SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
OTONOMI DAERAH
MUHAMAD YOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
Oleh
OTONOMI DAERAH
Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah1
Definisi Otonomi Daerah2
Karakteristik Dasar Desentralisasi3
Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi4
Alasan Dianutnya Desentralisasi5
6
Permasalahan Pokok Otonomi Daerah
dan Desentralisasi Fiskal
Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah
Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 yang saat ini
berubah menjadi UU no 32 tahun 2004 merupakan momentum
yang sangat baik untuk memacu reformasi Pemda menuju Pemda
yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.
Perubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secara mulus
karena akan banyak sekali menuntut perubahan pola pikir, pola
bertindak dan kemauan dari pihak Pusat maupun Daerah.
3
Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah
 Otonomi daerah yang dijalankan selama 10 tahun ini
semata-mata hanya dipahami sebagai perpindahan
kewajiban pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mayarakat.
 Padahal substansi penting dari otonomi daerah adalah
pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah secara politik
dan ekonomi agar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
berlangsung secara adil dan merata
Definisi :
adalah kewenangan
daerah otonom untuk
mengatur dan
mengurus kepentingan
masyarakat setempat
menurut prakarsa
sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan
OTONOMI
DAERAH
Pengertian yang lebih luas
lagi adalah
wewenang/kekuasaan pada
suatu wilayah/daerah yang
mengatur dan mengelola
untuk kepentingan
wilayah/daerah masyarakat
itu sendiri mulai dari
ekonomi, politik, dan
pengaturan perimbangan
keuangan termasuk
pengaturan sosial, budaya,
dan ideologi yang sesuai
dengan tradisi adat istiadat
daerah lingkungannya.
OTONOMI Daerah
MISI OTONOMI
DAERAH
“ Misi Otonomi daerah yang diatur di dalam UU No. 22 Tahun 1999
dan UU No. 25 Tahun 1999 bukan hanya keinginan untuk melimpahkan
kewenangan dan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah,
tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat”
(Penjelasan PP 105 Tahun 2000)
Karakteristik Dasar
Unit-unit pemerintahan setempat bersifat otonom, mandiri,
dan jelas-jelas sebagai unit pemerintahan bertingkat yang
terpisah dari pusat. Pusat melakukan sedikit, atau tidak ada
kontrol langsung oleh pusat terhadap unit-unit tersebut
Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan
mengamankan sumber daya yang dimiliki untuk
menjalankan fungsinya
Desentralisasi
Implikasi desentralisasi adalah kebutuhan mengembangkan
pemerintahan lokal sebagai institusi, yang dilihat warga
setempat sebagai organisasi yang memberikan pelayanan,
dan sebagai unit pemerintahan yang mempunyai pengaruh
Pemerintah daerah menpunyai batas-batas geografis yang
Jelas dan diakui secara hukum dimana mereka menggunakan
Kekuasaan & menjalankan fungsi-fungsi publik
Dengan desentralisasi berarti ada hubungan timbal balik,
saling menguntungkan, dan hubungan yang terkoordinasikan
antar pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah
Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi
1
Memungkinkan
penyusun an
rencana serta
program
pembangunan
yang sesuai
dengan kebutuhan
wilayah dan
kelompok yang
heterogen
2
Mampu
memotong
prosedur yang
rumit sebagai
karakteristik
perencanaan dan
manajemen
terpusat dan over
concentration
kekuasaan serta
sumber daya di
pusat.
3
Kontak/hubungan yang
lebih dekat antara
pejabat pemerintahan
dan masyarakat
setempat
memungkinkan
terbinanya informasi
yang lebih baik guna
memformulasi
perencanaan atau
program yang lebih
realistik dan efektif.
Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi
4
Dalam pembuatan
keputusan dan
alokasi sumber
daya, desentralisa
si memungkinkan
terwakil inya
bermacam-
macam kelompok
kepentingan, sepe
rti
politik, agama, da
n etnis.
5
Desentralisasi memberikan
kesempatan kepada pejabat
setempat untuk
mengembangkan kecakapan
manajerial dan teknis, serta
dapat meningkatkan
kemampuan pejabat tersebut
untuk menangani berbagai
urusan yang biasanya tidak
ditangani secara baik oleh
instansi pusat (seperti
pemeliharaan jalan dan
infrasrtuktur yang jauh dari
ibukota negara).
6
Efisiensi dari pemerintah
pusat meningkat karena
membebaskan pejabat
pusat dari tugas-tugas
rutin, di mana tugas-tugas
tersebut bisa dilaksanakan
secara lebih efektif oleh
petugas lapangan atau
pejabat lokal. Ini akan
memungkinkan pejabat
pusat untuk menyusun
perencanaan dengan lebih
hati-hati, serta mengawasi
kebijakan pembangunan
secara lebih efektif.
Alasan Dianutnya Desentralisasi
Dari sudut
kepentingan
pembangunan
ekonomi
Dilihat dari
sudut
politik
Dari sudut teknis
organisatoris
pemerintahan
Dari
sudut
kultural
Desentralisasi
Dilihat dari
berbagai sudut
pandang
Permasalahan Pokok
7 Elemen
pokok
pembentuk
pemerintah
daerah
Perwakilan
Rakyat Daerah
Kewenangan
Daerah
Kelembagaan
Kepegawaian
Keuangan
Manajemen
Pelayanan Publik
Pengawasan
Kewenangan Daerah
Permasalahan
Friksi Antara
Kabupaten &
Kota itu sendiri
Friksi
Antara
Pusat & Dearah
Friksi
Antara
Daerah Provinsi dgn
Kabupaten/kota
Kelembagaan Daerah
Permasalahan
Dengan adanya batas maksimum dalam
penetapan jumlah dinas, akan terjadi
pengurangan beberapa Pejabat Eselon II,
III, dan IV yang akan berpotensi
mengganggu iklim politik daerah.
Kepegawaian Daerah
Status kepegawaian Daerah
menjadi sangat statis
Pegawai Daerah cenderung
Dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan politik
yang ada di Daerah
Mencuatnya isu Putra
Daerah (yang tidak
sesuai dengan
kompetensinya)
Tidak adanya tour of area
akan membahayakan
keutuhan NKRI
Adanya kerancuan
antara jabatan
politis ( political
appointee ) dan
jabatan karir (
career appointee )
Merangsang Daerah
untuk mengangkat
pegawai baru
Keuangan Daerah
Konflik penguasaan
kewenangan yang
menghasilkan penerimaan
Mekanisme pinjaman
dan kebijakan investasi
yang belum jelas
Keuangan daerah yang
kurang mencukupi (
Financial Insufficiency)
Kurangnya kepatuhan pada peraturan
dan lemahnya penegakan hukum
Kurangnya kejelasan
sistem pembiayaan
melalui dekonsentrasi
dan tugas
pembantuan
Kurangnya transparansi
dan akuntabilitas dalam
penyusunan APBD
Pemisahan keuangan
eksekutif dengan
legislatif
Overhead cost
pemda yang tinggi
Perwakilan Rakyat Daerah
Kuatnya pengaruh parpol
dalam proses pemilihan kepala
daerah
Ekses dari
meningkatnya
kewenangan DPRD
Kurang terserapnya
aspirasi masyarakat
oleh DPRD
Campur tangan DPRD
dalam penentuan
penunjukan pejabat
karir
Kurangnya kompetensi
anggota DPRD dan
lemahnya networking
Masih kurangnya pemahaman
DPRD terhadap peraturan
perundangan
Manajemen Pelayanan Publik
Permasalahan
Tidak jelasnya
standard
pelayanan
Rendahnya
akuntabilitas
pelayanan
Kaburnya pemahaman
konsep-konsep
perencanaan daerah
Semakin
rendahnya
kualitas
pelayanan
Masih besarnya
peranan pemda dalam
penyediaan pelayanan
Pengawasan
Permasalahan
Kurangnya
sanksi terhadap
pelanggaran
peraturan
Kurangnya
pengawasan dari
Gubernur kepada
daerah
Kurangnya
supervisi dan
sosialisasi ke
daerah
Solusi & Saran
•Penyesuaian terhadap
pengaturan-
pengaturan yang
tumpang tindih dan
bertentangan tentang
suatu kewenangan
•Perlu adanya
penataan ulang
kewenangan antara
Pusat, Provinsi dan
Kabupaten dengan
memperhatikan aspek
economies of scale ,
akuntabilitas dan
externalitas
•Diperlukan adanya
pengaturan secara tegas
mengenai kemungkinan
optimalisasi kelembagaan
Pemda
•Memilihkelembagaan
publik dalam pembentukan
unit-unit organisasi
otonom, atau
menyerahkan urusan
kepada pihak swasta
(privatisasi), atau
kemitraan antara pihak
Pemda dengan swasta (
public private partnership
)
•Pemisahan
yang tegas dan
jelas antara
Pejabat Karir
dengan Pejabat
Politik
•Diperlukan
adanya standar
kompetensi
yang jelas
•Sumber-sumber
perekonomian
nasional yang
ada di Daerah
dikelola oleh
Pusat atau
kemitraan antara
Pusat dan
Daerah
•Untuk
mengoptimalkan
kontrol dan
fasilitasi Pusat
dalam otonomi
Daerah, maka
perlu revitalisasi
peran Gubernur
sebagai wakil
Pusat di Daerah
Solusi & Saran
•Peningkatan
hubungan DPRD
dengan
masyarakat
•Peningkatan
akuntabilitas
DPRD dan kepala
daerah
•Identifikasi
dan
standarisasi
pelayanan
Pemda
•Penentuan
standar
pelayanan
baik yang
bersifat
kualitatif
maupun
kuantitatif
•Penegakan
hukum yang
tegas
•Perlunya
sosialisasi
peraturan
perundangan
Desentralisasi FISKAL
Kewenangan penuh bagi daerah
dalam penggunaan bantuan
pusat (Block Grant) dan
pengelolaan keuangan daerah.
Penjelasan PP 105 Th 2000 :
Semangat Demokrasi, Desentralisasi,
Tranparansi dan akuntabilitas
menjadi sangat dominan dalam
mewarnai penyelenggaraan
pemerintahan pada umumnya
dan proses pengelolaan keuangan
daerah pada khususnya
DESENTRALISASI
FISKAL
Keleluasaan
menentukan
Pajak dan
Restribusi Daerah
semakin besar
1. Pertumbuhan ekonomi daerah.
2. Tingkat penggaguran & upah.
3. Penyelenggaraan pendidikan.
4. Kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
5. Pendapatan asli daerah
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
MEMPERHATIKAN AZAS
KEADILAN DAN
KEPATUTAN
BERTANGGUNG JAWAB
TERTIB
EFEKTIF
TRANSPARAN
EFFISIEN
DESENTRALISASI FISKAL :
REFORMASI KEUANGAN DAERAH
Discretion
Reform
Budget Reform Deficit Spending
Reform
Strategic Cost
Reform
Di dalam otonomi daerah telah terjadi pembaharuan (reformasi)
di bidang keuangan mencakup berbagai bidang yakni :
Lanjutan
• Reformasi ini
menyangkut
pemberian
keleluasaan dalam
mengelola
keuangan daerah
•DPRD
diberikan
kewenangan
menentukan
anggaran
untuk lembaga
legislatif
•Perubahan
Proses
Penyusunan
Anggaran
•Perubahan
Struktur
Anggaran
•Sampai dengan
Orde Baru
Pemerintah Tidak
Pernah menyatakan
terjadi Deficit”
Alasannya menganut
anggaran berimbang
yang dinamis
•Pinjaman yang
diterima dicatat
sebagai “
Pendapatan
Dipisahkan
Belanja
(Expenses) dan
Biaya (Cost)
Contohnya
:Beban Biaya
Publik Atau Biaya
Aparatur
Tahun Anggaran
Mana, Tahun
Berjalan (Current
Year) atau Tahun
Yang Akan
datang
Perubahan Struktur Anggaran
2
Perubahan struktur anggaran terjadi dari
anggaran tradisional yang bersifat Line
item menjadi anggaran yang
incrementalism
1
Perubahan
dimaksud untuk menciptakan transparansi
dan meningkatkan akuntabilitas
Segi Positif Perubahan Struktur
Anggaran
• BILAMANA TERJADI SURFLUS / DEFISIT AKAN TERLIHAT JELAS.
• MEMUDAHKAN PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH.
• MEMUDAHKAN DALAM MELAKUKAN ANALISIS, EVALUASI DAN PENGAWASAN ANGGARAN
(BUDGETARY CONTROL).
• MEMUNGKINKAN PEMBENTUKAN CADANGAN MELALUI TRANFER.
DAMPAK DESENTRALISASI
Sumber : World Bank, 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA LAIN
4.0
5.3
4.8
5.4 5.2
3.4
1.9
3.2
2.5
2.9 2.7
1.01
10.0 10.1 10.4
11.1
13.0
9.0
4.8 5.0
5.7 5.5
6.3 6.1
5.5
7.2
5.2
5.9
6.3
5.8
4.9
6.4
4.9
5.4
7.2
4.4
7.3
7.8
8.4 8.2 8.5
6.3
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
2003 2004 2005 2006 2007* 2008*
World Industrial Countries China Indonesia Malaysia Philipines Vietnam
DAMPAK DESENTRALISASI
Sumber : BPS
20.9 20.6 20.8 18.8 19.8 19.1 19.6
36.9 37.7 37.1
36.4 38.1 36.1 35.7
42.2 42.3 42.1 44.8 42.2 44.8 44.8
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
40% penduduk dengan pendapatan terendah
40% penduduk dengan pendapatan menengah
20% penduduk dengan pendapatan tertinggi
DISTRIBUSI PENDAPATAN
DAMPAK DESENTRALISASI
Provinsi
2000 2006
Pertumbuhan
Per Tahun
KOTA DESA KOTA DESA KOTA DESA
Kepulauan Sumatera 12.554.165 24.948.786 15.661.075 27.156.499 5,61% 1,78%
Java and DKI Jakarta 59.118.676 62.175.069 72.720.338 58.175.152 3,97% -1,13%
Kepulauan Bali and
NTT
3.564.115 7.417.697 4.994.456 7.195.883 7,19% -0,92%
Kepulauan Kalimantan 4.078.932 7.228.815 4.779.934 8.094.987 3,12% 2,03%
Kepulauan Sulawesi 3.984.493 10.005.417 4.879.319 11.862.220 4,09% 2,06%
INDONESIA 86.442.818 118.689.640 103.035.120 112.484.736 3,20% -0,87%
PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA DAN DESA
Sumber : BPS dan estimasi penduduk desa dan kota
Otonomi Daerah

More Related Content

What's hot

Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Dadang Solihin
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahBINA BANGUN BANGSA
 
Uu 23 2014_pemerintahan_daerah
Uu 23 2014_pemerintahan_daerahUu 23 2014_pemerintahan_daerah
Uu 23 2014_pemerintahan_daerahWahyu Novarianto
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahSuprijanto Rijadi
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahIndriati Dewi
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Dadang DjokoKaryanto
 
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004Amri Muliadi
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA 01112015
 
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahNorsel Maranden
 
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kota
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kotaKesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kota
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kotaArdiyanto Maksimilianus
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahTugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahASRI ANTO
 

What's hot (20)

Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
Optimalisasi Otonomi Daerah guna Mewujudkan Keamanan dan Kesejahteraan Masyar...
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014
Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014 Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014
Undang-Undang Nomer 23 tahun 2014
 
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
Uu 23 2014_pemerintahan_daerah
Uu 23 2014_pemerintahan_daerahUu 23 2014_pemerintahan_daerah
Uu 23 2014_pemerintahan_daerah
 
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan DaerahUU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerahKel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
Kel 7 pengembangan potensi lokal di era otonomi daerah
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004
Fungsi camat sebagai koordinator dalam bidang pemerintahan menurut uu 32 2004
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Pelanggaran
PelanggaranPelanggaran
Pelanggaran
 
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA
 
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007
Prospek penyelenggaraan pemerintahan daerah pasca PP 38 dan PP 41 tahun 2007
 
1959589
19595891959589
1959589
 
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerahUndang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 pemerintahan daerah
 
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desaHakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
Hakim endah-pengembangan-kelembagaan-desa
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kota
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kotaKesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kota
Kesiapan maumere menjadi kota otonom jurnal tata kota
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerahTugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
Tugas kelompok perekonomian indonesia otonomi daerah
 

Similar to Otonomi Daerah

Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Dadang Solihin
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIPenguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIDadang Solihin
 
Desentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiDesentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiPutri Aisyah
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahHubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahafifahdhaniyah
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASanawiyah29
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfZukét Printing
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxZukét Printing
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008taufanfahri
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiSeptian Muna Barakati
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahIhrom Lestari
 

Similar to Otonomi Daerah (20)

Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
Pengaruh Kebijakan Otonomi Daerah: Implementasi dan Permasalahannya terhadap ...
 
Rekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasiRekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasi
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm3764 9717-1-sm
3764 9717-1-sm
 
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRIPenguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
Penguatan Otonomi Daerah dalam rangka Memperkokoh NKRI
 
Desentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasiDesentralisasi dan dekonsentrasi
Desentralisasi dan dekonsentrasi
 
Konsep desentralisas
Konsep desentralisasKonsep desentralisas
Konsep desentralisas
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerahHubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah
 
Denis anggun
Denis anggunDenis anggun
Denis anggun
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdfKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.pdf
 
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docxKelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
Kelebihan dan Kekurangan Otonomi Daerah.docx
 
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
Teori desentralisasi-dan-otonomi-daerah-edisi-revisi-juli-2008
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasiMakalah sentralisasi dan desentralisasi
Makalah sentralisasi dan desentralisasi
 
Masalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerahMasalah otonomi daerah
Masalah otonomi daerah
 

More from Muhamad Yogi

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanMuhamad Yogi
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALMuhamad Yogi
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANMuhamad Yogi
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Muhamad Yogi
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015Muhamad Yogi
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaMuhamad Yogi
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...Muhamad Yogi
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014Muhamad Yogi
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMuhamad Yogi
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorMuhamad Yogi
 

More from Muhamad Yogi (20)

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUAL
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan Islam
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan Islam
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
BENTUK NEGARA
BENTUK NEGARABENTUK NEGARA
BENTUK NEGARA
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
 
Pilar Belajar
Pilar BelajarPilar Belajar
Pilar Belajar
 
Prasangka Sosial
Prasangka SosialPrasangka Sosial
Prasangka Sosial
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Otonomi Daerah

  • 1. OTONOMI DAERAH MUHAMAD YOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA Oleh
  • 2. OTONOMI DAERAH Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah1 Definisi Otonomi Daerah2 Karakteristik Dasar Desentralisasi3 Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi4 Alasan Dianutnya Desentralisasi5 6 Permasalahan Pokok Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal
  • 3. Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 yang saat ini berubah menjadi UU no 32 tahun 2004 merupakan momentum yang sangat baik untuk memacu reformasi Pemda menuju Pemda yang transparan, partisipatif, dan akuntabel. Perubahan yang diharapkan tidaklah akan berjalan secara mulus karena akan banyak sekali menuntut perubahan pola pikir, pola bertindak dan kemauan dari pihak Pusat maupun Daerah. 3
  • 4. Latar Belakang Lahirnya Otonomi Daerah  Otonomi daerah yang dijalankan selama 10 tahun ini semata-mata hanya dipahami sebagai perpindahan kewajiban pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mayarakat.  Padahal substansi penting dari otonomi daerah adalah pelimpahan kewenangan dari pusat ke daerah secara politik dan ekonomi agar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berlangsung secara adil dan merata
  • 5. Definisi : adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan OTONOMI DAERAH Pengertian yang lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.
  • 6. OTONOMI Daerah MISI OTONOMI DAERAH “ Misi Otonomi daerah yang diatur di dalam UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya keuangan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat” (Penjelasan PP 105 Tahun 2000)
  • 7. Karakteristik Dasar Unit-unit pemerintahan setempat bersifat otonom, mandiri, dan jelas-jelas sebagai unit pemerintahan bertingkat yang terpisah dari pusat. Pusat melakukan sedikit, atau tidak ada kontrol langsung oleh pusat terhadap unit-unit tersebut Pemerintah daerah mempunyai status dan kekuasaan mengamankan sumber daya yang dimiliki untuk menjalankan fungsinya Desentralisasi Implikasi desentralisasi adalah kebutuhan mengembangkan pemerintahan lokal sebagai institusi, yang dilihat warga setempat sebagai organisasi yang memberikan pelayanan, dan sebagai unit pemerintahan yang mempunyai pengaruh Pemerintah daerah menpunyai batas-batas geografis yang Jelas dan diakui secara hukum dimana mereka menggunakan Kekuasaan & menjalankan fungsi-fungsi publik Dengan desentralisasi berarti ada hubungan timbal balik, saling menguntungkan, dan hubungan yang terkoordinasikan antar pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah
  • 8. Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi 1 Memungkinkan penyusun an rencana serta program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan wilayah dan kelompok yang heterogen 2 Mampu memotong prosedur yang rumit sebagai karakteristik perencanaan dan manajemen terpusat dan over concentration kekuasaan serta sumber daya di pusat. 3 Kontak/hubungan yang lebih dekat antara pejabat pemerintahan dan masyarakat setempat memungkinkan terbinanya informasi yang lebih baik guna memformulasi perencanaan atau program yang lebih realistik dan efektif.
  • 9. Rasionalisasi Kebijakan Desentralisasi 4 Dalam pembuatan keputusan dan alokasi sumber daya, desentralisa si memungkinkan terwakil inya bermacam- macam kelompok kepentingan, sepe rti politik, agama, da n etnis. 5 Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pejabat setempat untuk mengembangkan kecakapan manajerial dan teknis, serta dapat meningkatkan kemampuan pejabat tersebut untuk menangani berbagai urusan yang biasanya tidak ditangani secara baik oleh instansi pusat (seperti pemeliharaan jalan dan infrasrtuktur yang jauh dari ibukota negara). 6 Efisiensi dari pemerintah pusat meningkat karena membebaskan pejabat pusat dari tugas-tugas rutin, di mana tugas-tugas tersebut bisa dilaksanakan secara lebih efektif oleh petugas lapangan atau pejabat lokal. Ini akan memungkinkan pejabat pusat untuk menyusun perencanaan dengan lebih hati-hati, serta mengawasi kebijakan pembangunan secara lebih efektif.
  • 10. Alasan Dianutnya Desentralisasi Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi Dilihat dari sudut politik Dari sudut teknis organisatoris pemerintahan Dari sudut kultural Desentralisasi Dilihat dari berbagai sudut pandang
  • 11. Permasalahan Pokok 7 Elemen pokok pembentuk pemerintah daerah Perwakilan Rakyat Daerah Kewenangan Daerah Kelembagaan Kepegawaian Keuangan Manajemen Pelayanan Publik Pengawasan
  • 12. Kewenangan Daerah Permasalahan Friksi Antara Kabupaten & Kota itu sendiri Friksi Antara Pusat & Dearah Friksi Antara Daerah Provinsi dgn Kabupaten/kota
  • 13. Kelembagaan Daerah Permasalahan Dengan adanya batas maksimum dalam penetapan jumlah dinas, akan terjadi pengurangan beberapa Pejabat Eselon II, III, dan IV yang akan berpotensi mengganggu iklim politik daerah.
  • 14. Kepegawaian Daerah Status kepegawaian Daerah menjadi sangat statis Pegawai Daerah cenderung Dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada di Daerah Mencuatnya isu Putra Daerah (yang tidak sesuai dengan kompetensinya) Tidak adanya tour of area akan membahayakan keutuhan NKRI Adanya kerancuan antara jabatan politis ( political appointee ) dan jabatan karir ( career appointee ) Merangsang Daerah untuk mengangkat pegawai baru
  • 15. Keuangan Daerah Konflik penguasaan kewenangan yang menghasilkan penerimaan Mekanisme pinjaman dan kebijakan investasi yang belum jelas Keuangan daerah yang kurang mencukupi ( Financial Insufficiency) Kurangnya kepatuhan pada peraturan dan lemahnya penegakan hukum Kurangnya kejelasan sistem pembiayaan melalui dekonsentrasi dan tugas pembantuan Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan APBD Pemisahan keuangan eksekutif dengan legislatif Overhead cost pemda yang tinggi
  • 16. Perwakilan Rakyat Daerah Kuatnya pengaruh parpol dalam proses pemilihan kepala daerah Ekses dari meningkatnya kewenangan DPRD Kurang terserapnya aspirasi masyarakat oleh DPRD Campur tangan DPRD dalam penentuan penunjukan pejabat karir Kurangnya kompetensi anggota DPRD dan lemahnya networking Masih kurangnya pemahaman DPRD terhadap peraturan perundangan
  • 17. Manajemen Pelayanan Publik Permasalahan Tidak jelasnya standard pelayanan Rendahnya akuntabilitas pelayanan Kaburnya pemahaman konsep-konsep perencanaan daerah Semakin rendahnya kualitas pelayanan Masih besarnya peranan pemda dalam penyediaan pelayanan
  • 19. Solusi & Saran •Penyesuaian terhadap pengaturan- pengaturan yang tumpang tindih dan bertentangan tentang suatu kewenangan •Perlu adanya penataan ulang kewenangan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dengan memperhatikan aspek economies of scale , akuntabilitas dan externalitas •Diperlukan adanya pengaturan secara tegas mengenai kemungkinan optimalisasi kelembagaan Pemda •Memilihkelembagaan publik dalam pembentukan unit-unit organisasi otonom, atau menyerahkan urusan kepada pihak swasta (privatisasi), atau kemitraan antara pihak Pemda dengan swasta ( public private partnership ) •Pemisahan yang tegas dan jelas antara Pejabat Karir dengan Pejabat Politik •Diperlukan adanya standar kompetensi yang jelas •Sumber-sumber perekonomian nasional yang ada di Daerah dikelola oleh Pusat atau kemitraan antara Pusat dan Daerah •Untuk mengoptimalkan kontrol dan fasilitasi Pusat dalam otonomi Daerah, maka perlu revitalisasi peran Gubernur sebagai wakil Pusat di Daerah
  • 20. Solusi & Saran •Peningkatan hubungan DPRD dengan masyarakat •Peningkatan akuntabilitas DPRD dan kepala daerah •Identifikasi dan standarisasi pelayanan Pemda •Penentuan standar pelayanan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif •Penegakan hukum yang tegas •Perlunya sosialisasi peraturan perundangan
  • 21. Desentralisasi FISKAL Kewenangan penuh bagi daerah dalam penggunaan bantuan pusat (Block Grant) dan pengelolaan keuangan daerah. Penjelasan PP 105 Th 2000 : Semangat Demokrasi, Desentralisasi, Tranparansi dan akuntabilitas menjadi sangat dominan dalam mewarnai penyelenggaraan pemerintahan pada umumnya dan proses pengelolaan keuangan daerah pada khususnya DESENTRALISASI FISKAL Keleluasaan menentukan Pajak dan Restribusi Daerah semakin besar 1. Pertumbuhan ekonomi daerah. 2. Tingkat penggaguran & upah. 3. Penyelenggaraan pendidikan. 4. Kemiskinan dan masalah sosial lainnya. 5. Pendapatan asli daerah
  • 22. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MEMPERHATIKAN AZAS KEADILAN DAN KEPATUTAN BERTANGGUNG JAWAB TERTIB EFEKTIF TRANSPARAN EFFISIEN
  • 23. DESENTRALISASI FISKAL : REFORMASI KEUANGAN DAERAH Discretion Reform Budget Reform Deficit Spending Reform Strategic Cost Reform Di dalam otonomi daerah telah terjadi pembaharuan (reformasi) di bidang keuangan mencakup berbagai bidang yakni :
  • 24. Lanjutan • Reformasi ini menyangkut pemberian keleluasaan dalam mengelola keuangan daerah •DPRD diberikan kewenangan menentukan anggaran untuk lembaga legislatif •Perubahan Proses Penyusunan Anggaran •Perubahan Struktur Anggaran •Sampai dengan Orde Baru Pemerintah Tidak Pernah menyatakan terjadi Deficit” Alasannya menganut anggaran berimbang yang dinamis •Pinjaman yang diterima dicatat sebagai “ Pendapatan Dipisahkan Belanja (Expenses) dan Biaya (Cost) Contohnya :Beban Biaya Publik Atau Biaya Aparatur Tahun Anggaran Mana, Tahun Berjalan (Current Year) atau Tahun Yang Akan datang
  • 25. Perubahan Struktur Anggaran 2 Perubahan struktur anggaran terjadi dari anggaran tradisional yang bersifat Line item menjadi anggaran yang incrementalism 1 Perubahan dimaksud untuk menciptakan transparansi dan meningkatkan akuntabilitas Segi Positif Perubahan Struktur Anggaran • BILAMANA TERJADI SURFLUS / DEFISIT AKAN TERLIHAT JELAS. • MEMUDAHKAN PENYUSUNAN ANGGARAN DAERAH. • MEMUDAHKAN DALAM MELAKUKAN ANALISIS, EVALUASI DAN PENGAWASAN ANGGARAN (BUDGETARY CONTROL). • MEMUNGKINKAN PEMBENTUKAN CADANGAN MELALUI TRANFER.
  • 26. DAMPAK DESENTRALISASI Sumber : World Bank, 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA LAIN 4.0 5.3 4.8 5.4 5.2 3.4 1.9 3.2 2.5 2.9 2.7 1.01 10.0 10.1 10.4 11.1 13.0 9.0 4.8 5.0 5.7 5.5 6.3 6.1 5.5 7.2 5.2 5.9 6.3 5.8 4.9 6.4 4.9 5.4 7.2 4.4 7.3 7.8 8.4 8.2 8.5 6.3 - 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 2003 2004 2005 2006 2007* 2008* World Industrial Countries China Indonesia Malaysia Philipines Vietnam
  • 27. DAMPAK DESENTRALISASI Sumber : BPS 20.9 20.6 20.8 18.8 19.8 19.1 19.6 36.9 37.7 37.1 36.4 38.1 36.1 35.7 42.2 42.3 42.1 44.8 42.2 44.8 44.8 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 40% penduduk dengan pendapatan terendah 40% penduduk dengan pendapatan menengah 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi DISTRIBUSI PENDAPATAN
  • 28. DAMPAK DESENTRALISASI Provinsi 2000 2006 Pertumbuhan Per Tahun KOTA DESA KOTA DESA KOTA DESA Kepulauan Sumatera 12.554.165 24.948.786 15.661.075 27.156.499 5,61% 1,78% Java and DKI Jakarta 59.118.676 62.175.069 72.720.338 58.175.152 3,97% -1,13% Kepulauan Bali and NTT 3.564.115 7.417.697 4.994.456 7.195.883 7,19% -0,92% Kepulauan Kalimantan 4.078.932 7.228.815 4.779.934 8.094.987 3,12% 2,03% Kepulauan Sulawesi 3.984.493 10.005.417 4.879.319 11.862.220 4,09% 2,06% INDONESIA 86.442.818 118.689.640 103.035.120 112.484.736 3,20% -0,87% PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA DAN DESA Sumber : BPS dan estimasi penduduk desa dan kota