Dokumen tersebut membahas tentang organ dan fungsi kekuasaan negara di Indonesia. Secara singkat, dibahas tentang pembagian kekuasaan menjadi cabang legislatif, eksekutif, dan yudisial beserta fungsi masing-masing. Juga dibahas mengenai desentralisasi dan dekonsentrasi kekuasaan serta perkembangan organisasi negara.
3. “Siapa saja yang menjalankan suatu
fungsi yang ditentukan oleh suatu
tata hukum (legal order) adalah suatu
organ.”
—HANS KELSEN
4. PEMBATASAN KEKUASAAN
John LockeMontesquieu Van Vollen Hoven
1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Yudikatif
1. Fungsi Legislatif
2. Fungsi Eksekutif
3. Fungsi Federatif
1. Regeling
(Pengaturan)
2. Bestuur
3. Rechtspraak
(Peradilan)
4. Politie
Salah satu ciri negara hukum adalah adanya pembatasan kekuasaan dalam penyelenggaraan
kekuasaan negara. Pembatasan kekuasaan menjadi salah satu ciri baik pada negara dengan
sistem hukum recht staat maupun negara dengan ciri rule of law.
6. Pemisahan kekuasaan (Separation of Power) menyatakan bahwa lembaga-
lembaga negara harus dibedakan dan dipisahkan secara struktural dalam
organ-organ yang tidak saling mencampuri urusan masing-masing.
Pemisahan kekuasaan di Indonesia telah disusun secara sistematis dalam
konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Dibuktikan
oleh:
1. Adanya pergeseran kekuasaan legislatif dari presiden ke DPR
2. Diadopsikannya sistem pengujian konstitutional atas undang-undang
sebagai produk legislatif oleh Mahkamah Konstitusi
3. Adanya hubungan-hubungan antar lembaga negara saling mengendalikan
satu sama lain dengan prinsip checks and balances
8. Pembagian kekuasaan (Division of Power) dikaitkan dengan
desentralisasi dan dekonsentrasi kekuasaan. Menurut
Hoogerwarf, desentralisasi merupakan pengakuan atau
penyerahan wewenang oleh badan-badan publik yang lebih
tinggi kepada yang lebih rendah kedudukannya untuk secara
mandiri dan berdasarkan kepentingan sendiri mengambil
keputusan dibidang pengaturan dan pemerintahan.
Desentralisasi dalam pengertian dekonsentrasi merupakan
pelimpahan beban tugas dari pemerintah pusat kepada wakil
pemerintah pusat di daerah tanpa diikuti oleh pelimpahan
kewenangan untuk mengambil keputusan.
Desentralisasi dapat
dibedakan menjadi dua:
1. Dekonsentrasi yang
merupakan ambtelijke
decentralisie atau
administrasi
2. Desentralisasi Politik dalam
hubungannya dengan bidang
kajian HAN dan HTN
9. Desentralisasi dibedakan dari segi karakteristiknya:
1. Desentralisasi territorial, yaitu penyerahan urusan
pemerintahan atau pelimpahan wewenang untuk
menyelenggarakan suatu urusan pemerintahan dari
pemerintah yang lebih tinggi kepada unit organisasi
pemerintah yang lebih rendah
2. Desentralisai fungsional, yaitu penyerahan urusan-
urusan pemerintahan atau pemerintahan yang lebih
tinggi kepada unit-unit pemerintah yang lebih rendah
3. Desentralisasi politik, yaitu pelimpahan wewenang
yang menimbulkan hak untuk mengurus diri bagi
kepentingan rumah tangga sendiri.
4. Desentralisasi budaya, yaitu pemberian hak kepada
golongan tertentu untuk menyelenggarakan kegiatan
kebudayaannya sendiri.
5. Desentralisasi ekonomi, yaitu pelimpahan kewenangan
dalam penyelenggaraan ekonomi
6. Desentralisasi administratif, pengertiannya identik
dengan dekonsentrasi
11. 1. Prakarsa pembuatan UU
(legislative initiation)
2. Pembahasan RUU (law
making process)
3. Persetujuan atas
pengesahan RUU (law
enactment approval)
4. Pemberian persetujuan
pengikatan atau ratifikasi
atas perjanjian atau
persetujuan internasional
dan dokumen-dokumen
hukum yang mengikat
lainnya (Binding decision
making on international
agreement and treaties or
other legal binding
documents)
Fungsi Legislasi
(Pengaturan)
Fungsi Pengawasan
(Control)
Fungsi Perwakilan
(Representasi)
1. Pengawasan terhadap penentuan
kebijakan (control of policy making)
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan (control of policy executing)
3. Pengawasan terhadap penganggaran dan
belanja negara (control of budgeting)
4. Pengawasan terhadap pelaksanaan
anggaran dan belanja negara (control
of budget implementation)
5. Pengawasan terhadap kinerja
pemerintahan (control of government
performances)
6. Pengawasan terhadap pengangkatan
pejabat public (control of political
appointment of public officials) dalam
bentuk persetujuan atau penolakan,
ataupun dalam bentuk pemberian
pertimbangan oleh DPR
1. Representasi formal
2. Representasi aspirasi
13. Belanda : judicatief
Inggris : judicial, judiciary, judicature
Cabang kekuasaan kehakiman (judiciary) bersifat
independen dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya. Maksudnya adalah dalam
memahami dan menafsirkan UUD dan UU, hakim
harus independen dari pendapat dan kehendak
politik para perumus UU itu sendiri ketika
perumusan dilakukan
Pengadilan adalah lembaga kehakiman yang
menjamin tegaknya keadilan melalui penerapan
UU dan kitab undang-undang (wet en
wetboeken)
Kedudukan Kekuasaan Kehakiman
4 lingkungan peradilan:
1. Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi
dalam lingkungan peradilan umum
2. Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi
Agama dalam lingkungan peradilan agama
3. Pengadilan Tata Usaha Negara dan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dalam
lingkungan peradilan tata usaha negara
4. Pengadilan Militer dan Pengadilan Tinggi
Militer dalam lingkungan peradilan militer
Pengadilan Khusus:
1. Pengadilan HAM
2. Pengadilan Tipikor
3. Pengadilan Niaga
4. Pengadilan Perikanan
5. Pengadilan Anak
6. Pengadilan Hubungan Kerja Industrial
7. Pengadilan Pajak
14. PRINSIP POKOK KEHAKIMAN
Independensi
Jaminan bagi tegaknya hukum dan
keadilan serta prasyarat bagi
terwujudnya cita-cita negara hukum
Ketidakberpihakan
Melekat dalam hakikat fungsi hakim
sebagai pihak yang diharapkan
memberikan pemecahan terhadap
setiap perkara yang diajukan padanya
Integritas
Sikap batin yang mencerminkan keutuhan
dan keseimbangan kepribadian setiap
hakim sebagai pribadi dan sebagai pejabat
negara dalam menjalankan tugas
jabatannya
Kepantasan dan
Kesopanan
Norma kesusilaan pribadi dan
antarpribadi yang tercermin dalam
perilaku setiap hakim baik sebagai
pribadi maupun pejabat negara dalam
menjalankan tugas profesionalnya
yang menimbulkan rasa hormat,
kewibawaan, dan kepercayaan
Kesetaraan
Menjamin perlakuan yang sama
terhadap semua orang berdasarkan
kemanusiaan yang adil dan beradab
tanpa membedakan satu dengan yang
lain atas dasar perbedaan agama,
suku, ras, warna kulit, dsb.
Kecakapan dan
Keseksamaan
Kecakapan tercermin dalam kemampuan
profesional hakim yang diperoleh dari
pendidikan, pelatihan, dan/atau
pengalaman dalam pelaksanaan tugas
Keseksamaan merupakan sikap pribadi
hakim yang menggambarkan kecermatan,
kehati-hatian, ketelitian, ketekunan, dan
kesungguhan dalam pelaksanaan tugas
profesional hakim
6 Prinsip Pokok Kehakiman dalam The Bangalore Principles:
15. Pejabat-pejabat hukum:
1. Pejabat penyidik (polisi, jaksa, penyidik
KPK, penyidik PNS)
2. Pejabat penuntut umum
3. Advokat
Struktur Organisasi Kehakiman
Dalam ingkungan organisasi pengadilan:
1. Hakim
2. Panitera
3. Pegawai administrasi lainnya
17. Sistem Pemerintahan
3 sistem pemerintahan negara:
Presidenstil:
1. Kedudukan kepala negara
tidak terpisah dari jabatan
kepala pemerintahan
2. Kepala negara tidak
bertanggung jawab
kepada parlemen
3. Presiden tidak berwenang
membubarkan parlemen
4. Kabinet sepenuhnya
bertanggung jawab
kepada Presiden sebagai
pemegang kekuasaan
pemerintahan tertinggi
Parlementer:
1. Sistem kepemimpinan terbagi
dalam jabatan kepala
negara dan kepala
pemerintahan sebagai dua
jabatan yang terpisah
2. Sistem pemerintahan
bertanggung jawab kepada
parlemen
3. Kabinet dapat dibubarkan jika
tidak mendapat dukungan
parlemen
4. Parlemen dapat dibubarkan
oleh pemerintah jika tidak
mendapat dukungannya
Campuran:
1. Terdapat ciri-ciri presidentil dan
parlementer secara
bersamaan.
2. Sistem ini sesuai dengan
kebiasaan yang diterapkan
oleh masing-masing negara
3. Jika ciri presidentilnya lebih
menonjol maka disebut
sistem quasipresidentil
4. Jika ciri parlementernya lebih
menonjol maka disebut
sistem quasiparlementer
18. Kementrian Negara
Presidenstil:
1. Kedudukan menteri
bergantung sepenuhnya
kepada Presiden
2. Menteri membutuhkan
dukungan parlemen
dalam pelaksanaan
tugasnya
3. Presiden yangbertanggung
jawab, bukan menteri
Parlementer:
1. Menteri bertanggung jawab
sepenuhnya
2. Menteri berkedudukan sentral
3. Kinerja pemerintahan berada di
tangan menteri
4. Perdana Menteri sebagai
menteri utama dan menteri
koordinator adalah kepala
pemerintahan
20. Liberalisasi Negara
Kesejahteraan dan Perubahan
Kelembagaan Negara
6 tipe organisasi menurut Gerry
Stoker:
1. Organ yang bersifat central
government’s arm length
agency
2. Organ yang merupakan local
authority implementation
agency
3. Organ atau institusi sebagai
public/private partnership
organization
4. Organ sebagai user-organization
5. Organ yang merupakan inter-
governmental forum
6. Organ yang merupakan joint
boards
Belajar dari Negara Lain
5 alasan utama yang
melatarbelakangi pembentukan
badan-badan yang bersifat ad
hoc menurut Sir Ivor Jennings:
1. The need to provide cultural or
personal services supposedly free
from the risk of political
interference
2. The desirability of non-political
regulation of markets
3. The regulation of independent
professions
4. The provision of technical services
5. The creation of informal judicial
machinery for settling disputes