3. Pendahuluan
Istilah budidaya perairan (akuakultur) berasal dari
bahasa lnggris “Aquaculture ” yang berarti pengusahaan budidaya
organisme akuatik termasuk ikan, moluska, krustase dan
tumbuhan akuatik
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di
daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana
budidaya perairan (akuakultur).Hewan yang dibudidayakan adalah
hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan
“tambak” ini biasanya dihubungkan dengaair payau atau air laut.
Kolam yang berisiair tawar biasanya disebut kolam saja atau
empang.
4. 1. Bentuk fungsi tambak budidaya
• Luas petakan berkisar 1 ha dan berbentuk persegi
panjang;
• Setiap pematang tambak terdapat gundukan tanah
yang memanjang dan membentuk sekat-sekat
berfungsi mencegah mengumpulnya rumput laut pada
salah satu bagian tambak;
• Dasar tambak tanah berlumpur dan sedikit berpasir;
• Pintu air dua buah untuk setiap petak, yang berfungsi
sebagai pintu pemasukan dan pintu pembuangan;
• Kedalaman air antara 50 – 100 cm;
• Kontur tanah melandai 5 – 10 cm;
5. Saluran air
Di dalam petakan tambak terdapat saluran air
yang berfungsi untuk memasukan air setiap
saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air
dari laut ataupun air tawar dari sungai/irigasi.
7. Pematang
Pematang utama/tanggul utama merupakan bangunan keliling tambak yang gunanya
untuk menahan air serta melindungi unit tambak dari bahaya banjir, erosi dan air
pasang. Oleh karena itu dalam konstruksinya pematang/tanggul harus dibangun benar-
benar kuat, bebas dari bocoran dan aman dari kemungkinan longsor.
9. Pintu air
Dalam petakan tambak pintu air merupakan
pengendali dan oengatur air dalam
operasional budidaya. Oleh karena itu dalam
budidaya di tambak jumlah pintu air
tergantung tingkat teknologi yang diterapkan.
Di petakan tambak biasanya pintu air terdiri
atas dua macam yaitu pintu air pemasukan
dan pembuangan
10. 2. Konstruksi tambak
Kontruksi tambak dibangun dengan bentuk bujur sangkar dengan
ukuran panjang dan lebar masing-masing 50 meter, sehingga luas
satu petak tambak sebesar 2.500 m2. Untuk konstruksi tanggul
tambak, digunakan harflek yaitu lembaran dinding terbuat dari
bahan asbestos berkadar asbes rendah yang biasanya digunakan
untuk dinding bangunan atau pagar. Harflek tersebut dipasang
memanjang pada dinding tambak bagian dalam dan pada setiap
sambungan diperkuat dengan pasangan batako semen. Sebelum
harflek dipasang, maka dasar dan dinding tambak dilapisi dengan
plastik (ketebalan 0,6 mm). Pematang tambak dibuat miring dengan
perbandingan 1 : 1 sampai 1 : 1,5. Sebelum bioseal dipasang,
pematang pasir dipadatkan terlebih dahulu agar stabil. Untuk
memudahkan dan memperkuat konstruksi dinding, maka pada pada
dasar dinding terlebih dahulu diberi konstruksi “sepatu dinding”
selebar 1 meter terbuat dari plesteran.
11. Agar tambak mudah dikeringkan dan sisa
pakan selama pemeliharaan dapat
dibersihkan, maka dasar tambak dibuat miring
ke tengah dengan tingkat kemiringan 1-2%.
Selanjutnya di tengah dasar tambak dilengkapi
dengan konstruksi pengeluaran air (central
drainage). Central drainage terdiri dari
bangunan tower, saringan air dan pipa
pembuangan bawah tanah terbuat dari pipa
PVC 12″.
12. Selain konstruksi petakan tambak, perlu pula
diperhatikan konstruksi saluran pemasukan air (inlet)
dan konstruksi pembuangan air (outlet). Saluran
pemasukan air dibuat di atas pematang tambak yang
menghubungkan sumber air sungai (yang dipompakan
ke saluran) dengan petakan tambak. Konstruksi saluran
air tersebut terbuat dari pasangan bata merah selebar
0,5 m dan tinggi 0,5 m, yang bagian dasarnya diperkuat
dengan fondasi batu kali. Saluran pembuangan dibuat
di bawah tanah dan lebih rendah dari dasar tambak,
terbuat dari buis beton yang menampung air
pembuangan yang berasal dari central drainage.
13. Cara membuat tambak
• Harus memerhatikan huma nan akan dibuat apakah
sudah terbebas dari organisme penyakit atau tidak.
• Pada termin awal, pencangkulan huma dilakukan
sedalam 15-20 cm.
• Tambak nan sudah dicangkul dibiarkan mengering.
Lama proses pengeringan itu sendiri berkisar antara 4-
7 hari, bagian dasar tambak dikeringkan sampai tanah
mengalami retak-retak dan sudah dapat dipastikan tak
membelesak ke dalam saat diinjak nantinya.
• isi tambak dengan air. Air yang diisikan tergantung
dengan biota yang akan di buddidaya
• Selang sehari setelah pengisian air, biota dapat ditebar.