6. Pengertian atau definisi dari bahaya merupakan semua sumber situasi
maupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera atau kecelakaan
kerja dan atau penyakit akibat kerja (PAK). Bahaya jugaa dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan, situasi maupun zat yang dapat menyebabkan
kerugian, baik fisik maupun mental terhadap seseorang. Selain adanya
bahaya kita juga semestinya memahami istilah lain yaitu risiko yang
merupakan kombinasi dari kemungkinan bahwa peristiwa berbahaya
tersebut akan terjadi dan tingkat keparahan bahaya yang dapat terjadi,
termasuk konsekuensi jangka panjang jika kita mengalami bahaya tersebut.
Definisi
7. Sebelum kita mencari tau faktor-faktor dari bahaya, berikut adalah
bagian dari bahaya yang terbagi menjadi dua yaitu bahaya keselamatan
dan bahaya kesehatan.
1. Bahaya keselamatan ialah suatu potensi bahaya yang dapat
menimbulkan risiko langsung yang dapat mengakibatkan keselamatan
dan menyebabkan kecelakaan langsung sehingga menimbulkan cedera
seperti luka bakar, luka sayat, patah tulang, cedera punggung atau
bahkan kematian.
8. Sebelum kita mencari tau faktor-faktor dari bahaya, berikut adalah
bagian dari bahaya yang terbagi menjadi dua yaitu bahaya
keselamatan dan bahaya kesehatan.
1. Bahaya keselamatan ialah suatu potensi bahaya yang dapat
menimbulkan risiko langsung yang dapat mengakibatkan
keselamatan dan menyebabkan kecelakaan langsung sehingga
menimbulkan cedera seperti luka bakar, luka sayat, patah tulang,
cedera punggung atau bahkan kematian.
9. Berikut beberapa bahaya keselamatan utama sebagai berikut.
- Mengakibatkan terpeleset atau tersandung kabel listrik di lantai atau terdapat cairan tumpah
- Bahaya kebakaran atau ledakan yang disebabkan oleh bahan mudah terbakar atau bahan
kimia peledak
- Pada bagian mesin atau peralatan atau bahkan perlengkapan yang bergerak seperti pisau.
- Pekerjaan diatas kepada seperti pekerjaan yang dilakukan di atas perancah atau tangga
- Sistem tekanan seperti ketel uap atau pipa
- Mengemudi, mengendarai atau bahkan bekerja di dekat kendaraan seperti truk forklist dan
truk
- Mengangkat beban berat dan operasi manual atau penanganan lainnya.
- Bahan jatuh diatas kepala atau terjadi akibat perguliran atau bahkan pergeseran
10. 2. Bahaya kesehatan merupakan potensi bahaya yang
menimbulkan dampak jangka panjang pada kesehatan atau
bahkan menyebabkan sakit akibat kerja misalnya saja
kehilangan pendengaran karena suara yang berisik,
terjadinya masalah pernapasan yang disebabkan oleh
paparan zat kimia atau bahkan cedera sendi.
11. Terdapat lima jenis bahaya yang dapat menyebabkan sakit akibat kerja :
- Bahaya kimia : gas, uap, cairan atau debu yang bisa membahayakan tubuh pekerja seperti
produk pembersih, asam baterai atau pestisida.
- Bahaya biologis: organisme hidup yang dapat menyebabkan penyakit misalnya influenza,
hepatitis atau tuberkulosis. Contoh: bakteri, virus atau serangga.
- Bahaya Fisika meliputi: sumber energi yang cukup kuat untuk membahayakan tubuh.
Contoh: panas, cahaya, getaran, kebisingan, tekanan atau radiasi.
- Bahaya ergonomis meliputi: cara kerja, posisi kerja, perlengkapan, peralatan berdesain
buruk, atau gerakan monoton berulang. Contoh: lampu dim/berkedip, gerakan berulang,
tempat duduk yang tidak pas.
- Bahaya Psikososial / Psikologi; Hubungan antar personal, peran dan tanggung jawab
terhadap pekerjaan. Contoh; Beban kerja yang berlebih secara kualitatif dan kuantitatif,
ketidakjelasan peran, konflik peran, pengembangan karir.
12. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja yaitu:
1. Faktor bahaya biologi(s)
Berikut merupakan faktor bahaya biologis :
- Jamur
- Virus
- Bakteri
- Tanaman
- Binatang
13. 2. Faktor bahaya kimia
- Bahan / Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya.
- Beracun
- Reaktif
- Radioaktif
- Mudah meledak
- Mudah terbakar/menyala
- Iritan
- Korosif
17. Pengukuran dan Pemantauan bertujuan antara lain untuk :
1.Melacak perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan Tujuan K3 dan peningkatan berkelanjutan.
2.Memantau pemenuhan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya berkaitan dengan penerapan K3 di tempat
kerja.
3.Memantau kejadian-kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
4.Menyediakan data untuk evaluasi keefektivan pengendalian operasi K3 atau untuk mengevaluasi perlunya modifikasi
pengendalian ataupun pengenalan pilihan pengendalian baru.
5.Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan baik secara proaktif maupun secara reaktif.
6.Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja Perusahaan.
7.Menyediakan data untuk menilai kompetensi personil K3.
18. Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja
K3 kepada Ahli K3 Umum Perusahaan atau Sekretaris Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk anggota-anggota di bawah
kewenangan Ahli K3 Umum Perusahaan.
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa dan digunakan
untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan kinerja K3 ataupun kebutuhan
perlunya tindakan perbaikan ataupun tindakan-tindakan peningkatan
kinerja K3 lainnya.
19. Termasuk dalam pengukuran proaktif kinerja K3 antara lain :
1.Penilaian kesesuaian dengan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan penerapan K3 di tempat
kerja.
2.Keefektivan hasil inspeksi dan pemantauan kondisi bahaya di tempat kerja.
3.Penilaian keefektivan pelatihan K3.
4.Pemantauan Budaya K3 seluruh personil di bawah kendali Perusahaan.
5.Survey tingkat kepuasan tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
6.Keefektivan hasil audit internal dan audit eksternal Sistem Manajemen K3.
7.Jadwal penyelesaian rekomendasi-rekomendasi penerapan K3 di tempat kerja.
8.Penerapan program-program K3.
9.Tingkat keefektivan partisipasi tenaga kerja terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
10.Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di tempat kerja.
11.Penilaian aktivitas kerja yang berkaitan dengan resiko k3 Perusahaan.
20. Termasuk dalam pengukuran reaktif kinerja K3 antara lain :
1.Pemantauan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
2.Tingkat keseringan kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
3.Tingkat hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).
4.Tuntutan tindakan pemenuhan dari pemerintah.
5.Tuntutan tindakan pemenuhan dari pihak ke tiga yang berhubungan dengan Perusahaan.