SlideShare a Scribd company logo
1 of 106
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Proses PLTU
ASH DISPOSAL
AREA
COAL YARD
200 M STACK
EP
BOILER BUILDING
MAKE UP DEMINERALIZER
COOLING WATER
IINLET
WWTP
COOLING
WATER OUTLET
500 Kv TRANSMISSION
LINE
FLY ASH
SILO
BOTTOM ASH
SILO
PNEUMATIC FLY ASH
TRANSPORT
COAL UNLOADER JETTY
TURBIN
GENERATOR
Energi
Udara &
Bahan Bakar
Energi
Mekanik
Energi
Listrik
Energi
Uap
BOILER STEAM TURBINE GENERATOR
STACK
CONDENSER
Bahan Bakar
Udara
SIKLUS OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK
P L T U
Energi
Listrik
Bentuk / Wujud Energi tsb diatas terjadi
 Energi Kimia
 Energi Kalor
 Energi Kinetik
: terdapat dalam Bahan Bakar
: terjadi pada proses reaksi pembakaran =>
diterima air Boiler sebagai Energi Kalor
: energi uap berubah fungsi menjadi kecepatan
mendorong sudu memutar poros turbin
 Energi Mekanik : merupakan pemusatan energi yang terletak
disumbu poros turbin
 Energi Listrik : putaran poros turbin diteruskan ke poros
generator menghasilkan listrik
POKOK BAHASAN
1. UMUM
2. PENGOPERASIAN TURBIN
3. TROUBLE SHOOTING TURBIN
6
TURBIN UAP
Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin
panas yang mengkonversi sebagian panas yang
diterimanya menjadi kerja.
Sebagian panas lainnya dibuang ke lingkungan
dengan temperatur yang lebih rendah.
Turbine
Turbin uap adalah mesin tenaga
yang berfungsi untuk mengubah
energi thermal (energi panas yang
menjadi
poros
terkandung dalam uap)
energi mekanis (putaran
turbin ).
TURBIN UAP (STEAM TURBINE)
Thermal Energy
Kinetic Energy
Mechanical
Energy
NOZZLE
BLADES
Prinsip Kerja Turbin
• Turbin Reaksi 120 BC oleh Hero
of Alexandria
• Turbin Impuls 1629 oleh
Giovanni Branca
⚫Turbin Aksi (Impuls)
⚫Turbin Reaksi
Prinsip kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari
uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami
pengembangan.Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada
saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar
nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar
keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan
dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah
antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu
turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan
kemudian memutar roda dan poros turbin.
Prinsip kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin
berarti hanya sebagian energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-
sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat
meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih
dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak.
maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu
baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah
kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak
dengan arah yang tepat.
Prinsip kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat
dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin
menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.
JENIS JENIS TURBIN UAP
Jenis-jenis Turbin Uap
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA
Jenus turbin uap diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Menurut jumlah tingkat tekanan
a. Turbin satu tingkat :
Memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan untuk menggerakkan
kompresor, pompa, dan mesin-mesin lainnya yang kapasitas tenaganya kecil.
b. Turbin bertingkat banyak (neka tingkat) :
Turbin yang dibuat untuk kapasitas tenaga dari kecil hingga besar dan
biasanya terdiri dari susunan beberapa nosel dan beberapa sudu yang
ditempatkan berurutan dan berputar pada satu poros yang sama.
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA
2. Menurut arah aliran uap
a. Turbin radial  arah aliran uap tegak lurus terhadap poros turbin.
b. Turbin tangensial  Arah hembusan uap tangensial (pada garis
singgung putaran bucket)
c. Turbin aksial  arah aliran uap sejajar terhadap poros turbin.
2a). Turbin aliran Radial yang dikembangkan oleh Ljungstrom Turbin ini
terdiri dari dua rotor dengan blades dipasang bersilangan.
Turbin satu poros juga ada yang arah aliran uapnya radial (tegak lurus
menjauhi poros)
Jenis-jenis Turbin Uap
2b. Turbin Aliran Tangensial
Jenis turbin ini memiliki konstruksi yang
kokoh akan tetapi efisiensinya sangat
rendah. Pancaran uap dari Nosel
diarahkan untuk menghembus buckets
yang dipasang melingkar pada rotor.
Arah hembusan uap adalah tangensial
(pada garis singgung putaran bucket)
2c. Turbin Aliran Aksial
Merupakan tipe turbin yang paling
populer dan sangat cocok untuk
kapasitas besar. Turbin ini dapat
merupakan tipe Reaksi maupun tipe
Impulse. Arah aliran uap sejajar dengan
poros.
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA
Jenis-jenis Turbin Uap
Jenis-jenis Turbin Uap
3. Menurut kondisi uap yang digunakan
a. Turbin tekanan lawan
b. Turbin kondensasi langsung
c. Turbin Ektraksi & Non Ekstraksi
3a. Turbin tekanan lawan
Bila tekanan uap bekas sama dengan
tekanan uap yang dibutuhkan untuk
keperluan proses kegiatan pabrik.
Turbin ini tidak mengalami
kondensasi uap bekas.
3b. Turbin kondensasi
Turbin yang mana uap keluaran sudu
terakhirnya dikondensasikan, tekanan
akhir dari turbin kondensasi ini dibuat
vacuum, sehingga temperature
kondensasinya sedikit diatas
temperatur air pendingin yang
tersedia.
TURBINE
COND
BOILER
G
Dea
Turbin ekstraksi (extraction turbine)
adalah turbin yang mengekstrak
sebagian uap yang mengalir dalam
turbin. Uap ekstraksi digunakan untuk
pemanas air pengisi boiler
Turbin non ekstraksi, tidak dilakukan
ekstraksi uap sama sekali. Jadi seluruh
uap yang mengalir masuk turbin non
ekstraksi akan keluar meninggalkan
turbin melalui exhaust.
Jenis-jenis Turbin Uap
3c. Turbin Ekstraksi & Non Ekstraksi
Jenis-jenis Turbin Uap
4. Menurut sistem pemanas ulang uap
a. Turbin Reheat
b. Turbin Non Reheat
4a. Turbin Reheat
Turbin reheat terdiri lebih dari satu
silinder dan uap mengalami proses
pemanasan ulang di reheater boiler.
Pada turbin reheat, uap yang keluar
dari Turbin Tekanan Tinggi (HP)
dialirkan kembali kedalam ketel.
Didalam ketel, uap ini dipanaskan
kembali pada elemen pemanas ulang
(reheater) untuk selanjutnya dialirkan
kembali melalui saluran reheat ke
Turbin Tekanan Menengah dan Turbin
Tekanan Rendah.
Jenis-jenis Turbin Uap
5. Menurut prinsip aksi uap
a. Turbin Impuls /Aksi
b. Turbin Reaksi
5a. Turbin Impulse
Turbin impulse pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629, Dimana
pancaran uap yang keluar dari Nosel menghembus daun-daun rotor (disebut
blades) sehingga rotor berputar.
nosel
sudu-
gerak
sudu-
gerak
sudu-
diam
sudu-
gerak
sudu-diam
v
P
v
P
Sudu Impulse
Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu
dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu
tetap berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati
akan mengalami peningkatan energi kinetik. Kecepatan uap yang keluar dari
turbin jenis ini bisa mencapai 1200m/detik.
Ciri-ciri turbin impuls :
- Proses pengembangan
uap / penurunan
tekanan seluruhnya
terjadi pada sudu
diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam
turbin sama sehingga
disebut dengan Turbin
Tekanan Rata.
5b. Turbin Reaksi
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA
nosel
sudu-gerak
sudu-gerak
sudu-
diam
sudu-gerak
sudu-diam
v
v
P
P
Turbin ini dirancang pertama oleh Hero, 120 tahun sebelum Masehi. Reaksi dari
pancaran uap yang keluar dari ujung pipa yang disebut Nosel atau Nozzle mendorong
rotor sehingga berputar.
Sudu Reaksi
Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak
juga berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami
peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan
menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap.
Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan nekatingkat) lebih rendah
yaitu sekitar 100 – 200 m/detik.
Turbin reaksi :
Ciri-ciri turbin ini adalah :
 Penurunan tekanan uap
sebagian terjadi di Nosel
dan Sudu Gerak
 Adanya perbedaan
tekanan didalam turbin
sehingga disebut Tekanan
Bertingkat.
BENTUK SUDU TURBIN
a)Tingkat impulse
22
b) tingkat reaksi c) tingkat kecepatan d) tingkat reaksi
STEAM TURBINE ASSEMBLY
( CASING ATAS DIBUKA )
23
Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudu-sudunya
terletak didalam satu casing saja. Ini merupakan konstruksi turbin yang
paling sederhana tetapi hanya dapat diterapkan pada turbin-turbin
berkapasitas kecil.
Jenis-jenis Turbin Uap
6. Menurut Casing Turbin
a. Turbin Single Casing
b. Turbin Double Casing
c. Turbin Multi Casing
6a. Turbin single Casing
Casing berfungsi sebagai tempat
pemasangan rotor, labyrin,
bantalan bearing maupun drain
valve ekstraksi
1. FUNGSI & PRINSIP KERJA
6b,c. Turbine Double Casing & Multi Casing
Pada turbin tandem compound casing – casing dipasang secara seri antara satu
dengan lainnya sehingga sumbu – sumbu aksial berada dalam 1 garis.
Biasanya Turbin HP & IP double casing sedang yang LP single casing
1. High Pressure (HP) Turbine
• HP Turbine mengekspansikan uap utama yang
dihasilkan dari superheater dengan tekanan 169
kg/cm2 dan temperatur 538 oC, kemudian uap
keluar HP Turbin (41 kg/cm2) dengan temperatur
336 oC dipanaskan kembali pada Reheater
diboiler untuk menaikkan entalpi uap. Uap reheat
lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure
(IP) turbine.
• Data HPTurbin:
a.Jumlah sudu : 1 pasang sudu impuls (tingkat 1)
14 pasang sudu reaksi
b. Arah uap ke Pedestal
c. Jumlah 1 buah
Turbin untuk PLTU Kapasitas Besar
Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Boiler
2. Intermediate Pressure (IP) Turbine
• IP Turbine mengekspansikan uap reheat
dengan tekanan 39 kg/cm2 dan temperatur
538 oC, sedang uap keluarnya bertekanan 8
kg/cm2 dan suhunya sekitar 330 oC.
• Data IPTurbine:
a. Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi
b.Arah ekspansi berkebalikan dengan HP
Turbin
c. Jumlah 1 buah
3. Low Pressure (LP) Turbine
• LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm2 dan temperatur 330 oC, dan
tekanan uap keluar dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vakum), kondisi vakum
ini diciptakan di dalam condenser dengan temperatur 40oC.
• Data LPTurbine:
a. Jumlah sudu : 8 pasang per turbin
b. Arah ekspansi uap saling berlawanan
c. Jumlah : 1 buah
Turbin untuk PLTU Kapasitas Besar
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
KOMPONEN-KOMPONEN TURBIN UAP
1. Rotor Kopling
2. Bantalan luncur Tb sisi
belakang
3. Poros Turbin
4. Tutup bearing casing
5. Sudu jalan turbin ( Rotor)
6. Suduh arah turbin (Stator)
7. Casing turbin
8. Labirint Hp-LP
9. Bantalan radial – Aksial
10. Bantalan luncur depan
11. Governor Kontrol Valve
12. Hydroulic Kontrol Vlv
13. Turbin main oil pump
14. Turbin steam exhoust
15. Sensor turbin speed
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
8
12
13
14
15
Komponen-komponen Turbin Uap
1. Sudu-sudu turbin
PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari :
- 1 tingkat impuls
- 14 tingkat reaksi tekanan tinggi,
- 12 tingkat reaksi pada tekanan menengah,
- 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah.
Komponen-komponen Turbin Uap
. Poros (shaft)
Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor-
rotor berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini juga
mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari rotor
generator listrik.
STATOR/ CASING TURBIN
Casing turbin merupakan 2
bagian yang terpisah secara
horizontal dan
disambungkan menjadi satu
dengan baut-baut pengikat.
Kedua bagian casing
tersebut masing-masing
disebut casing bagian atas
(Top half) dan casing bagian
bawah (Bottom half).
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
ROTOR TURBIN
Adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan
uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor turbin juga terdiri dari dua
bagian, yaitu poros dan sudu jalan (moving blade).
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
Main Oil Pump
Speed Pick up
TURBIN AUXILIARY
Pada rotor turbin diujung poros dipasang beberapa alat bantu
diantaranya :
- Main Oil Pump
- Rotor Axial protectin
- Centryfugal Overspeed
- Speed Magnetic Pick Up
- Thrust Bearing
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
MOP
RotorAxial Protection
Thrust Bearing Speed Magnetic Pick Up Mechanical Over Speed
Front Bearing
Rotor
TYPE-TYPE ROTOR
ROTOR TYPE DISK
piringan-piringan (disk)
dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan
ROTOR TYPE DRUM
poros dicor dan dibentuk sesuai
yang dikehendaki dan rangkaian
sudu-sudu langsung dipasang pada
poros
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
SUDU – SUDU GERAK ( MOVING BLADES )
Adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling
rotor membentuk suatu piringan dan akan
berputar jika dilalui uap.
Dalam suatu rotor turbin terdiri dari
beberapa baris piringan dengan diameter
yang berbeda-beda, banyaknya baris sudu
gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.
Sudu-sudu turbin
PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri
dari :
- 1 tingkat impuls
- 14 tingkat reaksi tekanan tinggi,
- 12 tingkat reaksi pada tekanan menengah,
- 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah.
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
1. Sudu tetap
Mempunyai fungsi antara lain:
• Untuk mengubah energi potensial
menjadi energi kinetik
• Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan
turbin
• Nozzel pada sudu tetap dipasang pada
casing dan fixed
2. Sudu jalan
Dipasang pada rotor turbin dan akan
berputar jika dilalui uap.
Sudu jalan berfungsi untuk mengubah
energi kinetik uap menjadi energi mekanis.
Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil
sekali kurang lebih 0,6 mikrometer.
Sudu tetap dan sudu jalan
BEARING TURBIN
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
Bearing / bantalan poros turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menahan diam komponen rotor secara aksial
b. Menahan berat dari rotor
c. Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap
sudu turbin
d. Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan
atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
e. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap :
• thrust bearing
• journal bearing
• Pedestal bearing.
JOURNAL BEARING
(BANTALAN LUNCUR)
Bantalan ini digunakan untuk
menyangga poros turbin generator.
Terdapat satu bantalan pada tiap sisi
turbin. Semua bantalan ini dilapisi
dengan babbit pada bagian dalamnya,
dimana metal babbit adalah material
yang lebih lunak dibanding poros
turbin. Hal ini untuk mencegah poros
turbin aus akibat gesekan atau vibrasi
tinggi. Selain itu babbit mempunyai
kemampuan untuk menahan
pelumasan pada metal sehingga
membantu mencegah gesekan antara
bantalan dan jurnal pada saat poros
mulai berputar.
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
TRHUST BEARING
(BANTALAN AKSIAL) Aliran uap yang memutar poros turbin
mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial
(searah sumbu). Bantalan aksial berfungsi
untuk menyerap dan membatasi gerakan
aksial poros turbin. Jika gerakan kearah
aksial ini melewati batas yang dizinkan,
maka terjadilah gesekan antar rotor turbin
dengan statornya. Jarak antara sudu tetap
dan sudu jalan dibuat kecil sekali 0,6 micron
cm. Bantalan aksial ditempatkan pada
bagian bantalan nomor 1 turbin (dekat dg
pedetsal)
Untuk memonitor gerakan ke arah aksial
maka dilengkapi dengan minyak yang
mengalir dan dipancarkan ke torak. Dengan
bergeraknya torak ke arah aksial, maka
tekanan minyak ini diteruskan ke rangkaian
trip turbin.
Kebanyakan turbin menggunakan bantalan
aksial jenis kingsbury atau tapered land
(bentuk meruncing).
Balance Piston & Step Thrust Rotor
Balance Piston pada
turbin uap berfungsi
untuk
mengkompensasi
timbulnya gaya aksial
akibat dari aliran uap
air. Komponen ini
banyak meringankan
kerja dari thrust
bearing.
Balance Piston
Balance Piston pada turbin uap berfungsi untuk
mengkompensasi timbulnya gaya aksial akibat dari aliran uap
air. Komponen ini banyak meringankan kerja dari thrust bearing.
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
CHECK VALVE Extraction Steam
Extraction Steam adalah uap air yang diambil dari stage-stage tertentu
pada turbin uap yang digunakan untuk berbagai hal, seperti :
• preheating air pengisi boiler ( LPH & HPH )
• sistem sealing (perapat) turbin,
• sistem sootblower,
• SistemAtomizing & Fuel Oil Heater
• dan lain sebagainya.
Pada jalur pipa extraction steam wajib dipasang check valve untuk
mencegah aliran balik dari uap air dan air. Pada saat turbin trip check
valve harus menutup aliran balik air yang masuk ke dalam turbin,
terutama pada sisi turbin superheater hal ini akan menyebabkan
diferensial temperatur yang terlalu besar sehingga resiko terjadinya
patah (crack) pada turbin sangat mungkin terjadi.
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
Check valve yang digunakan yaitu jenis Swing Check Valve dan Power
Assisted Swing Check Valve.
• Swing Check Valve membuka akibat perbedaan besar tekanan uap air. Dan
pada saat terjadi perubahan aliran uap air (seperti saat terjadi unit trip) check
valve ini akan menutup akibat dari berat valve itu sendiri.
• Power Assisted Swing Check Valve menggunakan aktuator tambahan
pada saat valve menuju posisi menutup, tetapi untuk membuka valve ini
tidak perlu menggunakan aktuator, tetapi membuka karena perbedaan
tekanan dari uap air di pipa tersebut.
CHECK VALVE Extraction Steam
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
MAIN STOP VALVE (MSV)
• MSV adalah katub utama uap masuk turbin Setelah melewati MSV uap tidak langsung
masuk sudu turbin akan tetapi masih melalui Regulating valve atau Governor Valve
baru masuk kesudu turbin.
• MSV dirancang bekerjanya hanya FULL OPEN & FULL CLOSE yang digerakkan oleh
Hydroulic Oil Control. Untuk Start Up turbin pembukaan Bypass MSV bisa diatur
(throttle) dari putaran turning sd putaran / beban tertentu sesuai design pabrikan.
• Apabila terjadi gangguan yang berdampak unit trip maka responya Hydroulic Oil
Control akan didrain secara automatic sehingga MSV nutup dengan cepat karena
dorongan pegas dan suplai uap masuk ke turbine akan terhenti (diblokir)
stop valve adalah
Reheat
komponen yang merupakan
dari rancangan
Seperti diketahui
bagian
reheat.
pada turbin reheat, uap
turbin
bahwa
yang
keluar dari turbin tekanan tinggi
(HP Turbine) dialirkan kembali
kedalam ketel untuk dipanaskan
ulang (reheat).
Intercept valve adalah katup
terakhir yang dilalui uap sebelum
masuk ke Turbin Tekanan Menengah
(IP Turbine). Pada kondisi operasi
normal, intercept valve hanya
beroperasi pada 2 posisi yaitu posisi
menutup penuh dan posisi membuka
penuh
REHEAT STOP VALVE
DAN
INTERCEPT VALVE
GOVERNOR KONTROL
47
• Fungsi governor adalah untuk mempertahankan
putaran turbin ketika terjadi perubahan beban,
dengan menambah atau mengurangi jumlah aliran
uap masuk turbin.
• Ada 3 jenis governor kontrol :
»Mekanik
»Hydrolik
»electronik
GOVERNOR
Prinsip Kerja Governor :
Untuk memudahkan pemahaman kerja Gov
dapat spt gb disamping
48
1. Dalam keadaan normal turbin berputar
pada 3000 rpm.
2. Naiknya putaran akibat turunnya beban
menyebabkan bandul ter-lempar keluar,
sehingga 2 slip-per bergerak naik dan pilot
valve 6 juga bergerak naik.
3. Minyak hidrolik masuk kebagian atas
hidrolik silinder 3, menye-babkan piston
bergerak turun, mengurangi jumlah aliran
uap.
4. Pergerakan katup uap terhenti setelah
pilot valvemenutup aliran minyak.
7
• Gov Control Vlv (CV1, CV2, CV3&CV4) digerakkan oleh Hydroulic Oil Control dimana besar
kecilnya tekanan Hyd Oil Control diatur oleh Sol Valve EHSV dari signal DEH
• Pembukaan Gov Control Vlv adalah variabel diatur DEH sesuai kebutuhan operasi yaitu
mengontrol steam flow masuk turbin saat terjadi perubahan beban naik /turun.
• Gov CV terdiri dari beberapa CV adapun karakteristik pembukaannya bisa bersamaan
ataupun tidak bersamaan tergantung dari pilihan Mode Operasiinya.
Sistem Governor Control Valve PLTU Rembang
Sistem pelumasan,
Fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:
 Mencegah korosi
 Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak
 Sebagai
gesekan
pengangkut partikel kotor yang timbul karena
 Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat
gesekan
Sistem perapat/ Steam Seal
 Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap
dari dalam turbin ke udara luar atau sebaliknya melewati
kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros
turbin.
ALAT BANTU TURBIN
3. SYSTEM MINYAK PELUMAS
SYSTEM MINYAK PELUMAS TURBIN
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Sistem pelumasan pada turbin diperlukan untuk
memasok minyak pelumas yang bersih dengan
tekanan dan temperatur guna :
• Melumasi bantalan turbin, generator dan
exciter
• Sistem proteksi turbin
• Sitem kontrol dan hidrolik
• Sistem jacking turbin generator
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Fungsi minyak pelumas sebagai media pelumas
dalam turbin adalah :
• Meredam getaran
• Mengurangi gesekan antar material
• Mengurangi keausan
• Mencegah timbulnya korosi
• Pendingin metal
• Menaikkan kekuatan transmisi (power
transmission)
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Peralatan penting yang ada dalam sistem
pelumasan turbin generator adalah:
• Tangki minyak pelumas
• Pompa pelumas
• Saringan (strainer)
• Pendingin minyak pelumas (lube oil cooler)
• Regulator
• Pemurni minyak (purifier)
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Tangki pelumas (Main Oil Tank)
• Tangki pelumas berfungsi sebagai reservoir guna memasok
kebutuhan minyak bagi sistem pelumasan dan lainnya serta
menampung minyak yang kembali dari system pelumasan.
Didalam tangki dilengkapi dengan filter untuk menyaring
kotoran. Dalam tangki juga dilengkapi dengan vapour
extractor untuk menghisap uap minyak yang terbentuk serta
saluran drain untuk membuang kotoran/lumpur yang
terbentuk dalam minyak. Untuk melihat level minyak dalam
tangki secara visual disediakan gelas duga dan tongkat
pengukur (deep stick)
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Pompa pelumas (Lube Oil Pump)
Pompa‐pompa pelumas berfungsi untuk menjamin kontinuitas
aliran dan tekanan minyak dalam sistem pelumasan.Dalam
sistem pelumasan turbin generator terdapat 5 buah pompa
pelumas yaitu :
Main oil pump
• Main oil pump merupakan pompa sentrifugal yang yang
terpasang di pedestal turbin dan digerakkan oleh poros
turbin, artinya pompa ini dioperasikan dalam keadaan turbin
sudah beroperasi normal (putaran 90%).
• Main oil pump ini memasok kebutuhan minyak untuk :
Sistem pelumasan turbin
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Auxiliary lube oil pump
• Pompa ini digerakkan oleh motor AC. Berfungsi sebagai
pemasok minyak manakala Main oil pump belum bisa
menjalankan tugasnyamisal saat putaran turbin rendah atau
saat start turbin. Ini dipergunakan saat Start unit, shutdown
ataupun masalah lain pada MOP.Berfungsi sebagai.,
Sistem pelumasan turbin
Turning gear oil pump
• Pompa ini digerkkan oleh motor AC, dan hanya berfungsi
sebagai pelumas saja ketika turbin diputar dengan Turning
Gear.
Emergency oil pump
• Pompa ini digerakkan dengan arus DC yang dipasok dari
baterai. Ini bekerja saat pasokan listrik AC tidak ada, misal
saat kondisi blackout ataupu pasokan minyak dari pompa lain
tidak ada.
Jacking Oil pump
• Minyak dapat disuplai kedalam bantalan hanya akan
memberikan lapisan minyak (oil film) apabila poros berputar.
Bila poros coba diputar dari keadaan diam maka akan sulit
karena beratnya rotor. Untukitulah didesain jacking oil pump
yang berfungsi untuk mengangkat poros turbin (jack) dengan
tujuan menghindari terjadinya gesekan static antara poros
dengan bantalan ketika poros turbin akan mulai berputar dari
keadaan diam (stand still). Pompa ini menghasilkan tekanan
pompa yang sangat tinggi.
SYSTEM MINYAK PELUMAS
Pendingin minyak (Oil Cooler)
• Oil cooler berfungsi untuk menyerap panas minyak pelumas
yang keluar dari bantalan turbin.Terdapat 2 cooler dimana yang
satu standby. Jika cooler yang satu kotor maka cooler yang lain
akan berjalan (standby). Arti standby disini saluran cooler dalam
minyak benar‐benar bebas dari udara dan saluran minyak telah
terisi penuh dengan minyak. Untuk membuang udara yang ada
dalam sauran minyak maka dilakukan venting pada saluran
tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan minyak pelumas
menalir dan mendorong udara keluar dari cooler. Bila saluran
venting telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting
harus segera ditutup. Temperatur minyak ini diatur karena
berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk
lapisan (film) saat melumasi bantalan.
Pemurni minyak (Oil Purifier)
• Pemurni minyak ini berfungsi untuk membersihkan
kotoran‐ kotoran minyak pelumas dari air dan
benda‐benda asing. Minyak yang diambil dari
pemanas pada main oil tank dengan temperatur
sekitar 77oC dilewatkan ke purifier ini.
Filter (Strainer)
• Fungsi dari strainer adalah untuk menyaring
kotoran dan partikel‐partikel kecil yang ada dalam
minyak pelumas.
SYSTEM MINYAK PELUMAS
2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
Start-stop Turning Gear:
• Fungsi TG adalah untuk menjaga rotor turbine
agar tidak lendut (bengkok) terutama saat
turbin shutdown.
• Turning gear distart setelah Turbine stop dan
speed Rotor sudah 0 RPM.
• Turning gear bisa distop apabila temp inner
shell Turbine kurang dari 150 o C.
• Sebelum turbin dioperasikan maka TG diStart
minimal 4 jam sebelum turbine rolling
TURNING GEAR
• Turning gear (TG) dipasang pada kotak
bearing belakang.
• Jika speed Rotor lebih besar daripada
speed Turning gear maka Turning gear
akan lepas dari posisi kerjanya.
• Speed Turning gear tersebut adalah : 3 -
6 RPM.
TURNING GEAR
TURNING GEAR
Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang
berfungsi untuk mengkondensasikan uap keluaran
turbin. Uap setelah memutar turbin langsung mengalir
menuju kondensor untuk diubah menjadi air
(dikondensasikan), hal ini terjadi karena uap
bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang
didalamnya dialiri oleh air pendingin.
Oleh karena kondensor merupakan salah satu
komponen utama turbin yang sangat penting, maka
kemampuan kondensor dalam mengkondensasikan uap
keluaran turbin harus benar–benar diperhatikan,
sehingga perpindahan panas antara fluida pendingin
dengan uap keluaran turbin dapat maksimal dan
pengkondensasian terjadi dengan baik.
•Agar uap dapat bergerak turun
dengan lancar dari sudu
terakhir turbin, maka vakum
kondensor harus dijaga. Dengan
adanya vakum dikondensor
maka tekanan udara pada
kondensor menjadi rendah.
Dengan tekanan yang lebih
rendah tersebut maka uap akan
bergerak dengan mudah menuju
kondensor.
•Akibat kondensasi ini sisi uap
kondensor termasuk hotwell
berada pada kondisi vacuum.
Kondensor
• Proteksi terhadap tekanan pelumas rendah.
• Proteksi terhadap dorongan axial lebih.
• Proteksi terhadap vacuum rendah.
• Proteksi terhadap putaran lebih.
• Proteksi terhadap vibrasi.
• Proteksi terhadap high defferential expansion.
• dll
Sistem Proteksi Turbin
1. Emergency Trip by Operator ( Hand PB)
2. Emergency Trip by Over Speed (Mechanical)
 Bila Putaran TB mencapai 111 – 112 %
(3330 – 3360) rpm maka bandul spidel
bergerak keluar secara centrivogal akan
menyentuh mekanis trip oil turbin
3. Electro megnetis Trip Solenoid Valve yang
dikerjakan oleh :
 Over speed 109 –110% (Electrical)
 Bearing Vibration High
 Thrust Brg Press High
 Brg Lub Oil Press Low
 Brg Metal Temp High
 Lub Oil Return Temp High
 Hydraulic Press Low
 Condensor Vacuum Low
 DEH trouble
 dll
• MSV, RSV “ Close “
• Gov CV “ Close “
• Ext RV “ Close “
TURBINE PROTECTION SYSTEM
TURBIN TRIP SISTEM MEMEILIKI 3 MACAM SBB :
3. SOP PENGOPERASIAN
PENYEBAB KERUSAKAN
57
MECHANICAL FAILURE
OPERATION INSTALLATION
MANUFACTURE
DESIGN
CAUSE
MAINTENANCE
THERMAL TRANSIENT OPERATOR FAILURE OF OTHER SYS
EQUIPMENT
EXCESSIVE
TESTING
POOR TURBIN- BOILER
COORDINATION
EXCESSIVE THERMAL
CHANGE RATE
EXCESSIVE LOADING
RATE
INCORRECT STARTUP
AND SHUT DOWN
METHODES
EXCESSIVE START UP
RATE
POOR
SYNCHRONIZING
PROCEDURES
DEBRIS CARRIED INTO
STEAM PATH
POOR STEAM
CONDITION CONTROL
EXCESSIVE STEAM
PASSED THROUGH
TURBINE
LACK OF SYSTEM
CONTROL
EXCESSIVE VALVE TESTING
EXCESSIVE OVER SPEED
TESTING
SIKLUS STRESS TURBIN
Pada komponen yang cukup tebal akan timbul thermal stress
pada
Saat Start / Stop akibat terjadinya gradien tempt.di bag.dalam
dan luar
Konsentrasi tegangan sering timbul pada disc root area.
58
FREQ. START /
STOP
LOAD VARIATION
CYCLE THERMAL
STRESS
FATIQUE
STRENGTH
DETERIORATION
CRACKING
CRACKING OF DISC.ROOT CENTRE BORE
AREA
SOP
PENGOPERASIAN TURBIN
1. Operator Lokal sebelum melakukan kegiatan dilapangan
harus mematuhi aspek Keselamatan Kerja yaitu
melengkapi diri dengan APD diantaranya sebagai berikut :
2. Peralatan Turbin Utama sebelum dioperasikan maka harus
dilakukan pemeriksaan dan persiapan alat bantu terlebih
dahulu. Pemeriksaan mencakup kondisi alat apakah dalam
pemeliharaan (di tagging) atau kondisi stand by
3. PTW semua sudah release
4. Koordinasi dg P3B perkiraan unit akan masuk jaring jaring
3. SOP Pengoperasian
3. Persiapan pengoperasian Turbin Utama dilakukan sesuai “Checklist “ antara lain :
 Pastikan bahwa sudah tidak ada pekerjaan pemeliharaan di Turbin
 Kesiapan Sarana keselamatan kerja
 Sistem Pelumasan dan hydroulic oil control
 Sistem air pendingin Open Cycle
 Sistem air pendingin Close Cycle
 Kesiapan Vacuum Pump / Vacuum Ejector
 Kesiapan Turning Gear
 Kesiapan Gland Steam System
 Megger Motor & Sumber tenaga listrik
 Sistem kontrol Instrument (TSI) dan alat ukur
 Tentukan pola Start Turbine dengan pedoman “ Metal temp lower casing” :
• Cold Start Up
• Warm Star Up
• Hot Start Up
• Very Hot Start Up
< 150 ᵒC
> 150 – 250 ᵒC
> 250 – 350 ᵒC
> 350 ᵒC
SOP
PENGOPERASIAN TURBIN
3. SOP Pengoperasian
Steam Condition
3. SOP Pengoperasian
NO Mode Start Up Steam Condition Casing Metal Temperature
1 Cold Start 2.45 Mpa - 340 °C < 150 °C
2 Warm start 3.55 Mpa - 380 °C >150 ~ 250ºC
3 Hot start 6 Mpa - 450 °C >250 ~ 350ºC
4 Very hot start 6 Mpa- 460 °C >350ºC
MISMATCH
Perbedaan temperature uap masuk Turbin (uap setelah Governor valve)
dengan temperature initial Rotor metal Turbine
Selain persiapan yang disebutkan diatas dalam melaksanakan Start Up Turbin
hal penting yang harus diperhatikan adalah kondisi uap yang akan dimasukkan
ke turbin (harus uap kering/ Super heat). Temperature dan tekanan uap yang
akan dimasukkan turbin harus memperhatikan turbine metal temperature.
Lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
• Pelaksanaan Start Turbin dikendalikan dan dikomando dari CCR. Operator
CCR & Operator lokal selalu berkoordinasi dalam setiap melakukan
langkah pekerjaan. Operator CCR maupun Lokal bertanggung jawab atas
peralatan yang ada dilingkup tugasnya masing – masing.
• Sebelum melakukan Start Turbine yang harus dioperasikan terlebih
dahulu adalah semua alat bantu turbin sebagaimana yang tertuang dalam
check list diatas
• Pelaksanaan start masing – masing alat bantu turbin mengikuti Instruksi
Kerja (IK) yang berlaku.
• Turning gear agar dioperasikan minimal 4 jam sebelum turbin rolling
• Setelah semua alat bantu turbin dioperasikan maka harus diperhatikan
penunjukan parameter masing – masing karena banyak indikator
parameter yang harus memenuhi standar nilai sehingga syarat “Turbine
Permite/ Turbine Reset “ dapat dipenuhi
• Petunjuk Start up turbine biasanya oleh pabrikan telah dituangkan dalam
Manual Operation yang berbentuk narasi maupun berbentuk Curve Start
Up Turbine, Contoh terlampir
4. Pelaksanaan Start
3. SOP Pengoperasian
Heat Recovery Steam Generator (HRSG) adalah ketel uap atau boiler yang
memanfaatkan energi panas sisa gas buang suatu unit turbin gas untuk
memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap
tersebut dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
Bagian Utama Heat RecoverySteam Generator
Preheater
Preheater adalah pemanas awal air yang dipompakan dari kondensor sebelum masuk
tangki air umpan (feed water tank). Pada HRSG, preheater bertujuan menaikan suhu
sebelum masuk tangki air umpan yang nantinya akan diteruskan ke ekonomiser.
Preheater ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari HRSG itu sendiri. Letak
Preheater berada pada bagian akhir atau paling atas dari HRSG untuk menyerap energi
terendah dari gasbuang.
Evaporator
Evaporator merupakan elemen HRSG yang
berfungsi untuk mengubah air hingga menjadi uap
jenuh, pipa-pipa evaporator pada ketel uap biasanya
terletak pada lantai (water floor) dan juga pada
dinding (water wall). Evaporator akan
memanaskan uap air yang turun dari drum uap
(steam drum) yang masih dalam fase cair agar
berbentuk uap jenuh sehingga bisa diteruskan
menuju superheater. Uap bercampur air mengalir di
pipa-pipa evaporator menuju drum uap. Pada drum
uap terjadi pemisahan antara uap dengan air, yang
disebabkan perbedaan massa jenis
Ekonomiser
Ekonomiser terdiri dari pipa pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas asap
setelah pipa evaporator. Pipa-pipa ekonomiser dibuat dari bahan baja atau besi
tuang yang sanggup untuk menahan panas dan tekanan tinggi. Ekonomiser
berfungsi untuk memanaskan air pengisi sebelum memasuki steam drum dan
evaporator sehingga proses penguapan lebih ringan dengan memanfaatkan gas
buang dari HRSG yang masih tinggi sehingga memperbesar efisiensi HRSG
karena dapat memperkecil kerugian panas pada HRSG tersebut. Air yang masuk
pada evaporator sudah pada temperatur tinggi sehingga pipa-pipa evaporator
tidak mudah rusak karena perbedaan temperatur tidak terlalutinggi.
Superheater
Superheater merupakan alat yang berfungsi untuk menaikan
temperatur uap jenuh sampai menjadi uap panas lanjut (superheat
vapour). Uap panas lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja
dengan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan
mengembun, sehingga mengurangi timbulnya bahaya yang
disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang
diakibatkan mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga
menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya di daerah
ekspansi. Superheater ditempatkan pada daerah aliran gas asap
yang bertemperatur tinggi.
4. Prosedur Start
STARTING AND LOADING
80
THERMAL STRESS
81
TEMPERATUR CONTROL & LIMT
82
RATE TEMPERATUR
83
LIFE EXPENDITURE
84
LIFE EXPENDITURE
85
LIFE EXPENDITURE
86
EMERGENCY OPERATION
87
88
89
90
91
FIRST STAGE TEMP. VS LOAD
92
93
94
KALKULASI MSP & MST UNTUK HP & IP
95
MISMATCH
TURBIN PLTU TENAYAN
96
TURBIN PLTU
REMBANG
5. Pemantauan Normal Operasi
• Selama proses Start Up Turbin operator Lokal maupun CCR harus selalu
mengamati dan memperhatikan semua para meter terutama Vibrasi,
Shell Expantion, Bearing temperatur, Sistem pelumas, Cond Vacuum dll.
• Pada saat rolling turbin terutama pada Cold Star harus diperhatikan
tahapan speed up. Putaran turbin tidak langsung dinaikkan ke 3000 rpm
(FSNL) akan tetapi ada speed hold pada putaran tertentu hal tersebut
dilakukan untuk menghindari terjadinya termal stress pada rotor & stator
turbin (speed heat shock) dan jangan menahan turbin pada putaran kritis
• Setelah mencapai putara FSNL ( 3000 rpm) tunggu beberapa waktu untuk
pemerataan panas dan selanjutnya dilakukan persiapan synchrone
generator.
• Setelah generator synchrone dengan jaring – jaring maka kenaikan beban
juga diatur bertahap sambil mengamati semua para meter yang ada. Bila
ada indikasi kelainan parameter maupun kondisi fisik dilokal maka
kenaikan beban jangan dilanjutkan segera lakukan tindakan dan koordinasi
dengan pihak terkait.
3. SOP Pengoperasian
5. Pemantauan Normal Operasi
• Selain pengamatan diatas, selama proses operasi CCR harus selalu
mengamati dan memperhatikan tekanan dan temperatur uap masuk
turbin ( harus memenuhi kriteria uap kering / Super heat ).
• Apabila terjadi uap basah masuk keturbin maka akan dapat merusak sudu
– sudu turbine, seperti gb berikut :
3. SOP Pengoperasian
Terjadi abrasi di
sudu sudu Turbin
6. Prosedur STOP
a) Perijinanan dan Koordinasi :
Pekerjaan Shut down turbine (Shutdown unit) pekerjaan yang jarang dilakukan,
biasanya dilakukan kalau ada perbaikan yang sangat urgent atau karena jam
periode operasi sudah tercapai.
Karena menyangkut kecukupan suplai daya kekonsumen maka shutdown unit
harus direncanakan dengan matang dan dikoordinasikan dengan PLN Dispatcher
b) Pelaksanaan :
• Setelah mendapat ijin dari PLN Dispatcher maka Shutdown turbin akan
dilaksanakan mengikuti petunjuk Instruksi Kerja yang berlaku. Beban
diturunkan bertahap dengan rate MW/menit sesuai kemampuan boiler.
• Pada beban 25% lakukan Change Over Aux.Power
• Sebelum lepas jaring – jaring lakukan Start HP Oil Pump
• Setelah beban ± 3% lakukan lepas jaring – jaring (52G Open)
Stop => MSV Close, Gov CV Close, Turbine Speed turun
• Lakukan Turbine
menuju 0 rpm
• Lakukan Start AC OP dan Stop HP OP
• Pada putaran ± 1000 rpm lakukan Vacuum break open
• Pada putaran 0 rpm Turning Gear Start
• Turning Gear Stop setelah 1st metal temp < 150
• Selesai
3. SOP Pengoperasian
3. SOP Pengoperasian
4. TROUBLE SHOOTING
1. Emergency Trip by Operator ( Hand PB)
2. Emergency Trip by Over Speed (Mechanical)
 Bila Putaran TB mencapai 111 – 112 %
(3330 – 3360) rpm maka bandul spidel
bergerak keluar secara centrivogal akan
menyentuh mekanis trip oil turbin
3. Electro megnetis Trip Solenoid Valve yang
dikerjakan oleh :
 Over speed 109 –110% (Electrical)
 Bearing Vibration High
 Thrust Brg Press High
 Brg Lub Oil Press Low
 Brg Metal Temp High
 Lub Oil Return Temp High
 Hydraulic Press Low
 Condensor Vacuum Low
 DEH trouble
 dll
• MSV, RSV “ Close “
• Gov CV “ Close “
• Ext RV “ Close “
TURBINE TRIP SYSTEM
TURBIN TRIP SISTEM MEMEILIKI 3 MACAM SBB :
Kelainan Operasi
Kelainan operasi merupakan suatu data hasil pengukuran operasi
yang nilainya menyimpang dari standar yang ada pada manual.
• Jika hasil pengukuran menunjukkan nilai melebihi batas maksimum
atau minimum maka Unit akan terjadi alarm dan kalau tidak
segera dilakukan penanganan maka bisa berakibat Unit Trip.
• Operator bertugas menjaga agar semua penunjukan parameter
pengukuran selalu berada dalam batas nilai yang sesuai dengan
standar pada manual ( SOP ).
• Sebagai operator harus peka terhadap kondisi kelainan operasi
suatu mesin. Karena tidak semuanya bisa tunjukkan dalam suatu
indikator parameter. Misalnya kelainan : Suara, Bau, Vibrasi,
Getaran, Temperature, Kebocoran, Perubahan Warna dll
• Jika ada penyimpangan/ ketidak normalan maka segera dilakukan
tindakan preventive dan kalau tidak bisa agar diibuatkan laporan
yang berisikan laporan gangguan / kerusakan operasi.
Identifikasi Gangguan
Peringatan terhadap adanya gangguan secara umum ditampilkan oleh
munculnya alarm di panel/ DCS. Namun sebagai Operator Lokal juga
harus punya pedoman batasan – batasan operasi yang diijinkan
(batasan operasi tidak perlu dihafal sebaknya dimasukkan kolom
tersendiri didalam Logsheet).
Sehingga bila mengetahui penujukan Indikator parameter melebihi
batasan yang ditentukan segera ambil tindakan mengindentifikasi
penyebab terjadinya penyimpangan tersebut
Parameter operasi Turbin yang sangat penting antara lain :
⚫ Tekanan minyak pelumas bearing
⚫ Temp minyak pelumas bearing
⚫ Tekanan minyak hydroulic
⚫ Bearing temp
⚫ Bearing Vibrasi
⚫ Vacuum Condenser
⚫ Turbine Exhouse temp
⚫ Shell expantion
⚫ dll
Tindakan & Laporan
1. Setelah mengetahui jenis gangguannya maka segera lakukan tindakan
penormalan dan koordinasikan dengan Spv dan Operator Lokal maupun
CCR
2. Utamakan keselamatan Unit sehingga jangan sampai terjadi trip
meskipun tindakan penyelamatan unit tersebut harus menurunkan
beban yang cukup besar.
3. Setelah unit normal laporkan dan jelaskan ke Dispacher alasan
menurunkan beban tersebut.
4. Buat laporan lisan maupun tertulis kronologi gangguan tersebut ke
Dispatcher dan pihak – pihak terkait meliputi :
• Jenis gangguan
• Waktu terjadinya gangguan
• Penyebab terjadinya gangguan
• Dampak gangguan tersebut
• Evaluasi / rekomendasi
SEKIAN
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIAMAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIARidha Faturachmi
 
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbinePembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbineGalih Priminta
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbinGunadarma
 
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkan
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkanPrestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkan
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkanIr. Najamudin, MT
 
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)Ryan Rori
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin airKhairul Fadli
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Bab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapBab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapRina rina
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pptRastraArifPradana
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinCharis Muhammad
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclerezon arif
 

What's hot (20)

TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIAMAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
 
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbinePembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbin
 
Pompa sentrifugall
Pompa sentrifugallPompa sentrifugall
Pompa sentrifugall
 
Motor induksi
Motor induksiMotor induksi
Motor induksi
 
ppt Turbin Uap
ppt Turbin Uapppt Turbin Uap
ppt Turbin Uap
 
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkan
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkanPrestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkan
Prestasi mesin pada turbin uap berdasarkan daya yang di hasilkan
 
Turbin Air
Turbin AirTurbin Air
Turbin Air
 
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)
Presentasi sistem tenaga gas (termodinamika)
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
Bab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uapBab 2 turbin uap
Bab 2 turbin uap
 
Siklus diesel
Siklus dieselSiklus diesel
Siklus diesel
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Superheater & reheater
Superheater & reheaterSuperheater & reheater
Superheater & reheater
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
 
PLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cyclePLTGU Combine cycle
PLTGU Combine cycle
 

Similar to Turbin uap.pptx

Modul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapModul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapWahyudi Yudy
 
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.ppt
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.pptdokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.ppt
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.pptsiroedhie
 
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxmuhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxMuhammadDhiaurrahman1
 
Modul praktikum prestasi mesin itbu - isi materi - edit turbin kaplan
Modul praktikum prestasi mesin   itbu - isi materi - edit turbin kaplanModul praktikum prestasi mesin   itbu - isi materi - edit turbin kaplan
Modul praktikum prestasi mesin itbu - isi materi - edit turbin kaplanFauziRahman41
 
turbin-air.ppt
turbin-air.pptturbin-air.ppt
turbin-air.pptJalilBrek1
 
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik dengan
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik denganPerancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik dengan
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik denganIgst Putra
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gasmaulanho
 
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfCoal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfMuhamadFatwa3
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasAmrih Prayogo
 
Tugas rano pelton
Tugas rano peltonTugas rano pelton
Tugas rano peltonRafis Rafis
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 

Similar to Turbin uap.pptx (20)

1.turbine
1.turbine1.turbine
1.turbine
 
Modul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapModul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uap
 
makalah Prime mover
makalah Prime mover makalah Prime mover
makalah Prime mover
 
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.ppt
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.pptdokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.ppt
dokumen.tips_pembangkit-listrik-tenaga-uaphen.ppt
 
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptxmuhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
muhammad dhiaurrahman­_2004102010061_tugas2_MKEII.pptx
 
Modul praktikum prestasi mesin itbu - isi materi - edit turbin kaplan
Modul praktikum prestasi mesin   itbu - isi materi - edit turbin kaplanModul praktikum prestasi mesin   itbu - isi materi - edit turbin kaplan
Modul praktikum prestasi mesin itbu - isi materi - edit turbin kaplan
 
Turbin air gunawan
Turbin air gunawanTurbin air gunawan
Turbin air gunawan
 
SISTEM TURBIN GAS.pptx
SISTEM TURBIN GAS.pptxSISTEM TURBIN GAS.pptx
SISTEM TURBIN GAS.pptx
 
turbin-air.ppt
turbin-air.pptturbin-air.ppt
turbin-air.ppt
 
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik dengan
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik denganPerancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik dengan
Perancangan ulang turbin uap penggerak generator listrik dengan
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gas
 
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfCoal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
 
Makalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gasMakalah Maintenance turbin gas
Makalah Maintenance turbin gas
 
Bab4b mke
Bab4b mkeBab4b mke
Bab4b mke
 
PPT Turbin Gas.pptx
PPT Turbin Gas.pptxPPT Turbin Gas.pptx
PPT Turbin Gas.pptx
 
Tugas rano pelton
Tugas rano peltonTugas rano pelton
Tugas rano pelton
 
Boiler
BoilerBoiler
Boiler
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 

More from rhamset

pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptpembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptrhamset
 
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxWork_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxrhamset
 
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxTraining pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxrhamset
 
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxMateri-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxrhamset
 
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfBasic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfrhamset
 
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjaPengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjarhamset
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptxrhamset
 
Training Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijauTraining Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijaurhamset
 
silabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxsilabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxrhamset
 
Limbah B3.pptx
Limbah B3.pptxLimbah B3.pptx
Limbah B3.pptxrhamset
 
materi training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxmateri training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxrhamset
 
SMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxSMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxrhamset
 
PROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptPROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptrhamset
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxrhamset
 
Fire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptFire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptrhamset
 
APAR.ppt
APAR.pptAPAR.ppt
APAR.pptrhamset
 
PROPER.ppt
PROPER.pptPROPER.ppt
PROPER.pptrhamset
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxrhamset
 
msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxrhamset
 
Defensivedriving.ppt
Defensivedriving.pptDefensivedriving.ppt
Defensivedriving.pptrhamset
 

More from rhamset (20)

pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptpembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
 
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxWork_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
 
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxTraining pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
 
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxMateri-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
 
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfBasic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
 
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjaPengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
 
Training Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijauTraining Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijau
 
silabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxsilabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptx
 
Limbah B3.pptx
Limbah B3.pptxLimbah B3.pptx
Limbah B3.pptx
 
materi training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxmateri training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptx
 
SMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxSMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptx
 
PROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptPROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.ppt
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptx
 
Fire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptFire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.ppt
 
APAR.ppt
APAR.pptAPAR.ppt
APAR.ppt
 
PROPER.ppt
PROPER.pptPROPER.ppt
PROPER.ppt
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptx
 
msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptx
 
Defensivedriving.ppt
Defensivedriving.pptDefensivedriving.ppt
Defensivedriving.ppt
 

Recently uploaded

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (9)

Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

Turbin uap.pptx

  • 2. Proses PLTU ASH DISPOSAL AREA COAL YARD 200 M STACK EP BOILER BUILDING MAKE UP DEMINERALIZER COOLING WATER IINLET WWTP COOLING WATER OUTLET 500 Kv TRANSMISSION LINE FLY ASH SILO BOTTOM ASH SILO PNEUMATIC FLY ASH TRANSPORT COAL UNLOADER JETTY TURBIN GENERATOR
  • 3. Energi Udara & Bahan Bakar Energi Mekanik Energi Listrik Energi Uap BOILER STEAM TURBINE GENERATOR STACK CONDENSER Bahan Bakar Udara SIKLUS OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK P L T U Energi Listrik
  • 4. Bentuk / Wujud Energi tsb diatas terjadi  Energi Kimia  Energi Kalor  Energi Kinetik : terdapat dalam Bahan Bakar : terjadi pada proses reaksi pembakaran => diterima air Boiler sebagai Energi Kalor : energi uap berubah fungsi menjadi kecepatan mendorong sudu memutar poros turbin  Energi Mekanik : merupakan pemusatan energi yang terletak disumbu poros turbin  Energi Listrik : putaran poros turbin diteruskan ke poros generator menghasilkan listrik
  • 5. POKOK BAHASAN 1. UMUM 2. PENGOPERASIAN TURBIN 3. TROUBLE SHOOTING TURBIN
  • 6. 6 TURBIN UAP Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin panas yang mengkonversi sebagian panas yang diterimanya menjadi kerja. Sebagian panas lainnya dibuang ke lingkungan dengan temperatur yang lebih rendah. Turbine
  • 7. Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi thermal (energi panas yang menjadi poros terkandung dalam uap) energi mekanis (putaran turbin ). TURBIN UAP (STEAM TURBINE) Thermal Energy Kinetic Energy Mechanical Energy NOZZLE BLADES
  • 8. Prinsip Kerja Turbin • Turbin Reaksi 120 BC oleh Hero of Alexandria • Turbin Impuls 1629 oleh Giovanni Branca ⚫Turbin Aksi (Impuls) ⚫Turbin Reaksi
  • 9. Prinsip kerja Turbin Uap Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : 1. Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.
  • 10. Prinsip kerja Turbin Uap Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : 2. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu- sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.
  • 11. Prinsip kerja Turbin Uap Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : 3. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.
  • 13. Jenis-jenis Turbin Uap 1. FUNGSI & PRINSIP KERJA Jenus turbin uap diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Menurut jumlah tingkat tekanan a. Turbin satu tingkat : Memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan untuk menggerakkan kompresor, pompa, dan mesin-mesin lainnya yang kapasitas tenaganya kecil. b. Turbin bertingkat banyak (neka tingkat) : Turbin yang dibuat untuk kapasitas tenaga dari kecil hingga besar dan biasanya terdiri dari susunan beberapa nosel dan beberapa sudu yang ditempatkan berurutan dan berputar pada satu poros yang sama.
  • 14. 1. FUNGSI & PRINSIP KERJA 2. Menurut arah aliran uap a. Turbin radial  arah aliran uap tegak lurus terhadap poros turbin. b. Turbin tangensial  Arah hembusan uap tangensial (pada garis singgung putaran bucket) c. Turbin aksial  arah aliran uap sejajar terhadap poros turbin. 2a). Turbin aliran Radial yang dikembangkan oleh Ljungstrom Turbin ini terdiri dari dua rotor dengan blades dipasang bersilangan. Turbin satu poros juga ada yang arah aliran uapnya radial (tegak lurus menjauhi poros) Jenis-jenis Turbin Uap
  • 15. 2b. Turbin Aliran Tangensial Jenis turbin ini memiliki konstruksi yang kokoh akan tetapi efisiensinya sangat rendah. Pancaran uap dari Nosel diarahkan untuk menghembus buckets yang dipasang melingkar pada rotor. Arah hembusan uap adalah tangensial (pada garis singgung putaran bucket) 2c. Turbin Aliran Aksial Merupakan tipe turbin yang paling populer dan sangat cocok untuk kapasitas besar. Turbin ini dapat merupakan tipe Reaksi maupun tipe Impulse. Arah aliran uap sejajar dengan poros. 1. FUNGSI & PRINSIP KERJA Jenis-jenis Turbin Uap
  • 16. Jenis-jenis Turbin Uap 3. Menurut kondisi uap yang digunakan a. Turbin tekanan lawan b. Turbin kondensasi langsung c. Turbin Ektraksi & Non Ekstraksi 3a. Turbin tekanan lawan Bila tekanan uap bekas sama dengan tekanan uap yang dibutuhkan untuk keperluan proses kegiatan pabrik. Turbin ini tidak mengalami kondensasi uap bekas. 3b. Turbin kondensasi Turbin yang mana uap keluaran sudu terakhirnya dikondensasikan, tekanan akhir dari turbin kondensasi ini dibuat vacuum, sehingga temperature kondensasinya sedikit diatas temperatur air pendingin yang tersedia. TURBINE COND BOILER G Dea
  • 17. Turbin ekstraksi (extraction turbine) adalah turbin yang mengekstrak sebagian uap yang mengalir dalam turbin. Uap ekstraksi digunakan untuk pemanas air pengisi boiler Turbin non ekstraksi, tidak dilakukan ekstraksi uap sama sekali. Jadi seluruh uap yang mengalir masuk turbin non ekstraksi akan keluar meninggalkan turbin melalui exhaust. Jenis-jenis Turbin Uap 3c. Turbin Ekstraksi & Non Ekstraksi
  • 18. Jenis-jenis Turbin Uap 4. Menurut sistem pemanas ulang uap a. Turbin Reheat b. Turbin Non Reheat 4a. Turbin Reheat Turbin reheat terdiri lebih dari satu silinder dan uap mengalami proses pemanasan ulang di reheater boiler. Pada turbin reheat, uap yang keluar dari Turbin Tekanan Tinggi (HP) dialirkan kembali kedalam ketel. Didalam ketel, uap ini dipanaskan kembali pada elemen pemanas ulang (reheater) untuk selanjutnya dialirkan kembali melalui saluran reheat ke Turbin Tekanan Menengah dan Turbin Tekanan Rendah.
  • 19. Jenis-jenis Turbin Uap 5. Menurut prinsip aksi uap a. Turbin Impuls /Aksi b. Turbin Reaksi
  • 20. 5a. Turbin Impulse Turbin impulse pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629, Dimana pancaran uap yang keluar dari Nosel menghembus daun-daun rotor (disebut blades) sehingga rotor berputar. nosel sudu- gerak sudu- gerak sudu- diam sudu- gerak sudu-diam v P v P Sudu Impulse Sudu impuls juga disebut sudu aksi atau sudu tekanan tetap, adalah sudu dimana uap mengalami ekspansi hanya dalam sudu-sudu tetap. Sudu-sudu tetap berfungsi sebagai nosel (saluran pancar) sehingga uap yang melewati akan mengalami peningkatan energi kinetik. Kecepatan uap yang keluar dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200m/detik. Ciri-ciri turbin impuls : - Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel. - Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Turbin Tekanan Rata.
  • 21. 5b. Turbin Reaksi 1. FUNGSI & PRINSIP KERJA nosel sudu-gerak sudu-gerak sudu- diam sudu-gerak sudu-diam v v P P Turbin ini dirancang pertama oleh Hero, 120 tahun sebelum Masehi. Reaksi dari pancaran uap yang keluar dari ujung pipa yang disebut Nosel atau Nozzle mendorong rotor sehingga berputar. Sudu Reaksi Dalam suatu turbin yang terdiri dari 100 % sudu-sudu reaksi, maka sudu-sudu gerak juga berfungsi sebagai nosel-nosel sehingga uap yang melewatinya akan mengalami peningkatan kecepatan dan penurunan tekanan. Peningkatan kecepatan ini akan menimbulkan gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan arah kecepatan uap. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin (yang biasanyan nekatingkat) lebih rendah yaitu sekitar 100 – 200 m/detik. Turbin reaksi : Ciri-ciri turbin ini adalah :  Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak  Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
  • 22. BENTUK SUDU TURBIN a)Tingkat impulse 22 b) tingkat reaksi c) tingkat kecepatan d) tingkat reaksi
  • 23. STEAM TURBINE ASSEMBLY ( CASING ATAS DIBUKA ) 23
  • 24. Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudu-sudunya terletak didalam satu casing saja. Ini merupakan konstruksi turbin yang paling sederhana tetapi hanya dapat diterapkan pada turbin-turbin berkapasitas kecil. Jenis-jenis Turbin Uap 6. Menurut Casing Turbin a. Turbin Single Casing b. Turbin Double Casing c. Turbin Multi Casing 6a. Turbin single Casing Casing berfungsi sebagai tempat pemasangan rotor, labyrin, bantalan bearing maupun drain valve ekstraksi
  • 25. 1. FUNGSI & PRINSIP KERJA 6b,c. Turbine Double Casing & Multi Casing Pada turbin tandem compound casing – casing dipasang secara seri antara satu dengan lainnya sehingga sumbu – sumbu aksial berada dalam 1 garis. Biasanya Turbin HP & IP double casing sedang yang LP single casing
  • 26. 1. High Pressure (HP) Turbine • HP Turbine mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 538 oC, kemudian uap keluar HP Turbin (41 kg/cm2) dengan temperatur 336 oC dipanaskan kembali pada Reheater diboiler untuk menaikkan entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine. • Data HPTurbin: a.Jumlah sudu : 1 pasang sudu impuls (tingkat 1) 14 pasang sudu reaksi b. Arah uap ke Pedestal c. Jumlah 1 buah Turbin untuk PLTU Kapasitas Besar Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : Boiler
  • 27. 2. Intermediate Pressure (IP) Turbine • IP Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 39 kg/cm2 dan temperatur 538 oC, sedang uap keluarnya bertekanan 8 kg/cm2 dan suhunya sekitar 330 oC. • Data IPTurbine: a. Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi b.Arah ekspansi berkebalikan dengan HP Turbin c. Jumlah 1 buah 3. Low Pressure (LP) Turbine • LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm2 dan temperatur 330 oC, dan tekanan uap keluar dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vakum), kondisi vakum ini diciptakan di dalam condenser dengan temperatur 40oC. • Data LPTurbine: a. Jumlah sudu : 8 pasang per turbin b. Arah ekspansi uap saling berlawanan c. Jumlah : 1 buah Turbin untuk PLTU Kapasitas Besar
  • 28. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
  • 29. KOMPONEN-KOMPONEN TURBIN UAP 1. Rotor Kopling 2. Bantalan luncur Tb sisi belakang 3. Poros Turbin 4. Tutup bearing casing 5. Sudu jalan turbin ( Rotor) 6. Suduh arah turbin (Stator) 7. Casing turbin 8. Labirint Hp-LP 9. Bantalan radial – Aksial 10. Bantalan luncur depan 11. Governor Kontrol Valve 12. Hydroulic Kontrol Vlv 13. Turbin main oil pump 14. Turbin steam exhoust 15. Sensor turbin speed 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 8 12 13 14 15
  • 30. Komponen-komponen Turbin Uap 1. Sudu-sudu turbin PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari : - 1 tingkat impuls - 14 tingkat reaksi tekanan tinggi, - 12 tingkat reaksi pada tekanan menengah, - 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah.
  • 31. Komponen-komponen Turbin Uap . Poros (shaft) Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor- rotor berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari rotor generator listrik.
  • 32. STATOR/ CASING TURBIN Casing turbin merupakan 2 bagian yang terpisah secara horizontal dan disambungkan menjadi satu dengan baut-baut pengikat. Kedua bagian casing tersebut masing-masing disebut casing bagian atas (Top half) dan casing bagian bawah (Bottom half). 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
  • 33. ROTOR TURBIN Adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor turbin juga terdiri dari dua bagian, yaitu poros dan sudu jalan (moving blade). 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP Main Oil Pump Speed Pick up
  • 34. TURBIN AUXILIARY Pada rotor turbin diujung poros dipasang beberapa alat bantu diantaranya : - Main Oil Pump - Rotor Axial protectin - Centryfugal Overspeed - Speed Magnetic Pick Up - Thrust Bearing 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP MOP RotorAxial Protection Thrust Bearing Speed Magnetic Pick Up Mechanical Over Speed Front Bearing Rotor
  • 35. TYPE-TYPE ROTOR ROTOR TYPE DISK piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga membentuk jajaran piringan ROTOR TYPE DRUM poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian sudu-sudu langsung dipasang pada poros 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
  • 36. SUDU – SUDU GERAK ( MOVING BLADES ) Adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor membentuk suatu piringan dan akan berputar jika dilalui uap. Dalam suatu rotor turbin terdiri dari beberapa baris piringan dengan diameter yang berbeda-beda, banyaknya baris sudu gerak biasanya disebut banyaknya tingkat. Sudu-sudu turbin PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari : - 1 tingkat impuls - 14 tingkat reaksi tekanan tinggi, - 12 tingkat reaksi pada tekanan menengah, - 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
  • 37. 1. Sudu tetap Mempunyai fungsi antara lain: • Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik • Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan turbin • Nozzel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed 2. Sudu jalan Dipasang pada rotor turbin dan akan berputar jika dilalui uap. Sudu jalan berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil sekali kurang lebih 0,6 mikrometer. Sudu tetap dan sudu jalan
  • 38. BEARING TURBIN 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP Bearing / bantalan poros turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut: a. Menahan diam komponen rotor secara aksial b. Menahan berat dari rotor c. Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin d. Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi) e. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap : • thrust bearing • journal bearing • Pedestal bearing.
  • 39. JOURNAL BEARING (BANTALAN LUNCUR) Bantalan ini digunakan untuk menyangga poros turbin generator. Terdapat satu bantalan pada tiap sisi turbin. Semua bantalan ini dilapisi dengan babbit pada bagian dalamnya, dimana metal babbit adalah material yang lebih lunak dibanding poros turbin. Hal ini untuk mencegah poros turbin aus akibat gesekan atau vibrasi tinggi. Selain itu babbit mempunyai kemampuan untuk menahan pelumasan pada metal sehingga membantu mencegah gesekan antara bantalan dan jurnal pada saat poros mulai berputar. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP
  • 40. TRHUST BEARING (BANTALAN AKSIAL) Aliran uap yang memutar poros turbin mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial (searah sumbu). Bantalan aksial berfungsi untuk menyerap dan membatasi gerakan aksial poros turbin. Jika gerakan kearah aksial ini melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbin dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali 0,6 micron cm. Bantalan aksial ditempatkan pada bagian bantalan nomor 1 turbin (dekat dg pedetsal) Untuk memonitor gerakan ke arah aksial maka dilengkapi dengan minyak yang mengalir dan dipancarkan ke torak. Dengan bergeraknya torak ke arah aksial, maka tekanan minyak ini diteruskan ke rangkaian trip turbin. Kebanyakan turbin menggunakan bantalan aksial jenis kingsbury atau tapered land (bentuk meruncing).
  • 41. Balance Piston & Step Thrust Rotor Balance Piston pada turbin uap berfungsi untuk mengkompensasi timbulnya gaya aksial akibat dari aliran uap air. Komponen ini banyak meringankan kerja dari thrust bearing.
  • 42. Balance Piston Balance Piston pada turbin uap berfungsi untuk mengkompensasi timbulnya gaya aksial akibat dari aliran uap air. Komponen ini banyak meringankan kerja dari thrust bearing.
  • 43. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP CHECK VALVE Extraction Steam Extraction Steam adalah uap air yang diambil dari stage-stage tertentu pada turbin uap yang digunakan untuk berbagai hal, seperti : • preheating air pengisi boiler ( LPH & HPH ) • sistem sealing (perapat) turbin, • sistem sootblower, • SistemAtomizing & Fuel Oil Heater • dan lain sebagainya. Pada jalur pipa extraction steam wajib dipasang check valve untuk mencegah aliran balik dari uap air dan air. Pada saat turbin trip check valve harus menutup aliran balik air yang masuk ke dalam turbin, terutama pada sisi turbin superheater hal ini akan menyebabkan diferensial temperatur yang terlalu besar sehingga resiko terjadinya patah (crack) pada turbin sangat mungkin terjadi.
  • 44. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP Check valve yang digunakan yaitu jenis Swing Check Valve dan Power Assisted Swing Check Valve. • Swing Check Valve membuka akibat perbedaan besar tekanan uap air. Dan pada saat terjadi perubahan aliran uap air (seperti saat terjadi unit trip) check valve ini akan menutup akibat dari berat valve itu sendiri. • Power Assisted Swing Check Valve menggunakan aktuator tambahan pada saat valve menuju posisi menutup, tetapi untuk membuka valve ini tidak perlu menggunakan aktuator, tetapi membuka karena perbedaan tekanan dari uap air di pipa tersebut. CHECK VALVE Extraction Steam
  • 45. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP MAIN STOP VALVE (MSV) • MSV adalah katub utama uap masuk turbin Setelah melewati MSV uap tidak langsung masuk sudu turbin akan tetapi masih melalui Regulating valve atau Governor Valve baru masuk kesudu turbin. • MSV dirancang bekerjanya hanya FULL OPEN & FULL CLOSE yang digerakkan oleh Hydroulic Oil Control. Untuk Start Up turbin pembukaan Bypass MSV bisa diatur (throttle) dari putaran turning sd putaran / beban tertentu sesuai design pabrikan. • Apabila terjadi gangguan yang berdampak unit trip maka responya Hydroulic Oil Control akan didrain secara automatic sehingga MSV nutup dengan cepat karena dorongan pegas dan suplai uap masuk ke turbine akan terhenti (diblokir)
  • 46. stop valve adalah Reheat komponen yang merupakan dari rancangan Seperti diketahui bagian reheat. pada turbin reheat, uap turbin bahwa yang keluar dari turbin tekanan tinggi (HP Turbine) dialirkan kembali kedalam ketel untuk dipanaskan ulang (reheat). Intercept valve adalah katup terakhir yang dilalui uap sebelum masuk ke Turbin Tekanan Menengah (IP Turbine). Pada kondisi operasi normal, intercept valve hanya beroperasi pada 2 posisi yaitu posisi menutup penuh dan posisi membuka penuh REHEAT STOP VALVE DAN INTERCEPT VALVE
  • 47. GOVERNOR KONTROL 47 • Fungsi governor adalah untuk mempertahankan putaran turbin ketika terjadi perubahan beban, dengan menambah atau mengurangi jumlah aliran uap masuk turbin. • Ada 3 jenis governor kontrol : »Mekanik »Hydrolik »electronik
  • 48. GOVERNOR Prinsip Kerja Governor : Untuk memudahkan pemahaman kerja Gov dapat spt gb disamping 48 1. Dalam keadaan normal turbin berputar pada 3000 rpm. 2. Naiknya putaran akibat turunnya beban menyebabkan bandul ter-lempar keluar, sehingga 2 slip-per bergerak naik dan pilot valve 6 juga bergerak naik. 3. Minyak hidrolik masuk kebagian atas hidrolik silinder 3, menye-babkan piston bergerak turun, mengurangi jumlah aliran uap. 4. Pergerakan katup uap terhenti setelah pilot valvemenutup aliran minyak. 7
  • 49. • Gov Control Vlv (CV1, CV2, CV3&CV4) digerakkan oleh Hydroulic Oil Control dimana besar kecilnya tekanan Hyd Oil Control diatur oleh Sol Valve EHSV dari signal DEH • Pembukaan Gov Control Vlv adalah variabel diatur DEH sesuai kebutuhan operasi yaitu mengontrol steam flow masuk turbin saat terjadi perubahan beban naik /turun. • Gov CV terdiri dari beberapa CV adapun karakteristik pembukaannya bisa bersamaan ataupun tidak bersamaan tergantung dari pilihan Mode Operasiinya. Sistem Governor Control Valve PLTU Rembang
  • 50. Sistem pelumasan, Fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:  Mencegah korosi  Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak  Sebagai gesekan pengangkut partikel kotor yang timbul karena  Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan Sistem perapat/ Steam Seal  Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke udara luar atau sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros turbin.
  • 51. ALAT BANTU TURBIN 3. SYSTEM MINYAK PELUMAS
  • 53. SYSTEM MINYAK PELUMAS Sistem pelumasan pada turbin diperlukan untuk memasok minyak pelumas yang bersih dengan tekanan dan temperatur guna : • Melumasi bantalan turbin, generator dan exciter • Sistem proteksi turbin • Sitem kontrol dan hidrolik • Sistem jacking turbin generator
  • 54. SYSTEM MINYAK PELUMAS Fungsi minyak pelumas sebagai media pelumas dalam turbin adalah : • Meredam getaran • Mengurangi gesekan antar material • Mengurangi keausan • Mencegah timbulnya korosi • Pendingin metal • Menaikkan kekuatan transmisi (power transmission)
  • 55. SYSTEM MINYAK PELUMAS Peralatan penting yang ada dalam sistem pelumasan turbin generator adalah: • Tangki minyak pelumas • Pompa pelumas • Saringan (strainer) • Pendingin minyak pelumas (lube oil cooler) • Regulator • Pemurni minyak (purifier)
  • 56. SYSTEM MINYAK PELUMAS Tangki pelumas (Main Oil Tank) • Tangki pelumas berfungsi sebagai reservoir guna memasok kebutuhan minyak bagi sistem pelumasan dan lainnya serta menampung minyak yang kembali dari system pelumasan. Didalam tangki dilengkapi dengan filter untuk menyaring kotoran. Dalam tangki juga dilengkapi dengan vapour extractor untuk menghisap uap minyak yang terbentuk serta saluran drain untuk membuang kotoran/lumpur yang terbentuk dalam minyak. Untuk melihat level minyak dalam tangki secara visual disediakan gelas duga dan tongkat pengukur (deep stick)
  • 57. SYSTEM MINYAK PELUMAS Pompa pelumas (Lube Oil Pump) Pompa‐pompa pelumas berfungsi untuk menjamin kontinuitas aliran dan tekanan minyak dalam sistem pelumasan.Dalam sistem pelumasan turbin generator terdapat 5 buah pompa pelumas yaitu : Main oil pump • Main oil pump merupakan pompa sentrifugal yang yang terpasang di pedestal turbin dan digerakkan oleh poros turbin, artinya pompa ini dioperasikan dalam keadaan turbin sudah beroperasi normal (putaran 90%). • Main oil pump ini memasok kebutuhan minyak untuk : Sistem pelumasan turbin
  • 58. SYSTEM MINYAK PELUMAS Auxiliary lube oil pump • Pompa ini digerakkan oleh motor AC. Berfungsi sebagai pemasok minyak manakala Main oil pump belum bisa menjalankan tugasnyamisal saat putaran turbin rendah atau saat start turbin. Ini dipergunakan saat Start unit, shutdown ataupun masalah lain pada MOP.Berfungsi sebagai., Sistem pelumasan turbin Turning gear oil pump • Pompa ini digerkkan oleh motor AC, dan hanya berfungsi sebagai pelumas saja ketika turbin diputar dengan Turning Gear.
  • 59. Emergency oil pump • Pompa ini digerakkan dengan arus DC yang dipasok dari baterai. Ini bekerja saat pasokan listrik AC tidak ada, misal saat kondisi blackout ataupu pasokan minyak dari pompa lain tidak ada. Jacking Oil pump • Minyak dapat disuplai kedalam bantalan hanya akan memberikan lapisan minyak (oil film) apabila poros berputar. Bila poros coba diputar dari keadaan diam maka akan sulit karena beratnya rotor. Untukitulah didesain jacking oil pump yang berfungsi untuk mengangkat poros turbin (jack) dengan tujuan menghindari terjadinya gesekan static antara poros dengan bantalan ketika poros turbin akan mulai berputar dari keadaan diam (stand still). Pompa ini menghasilkan tekanan pompa yang sangat tinggi.
  • 61. Pendingin minyak (Oil Cooler) • Oil cooler berfungsi untuk menyerap panas minyak pelumas yang keluar dari bantalan turbin.Terdapat 2 cooler dimana yang satu standby. Jika cooler yang satu kotor maka cooler yang lain akan berjalan (standby). Arti standby disini saluran cooler dalam minyak benar‐benar bebas dari udara dan saluran minyak telah terisi penuh dengan minyak. Untuk membuang udara yang ada dalam sauran minyak maka dilakukan venting pada saluran tersebut, dan dalam waktu yangh bersamaan minyak pelumas menalir dan mendorong udara keluar dari cooler. Bila saluran venting telah keluar minyak, maka udara telah habis dan venting harus segera ditutup. Temperatur minyak ini diatur karena berhubungan dengan voiscositas pelumas yang membentuk lapisan (film) saat melumasi bantalan.
  • 62. Pemurni minyak (Oil Purifier) • Pemurni minyak ini berfungsi untuk membersihkan kotoran‐ kotoran minyak pelumas dari air dan benda‐benda asing. Minyak yang diambil dari pemanas pada main oil tank dengan temperatur sekitar 77oC dilewatkan ke purifier ini. Filter (Strainer) • Fungsi dari strainer adalah untuk menyaring kotoran dan partikel‐partikel kecil yang ada dalam minyak pelumas. SYSTEM MINYAK PELUMAS
  • 63.
  • 64. 2. KOMPONEN UTAMA TURBIN UAP Start-stop Turning Gear: • Fungsi TG adalah untuk menjaga rotor turbine agar tidak lendut (bengkok) terutama saat turbin shutdown. • Turning gear distart setelah Turbine stop dan speed Rotor sudah 0 RPM. • Turning gear bisa distop apabila temp inner shell Turbine kurang dari 150 o C. • Sebelum turbin dioperasikan maka TG diStart minimal 4 jam sebelum turbine rolling TURNING GEAR • Turning gear (TG) dipasang pada kotak bearing belakang. • Jika speed Rotor lebih besar daripada speed Turning gear maka Turning gear akan lepas dari posisi kerjanya. • Speed Turning gear tersebut adalah : 3 - 6 RPM. TURNING GEAR TURNING GEAR
  • 65. Kondensor Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap keluaran turbin. Uap setelah memutar turbin langsung mengalir menuju kondensor untuk diubah menjadi air (dikondensasikan), hal ini terjadi karena uap bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang didalamnya dialiri oleh air pendingin. Oleh karena kondensor merupakan salah satu komponen utama turbin yang sangat penting, maka kemampuan kondensor dalam mengkondensasikan uap keluaran turbin harus benar–benar diperhatikan, sehingga perpindahan panas antara fluida pendingin dengan uap keluaran turbin dapat maksimal dan pengkondensasian terjadi dengan baik.
  • 66. •Agar uap dapat bergerak turun dengan lancar dari sudu terakhir turbin, maka vakum kondensor harus dijaga. Dengan adanya vakum dikondensor maka tekanan udara pada kondensor menjadi rendah. Dengan tekanan yang lebih rendah tersebut maka uap akan bergerak dengan mudah menuju kondensor. •Akibat kondensasi ini sisi uap kondensor termasuk hotwell berada pada kondisi vacuum. Kondensor
  • 67. • Proteksi terhadap tekanan pelumas rendah. • Proteksi terhadap dorongan axial lebih. • Proteksi terhadap vacuum rendah. • Proteksi terhadap putaran lebih. • Proteksi terhadap vibrasi. • Proteksi terhadap high defferential expansion. • dll Sistem Proteksi Turbin
  • 68. 1. Emergency Trip by Operator ( Hand PB) 2. Emergency Trip by Over Speed (Mechanical)  Bila Putaran TB mencapai 111 – 112 % (3330 – 3360) rpm maka bandul spidel bergerak keluar secara centrivogal akan menyentuh mekanis trip oil turbin 3. Electro megnetis Trip Solenoid Valve yang dikerjakan oleh :  Over speed 109 –110% (Electrical)  Bearing Vibration High  Thrust Brg Press High  Brg Lub Oil Press Low  Brg Metal Temp High  Lub Oil Return Temp High  Hydraulic Press Low  Condensor Vacuum Low  DEH trouble  dll • MSV, RSV “ Close “ • Gov CV “ Close “ • Ext RV “ Close “ TURBINE PROTECTION SYSTEM TURBIN TRIP SISTEM MEMEILIKI 3 MACAM SBB :
  • 70. PENYEBAB KERUSAKAN 57 MECHANICAL FAILURE OPERATION INSTALLATION MANUFACTURE DESIGN CAUSE MAINTENANCE THERMAL TRANSIENT OPERATOR FAILURE OF OTHER SYS EQUIPMENT EXCESSIVE TESTING POOR TURBIN- BOILER COORDINATION EXCESSIVE THERMAL CHANGE RATE EXCESSIVE LOADING RATE INCORRECT STARTUP AND SHUT DOWN METHODES EXCESSIVE START UP RATE POOR SYNCHRONIZING PROCEDURES DEBRIS CARRIED INTO STEAM PATH POOR STEAM CONDITION CONTROL EXCESSIVE STEAM PASSED THROUGH TURBINE LACK OF SYSTEM CONTROL EXCESSIVE VALVE TESTING EXCESSIVE OVER SPEED TESTING
  • 71. SIKLUS STRESS TURBIN Pada komponen yang cukup tebal akan timbul thermal stress pada Saat Start / Stop akibat terjadinya gradien tempt.di bag.dalam dan luar Konsentrasi tegangan sering timbul pada disc root area. 58 FREQ. START / STOP LOAD VARIATION CYCLE THERMAL STRESS FATIQUE STRENGTH DETERIORATION CRACKING CRACKING OF DISC.ROOT CENTRE BORE AREA
  • 72. SOP PENGOPERASIAN TURBIN 1. Operator Lokal sebelum melakukan kegiatan dilapangan harus mematuhi aspek Keselamatan Kerja yaitu melengkapi diri dengan APD diantaranya sebagai berikut : 2. Peralatan Turbin Utama sebelum dioperasikan maka harus dilakukan pemeriksaan dan persiapan alat bantu terlebih dahulu. Pemeriksaan mencakup kondisi alat apakah dalam pemeliharaan (di tagging) atau kondisi stand by 3. PTW semua sudah release 4. Koordinasi dg P3B perkiraan unit akan masuk jaring jaring 3. SOP Pengoperasian
  • 73. 3. Persiapan pengoperasian Turbin Utama dilakukan sesuai “Checklist “ antara lain :  Pastikan bahwa sudah tidak ada pekerjaan pemeliharaan di Turbin  Kesiapan Sarana keselamatan kerja  Sistem Pelumasan dan hydroulic oil control  Sistem air pendingin Open Cycle  Sistem air pendingin Close Cycle  Kesiapan Vacuum Pump / Vacuum Ejector  Kesiapan Turning Gear  Kesiapan Gland Steam System  Megger Motor & Sumber tenaga listrik  Sistem kontrol Instrument (TSI) dan alat ukur  Tentukan pola Start Turbine dengan pedoman “ Metal temp lower casing” : • Cold Start Up • Warm Star Up • Hot Start Up • Very Hot Start Up < 150 ᵒC > 150 – 250 ᵒC > 250 – 350 ᵒC > 350 ᵒC SOP PENGOPERASIAN TURBIN 3. SOP Pengoperasian
  • 74. Steam Condition 3. SOP Pengoperasian NO Mode Start Up Steam Condition Casing Metal Temperature 1 Cold Start 2.45 Mpa - 340 °C < 150 °C 2 Warm start 3.55 Mpa - 380 °C >150 ~ 250ºC 3 Hot start 6 Mpa - 450 °C >250 ~ 350ºC 4 Very hot start 6 Mpa- 460 °C >350ºC MISMATCH Perbedaan temperature uap masuk Turbin (uap setelah Governor valve) dengan temperature initial Rotor metal Turbine Selain persiapan yang disebutkan diatas dalam melaksanakan Start Up Turbin hal penting yang harus diperhatikan adalah kondisi uap yang akan dimasukkan ke turbin (harus uap kering/ Super heat). Temperature dan tekanan uap yang akan dimasukkan turbin harus memperhatikan turbine metal temperature. Lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
  • 75. • Pelaksanaan Start Turbin dikendalikan dan dikomando dari CCR. Operator CCR & Operator lokal selalu berkoordinasi dalam setiap melakukan langkah pekerjaan. Operator CCR maupun Lokal bertanggung jawab atas peralatan yang ada dilingkup tugasnya masing – masing. • Sebelum melakukan Start Turbine yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah semua alat bantu turbin sebagaimana yang tertuang dalam check list diatas • Pelaksanaan start masing – masing alat bantu turbin mengikuti Instruksi Kerja (IK) yang berlaku. • Turning gear agar dioperasikan minimal 4 jam sebelum turbin rolling • Setelah semua alat bantu turbin dioperasikan maka harus diperhatikan penunjukan parameter masing – masing karena banyak indikator parameter yang harus memenuhi standar nilai sehingga syarat “Turbine Permite/ Turbine Reset “ dapat dipenuhi • Petunjuk Start up turbine biasanya oleh pabrikan telah dituangkan dalam Manual Operation yang berbentuk narasi maupun berbentuk Curve Start Up Turbine, Contoh terlampir 4. Pelaksanaan Start 3. SOP Pengoperasian
  • 76. Heat Recovery Steam Generator (HRSG) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang suatu unit turbin gas untuk memanaskan air dan mengubahnya menjadi uap, dan kemudian uap tersebut dipergunakan untuk menggerakkan turbin uap. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)
  • 77. Bagian Utama Heat RecoverySteam Generator Preheater Preheater adalah pemanas awal air yang dipompakan dari kondensor sebelum masuk tangki air umpan (feed water tank). Pada HRSG, preheater bertujuan menaikan suhu sebelum masuk tangki air umpan yang nantinya akan diteruskan ke ekonomiser. Preheater ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari HRSG itu sendiri. Letak Preheater berada pada bagian akhir atau paling atas dari HRSG untuk menyerap energi terendah dari gasbuang. Evaporator Evaporator merupakan elemen HRSG yang berfungsi untuk mengubah air hingga menjadi uap jenuh, pipa-pipa evaporator pada ketel uap biasanya terletak pada lantai (water floor) dan juga pada dinding (water wall). Evaporator akan memanaskan uap air yang turun dari drum uap (steam drum) yang masih dalam fase cair agar berbentuk uap jenuh sehingga bisa diteruskan menuju superheater. Uap bercampur air mengalir di pipa-pipa evaporator menuju drum uap. Pada drum uap terjadi pemisahan antara uap dengan air, yang disebabkan perbedaan massa jenis
  • 78. Ekonomiser Ekonomiser terdiri dari pipa pipa air yang ditempatkan pada lintasan gas asap setelah pipa evaporator. Pipa-pipa ekonomiser dibuat dari bahan baja atau besi tuang yang sanggup untuk menahan panas dan tekanan tinggi. Ekonomiser berfungsi untuk memanaskan air pengisi sebelum memasuki steam drum dan evaporator sehingga proses penguapan lebih ringan dengan memanfaatkan gas buang dari HRSG yang masih tinggi sehingga memperbesar efisiensi HRSG karena dapat memperkecil kerugian panas pada HRSG tersebut. Air yang masuk pada evaporator sudah pada temperatur tinggi sehingga pipa-pipa evaporator tidak mudah rusak karena perbedaan temperatur tidak terlalutinggi. Superheater Superheater merupakan alat yang berfungsi untuk menaikan temperatur uap jenuh sampai menjadi uap panas lanjut (superheat vapour). Uap panas lanjut bila digunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak akan mengembun, sehingga mengurangi timbulnya bahaya yang disebabkan terjadinya pukulan balik atau back stroke yang diakibatkan mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum di tempat yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Superheater ditempatkan pada daerah aliran gas asap yang bertemperatur tinggi.
  • 88. 88
  • 89. 89
  • 90. 90
  • 91. 91
  • 92. FIRST STAGE TEMP. VS LOAD 92
  • 93. 93
  • 94. 94
  • 95. KALKULASI MSP & MST UNTUK HP & IP 95
  • 97. 5. Pemantauan Normal Operasi • Selama proses Start Up Turbin operator Lokal maupun CCR harus selalu mengamati dan memperhatikan semua para meter terutama Vibrasi, Shell Expantion, Bearing temperatur, Sistem pelumas, Cond Vacuum dll. • Pada saat rolling turbin terutama pada Cold Star harus diperhatikan tahapan speed up. Putaran turbin tidak langsung dinaikkan ke 3000 rpm (FSNL) akan tetapi ada speed hold pada putaran tertentu hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya termal stress pada rotor & stator turbin (speed heat shock) dan jangan menahan turbin pada putaran kritis • Setelah mencapai putara FSNL ( 3000 rpm) tunggu beberapa waktu untuk pemerataan panas dan selanjutnya dilakukan persiapan synchrone generator. • Setelah generator synchrone dengan jaring – jaring maka kenaikan beban juga diatur bertahap sambil mengamati semua para meter yang ada. Bila ada indikasi kelainan parameter maupun kondisi fisik dilokal maka kenaikan beban jangan dilanjutkan segera lakukan tindakan dan koordinasi dengan pihak terkait. 3. SOP Pengoperasian
  • 98. 5. Pemantauan Normal Operasi • Selain pengamatan diatas, selama proses operasi CCR harus selalu mengamati dan memperhatikan tekanan dan temperatur uap masuk turbin ( harus memenuhi kriteria uap kering / Super heat ). • Apabila terjadi uap basah masuk keturbin maka akan dapat merusak sudu – sudu turbine, seperti gb berikut : 3. SOP Pengoperasian Terjadi abrasi di sudu sudu Turbin
  • 99. 6. Prosedur STOP a) Perijinanan dan Koordinasi : Pekerjaan Shut down turbine (Shutdown unit) pekerjaan yang jarang dilakukan, biasanya dilakukan kalau ada perbaikan yang sangat urgent atau karena jam periode operasi sudah tercapai. Karena menyangkut kecukupan suplai daya kekonsumen maka shutdown unit harus direncanakan dengan matang dan dikoordinasikan dengan PLN Dispatcher b) Pelaksanaan : • Setelah mendapat ijin dari PLN Dispatcher maka Shutdown turbin akan dilaksanakan mengikuti petunjuk Instruksi Kerja yang berlaku. Beban diturunkan bertahap dengan rate MW/menit sesuai kemampuan boiler. • Pada beban 25% lakukan Change Over Aux.Power • Sebelum lepas jaring – jaring lakukan Start HP Oil Pump • Setelah beban ± 3% lakukan lepas jaring – jaring (52G Open) Stop => MSV Close, Gov CV Close, Turbine Speed turun • Lakukan Turbine menuju 0 rpm • Lakukan Start AC OP dan Stop HP OP • Pada putaran ± 1000 rpm lakukan Vacuum break open • Pada putaran 0 rpm Turning Gear Start • Turning Gear Stop setelah 1st metal temp < 150 • Selesai 3. SOP Pengoperasian
  • 102. 1. Emergency Trip by Operator ( Hand PB) 2. Emergency Trip by Over Speed (Mechanical)  Bila Putaran TB mencapai 111 – 112 % (3330 – 3360) rpm maka bandul spidel bergerak keluar secara centrivogal akan menyentuh mekanis trip oil turbin 3. Electro megnetis Trip Solenoid Valve yang dikerjakan oleh :  Over speed 109 –110% (Electrical)  Bearing Vibration High  Thrust Brg Press High  Brg Lub Oil Press Low  Brg Metal Temp High  Lub Oil Return Temp High  Hydraulic Press Low  Condensor Vacuum Low  DEH trouble  dll • MSV, RSV “ Close “ • Gov CV “ Close “ • Ext RV “ Close “ TURBINE TRIP SYSTEM TURBIN TRIP SISTEM MEMEILIKI 3 MACAM SBB :
  • 103. Kelainan Operasi Kelainan operasi merupakan suatu data hasil pengukuran operasi yang nilainya menyimpang dari standar yang ada pada manual. • Jika hasil pengukuran menunjukkan nilai melebihi batas maksimum atau minimum maka Unit akan terjadi alarm dan kalau tidak segera dilakukan penanganan maka bisa berakibat Unit Trip. • Operator bertugas menjaga agar semua penunjukan parameter pengukuran selalu berada dalam batas nilai yang sesuai dengan standar pada manual ( SOP ). • Sebagai operator harus peka terhadap kondisi kelainan operasi suatu mesin. Karena tidak semuanya bisa tunjukkan dalam suatu indikator parameter. Misalnya kelainan : Suara, Bau, Vibrasi, Getaran, Temperature, Kebocoran, Perubahan Warna dll • Jika ada penyimpangan/ ketidak normalan maka segera dilakukan tindakan preventive dan kalau tidak bisa agar diibuatkan laporan yang berisikan laporan gangguan / kerusakan operasi.
  • 104. Identifikasi Gangguan Peringatan terhadap adanya gangguan secara umum ditampilkan oleh munculnya alarm di panel/ DCS. Namun sebagai Operator Lokal juga harus punya pedoman batasan – batasan operasi yang diijinkan (batasan operasi tidak perlu dihafal sebaknya dimasukkan kolom tersendiri didalam Logsheet). Sehingga bila mengetahui penujukan Indikator parameter melebihi batasan yang ditentukan segera ambil tindakan mengindentifikasi penyebab terjadinya penyimpangan tersebut Parameter operasi Turbin yang sangat penting antara lain : ⚫ Tekanan minyak pelumas bearing ⚫ Temp minyak pelumas bearing ⚫ Tekanan minyak hydroulic ⚫ Bearing temp ⚫ Bearing Vibrasi ⚫ Vacuum Condenser ⚫ Turbine Exhouse temp ⚫ Shell expantion ⚫ dll
  • 105. Tindakan & Laporan 1. Setelah mengetahui jenis gangguannya maka segera lakukan tindakan penormalan dan koordinasikan dengan Spv dan Operator Lokal maupun CCR 2. Utamakan keselamatan Unit sehingga jangan sampai terjadi trip meskipun tindakan penyelamatan unit tersebut harus menurunkan beban yang cukup besar. 3. Setelah unit normal laporkan dan jelaskan ke Dispacher alasan menurunkan beban tersebut. 4. Buat laporan lisan maupun tertulis kronologi gangguan tersebut ke Dispatcher dan pihak – pihak terkait meliputi : • Jenis gangguan • Waktu terjadinya gangguan • Penyebab terjadinya gangguan • Dampak gangguan tersebut • Evaluasi / rekomendasi