SlideShare a Scribd company logo
PAPER 
CURRICULUM AND MATERIAL DEVELOPMENT 
Disusun oleh : 
Kelompok 1_Kelas Vc 
Dian Capriati 
Iponiasih 
Uzlifat Fatmawati 
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 
2014
PEMBAHASAN 
KURIKULUM 
 KURIKULUM MENURUT PARA AHLI 
Hilda Taba: Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan 
mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu 
Daniel Tanner & Laurel Tanner : Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang 
disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah 
pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar 
sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya. 
Romine: Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang 
diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. 
Murray Print : Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang 
diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa 
saat kurikulum itu terapkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh 
dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah suatu 
program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu, para 
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan 
tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, 
sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. 
Harold B, Alberty (1965): “All of the activities that are provided for the student by the 
school.”Kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar. Tidak ada pembatasan antara 
kegiatan didalam kelas dan diluar kelas. Di kutip oleh Prof. Dr. S Nasution (1988 : hal 11). 
Saylor (1956):“A curriculum is total effort of the school to going abaout desired out comes 
in school and out-of-school situation.”Kurikulum adalah usaha maksimal dari sekolah untuk 
mencapai hasil yang diinginkan didalam sekolah dan diluar situasi sekolah. Dikutip oleh 
Nana S Sukmadinata (1998 : hal 3)
Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) : Kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi 
sekumpulan pengalaman belajar bagi anak didik. Sedangkan dalam UUSPN, “Seperangkat 
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai 
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.” Hanya menekankan pada 
kemanfaatannya bagi guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Dikutip oleh 
Ahmad, dkk (1998 : hal 10) 
 PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT BEBERAPA PARA AHLI SECARA 
ETIMOLOGIS 
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare 
yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman 
Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh 
oleh pelari dari garis start sampai garis finish. 
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan 
yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum 
pendidikan(manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan 
media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan 
pendidikan. 
Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi. Maka saya menerangkan 
secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum 
menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak 
sekali para ahli pendidikan yang mendifinisikan tentang kurikulum. Namun kami hanya 
memaparkan beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut : 
1. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun 
secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow 
and Crow) 
2. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang 
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum 
pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6) 
3. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. 
Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6) 
4. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat 
pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. 
Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
5. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan 
seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar 
mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten 
mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome 
(Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6) 
6. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana 
pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan 
tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam 
Oliva, 1991:7) 
7. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang 
dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan 
pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 
1991:7) 
8. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program 
belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. 
Oliver dalam Oliva, 1991:7). 
9. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), 
urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai 
belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7). 
10. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan 
kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah 
dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan 
merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. 
Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil) 
Dari definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur 
utama, yaitu: 
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang 
bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum. 
2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan 
pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang 
biasa disebut mata pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus. 
3. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan 
mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh 
kurikulum.
4. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum 
dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan 
ujian-ujian yang ada di sekolah. 
LANDASAN KURIKULUM 
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh 
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam 
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat 
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan 
yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang 
mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat 
dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, 
akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Dalam hal ini, 
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam 
pengembangan kurikulum, yaitu: 
(1) filosofis; 
(2) psikologis; 
(3) sosial-budaya; dan 
(4) ilmu pengetahuan dan teknologi.. 
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat 
landasan tersebut. 
1. Landasan Filosofis 
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama 
halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, 
seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan 
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada 
aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan 
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella 
Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran 
filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum. 
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan 
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan 
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. 
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih 
berorientasi ke masa lalu. 
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian 
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota 
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya 
dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup 
di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih 
berorientasi pada masa lalu. 
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan 
tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti 
memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya 
hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ? 
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, 
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. 
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik 
aktif. 
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada 
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di 
samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada 
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan 
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk 
apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut 
aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. 
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan 
aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek- 
Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi 
pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat 
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalampengembangan Model Kurikulum 
Interaksional. 
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. 
Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat 
cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan 
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya 
mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan 
lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme. 
2. Landasan Psikologis 
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat 
dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu 
(1) psikologi perkembangan dan 
(2) psikologi belajar. 
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku 
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji 
tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek 
perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang 
berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan 
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan 
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi 
belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek 
perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai 
bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. 
Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori 
psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip 
pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa 
kompetensi merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan 
hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang 
terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“. 
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu : 
a. .motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau 
keinginan untuk melakukan suatu aksi. 
b. bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai 
situasi atau informasi. 
c. c.konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang; 
d. pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan 
e. keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan 
sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung 
lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan 
motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian 
seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah 
dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. 
Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan 
dikembangkan. 
Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002) menyoroti 
tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa 
sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu 
diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : 
(1) perbedaan tingkat kecerdasan; 
(2) perbedaan kreativitas; 
(3) perbedaan cacat fisik; 
(4) kebutuhan peserta didik; dan 
(5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 
3. Landasan Sosial-Budaya 
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai 
suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita 
maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk 
terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, 
namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, 
bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. 
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun 
informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat 
pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya 
menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.Dengan pendidikan, kita tidak 
mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan 
masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan 
mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun 
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, 
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya 
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota 
masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai 
yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai 
tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan 
lainnya. 
Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam 
masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk 
melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi 
di sekitar masyarakat. 
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui 
pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban 
sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian, 
kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan 
berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik 
dalam konteks lokal, nasional maupun global. 
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih 
relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang 
pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan 
dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang akal manusia telah mampu 
menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. 
Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau 
manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu 
Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil 
mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil 
menginjakkan kaki di Bulan. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan 
teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia 
melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada 
pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru 
antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks 
global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan 
masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar
mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai 
masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai 
dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar 
bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai 
pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap 
ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 
terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan 
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan 
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta 
didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan 
teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. 
PERANAN KURIKULUM 
Sebagai salah satu bagian dalam sistem pendidikan yang telah direncanakan secara 
sistematis, kurikulum tentunya memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan 
pendidikan yang sedang dilaksanakan. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan 
kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam menjalankan operasinya maka 
dapat ditentukan paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran 
kritis atau peran evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat penting dan perlu 
dilaksanakan secara seimbang. Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan secara singkat peranan 
kurikulum tersebut. 
 PERAN KONSERVATIF 
Salah satu tugas dan peranan sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah 
mewariskan nilai – nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa 
perlu memahami dan menyadari norma – norma dan pandangan hidup masyarakatnya, 
sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan 
berperilaku sesuai dengan norma – norma tersebut, dengan demikian, sekolah sebagai suatu 
lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai 
nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendiidkan sebagai suatu 
proses sosial. Salah Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai-nilai 
budaya sebagai warisan masa lalu serta mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial 
budaya tersebut pada generasi muda. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya 
asing dan menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti 
yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal 
berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan 
identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik. 
 PERAN KREATIF 
Sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mewariskan nilai – nilai masa lampau, 
tetapi juga bertanggung jawab dalam mewariskan hal – hal baru sesuai dengan tuntutan 
zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang 
selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mengalami peran kreatif. 
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian 
menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa 
sekarang dan masa mendatang. 
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan 
kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus 
mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan 
setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat 
yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? 
Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung unsur – unsur baru maka pendidikan 
selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan sekolah pada akhirnya akan 
kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial 
masyarakat. Untuk potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, 
pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru yang memberikan 
manfaat bagi masyarakat. 
 PERAN KRITIS DAN EVALUATIF 
Kebudayaan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Apakah setiap nilai 
dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya 
baru yang sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik? 
Tentu saja tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab 
terkadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
budaya masyarakat; demikian pula adakalanya nilai dan budaya baru itu tidak sesuai dengan 
nilai – nilai lama yang masih relevan dengan keadaaan dan tuntutan zaman. Dengan 
demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu 
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam 
rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan 
dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk 
kehidupan anak didik, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi 
penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai – nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan 
keadaaan dimasa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan 
demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. 
Dalam proses pelaksanaannya, ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara 
seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Kurikulum yang 
terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan 
oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat 
membuat hilangnya nilai – nilai budaya masyarakat. Akan tetapi jika peran kurikulum 
tersebut berjalan secara seimbang atau tidak terlalu condong pada salah satu perannya, maka 
kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju 
kebudayaan masa depan. 
KESIMPULAN 
Kurikulum merupakan kegaiatan yang disajikan di sekolah berupa instrument, rangkaian 
unit materi belajar yang telah disusun, dan seperangkat rencana yang berisi pengalaman 
belajar bagi pelajar atau anak didik, agar dapat merealisasikan bakatnya dan dapat 
mengembangkan taraf hidup dalam masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimiliki 
sebelumnya. Oleh karena itu kurikulum harus di organisasikan dengan baik agar sasaran dan 
tujuan pendidikan ditetapkan dapat tercapai . 
DAFTAR PUSTAKA 
 Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung : CV Pustaka Setia. 
 Nasution, Drs. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars Bandung. 
 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. 
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

More Related Content

What's hot

Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
silva a'yun
 
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan KurikulumPembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Hariyatunnisa Ahmad
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
Dadang DjokoKaryanto
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiDahlia Safarinah
 
model pembelajaran wheeler
model pembelajaran wheelermodel pembelajaran wheeler
model pembelajaran wheeler
Dudut Multiyana
 
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKANSTRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Rofiani Intan
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
yuni dwinovika
 
Template MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docxTemplate MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docx
smpn3wangiwangiselat
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Hafiza .h
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
hairina wasliah
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
Dewi Bahagia
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUD
anarizka3
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
Naily Mulyono
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Rofiani Intan
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
m10ehebat
 

What's hot (20)

Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan KurikulumPembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Model-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran PresentasiModel-Model Pembelajaran Presentasi
Model-Model Pembelajaran Presentasi
 
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
 
model pembelajaran wheeler
model pembelajaran wheelermodel pembelajaran wheeler
model pembelajaran wheeler
 
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKANSTRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Template MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docxTemplate MODUL AJAR.docx
Template MODUL AJAR.docx
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Model Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUDModel Pembelajaran PAUD
Model Pembelajaran PAUD
 
PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran PPT Media Pembelajaran
PPT Media Pembelajaran
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
 
Makalah Asesmen
Makalah AsesmenMakalah Asesmen
Makalah Asesmen
 

Viewers also liked

Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Jhon Nahak
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
Lutfi Koto
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
weny maniez
 
Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
 Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.) Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
Kuswandari Ndari
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
Sugesti Yoan
 
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan KurikulumPendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
shofichofifah
 
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
lafiakhusna
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
Utami Putri
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumsadirun
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
Andina Aulia Rachma
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
Nu'ah Nuna
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
Bu Ila
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
Grace Ginting
 
Kajian masa depan
Kajian masa depanKajian masa depan
Kajian masa depanSky Putih
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
Ganjar Aji
 
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Sefti Rholanjiba
 
Pengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumPengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumMolani Hasibuan
 
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
Arthur Jupong
 

Viewers also liked (19)

Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
Landasan kurikulum pendidikan indonesia tahun 2013
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
 
Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
 Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.) Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
Pengolahan Ikan lele (Clarias spp.)
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan KurikulumPendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan-pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum
 
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
“Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum”
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Kajian masa depan
Kajian masa depanKajian masa depan
Kajian masa depan
 
landasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulumlandasan pengembangan kurikulum
landasan pengembangan kurikulum
 
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
Dasar dasar kurikulum "Landasan Sosial Budaya"
 
Pengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulumPengertian dasar kurikulum
Pengertian dasar kurikulum
 
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 

Similar to landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulumOön Sadam
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulum
reza ediya
 
Modul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarModul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarRian Jrs Tewur
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulumshahrul93
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulum
endang zr
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hariyatunnisa Ahmad
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Mayawi Karim
 
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.pptT6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
AbangNorhanizambinAb
 
6812170 kurikulum-model-kurikulum
6812170 kurikulum-model-kurikulum6812170 kurikulum-model-kurikulum
6812170 kurikulum-model-kurikulum
Star Ng
 
Tugasan soalan 1 Type Of Curriculum
Tugasan soalan 1 Type Of CurriculumTugasan soalan 1 Type Of Curriculum
Tugasan soalan 1 Type Of Curriculum
aloysiusapat
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
NurAkmal50
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
Ndya2
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
ssuser7e718f
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
herdisaksul
 
Prinsip kurikulum
Prinsip kurikulumPrinsip kurikulum
Prinsip kurikulumFenny Rahma
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Mayawi Karim
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
pita pulungan
 
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN SurakartaManajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
AisyahUlfaAmbariyah
 

Similar to landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum (20)

Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Tugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulumTugas kajian kurikulum
Tugas kajian kurikulum
 
Modul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajarModul pengembangan bahan ajar
Modul pengembangan bahan ajar
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulum
 
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VIKRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
KRITIK ATAS KURIKULUM DAN BUKU AJAR BAHASA ARAB SD/MI KELAS VI
 
hakikat kurikulum
hakikat kurikulumhakikat kurikulum
hakikat kurikulum
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.pptT6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
T6- KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.ppt
 
6812170 kurikulum-model-kurikulum
6812170 kurikulum-model-kurikulum6812170 kurikulum-model-kurikulum
6812170 kurikulum-model-kurikulum
 
Tugasan soalan 1 Type Of Curriculum
Tugasan soalan 1 Type Of CurriculumTugasan soalan 1 Type Of Curriculum
Tugasan soalan 1 Type Of Curriculum
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docxHAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM ISLAM.docx
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Prinsip kurikulum
Prinsip kurikulumPrinsip kurikulum
Prinsip kurikulum
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN SurakartaManajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
Manajemen kurikulum aisyah ulfa IAIN Surakarta
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 

More from Fatmawati Khodijah

teaching English to young learners in Indonesia
teaching English to young learners in Indonesia teaching English to young learners in Indonesia
teaching English to young learners in Indonesia
Fatmawati Khodijah
 
Teaching by principles :) (h
Teaching by principles :) (hTeaching by principles :) (h
Teaching by principles :) (h
Fatmawati Khodijah
 
Sociolinguistic terms
Sociolinguistic termsSociolinguistic terms
Sociolinguistic terms
Fatmawati Khodijah
 
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding houseuzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
Fatmawati Khodijah
 
CONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCUCONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCU
Fatmawati Khodijah
 
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING [HD BROWN]
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING  [HD BROWN]A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING  [HD BROWN]
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING [HD BROWN]
Fatmawati Khodijah
 
SYNTAX - head and modifiers
SYNTAX - head and modifiersSYNTAX - head and modifiers
SYNTAX - head and modifiers
Fatmawati Khodijah
 
HD How to teach speaking
HD How to teach speakingHD How to teach speaking
HD How to teach speaking
Fatmawati Khodijah
 
my daily activities
my daily activitiesmy daily activities
my daily activities
Fatmawati Khodijah
 
Cross culrural conflict and adjusment
Cross culrural conflict and adjusmentCross culrural conflict and adjusment
Cross culrural conflict and adjusment
Fatmawati Khodijah
 
Laporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaLaporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaFatmawati Khodijah
 
contoh descriptive essay uzlifat
contoh descriptive essay uzlifatcontoh descriptive essay uzlifat
contoh descriptive essay uzlifat
Fatmawati Khodijah
 

More from Fatmawati Khodijah (18)

teaching English to young learners in Indonesia
teaching English to young learners in Indonesia teaching English to young learners in Indonesia
teaching English to young learners in Indonesia
 
Teaching by principles :) (h
Teaching by principles :) (hTeaching by principles :) (h
Teaching by principles :) (h
 
Sociolinguistic terms
Sociolinguistic termsSociolinguistic terms
Sociolinguistic terms
 
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding houseuzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
uzlifat fatmawati-descriptive about my lovely boarding house
 
CONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCUCONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCU
 
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING [HD BROWN]
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING  [HD BROWN]A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING  [HD BROWN]
A METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING [HD BROWN]
 
SYNTAX - head and modifiers
SYNTAX - head and modifiersSYNTAX - head and modifiers
SYNTAX - head and modifiers
 
HD How to teach speaking
HD How to teach speakingHD How to teach speaking
HD How to teach speaking
 
Landasan kurikulum
Landasan kurikulumLandasan kurikulum
Landasan kurikulum
 
my daily activities
my daily activitiesmy daily activities
my daily activities
 
Cross culrural conflict and adjusment
Cross culrural conflict and adjusmentCross culrural conflict and adjusment
Cross culrural conflict and adjusment
 
Laporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patiaLaporan wawancara smpn 1 patia
Laporan wawancara smpn 1 patia
 
contoh descriptive essay uzlifat
contoh descriptive essay uzlifatcontoh descriptive essay uzlifat
contoh descriptive essay uzlifat
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
dirosah islamiyah
dirosah islamiyahdirosah islamiyah
dirosah islamiyah
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggris
 
Phonetic 2
Phonetic 2Phonetic 2
Phonetic 2
 
Dpronounciation practise
Dpronounciation practiseDpronounciation practise
Dpronounciation practise
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 

landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

  • 1. PAPER CURRICULUM AND MATERIAL DEVELOPMENT Disusun oleh : Kelompok 1_Kelas Vc Dian Capriati Iponiasih Uzlifat Fatmawati UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2014
  • 2. PEMBAHASAN KURIKULUM  KURIKULUM MENURUT PARA AHLI Hilda Taba: Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu Daniel Tanner & Laurel Tanner : Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya. Romine: Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas. Murray Print : Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu terapkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Harold B, Alberty (1965): “All of the activities that are provided for the student by the school.”Kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar. Tidak ada pembatasan antara kegiatan didalam kelas dan diluar kelas. Di kutip oleh Prof. Dr. S Nasution (1988 : hal 11). Saylor (1956):“A curriculum is total effort of the school to going abaout desired out comes in school and out-of-school situation.”Kurikulum adalah usaha maksimal dari sekolah untuk mencapai hasil yang diinginkan didalam sekolah dan diluar situasi sekolah. Dikutip oleh Nana S Sukmadinata (1998 : hal 3)
  • 3. Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) : Kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar bagi anak didik. Sedangkan dalam UUSPN, “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.” Hanya menekankan pada kemanfaatannya bagi guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Dikutip oleh Ahmad, dkk (1998 : hal 10)  PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT BEBERAPA PARA AHLI SECARA ETIMOLOGIS Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan(manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi. Maka saya menerangkan secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang mendifinisikan tentang kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and Crow) 2. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6) 3. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6) 4. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
  • 4. 5. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6) 6. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7) 7. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7) 8. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7). 9. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7). 10. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil) Dari definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur utama, yaitu: 1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum. 2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang biasa disebut mata pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus. 3. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
  • 5. 4. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan ujian-ujian yang ada di sekolah. LANDASAN KURIKULUM Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi.. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut. 1. Landasan Filosofis Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum. a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,
  • 6. kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu. c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ? d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif. e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek- Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalampengembangan Model Kurikulum Interaksional. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
  • 7. demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme. 2. Landasan Psikologis Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu : a. .motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi. b. bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi. c. c.konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang; d. pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan e. keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
  • 8. Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan. Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002) menyoroti tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan; (2) perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta didik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 3. Landasan Sosial-Budaya Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
  • 9. Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat. Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global. 4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar
  • 10. mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. PERANAN KURIKULUM Sebagai salah satu bagian dalam sistem pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum tentunya memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan pendidikan yang sedang dilaksanakan. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam menjalankan operasinya maka dapat ditentukan paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kritis atau peran evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang. Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan secara singkat peranan kurikulum tersebut.  PERAN KONSERVATIF Salah satu tugas dan peranan sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai – nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma – norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma – norma tersebut, dengan demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendiidkan sebagai suatu proses sosial. Salah Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai-nilai budaya sebagai warisan masa lalu serta mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial budaya tersebut pada generasi muda. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
  • 11. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing dan menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.  PERAN KREATIF Sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mewariskan nilai – nilai masa lampau, tetapi juga bertanggung jawab dalam mewariskan hal – hal baru sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mengalami peran kreatif. Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung unsur – unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat. Untuk potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat.  PERAN KRITIS DAN EVALUATIF Kebudayaan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru yang sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik? Tentu saja tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab terkadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
  • 12. budaya masyarakat; demikian pula adakalanya nilai dan budaya baru itu tidak sesuai dengan nilai – nilai lama yang masih relevan dengan keadaaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai – nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaaan dimasa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu. Dalam proses pelaksanaannya, ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai – nilai budaya masyarakat. Akan tetapi jika peran kurikulum tersebut berjalan secara seimbang atau tidak terlalu condong pada salah satu perannya, maka kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan. KESIMPULAN Kurikulum merupakan kegaiatan yang disajikan di sekolah berupa instrument, rangkaian unit materi belajar yang telah disusun, dan seperangkat rencana yang berisi pengalaman belajar bagi pelajar atau anak didik, agar dapat merealisasikan bakatnya dan dapat mengembangkan taraf hidup dalam masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu kurikulum harus di organisasikan dengan baik agar sasaran dan tujuan pendidikan ditetapkan dapat tercapai . DAFTAR PUSTAKA  Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung : CV Pustaka Setia.  Nasution, Drs. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars Bandung.  Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.