, dan evaluasi praktik pembelajaran HOTS di sekolah termasuk contoh soal.
Dokumen tersebut membahas penerapan strategi pembelajaran aktif di kelas untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Beberapa strategi yang disebutkan antara lain pembelajaran yang interaktif, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, bekerja sama dalam kelompok, serta mencari sumber belajar sendiri untuk menumbuhkan semangat belajar.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran inquiry learning. Inquiry learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan menyelidiki informasi secara sistematis melalui berbagai tahapan seperti mengamati, mengajukan pertanyaan, membuat dugaan, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan berp
Dokumen tersebut merupakan kerangka kursus untuk kursus pemantapan pedagogi guru matematik sekolah rendah yang berfokus kepada kreativiti dalam pengajaran dan pembelajaran. Kursus ini bertujuan untuk membolehkan peserta memahami kepentingan proses kreatif terarah dalam model konstruktivisme serta mengaplikasikannya dalam pengajaran dan pembelajaran. Kursus ini akan menggunakan pelbagai kaedah seperti
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNINGDenny Boy
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa, sekaligus membangun pengetahuan baru. PBL memiliki 5 tahapan yaitu mengorientasi masalah, mengorganisasi pembelajaran, membimbing penyelidikan, mengembangkan hasil, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pen
Teori pembelajaran konstruktivisme menekankan bahwa murid membina sendiri pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, daripada hanya menerima pengetahuan secara pasif. Terdapat enam model pembelajaran konstruktivisme yang menggalakkan proses inkuiri, pembelajaran koperatif, dan penglibatan murid dengan situasi nyata.
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, seperti pembelajaran berbasis masalah, penemuan, proyek, dan kooperatif. Beberapa model pembelajaran dijelaskan langkah-langkah pelaksanaannya secara singkat.
Model sosial membantu murid membangunkan kemahiran sosial dan intelek melalui pembelajaran koperatif, peranan, dan simulasi. Pembelajaran koperatif melibatkan kerja berkumpulan untuk mencapai matlamat bersama manakala peranan dan simulasi membantu memahami interaksi sosial dan menyelesaikan masalah.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar. Model ini memiliki kelebihan seperti pembelajaran menjadi lebih bermakna, peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajarannya meliputi orientasi masalah, pengorganisasian tugas, penyel
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Pembelajaran kontekstual menekankan pengalaman langsung siswa, penyelesaian masalah, dan kaitannya dengan dunia nyata. Guru perlu menggunakan berbagai bahan dan strategi pengajaran interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagi semua pendidik yang ingin memberikan yang terbaik terhadap murid-muridnya,silahkan di baca, di share, atau mungkin di save berkas ini.
terima kasih juga buat narrator.
Semoga bermanfaat!
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan internal guru tentang pembelajaran berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Dokumen tersebut menjelaskan definisi HOTS, aspek-aspek HOTS, dan evaluasi praktik pembelajaran HOTS di sekolah termasuk contoh soal.
Dokumen tersebut membahas penerapan strategi pembelajaran aktif di kelas untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Beberapa strategi yang disebutkan antara lain pembelajaran yang interaktif, mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, bekerja sama dalam kelompok, serta mencari sumber belajar sendiri untuk menumbuhkan semangat belajar.
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional agar memperoleh pengalaman belajar secara maksimal dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Prinsip-prinsip CBSA terlihat pada empat dimensi yaitu dimensi subjek didik, guru, program, dan situasi belajar mengajar.
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN AKTIF
(APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA)
Disajikan dalam Kegiatan MGMP IPS Wilayah Kuningan Timur
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Lebakwangi, 6 Oktober 2011
Model-model pembelajaran SCL merupakan model pembelajaran dengan pendekatan students Centered learning yang sangat penting untuk dipahami oleh guru dalam pembelajaran
Konstruktivisme dalam pembelajaran menekankan bahwa belajar adalah proses konstruksi pengetahuan secara individu melalui pengalaman. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri serta berkolaborasi.
Pembelajaran IPS terpadu berfokus pada topik, potensi wilayah, dan permasalahan masyarakat untuk mengembangkan sikap peserta didik yang peka terhadap isu sosial dan mampu mengatasi masalah.
Dokumen tersebut membincangkan kemahiran bernilai tambah yang perlu dikembangkan dalam kalangan murid, termasuk kemahiran berfikir kritis, kreatif dan strategik, kemahiran belajar cara belajar, kajian masa depan, pembelajaran kontekstual, teknologi maklumat dan komunikasi, pembelajaran akses kendiri, pembelajaran mastery, kecerdasan pelbagai dan pembelajaran konstruktivisme.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran inovatif, yang mencakup tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran, pembelajaran berbasis siswa, delapan jenis kecerdasan, dan pentingnya mengintegrasikan ranah afektif dalam pembelajaran untuk membentuk karakter siswa.
Dokumen tersebut membahas mengenai pendekatan pengajaran dan strategi pembelajaran dalam pedagogi bestari. Terdapat beberapa pendekatan pengajaran yang dibahas seperti pendekatan integrasi, induktif, deduktif, elektif dan tematik. Dokumen juga membahas mengenai berbagai strategi pembelajaran seperti strategi direktif, mediatif, generatif, pemerkhatian, kontekstual dan meta-kognitif.
Dokumen tersebut membahas tentang kaedah pembelajaran kontekstual dan pelaksanaannya di kelas. Kaedah ini menghubungkan pengajaran dengan konteks kehidupan nyata untuk memberi makna bagi pelajar. Ia menekankan pengalaman, aplikasi, dan kerjasama untuk meningkatkan pemahaman pelajar.
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar kurikulum dan pembelajaran dalam 3 kalimat. Dibahas landasan filosofis dan teori-teori pembelajaran, komponen-komponen kurikulum dan pembelajaran, peran guru, metode pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Termasuk juga tujuan pendidikan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki guru.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan pembelajaran kontekstual, termasuk definisi pembelajaran kontekstual, teori yang mendasarinya, bentuk-bentuk pembelajaran kontekstual, dan manfaat pendekatan ini bagi murid, guru, dan industri."
Dokumen tersebut membahas konsep pembelajaran, belajar, dan istilah terkait pembelajaran seperti pendekatan, model, dan metode pembelajaran. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi pembelajaran sebagai proses interaksi antara guru dan siswa, karakteristik belajar sebagai perubahan perilaku, dan penjelasan pendekatan, model, serta metode pembelajaran beserta contoh-contohnya.
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.
2. Pembelajaran berdiferensiasi mencakup pemetaan kebutuhan belajar murid, penentuan strategi dan alat penilaian, serta penentuan kegiatan pembelajaran.
3. Dokumen tersebut memberikan contoh rencana pembelajaran
Dokumen tersebut merangkum tentang pengertian dan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran dengan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif. Prosedur PTK umumnya terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam siklus berulang.
2. PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGA
N
Dosen
KURIKULUM
PENGEMBANGAN
PEMBELAJARA
RENC PROSES PTK
.PEM DAN HASIL
B. BELAJAR
sumber
Mhs belajar
METODE DAN MODEL
PEMBELAJARAN SCL
EVALUASI PROGRAM
PEMBELAJARAN
3. Mengapa
Penting?
UU 20/2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Mengapa
Penting?
PP 19
Tahun 2005
Memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
5. Mengapa
Penting?
Era global
Pendidikan perlu menyiapkan manusia yang
mampu menjawab tantangan global
7. LANGKAH KEGIATAN
Pengantar : 10
Kilas Balik : 20’
Brainstorming : 10’
Penguatan : 15’
Diskusi Kelompok : 20’
Presentasi : 15’
Penguatan : 10’
Apa yang akan kulakukan : 15’
Refleksi : 5’
8. KILAS BALIK 10’
Model pembelajaran apa yang sudah
pernah saya lakukan?
Apa saja yang saya lakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran tersebut?
Apa yang saya siapkan dalam
pembelajaran tersebut
Apa yang sudah bapak/ibu lakukan dalam
evaluasi pembelajaran?
9. COCOKKAN! (10’)
Apakah yang bapak/ibu lakukan
sudah mencerminkan
pembelajaran Aktif?
Cocokkan hasil kilas balik
bapak/ibu dengan indikator
pembelajaran aktif?
12. Penelitian David Johnson,
Roger Johnson dan Karl Smith
(1991)
Perkuliahan yang ada:
Perhatian mahasiswa menurun dari waktu
ke waktu
Hanya sesuai untuk tipe auditori
Hanya melibatkan belajar tingkat rendah
Berasumsi bahwa semua mahasiswa
memerlukan informasi yang sama
Mahasiswa cenderung tidak menyukainya
13. Kegunaan
Meningkatkan keterlibatan aktif
mahasiswa
Meningkatkan ingatan mahasiswa pada
konsep yang dipelajari
Meningkatkan rasa memiliki proses
perkuliahan
Mengurangi ceramah dari dosen
Meningkatkan gairah belajar di kelas
Melibatkan aktifitas berfikir tingkat tinggi.
14. Kelebihan
Penelitian menunjukkan bahwa
perkuliahan aktif dapat
meningkatkan keterampilan
mahasiswa diantaranya
keterampilan berfikir, keterampilan
memecahkan masalah dan
keterampilan komunikasi.
15. OLAH HATI/KALBU OLAH PIKIR
CERDAS SPIRITUAL CERDAS INTELEKTUAL
CERDAS
OLAH RASA OLAH RAGA
CERDAS EMOSIONAL DAN SOSIAL CERDAS KINESTETIK
20. Mel Silberman
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya sedikit
ingat
Apa yang saya dengar, lihat dan diskusikan
dengan orang lain saya mulai mengerti
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan
lakukan saya akan menguasai dan trampil
Apa yang saya ajarkan pada orang lain saya
akan ahli
21. CONE OF EXPERIENCE
(Edgar Dale & James Finn, 1946)
Abstrak
Lambang Verbal
Lambang Visual
Radio
Rekaman
Gambar Mati
Gambar Hidup
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Dramatisasi
Pengalaman Buatan
Kongkrit Pangalaman langsung
22. Otak Laksana
Komputer
Perlu on ketika bekerja (perlu
motivasi)
Perlu software yang cocok (perlu
dihubungkan dengan
pengetahuan terdahulu)
Tidak mengingat jika tidak
disimpan. (review,
menceriterakan ke orang lain)
23. Ketika otak menerima
informasi
Apakah aku pernah mendengar atau
melihat informasi ini sebelumnya?
Dimana kecocokan informasi ini dengan
pengetahuan yang telah ada? Apa yang
harus aku lakukan?
Dapatkah diasumsikan bahwa gagasan
ini telah didapatkan kemarin, atau
beberapa waktu lalu?
Otak tidak sekedar menerima informasi,
otak memproses informasi
24. Menggeser Paradigma
Mengajar
Mengajar merupakan pelibatan peserta didik
dalam belajar, jadi mahasiswa perlu dilibatkan secara
aktif dalam membangun pengetahuan. . . PP 19 tahun 2005
25.
26. Belajar adalah Motivasi sebagai Pengalaman adalah Siswa memiliki
proses aktif kunci belajar hal utama konsep awal
•Siswa otonom Melibatkan: Siswa memiliki: •Memilih dan
•Fokus pada •Keingintahuan •Keyakinan awal memindahkan
belajar siswa •Sikap awal informasi
•Siswa punya •Penyelidikan •Pengetahuan awal •Menyusun
keinginan siswa hipothesis
•Siswa punya •Inisiatif siswa •Membuat pilihan
tujuan
Tujuan
Fokus pada siswa •Penalaran
•Berfikir kritis dan kreatif
•Pemecahan masalah
•Pemahaman dan penggunaan
•Keluwesan kognitif
Konstruktivisme •Refleksi
•Distribusi kepakaran
Belajar itu ...
Kontekstual Aktivitas sosial Memerlukan waktu Ditekankan pada
•Melibatkan
pembelajaran
•Berhubungan dengan
kooperatif
•Refleksi •Pemahaman
kehidupan •Belajar dengan •Pendewasaan •Kinerja
•Berhubungan dengan bahasa
pandangan awal •Melibatkan siswa
dengan dunia nyata
•Dialog antar siswa 26
dan siswa-guru
27. ANALISIS KOMPARATIF PANDANGAN BEHAVIORISTIK DAN KONSTRUKTIVISTIK
KOMPONEN PANDANGAN
BEHAVIORISTIK KONSTRUKTIVISTIK
BELAJAR PEROLEHAN PENGET PENYUSUNAN PENGET.
Pengetahuan:Objektif, Pasti, Tetap, Pengetahuan: non objektif, temporer, selalu
Tidak berubah, tidak menentu.
Berubah.
PEMBELA MEMINDAHKAN PENGT. MENATA LINGKUNGAN SISWA SUPAYA
JARAN Memiliki pemahaman BELAJAR
yang sama dg guru Pemahaman bisa berbeda tergantung
pengalaman
SISTEM KETERATURAN
Ketaatan KETIDAKTERATURAN
Kedisiplinan Kebebasan
Penuh aturan Kontrol belajar oleh siswa
Kontrol belajar sistem
TUJUAN PENAMBAHAN PENGETAHUAN BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR
STRATEGI URUTAN BAGIAN KE URUTAN KESELURUHAN KE
KESELURUHAN BAGIAN
Urutan Kurikulum ketat Lebih banyak menjawab pertanyaan siswa
Acuan buku teks, Keterampilan berpikir
pengunkapan kembali kritis
buku teks.
EVALUASI PENEKANAN PADA HASIL PENEKANAN PADA
PROSES
28. DISKUSI KELOMPOK
20’
Bekerjalah dalam kelompok matakuliah
serumpun.
Ambil salah satu matakuliah tertentu
Tetapkan KD nya.
Tetapkan langkah kegiatan
pembelajaran yang dipilih.
38. No. KELOMPOK MODEL ORIENTASI POKOK
1. Model Pengolahan Dorongan internal
Informasi (The Information Pemahaman Dunia
Processing Family) Menggali & organisasikan data
Upaya pemecahan
2. Model Personal (Personal Kesadaran Individu
family) Kepribadian yg unik
Pengalaman individu
Pandangan perseorangan
3. Model Sosial Semangat Kelompok (Synergy)
Kebersamaan
(Social Family) Interaksi Sosial
Individu sebagai Aktor Sosial
4. Model Sistem Perilaku Social Learning
(Behavioral system family) Koreksi Diri
Terapi Perilaku
Respon terhadap Tugas
39. Siklus belajar
Melibat
kan
Evaluasi Eksplor
Pembelajaran asi
Perluas Penjela
an san
40. SIKLUS BELAJAR RAMBU-RAMBU
KURIKULUM
STRATEGI YANG DIPILIH
Q Q
Tercermin dalam L
L
T T
METODE DAN TEKNIK
Skenario
Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan penutup
41. Kegiatan Awal
• Memfokuskan perhatian mahasiswa dan
menciptakan ketertarikan
• Merangsang pemikiran mahasiswa
• Mengungkap pengalaman awal yang
dimiliki mahasiswa
• Memotivasi mahasiswa mempelajari
materi
• Memahami tujuan pembelajaran
• Mengingatkan pada kesepakatan kelas
42. Kegiatan Inti
• Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk:
• Mengumpulkan informasi
• Menyelidiki
• Menguji
• Memecahkan masalah
44. Kegiatan Inti
• Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk:
• memikirkan sesuatu
• memutuskan sesuatu
• memahami materi
• memperluas pemahaman terhadap materi
• Mengaplikasikan materi yang dipelajari
45. Kegiatan akhir
• Mempertegas bukti-bukti adanya:
• Pemahaman mahasiswa pada materi
• Kemampuan mahasiswa
mengaplikasikan hal yang dipelajari
• Keterampilan yang dimiliki mahasiswa
• Sikap dan performance mahasiswa
46. Fungsi Kegiatan
Akhir
Mengecek kompetensi
mahasiswa
Membuat aplikasi konsep
dalam kehidupan sehari-hari
Merangsang mahasiswa
menemukan masalah baru
Meringkas materi yang sudah
dipelajari
47. TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Dosen menyajikan pelajaran
3. Dosen memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada
anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Dosen memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
48. (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP,
1978)
Langkah-langkah :
1. Mahasiswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Dosen memberi evaluasi
8. Penutup
49. (FRANK LYMAN, 1985)
Langkah-langkah :
1. Dosen menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Mahasiswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan dosen
3. Mahasiswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Dosen memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para
mahasiswa
6. Dosen memberi kesimpulan
7. Penutup
50. Langkah-langkah :
1. Dosen menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa mahasiswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kbm
3. Dosen membentuk kelompok mahasiswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para mahasiswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing mahasiswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing mahasiswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Dosen memberikan kesimpulan secara umum
10.Evaluasi
11.Penutup
51. (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari
Langkah-langkah :
1. Dosen membagi mahasiswa untuk berpasangan
2. Dosen membagikan wacana/materi tiap mahasiswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan
3. Dosen dan mahasiswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan
sebagai pendengar
52. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan
seperti di atas.
6. Kesimpulan Dosen
7. Penutup
53. Langkah-langkah :
1. Dosen membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya
kontra
2. Dosen memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh
kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Dosen menunjuk salah satu anggotanya
kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok
kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar mahasiswa bisa
mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis inti/ide-ide
dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan
dosen terpenuhi
5. Dosen menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, dosen mengajak mahasiswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai