Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Perkembangan klaster industri digambarkan sebagai suatu siklus hidup klaster industri. Siklus hidup klaster merupakan sesuatu hal yang mulai menjadi prioritas untuk dipelajari saat ini (Bergman, 2008). Semenjak tahun 1998 hingga sekarang, telah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari dinamika klaster dengan tujuan mencari bagaimana bentuk siklus hidup klaster (Maskell & Kebir, 2005). Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan identifikasi karakteristik serta kebijakan dan strategi yang diberikan dalam tiap tahapan perkembangan klaster. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mempelajari kondisi nyata yang terjadi pada klaster yang telah dikembangkan. Hal itu dilakukan untuk menjawab mengapa klaster-klaster dengan kondisi awal yang sama ketika terbentuk, tetapi hasil perkembangannya dapat jauh berbeda (Bergman, 2008). Kemungkinan hasil perkembangan yang dapat terjadi yaitu terdapat klaster yang berkembang dengan pesat sedangkan lainnya justru mengalami penurunan kinerja bahkan dapat mengalami kegagalan.
Penelitian untuk mengidentifikasi siklus hidup klaster telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda ((Swann, 2002); (Brenner, 2004); (Maskell & Kebir, 2005); (Bergman, 2008); (Menzel & Fornahl, 2009)). Brenner (2004) mengemukakan teori klaster serta teori siklus hidup klaster secara lengkap setelah melakukan identifikasi menyeluruh pada keseluruhan tahapan siklus hidup mulai dari entry, exit dan growth. Penelitian tersebut disempurnakan oleh Menzel (2009). Dalam penelitiannya, Menzel (2009) menggunakan pendekatan knowledge-based dalam menganalisa siklus hidup klaster. Penelitian tersebut berhasil menemukan penjelasan mengapa siklus hidup klaster berbeda dengan siklus hidup industri serta menemukan kemungkinan adanya tahap renewal setelah klaster mengalami tahap decline atau lock-in.
Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan obyek yaitu spontaneus cluster yang berada pada negara maju. Sedangkan penelitian tentang siklus hidup pada government driven cluster (klaster inisiasi pemerintah) yang biasanya banyak terdapat pada negara berkembang, masih sedikit dilakukan.
Telah diketahui bahwa klaster Industri di Indonesia secara dominan merupakan hasil inisiasi pemerintah (Depperin, 2008). Klaster industri telah menjadi suatu kebijakan pemerintah Indonesia dengan tujuan memperkuat struktur industri Indonesia semenjak tahun 2005 (Depperin, 2007). Tetapi dalam perkembangannya masih belum menunjukkan hasil positif yang signifikan memperkuat struktur industri.Dalam makalah ini penulis membahas tentang Klaster Industri dan Aglomerasi serta study kasus terkait Klaster dan Aglomerasi serta keterkaitan antara Klaster dan Aglomerasi dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
Powerpoint ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH).
Dan pada bagian ini dijelaskan mengenai Konsep Demografi menurut para ahli, Sejarah Perkembangan Demografi, Pembagian Ilmu Demografi, Dinamika Penduduk, Teori Penduduk, Teori Transisi Demografi, Persamaan dan Perbedaan Teori Penduduk, Kelebihan dan Kekurangan Teori, serta Penerapan Teori Penduduk di Beberapa Negara.
disparitas = ketimpangan wilayah. artinya ada satu wilayah yang maju banget, ada yang kurang. ketimpangan ini bisa dilihat dari indeks williamson-nya. dapet nilainya dari perhitungan pdrb gitu
Perkembangan klaster industri digambarkan sebagai suatu siklus hidup klaster industri. Siklus hidup klaster merupakan sesuatu hal yang mulai menjadi prioritas untuk dipelajari saat ini (Bergman, 2008). Semenjak tahun 1998 hingga sekarang, telah banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari dinamika klaster dengan tujuan mencari bagaimana bentuk siklus hidup klaster (Maskell & Kebir, 2005). Penelitian tersebut dilakukan untuk melakukan identifikasi karakteristik serta kebijakan dan strategi yang diberikan dalam tiap tahapan perkembangan klaster. Selain itu, penelitian dilakukan dengan mempelajari kondisi nyata yang terjadi pada klaster yang telah dikembangkan. Hal itu dilakukan untuk menjawab mengapa klaster-klaster dengan kondisi awal yang sama ketika terbentuk, tetapi hasil perkembangannya dapat jauh berbeda (Bergman, 2008). Kemungkinan hasil perkembangan yang dapat terjadi yaitu terdapat klaster yang berkembang dengan pesat sedangkan lainnya justru mengalami penurunan kinerja bahkan dapat mengalami kegagalan.
Penelitian untuk mengidentifikasi siklus hidup klaster telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda ((Swann, 2002); (Brenner, 2004); (Maskell & Kebir, 2005); (Bergman, 2008); (Menzel & Fornahl, 2009)). Brenner (2004) mengemukakan teori klaster serta teori siklus hidup klaster secara lengkap setelah melakukan identifikasi menyeluruh pada keseluruhan tahapan siklus hidup mulai dari entry, exit dan growth. Penelitian tersebut disempurnakan oleh Menzel (2009). Dalam penelitiannya, Menzel (2009) menggunakan pendekatan knowledge-based dalam menganalisa siklus hidup klaster. Penelitian tersebut berhasil menemukan penjelasan mengapa siklus hidup klaster berbeda dengan siklus hidup industri serta menemukan kemungkinan adanya tahap renewal setelah klaster mengalami tahap decline atau lock-in.
Kebanyakan penelitian yang telah dilakukan tersebut menggunakan obyek yaitu spontaneus cluster yang berada pada negara maju. Sedangkan penelitian tentang siklus hidup pada government driven cluster (klaster inisiasi pemerintah) yang biasanya banyak terdapat pada negara berkembang, masih sedikit dilakukan.
Telah diketahui bahwa klaster Industri di Indonesia secara dominan merupakan hasil inisiasi pemerintah (Depperin, 2008). Klaster industri telah menjadi suatu kebijakan pemerintah Indonesia dengan tujuan memperkuat struktur industri Indonesia semenjak tahun 2005 (Depperin, 2007). Tetapi dalam perkembangannya masih belum menunjukkan hasil positif yang signifikan memperkuat struktur industri.Dalam makalah ini penulis membahas tentang Klaster Industri dan Aglomerasi serta study kasus terkait Klaster dan Aglomerasi serta keterkaitan antara Klaster dan Aglomerasi dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Konsep Demografi, Teori Kependudukan dan Penerapan di Beberapa NegaraCut Endang Kurniasih
Powerpoint ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH).
Dan pada bagian ini dijelaskan mengenai Konsep Demografi menurut para ahli, Sejarah Perkembangan Demografi, Pembagian Ilmu Demografi, Dinamika Penduduk, Teori Penduduk, Teori Transisi Demografi, Persamaan dan Perbedaan Teori Penduduk, Kelebihan dan Kekurangan Teori, serta Penerapan Teori Penduduk di Beberapa Negara.
disparitas = ketimpangan wilayah. artinya ada satu wilayah yang maju banget, ada yang kurang. ketimpangan ini bisa dilihat dari indeks williamson-nya. dapet nilainya dari perhitungan pdrb gitu
Analisis Ekonomi Internasional & Usaha Kecil dalam Perekonomian GlobalLearner
Materi ini berisi tentang identifikasi ruang lingkup ekonomi internasional beserta potensi permasalahan yang menyertainya serta penjelasan mengenai neraca perdagangan, peran UKM dalam bisnis internasional dan strategi pengembangan UKM yang disampaikan oleh Udin Bahrudin, SE., MM. sebagai bagian dari materi pembelajaran bagi mahasiswa Universitas Primagraha, Kota Serang, Banten.
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
Menguraikan Pengembangan Ekonomi Lokal yang berbasis klaster di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital, dan bagaimana daerah mensikapinya dengan melakukan lompatan raksasa.untuk mencapai Revolusi Industri 4.0 dengan hati-hati, agar jangan sampai terjatuh atau gagal.
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan cara mengukur perkembangan kawasan perdesaan dengan lima dimensi yaitu ekonomi, sosial budaya, lingkungan jejaring sarna dan prasarana dan kelembagaan dengan menggunakan metode multi-dimensional scaling dan pairwise comparison matrix
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan perkembangan teori Keunggulan dari Keunggulan MUtlak, Keunggulan Komparatif, Keunggulan KOmpetitif sampai Keunggulan Kolaboratif dan maknanya bagi pembangunan kawasan perdesaan.
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang korupsi yang akan meningkatkan kemiskinan bahkan terjadi proses pemiskinan. Menggunkan data time series Kemiskinan, IPM< Gini Rasio dan Notre Dame GAIN Index dan CPI dari tahun 2007-2019
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
Menguraikan peran kearifan lokal dalam membangun ketahanan pangan di aras desa. Sebagai contoh pembelajaran adalah pengembangan jetahanan pangan di Kampung (Desa) Salor Indah Distrik (Kecamatan) Kurik, Kabupaten Merauke, Papua
Menguraikan tentang pentingnya kolaborasi dalam menghasilkan inovasi, mulai dari triple Helix of Innovation yang menghasilkan inovasi sampai Quintuple helix of innovation yang menghasilkan eco-innovation> Prinsip kolaborasi ini adalah menghasilkan inovasi, bukan hanya sekedar MoU ..
Mengiraikan definisi daerah tertinggal dari berbagai ahli, kasus daerah tertinggal di Eropa, khususnya di Belanda, dan bagaimana mengembangkan daerah tertinggal di era Revolusi Industri 4.0 agar bisa maju dan berdaya saing tinggi.
Menguraikan kelembagaan (aturan main dan lembaga/organisasinya) pengelolaan sampah di aras masyarakat dengan pendekatan yang baru, yaitu Ekonomi Sirkuler atau Ekonomi Biru. Jadi pengelolaan sampah bukan hanya bertujuan untuk sanitasi tapi juga dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Selain itu juga dibahas mengenai pengelolaan sampah di era Revolusi Industri 4.0.
Menguraikan tentang perkembangan investasi di Indonesia dalam kurun 3 tahun terakhir baik, PMDN dan PMA menurut sektor dan pulau. Diuraikan juga tentang dampak investasi terhadap pertumbuhan PDRB, kemiskinan, gini rasio dan tingkat pengangguran terbuka
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang dampak otonomi daerah terhadap pembangunan daerah dan investasi. Selain itu juga diuraikan tentang pentingnya promosi investasi dan region branding untuk meningkatkan investasi di daerah.
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
Menguraikan dampak otonomi daerah dan desentralisasi terhadap penciptaan iklim investasi di daerah. Juga diuraikan tentang peubab dan Indikator Tata Kelola Ekonomi Daerah dari KPPOD. Serta diuraikan juga tentang indeks Tata Kelola Ekonomi Daerah pada Tahun 2016.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Menguraikan kebijakan investasi di Indonesia, baik UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sampai kebijakan ekonomi di era pemerintahan Jokowi-Jk dari Jilid I-VI.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
1. TEORI
EKONOMI REGIONAL
SUGENG BUDIHARSONO
Materi dipresentasikan pada kuliah Ekonomi Regional, Program
Magister Ilmu Administrasi, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi,
Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), 2013
2. Export Base Model
• Inti dari model ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa
arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah
tersebut.
• Ekspor tersebut berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga
kerja. Akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang asing yang
berada di wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak bergerak
(immobile), seperti yang berhubungan dengan aspek geografi, iklim,
peninggalan sejarah, atau daerah pariwisata (contoh daerah wisata
Ujung Kulon, daerah Puncak) dan sebagainya. Sektor (industri) yang
bersifat seperti ini disebut sektor basis.
• Tenaga kerja dan pendapatan pada sektor basis adalah fungsi
permintaan dari luar (exogeneous),yaiu permintaan dari luar yang
mengakibatkan terjadinya ekspor dari wilayah tersebut. Disamping
sektor basis, ada kegiatan-kegiatan sektor pendukung yang
dibutuhkan untuk melayani pekerja (dan keluarganya) pada sektor
basis dan kegiatan sektor basis itu sendiri. Kegiatan sektor
pendukung, seperti perdagangan dan pelayanan perseorangan,
disebut sektor non-basis.
3. Asumsi dalam Export Base Model
• Teori basis ekspor menggunakan dua asumsi, yaitu, Asumsi
pokok atau yang utama bahwa ekspor adalah satu-satunya
unsur eksogen (independent) dalam pengeluaran, artinya
semua unsur pengeluaran lain terikat (dependent) terhadap
pendapatan. Secara tidak langsung hal ini berarti diluar
pertambahan alamiah, hanya peningkatan ekspor saja yang
dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah karena
sektor lain terikat oleh peningkatan pendapatan daerah.
Sektor lain hanya meningkat apabila pendapatan daerah
secara keseluruhan meningkat.
• Asumsi kedua adalah bahwa fungsi pengeluaran dan fungsi
impor bertolak dari titik nol sehingga tidak akan berpotongan.
4. Penekanan dalam model ini:
• Bahwa suatu daerah tidak harus menjadi daerah
industri untuk dapat tumbuh dengan cepat, sebab
faktor penentu pertumbuhan daerah adalah
keuntungan komparatif (keuntungan lokasi) yang
dimiliki oleh daerah tersebut;
• Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan dapat
dimaksimalkan bila daerah yang bersangkutan
memanfaatkan keuntungan komparatif yang
dimiliki menjadi kekuatan basis ekspor;
• Ketimpangan antar daerah tetap sangat besar
dipengaruhi oleh variasi potensi masing-masing
daerah.
5. Kelemahan Model
• Menurut Richardson, besarnya basis ekspor adalah fungsi terbalik
dari besarnya suatu daerah. Artinya, makin besar suatu daerah maka
ekspornya akan semakin kecil apabila dibandingkan dengan total
pendapatan.
• Ekspor jelas bukan satu-satunya faktor yang dapat meningkatkan
pendapatan daerah. Ada banyak unsur lain yang dapat meningkatkan
pendapatan daerah seperti: pengeluaran atau bantuan pemerintah
pusat, investasi, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja.
• Dalam melakukan studi atas suatu wilayah, multiplier basis yang
diperoleh adalah rata-ratanya bukan perubahannya. Menggunakan
multiplier basis rata-rata untuk proyeksi seringkali memberikan
hasil yang keliru apabila nilai multiplier dari tahun ke tahun.
• Beberapa pakar berpendapat bahwa apabila pengganda basis
digunakan sebagai alat proyeksi maka masalah time lag (masa
tenggang) harus diperhatikan.
• Ada kasus dimana suatu daerah yang tetap berkembang pesat meski
ekspornya relatif kecil. Pada umumnya hal ini dapat terjadi pada
daerah yang terdapat banyak ragam kegiatan dan satu kegiatan
saling membutuhkan dari produk kegiatan lainnya.
6. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat
• Teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike) diperkenalkan oleh
Samuelson pada tahun 1955 (Tarigan, 2005 : 54). Inti dari teori ini
adalah menekankan bahwa setiap daerah perlu mengetahui sektor
ataupun komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat
dikembangkan dengan cepat, baik karena potensi alam maupun
karena sektor itu memiliki competitive advantage untuk
dikembangkan. Artinya, dengan kebutuhan modal yang sama sektor
tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat
berproduksi dalam waktu relatif singkat dan sumbangan untuk
perekonomian juga cukup besar. Agar pasarnya terjamin, produk
tersebut harus bisa diekspor (keluar daerah atau luar negeri).
• Perkembangan sektor tersebut akan mendorong sektor lain turut
berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan akan
tumbuh. Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-sektor
saling terkait dan saling mendukung. menggabungkan kebijakan jalur
cepat dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan
mampu membuat perekonomian tumbuh cepat.
• Schumpeter dan ahli lainnya mengatakan bahwa kemajuan teknologi
sangat ditentukan oleh jiwa usaha (entrepreneurship) dalam
masyarakat. Jiwa usaha berarti pemilik modal mampumelihat peluang
dan mengambil resiko untuk membuka lapangan kerja baru untuk
menyerap angkatan kerja yang bertambah setiap tahunnya.
7. Teori Pusat Pertumbuhan (1)
• Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles Theory) adalah satu
satu teori yang dapat menggabungkan antara prinsip-prinsip
konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus. Dengan
demikian teori pusat pengembangan merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling
bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan ke seluruh pelosok daerah. Selain itu teori ini juga
dapat menggabungkan antara kebijaksanaan dan program
pembangunan wilayah dan perkotaan terpadu.
• Dalam suatu wilayah, ada penduduk atau kegiatan yang
terkosentrasi pada suatu tempat, yang disebut dengan berbagai
istilah seperti : kota, pusat perdagangan, pusat industri, pusat
pertumbuhan, simpul distribusi, pusat pemukiman, atau daerah
modal. Sebaliknya, daerah di luar pusat konsentrasi dinamakan :
daerah pedalaman, wilayah belakang (hinterland), daerah
pertanian, atau daerah pedesaan.
8. Teori Pusat Pertumbuhan (2)
• Keuntungan berlokasi pada tempat konsentrasi atau terjadinya agglomerasi
disebabkan faktor skala ekonomi (economic of scale) atau agglomeration
(economic of localization) (Tarigan, 2005 : 159). Economic of scale adalah
keuntungan karena dalam berproduksi sudah berdasarkan spesialisasi,
sehingga produksi menjadi lebih besar dan biaya per unitnya menjadi lebih
efisien. Economic of agglomeration adalah keuntungan karena di tempat
tersebut terdapat berbagai keperluan dan fasilitas yang dapat digunakan
untuk memperlancar kegiatan perusahaan, seperti jasa perbankan, asuransi,
perbengkelan, perusahaan listrik, perusahaan air bersih, tempat-tempat
pelatihan keterampilan, media untuk mengiklankan produk, dan lain
sebagainya.
• Hubungan antara kota (daerah maju) dengan daerah lain yang lebih
terbelakang dapat dibedakan sebagai berikut : (1) Generatif : hubungan yang
saling menguntungkan atau saling mengembangkan antara daerah yang lebih
maju dengan daerah yang ada di belakangnya; (2) Parasitif : hubungan yang
terjadi dimana daerah kota (daerah yang lebih maju) tidak banyak membantu
atau menolong daerah belakangnya, dan bahkan bisa mematikan berbagai
usaha yang mulai tumbuh di daerah belakangnya; (3) Enclave (tertutup) :
dimana daerah kota (daerah yang lebih maju) seakan-akan terpisah sama
sekali dengan daerah sekitarnya yang lebih terbelakang.
• Pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri, yaitu adanya hubungan intern
antara berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi, adanya
multiplier effect (unsur pengganda), adanya konsentrasi geografis, dan
bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya (Tarigan, 2005 : 162).
9. Teori Neo-Klasik
• Teori Neoklasik (Neo-classic Theory) dipelopori oleh Borts
Stein (1964), kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh
Roman (1965) dan Siebert (1969). Dalam negara yang
sedang berkembang, pada saat proses pembangunan baru
dimulai, tingkat perbedaan kemakmuran antar wilayah
cenderung menjadi tinggi (divergence), sedangkan bila
proses pembangunan telah berjalan dalam waktu yang
lama maka perbedaan tingkat kemakmuran antar wilayah
cenderung menurun (convergence). Hal ini disebabkan
pada negara sedang berkembang lalu lintas modal masih
belum lancar sehingga proses penyesuaian kearah tingkat
keseimbangan pertumbuhan belum dapat terjadi.
• Teori ini mendasarkan analisinya kepada komponen
produksi. Unsur-unsur yang menentukan pertumbuhan
ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja dan teknologi.
Adapun kekhususan dalam teori ini adalah dibahasnya
secara khusus pengaruh perpindahan (migrasi) penduduk
dan lalu lintas modal terhadap pertumbuhan regional.
10. Model Kumulatif Kausatif
• Model kumulatif kausatif (Cummulative Causation Models)
dipelopori oleh Gunnar Myrdal (1975) dan kemudian
diformulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori ini menyatakan
bahwa adanya suatu keadaan berdasarkan kekuatan relatif dari
“Spread Effect” dan “Back Wash Effect”. Spread Effect adalah
kekuatan yang menuju konvergensi antar daerah-daerah kaya dan
daerah-daerah miskin. Dengan timbulnya daerah kaya, maka akan
tumbuh pula permintaannya terhadap produk daerah-daerah
miskin. Dengan demikian mendorong pertumbuhannya.
• Namun Myrdal yakin bahwa dampak spread effect ini lebih kecil
daripada back wash effect. Pertambahan permintaan terhadap
produk daerah miskin tersebut terutama barang-barang hasil
pertanian oleh daerah kaya tentu saja mempunyai nilai permintaan
yang rendah, sementara konsumsi daerah miskin terhadap produk
daerah kaya akan lebih mungkin terjadi. Para pelopor teori ini
menekankan pentingnya campur tangan pemerintah untuk
mengatasi perbedaan yang semakin menonjol.
11. Model Interregional (1)
• Model ini merupakan perluasan dari teori basis
ekspor dengan menambah faktor-faktor yang bersifat
eksogen. Selain itu, model basis ekspor hanya
membahas daerah itu sendiri tanpa memperhatikan
dampak dari daerah tetangga. Model ini memasukkan
dampak dari daerah tetangga, sehingga model ini
dinamakan model interregional (Tarigan, 2005 : 58).
• Dalam model ini diasumsikan bahwa selain ekspor,
pengeluaran pemerintah dan investasi juga bersifat
eksogen dan daerah itu terikat kepada suatu sistem
yang terdiri dari beberapa daerah yang berhubungan
erat.
12. Model Interregional (2)
• YI = Ci + Ii + Gi + Xi - Mi
dimana :
Yi = regional income
Ci = regional consumption
Ii = regional investment
Gi = regional government expenditure
Xi = regional exports
Mi = regional import
• Sumber-sumber perubahan pendapatan regional dapat berasal dari:
• Perubahan pengeluaran otonomi regional, seperti: investasi dan
pengeluaran pemerintah,
• Perubahan pendapatan suatu daerah atau beberapa daerah lain yang
berada dalam suatu sistem yang akan terlihat dari perubahan ekspor,
• Perubahan salah satu di antara parameter-parameter model (hasrat
konsumsi marjinal, koefisien perdagangan interregional, atau tingkat
pajak marjinal).
13. Teori Jaringan
Keterkaitan Desa - Kota
• Teori keterkaitan desa – kota yang bersifat hierarkhial,
sehingga kota mengeksploitasi desa yang mengakibatkan
kesenjangan semakin meningkat (Teori Pusat Pertumbuhan)
• Konsep baru pembangunan perkotaan dan perdesaan yang
berbasis jaringan (network) bukan berjenjang (hierarkhial).
Pembangunan tersebut berbasis inovasi dan kreatifitas.
• Konsep pembangunan yang meningkatkan keterkaitan desa-
kota: JARINGAN KLASTER
14. 1. Masyarakat (People)
•Labor commuting/migration
•other migration (e.g. education)
•shopping/visiting/selling
2. Produksi
•upstream linkages (inputs)
•downstreanm linkages
•(processing, manufacturing)
6. Kreativitas dan Inovasi
5. Informasi
•production/sales/prices
•welfare/social/political
•employment
4. Modal/Pendapatan
•value added
•saving/credit
•migrant remittances
3. Komoditas
•inputs
•consumer non-durable/durables
•rural products
KETERKAITAN DESA - KOTA
STRUKTUR
DESA/PERUBAHAN
STRUKTURAL
•Relasi/struktur sosio-
ekonomi (socio-economic
structure/relations)
•Ekonomi Perdesaan (sektor)
(rural economy(Sectors)
•Pengaturan Produksi
Perdesaan (rural production
regimes)
•Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya ( Natural
Environment and Resources)
•Linkungan dan infrastruktur
terbangun (Infrastructure
built environment)
INTERVENSI KEBIJAKAN
PERAN/FUNGSI PERKOTAAN
•Ketenagakerjaan non-pertanian
(non-agriculture employment)
•Layanan Perkotaan (urban
services)
•Pasokan Produksi (production
supplies)
• (Durable and non durable
goods)
•Pasar tempat menjual hasil
produksi perdesaan (market for
selling rural products)
•Processing/Manufacturing
•Informasi terkait
ketenagakerjaan, produksi, harga
dan welfare services (Information
on employment, production,
prices, welfare services)
•Reformasi Agraria (Agrarian reform)
•Diversifikasi/Intensifikasi Pertanian (Agriculture
intensification/diversification)
•Koperasi (Cooperatives)
•Program Lingkungan (Environmental programs)
•Irigasi, Fasilitas pergudangan dan Fasilitas
Perdesaan lainnya (Irrigation, storage facilities
and Other rural infrastructure)
•Jalan/Transportasi
(Roads/transportation)
•Listrik (Electricity)
•Komunikasi (Communication)
•Pelabuhan dan Bandara (Seaports
and Airports)
Pusat Pasar (Market centers)
•Outlet komersial (Commercial outlets)
•Pelayanan Perkotaan (Urban Services)
•Kredit/Perbankan (Banking/credit)
•Infrastruktur Perkotaan (urban infrastructure)
•Layanan Komunikasi (Communications services)