Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Perencanaan pembangunan jetty di Pulau Khayangan untuk meningkatkan perekonomian penduduk dan menjadikannya objek wisata utama di Makassar dengan merancang jetty apung yang mampu menampung kapal-kapal besar serta meningkatkan daya tampung pengunjung.
1. PERENCANAAN JETTY DI KHAYANGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ATMA JAYA
MAKASSAR
MATA KULIAH : PERENCANAAN PELABUHAN LANJUT
DOSEN : DR.IR. FIRDAUS CHAERUDDIN MSC
DI BUAT OLEH:
> YOSEPH CHUNARTO CHU 1234001
> CHRISTOPHER F CIPUTRA 1234002
> ALVIN THEODORUS 1234003
2. LATAR BELAKANG
Pulau Kayangan adalah sebuah pulau kecil berpasir putih seluas sekitar 1 ha dan secara administratif
termasuk dalam wilayah Kelurahan Bulo Gading, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Lokasinya berjarak ± 0,8 km dari Kota Makassar, tidak jauh dari Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar,
atau dapat ditempuh 15 menit perjalanan dengan menumpang perahu boat 36 PK yang khusus
disediakan bagi para pengunjung. Pulau ini dulunya bernama Marrouw atau Meraux.
Pulau Kayangan sendiri mempunyai beberapa fasilitas seperti tempat penginapan, resort/pondokan,
panggung hiburan, restoran, gedung serba guna, tempat bermain bagi anak-anak, sarana olah raga,
dan anjungan memancing. Di bagian lain terdapat sejumlah aquarium yang menampung beraneka
ragam jenis ikan hias air laut. Daya tarik : Berenang, panorama matahari terbenam (sunset), olah raga
air, musik & pertunjukan, permainan anak-anak, akuarium.
Dengan melihat banyaknya potensi dari pulau khayangan dan untuk lebih memajukan perekonomian
penduduk di pulau ini, kami merencanakan adanya pembangunan dermaga jetty yang mampu menjadi
tempat kapal kapal yang lebih besar dari kapal nelayan biasa yang otomatis dapat menambah daya
tampung pengunjung, sehingga transportasi ke pulau khayangan semakin efisien dan efektif
3. TUJUAN PERENCANAAN
Untuk membantu memajukan perekonomian di pulau khayangan melalui
pernaikan dermaga
Menjadikan pulau khayangan sebagai salah satu objek wisata yang harus
dikunjungi di Makassar
Melakukan perenovasian dan pengembangan dermaga kayu menjadi dermaga
apung Jetty
Meningkatkan daya tarik Pulau Khayangan
8. Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air
minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.
Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada
dermaga tersebut. Menurut Triatmodjo (1996) dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe
yaitu wharf atau quay dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel
dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok
ke laut. Sebelum merancang dan membangun dermaga, perlu diketahui untuk keperluan apa
dermaga tersebut didirikan.
DERMAGA
11. ada beberapa jenis dermaga yang
biasanya digunakan yaitu :
1. Dermaga ‘quay wall’
2. Dermaga ‘dolphin’ (trestel)
3. Dermaga apung/system Jetty (pier)
12. 3. Dermaga apung/system Jetty (pier)
Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton yang
mengapung diatas air. Digunakannya ponton adalah untuk mengantisipasi air pasang surut
laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan
dermaga dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang bisa
mengakomodasi pasang surut laut. Biasanya dermaga apung digunakan untuk kapal kecil, yach
atau feri seperti yang digunakan di dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di sungai-
sungai yang mengalami pasang surut. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk
membuat dermaga apung seperti :
Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat tetapi perlu perawatan,
khususnya yang digunakan dimuara sungai yang airnya bersifat lebih korosif.
Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat sepanjang tidak
bocor.
Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu gelondongan yang berat
jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa mengapungkan dermaga.
13. DATA YANG DIGUNAKAN DALAM
DESAIN
Data Pasang Surut
Elevasi pasang surut yang digunakan dalam desain adalah sebagai berikut
– HWS = + 2.5 m
– LWS = + 0.0 m
Elevasi Dolphin dan Jetty Deck
Elevasi deck dari dolphin dan jetty tergantung pada water depth dan tidal range
seperti uraian berikut:
Water depth 4.2 m < 4.5 m )
Tidal range 2.5 m < 3m ) –> Elevasi deck menurut standard Jepang
= HWS + (0.5 ~ 1.5
m) = +2.5 + (0.5 ~
1.5) = +3.0 m ~ + 4.0
m
Elevasi deck diambil pada +4.0m
14. Data Angin
Data Angin Untuk peramalan gelombang diperlukan data angin. Data yang dipakai
minimal data harian dalam 10 tahun, dan dalam penulisan ini diambil data angin 11
tahun terakhir. Data angin tersebut diambil dari BMKG Kayuwatu. Yang diperlukan
dari data angin yaitu kecepatan, arah dan durasi. Kecepatan angin dinyatakan
dalam satuan knot, dimana 1 knot = l mil laut/jam, 1 mil laut = 6080 kaki (feet) =
1853.18 m dan 1 knot = 0.515 meter/detik. Arah angin dinyatakan dalam 8 penjuru
arah angin (Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat daya, Barat, Barat
laut).
Analisa Angin Data angin yang dianalisa adalah data kecepatan dan arah angin
maksimum harian dalam selang waktu 11 tahun terakhir, yakni dari tahun 2001-
2011. Setelah itu hasil yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk prosentase dan
digambarkan dalam bentuk histogram dan mawar angin (windrose).
15.
16. Data Tanah
Profil tanah serta plot “NSPT vs Kedalaman” disajikan pada Gbr. 2. Parameter tanah yang
digunakan dalam desain juga disajikan pada Gbr.-2. River bed (permukaan tanah) terletak
pada -4.2 m LWS.
17. Data Kapal
Disetiap tempat dari dermaga baru harus dapat digunakan untuk bersandarnya
semua ukuran kapal yang biasa bersandar. Oleh karena itu setiap dolphin harus
didesain untuk bersandarnya kapal terbesar, yaitu kapal 5000 DWT, kecuali sisi
dalam dolphin B13 dan B14, yang hanya didesain untuk bersandarnya kapal
terkecil, yaitu kapal 750 DWT. Data-data dari kapal 5000 DWT dan 750 DWT
adalah seperti Tabel-1 berikut :
18. DESAIN FONDASI JETTY HEAD
Sistem fondasi Jetty Head menggunakan steel pipe pile, dan terdiri dari tiang
tegak dan tiang miring. Pada awalnya fondasi yang digunakan tegak semua, tetapi
defleksi yang terjadi akibat kombinasi beban gempa relatif besar sehingga
digunakan kombinasi tiang tegak dan tiang miring . Trial and error dilakukan untuk
menentukan posisi tiang-tiang miring sehingga tidak saling bertabrakan dan efektif
menahan gaya lateral arah x dan y yang kurang lebih sama besar.
Dimensi serta mutu steel pipe pile yang digunakan adalah :
– Outer diameter (OD) = 609 mm
– Thickness (t) = 16 mm
– Steel Grade: BJ 37 — fy = 2400 kg/cm2
19. Detail Konstruksi
Bagian konstruksi pada bangunan pengarah dan penahan gelombang di outlet
muara sungai, secara garis besar bisa dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
bagian konstruksi pokok dan bagian konstruksi pelindung. Perhitungan Berat Butir
Batu Pelindung Bagian kepala bangunan memerlukan berat butir batu pelindung
yang lebih besar daripada bagian lengan bangunan. Hal ini mengingat bahwa
kepala bangunan dapat menerima serangan gelombang dari berbagai arah. Nilai
KD untuk bagian kepala bangunan lebih kecil daripada nilai KD di lengan
bangunan. Berat butir batu pelindung dihitung dengan rumus Hudson dan
Jackson 1962 (SPM, 1984) berikut:
20. Perhitungan Tebal Lapis Pelindung
Dalam perencanaan jetty dibuat dalam 3 layer, yaitu lapis pelindung, lapis lindung
kedua, dan lapis inti, dengan rumus tebal lapis pelindung berikut:
21. Berat Butir Batu Pondasi dan Pelindung Kaki Bangunan (Toe Protection)
Tumpukan batu juga digunakan sebagai pondasi dan pelindung kaki bangunan
pantai. Berat butir batu untuk pondasi dan pelindung kaki bangunan diberikan oleh
persamaan berikut :