SlideShare a Scribd company logo
UNIVERSITAS INDONESIA
Pajak Penerangan Jalan
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
MAGISTER ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN
JAKARTA
Pajak Penerangan Jalan
• Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik
untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh
pemerintah daerah.
• Pajak penerangan jalan termasuk dalam pajak daerah di tingkat
pemerintah kabupaten/kota.
• Pajak penerangan jalan dapat diklasifikasikan sebagai pajak atas
pengunaan/konsumsi atau pasar faktor produk, yakni tenaga listrik.
Peraturan yang Mengatur
Pajak Penerangan Jalan
 Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
Pasal 52-56.
 Peraturan Daerah (PERDA), daerah masing-
masing
Objek Pajak Penerangan Jalan
 Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) No.28 Tahun
2009 Objek Pajak pada Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik,
baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.
 Dikecualikan dari obyek pajak, yaitu:
- Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
- Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh
kedutaan, konsulat, perwakilan asing, dengan asas timbal balik;
- Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu
yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait; dan
- Penggunaan tenaga listrik lainya yang diatur dengan Peraturan Daerah.
Subjek dan Wajib Pajak Penerangan Jalan
 Subjek pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik baik yang disediakan oleh pengusaha
penyedia listrik atau menghasilkan sendiri.
 Wajib pajak pada Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau
Badan yang menggunakan listrik atau orang pribadi atau badan yang
penyedia tenaga listrik.
Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan
Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual tenaga listrik (NJTL).
Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 nilai jual tenaga listrik (NJTL) ditetapkan sebagai
berikut:
 Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, NJTL
adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian
kwh/variable yang ditetapkan dalam rekening listrik; dan
 Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, NJTL dihitung berdasarkan kapasitas
tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga
satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. Pemerintah
daerah melalui bupati/walikota dapat menetapkan nilai jual listrik pada PLN
yang berlaku pada saat yang sama.
Tarif dan Cara Penghitungan Pajak
Penerangan Jalan
Menurut UU No. 28 Tahun 2009, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan dengan peraturan daerah yang
bersangkutan.
 Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh sumber lain yang digunakan atau
dikonsumsi oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, paling tinggi
sebesar 3% (tiga persen).
 Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan
ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (satu koma lima persen).
Besarnya pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan
tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terhutang Pajak
dan Wilayah Pemungutan Pajak Penerangan Jalan
 Masa Pajak, merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan
takwim (1 bulan kalender) atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan
keputusan bupati/walikota
 Tahun pajak, yaitu jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim, kecuali wajib
pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
 Terutangnya terjadi pada saat penggunaan tenaga listrik.
 Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat
Penerangan Jalan berlokasi.
Pemungut Pajak Penerangan Jalan
Sistem pungutan Pajak Penerangan Jalan :
 Withholding Tax System
Pajak Penerangan Jalan yang listrik diperoleh sumber lain dipungut
dengan withholding tax system.
 Self Assessment System
Badan atau orang pribadi yang menghasilkan listrik sendiri
menggunakan Self Assessment System.
Implementasi Kebijakan
Pajak Penerangan Jalan di Indonesia
 Pajak Penerangan Jalan termasuk kedalam pajak daerah. Pajak daerah terbagi
menjadi 2 yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak Penerangan
Jalan termasuk kedalam pajak kabupaten/kota.
 Kebijakan mengenai Pajak Penerangan Jalan diatur lebih jelas melalui Peraturan
Daerah (PERDA) masing-masing daerah, mengacu pada Undang-undang No.28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 52-56.
 Pajak Penerangan Jalan dikenakan bagi para semua pengguna listrik baik yang
dihasilkan sendiri ataupun diperoleh dari sumber lain, tidak termasuk yang
dikecualikan dari objek pajak.
Earmarked Pajak Penerangan Jalan
 Earmarking tax merupakan konsep baru dalam perpajakan
daerah yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
 Konsep ini mengharuskan hasil penerimaan dari suatu jenis
pajak atau pungutan tertentu dialokasikan pada objek pajak
atau pungutan tersebut.
 Dalam Pajak Penerangan Jalan hasil penerimaan pajak nya di
alokasikan sebagian untuk penyediaan penerangan jalan.
 Tujuan penggunaan penerimaan suatu hasil pajak (Earmarked) adalah untuk
pembiayaan atau pemeliharaan sarana dan prasarana yang terkait dengan
pungutan pajak tersebut.
 Pajak Penerangan Jalan, hasil penerimaannya prioritas penggunaannya
ditujukan kepada pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana penerangan
jalan yang ada.
 Earmarking tax ini di buat tujuanya agar terciptanya keadilan atau bisa dibilang
wajib pajak yang membayar Pajak Penerangan Jalan mendapatkan
kontraprestasi secara langsung yang berkaitan dengan pajak yang dibayarnya.
Sehingga dengan adanya kebijakan earmarking ini hasil Pajak Penerangan Jalan
tidak seluruhnya dimasukan kedalam APBD.
Dampak Kebijakan
Pajak Penerangan Jalan
 Dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan umum
(PJU) cukup besar. PPJ merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
daerah yang wajib pengalokasiannya untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan
dengan pajak tersebut (earmarking tax).
 Penerapan konsep earmarking dalam pengelolaan keuangan daerah tercantum
dalam UU No. 28 tahun 2009 tentang PDRD Pasal 56 ayat (3). Dalam pasal
tersebut dikatakan “sebagian penerimaan PPJ akan dialokasikan untuk
penerangan jalan” sehingga memang tidak ada jumlah atau persentase tetap
terkait seberapa besar hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan yang harus di
alokasikan untuk penyediaan penerangan jalan.
 Adanya kebijakan earmarking tax pada Pajak Penerangan Jalan seharusnya
sudah tidak ada lagi jalan-jalan umum yang gelap karena tidak adanya
Penerangan Jalan Umum, belanja untuk PJU umumnya lebih kecil daripada
penerimaan Pajak Penerangan Jalan.
 Dengan penerapan kebijakan earmarking ini maka transparansi penggunaan
anggaran atas penerimaan PPJ akan terlihat lebih jelas sehingga dapat
diketahui seberapa besar bentuk akuntabilitas pemerintah atas suatu
pungutan yang dibebankan kepada masyarakat sebagai pembayar pajak.

More Related Content

What's hot

Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Dadang Solihin
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
Roesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Sugeng Budiharsono
 
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
Bakhrul Ulum
 
Analisis shift share epp
Analisis shift share eppAnalisis shift share epp
Analisis shift share epp
Rifqa Latifadina
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
Indra Yu
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Dadang Solihin
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Sugeng Budiharsono
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhan
Opissen Yudisyus
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
Sugeng Budiharsono
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
rzkaprl
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Opissen Yudisyus
 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Cinduane Gilang Fridarahma
 
Workhop pp no 23 tahun 2018
Workhop pp no 23 tahun 2018Workhop pp no 23 tahun 2018
Workhop pp no 23 tahun 2018
deni495554
 
4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan
Baidhowi Ahmad
 
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
 teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
Magdalena - Nommensen university
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Sugeng Budiharsono
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
Krisdinar Sumadja
 
Konsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu PembangunanKonsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu Pembangunan
Siti Sahati
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Rizky Ariestiyansyah
 

What's hot (20)

Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
 
Time Value Of Money
Time Value Of MoneyTime Value Of Money
Time Value Of Money
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
(3) SISTEM EKONOMI INDONESIA
 
Analisis shift share epp
Analisis shift share eppAnalisis shift share epp
Analisis shift share epp
 
Metode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDBMetode Perhitungan PDB
Metode Perhitungan PDB
 
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem PerencanaanHubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
Hubungan Pusat-Daerah dalam Sistem Perencanaan
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
Cara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhanCara menghitung pertumbuhan
Cara menghitung pertumbuhan
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM Metode Baru dalam Pengitungan IPM
Metode Baru dalam Pengitungan IPM
 
Workhop pp no 23 tahun 2018
Workhop pp no 23 tahun 2018Workhop pp no 23 tahun 2018
Workhop pp no 23 tahun 2018
 
4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan4. teori pertumbuhan
4. teori pertumbuhan
 
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
 teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Analisis proyek full version
Analisis proyek full versionAnalisis proyek full version
Analisis proyek full version
 
Konsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu PembangunanKonsep dan Isu Pembangunan
Konsep dan Isu Pembangunan
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 

Similar to Pajak atas penerangan jalan (PPJ)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P PhSekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
agus.suwarjono
 
7.ppt
7.ppt7.ppt
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di Internet
Gunadarma
 
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di Internet
Gunadarma
 
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetGunadarma
 
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan PertokoanRetribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
Laksmana Recka
 
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptxPaparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
GeorgeTomonob
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdfPengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
HidayatulLaela
 
Makalah retribusi
Makalah retribusiMakalah retribusi
Makalah retribusi
Septian Muna Barakati
 
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdfNaskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
rian538548
 
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdfNaskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
rian538548
 
pertemuan 1. Perpajakan.pptx
pertemuan 1. Perpajakan.pptxpertemuan 1. Perpajakan.pptx
pertemuan 1. Perpajakan.pptx
lkuntag
 
Asdasda
AsdasdaAsdasda
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptxPresentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
mariaolga24
 
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
M Abdul Aziz
 
Caber potensi besar
Caber potensi besarCaber potensi besar
Caber potensi besarbogasi
 

Similar to Pajak atas penerangan jalan (PPJ) (20)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
 
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P PhSekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
Sekilas Tentang Pajak & Perubhn Uu P Ph
 
7.ppt
7.ppt7.ppt
7.ppt
 
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di Internet
 
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di Internet
 
Perpajakan Di Internet
Perpajakan Di InternetPerpajakan Di Internet
Perpajakan Di Internet
 
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan PertokoanRetribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
Retribusi Jasa Uaha Pasar Grosir dan Pertokoan
 
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptxPaparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdfPengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
Pengelola Keuangan Sederhana KD 3 PAD .pdf
 
Mahkamah pajak
Mahkamah pajakMahkamah pajak
Mahkamah pajak
 
Makalah retribusi
Makalah retribusiMakalah retribusi
Makalah retribusi
 
Makalah retribusi
Makalah retribusiMakalah retribusi
Makalah retribusi
 
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdfNaskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
 
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdfNaskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
Naskah Akademik Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014.pdf
 
pertemuan 1. Perpajakan.pptx
pertemuan 1. Perpajakan.pptxpertemuan 1. Perpajakan.pptx
pertemuan 1. Perpajakan.pptx
 
Asdasda
AsdasdaAsdasda
Asdasda
 
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptxPresentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
Presentasi Sosialisasi Kel. Margo Mulyo.pptx
 
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
 
Caber potensi besar
Caber potensi besarCaber potensi besar
Caber potensi besar
 

More from Lili Fajri Dailimi

Silabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docxSilabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docx
Lili Fajri Dailimi
 
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdfModul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Lili Fajri Dailimi
 
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021 List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
Lili Fajri Dailimi
 
Qn a uu hpp
Qn a uu hppQn a uu hpp
Qn a uu hpp
Lili Fajri Dailimi
 
Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010
Lili Fajri Dailimi
 
Review jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiahReview jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiah
Lili Fajri Dailimi
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
Lili Fajri Dailimi
 
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Lili Fajri Dailimi
 
Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan ManfaatAnalisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan Manfaat
Lili Fajri Dailimi
 
Cost benefit analysis
Cost benefit analysis Cost benefit analysis
Cost benefit analysis
Lili Fajri Dailimi
 
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Lili Fajri Dailimi
 
Decision analysis
Decision analysis Decision analysis
Decision analysis
Lili Fajri Dailimi
 
Teori organisasi s dan aplikasinya
Teori organisasi s  dan aplikasinyaTeori organisasi s  dan aplikasinya
Teori organisasi s dan aplikasinya
Lili Fajri Dailimi
 
7's mc kinsey
7's mc kinsey7's mc kinsey
7's mc kinsey
Lili Fajri Dailimi
 
Theory U
Theory UTheory U
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu admPengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Lili Fajri Dailimi
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
Lili Fajri Dailimi
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
Lili Fajri Dailimi
 
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil serviceBirokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Lili Fajri Dailimi
 
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publikSap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Lili Fajri Dailimi
 

More from Lili Fajri Dailimi (20)

Silabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docxSilabus Pajak - LFD.docx
Silabus Pajak - LFD.docx
 
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdfModul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
Modul Pengantar Perpajakan - Rudi Ginting.pdf
 
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021 List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
List pertanyaan webinar tgl 17 november 2021
 
Qn a uu hpp
Qn a uu hppQn a uu hpp
Qn a uu hpp
 
Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010Pmk nomor 2 tahun 2010
Pmk nomor 2 tahun 2010
 
Review jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiahReview jurnal ilmiah
Review jurnal ilmiah
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
 
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
Session AHP (Analytic Hierarchy Process)
 
Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan ManfaatAnalisis Biaya dan Manfaat
Analisis Biaya dan Manfaat
 
Cost benefit analysis
Cost benefit analysis Cost benefit analysis
Cost benefit analysis
 
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
Kunci-kunci sukses sejak 80an-2017
 
Decision analysis
Decision analysis Decision analysis
Decision analysis
 
Teori organisasi s dan aplikasinya
Teori organisasi s  dan aplikasinyaTeori organisasi s  dan aplikasinya
Teori organisasi s dan aplikasinya
 
7's mc kinsey
7's mc kinsey7's mc kinsey
7's mc kinsey
 
Theory U
Theory UTheory U
Theory U
 
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu admPengantar paradigma dan teori ilmu adm
Pengantar paradigma dan teori ilmu adm
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Birokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil serviceBirokrasi, demokrasi dan civil service
Birokrasi, demokrasi dan civil service
 
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publikSap 5- administrasidan kebijakan publik
Sap 5- administrasidan kebijakan publik
 

Recently uploaded

Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
AnisaSyahfitri1
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
azfikar96
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
DebiCarolina2
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
ErvinYogi
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 

Recently uploaded (12)

Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 

Pajak atas penerangan jalan (PPJ)

  • 1. UNIVERSITAS INDONESIA Pajak Penerangan Jalan FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI MAGISTER ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN JAKARTA
  • 2. Pajak Penerangan Jalan • Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. • Pajak penerangan jalan termasuk dalam pajak daerah di tingkat pemerintah kabupaten/kota. • Pajak penerangan jalan dapat diklasifikasikan sebagai pajak atas pengunaan/konsumsi atau pasar faktor produk, yakni tenaga listrik.
  • 3. Peraturan yang Mengatur Pajak Penerangan Jalan  Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Pasal 52-56.  Peraturan Daerah (PERDA), daerah masing- masing
  • 4. Objek Pajak Penerangan Jalan  Menurut Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) No.28 Tahun 2009 Objek Pajak pada Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.  Dikecualikan dari obyek pajak, yaitu: - Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah; - Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing, dengan asas timbal balik; - Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait; dan - Penggunaan tenaga listrik lainya yang diatur dengan Peraturan Daerah.
  • 5. Subjek dan Wajib Pajak Penerangan Jalan  Subjek pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik baik yang disediakan oleh pengusaha penyedia listrik atau menghasilkan sendiri.  Wajib pajak pada Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan listrik atau orang pribadi atau badan yang penyedia tenaga listrik.
  • 6. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual tenaga listrik (NJTL). Dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 nilai jual tenaga listrik (NJTL) ditetapkan sebagai berikut:  Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan pembayaran, NJTL adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian kwh/variable yang ditetapkan dalam rekening listrik; dan  Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, NJTL dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah daerah yang bersangkutan. Pemerintah daerah melalui bupati/walikota dapat menetapkan nilai jual listrik pada PLN yang berlaku pada saat yang sama.
  • 7. Tarif dan Cara Penghitungan Pajak Penerangan Jalan Menurut UU No. 28 Tahun 2009, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan ditetapkan dengan peraturan daerah yang bersangkutan.  Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh sumber lain yang digunakan atau dikonsumsi oleh industri, pertambangan minyak bumi dan gas alam, paling tinggi sebesar 3% (tiga persen).  Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% (satu koma lima persen). Besarnya pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
  • 8. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terhutang Pajak dan Wilayah Pemungutan Pajak Penerangan Jalan  Masa Pajak, merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim (1 bulan kalender) atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota  Tahun pajak, yaitu jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim, kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.  Terutangnya terjadi pada saat penggunaan tenaga listrik.  Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Penerangan Jalan berlokasi.
  • 9. Pemungut Pajak Penerangan Jalan Sistem pungutan Pajak Penerangan Jalan :  Withholding Tax System Pajak Penerangan Jalan yang listrik diperoleh sumber lain dipungut dengan withholding tax system.  Self Assessment System Badan atau orang pribadi yang menghasilkan listrik sendiri menggunakan Self Assessment System.
  • 10. Implementasi Kebijakan Pajak Penerangan Jalan di Indonesia  Pajak Penerangan Jalan termasuk kedalam pajak daerah. Pajak daerah terbagi menjadi 2 yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak Penerangan Jalan termasuk kedalam pajak kabupaten/kota.  Kebijakan mengenai Pajak Penerangan Jalan diatur lebih jelas melalui Peraturan Daerah (PERDA) masing-masing daerah, mengacu pada Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 52-56.  Pajak Penerangan Jalan dikenakan bagi para semua pengguna listrik baik yang dihasilkan sendiri ataupun diperoleh dari sumber lain, tidak termasuk yang dikecualikan dari objek pajak.
  • 11. Earmarked Pajak Penerangan Jalan  Earmarking tax merupakan konsep baru dalam perpajakan daerah yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.  Konsep ini mengharuskan hasil penerimaan dari suatu jenis pajak atau pungutan tertentu dialokasikan pada objek pajak atau pungutan tersebut.  Dalam Pajak Penerangan Jalan hasil penerimaan pajak nya di alokasikan sebagian untuk penyediaan penerangan jalan.
  • 12.  Tujuan penggunaan penerimaan suatu hasil pajak (Earmarked) adalah untuk pembiayaan atau pemeliharaan sarana dan prasarana yang terkait dengan pungutan pajak tersebut.  Pajak Penerangan Jalan, hasil penerimaannya prioritas penggunaannya ditujukan kepada pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana penerangan jalan yang ada.  Earmarking tax ini di buat tujuanya agar terciptanya keadilan atau bisa dibilang wajib pajak yang membayar Pajak Penerangan Jalan mendapatkan kontraprestasi secara langsung yang berkaitan dengan pajak yang dibayarnya. Sehingga dengan adanya kebijakan earmarking ini hasil Pajak Penerangan Jalan tidak seluruhnya dimasukan kedalam APBD.
  • 13. Dampak Kebijakan Pajak Penerangan Jalan  Dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan umum (PJU) cukup besar. PPJ merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah daerah yang wajib pengalokasiannya untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pajak tersebut (earmarking tax).  Penerapan konsep earmarking dalam pengelolaan keuangan daerah tercantum dalam UU No. 28 tahun 2009 tentang PDRD Pasal 56 ayat (3). Dalam pasal tersebut dikatakan “sebagian penerimaan PPJ akan dialokasikan untuk penerangan jalan” sehingga memang tidak ada jumlah atau persentase tetap terkait seberapa besar hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan yang harus di alokasikan untuk penyediaan penerangan jalan.
  • 14.  Adanya kebijakan earmarking tax pada Pajak Penerangan Jalan seharusnya sudah tidak ada lagi jalan-jalan umum yang gelap karena tidak adanya Penerangan Jalan Umum, belanja untuk PJU umumnya lebih kecil daripada penerimaan Pajak Penerangan Jalan.  Dengan penerapan kebijakan earmarking ini maka transparansi penggunaan anggaran atas penerimaan PPJ akan terlihat lebih jelas sehingga dapat diketahui seberapa besar bentuk akuntabilitas pemerintah atas suatu pungutan yang dibebankan kepada masyarakat sebagai pembayar pajak.