Dokumen tersebut membahas tentang palka ikan yang merupakan komponen penting dalam proses produksi perikanan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan secara maksimal. Palka ikan harus dirancang dengan baik agar dapat menjaga kualitas ikan dengan menghindari kerusakan, menjaga suhu, dan mencegah kontaminasi. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai aspek teknis palka ikan seperti konstruksi, isolasi, k
1. Penyusun: Ali Wardana, S.St.Pi
Palka merupakan komponen penting dalam
proses produksi agar ikan telah tertangkap dapat
dimanfaatkan secara maksimal
Kerusakan ikan yang disimpan disebabkan :
- umumnya kesalahan konstruksi yang berhubungan
dengan kekedapan sehingga ikan yang tertangkap
menjadi busuk atau tercemar
- kesalahan dalam penataan yang berakibat
rusaknya fisik ikan atau
- pada perencanaan penangkapan sebagai contoh
lama trip, jumlah es yang dibawa, dll
Mempunyai aspek teknis yang tidak ditemui pada
jenis palka kapal lain, didesain agar hasil
tangkapan yang disimpan tidak mengalami
kemunduran mutu
Tetap higienis untuk menjaga kualitas ikan
Kedap dan tidak tercemar dengan unsur yang lain
Selalu memelihara arus masuk dan arus keluar air
Selalu menjaga suhu simpan dan tertata secara
teratur
Bangunan dan susunan tata ruang palka biasanya
sudah direncanakan pada Rencana Umum &
Rencana Kapasitas
Memberikan gambaran tentang bangunan dan
susunan tata ruang kapal, sehubungan dengan
besar dan maksud peruntukan ruangan-ruangan,
nama berbagai ruangan, rencana geladak dan
penempatan ruangan dengan isi kubiknya
Diantara kegunaan dalam penentuan volume kapal
adalah berhubungan dengan rencana trip dan
jumlah es yang dibawa
Penentuan volume palka kapal perikanan
menggunakan metode besaran isi dan memakai
landasan bentuk grain (butir) yang kemudian
dialihkan ( converse ) ke dalam bale ( bongkah)
Rumusan Pengukuran Berpegangan Pada Dasar
Tata Ruang :
1. Rumus Simpson bagi bentuk palka ikan yang
lengkung tanpa elips
2. Rumus Trapesium bagi bentuk palka kubus atau
persegi empat
3. Rumus umum bagi bentuk palka kubus atau
persegi empat
Selain dengan cara diatas penentuan volume dapat
pula diketahui melalui :
1. Surat ukur/ sertifikat ruang palka;
2. Spesifikasi Teknis
3.Berdasarkan angka standard Dit.Jen Perikanan
Tangkap sebagai hasil perkalian Koefisien 0,25
dengan Cubic Number CN = Panjang (Lbp) x Lebar
(B) x Tinggi (D);
4. Asumsi Volume palka adalah 45 % dari volume
total ruangan di bawah geladak
5. Bila lebih dari 1 (satu) ruang palka ikan maka
volume palka ikan adalah total jumlah volume tiap
ruang ruang palka ikan
Secara umum konstruksi kapal ikan yang berada
dilambung kapal harus memenuhi ketentuan teknis
sebagai berikut :
1. Ruang palka dibuat konstruksi yang kuat dan
mempunyai sekat datar lepas dan dinding tegak
kearah melintang maupun memanjang palka.
Untuk menghindari kerusakan ikan yang
disimpan didalam palka ikan akibat gaya berat
dari beban yang berada diatasnya
2. Jika tinggi palka ikan lebih besar dari 0,80 meter
yang diukur dari dasar /lantai palka sampai sisi
bawah dinding atas/atap palka.
Maka dipasang sekat datar lepas pada
ketinggian 0,45 – 0,60 meter, sehingga hasil
tangkapan yang tersusun dan terletak dibawah
tidak rusak akibat gencetan beban diatasnya
3. Palka yang yang berukuran besar agar dipasang
dinding atau sekat tegak dengan penyesuaian
bentuk ukuran palka , efisiensi penggunaan
PALKA IKAN
LEAFLET PENYULUHAN PERIKANAN
Nomor : 002/2014
2. ruangan dan kemudahan penanganan hasil
tangkapan didalam palka.
Untuk panjang kapal : L= 6-12 meter mempunyai
sekat tegak yang berjarak 1-2 meter
4. Setiap sudut dinding dalam palka ikan diusahakan
agar tidak berbentuk lengkungan (tidak berbentuk
tajam).
Untuk menampung cairan es, air dan kotoran lain
agar lantai dasar palka disediakan bak penampung
pada kedudukan yang terendah didalam palka
sehingga air dan kotoran tersebut mudah
dipompa/dibersihkan
5. Tinggi ambang palka minimal 0,20 meter dari
geladak utama untuk kapal ikan yang berukuran
kecil (panjang kapal ≤ 10 meter) dan tinggi
ambang palka minimal 0,50 meter dari geladak
utama untuk kapal ikan yang berukuran besar
(panjang ≥ 17 meter)
6. Tutup palka dibuat dengan konstruksi yang kuat,
kedap air dan kedap panas.
untuk mencegah perembesan air dan panas masuk
kedalam palka, tetapi mempermudah bongkar
muat dan tidak mengganggu kelancaran operasi
penangkapan, khususnya penanganan hasil
tangkapan dan tetap menjamin atau
memperhatikan keselamatan kerja
7. Permukaan atau lapisan dinding dalam palka
(lining) harus keadaan rata dan halus, kedap air,
berwarna cerah, tahan karat, serta dapat
menghindari terjadinya kontaminasi ikan,tidak
menjadi tempat berlindungnya mikro organisme
dan palka mudah dibersihkan
Ada 2 (dua) bentuk palka sesuai dengan potongan
melintang kapal :
Bentuk palka ikan tidak berongga
Bentuk palka ikan berongga
Susunan dinding palka ikan
CONTOH GAMBAR RENCANA UMUM PENEMPATAN PALKA
Bahan Dinding Insulasi & Lapisan penahan Uap Air
Dinding insulasi terbuat dari bahan styrophore foam,
polyurethane foam, glasswool, kayu dan lain-lain.
Lapisan penahan penahan uap air terbuat dari lembaran plastik,
fibre glass, atau aluminium foil.
Untuk Menjamin Mutu Kesegaran Ikan Hasil
Tangkapan
Palka ikan harus mempunyai konstruksi dinding
insulasi dengan bahan insulasi yang dapat
menghambat perpindahan perpindahan panas
dari luar palka.
Semakin dingin suhu simpan yang diperlukan
akan berpengaruh terhadap ketebalan dinding
insulasi
Pemanfaatan ruangan yangberadadidalam lambung
kapal secara maksimal untuk tepat penyimpanan
ikan dilakukan dengan pembentukan palka yang
sesuai dengan atau mengikuti bentuk lengkungan
kapal
3. Contoh ukuran tiap bagian insulasi Palka Ikan Pada
Kapal Purse Seine
BEBAN PALKA DAN PERKIRAAN JUMLAH ES
Perpindahan panas yang melalui insulasi tergantung
dari :
Luas dinding insulasi,
Perbedaan selisih temperatur didalam palka
Koefisien perpindahan panas (Q = KF t2-t1) dimana
Q = perpindahan panas (kcal/jam)
K = koefisien perpindahan panas (kcal/m2 jam o C)
F = luas dinding insulasi (m2)
t2= temperatur diluar palka o C
t1= temperatur didalam palka o C
Jumlah Beban Panas Palka Terdiri Dari :
Jumlah perpindahan panas yang merembes atau mengalir
melalui dinding palka
Jumlah penyerapan panas yang diserap oleh tubuh ikan
Beban panas ikan sebelum titik beku dapat didekati
melalui rumus:
q1 = WxC1x(t2-t1)x1/Ch dimana :
q1 = beban panas ikan sebelum titik beku (kcal/jam) ;
W = berat ikan (kg) ;
C1 = panas jenis ikan sebelum titik beku (0,85 kcal/kg oC) ;
t1 = temperatur awal ikan (oC) ;
t2 = temperatur akhir (0 o C).
Panas Tubuh Ikan Dapat Didekati Dengan Rumus :
q2 = WxLhx1/Ch dimana
q2 = beban panas tubuh ikan/latent head load
kcal/jam) ;
Lh = panas tubuh ikan sebelum titik beku (60,0
kcal/kg) ;
Ch = waktu pendinginan.
Sehingga Penyerapan Panas Ikan (q) adalah q1 + q2
Perkiraan jumlah es yang diperlukan :
1 (satu) m3 es beratnya = 900 kg Pada perairan
tropis untuk menyimpan ikan diperlukan es dan
ikan dengan perbandingan yang sama dapat
bertahan paling tidak 1 (satu) minggu
Jumlah es yang diperlukan dapat berkurang 30-
50% jika palka dilengkapi dengan mesin pendingin
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL (KJF)
PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Pondok Batu,
Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah
Ali Wardana, S.St.Pi
HP: 0813 9756 9858
Email: ucok_m@ymail.com