Laporan ini membahas permasalahan dan pemecahan masalah terkait pemeliharaan Bendungan Gintung. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi meliputi kondisi pos pemantauan curah hujan, trashboom, pintu air, saluran outlet, area puncak bendungan, rip rap, instrumen, rumah valve, dan situ center. Pemecahan masalah yang direkomendasikan antara lain perbaikan fasilitas, pemeliharaan rutin, pembatasan akses warga, serta keterlibatan masy
2. PELATIHAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN
SEMINAR STUDI LAPANGAN BENDUNGAN GINTUNG
KELOMPOK 2
Fajar Hariaji (4)
Fatturrahman (6)
Irfan Ibrahim (10)
Nurcahyan (13)
Sarifuddin (15)
Syeni Hastorini (18)
3. 1. PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
• MAKSUD DAN TUJUAN
• RUANG LINGKUP
2. TINJAUAN PUSTAKA
• PENGERTIAN
• URAIAN TEORI
3. PEMBAHASAN
• GAMBARAN UMUM
• PERMASALAHAN PEMELIHARAAN
• PEMECAHAN MASALAH
4. PENUTUP
• KESIMPULAN
• REKOMENDASI
• KESAN DAN PESAN
4.
5. Bendungan Gintung awalnya adalah situ alami yang terletak di Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dan merupakan
bagian dari DAS Kali Angke dan Kali Pesanggrahan. Kemudian pada tahun 1931
– 1933 pada masa pemerintahan Belanda dilakukan pembangunan Bendungan
Gintung untuk keperluan irigasi dan pengendalian banjir. Pada saat itu luasan
badan air Bendungan Gintung adalah 31 hektar. Seiring berjalannya waktu
terjadi perubahan lansekap di kawasan
Peristiwa runtuhan tubuh bendungan Gintung tersebut memacu perubahan
system pengelolaan bendungan di Kementerian PUPR khususnya di BBWS
Ciliwung Cisadane sebagai pengelola Bendungan Gintung. Saat ini pengelolaan
bendungan Gintung dilakukan Unit Pengelola Bendungan (UPB) Gintung. UPB
Gintung melaksanakan tugas operasi, pemeliharaan, dan pemantauan
Bendungan.
Laporan ini membahas kondisi kegiatan pengelolaan Bendungan Gintung serta
permasalahan dan pemecahan masalahnya khususnya mengenai pemeliharaan
Bendungan Gintung.
6. Maksud dari kegiatan Pemeliharaan di Bendungan Gintung ini adalah
untuk memelihara dan menjamin bangunan, peralatan dan instrumen
bendungan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan
memperpanjang umur dari bangunan atau peralatan yang ada.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai Latihan penerapan
studi kasus dalam pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
dan sebagai bahan penilaian dalam pelatihan Operasi dan
Pemeliharaan Bendungan yang dilaksanakan
Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah kegiatan pengelolaan
Bendungan Gintung dan dikhususkan pada kegiatan pemeliharaan
Bendungan Gintung. Kegiatan pemeliharaan yang dibahas
melingkupi kegiatan pemeliharaan di tubuh bendungan, instrumen,
maupun bangunan pengelola dan fasilitas di Bendungan Gintung.
7.
8. Kegiatan pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang berjalan secara rutinitas dilaksanakan guna
menjamin bangunan, peralatan dan instrumen tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan
memperpanjang umur dari bangunan atau peralatan yang ada.
Tujuan dari kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan pada tubuh bendungan, peralatan yang ada, dan
daerah sekitar bendungan adalah :
1. Menghindari pekerjaan perbaikan yang tidak perlu dilaksanakan.
2. Menghindari kerusakan yang berat.
3. Menjaga umur bendungan sesuai dengan umur rencana.
4. Memanfaatkan seoptimal mungkin semua fasilitas yang ada guna menunjang operasi waduk sesuai
dengan umur yang diharapkan.
5. Menjaga kelestarian daerah waduk yang kemudian dapat digunakan sebagai tujuan objek wisata.
6. Menghindari terjadinya bahaya yang besar akibat terjadinya banjir dan gempa.
Dengan terselenggaranya pemeliharaan guna menunjang Operasi dengan baik, maka dapat didapat
beberapa manfaat, antara lain :
1. Terjaminnya ketersediaan air disetiap titik pengambilan sesuai dengan kuantitas dan waktu yang
direncanakan serta didapatkan mutu yang tinggi.
2. Terjaminnya kondisi dan fungsi sumber daya air dan prasana pendukungnya.
3. Dapat mencegah pencemaran air dan kerusakan sumber daya air, prasarana dan lingkungan
sekitarnya.
Jenis pemeliharaan yang dilaksanakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pemeliharaan Rutin ( Harian, 2 mingguan, Bulanan)
2. Pemeliharaan berkala
10. Pemeliharaan tidak boleh diabaikan. Daftar garis besar berikut, berdasarkan prioritas relatif, adalah daftar
berbagai masalah atau kondisi yang mungkin ditemui ketika pemeliharaan rutin diabaikan.
1. Pemeliharaan yang diperlukan segera
Rencana Tindak Darurat harus dilaksanakan bila salah satu kondisi berikut terjadi:
a) Bendungan dalam bahaya terjadi limpasan
b) Bendungan akan segera runtuh (oleh erosi yang progresif, kegagalan slope, atau keadaan lain)
c) Bendungan menunjukkan tanda-tanda piping atau erosi internal yang diindikasikan oleh
rembesan semakin keruh atau gejala lainnya,
d) Bangunan pelimpah diblok atau tidak dapat dioperasikan atau tidak dapat melimpahkan debit
normal,
e) Peningkatan volume rembesan berlebihan terlihat di mana saja di lokasi bendungan (misalnya,
timbunan menjadi jenuh atau rembesan keluar di muka hilir bendungan).
Dengan pengecualian bangunan pelimpah diblok, masalah yang tercantum di atas biasanya
membutuhkan layanan seorang insinyur profesional yang berpengalaman dengan
pembangunan dan pemeliharaan bendungan.
11. 2. Pemeliharaan yang diperlukan secepatnya :
a) Bersihkan semua semak-semak dan pepohonan dari bendungan, dan membentuk penutup
rumput yang baik.
b) Isi dan sumbat liang hewan,
c) Perbaikan jalan ternak dan pagar untuk menjaga ternak berada jauh dari bendungan,
d) Perbaikan dan pembenihan di daerah terkikis dan alur-alur erosi pada bendungan urugan,
e) Perbaikan kerusakan pada : bangunan pelimpah, pintu, katup, dan fitur pelengkap lainnya,
f) Perbaikan setiap beton atau bagian logam yang telah rusak
3. Pemeliharaan Pencegahan selanjutnya:
a) Pemotongan rutin dan perawatan umum,
b) Pemeliharaan dan mengisi setiap celah dan sambungan pada bendungan beton dan
dibangunan pelimpah beton,
c) Pengamatan dari setiap mata air atau daerah rembesan, membandingkan kuantitas dan
kualitas (kejernihan) dengan pengamatan sebelumnya,
d) Pemeriksaan teknis rutin bendungan,
e) Pemantauan pembangunan di DAS yang akan dapat meningkatkan aliran permukaan air hujan
akibat badai,
f) Pemantauan pengembangan daerah hilir dan pemutakhiran rencana pemberitahuan darurat
dengan memasukkan rumah baru atau bangunan lainnya yang dihuni di dalam wilayah hilir
12.
13. Data Teknis Waduk
Daerah Aliran Sungai : 2,7 Km2
Debit rata-rata tahunan : 75,00 l/dtk
Muka Air Normal (NWL) : El. 97,50 m / El. 38,871 m (pp)
Muka Air Banjir Q1000th : El. 99,00 m / El. 40,371 m (pp)
Elevasi Sedimen : El. 90,00 m / El. 31,371 m (pp)
Kap. Tampungan pada El. 97,50 : 0,720 juta m3
Kap. Tampungan Mati : 0,068 juta m3
Luas Daerah Genangan (HWL) : 22,92 ha
Debit Banjir Rancangan Q1000th : 114,10 m3/dt
Debit Outflow Q1000th : 91,40 m3/dt
Debit Banjir Q PMF : 101,76 m3/dt
Debit Inflow Q50th : 59,25 m3/dt
Debit Outflow Q50th : 38,25 m3/dt
Debit Inflow Q100th : 68,40 m3/dt
Debit Outflow Q100th : 42,40 m3/dt
Data Teknis Bendungan
Tipe : Urugan Tanah Homogen dengan
Geotekstil di bagian hulu bendungan
El. Puncak Bendungan : El. 100,15 m / El. 41,521 m (pp)
Tinggi Bendungan : 15,15 m
Panjang Bendungan : 180 m
Lebar Puncak Bendungan : 5,0 m
El. lantai muka pelimpah : El. +90,0 m / El. 31,371 m (pp)
El. fondasi bendungan : El. + 85,0 m / El. 26,371 m (pp)
Kemiringan Hulu : 1:3
Kemiringan Hilir : 1:2.5
14. Berdasarkan kunjungan lapangan yang dilaksanakan di Bendungan
Gintung pada tanggal 8 September 2021, terdapat beberapa
permasalahan mengenai pemeliharaan Bendungan Gintung, beberapa
diantaranya yaitu:
1. Pos Pemantauan Curah Hujan
Berdasarkan hasil studi lapangan, kondisi pos
pemantauan curah hujan terlihat berfungsi dengan baik,
namun karena pos pemantauan curah hujan berada di
area permukiman maka rawan terjadi vandalism dari warga sekitar.
2. Trashboom
Sudah terpasang trashboom tapi masih
ada sampah yang lolos melewati trashboom
ke arah spillway.
3. Pintu Air
Terlihat saat studi lapangan, kondisi pintu air kurang terpelihara,
terlihat ada lumut, karat dan cat terkelupas.
4. Saluran outlet
Berdasarkan hasil studi lapangan, kondisi saluran outlet terpantau
relative bersih dari sampah besar, tapi masih ada sampah-sampah
bungkus makanan kecil dan sempat terlihat anak-anak kecil
bermain di saluran outlet.
15. 5. Area Puncak Bendungan
Terpantau saat studi lapangan, di area puncak bendungan
terlihat banyak paving blok yang lepas diakibatkan
adanya penurunan puncak bendungan. Selain itu, warga
masih banyak yang beraktivitas di area puncak
bendungan seperti memancing, berenang, dan kondisi
area puncakbendungan yang masih menjadi jalan umum
untuk warga.
6. Rip Rap
Rip rap area hulu bendungan banyak yang bergeser,
diduga dikarenakan warga menggunakan rip rap sebagai
tempat duduk untuk memancing.
Hasil studi lapangan juga menunjukan, adanya tanaman
di bagian rip rap sebelah hilir dan di sekitar area puncak
bendungan.
7. Instrumentasi
Terlihat saat studi lapangan, kondisi inclinometer dan
piezometer masih bisa digunakan dengan baik, tapi box
pelindung tidak terkunci dan berdasarkan keterangan
petugas operator, pernah ada anak-anak secara iseng
memasukan batu ke dalam alat instrumetasi tersebut. Hal
ini dikuatirkan alat instrumentasinya tidak berfungsi
dengan baik.
16. 8. Rumah valve
Saat studi lapangan, terlihat
adanya vandalisme di bangunan
rumah valve.
9. Situ Center
Terlihat saat studi lapangan,
kondisi situ center sudah terawat
dengan baik tapi area kamar
mandi bangunan terlihat gelap
dan kurang bersih.
17. 1. Pos Pemantauan Curah Hujan
Penambahan pengamanan pos pemantauan hujan dengan kawat duri, hal ini
bertujuan untuk menghindari aksi vandalisme.
2. Trashboom
Jaring sampah yang ada di area trashboom perlu diganti.
3. Pintu Air
Perlu dilakukan pengecatan dan pelumasan pintu air secara berkala.
4. Saluran outlet
Perlu dilakukan pembersihan rutin dan dibuatkan papan peringatan atau
papan larangan membuang sampah dan larangan masuk ke area saluran outlet.
5. Area Puncak Bendungan
Perlu diperbaiki dan dirapikan kembali paving blok yang bergeser/terlepas.
Area puncak bendungan perlu pembatasan aktivitas warga dengan cara
dipasang pagar pengaman.
6. Rip Rap
Rip rap perlu dirapikan Kembali dan dipasang papan larangan aktivitas di area
waduk.
18. 7. Instrumentasi
Perlu pemasangan kunci gembok pada box pelindung alat instrument
(piezometer dan inclinometer).
8. Rumah valve
Dilakukan pengecatan Kembali dan dipasang pagar pengaman.
9. Situ Center
Dijadwalkan pembersihan rutin oleh petugas OP dan ditambahkan penerangan
yang cukup
19.
20. Hasil identifikasi kondisi pemeliharaan pada Bendungan Gintung, terdapat
permasalahan pada beberapa item bangunan, diantaranya:
1. Pos Pemantauan Curah Hujan
2. Trashboom
3. Pintu Air
4. Saluran outlet
5. Area Puncak Bendungan
6. Rip Rap
7. Instrumentasi
8. Rumah valve
9. Situ Center
Perlu dilakukan pemeliharaan rutin dan berkala oleh petugas dari Unit Pengelola
Bendungan Gintung.
Berdasarkan hasil diskusi, supaya Bendungan Gintung terjaga keberlangsungan
fungsi dan keamanannya, perlu dilakukan pemeliharaan yang rutin dan berkala
sesuai dengan pedoman Operasi dan Pemeliharaan.
Untuk memaksimalkan pemeliharan Bendungan Gintung, perlu juga
melibatkan warga sekitar bendungan dan komunitas peduli Bendungan
Gintung supaya peduli terhadap kelestarian Bendungan Gintung.
21. Kesan :
Selama mengikuti pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan,
banyak menambah wawasan dan ilmu baru bagi kami mengenai
operasi, pemeliharaan, dan pemantauan bendungan. Selain itu
kami juga dapat mengenal narasumber-narasumber yang
berpengalaman di bidang bendungan serta menambah relasi
pertemanan dan menjalin silaturahim antar peserta.
Pesan :
• Walaupun kegiatan pelatihan Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan dilakukan melalui virtual meeting tetap dapat
berjalan dengan baik tetapi terkait kegiatan studi lapangan perlu
fasilitas perangkat yang lebih memadai.
• Kami memberikan apresiasi kepada panitia pelatihan dan
narasumber selama kegiatan pelatihan berlangsung dengan
penyampaian yang telah diberikan dalam keterbatasan kondisi
saat ini.