SlideShare a Scribd company logo
1 of 98
Download to read offline
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
Secara Etimologis :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera
Secara Filosofi :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
Secara Keilmuan :
PENGERTIAN K3
3
TUJUAN K3
• Menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman , sehat
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
SASARAN K3
• Nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Keselamatan (Safety)
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan
dan menghilangkan (mengontrol) resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
adalah suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya
sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ke tingkat yang
memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
Incident :
Suatu kejadian/peristiwa yang tidak
direncanakan dengan kemungkinan besar
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang
tidak diinginkan dan dapat merugikan
perusahaaan
Accident :
₰ Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak
direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan di mana
saja,
₰ rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai
sebab,
₰ mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit)
terhadap seseorang, rusaknya harta milik
perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau setiap
kombinasi dari efek tersebut.
“All accidents are incidents,
but not all incidents are accidents”
Incident and Accident
Incident and Accident
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja atau dalam hubungannya
dengan pekerjaan
Kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah
kediamannya menuju ke tempat pekerjaan,
selama jam kerja dan istirahat, maupun
sekembalinya dari tempat kerjanya menuju
rumah kediamananya dengan melalui jalan
yang bisa di tempuh atau wajar
Terjadinya Kecelakaan
Kecelakaan dapat terjadi bila seseorang
berada pada paparan bahaya
Hazard + Exposure => Accident
Hazard + Exposure => Accident
Bahaya + Paparan => Kecelakaan
Bahaya + Paparan => Kecelakaan
DANGER
hampir putus
hampir putus
INSIDENT
ACCIDENT
putus
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
ZAMAN
PURBA
REVOLUSI INDUSTRI
INDUS-
TRIALISASI
ERA
MANAJEMEN
ABAD
18
TH
1931
 Abad 17 SM  Raja Hamurabi (Babilonia)
 5 abad kmd  Zaman Mosai
 Yunani & Romawi
 Revolusi listrik & mekanisasi
 Revolusi Inggris
 Compesation Law (AS)
 Indonesia (Pemerintah Hindia
Belanda.
 Perubahan sistem kerja
Penggunaan tenaga mesin
Pengenalan metode baru pengolahan
bahan baku
Pengorganisasian pekerjaan
Muncul penyakit yg berhubungan
dgn pemajanan
Perkembangan K3 mengikuti
penggunaan teknologi (APD, safety
device dan alat-alat pengaman)
- Heirich (1931), teori domino
- Bird and German, teori Loss
Causation Model
- ISO, SMK3 dll
BAHAN ALAT
TENAGA
KERJA
PROSES
KESEHATAN KESELAMATAN
ASSET & LINGKUNGAN
KECELAKAAN DAPAT TERJADI DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN
SIAPA SAJA
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata
rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
INSIDENT
INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES
BASIC
CAUSES
LACK OF
CONTROL
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
Bird & German, 1985
KERUGIAN
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
KERUGIAN
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
INSIDEN
 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak
 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
LANGSUNG
 PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
 APD KURANG, TIDAK LAYAK
 PERALATAN RUSAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 SISTEM PERINGATAN KURANG
 BAHAYA KEBAKARAN
 KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 KEBISINGAN
 TERPAPAR RADIASI
 TEMPERATUR EXTRIM
 PENERANGAN TIDAK LAYAK
 VENTILASI TIDAK LAYAK
 LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 OPERASI TANPA OTORISASI
 GAGAL MEMPERINGATKAN
 GAGAL MENGAMANKAN
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI
 PAKAI ALAT RUSAK
 PAKAI APD TIDAK LAYAK
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN
 SERVIS ALAT BEROPERASI
 BERCANDA, MAIN-MAIN
 MABOK ALKOHOL, OBAT
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
SEBAB
DASAR
 PENGAWASAN /
KEPEMIMPINAN
 ENGINEERING
 PENGADAAN (PURCHASING)
 KURANG PERALATAN
 MAINTENANCE
 STANDAR KERJA
 SALAH PAKAI/SALAH
MENGGUNAKAN
KEMAMPUAN FISIK ATAU
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK
KEMAMPUAN MENTAL TIDAK
LAYAK
STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
STRESS MENTAL
KURANG PENGETAHUAN
KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA
KONTROL
KERUGIAN
PENYEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
LACK
OF
CONTROL
 PROGRAM TIDAK SESUAI
 STANDARD TIDAK SESUAI
 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
KONTAK
KERUGIAN
Manusia :
•Mati
• Luber
Peralatan
• Forklift rusak
Material :
• Waktu kerja
• Biaya
perawatan
• Biaya santunan
INSIDEN
INSIDEN
 STRUCK AGAINST
 menabrak bergerak
 Forklift menabrak pekerja
 STRUCK BY
 tertabrak oleh benda bergerak
 Pekerja tertabrak forklift
 CAUGHT ON
 terjepit diantara obyek besar
 Pekerja terjepit forklift
 OVERSTRESS
 terlalu cepat
 Mengoperasikan forklift terlalu cepat
PENYEBAB
LANGSUNG
PENYEBAB
DASAR
KELEMAHAN
KONTROL
KONDISI TAK
AMAN
PERBUATAN TAK
AMAN
 PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK
LAYAK
 Tidak ada safety line (garis
kuning) di ruang kerja
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 Ruang kerja relatif padat jo. PMP
No.7 th. 1964
 SISTEM PERINGATAN KURANG
 Tidak ada rambu/peringatan di
ruang kerja
 OPERASI TANPA OTORISASI
 Mengoperasikan forklift tanpa SIO
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 Mengoperasikan forklift dg
kecepatan tinggi
FAKTOR PRIBADI
FAKTOR KERJA
KEPATUHAN THD
STANDAR
 PENGAWASAN/KEPEMIMPINAN
 Tidak ada pengawasan supervisor
 ENGINEERING
 Forklift tidak dilengkapi alat
perlengkapan
 MAINTENANCE
 Forklift tdak layak operasi
 STANDAR KERJA
 Standar operasi tidak ada shg operator
mengopersikan dg kecepatan tinggi
 KEMAMPUAN MENTAL TDK LAYAK
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI
 STRESS MENTAL
 kel. Sakit
 kejar terget
 pulang cepat
 cari operator pengganti
 KURANG PENGETAHUAN
 KURANG KEAHLIAN
 Pengalamanan 1 bulan
 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
 Atasan memberikan
perintah kpd operator
forklift yg tdk mempunyai
SIO jo. Permenaker No.
Per.01/MEN/1989
 Memerintahkan cari
operator pengganti
ACCIDENT
Penyebab Kecelakaan
 Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action)
 Kondisi tidak aman (Unsafe Condition)
 GOD WILL
Unsafe Condition
Kondisi tidak aman ....
Suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan, antara lain :
 Pengaman yang tidak sempurna
 Peralatan kerja yang rusak
 Tata kelola (housekeeping) yang jelek
 Penerangan yang kurang
 Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi
 Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi
 Tempat kerja yang kotor, licin
Unsafe Condition
Kondisi tidak aman ....
o Ruangan dengan ventilasi yang kurang
o Alat pelindung diri yang tak memenuhi standard
o Mesin atau alat kerja yang tak cocok
o Suhu udara yang terlalu panas atau dingin
o Tidak adanya tanda peringatan / label
Unsafe action
Tindakan tidak aman.......
Tingkah laku/tindakan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan, antara lain :
Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan
menjadi tanggung jawabnya
Menggunakan peralatan yang tidak sesuai
Bekerja sambil bergurau
Bersikap acuh/masa bodoh
Bekerja dalam kondisi mabuk
Unsafe action
Tindakan tidak aman ....
Tidak mentaati prosedur/peraturan
Melepaskan alat pengaman
Menjalankan mesin melebihi kecepatan yang
ditetapkan
Mengangkat/mengangkut berlebihan
Tidak memakai alat pelindung diri
Kerugian Kecelakaan
 Kerugian ekonomis
 Kerugian non ekonomis
Kerugian bagi Karyawan:
• Kematian, cacat tetap, cedera ringan.
• Masalah kejiwaan yang diakibatkan oleh cacat tetap,
kerusakan anggota tubuh atau kehilangan harta
benda.
• Kesedihan dan penderitaan keluarga.
• Beban masa depan.
30
Kerugian bagi perusahaan
• Biaya pengobatan dan pertolongan pertama.
• Biaya ganti rugi / kompensasi.
• Kerusakan peralatan produksi & material.
• Kelambatan produksi (kerugian waktu & penurunan produktivitas).
• Upah yang dibayarkan selama korban tidak berproduksi.
• Upah waktu hilang dari orang yang terlibat.
• Turunnya produktivitas setelah sikorban bekerja kembali.
• Biaya recruitment pegawai baru.
• Biaya pelatihan sampai karyawan baru memiliki kemampuan berproduksi yang
sama dengan korban.
• Biaya-biaya administrasi yang timbul.
• Berkurangnya kepercayaan masyarakat.
• Turunnya moral karyawan lainnya.
• Naiknya biaya / premi asuransi.
31
$1
$5 HINGGA $50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
DIASURANSIKAN)
$1 HINGGA $3
BIAYA LAIN YANG
TAK DIASURANSIKAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
•Kerusakan gangguan
•Kerusakan peralatan dan perkakas
•Kerusakan produk dan material
•Terlambat dan ganguan produksi
•Biaya legal hukum
•Pengeluaran biaya untuk penyediaan
fasilitas dan peralatan gawat darurat
•Sewa peralatan
•Waktu untuk penyelidikan
•Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
•Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
biaya melatih
•Upah lembur
•Ekstra waktu untuk kerja administrasi
•Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
•Hilangnya bisnis dan nama baik
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA
1. MENEMUKAN FAKTA/MASALAH
 Identifikasi Bahaya
2. ANALISIS
 Penilaian Resiko  pemeringkatan resiko
3. PEMILIHAN /PENETAPAN ALTERNATIF/PEMECAHAN
 Mengendalikan resiko
4. PELAKSANAAN
 Tindakan
5. PENGAWASAN
 Sejauhmanapelaksanaantdkmenyimpang darirencana
Bahaya di tempat kerja
MEKANIK DAN STRUKTUR
BAHAYA LISTRIK
MESIN DAN ALAT BANTU
TRANSPORTASI
BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN
PANAS DAN IKLIM KERJA
BAHAYA TEKANAN
RADIASI
GETARAN DAN KEBISINGAN
PENANGANAN BAHAN
KEBAKARAN DAN PEMADAMAN
PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK
BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO
MEKANIK DAN STRUKTUR
BAHAYA LISTRIK
MESIN DAN ALAT BANTU
TRANSPORTASI
BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN
PANAS DAN IKLIM KERJA
BAHAYA TEKANAN
RADIASI
GETARAN DAN KEBISINGAN
PENANGANAN BAHAN
KEBAKARAN DAN PEMADAMAN
PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK
BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO
Adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk mengenal dan memperkirakan
adanya bahaya pada suatu system.
Upaya ini dilakukan melalui
mendiagnose dan menemukan bahaya
pada bagian dari suatu system dan
akibat yang akan ditimbulkan.
Untuk mengetahui adanya bahaya
pada suatu system
Untuk mengetahui potensi bahaya
baik akibat maupun frekuensinya.
Untuk mengetahui lokasi bahaya.
Untuk mengetahui bahwa bahaya
tertentu telah diberi perlindungan
Untuk analisa lebih lanjut
Mengidentifikasi seluruh proses/area
yang ada dalam segala kegiatan.
Mengidentifikasi sebanyak mungkin
aspek K-3 pada setiap proses/area yg
telah diidentifikasi sebelumnya.
Identifikasi K3 dilakukan pada suatu
proses kerja baik pada kondisi NORMAL
, ABNORMAL , EMERGENCY dan
MAINTENANCE
KATAGORI BESARNYA
BAHAYA
 Untuk membantu proses identifikasi
bahaya dapat dikategorikan, sbb :
 Mechanical
 Electrical
 Radiation
 Chemical
 Fire and explosion
DAFTAR POTENSI BAHAYA
 Terpleset / Jatuh
 Jatuh dari ketinggian
 Kejatuhan benda asing
 Ruang untuk kepala yang
kurang
 Bahaya dari Mesin
 Bahaya dari Kendaraan
 Kebakaran & Ledakan
 Zat yang terhirup
 Zat yg mencederai Mata
 Zat yg melukai kulit
 Bahaya listrik
 Radiasi
 Getaran
 Bising
 Pencahayaan
 Lingkungan terlalu
Panas
 Kegiatan Kontraktor
 Huru hara
KUNCI MENGIDENTIFIKASI
RISIKO
 Kapan, kenapa, dimana, bagaimana kemungkinan
terjadinya risiko & siapa tenaga yang dilibatkan.
 Apakah Sumber & akibat masing - masing risiko ?
 Apakah banyak waktu yg terbuang, biaya dan
gangguan pemakai masing - masing risik ?
 Apakah pengawasan yang ada dapat mengurangi
risiko ?
 Apakah dibutuhkan penelitian mendalam
pada risiko tertentu ?
 Apakah lingkup penelitian ?
 Apakah sumber yang dibutuhkan untuk
melaksanakan penelitian ?
 Apakah informasi yang diperoleh dapat
dipercaya ?
Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi
yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Contoh Aspek K3 :
 Ceceran Oli
 Limbah Padat
 Debu
 Bau
 Thiner
 Bising
 Getaran, dll
Contoh Dampak K3 :
 Terpeleset
 Kontaminasi tanah
 Pencemaran Air
 Pencemaran Udara
 Kebakaran
 Penurunan pendengaran
 Tersengat listrik
 Ledakan, dll
Pengendalian K3 terhadap kegiatan yang telah
diidentifikasi :
I. No Control, belum ada sistem pengendalian K3.
II. Engineering Control, Pengendalian dilakukan
melalui control dari bagian Engineering.
III. Procedures/WI, Pengendalian dilakukan melalui
prosedur atau instruksi kerja.
IV. Skill Training, Pengendalian dilakukan dengan
memberi pelatihan keterampilan terhadap personil
yang bersangkutan.
V. Special rules / permit, sebelum melaksanakan
pekerjaan harus mendapat ijin dari bagian / dept yang
bersangkutan.
VI. PPE (Personal Protection Equipment) / APD,
Pengendalian dilakukan dgn menggunakan APD.
Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko :
KEMUNGKINAN TERJADI ( Likelihood )
1. (Rare) : Kemungkinan terjadi bahaya
SANGAT KECIL ( pada keadaan
luar biasa ).
2. (Unlikeky) : Biasanya tidak terjadi namun
kemungkinan terjadi tetap ada .
3. (Possible) : Kemungkinan terjadi bahaya kecil
atau merupakan suatu kebetulan.
4. (Likely) : Kemungkinan terjadi bahaya pada
suatu keadaan tertentu.
5. (Almost Certain) : Sangat mungkin terjadi
bahaya.
Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko :
KESERIUSAN TERJADI ( Severity )
•(Insignificant) : Cedera hanya memerlukan
pengobatan P3K.
•(Minor) : Cedera memerlukan
perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja .
•(Moderate) : Cedera memerlukan
perawatan medis, tetapi tidak dapat masuk
kerja.
•(Major) : Cedera yang SERIUS (
mengakibatkan cacat anggota atau sebagian
anggota tubuh)
•(Catastrophic) : Menimbulkan KORBAN
JIWA
5 ( 5 )H ( 10 )H ( 15 )E ( 20 )E ( 25 )E
4 ( 4 )M ( 8 )H ( 12 )H ( 16 )E ( 20 )E
3 ( 3 )L ( 6 )M ( 9 )H ( 12 )E ( 15 )E
2 ( 2 )L ( 4 )L ( 6 )M ( 8 )H ( 10 )E
1 ( 1 )N ( 2 )L ( 3 )M ( 4 )H ( 5 )H
1 2 3 4 5
K
E
M
U
N
G
K
I
N
A
N
KESERIUSAN ( SEVERITY )
SCALE
TINGKAT BAHAYA ( RISK LEVEL )
•N (Negligible) : Tidak memerlukan tindakan khusus.
•L (Low Risk) : Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah
berjalan dengan baik .
•M (Moderate) : Perlukan perhatian dan tambahan Prosedur /WI.
•H (High Risk) : Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen dan
tindakan perbaikkan
•E (Extreme) : Perlu segera dilakukan tindakan perbaikkan
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO
Eliminasi
Subtitusi
Rekayasa Teknis
Rekayasa Administrasi
Alat Pelindung Diri
ELIMINASI
Eliminasi adalah tahap pertama, Eliminasi adalah
menghilangkan sumber dari bahaya. Menghilangkan sumber
bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan
peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. Cara
ini adalah cara yang sangat aman karena dapat menekan resiko
ketingkat yang paling aman. Tetapi sering kali tidak dapat
dilakukan karena peralatan atau pekerjaan tersebut biasanya
merupakan bagian dari proses pekerjaan.
Contoh :
Pak Basyar akan mengganti lampu yang berada di ketinggian 15
meter,
Teknik Eliminasinya : Pak Basyar tidak mengganti lampu yang
berada di ketinggian 15 meter
SUBTITUSI
Tahap kedua adalah SUBTITUSI, subtitusi adalah
penggantian bahan, proses, tata cara ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih
tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
disain sistem ataupun desain ulang.
Contoh : Sistem genset yang dioperasikan secara
manual ketika saat mati lampu (black out) diganti
dengan sistem otomatis
ENGINEERING CONTROL
Tahap ketiga yaitu engineering control atau
pemisahan bahaya dengan pekerja serta untuk
mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem
mesin atau peralatan. Biasanya mesin atau sumber
bahaya tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar
potensi bahaya menjadi berkurang atau hilang sama
sekali.
Contoh : Menambah ventilasi atau memasang
exhaust fan di ruang genset , merelokasi lokasi
genset agar kebisingan berkurang
Administration Control
• Pengendalian Administrasi adalah pengendalian dari
sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan
dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan
mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup
untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman.
• Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan,
adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan,
pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi
kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal
istirahat, investigasi dll.
• Contoh : Pembuatan instruksi kerja, SOP, serta
rambu peringatan di area kerja
PPE (Personal Protective Equipment)
Tahap terakhir adalah penggunaan PPE atau APD (Alat
Pelindung Diri),
Metode ini dilakukan sebagai pelengkap atau langkah terakhir
dari hirarki pengendalian. Tujuannya adalah Melindungi
tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik,
meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Contoh : Pak Basyar akan melakukan penggantian lampu di
ketinggian 15 meter, maka Pak Basyar wajib menggunakan
APD yang sesuai dengan pekerjaannya, misal : Safety Helmet,
scafolding atau tangga, safety body harness dan sarung tangan
listrik
1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan,
tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3
2. STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan K3
3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja
masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3
4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bidang K3
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi
LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN
Menurut ILO ( International Larbour Organization )
LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN
Menurut ILO ( International Larbour Organization )
5. PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
6. PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3
• Bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
7. ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn
pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan
yang memenuhi syarat K3
8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA
• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm
upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja
Prinsip K3
• Bekerja dengan aman dan selamat merupakan persyaratan
utama dalam bekerja
• Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah
• K3 adalah tanggung jawab seluruh karyawan
• Manajemen Lini memiliki tanggung jawab untuk
mensupervisi dan melatih semua pekerja dalam area
tanggungjawabnya untuk bekerja dengan aman
• Semua bentuk paparan energi atau lainnya dapat dikurangi
sampai batas tertentu.
• Mencegah kecelakaan dan terjadinya nyaris celaka di tempat
kerja berperan dalam keberhasilan suatu kegiatan usaha
• Kesadaran K3 adalah sikap waspada terhadap apa yang
sedang di kerjakan dan apa yang sedang terjadi di sekitar
pekerja
54
MOTTO
PERLU
Satu menit untuk menulis konsep keselamatan
Satu jam untuk melaksanakan pertemuan keselamatan
Satu minggu merencanakan program keselamatan
Satu bulan untuk menerapkannya di tempat kerja
Satu tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan
Sepanjang hidup untuk membudayakan kerja selamat
NAMUN HANYA MEMERLUKAN
Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua dengan
KECELAKAAN
Pertanyaan
% Mengapa kita memakai APD?
% Apa tujuan pemakaian APD?
% Apa saja dasar pemilihan APD?
% Apa saja keterbatasan APD?
% Apa saja jenis-jenis APD?
% APD apa yang kita perlukan di
tempat kerja?
57
PEMILIHAN ALAT
PELINDUNG DIRI
I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG
DIHADAPI OLEH PEKERJA
II. MEMENUHI STANDARD
III. UKURAN YANG SESUAI
IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK
V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN
VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN
VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI
VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT
I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG
DIHADAPI OLEH PEKERJA
II. MEMENUHI STANDARD
III. UKURAN YANG SESUAI
IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK
V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN
VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN
VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI
VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT
58
Peringatan :
Apabila kita sudah memakai alat pelindung
diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu
berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita
pakai mempunyai keterbatasan.
Peringatan :
Apabila kita sudah memakai alat pelindung
diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu
berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita
pakai mempunyai keterbatasan.
59
KETERBATASAN
ALAT PELINDUNG DIRI
a. Terbatas daerah yang dilindungi
b. Terbatas kemampuannya
c. Terbatas jenis bahaya yang dilindungi
d. Terbatas waktu pemakaiannya
60
JENIS ALAT
PELINDUNG DIRI
1. ALAT PELINDUNG KEPALA
2. ALAT PELINDUNG
PERNAFASAN
3. ALAT PELINDUNG TELINGA
4. ALAT PELINDUNG MATA
DAN MUKA
5. ALAT PELINDUNG BADAN
6. ALAT PELINDUNG
ANGGOTA BADAN
7. ALAT PENCEGAH JATUH
8. ALAT PENCEGAH
TENGGELAM
61
62
Alat pelindung diri yang berfungsi untuk
melindungi tempurung / batok kepala dari
benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan
mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar
dekat penghantar listrik
Alat pelindung diri yang berfungsi untuk
melindungi tempurung / batok kepala dari
benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan
mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar
dekat penghantar listrik
63
1. ALAT PELINDUNG KEPALA
( SAFETY HELMET )
Pakailah selalu Safety Helmet pada area
dengan tanda wajib memakai pelindung
kepala
Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:
 Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas
 Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping
Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan
pada hubungan dengan kelistrikan.
 Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt.
Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill
ampere
 Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt.
Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill
ampere.
 Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya
kelistrikan
Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat
• kelas A untuk limited voltage protection
• kelas C untuk no voltage protection
• kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service
Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:
 Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas
 Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping
Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan
pada hubungan dengan kelistrikan.
 Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt.
Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill
ampere
 Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt.
Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill
ampere.
 Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya
kelistrikan
Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat
• kelas A untuk limited voltage protection
• kelas C untuk no voltage protection
• kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service
64
PENGELOMPOKAN HELM SAFETY
65
PENGUJIAN SAFETY HELMET
66
1. Uji kekuatan :
Helmet dipasang pada kepala buatan
kemudian besi dijatuhkan yang dapat
memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang
terjadi tidak boleh melebihi jarak antara
helmet dengan anyaman penyangga.
2. Uji kekakuan
Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N
selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh
melebihi 5 mm.
1. Uji kekuatan :
Helmet dipasang pada kepala buatan
kemudian besi dijatuhkan yang dapat
memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang
terjadi tidak boleh melebihi jarak antara
helmet dengan anyaman penyangga.
2. Uji kekakuan
Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N
selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh
melebihi 5 mm.
1. Purifying respirator
Orang yg memakai alat ini,
udara pernafasannya diambil
dari hasil proses pemurnian
udara lingkungan yang
terkontaminasi.
Cara kerja alat ini dibagi tiga :
a. Secara kimia / chemical
B. Secara mekanik / mechanical
C. Kombinasi / combination
1. Purifying respirator
Orang yg memakai alat ini,
udara pernafasannya diambil
dari hasil proses pemurnian
udara lingkungan yang
terkontaminasi.
Cara kerja alat ini dibagi tiga :
a. Secara kimia / chemical
B. Secara mekanik / mechanical
C. Kombinasi / combination
67
2. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN
( RESPIRATORY PROTECTION EQUIPMENT )
2. Supplying Respirator
Orang yang memakai alat ini
udara
pernafasannya disuplai dari luar
sehingga
relatif tidak terpengaruh oleh
kondisi
udara lingkungan yang dihadapi.
Jenis ini ada dua type :
1. Air line
2. SCBA ( self contained
breathing apparatus )
2. Supplying Respirator
Orang yang memakai alat ini
udara
pernafasannya disuplai dari luar
sehingga
relatif tidak terpengaruh oleh
kondisi
udara lingkungan yang dihadapi.
Jenis ini ada dua type :
1. Air line
2. SCBA ( self contained
breathing apparatus )
68
2. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN
Respiratory Protection
69
Respirator tidak sesuai dengan kumis dan
jenggot panjang
70
ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK
MERENDAM SUARA YANG TIDAK
DIKEHENDAKI / BISING.
ALAT INI ADA DUA JENIS :
a. EAR PLUG lebih murah,
disposable, NRR cukup tinggi,
kadang-kadang susah
berbicara dengan si pemakai.
b. EAR MUFF lebih mahal,
lebih tahan lama, NRR lebih
tinggi daripada ear plug
ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK
MERENDAM SUARA YANG TIDAK
DIKEHENDAKI / BISING.
ALAT INI ADA DUA JENIS :
a. EAR PLUG lebih murah,
disposable, NRR cukup tinggi,
kadang-kadang susah
berbicara dengan si pemakai.
b. EAR MUFF lebih mahal,
lebih tahan lama, NRR lebih
tinggi daripada ear plug
71
3. ALAT PELINDUNG TELINGA
72
Ear plug
ear muff
Dasar Perlindungan Telinga
1. Kebisingan menyebabkan
berkurangnya pendengaran bila
terpapar pada kebisingan >90 dBA
2. Perlindungan telinga harus
dilakukan bila paparan >85dBA
3. Apabila tingkat kebisingan semakin
tinggi maka waktu paparan makin
singkat
1. Kebisingan menyebabkan
berkurangnya pendengaran bila
terpapar pada kebisingan >90 dBA
2. Perlindungan telinga harus
dilakukan bila paparan >85dBA
3. Apabila tingkat kebisingan semakin
tinggi maka waktu paparan makin
singkat
73
Tingkat kebisingan dan waktu
74
Kebisingan (dBA)
• 90
• 92
• 95
• 100
• 105
• 110
• 115
Paparan (Jam)
• 8
• 6
• 4
• 2
• 1
• 0.5
• 0.25
a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET
PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS.
b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM
c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA.
a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET
PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS.
b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM
c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA.
75
ALAT PELINDUNG MATA ( GOGGLES ) BERFUNGSI
UNTUK MELINDUNGI MATA DARI :
4. ALAT PELINDUNG MATA
DAN MUKA
Eye Protection
76
GOOGLES
Goggles melindungi mata dengan
karateristik terpasang dekat wajah dan
mengitari area mata. APD ini melindungi
lebih baik jika terjadi kecelakaan seperti
percikan cairan, uap logam uap, serbuk dan
debu agar tetap aman dan kecelakaan dapat
diminimalkan.
77
Face shield memberikan
perlindungan wajah
menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi
peleburan logam, percikan
bahan kimia atau partikel
yang melayang. Peralatan ini
hanya melindungi wajah
sehingga pemakaian safety
glasses pengaman harus
dikombinasi.
PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )
78
Alat pelindung wajah yang
lain adalah welding helmets
(topeng las) berfungsi
memberikan perlindungan
pada wajah dan mata.
Welding Helmets digunakan
pada proses pengelasan yang
berfungsi sebagai pelindung
sekunder untuk melindungi
diri dari UV, panas dan
tubrukan.
PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD )
79
PENCUCI MUKA DAN WAJAH
Beberapa langkah perlindungan mata dan wajah yaitu
pencucian mata dengan peralatan sesuai standar peraturan
Amerika Serikat (AS) : 29 CFR 1910.151(c) dan ANSI Z358.1- .
Jenis peralatan pencucian mata dan wajah
Beberapa langkah perlindungan mata dan wajah yaitu
pencucian mata dengan peralatan sesuai standar peraturan
Amerika Serikat (AS) : 29 CFR 1910.151(c) dan ANSI Z358.1- .
Jenis peralatan pencucian mata dan wajah
80
1. Pencucian Mata dan muka
Prinsip alat pencuci yaitu kran
dinyalahkan dan pastikan air kran
diarahkan ke kelopak mata yang
terkena percikan. Pencucian dilakukan
hingga tidak terasa lagi perih akibat
kotoran ataupun zat lain.
PENCUCI MUKA DAN WAJAH
2. Shower
Prinsip alat ini cukup
menarik bandle dan air akan
keluar. Standar : ANSI
Z358.1-2004
2. Shower
Prinsip alat ini cukup
menarik bandle dan air akan
keluar. Standar : ANSI
Z358.1-2004
81
3. Drench hose
Alat ini memiliki kemiripian
dengan alat pencuci mata,
drench hose pencucian
langsung diarahkan ke mata
bermasalah.
3. Drench hose
Alat ini memiliki kemiripian
dengan alat pencuci mata,
drench hose pencucian
langsung diarahkan ke mata
bermasalah.
1. Appron dari bahan kulit, digunakan
untuk melindungi badan dari bahan-
bahan panas pada pengelasan atau
pengecoran logam
2. Appron dari bahan PVC, untuk
melindungi badan dari bahan kimia
pada pekerjaan laboratorium atau
instalasi pencampuran tel
3. Appron dari bahan Pb, untuk
melindungi badan dari bahaya radiasi
1. Appron dari bahan kulit, digunakan
untuk melindungi badan dari bahan-
bahan panas pada pengelasan atau
pengecoran logam
2. Appron dari bahan PVC, untuk
melindungi badan dari bahan kimia
pada pekerjaan laboratorium atau
instalasi pencampuran tel
3. Appron dari bahan Pb, untuk
melindungi badan dari bahaya radiasi
82
5. ALAT PELINDUNG BADAN
83
84
6. ALAT PELINDUNG ANGGOTA BADAN
1. SARUNG TANGAN (GLOVES), DIGUNAKAN UNTUK
MELINDUNGI JARI TANGAN SAMPAI BATAS DIBAWAH SIKU
TERHADAP BAHAYA :
•DARI KULIT
A. Bahaya panas
•DARI PB
B. BAHAYA RADIASI MENGION
•DARI PVC
C. BAHAYA BAHAN KIMIA
D. BAHAYA BAHAN KIMIA
E. BAHAYA BAHAN KIMIA
F. BAHAYA BAHAN KIMIA
DARI KARET
DARI KATUN
DARI KULIT
2. Alat pelindung lengan
85
Seperti pada sarung tangan, alat ini
terbuat dari beraneka macam bahan
yang sesuai dengan bahaya yang
dilindungi
Seperti pada sarung tangan, alat ini
terbuat dari beraneka macam bahan
yang sesuai dengan bahaya yang
dilindungi
GLOVES
86
Alat pelindung kaki
( safety shoes )
Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi
kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan
cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam.
Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan
syarat :
a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi,
tekanan, dll.
b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid.
c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis
untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan
suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air.
Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi
kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan
cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam.
Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan
syarat :
a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi,
tekanan, dll.
b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid.
c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis
untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan
suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air. 87
Alat pelindung kaki
88
1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) ,
BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI
DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU
KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN
2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA.
2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN
UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU
KETINGGIAN.
3. Life-Safety Harness
1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) ,
BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI
DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU
KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN
2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA.
2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN
UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU
KETINGGIAN.
3. Life-Safety Harness
7. ALAT PENCEGAH JATUH
90
Safety belt
Alat pencegah tenggelam (life jacket )
berfungsi untuk melindungi pemakai
dari kemungkinan bahaya tenggelam
pada pekerjaan diatas air
91
8.ALAT PENCEGAH TENGGELAM
ALAT PELINDUNG DIRI
masmutarno 93
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf

More Related Content

Similar to Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf

1. kesehatan dan keselamatan kerja
1. kesehatan dan keselamatan kerja1. kesehatan dan keselamatan kerja
1. kesehatan dan keselamatan kerjaWinarso Arso
 
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanDasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanArief Setiawan
 
Dasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.pptDasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.pptQCKATOKICHI
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt Winarso Arso
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptNursaadah71
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptSriMahardika3
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptSriMahardika3
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptSriMahardika3
 
Safety-Engineering-3.ppt
Safety-Engineering-3.pptSafety-Engineering-3.ppt
Safety-Engineering-3.pptAditya253802
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)shazli setiawan
 
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptxUnsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptxMamas Jowo
 
QHSE Induction.pptx
QHSE Induction.pptxQHSE Induction.pptx
QHSE Induction.pptxedwinhse12
 
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptx
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptxKeselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptx
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptxSCARekrutment
 
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJALANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJAfnurizdian
 

Similar to Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf (20)

NAB.ppt
NAB.pptNAB.ppt
NAB.ppt
 
1. kesehatan dan keselamatan kerja
1. kesehatan dan keselamatan kerja1. kesehatan dan keselamatan kerja
1. kesehatan dan keselamatan kerja
 
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanDasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
 
Dasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.pptDasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.ppt
 
Dasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.pptDasar-dasar-K3.ppt
Dasar-dasar-K3.ppt
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.pptkesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-dan-lingkungan-hidup.ppt
 
237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
 
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).pptBasic HSE Training - ED(lama).ppt
Basic HSE Training - ED(lama).ppt
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Safety-Engineering-3.ppt
Safety-Engineering-3.pptSafety-Engineering-3.ppt
Safety-Engineering-3.ppt
 
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
Dasar dasar k3
Dasar   dasar k3Dasar   dasar k3
Dasar dasar k3
 
Dasar dasar k3
Dasar   dasar k3Dasar   dasar k3
Dasar dasar k3
 
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptxUnsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
Unsafe Acttion Unsafe Condition.pptx
 
QHSE Induction.pptx
QHSE Induction.pptxQHSE Induction.pptx
QHSE Induction.pptx
 
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptx
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptxKeselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptx
Keselamatan Kerja dan Kecelakaan.pptx
 
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJALANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
LANGKAH - LANGKAH PENCEGAHAN KEMALANGAN DI TEMPAT KERJA
 

More from rhamset

Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptx
Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptxBahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptx
Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptxrhamset
 
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptpembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptrhamset
 
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxWork_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxrhamset
 
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxTraining pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxrhamset
 
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxMateri-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxrhamset
 
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjaPengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjarhamset
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptxrhamset
 
Training Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijauTraining Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijaurhamset
 
silabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxsilabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxrhamset
 
Limbah B3.pptx
Limbah B3.pptxLimbah B3.pptx
Limbah B3.pptxrhamset
 
materi training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxmateri training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxrhamset
 
SMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxSMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxrhamset
 
PROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptPROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptrhamset
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxrhamset
 
Fire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptFire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptrhamset
 
APAR.ppt
APAR.pptAPAR.ppt
APAR.pptrhamset
 
Turbin uap.pptx
Turbin uap.pptxTurbin uap.pptx
Turbin uap.pptxrhamset
 
PROPER.ppt
PROPER.pptPROPER.ppt
PROPER.pptrhamset
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxrhamset
 
msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxrhamset
 

More from rhamset (20)

Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptx
Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptxBahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptx
Bahaya_Listrik_dan_Sistem_Pengamanannya.pptx
 
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.pptpembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
pembinaan materi training Boom-truck-ppt.ppt
 
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptxWork_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
Work_Permit_ijin kerja berbahaya PPT.pptx
 
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptxTraining pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
Training pembinaa Alat berat TRAKTOR.pptx
 
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptxMateri-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
Materi-Training Audit internal ISO-19011-2018.pptx
 
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerjaPengoperasian aman Forklift di tempat kerja
Pengoperasian aman Forklift di tempat kerja
 
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
4-manajemen keselamatan kebakaran gedung-20170927015521.pptx
 
Training Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijauTraining Corporate social responsbility hijau
Training Corporate social responsbility hijau
 
silabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptxsilabus Tumpahan B3.pptx
silabus Tumpahan B3.pptx
 
Limbah B3.pptx
Limbah B3.pptxLimbah B3.pptx
Limbah B3.pptx
 
materi training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptxmateri training IATF 16949.pptx
materi training IATF 16949.pptx
 
SMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptxSMK3 KONTRUKSI.pptx
SMK3 KONTRUKSI.pptx
 
PROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.pptPROSES KOMUNIKASI.ppt
PROSES KOMUNIKASI.ppt
 
pertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptxpertolongan-pertama-p3k.pptx
pertolongan-pertama-p3k.pptx
 
Fire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.pptFire Hydrant System.ppt
Fire Hydrant System.ppt
 
APAR.ppt
APAR.pptAPAR.ppt
APAR.ppt
 
Turbin uap.pptx
Turbin uap.pptxTurbin uap.pptx
Turbin uap.pptx
 
PROPER.ppt
PROPER.pptPROPER.ppt
PROPER.ppt
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptx
 
msds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptxmsds GHS -ers-ppt.pptx
msds GHS -ers-ppt.pptx
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf

  • 1.
  • 2. Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien Secara Etimologis : Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera Secara Filosofi : Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja Secara Keilmuan : PENGERTIAN K3
  • 3. 3 TUJUAN K3 • Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman , sehat • Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien • Menjamin proses produksi berjalan lancar SASARAN K3 • Nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja
  • 4. Keselamatan (Safety) 1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) 2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
  • 5. Kesehatan (Health) Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual)
  • 6. adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).
  • 7. Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya. Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
  • 8. Incident : Suatu kejadian/peristiwa yang tidak direncanakan dengan kemungkinan besar menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan dan dapat merugikan perusahaaan
  • 9. Accident : ₰ Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, ₰ rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab, ₰ mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.
  • 10. “All accidents are incidents, but not all incidents are accidents” Incident and Accident Incident and Accident
  • 11. Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dalam hubungannya dengan pekerjaan Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah kediamannya menuju ke tempat pekerjaan, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerjanya menuju rumah kediamananya dengan melalui jalan yang bisa di tempuh atau wajar
  • 12. Terjadinya Kecelakaan Kecelakaan dapat terjadi bila seseorang berada pada paparan bahaya Hazard + Exposure => Accident Hazard + Exposure => Accident Bahaya + Paparan => Kecelakaan Bahaya + Paparan => Kecelakaan
  • 14. SEJARAH PERKEMBANGAN K3 SEJARAH PERKEMBANGAN K3 ZAMAN PURBA REVOLUSI INDUSTRI INDUS- TRIALISASI ERA MANAJEMEN ABAD 18 TH 1931  Abad 17 SM  Raja Hamurabi (Babilonia)  5 abad kmd  Zaman Mosai  Yunani & Romawi  Revolusi listrik & mekanisasi  Revolusi Inggris  Compesation Law (AS)  Indonesia (Pemerintah Hindia Belanda.  Perubahan sistem kerja Penggunaan tenaga mesin Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku Pengorganisasian pekerjaan Muncul penyakit yg berhubungan dgn pemajanan Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat-alat pengaman) - Heirich (1931), teori domino - Bird and German, teori Loss Causation Model - ISO, SMK3 dll
  • 15. BAHAN ALAT TENAGA KERJA PROSES KESEHATAN KESELAMATAN ASSET & LINGKUNGAN KECELAKAAN DAPAT TERJADI DIMANA SAJA, KAPAN SAJA DAN SIAPA SAJA
  • 16. Logika terjadinya kecelakaan Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat (Domino Squen) LOSSES INSIDENT INSIDENT IMMIDIATE CAUSES BASIC CAUSES LACK OF CONTROL
  • 17. LEMAHNYA KONTROL SEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN (Kontak) PROGRAM TAK SESUAI STANDAR TAK SESUAI KEPATUHAN PELAKSANAAN FAKTOR PERORANGAN FAKTOR KERJA PERBUATAN TAK AMAN & KONDISI TAK AMAN <KEJADIAN> KONTAK DENGAN ENERGI ATAU BAHAN/ ZAT KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN YANG TAK DIHARAPKAN THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985 KERUGIAN
  • 19. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN INSIDEN  STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak  STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak  FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi  FALL ON  jatuh di tempat yang datar  CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing  CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar  CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk  CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin  OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar  EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan  EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
  • 20. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN SEBAB LANGSUNG  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK  APD KURANG, TIDAK LAYAK  PERALATAN RUSAK  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS  SISTEM PERINGATAN KURANG  BAHAYA KEBAKARAN  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG  KEBISINGAN  TERPAPAR RADIASI  TEMPERATUR EXTRIM  PENERANGAN TIDAK LAYAK  VENTILASI TIDAK LAYAK  LINGKUNGAN TIDAK AMAN  OPERASI TANPA OTORISASI  GAGAL MEMPERINGATKAN  GAGAL MENGAMANKAN  KECEPATAN TIDAK LAYAK  MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI  PAKAI ALAT RUSAK  PAKAI APD TIDAK LAYAK  PEMUATAN TIDAK LAYAK  PENEMPATAN TIDAK LAYAK  MENGANGKAT TIDAK LAYAK  POSISI TIDAK AMAN  SERVIS ALAT BEROPERASI  BERCANDA, MAIN-MAIN  MABOK ALKOHOL, OBAT  GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
  • 21. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN SEBAB DASAR  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN  ENGINEERING  PENGADAAN (PURCHASING)  KURANG PERALATAN  MAINTENANCE  STANDAR KERJA  SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK LAYAK KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI STRESS MENTAL KURANG PENGETAHUAN KURANG KEAHLIAN MOTIVASI TIDAK LAYAK
  • 22. LEMAHNYA KONTROL KERUGIAN PENYEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN LACK OF CONTROL  PROGRAM TIDAK SESUAI  STANDARD TIDAK SESUAI  KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
  • 23. KONTAK KERUGIAN Manusia : •Mati • Luber Peralatan • Forklift rusak Material : • Waktu kerja • Biaya perawatan • Biaya santunan INSIDEN INSIDEN  STRUCK AGAINST  menabrak bergerak  Forklift menabrak pekerja  STRUCK BY  tertabrak oleh benda bergerak  Pekerja tertabrak forklift  CAUGHT ON  terjepit diantara obyek besar  Pekerja terjepit forklift  OVERSTRESS  terlalu cepat  Mengoperasikan forklift terlalu cepat PENYEBAB LANGSUNG PENYEBAB DASAR KELEMAHAN KONTROL KONDISI TAK AMAN PERBUATAN TAK AMAN  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK  Tidak ada safety line (garis kuning) di ruang kerja  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS  Ruang kerja relatif padat jo. PMP No.7 th. 1964  SISTEM PERINGATAN KURANG  Tidak ada rambu/peringatan di ruang kerja  OPERASI TANPA OTORISASI  Mengoperasikan forklift tanpa SIO  KECEPATAN TIDAK LAYAK  Mengoperasikan forklift dg kecepatan tinggi FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA KEPATUHAN THD STANDAR  PENGAWASAN/KEPEMIMPINAN  Tidak ada pengawasan supervisor  ENGINEERING  Forklift tidak dilengkapi alat perlengkapan  MAINTENANCE  Forklift tdak layak operasi  STANDAR KERJA  Standar operasi tidak ada shg operator mengopersikan dg kecepatan tinggi  KEMAMPUAN MENTAL TDK LAYAK  STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  STRESS MENTAL  kel. Sakit  kejar terget  pulang cepat  cari operator pengganti  KURANG PENGETAHUAN  KURANG KEAHLIAN  Pengalamanan 1 bulan  KEPATUHAN TERHADAP STANDAR  Atasan memberikan perintah kpd operator forklift yg tdk mempunyai SIO jo. Permenaker No. Per.01/MEN/1989  Memerintahkan cari operator pengganti ACCIDENT
  • 24. Penyebab Kecelakaan  Tindakan yang tidak aman (Unsafe Action)  Kondisi tidak aman (Unsafe Condition)  GOD WILL
  • 25. Unsafe Condition Kondisi tidak aman .... Suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :  Pengaman yang tidak sempurna  Peralatan kerja yang rusak  Tata kelola (housekeeping) yang jelek  Penerangan yang kurang  Lingkungan kerja dengan paparan B3 atau radiasi  Lingkungan kerja dengan kebisingan tinggi  Tempat kerja yang kotor, licin
  • 26. Unsafe Condition Kondisi tidak aman .... o Ruangan dengan ventilasi yang kurang o Alat pelindung diri yang tak memenuhi standard o Mesin atau alat kerja yang tak cocok o Suhu udara yang terlalu panas atau dingin o Tidak adanya tanda peringatan / label
  • 27. Unsafe action Tindakan tidak aman....... Tingkah laku/tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain : Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya Menggunakan peralatan yang tidak sesuai Bekerja sambil bergurau Bersikap acuh/masa bodoh Bekerja dalam kondisi mabuk
  • 28. Unsafe action Tindakan tidak aman .... Tidak mentaati prosedur/peraturan Melepaskan alat pengaman Menjalankan mesin melebihi kecepatan yang ditetapkan Mengangkat/mengangkut berlebihan Tidak memakai alat pelindung diri
  • 29. Kerugian Kecelakaan  Kerugian ekonomis  Kerugian non ekonomis
  • 30. Kerugian bagi Karyawan: • Kematian, cacat tetap, cedera ringan. • Masalah kejiwaan yang diakibatkan oleh cacat tetap, kerusakan anggota tubuh atau kehilangan harta benda. • Kesedihan dan penderitaan keluarga. • Beban masa depan. 30
  • 31. Kerugian bagi perusahaan • Biaya pengobatan dan pertolongan pertama. • Biaya ganti rugi / kompensasi. • Kerusakan peralatan produksi & material. • Kelambatan produksi (kerugian waktu & penurunan produktivitas). • Upah yang dibayarkan selama korban tidak berproduksi. • Upah waktu hilang dari orang yang terlibat. • Turunnya produktivitas setelah sikorban bekerja kembali. • Biaya recruitment pegawai baru. • Biaya pelatihan sampai karyawan baru memiliki kemampuan berproduksi yang sama dengan korban. • Biaya-biaya administrasi yang timbul. • Berkurangnya kepercayaan masyarakat. • Turunnya moral karyawan lainnya. • Naiknya biaya / premi asuransi. 31
  • 32. $1 $5 HINGGA $50 BIAYA DALAM PEMBUKUAN: KERUSAKAN PROPERTI (BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN) $1 HINGGA $3 BIAYA LAIN YANG TAK DIASURANSIKAN BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT • Pengobatan/ Perawatan • Gaji (Biaya Diasuransikan) •Kerusakan gangguan •Kerusakan peralatan dan perkakas •Kerusakan produk dan material •Terlambat dan ganguan produksi •Biaya legal hukum •Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas dan peralatan gawat darurat •Sewa peralatan •Waktu untuk penyelidikan •Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang •Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya melatih •Upah lembur •Ekstra waktu untuk kerja administrasi •Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban •Hilangnya bisnis dan nama baik GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
  • 33. PRINSIP DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PRINSIP DASAR PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA 1. MENEMUKAN FAKTA/MASALAH  Identifikasi Bahaya 2. ANALISIS  Penilaian Resiko  pemeringkatan resiko 3. PEMILIHAN /PENETAPAN ALTERNATIF/PEMECAHAN  Mengendalikan resiko 4. PELAKSANAAN  Tindakan 5. PENGAWASAN  Sejauhmanapelaksanaantdkmenyimpang darirencana
  • 34. Bahaya di tempat kerja MEKANIK DAN STRUKTUR BAHAYA LISTRIK MESIN DAN ALAT BANTU TRANSPORTASI BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN PANAS DAN IKLIM KERJA BAHAYA TEKANAN RADIASI GETARAN DAN KEBISINGAN PENANGANAN BAHAN KEBAKARAN DAN PEMADAMAN PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO MEKANIK DAN STRUKTUR BAHAYA LISTRIK MESIN DAN ALAT BANTU TRANSPORTASI BERJALAN DAN BEKERJA PADA PERMUKAAN PANAS DAN IKLIM KERJA BAHAYA TEKANAN RADIASI GETARAN DAN KEBISINGAN PENANGANAN BAHAN KEBAKARAN DAN PEMADAMAN PELEDAKAN DAN BAHAN PELEDAK BAHAYA BAHAN KIMIA/BERACUN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BAHAYA BAHAN-BAHAN BIO
  • 35. Adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengenal dan memperkirakan adanya bahaya pada suatu system. Upaya ini dilakukan melalui mendiagnose dan menemukan bahaya pada bagian dari suatu system dan akibat yang akan ditimbulkan.
  • 36. Untuk mengetahui adanya bahaya pada suatu system Untuk mengetahui potensi bahaya baik akibat maupun frekuensinya. Untuk mengetahui lokasi bahaya. Untuk mengetahui bahwa bahaya tertentu telah diberi perlindungan Untuk analisa lebih lanjut
  • 37. Mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek K-3 pada setiap proses/area yg telah diidentifikasi sebelumnya. Identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi NORMAL , ABNORMAL , EMERGENCY dan MAINTENANCE
  • 38. KATAGORI BESARNYA BAHAYA  Untuk membantu proses identifikasi bahaya dapat dikategorikan, sbb :  Mechanical  Electrical  Radiation  Chemical  Fire and explosion
  • 39. DAFTAR POTENSI BAHAYA  Terpleset / Jatuh  Jatuh dari ketinggian  Kejatuhan benda asing  Ruang untuk kepala yang kurang  Bahaya dari Mesin  Bahaya dari Kendaraan  Kebakaran & Ledakan  Zat yang terhirup  Zat yg mencederai Mata  Zat yg melukai kulit  Bahaya listrik  Radiasi  Getaran  Bising  Pencahayaan  Lingkungan terlalu Panas  Kegiatan Kontraktor  Huru hara
  • 40. KUNCI MENGIDENTIFIKASI RISIKO  Kapan, kenapa, dimana, bagaimana kemungkinan terjadinya risiko & siapa tenaga yang dilibatkan.  Apakah Sumber & akibat masing - masing risiko ?  Apakah banyak waktu yg terbuang, biaya dan gangguan pemakai masing - masing risik ?  Apakah pengawasan yang ada dapat mengurangi risiko ?  Apakah dibutuhkan penelitian mendalam pada risiko tertentu ?  Apakah lingkup penelitian ?  Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ?  Apakah informasi yang diperoleh dapat dipercaya ?
  • 41. Unsur kegiatan, produksi, jasa sebuah organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Contoh Aspek K3 :  Ceceran Oli  Limbah Padat  Debu  Bau  Thiner  Bising  Getaran, dll Contoh Dampak K3 :  Terpeleset  Kontaminasi tanah  Pencemaran Air  Pencemaran Udara  Kebakaran  Penurunan pendengaran  Tersengat listrik  Ledakan, dll
  • 42. Pengendalian K3 terhadap kegiatan yang telah diidentifikasi : I. No Control, belum ada sistem pengendalian K3. II. Engineering Control, Pengendalian dilakukan melalui control dari bagian Engineering. III. Procedures/WI, Pengendalian dilakukan melalui prosedur atau instruksi kerja. IV. Skill Training, Pengendalian dilakukan dengan memberi pelatihan keterampilan terhadap personil yang bersangkutan. V. Special rules / permit, sebelum melaksanakan pekerjaan harus mendapat ijin dari bagian / dept yang bersangkutan. VI. PPE (Personal Protection Equipment) / APD, Pengendalian dilakukan dgn menggunakan APD.
  • 43. Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko : KEMUNGKINAN TERJADI ( Likelihood ) 1. (Rare) : Kemungkinan terjadi bahaya SANGAT KECIL ( pada keadaan luar biasa ). 2. (Unlikeky) : Biasanya tidak terjadi namun kemungkinan terjadi tetap ada . 3. (Possible) : Kemungkinan terjadi bahaya kecil atau merupakan suatu kebetulan. 4. (Likely) : Kemungkinan terjadi bahaya pada suatu keadaan tertentu. 5. (Almost Certain) : Sangat mungkin terjadi bahaya.
  • 44. Katagori Penilaian Bahaya dan Risiko : KESERIUSAN TERJADI ( Severity ) •(Insignificant) : Cedera hanya memerlukan pengobatan P3K. •(Minor) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tetap masuk kerja . •(Moderate) : Cedera memerlukan perawatan medis, tetapi tidak dapat masuk kerja. •(Major) : Cedera yang SERIUS ( mengakibatkan cacat anggota atau sebagian anggota tubuh) •(Catastrophic) : Menimbulkan KORBAN JIWA
  • 45. 5 ( 5 )H ( 10 )H ( 15 )E ( 20 )E ( 25 )E 4 ( 4 )M ( 8 )H ( 12 )H ( 16 )E ( 20 )E 3 ( 3 )L ( 6 )M ( 9 )H ( 12 )E ( 15 )E 2 ( 2 )L ( 4 )L ( 6 )M ( 8 )H ( 10 )E 1 ( 1 )N ( 2 )L ( 3 )M ( 4 )H ( 5 )H 1 2 3 4 5 K E M U N G K I N A N KESERIUSAN ( SEVERITY ) SCALE TINGKAT BAHAYA ( RISK LEVEL ) •N (Negligible) : Tidak memerlukan tindakan khusus. •L (Low Risk) : Pemantauan untuk memastikan tindakan pengendalian telah berjalan dengan baik . •M (Moderate) : Perlukan perhatian dan tambahan Prosedur /WI. •H (High Risk) : Perlu mendapatkan perhatian pihak Manajemen dan tindakan perbaikkan •E (Extreme) : Perlu segera dilakukan tindakan perbaikkan
  • 46. HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO Eliminasi Subtitusi Rekayasa Teknis Rekayasa Administrasi Alat Pelindung Diri
  • 47. ELIMINASI Eliminasi adalah tahap pertama, Eliminasi adalah menghilangkan sumber dari bahaya. Menghilangkan sumber bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. Cara ini adalah cara yang sangat aman karena dapat menekan resiko ketingkat yang paling aman. Tetapi sering kali tidak dapat dilakukan karena peralatan atau pekerjaan tersebut biasanya merupakan bagian dari proses pekerjaan. Contoh : Pak Basyar akan mengganti lampu yang berada di ketinggian 15 meter, Teknik Eliminasinya : Pak Basyar tidak mengganti lampu yang berada di ketinggian 15 meter
  • 48. SUBTITUSI Tahap kedua adalah SUBTITUSI, subtitusi adalah penggantian bahan, proses, tata cara ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang. Contoh : Sistem genset yang dioperasikan secara manual ketika saat mati lampu (black out) diganti dengan sistem otomatis
  • 49. ENGINEERING CONTROL Tahap ketiga yaitu engineering control atau pemisahan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Biasanya mesin atau sumber bahaya tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar potensi bahaya menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Contoh : Menambah ventilasi atau memasang exhaust fan di ruang genset , merelokasi lokasi genset agar kebisingan berkurang
  • 50. Administration Control • Pengendalian Administrasi adalah pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman. • Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll. • Contoh : Pembuatan instruksi kerja, SOP, serta rambu peringatan di area kerja
  • 51. PPE (Personal Protective Equipment) Tahap terakhir adalah penggunaan PPE atau APD (Alat Pelindung Diri), Metode ini dilakukan sebagai pelengkap atau langkah terakhir dari hirarki pengendalian. Tujuannya adalah Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik, meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman. Contoh : Pak Basyar akan melakukan penggantian lampu di ketinggian 15 meter, maka Pak Basyar wajib menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaannya, misal : Safety Helmet, scafolding atau tangga, safety body harness dan sarung tangan listrik
  • 52. 1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi • Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa • Pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3 2. STANDARISASI • Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3 3. INSPEKSI / PEMERIKSAAN • Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3 4. RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS & STATISTIK • Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan bidang K3 sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN Menurut ILO ( International Larbour Organization ) LANGKAH-LANGKAH MENCEGAH KECELAKAAN Menurut ILO ( International Larbour Organization )
  • 53. 5. PENDIDIKAN & LATIHAN • Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi TK 6. PERSUASI • Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3 • Bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi- sanksi 7. ASURANSI • Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3 8. PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA • Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja
  • 54. Prinsip K3 • Bekerja dengan aman dan selamat merupakan persyaratan utama dalam bekerja • Semua kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah • K3 adalah tanggung jawab seluruh karyawan • Manajemen Lini memiliki tanggung jawab untuk mensupervisi dan melatih semua pekerja dalam area tanggungjawabnya untuk bekerja dengan aman • Semua bentuk paparan energi atau lainnya dapat dikurangi sampai batas tertentu. • Mencegah kecelakaan dan terjadinya nyaris celaka di tempat kerja berperan dalam keberhasilan suatu kegiatan usaha • Kesadaran K3 adalah sikap waspada terhadap apa yang sedang di kerjakan dan apa yang sedang terjadi di sekitar pekerja 54
  • 55. MOTTO PERLU Satu menit untuk menulis konsep keselamatan Satu jam untuk melaksanakan pertemuan keselamatan Satu minggu merencanakan program keselamatan Satu bulan untuk menerapkannya di tempat kerja Satu tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan Sepanjang hidup untuk membudayakan kerja selamat NAMUN HANYA MEMERLUKAN Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua dengan KECELAKAAN
  • 56.
  • 57. Pertanyaan % Mengapa kita memakai APD? % Apa tujuan pemakaian APD? % Apa saja dasar pemilihan APD? % Apa saja keterbatasan APD? % Apa saja jenis-jenis APD? % APD apa yang kita perlukan di tempat kerja? 57
  • 58. PEMILIHAN ALAT PELINDUNG DIRI I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG DIHADAPI OLEH PEKERJA II. MEMENUHI STANDARD III. UKURAN YANG SESUAI IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT I. DAPAT MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP BAHAYA YANG DIHADAPI OLEH PEKERJA II. MEMENUHI STANDARD III. UKURAN YANG SESUAI IV. BENTUK DAN WARNA MENARIK V. BERATNYA SERINGAN MUNGKIN VI. TIDAK MENIMBULKAN BAHAYA TAMBAHAN VII. TIDAK MEMBATASI GERAK SI PEMAKAI VIII.SUKU CADANGNYA MUDAH DIDAPAT 58
  • 59. Peringatan : Apabila kita sudah memakai alat pelindung diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita pakai mempunyai keterbatasan. Peringatan : Apabila kita sudah memakai alat pelindung diri yang sesuai, kita masih dituntut untuk selalu berhati-hati karena alat pelindung diri yang kita pakai mempunyai keterbatasan. 59
  • 60. KETERBATASAN ALAT PELINDUNG DIRI a. Terbatas daerah yang dilindungi b. Terbatas kemampuannya c. Terbatas jenis bahaya yang dilindungi d. Terbatas waktu pemakaiannya 60
  • 61. JENIS ALAT PELINDUNG DIRI 1. ALAT PELINDUNG KEPALA 2. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN 3. ALAT PELINDUNG TELINGA 4. ALAT PELINDUNG MATA DAN MUKA 5. ALAT PELINDUNG BADAN 6. ALAT PELINDUNG ANGGOTA BADAN 7. ALAT PENCEGAH JATUH 8. ALAT PENCEGAH TENGGELAM 61
  • 62. 62
  • 63. Alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi tempurung / batok kepala dari benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar dekat penghantar listrik Alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi tempurung / batok kepala dari benturan atau jatuhan benda – benda keras, dan mengurangi kejutan listrik bila kepala terpapar dekat penghantar listrik 63 1. ALAT PELINDUNG KEPALA ( SAFETY HELMET ) Pakailah selalu Safety Helmet pada area dengan tanda wajib memakai pelindung kepala
  • 64. Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:  Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas  Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan pada hubungan dengan kelistrikan.  Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt. Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill ampere  Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt. Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill ampere.  Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya kelistrikan Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat • kelas A untuk limited voltage protection • kelas C untuk no voltage protection • kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service Berdasarkan standar ANSI Z89.1 (2003) safety Head diklasifikasikan menjadi dua type, antara lain:  Type 1 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas  Type 2 : untuk menanggulangi resiko bahaya dari atas sekaligus dari samping Selain itu Safety head juga digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas G,E, dan C yang didasarkan pada hubungan dengan kelistrikan.  Kelas E (Electrical) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 20.000 Volt. Test dengan tegangan 20,000V AC, 60 Hertz selama 3 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 9 mill ampere  Kelas G (General) untuk mengurangi resiko bahaya dari voltase tinggi dengan tegangan 2.200 Volt. Test dengan tegangan 2, 200V AC, 60 Hertz selama 1 menit, kebocoran arus tidak lebih dari 3 mill ampere.  Kelas C (Conductive) untuk safety head yang tidak dapat digunakan melindungi dari bahaya kelistrikan Sedangkan menurut ANSI Z89.1 1969 Terdapat • kelas A untuk limited voltage protection • kelas C untuk no voltage protection • kelas D untuk limited voltage protection, untuk fire fighter service 64 PENGELOMPOKAN HELM SAFETY
  • 65. 65
  • 66. PENGUJIAN SAFETY HELMET 66 1. Uji kekuatan : Helmet dipasang pada kepala buatan kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak boleh melebihi jarak antara helmet dengan anyaman penyangga. 2. Uji kekakuan Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm. 1. Uji kekuatan : Helmet dipasang pada kepala buatan kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi benturan 4 – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak boleh melebihi jarak antara helmet dengan anyaman penyangga. 2. Uji kekakuan Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama 8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm.
  • 67. 1. Purifying respirator Orang yg memakai alat ini, udara pernafasannya diambil dari hasil proses pemurnian udara lingkungan yang terkontaminasi. Cara kerja alat ini dibagi tiga : a. Secara kimia / chemical B. Secara mekanik / mechanical C. Kombinasi / combination 1. Purifying respirator Orang yg memakai alat ini, udara pernafasannya diambil dari hasil proses pemurnian udara lingkungan yang terkontaminasi. Cara kerja alat ini dibagi tiga : a. Secara kimia / chemical B. Secara mekanik / mechanical C. Kombinasi / combination 67 2. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN ( RESPIRATORY PROTECTION EQUIPMENT )
  • 68. 2. Supplying Respirator Orang yang memakai alat ini udara pernafasannya disuplai dari luar sehingga relatif tidak terpengaruh oleh kondisi udara lingkungan yang dihadapi. Jenis ini ada dua type : 1. Air line 2. SCBA ( self contained breathing apparatus ) 2. Supplying Respirator Orang yang memakai alat ini udara pernafasannya disuplai dari luar sehingga relatif tidak terpengaruh oleh kondisi udara lingkungan yang dihadapi. Jenis ini ada dua type : 1. Air line 2. SCBA ( self contained breathing apparatus ) 68 2. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN
  • 70. Respirator tidak sesuai dengan kumis dan jenggot panjang 70
  • 71. ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK MERENDAM SUARA YANG TIDAK DIKEHENDAKI / BISING. ALAT INI ADA DUA JENIS : a. EAR PLUG lebih murah, disposable, NRR cukup tinggi, kadang-kadang susah berbicara dengan si pemakai. b. EAR MUFF lebih mahal, lebih tahan lama, NRR lebih tinggi daripada ear plug ALAT INI DIGUNAKAN UNTUK MERENDAM SUARA YANG TIDAK DIKEHENDAKI / BISING. ALAT INI ADA DUA JENIS : a. EAR PLUG lebih murah, disposable, NRR cukup tinggi, kadang-kadang susah berbicara dengan si pemakai. b. EAR MUFF lebih mahal, lebih tahan lama, NRR lebih tinggi daripada ear plug 71 3. ALAT PELINDUNG TELINGA
  • 73. Dasar Perlindungan Telinga 1. Kebisingan menyebabkan berkurangnya pendengaran bila terpapar pada kebisingan >90 dBA 2. Perlindungan telinga harus dilakukan bila paparan >85dBA 3. Apabila tingkat kebisingan semakin tinggi maka waktu paparan makin singkat 1. Kebisingan menyebabkan berkurangnya pendengaran bila terpapar pada kebisingan >90 dBA 2. Perlindungan telinga harus dilakukan bila paparan >85dBA 3. Apabila tingkat kebisingan semakin tinggi maka waktu paparan makin singkat 73
  • 74. Tingkat kebisingan dan waktu 74 Kebisingan (dBA) • 90 • 92 • 95 • 100 • 105 • 110 • 115 Paparan (Jam) • 8 • 6 • 4 • 2 • 1 • 0.5 • 0.25
  • 75. a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS. b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA. a. SINAR INFRA MERAH ATAU SINAR ULTRA VIOLET PADA PEKERJAAN PENGELASAN / SPECTROS. b. BUTIRAN KERAS PADA PEKERJAAN LOGAM c. BUTIRAN DEBU ATAU BUTIRAN PADAT LAINNYA. 75 ALAT PELINDUNG MATA ( GOGGLES ) BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI MATA DARI : 4. ALAT PELINDUNG MATA DAN MUKA
  • 77. GOOGLES Goggles melindungi mata dengan karateristik terpasang dekat wajah dan mengitari area mata. APD ini melindungi lebih baik jika terjadi kecelakaan seperti percikan cairan, uap logam uap, serbuk dan debu agar tetap aman dan kecelakaan dapat diminimalkan. 77
  • 78. Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia atau partikel yang melayang. Peralatan ini hanya melindungi wajah sehingga pemakaian safety glasses pengaman harus dikombinasi. PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD ) 78
  • 79. Alat pelindung wajah yang lain adalah welding helmets (topeng las) berfungsi memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Welding Helmets digunakan pada proses pengelasan yang berfungsi sebagai pelindung sekunder untuk melindungi diri dari UV, panas dan tubrukan. PELINDUNG MUKA ( FACE SHIELD ) 79
  • 80. PENCUCI MUKA DAN WAJAH Beberapa langkah perlindungan mata dan wajah yaitu pencucian mata dengan peralatan sesuai standar peraturan Amerika Serikat (AS) : 29 CFR 1910.151(c) dan ANSI Z358.1- . Jenis peralatan pencucian mata dan wajah Beberapa langkah perlindungan mata dan wajah yaitu pencucian mata dengan peralatan sesuai standar peraturan Amerika Serikat (AS) : 29 CFR 1910.151(c) dan ANSI Z358.1- . Jenis peralatan pencucian mata dan wajah 80 1. Pencucian Mata dan muka Prinsip alat pencuci yaitu kran dinyalahkan dan pastikan air kran diarahkan ke kelopak mata yang terkena percikan. Pencucian dilakukan hingga tidak terasa lagi perih akibat kotoran ataupun zat lain.
  • 81. PENCUCI MUKA DAN WAJAH 2. Shower Prinsip alat ini cukup menarik bandle dan air akan keluar. Standar : ANSI Z358.1-2004 2. Shower Prinsip alat ini cukup menarik bandle dan air akan keluar. Standar : ANSI Z358.1-2004 81 3. Drench hose Alat ini memiliki kemiripian dengan alat pencuci mata, drench hose pencucian langsung diarahkan ke mata bermasalah. 3. Drench hose Alat ini memiliki kemiripian dengan alat pencuci mata, drench hose pencucian langsung diarahkan ke mata bermasalah.
  • 82. 1. Appron dari bahan kulit, digunakan untuk melindungi badan dari bahan- bahan panas pada pengelasan atau pengecoran logam 2. Appron dari bahan PVC, untuk melindungi badan dari bahan kimia pada pekerjaan laboratorium atau instalasi pencampuran tel 3. Appron dari bahan Pb, untuk melindungi badan dari bahaya radiasi 1. Appron dari bahan kulit, digunakan untuk melindungi badan dari bahan- bahan panas pada pengelasan atau pengecoran logam 2. Appron dari bahan PVC, untuk melindungi badan dari bahan kimia pada pekerjaan laboratorium atau instalasi pencampuran tel 3. Appron dari bahan Pb, untuk melindungi badan dari bahaya radiasi 82 5. ALAT PELINDUNG BADAN
  • 83. 83
  • 84. 84 6. ALAT PELINDUNG ANGGOTA BADAN 1. SARUNG TANGAN (GLOVES), DIGUNAKAN UNTUK MELINDUNGI JARI TANGAN SAMPAI BATAS DIBAWAH SIKU TERHADAP BAHAYA : •DARI KULIT A. Bahaya panas •DARI PB B. BAHAYA RADIASI MENGION •DARI PVC C. BAHAYA BAHAN KIMIA D. BAHAYA BAHAN KIMIA E. BAHAYA BAHAN KIMIA F. BAHAYA BAHAN KIMIA DARI KARET DARI KATUN DARI KULIT
  • 85. 2. Alat pelindung lengan 85 Seperti pada sarung tangan, alat ini terbuat dari beraneka macam bahan yang sesuai dengan bahaya yang dilindungi Seperti pada sarung tangan, alat ini terbuat dari beraneka macam bahan yang sesuai dengan bahaya yang dilindungi
  • 87. Alat pelindung kaki ( safety shoes ) Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam. Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat : a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll. b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid. c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air. Sepatu keselamatan kerja dipergunakan melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda berat, percikan cairan dan tertusuk oleh benda-benda tajam. Pelindung kaki harus memenuhi standar ANSI dengan syarat : a. Sepatu berujung baja tahan tubrukan, penetrasi, tekanan, dll. b. Sepatu dengan sol anti gelincir dan non-skid. c. Tahan kimia (karet, vinil, plastik jahitan sintesis untuk menolak penetrasi kimia) Anti-statis, tahan suhu tinggi, pelindung listrik dan kedap air. 87
  • 89. 1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) , BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN 2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA. 2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU KETINGGIAN. 3. Life-Safety Harness 1. SABUK KESELAMATAN (SAFETY BELT) , BERFUNGSI UNTUK MELINDUNGI SI PEMAKAI DARI KEMUNGKINAN JATUH DARI SUATU KETINGGIAN , DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN 2 M ATAU LEBIH DARI LANTAI KERJA. 2. SABUK UNTUK PENOLONG, DIGUNAKAN UNTUK MENOLONG KORBAN PADA SUATU KETINGGIAN. 3. Life-Safety Harness 7. ALAT PENCEGAH JATUH
  • 91. Alat pencegah tenggelam (life jacket ) berfungsi untuk melindungi pemakai dari kemungkinan bahaya tenggelam pada pekerjaan diatas air 91 8.ALAT PENCEGAH TENGGELAM