SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Kuliah 7 - K3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K 3 )
KESEHATAN KERJA
Kuliah 7 - K3
Kuliah 7 - K3
Kuliah 7 - K3
Kuliah 7 - K3
Kuliah 7 - K3
PENGERTIAN KESEHATAN KERJA
(MENURUT ILO DAN WHO)
Kesehatan kerja adalah aspek / unsur kesehatan
yang erat bertalian dengan lingkungan kerja dan
pekerjaan yang secara langsung / tak langsung
dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.
Kuliah 7 - K3
TUJUAN KESEHATAN KERJA
1. Melaksanakan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan sosial semua pekerja yang setinggi tingginya, disemua
lapangan kerja.
2. Mencegah pekerja dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja
3. Melindungi pekerja terhadap semua faktor resiko bahaya kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologinya.
Kuliah 7 - K3
Fokus utama kesehatan kerja
ditujukan untuk :
1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang menjamin
keselamatan dan kesehatan.
3. Pembentukan organisasi dan budaya kerja, yang menciptakan
suasana sosial positif, melancarkan pekerjaan dan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Kuliah 7 - K3
Kuliah 7 - K3
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan
produktivitas Tenaga kerja
A. Beban kerja
B. Beban tambahan dari lingkungan Kerja
C. Kapasitas kerja
Untuk mendapatkan derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal dan
produktivitas kerja yang tinggi, maka ketiga faktor itu harus dalam
keseimbangan yang serasi
Kuliah 7 - K3
A. BEBAN KERJA
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya.
Beban kerja dibagi menjadi :
 Beban fisik : mengangkat, memikul, panas/dingin, dll, dialami
pekerja.
 Beban mental : target penjualan, target keuntungan perusahaan
dialami para manajer, pengusaha.
 Beban sosial : tuntutan kesejahteraan, keamanan, kesehatan
dialami pengusaha dan pekerja .
Kuliah 7 - K3
B. Beban tambahan dari lingkungan Kerja
Beban dari lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan
pekerja adalah :
 Faktor fisik, berupa :
1. Suara / kebisingan
2. Suhu / iklim : suhu panas, suhu Dingin
3. Radiasi
4. Tekanan udara
5. Penerangan
6. Getaran
Kuliah 7 - K3
Beban tambahan dari lingkungan kerja (lanjutan)
 Faktor kimia
1. Gas dan uap
2. Partikel / aerosol : Debu, kabut, awan, asap.
3. Cairan / pelarut
 Faktor biologik
Berupa virus, bakteri, jamur, serangga, cacing, parasit, binatang
buas, tumbuhan beracun, dll.
Kuliah 7 - K3
Beban tambahan dari ligkungan kerja ( lanjutan)
 Faktor fisiologik (ergonomik)
Faktor yang mempengaruhi keserasian antara pekerja dgn pekerjaannya
(cara kerja, posisi kerja, alat kerja, beban kerja).
Ketidakserasian dapat menimbulkan kecelakaan kerja :
sakit otot, sakit pinggang, cedera punggung, dll.
 Faktor mental psikologi
Berupa kondisi atau hubungan kerja kurang baik.
Sifat pekerjaan : monoton, tidak sesuai bakat, kesejahteraan kurang, Dll.
Faktor ini selain menurunkan produktivitas, juga dapat menimbulkan
penyakit-penyakit psikosomatik.
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
1. Lingkungan
Kimia
A. Kontaminasi
udara, partikel-2,
Uap / gas
B. Kekurangan
Oksigen
C. Kontak
Debu mineral
Bahan-2 kimia
Macam-2 gas
Berbahaya,
uap
Pneumoconiosis
Keracunan
Industri
Anoksia (tanpa
Oksigen)
Penyakit kulit
Pertambangan,
Keramik,
Industri cor logam
Bekerja di
dalam lubang,
Tangki-2, dsb
Berendam,
Pengecatan, dsb
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
2. Lingkungan
fisik
A. Kelembaban dan
suhu, tidak normal
B. Tekanan atmosfer yg
tidak normal
C. Gelombang suara Batas ambang
pendengaran
Batas ambang
ultrasonik
Heat stroke,
Radang dingin
Beku, dsb
Penyakit pada
Penyelam (diver’s
Disease)
Kurang / kehilangan
Pendengaran
Suara bising di telinga,
Muntah, sakit Kepala
Bekerja di Dapur api,
bekerja pd suhu
Dingin,dsb
Pekerja bawah air
( las, konstruksi bawah
air ), dsb
Berbagai jenis
Industri (pertenunan,
pembangkit listrik,
penggergajian
kayu/logam)
Kerja yg menggunakan
Perlengkapan
Ultrasonik
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
2. Lingkungan
Fisik
D. Getaran
E. Gelombang
elektromagnetik,
sinar radioaktif
Getaran pd sebagian
tubuh
Getaran seluruh
Tubuh
Gelombang-2
Mikro
Sinar-sinar infra
Merah
Penyakit
Raynaud’s, sindroma
Bahu-lengan leher
Gangguan pencernaan
Dsb
Katarak, Peningkatan
Temperatur Tubuh
Katarak,
Centraphose
Alat-alat yg
Bergetar, misal
Pelubang kertas
Pengoperasian
Forklift, traktor,
stamper.
Radar-radar, dsb
Pengeringan,
Pelapisan, dsb
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
2. Lingkungan
fisik
E. Gelombang
elektromagnetik,
Sinar radioaktif
Sinar laser
Mendekati sinar-2
ultraviolet
Sinar-sinar
ultraviolet
Sinar x
Terbakarnya retina
kebutaan
Kemerahan di kulit
Radang kornea
mata (keratitis)
Bahaya sinar x
Penandaan,
pengukuran jarak,
Pengerjaan logam,
dsb
Penggunaan
sumber-2 cahaya
khusus, dsb
Pengelasan.
Penggunaan cahaya
utk sterilisasi
Pengobatan di
bidang kedokteran,
tes-2 yg tdk
Merusak
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
2. Lingkungan
Fisik
E. Gelombang
Elektromagnetik,
Sinar Radioaktif
Sinar-sinar alfa
Sinar-sinar
Gamma
Sinar-sinar beta
Sinar-sinar
Neutron
Bahaya-bahaya
Radiasi ionisasi
Penanganan
bahan Bahan
radioaktif, Tes-tes
yg tdk Merusak,
dsb
Kuliah 7 - K3
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kondisi
Lingkungan
Faktor-2
Berbahaya
Jenis
Gangguan
Dsb
Kerja
Yang
Dicakup
3. Kondisi kerja
A. Jenis kerja
B. Kondisi kerja
Tugas bergilir,
tugas malam hari
Kerja yg tdk
teratur, kerja yg
statis, kerja yg
monoton, dsb
Posisi kerja,
Intensitas kerja,
Lama kerja
Kelelahan fisik
mental, emosi yg
tidak stabil,
Penyakit psikis,dsb
Sindrom bahu –
Lengan – leher,
Pegal punggung
Tugas jaga, pengendali
lalu lintas udara, dsb
Operator jahit,
operator pada ban
berjalan, operator
komputer, dsb
Kuliah 7 - K3
C. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja seseorang dipengaruhi oleh :
1. Keterampilan
2. Kesegaran jasmani dan rohani
3. Kondisi kesehatan
4. Tingkat gizi
5. Jenis kelamin
6. Umur
7. Ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)
Kuliah 7 - K3
Usaha pencegahan dan pengendalian
penyakit akibat kerja
A. Optimalisasi beban kerja.
B. Menghilangkan atau mengurangi beban tambahan dari
lingkungan Kerja.
C. Meningkatkan kapasitas kerja.
Kuliah 7 - K3
A. OPTIMALISASI BEBAN KERJA
Program kesehatan kerja yang diperlukan dalam
optimalisasi beban kerja ini adalah :
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Psikologi kerja
3. Ergonomi
Kuliah 7 - K3
B. Mengurangi beban tambahan dari lingkungan
kerja
1. Identifikasi dan evaluasi faktor bahaya
Identifikasi merupakan langkah pertama dalam pengendalian setiap
faktor bahaya.
Identifikasi faktor bahaya dilakukan dengan cara mengetahui :
a. Bahan yang digunakan, produk dihasilkan, hasil antara, dan lain-
lain.
b. Proses kerja : jenis peralatan, mesin, teknologi yang digunakan.
Kuliah 7 - K3
Mengurangi beban … (lanjutan)
2. Usaha pengendalian teknis
Tujuannya untuk menghilangkan atau menurunkan tingkat pemaparan
kepada pekerja sampai tingkat yang aman.
Usaha pengendalian teknis terdiri dari :
A. Mengurangi faktor bahaya seperti :
• Asbes biru [crocidolite] dilarang digunakan di seluruh dunia
sejak 1986
* Arsen ----- dari pestisida
Kuliah 7 - K3
Mengurangi beban … (lanjutan)
B. Substitusi .
Mengganti dgn bahan yang tidak atau kurang berbahaya seperti :
• Roda gerinda yang terbuat dari batu pasir diganti dengan silikon
karbida atau boron nitrida
• Pada abrasive blasting, batu pasir diganti dengan steel shot atau
alumina
• Benzena diganti dengan toluene
Kuliah 7 - K3
Mengurangi beban … (lanjutan)
C. Perubahan proses :
Untuk mencegah timbulnya faktor bahaya di lingkungan kerja,
seperti :
 Proses dengan gas dan uap dengan sistem tertutup.
 Supresi pembentukan debu dengan cara basah : Menyemprotkan atau
mengalirkan air pada tempat pembentukan debu
D. Isolasi sumber bahaya
E. Ventilasi
F. Penggunaan alat pelindung diri
G. Kebersihan dan pemeliharaan tempat kerja
H. Hygiene perorangan
Kuliah 7 - K3
C. Meningkatkan kapasitas kerja
1. Meningkatkan ketrampilan kerja, dengan memberikan pendidikan
dan latihan kepada pekerja
2. Meningkatkan kesehatan tenaga kerja
3. Meningkatkan gizi tenaga kerja
4. Menerapkan gerakan hidup sehat, yang mencakup :
 Kesegaran jasmani
 Program berhenti merokok
 Manajemen stress dll
5. Penerapan ergonomi di tempat kerja.
6. Meningkatkan motivasi dan
dedikasi tenaga kerja
Kuliah 7 - K3
PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN
PENEMPATAN KERJA
Kuliah 7 - K3
PELAYANAN DAN FASILITAS KESEHATAN
a. Pelayanan Kesehatan Kerja, meliputi:
 Pemeriksaan kesehatan badan awal, berkala dan khusus
 Pengobatan, perawatan, vaksinasi, dan imunisasi
 Asuransi Kesehatan.
 Pendidikan Kesehatan kepada Tenaga Kerja
 Penyelenggaraan Makanan
 Fasilitas Keluarga Berencana
Kuliah 7 - K3
b. Fasilitas Kesehatan:
 Sarana Kesehatan : Balai Pengobatan, Poliklinik, Pelengkapan
P3K
 Tenaga Kesehatan: Dokter dan Para Medis
c. Fasilitas Sanitasi:
 WC, Kamar madi
 Tempat Cuci tangan
 Kantin
 Tempat istirahat dan pertemuan
PELAYANAN DAN FASILITAS KESEHATAN (Lanjutan )
Kuliah 7 - K3
d. Persyaratan Jenis dan Jumlah Sarana Sanitasi
Jumlah
Karyawan
Jumlah
Wastafel
Jumlah
Jamban
Jumlah
Peturasan
1-15 1 1 1
16-30 2 2 2
31-45 3 3 3
46-60 4 4 4
61-80 5 5 5
81-100 6 6 6
 Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban
dan 1 peturasan.
 Toilet untuk karyawan perempuan terpisah dari toilet untuk karyawan
pria.
Sumber: Keputusan Menkes RI No. 261/MENKES/SK/II/1998
Kuliah 7 - K3
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
Kuliah 7 - K3
PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA (Lanjutan )
Kuliah 7 - K3
DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA ( Lanjutan )
Standar Daftar Penyakit Akibat Kerja Yang Harus Dilaporkan
Kuliah 7 - K3
DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA
Standar Daftar Penyakit Akibat Kerja Yang Harus Dilaporkan
Kuliah 7 - K3
METODA DIAGNOSTIK PENYAKIT AKIBAT KERJA
a. Metoda Diagnostik
Diagnosa penyakit akibat kerja adalah untuk membuktikan bahwa penyakit atau
kecelakaan yang terjadi adalah akibat faktor lingkungan kerja atau karena
pekerjaannya.
Diagnosis antara lain dilakukan dengan cara:
1. Anamnesa Penyakit dan Riwayat Pekerjaan.
Riwayat penyakit ditanyakan mulai dari timbulnya gejala dini sampai timbulnya sakit,
untuk melihat hubungan antara penyakit yang diderita antara cara kerja maupun
dengan tempat kerja. Riwayat pekerjaan yang ditanyakan adalah pekerjaan utama dan
pekerjaan tambahan saat ini dan masa lalu.
2. Pemeriksaan klinis dan foto rontgen
Dicari tanda-tanda yang khas untuk suatu penyakit atau sindroma yang disebabkan oleh
faktor-faktor penyakit akibat kerja.
Kuliah 7 - K3
3. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi pemeriksaan urin, darah dan tinja ataupun kuku dan rambut.
Dengan pembuktian adanya penyebab secara kualitatif dan kuantitatif pada batas-batas
tertentu, diagnosis penyakit kerja sudah dapat dipastikan.
4. Pemeriksaan Tempat Kerja
Pemeriksaan dilakukan dengan pengukuran kualitatif bahan & faktor lingkungan kerja.
Kadar bahan & faktor lingkungan kerja yang melebihi persyaratan yang sudah ditentukan,
merupakan indikasi ke arah diagnosis.
5. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dari timbulnya gejala penyakit
Biasanya gejala penyakit akibat kerja akan berkurang atau bahkan hilang bila penderita b
berhenti bekerja. Hal ini disebabkan karena pemaparan kerja (occupational exposure)
diputuskan atau dihilangkan.
Kuliah 7 - K3
b. Diagnosis diferensial
Penyakit akibat kerja harus dibedakan dengan penyakit umum, mengingat pada
keduanya biasanya mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang mirip, misalnya
mual-mual, muntah, diare, pusing, anemia, batuk dermatitis dll.
c. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pada sektor perindustrian (formal) penyakit-penyakit akibat kerja dapat dicegah bila
ada saling pengertian, kemauan dan kerja sama yang baik antara pimpinan atau
pemilik perusahaan dan pekerjanya. Kegiatan atau cara pencegahan penyakit akibat
kerja antara lain terdiri dari:
Pengendalian melalui peraturan atau perundang-undangan, organisasi,
teknis (engineering control) dan jalur kesehatan.
Kuliah 7 - K3
MACAM PEMERIKSAAN KESEHATAN
(PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI No.PER.02/MEN/1980)
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.
 Pre placement health examination
 Pre employment health examination
2. Pemeriksaan kesehatan berkala.
 Periodik health examination
 Annual health examination
3. Pemeriksaan kesehatan khusus.
 Special health examination
Kuliah 7 - K3
Ad. 1. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA.
Tujuan :
- Tenaga kerja yg diterima harus dlm kondisi kesehatan yg setinggi-tingginya
- Tidak mempunyai penyakit menular
- Penyesuaian dengan jenis pekerjaan yg dilakukan
Pemeriksaan ini meliputi :
1. Pemeriksaan fisik lengkap
2. Pemeriksaan rontgen paru-paru dan laboratorium
3. Pemeriksaan psiko tes
4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Kuliah 7 - K3
Ad. 2. PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
Tujuan :
- Untuk menilai efektifitas usaha pencegahan yg telah dilakukan oleh
perusahaan
- Untuk mengidentifikasi sedini mungkin kemungkinan adanya gangguan
kesehatan pada pekerja oleh karena pekerjaan/lingkungan kerja.
Pemeriksaan ini meliputi :
1. Pemeriksaan fisik lengkap
2. Pemeriksaan rontgen paru-paru dan laboratorium
3. Pemeriksaan psiko tes
4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Kuliah 7 - K3
Ad.3. PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS
Tujuan :
- Untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu
Pemeriksaan dilakukan terhadap :
1. TK yg telah mengalami kecelakaan / P.A.K sehingga memerlukan
perawatan > 2 minggu.
2. TK berusia diatas 40 tahun, Tk wanita dan Tk cacat, serta Tk muda yg
melakukan pekerjaan tertentu.
3. TK yg terdapat dugaan gangguan kesehatan/penyakit tertentu.
4. TK yang akan pensiun (ada / tidak adanya gangguan kesehatan akibat
kerja).
Kuliah 7 - K3
Klasifikasi hasil pemeriksaan dan penempatan kerja.
a. Baik sekali (sehat dan tidak ada cacat) dapat bekerja apapun.
b. Baik (ada cacat kecil dapat dikoreksi) dapat bekerja. Misal ditemukan :
caries gigi, koreksi mata.
c. Baik hanya untuk pekerjaan tertentu, mempunyai kekurangan /
kecacatan yang dapat mempengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit
diperbaiki : hernia, sakit jantung, diabetes, buta warna.
d. Tidak baik (punya penyakit yang membahayakan) tidak dapat dipekerjakan.
Misal : penyakit rohani / jiwa, epilepsi, TBC.
Kuliah 7 - K3
INDIKATOR KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN KERJA
Bagi manajemen perusahaan :
1. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit.
2. Menurunnya biaya kesehatan.
3. Meningkatnya efisiensi & produktivitas.
4. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan
pekerja di tempat kerja.
5. Citra positif (tempat kerja yg maju dan peduli kesehatan) / meningkatnya
moral staff.
Kuliah 7 - K3
INDIKATOR KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN KERJA (lanjutan)
Bagi pekerja :
1. Meningkatnya semangat kerja
2. Meningkatnya percaya diri
3. Menurunnya stress
4. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
5. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
sekitar
Kuliah 7 - K3
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

More Related Content

What's hot (14)

K3rs ps
K3rs psK3rs ps
K3rs ps
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
 
283358892 soal-dan-jawaban-k3lh-pdf
283358892 soal-dan-jawaban-k3lh-pdf283358892 soal-dan-jawaban-k3lh-pdf
283358892 soal-dan-jawaban-k3lh-pdf
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 
manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3manajemen sumber daya manusia K3
manajemen sumber daya manusia K3
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
Posisi, Peran, Fungsi & Tujuan K3
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA Makalah  swaludin AKPER PEMKAB MUNA
Makalah swaludin AKPER PEMKAB MUNA
 
K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)K3LH presentasion (yuliana)
K3LH presentasion (yuliana)
 
Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3Inisiasi 8 new k3
Inisiasi 8 new k3
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 

Similar to 250758 stmi kuliah 7 k3- kesehatan kerja

Similar to 250758 stmi kuliah 7 k3- kesehatan kerja (20)

Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
Makalah swaludin (2)
Makalah  swaludin (2)Makalah  swaludin (2)
Makalah swaludin (2)
 
Makalah swaludin
Makalah  swaludinMakalah  swaludin
Makalah swaludin
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
ERGONOMI.ppt
ERGONOMI.pptERGONOMI.ppt
ERGONOMI.ppt
 
sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs sanitasi DAN k3rs
sanitasi DAN k3rs
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
Keskerja
KeskerjaKeskerja
Keskerja
 
Prosedur Penerapan ERGONOMI DITEMPAT KERJA2.ppt
Prosedur Penerapan ERGONOMI DITEMPAT KERJA2.pptProsedur Penerapan ERGONOMI DITEMPAT KERJA2.ppt
Prosedur Penerapan ERGONOMI DITEMPAT KERJA2.ppt
 
PPT Pertemuan 1.ppt
PPT Pertemuan 1.pptPPT Pertemuan 1.ppt
PPT Pertemuan 1.ppt
 
Dasar-dasar Kesehatan TK & perundangan-undangan.ppt
Dasar-dasar Kesehatan TK & perundangan-undangan.pptDasar-dasar Kesehatan TK & perundangan-undangan.ppt
Dasar-dasar Kesehatan TK & perundangan-undangan.ppt
 
Materi k3
Materi k3Materi k3
Materi k3
 
1.Pengembangan-Karakter.pptx
1.Pengembangan-Karakter.pptx1.Pengembangan-Karakter.pptx
1.Pengembangan-Karakter.pptx
 
Shkk
ShkkShkk
Shkk
 
Etika Profesi
Etika ProfesiEtika Profesi
Etika Profesi
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 

Recently uploaded

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (13)

MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 

250758 stmi kuliah 7 k3- kesehatan kerja

  • 1. Kuliah 7 - K3 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K 3 ) KESEHATAN KERJA
  • 6. Kuliah 7 - K3 PENGERTIAN KESEHATAN KERJA (MENURUT ILO DAN WHO) Kesehatan kerja adalah aspek / unsur kesehatan yang erat bertalian dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung / tak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja.
  • 7. Kuliah 7 - K3 TUJUAN KESEHATAN KERJA 1. Melaksanakan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial semua pekerja yang setinggi tingginya, disemua lapangan kerja. 2. Mencegah pekerja dari gangguan kesehatan akibat kondisi kerja 3. Melindungi pekerja terhadap semua faktor resiko bahaya kesehatan 4. Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologinya.
  • 8. Kuliah 7 - K3 Fokus utama kesehatan kerja ditujukan untuk : 1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja dan kapasitas kerja 2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang menjamin keselamatan dan kesehatan. 3. Pembentukan organisasi dan budaya kerja, yang menciptakan suasana sosial positif, melancarkan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
  • 10. Kuliah 7 - K3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan produktivitas Tenaga kerja A. Beban kerja B. Beban tambahan dari lingkungan Kerja C. Kapasitas kerja Untuk mendapatkan derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal dan produktivitas kerja yang tinggi, maka ketiga faktor itu harus dalam keseimbangan yang serasi
  • 11. Kuliah 7 - K3 A. BEBAN KERJA Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban kerja dibagi menjadi :  Beban fisik : mengangkat, memikul, panas/dingin, dll, dialami pekerja.  Beban mental : target penjualan, target keuntungan perusahaan dialami para manajer, pengusaha.  Beban sosial : tuntutan kesejahteraan, keamanan, kesehatan dialami pengusaha dan pekerja .
  • 12. Kuliah 7 - K3 B. Beban tambahan dari lingkungan Kerja Beban dari lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan pekerja adalah :  Faktor fisik, berupa : 1. Suara / kebisingan 2. Suhu / iklim : suhu panas, suhu Dingin 3. Radiasi 4. Tekanan udara 5. Penerangan 6. Getaran
  • 13. Kuliah 7 - K3 Beban tambahan dari lingkungan kerja (lanjutan)  Faktor kimia 1. Gas dan uap 2. Partikel / aerosol : Debu, kabut, awan, asap. 3. Cairan / pelarut  Faktor biologik Berupa virus, bakteri, jamur, serangga, cacing, parasit, binatang buas, tumbuhan beracun, dll.
  • 14. Kuliah 7 - K3 Beban tambahan dari ligkungan kerja ( lanjutan)  Faktor fisiologik (ergonomik) Faktor yang mempengaruhi keserasian antara pekerja dgn pekerjaannya (cara kerja, posisi kerja, alat kerja, beban kerja). Ketidakserasian dapat menimbulkan kecelakaan kerja : sakit otot, sakit pinggang, cedera punggung, dll.  Faktor mental psikologi Berupa kondisi atau hubungan kerja kurang baik. Sifat pekerjaan : monoton, tidak sesuai bakat, kesejahteraan kurang, Dll. Faktor ini selain menurunkan produktivitas, juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit psikosomatik.
  • 15. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 1. Lingkungan Kimia A. Kontaminasi udara, partikel-2, Uap / gas B. Kekurangan Oksigen C. Kontak Debu mineral Bahan-2 kimia Macam-2 gas Berbahaya, uap Pneumoconiosis Keracunan Industri Anoksia (tanpa Oksigen) Penyakit kulit Pertambangan, Keramik, Industri cor logam Bekerja di dalam lubang, Tangki-2, dsb Berendam, Pengecatan, dsb
  • 16. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 2. Lingkungan fisik A. Kelembaban dan suhu, tidak normal B. Tekanan atmosfer yg tidak normal C. Gelombang suara Batas ambang pendengaran Batas ambang ultrasonik Heat stroke, Radang dingin Beku, dsb Penyakit pada Penyelam (diver’s Disease) Kurang / kehilangan Pendengaran Suara bising di telinga, Muntah, sakit Kepala Bekerja di Dapur api, bekerja pd suhu Dingin,dsb Pekerja bawah air ( las, konstruksi bawah air ), dsb Berbagai jenis Industri (pertenunan, pembangkit listrik, penggergajian kayu/logam) Kerja yg menggunakan Perlengkapan Ultrasonik
  • 17. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 2. Lingkungan Fisik D. Getaran E. Gelombang elektromagnetik, sinar radioaktif Getaran pd sebagian tubuh Getaran seluruh Tubuh Gelombang-2 Mikro Sinar-sinar infra Merah Penyakit Raynaud’s, sindroma Bahu-lengan leher Gangguan pencernaan Dsb Katarak, Peningkatan Temperatur Tubuh Katarak, Centraphose Alat-alat yg Bergetar, misal Pelubang kertas Pengoperasian Forklift, traktor, stamper. Radar-radar, dsb Pengeringan, Pelapisan, dsb
  • 18. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 2. Lingkungan fisik E. Gelombang elektromagnetik, Sinar radioaktif Sinar laser Mendekati sinar-2 ultraviolet Sinar-sinar ultraviolet Sinar x Terbakarnya retina kebutaan Kemerahan di kulit Radang kornea mata (keratitis) Bahaya sinar x Penandaan, pengukuran jarak, Pengerjaan logam, dsb Penggunaan sumber-2 cahaya khusus, dsb Pengelasan. Penggunaan cahaya utk sterilisasi Pengobatan di bidang kedokteran, tes-2 yg tdk Merusak
  • 19. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 2. Lingkungan Fisik E. Gelombang Elektromagnetik, Sinar Radioaktif Sinar-sinar alfa Sinar-sinar Gamma Sinar-sinar beta Sinar-sinar Neutron Bahaya-bahaya Radiasi ionisasi Penanganan bahan Bahan radioaktif, Tes-tes yg tdk Merusak, dsb
  • 20. Kuliah 7 - K3 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN Kondisi Lingkungan Faktor-2 Berbahaya Jenis Gangguan Dsb Kerja Yang Dicakup 3. Kondisi kerja A. Jenis kerja B. Kondisi kerja Tugas bergilir, tugas malam hari Kerja yg tdk teratur, kerja yg statis, kerja yg monoton, dsb Posisi kerja, Intensitas kerja, Lama kerja Kelelahan fisik mental, emosi yg tidak stabil, Penyakit psikis,dsb Sindrom bahu – Lengan – leher, Pegal punggung Tugas jaga, pengendali lalu lintas udara, dsb Operator jahit, operator pada ban berjalan, operator komputer, dsb
  • 21. Kuliah 7 - K3 C. Kapasitas kerja Kapasitas kerja seseorang dipengaruhi oleh : 1. Keterampilan 2. Kesegaran jasmani dan rohani 3. Kondisi kesehatan 4. Tingkat gizi 5. Jenis kelamin 6. Umur 7. Ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)
  • 22. Kuliah 7 - K3 Usaha pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja A. Optimalisasi beban kerja. B. Menghilangkan atau mengurangi beban tambahan dari lingkungan Kerja. C. Meningkatkan kapasitas kerja.
  • 23. Kuliah 7 - K3 A. OPTIMALISASI BEBAN KERJA Program kesehatan kerja yang diperlukan dalam optimalisasi beban kerja ini adalah : 1. Pemeriksaan kesehatan 2. Psikologi kerja 3. Ergonomi
  • 24. Kuliah 7 - K3 B. Mengurangi beban tambahan dari lingkungan kerja 1. Identifikasi dan evaluasi faktor bahaya Identifikasi merupakan langkah pertama dalam pengendalian setiap faktor bahaya. Identifikasi faktor bahaya dilakukan dengan cara mengetahui : a. Bahan yang digunakan, produk dihasilkan, hasil antara, dan lain- lain. b. Proses kerja : jenis peralatan, mesin, teknologi yang digunakan.
  • 25. Kuliah 7 - K3 Mengurangi beban … (lanjutan) 2. Usaha pengendalian teknis Tujuannya untuk menghilangkan atau menurunkan tingkat pemaparan kepada pekerja sampai tingkat yang aman. Usaha pengendalian teknis terdiri dari : A. Mengurangi faktor bahaya seperti : • Asbes biru [crocidolite] dilarang digunakan di seluruh dunia sejak 1986 * Arsen ----- dari pestisida
  • 26. Kuliah 7 - K3 Mengurangi beban … (lanjutan) B. Substitusi . Mengganti dgn bahan yang tidak atau kurang berbahaya seperti : • Roda gerinda yang terbuat dari batu pasir diganti dengan silikon karbida atau boron nitrida • Pada abrasive blasting, batu pasir diganti dengan steel shot atau alumina • Benzena diganti dengan toluene
  • 27. Kuliah 7 - K3 Mengurangi beban … (lanjutan) C. Perubahan proses : Untuk mencegah timbulnya faktor bahaya di lingkungan kerja, seperti :  Proses dengan gas dan uap dengan sistem tertutup.  Supresi pembentukan debu dengan cara basah : Menyemprotkan atau mengalirkan air pada tempat pembentukan debu D. Isolasi sumber bahaya E. Ventilasi F. Penggunaan alat pelindung diri G. Kebersihan dan pemeliharaan tempat kerja H. Hygiene perorangan
  • 28. Kuliah 7 - K3 C. Meningkatkan kapasitas kerja 1. Meningkatkan ketrampilan kerja, dengan memberikan pendidikan dan latihan kepada pekerja 2. Meningkatkan kesehatan tenaga kerja 3. Meningkatkan gizi tenaga kerja 4. Menerapkan gerakan hidup sehat, yang mencakup :  Kesegaran jasmani  Program berhenti merokok  Manajemen stress dll 5. Penerapan ergonomi di tempat kerja. 6. Meningkatkan motivasi dan dedikasi tenaga kerja
  • 29. Kuliah 7 - K3 PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PENEMPATAN KERJA
  • 30. Kuliah 7 - K3 PELAYANAN DAN FASILITAS KESEHATAN a. Pelayanan Kesehatan Kerja, meliputi:  Pemeriksaan kesehatan badan awal, berkala dan khusus  Pengobatan, perawatan, vaksinasi, dan imunisasi  Asuransi Kesehatan.  Pendidikan Kesehatan kepada Tenaga Kerja  Penyelenggaraan Makanan  Fasilitas Keluarga Berencana
  • 31. Kuliah 7 - K3 b. Fasilitas Kesehatan:  Sarana Kesehatan : Balai Pengobatan, Poliklinik, Pelengkapan P3K  Tenaga Kesehatan: Dokter dan Para Medis c. Fasilitas Sanitasi:  WC, Kamar madi  Tempat Cuci tangan  Kantin  Tempat istirahat dan pertemuan PELAYANAN DAN FASILITAS KESEHATAN (Lanjutan )
  • 32. Kuliah 7 - K3 d. Persyaratan Jenis dan Jumlah Sarana Sanitasi Jumlah Karyawan Jumlah Wastafel Jumlah Jamban Jumlah Peturasan 1-15 1 1 1 16-30 2 2 2 31-45 3 3 3 46-60 4 4 4 61-80 5 5 5 81-100 6 6 6  Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan.  Toilet untuk karyawan perempuan terpisah dari toilet untuk karyawan pria. Sumber: Keputusan Menkes RI No. 261/MENKES/SK/II/1998
  • 33. Kuliah 7 - K3 PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
  • 34. Kuliah 7 - K3 PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA (Lanjutan )
  • 35. Kuliah 7 - K3 DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA ( Lanjutan ) Standar Daftar Penyakit Akibat Kerja Yang Harus Dilaporkan
  • 36. Kuliah 7 - K3 DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA Standar Daftar Penyakit Akibat Kerja Yang Harus Dilaporkan
  • 37. Kuliah 7 - K3 METODA DIAGNOSTIK PENYAKIT AKIBAT KERJA a. Metoda Diagnostik Diagnosa penyakit akibat kerja adalah untuk membuktikan bahwa penyakit atau kecelakaan yang terjadi adalah akibat faktor lingkungan kerja atau karena pekerjaannya. Diagnosis antara lain dilakukan dengan cara: 1. Anamnesa Penyakit dan Riwayat Pekerjaan. Riwayat penyakit ditanyakan mulai dari timbulnya gejala dini sampai timbulnya sakit, untuk melihat hubungan antara penyakit yang diderita antara cara kerja maupun dengan tempat kerja. Riwayat pekerjaan yang ditanyakan adalah pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan saat ini dan masa lalu. 2. Pemeriksaan klinis dan foto rontgen Dicari tanda-tanda yang khas untuk suatu penyakit atau sindroma yang disebabkan oleh faktor-faktor penyakit akibat kerja.
  • 38. Kuliah 7 - K3 3. Pemeriksaan laboratorium Meliputi pemeriksaan urin, darah dan tinja ataupun kuku dan rambut. Dengan pembuktian adanya penyebab secara kualitatif dan kuantitatif pada batas-batas tertentu, diagnosis penyakit kerja sudah dapat dipastikan. 4. Pemeriksaan Tempat Kerja Pemeriksaan dilakukan dengan pengukuran kualitatif bahan & faktor lingkungan kerja. Kadar bahan & faktor lingkungan kerja yang melebihi persyaratan yang sudah ditentukan, merupakan indikasi ke arah diagnosis. 5. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dari timbulnya gejala penyakit Biasanya gejala penyakit akibat kerja akan berkurang atau bahkan hilang bila penderita b berhenti bekerja. Hal ini disebabkan karena pemaparan kerja (occupational exposure) diputuskan atau dihilangkan.
  • 39. Kuliah 7 - K3 b. Diagnosis diferensial Penyakit akibat kerja harus dibedakan dengan penyakit umum, mengingat pada keduanya biasanya mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang mirip, misalnya mual-mual, muntah, diare, pusing, anemia, batuk dermatitis dll. c. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada sektor perindustrian (formal) penyakit-penyakit akibat kerja dapat dicegah bila ada saling pengertian, kemauan dan kerja sama yang baik antara pimpinan atau pemilik perusahaan dan pekerjanya. Kegiatan atau cara pencegahan penyakit akibat kerja antara lain terdiri dari: Pengendalian melalui peraturan atau perundang-undangan, organisasi, teknis (engineering control) dan jalur kesehatan.
  • 40. Kuliah 7 - K3 MACAM PEMERIKSAAN KESEHATAN (PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI No.PER.02/MEN/1980) 1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.  Pre placement health examination  Pre employment health examination 2. Pemeriksaan kesehatan berkala.  Periodik health examination  Annual health examination 3. Pemeriksaan kesehatan khusus.  Special health examination
  • 41. Kuliah 7 - K3 Ad. 1. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA. Tujuan : - Tenaga kerja yg diterima harus dlm kondisi kesehatan yg setinggi-tingginya - Tidak mempunyai penyakit menular - Penyesuaian dengan jenis pekerjaan yg dilakukan Pemeriksaan ini meliputi : 1. Pemeriksaan fisik lengkap 2. Pemeriksaan rontgen paru-paru dan laboratorium 3. Pemeriksaan psiko tes 4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
  • 42. Kuliah 7 - K3 Ad. 2. PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA Tujuan : - Untuk menilai efektifitas usaha pencegahan yg telah dilakukan oleh perusahaan - Untuk mengidentifikasi sedini mungkin kemungkinan adanya gangguan kesehatan pada pekerja oleh karena pekerjaan/lingkungan kerja. Pemeriksaan ini meliputi : 1. Pemeriksaan fisik lengkap 2. Pemeriksaan rontgen paru-paru dan laboratorium 3. Pemeriksaan psiko tes 4. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
  • 43. Kuliah 7 - K3 Ad.3. PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS Tujuan : - Untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu Pemeriksaan dilakukan terhadap : 1. TK yg telah mengalami kecelakaan / P.A.K sehingga memerlukan perawatan > 2 minggu. 2. TK berusia diatas 40 tahun, Tk wanita dan Tk cacat, serta Tk muda yg melakukan pekerjaan tertentu. 3. TK yg terdapat dugaan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. 4. TK yang akan pensiun (ada / tidak adanya gangguan kesehatan akibat kerja).
  • 44. Kuliah 7 - K3 Klasifikasi hasil pemeriksaan dan penempatan kerja. a. Baik sekali (sehat dan tidak ada cacat) dapat bekerja apapun. b. Baik (ada cacat kecil dapat dikoreksi) dapat bekerja. Misal ditemukan : caries gigi, koreksi mata. c. Baik hanya untuk pekerjaan tertentu, mempunyai kekurangan / kecacatan yang dapat mempengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit diperbaiki : hernia, sakit jantung, diabetes, buta warna. d. Tidak baik (punya penyakit yang membahayakan) tidak dapat dipekerjakan. Misal : penyakit rohani / jiwa, epilepsi, TBC.
  • 45. Kuliah 7 - K3 INDIKATOR KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN KERJA Bagi manajemen perusahaan : 1. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit. 2. Menurunnya biaya kesehatan. 3. Meningkatnya efisiensi & produktivitas. 4. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja. 5. Citra positif (tempat kerja yg maju dan peduli kesehatan) / meningkatnya moral staff.
  • 46. Kuliah 7 - K3 INDIKATOR KEBERHASILAN UPAYA KESEHATAN KERJA (lanjutan) Bagi pekerja : 1. Meningkatnya semangat kerja 2. Meningkatnya percaya diri 3. Menurunnya stress 4. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit 5. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar
  • 47. Kuliah 7 - K3 TERIMA KASIH SELAMAT BELAJAR