SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
OLEH
UMMU SALAMAH, M.Pd
MATEMATIKA 1
My Identity
Ummu Salamah, M.Pd
Tiram, Bangka Selatan
WA/SMS : 081929007731
Tugas
30%
UTS
30%
UAS
40%
Penilaian Perkuliahan
INDIKATOR
𝑨 β‡’ πŸ‘, πŸ“πŸŽ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š ≀ πŸ’, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ–πŸ βˆ’ 𝟏𝟎𝟎
𝑨𝑩 β‡’ πŸ‘, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < πŸ‘, πŸ“πŸŽπ’‚π’•π’‚π’– πŸ•πŸ“ βˆ’ πŸ–πŸŽ
𝑩 β‡’ 𝟐, πŸ•πŸ“ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < πŸ‘, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ”πŸ— βˆ’ πŸ•πŸ’
𝑩π‘ͺ β‡’ 𝟐, πŸ“πŸŽ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, πŸ•πŸ“ 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ”πŸ‘ βˆ’ πŸ”πŸ–
π‘ͺ β‡’ 𝟐, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, πŸ“πŸŽ 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ“πŸ” βˆ’ πŸ”πŸ
𝑫 β‡’ 𝟏, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ’πŸ βˆ’ πŸ“πŸ“
𝑬 β‡’ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟏, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟏 βˆ’ πŸ’πŸŽ
1.
Operasi
Dasar
Bilangan
Matematika 1
2.
Operasi
Dasar
Aljabar
3.
Geometri
4.
Trigono-
metri
What Will We Learn?
OPERASI DASAR BILANGAN
(ARITMETIKA)
Pertemuan ke-1, ke-2, ke-3
Operasi
Bilangan
β€’ Operasi-operasi pada bilangan
β€’ FPB dan KPK
β€’ Urutan Prioritas dan Tanda Kurung
Pecahan,
Desimal &
Persentase
β€’ Pecahan
β€’ Rasio dan Proporsi
β€’ Desimal
β€’ Persentase
Pangkat &
Bentuk Standar
β€’ Perpangkatan
β€’ Contoh Soal Perpangkatan
β€’ Bentuk Standar
β€’ Contoh Soal Bentuk Standar
Operasi Dasar Bilangan
Operasi Bilangan
Operasi-operasi
Bilangan
FPB dan
KPK
Urutan
Prioritas
dan Tanda
Kurung
Operasi-operasi Bilangan
Seluruh bilangan yang tidak disertai pecahan
disebut bilangan bulat (integer).
Bilangan +4, +6, +75 disebut bilangan bulat positif;
Bilangan -14, -5, -53 disebut bilangan bulat negatif.
Di antara bilangan bulat negatif terdapat bilangan 0 (nol),
yang bukan bilangan positif ataupun bilangan negatif.
Ada empat operator operasi bilangan yaitu ; penambahan
(+), pengurangan ( - ), perkalian ( x ) dan pembagian ( : )
Ketika tanda-tanda yang tidak
sama berada bersama-sama
dalam suatu perhitungan, tanda
akhirnya adalah negatif. Dengan
demikian, 4 ditambah minus 5
adalah 4 + βˆ’ 5 sehingga menjadi
4 – 5 = βˆ’1
Sedangkan tanda-tanda yang
sama akan menghasilkan tanda
akhir yang positif. Jadi 4
dikurang minus 5 adalah 4 βˆ’ βˆ’
5 sehingga menjadi 4 +5 = 9
Untuk penambahan
dan pengurangan
Ketika bilangan-bilangan yang
terlibat memiliki tanda-tanda
yang tidak sama, jawabannya
akan memiliki tanda negatif.
Tetapi apabila bilangan-
bilangan yang terlibat memiliki
tanda yang sama, jawabannya
akan memiliki tanda positif.
Jadi, 3 x βˆ’ 4 = βˆ’12,
sedangkan βˆ’3 x βˆ’ 4 = +12.
Demikian pula
4
βˆ’3
= βˆ’
4
3
dan
βˆ’4
βˆ’3
= +
4
3
Untuk perkalian
dan pembagian
Test
Hitunglah :
1. πŸπŸ’πŸπŸ• βˆ’ πŸ’πŸ–πŸ• + πŸπŸ’πŸπŸ’ βˆ’ πŸπŸ•πŸ•πŸ– βˆ’ πŸ’πŸ•πŸπŸ
2. βˆ’πŸ‘πŸ–πŸ’πŸπŸ— βˆ’ πŸπŸπŸ•πŸ• + πŸπŸ’πŸ’πŸŽ βˆ’ πŸ•πŸ—πŸ— + πŸπŸ–πŸ‘πŸ’
3. πŸπŸ•πŸπŸ“ βˆ’ πŸπŸ–πŸπŸ“πŸŽ + πŸπŸπŸ’πŸ•πŸ βˆ’ πŸπŸ“πŸŽπŸ— + πŸπŸπŸ‘πŸπŸ•πŸ’
4. πŸ‘πŸπŸ“πŸ – (βˆ’πŸπŸ•πŸ”πŸ‘)
5. βˆ’πŸπŸ‘πŸπŸ’πŸ– βˆ’ πŸ’πŸ•πŸ•πŸπŸ’
6. πŸπŸ’πŸ‘ 𝒙 (βˆ’πŸ‘πŸ)
7. πŸ’πŸ’πŸ– 𝒙 πŸπŸ‘
8. πŸ—πŸ•πŸ— ∢ 𝟏𝟏
9.
πŸπŸ–πŸπŸ‘
πŸ•
10. πŸπŸ“πŸ—πŸŽπŸ’ ∢ πŸ“πŸ”
β€’ Suatu kelipatan adalah suatu
bilangan yang terdiri dari bilangan
lain tepat beberapa kali. Bilangan
terkecil yang dapat tepat dibagi
dengan masing-masing dari dua
atau lebih bilangan disebut
sebagai Kelipatan Persekutuan
terKecil (KPK).
KPK
β€’ Ketika kita mengalikan dua atau
lebih bilangan, masing-masing
bilangan tadi disebut faktor-faktor.
Jadi suatu faktor adalah suatu
bilangan yang dapat tepat membagi
(tanpa sisa) suatu bilangan lain.
β€’ Faktor Persekutuan terBesar
(FPB) adalah bilangan terbesar yang
dapat tepat membagi dua atau lebih
bilangan.
FPB
Tentukanlah KPK dari bilangan-bilangan 12, 42, dan 90.
Penyelesaian :
KPK diperoleh dengan menentukan faktor-faktor terkecil dari
masing-masing bilangan, dan kemudian memilih kelompok
terbesar manapun dari faktor yang ada. Jadi
12 = 2 x 2 x 3
42 = 2 x 3 x x 7
90 = 2 x 3 x 3 x 5
Kelompok terbesar dari faktor manapun yang ada ditunjukkan oleh
garis putus-putus dan kelompok tsb adalah 2 x 2 pada 12, 3 x 3
pada 90, 5 pada 90 dan 7 pada 42.
Oleh karena itu, KPK-nya adalah 2 x 2 x 3 x 3 x 5 x 7 = 1260, dan
ini merupakan bilangan terkecil yang dapat tepat dibagi dengan 12,
42, dan 90
2 x 2
Contoh KPK
3 x 3
7
5
Tentukanlah FPB dari bilangan-bilangan 12, 30, dan 42.
Penyelesaian :
Masing-Masing bilangan dinyatakan dalam bentuk fakktor-faktor
terkecilnya. Ini diperoleh dengan cara membagi bilangan tersebut
dengan bilangan-bilangan prima 2, 3, 5, 7, 11, 13, … (jika
mungkin) secara berurutan. Jadi,
12 = 2 x 2 x 3
30 = 2 x 3 x 5
42 = 2 x 3 x 7
Faktor-faktor persekutuan dari bilangan tersebut adalah 2 pada
kolom 1 dan 3 pada kolom 3, yang ditunjukkan dengan gaaris
putus-putus. Oleh karena itu, FPB-nya adalah 2 x 3 yaitu 6. jadi 6
adalah bilangan terbesar yang dapat membagi 12, 30 dan 42
2
2
2
Contoh FPB
3
3
3
1. Tentukanlah FPB dari bilangan-bilangan 30, 105,
210, dan 1155.
2. Tentukanlah KPK dari bilangan-bilangan 150,
210, 735, dan 1365.
Cobalah !
Urutan Prioritas dan Tanda Kurung
Ketika suatu operasi aritmetika tertentu harus dikerjakan terlebih
dahulu,maka bilangan-bilangan dan tanda-tanda operasinya diletakkan di
antara tanda kurung. Misal, 3 dikalikan dengan hasil dari 6 dikurangi 2
ditulis sebagai πŸ‘π±(πŸ” βˆ’ 𝟐).
Dalam operasi aritmetika, urutan operasi yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
i) menentukan nilai-nilai operasi yang ada dalam tanda kurung;
ii) perkalian dan pembagian; dan
iii) Penjumlahan dan pengurangan
Urutan Prioritas dalam operasi aritmetika adalah kurung,
pembagian, perkalian, penjumlahan, dan pengurangan
Kuis
Tentukanlah nilai dari :
1. πŸ” + πŸ’ ∢ πŸ“ βˆ’ πŸ‘
2. πŸπŸ‘ βˆ’ 𝟐 𝒙 πŸ‘ + πŸπŸ’ ∢ 𝟐 + πŸ“
3. πŸπŸ” ∢ 𝟐 + πŸ” + πŸπŸ– πŸ‘ + πŸ’ 𝒙 πŸ” βˆ’ 𝟐𝟏
4. πŸ–πŸ” + πŸπŸ’ ∢ (πŸπŸ’ βˆ’ 𝟐)
5. πŸπŸ‘ βˆ’ πŸ’ 𝟐 𝒙 πŸ• +
πŸπŸ’πŸ’ βˆΆπŸ’
πŸπŸ’βˆ’πŸ–
6. πŸ”πŸ‘ βˆ’ πŸπŸ– πŸπŸ’ ∢ 𝟐 + πŸπŸ”
7.
𝟏𝟏𝟐
πŸ”
βˆ’ πŸπŸπŸ— ∢ πŸπŸ• + πŸ‘ 𝒙 πŸπŸ—
8.
(πŸ“πŸŽβˆ’πŸπŸ’)
πŸ‘
+ πŸ• πŸπŸ” βˆ’ πŸ• βˆ’ πŸ•
Pecahan, Desimal,
dan Persentase
Pecahan
Rasio dan
proporsi
Desimal Persentase
PECAHAN
Ketika 3 dibagi dengan 4, kita dapat menulisnya
sebagai
3
4
atau 3/4.
3
4
disebut suatu pecahan.
Bilangan di atas garis, yaitu 3 disebut sebagai
pembilang dan bilangan di bawah garis, yaitu 4
disebut sebagai penyebut.
Jika nilai pembilang lebih kecil daripada nilai
penyebut, pecahan itu disebut sebagai pecahan
wajar (proper fraction); jadi
3
4
adalah bilangan
pecahan wajar (pecahan biasa).
PECAHAN
Jika nilai pembilang lebih besar daripada nilai penyebut,
pecahan itu disebut sebagai pecahan tak wajar (improper
fraction); jadi
11
3
adalah suatu pecahan tak wajar dan dapat
juga dinyatakan sebagai suatu bilangan campuran, yaitu
sebuah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan sebuah
bilangan pecahan biasa. Dengan demikian, bilangan pecahan
tak wajar
11
3
sama dengan bilangan 3
2
3
.
Ketika suatu pecahan disederhanakan dengan membagi
pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama,
cara ini disebut dengan penyederhanaan. Penyederhaan
dengan bilangan 0 (nol) tidak diperbolehkan.
CONTOH
β€’Sederhanakanlah
𝟏
πŸ‘
+
𝟏
πŸ•
.
β€’Penyelesaian :
β€’Menyamakan penyebut dengan menggunakan KPK
KPK dari kedua penyebut adalah πŸ‘ 𝒙 πŸ• = 𝟐𝟏
dengan menyatakan setiap pecahan dengan
bilangan penyebut 21, menghasilkan:
𝟏
πŸ‘
+
𝟏
πŸ•
=
πŸ•+πŸ”
𝟐𝟏
=
πŸπŸ‘
𝟐𝟏
atau
β€’Perkalian Silang
β€’
𝟏
πŸ‘
+
𝟏
πŸ•
=
πŸ• 𝒙 𝟏 +(πŸ‘ 𝒙 𝟐)
𝟐𝟏
=
πŸ•+πŸ”
𝟐𝟏
=
πŸπŸ‘
𝟐𝟏
LATIHAN
1) Hitunglah πŸ•
𝟏
πŸ–
βˆ’ πŸ“
πŸ‘
πŸ•
2) Selesaikanlah πŸ’
πŸ“
πŸ–
βˆ’ πŸ‘
𝟏
πŸ’
+ 𝟏
𝟐
πŸ“
3) Tentukanlah nilai dari 𝟏
πŸ‘
πŸ“
𝒙 𝟐
𝟏
πŸ‘
𝒙 πŸ‘
πŸ‘
πŸ•
4) Selesaikanlah
πŸ‘
πŸ•
∢
𝟏𝟐
𝟐𝟏
5) Hitunglah πŸ“
πŸ‘
πŸ“
∢ πŸ•
𝟏
πŸ‘
6) Sederhanakanlah
𝟏
πŸ‘
βˆ’
𝟐
πŸ“
+
𝟏
πŸ’
:
πŸ‘
πŸ–
𝒙
𝟏
πŸ‘
7) Tentukanlah nilai dari
β€’
πŸ•
πŸ”
𝐝𝐚𝐫𝐒 πŸ‘
𝟏
𝟐
βˆ’ 𝟐
𝟏
πŸ’
+ πŸ“
𝟏
πŸ–
∢
πŸ‘
πŸπŸ”
βˆ’
𝟏
𝟐
RASIO dan PROPORSI
Jika suatu kuantitas berbanding terbalik dengan kuantitas lain,
maka ketika kuantitas tersebut berlipat ganda, kuantitas yang
satunya menjadi setengahnya (menjadi lebih sedikit dari semula).
Jika satu kuantitas berbanding lurus dengan kuantitas lain, maka
ketika kuantitas itu berlipat ganda, kuantitas yang satunya juga
berlipat ganda.
Rasio dari satu kuantitas terhadap kuantitas lain adalah suatu
pecahan, dan menunjukkan berapa kali suatu kuantitas terdapat di
dalam kuantitas lain yang sejenis.
CONTOH 1
1) Sepotong kayu dengan panjang 273 cm dipotong
menjadi 3 bagian dengan rasio 3 banding 7 banding
11. Tentukanlah panjang dari ketiga bagian tersebut.
Penyelesaian :
Jumlah total bagian adalah 3 + 7 + 11 yaitu 21, oleh
karena itu 21 bagian setara dengan 273 cm.
Sehingga
1 bagian setara dengan
πŸπŸ•πŸ‘
𝟐𝟏
= πŸπŸ‘ cm
3 bagian setara dengan 3 x 13 = 39 cm
7 bagian setara dengan 7 x 13 = 91 cm
11 bagian setara dengan 3 x 13 = 143 cm
Maka panjang dari ketiga bagian itu adalah 39 cm, 91
cm dan 143 cm
(periksa : 39 + 91 + 143 = 273)
CONTOH 2
1) Jika 3 orang dapat menyelesaikan sebuah tugas dalam
waktu 4 jam, hitunglah berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh 5 orang untuk menyelesaikan tugas yang
sama, dengan mengasumsikan bahwa kecepatan kerjanya
tetap konstan.
Penyelesaian :
Semakin banyak jumlah orang, semakin cepat tugas dapat
diselesaikan, jadi terdapat perbandingan terbalik.
Sehingga
3 orang menyelesaikan tugas dalam 4 jam,
1 orang membutuhkan waktu tiga kali lebih lama, yaitu
4 x 3 = 12 jam
5 orang dapat melakukannya dalam waktu seperlima
waktu yang dibutuhkan oleh satu orang, yaitu
𝟏𝟐
πŸ“
jam atau 2 jam 24 menit.
TEST
1) Bagilah 312 mm dengan rasio 7 banding 17.
2) Tentukanlah berapa banyak tembaga dan seng
yang dibutuhkan untuk membuat 99 kg
batangan kuningan jika proporsi massa
tembaga : seng = 8 : 3.
3) Dibutuhkan 3 jam 15 menit untuk terbang dari
kota A ke kota B pada suatu kecepatan
konstan. Hitunglah berapa lama perjalanannya
jika
a. kecepatannya 𝟏
𝟏
𝟐
kali kecepatan asalnya
b. Kecepatannya
πŸ‘
πŸ’
dari kecepatan asalnya.
Sistem bilangan desimal didasarkan pada
bilangan 0 hingga 9. bilangan seperti 53,17
disebut pecahan desimal, sebuah koma
desimal memisahkan bagian bilangan bulat,
yaitu 53, dari bagian pecahan, yaitu 0,17
Suatu bilangan yang dapat dinyatakan
dengan tepat sebagai suatu pecahan desimal
disebut bilangan desimal terhingga, dan
bilangan yang tidak dapat dinyatakan tepat
sebagai suatu pecahan desimal disebut
bilangan desimal tak-terhingga.
DESIMAL
DESIMAL
β€’ Sebagai contoh,
3
2
= 1,5 adalah bilangan desimal
terhingga, tetapi
4
3
= 1,333333 … disebut sebagai
bilangan desimal tak hingga, 1,333333 … dapat ditulis
sebagai 1,3, disebut β€˜satu koma tiga yang terus berlanjut’.
β€’ Jawaban untuk suatu bilangan desimal tak-terhingga
dapat dinyatakan dalam dua cara, tergantung pada
keakuratan yang dibutuhkan.
i. Benar hingga sejumlah angka penting, yaitu
sejumlah angka yang menunjukkan sesuatu, dan
ii. Benar hingga sejumlah angka desimal, yaitu
sejumlah angka di belakang koma desimal.
Angka terakhir di dalam jawaban tidak
diubah jika angka berikutnya di sebelah
kanan adalah dari kelompok bilangan 0,
1, 2, 3, atau 4,
Tetapi dinaikkan 1 jika angka berikutnya
di sebelah kanan adalah dari kelompok
bilangan 5, 6, 7, 8, atau 9.
Jadi, bilangan desimal tanpa akhir
7,6183… menjadi 7,62 adalah benar
hingga 3 angka penting, karena angka
berikutnya di sebelah kanan adalah 8,
Selain itu, 7,6183 … menjadi 7,618
adalah benar hingga 3 angka desimal,
karena angka berikutnya di sebelah
kanan adalah 3
Ketentuan Pembulatan Desimal
CONTOH 1
Hitunglah πŸ’πŸ, πŸ• + πŸ‘, πŸŽπŸ’ + πŸ–, πŸ• + 𝟎, πŸŽπŸ”.
Penyelesaian :
Bilangan-bilangan tsb ditulis sedemikian rupa sehingga posisi tanda
komanya segaris lurus. Setiap kolom di jumlahkan, mulai dari yang
paling kanan.
Jadi, πŸ’πŸ, πŸ• + πŸ‘, πŸŽπŸ’ + πŸ–, πŸ• + 𝟎, πŸŽπŸ” = πŸ“πŸ’, πŸ“πŸŽ
πŸ’πŸ, πŸ•
πŸ‘, πŸŽπŸ’
πŸ–, πŸ•
𝟎, πŸŽπŸ”
54, πŸ“πŸŽ
CONTOH 2
Hitunglah πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ ∢ 𝟏, πŸ•, benar hingga (i) empat angka penting dan
(ii) empat angka desimal.
Penyelesaian :
πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• =
πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ
𝟏, πŸ•
Penyebutnya diubah menjadi sebuah bilangan bulat dengan mengalikannya
dengan 10. pembilangnya juga dikalikan dengan 10 agar pecahan tetap bernilai
sama, maka
πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• =
πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ 𝒙 𝟏𝟎
𝟏, πŸ• 𝒙 𝟏𝟎
=
πŸ‘πŸ•πŸ–, 𝟏
πŸπŸ•
Pembagian panjang disini sama dengan pembagian panajng pada bilangan bulat
dan empat langkah pertamanya ditunjukkan sebagai berikut.
378, 100000
34
38
34
41
34
70
68
20
22, 24117 …
17
(i) πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = 𝟐𝟐, πŸπŸ’ benar hingga
empat angka penting, dan
(ii) πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = 𝟐𝟐, πŸπŸ’πŸπŸ benar hingga
empat angka desimal.
PERSENTASE
β€’ Persentase digunakan untuk menyatakan suatu standar
yang umum dan merupakan pecahan dengan penyebut
100. sebagai contoh, 25 persen berarti
25
100
atau
1
4
dan
ditulis sebagai 25%
CONTOH
1. Nyatakanlah sebagai persentase (a) 1,875 dan (b) 0,0125
Penyelesaian :
Suatu pecahan desimal diubah menjadi persen dengan mengalikannya
dengan 100. Jadi
a) 1,875 setara dengan 1,875 x 100%, yaitu 187,5%
b) 0,0125 setara dengan 0,0125 x 100%, yaitu 1,25%
2. Dibutuhkan waktu 50 menit untuk membuat sebuah barang, dengan
menggunakan peralatan jenis baru, waktu yang dibutuhkan dapat
dikurangi hingga 15%. Hitunglah waktu baru yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
15% dari 50 menit =
πŸπŸ“
𝟏𝟎𝟎
𝒙 πŸ“πŸŽ =
πŸ•πŸ“πŸŽ
𝟏𝟎𝟎
= πŸ•, πŸ“ menit.
Sehingga waktu baru yang dibutuhkan adalah πŸ“πŸŽ βˆ’ πŸ•, πŸ“ = πŸ’πŸ, πŸ“ menit.
Sebagai alternatif, jika waktu berkurang 15%, maka sekarang
dibuthkan 85% dari waktu aslinya, yaitu 85% dari πŸ“πŸŽ =
πŸ–πŸ“
𝟏𝟎𝟎
𝒙 πŸ“πŸŽ =
πŸ’πŸπŸ“πŸŽ
𝟏𝟎𝟎
= πŸ’πŸ, πŸ“ menit, sama seperti jawaban sebelumnya.
Perpangkatan
dan Bentuk Dasar
β€’ KEBALIKAN
β€’ AKAR KUADRAT
β€’ HUKUM
PERPANGKATAN
β€’ CONTOH
PERPANGKATAN
β€’ KARAKTERISTIK
β€’ CONTOH
BENTUK
STANDAR
Faktor-faktor terkecil dari 2000 adl 2 x 2 x 2 x 2 x 5 x 5 x
5. faktor-faktor ini ditulis sebagai 24 π‘₯ 53, dimana 2 dan 5
disebut bilangan pokok dan bilangan 4 dan 3 disebut
indeks.
Jika suatu indeks adl bilangan bulat maka indeks itu disebut
pangkat. Jadi, 24
disebut β€˜dua pangkat empat’ dan memiliki
bilangan pokok 2 dan indeks 4. Demikian juga, 53 disebut β€˜lima
pangkat tiga’ dan memiliki bilangan pokok 5 dan indeks 3.
Sebutan-sebutan khusus mungkin digunakan untuk pangkat 2 dan
3, yang disebut β€˜kuadrat’ dan β€˜kubik’. Jadi, 72
disebut β€˜tujuh
kuadrat’ dan 93
disebut β€˜sembilan kubik’. Jika tidak ada pangkat
yang ditunjukkan, maka pangkatnya adalah 1, sehingga 2 berarti
21
.
PERPANGKATAN
β€’ Kebalikan (resiprocal) dari suatu bilangan
adalah ketika indeksnya adalah βˆ’πŸ dan
nilainya diperoleh dari 1 dibagi dengan
bilangan pokok tersebut. Jadi, kebalikan dari
2 adalah πŸβˆ’πŸ
dan nilainya adalah
𝟏
𝟐
atau 0,5.
kebalikan
AkarKuadrat
Akar kuadrat
dari suatu
bilangan adl
ketika
pangkatnya
adalah
𝟏
𝟐
, dan
akar kuadrat
dari 2 ditulis
sebagai 𝟐
𝟏
𝟐 atau
𝟐.
Nilai dari akar
kuadrat adalah nilai
dari bilangan pokok
yang mana jika
dikalikan dengan
dirinya sendiri akan
menghasilkan
bilangan tersebut.
Karena 3 x 3 = 9
maka πŸ— = πŸ‘, tetapi
βˆ’πŸ‘ 𝒙 βˆ’πŸ‘ = πŸ—
maka πŸ— = πŸ‘
Selalu terdapat
dua jawaban
ketika mencari
akar kudrat dari
sebuah bilangan
dan ini
ditunjukkan
dengan memberi-
kan tanda + dan
βˆ’ di depan
jawaban dari soal
akar kuadrat.
Jadi πŸ— = Β±πŸ‘
HukumPerpangkatan Ketika penyederhanaan perhitungangan melibat-
kan pangkat, beberapa aturan atau hukum dasar
tertentu dapat diterapkan, disebut hukum-
hukum perpangkatan. Hukum-hukum tersebut
adalah :
i) Ketika mengalikan dua atau lebih bilangan
dengan bilangan pokok yang sama, maka pangkat-
pangkatnya dijumlahkan. Sebagai contoh :
32
π‘₯ 34
= 32+4
= 36
ii) Ketika suatu bilangan dibagi dengan suatu bilangan
yang memiliki bilangan pokok yang sama, maka
pangkat-pangkatnya dikurangkan. Sebagai contoh :
35
32 = 35βˆ’2
= 33
HukumPerpangkatan iii) Ketika suatu bilangan yang dipangkatkan kemudian
dipangkatkan lagi, maka pangkat-pangkatnya dikalikan.
Sebagai contoh :
πŸ‘ πŸ“ 𝟐
= πŸ‘ πŸ“π’™πŸ = πŸ‘ 𝟏𝟎
iv) Ketika suatu bilangan memiliki pangkat 0, maka nilainya
adalah 1.
Sebagai contoh :
πŸ‘ 𝟎 = 𝟏
v) Suatu bilangan yang dipangkatkan dengan pangkat negatif adalah
kebalikan dari bilangan itu dipangkatkan dengan pangkat positif.
Sebagai contoh :
πŸ‘βˆ’πŸ’
=
𝟏
πŸ‘ πŸ’ demikian juga,
𝟏
πŸβˆ’πŸ‘ = 𝟐 πŸ‘
vi) Ketika suatu bilangan dipangkatkan dengan suatu pangkat pecahan, penyebut
dari pecahan adalah akar dari bilangan tersebut, dan pembilangnya adalah
pangkatnya. Sebagai contoh :
πŸ–
𝟐
πŸ‘ =
πŸ‘
πŸ– 𝟐 = 𝟐 𝟐
= πŸ’ dan πŸπŸ“
𝟏
𝟐 =
𝟐
πŸπŸ“ 𝟏 = πŸπŸ“ = Β±πŸ“
[Catat bahwa ≑
𝟐
]
Contoh 1
β€’ Hitunglah (a) πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘ ∢ πŸ“ πŸ’ dan (b) πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ : (πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘)
Penyelesaian :
Dari hukum (i) dan (ii)
(a) πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘ ∢ πŸ“ πŸ’ =
πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘
πŸ“ πŸ’ =
πŸ“ 𝟐+πŸ‘
πŸ“ πŸ’
=
πŸ“ πŸ“
πŸ“ πŸ’ = πŸ“(πŸ“βˆ’πŸ’) = πŸ“ 𝟏 = πŸ“
(b) πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ : πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ =
πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“
πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ =
πŸ‘ 𝟏+πŸ“
πŸ‘ 𝟐+πŸ‘
=
πŸ‘ πŸ”
πŸ‘ πŸ“ = πŸ‘(πŸ”βˆ’πŸ“)
= πŸ‘ 𝟏
= πŸ‘
Contoh 2
Sederhanakanlah
πŸ•βˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ’
πŸ‘βˆ’πŸ 𝒙 πŸ• πŸ“ 𝒙 πŸ“βˆ’πŸ dan nyatakanlah
jawabannya dalam bentuk pangkat positif.
Penyelesaian :
Karena πŸ•βˆ’πŸ‘
=
𝟏
πŸ• πŸ‘ , 𝒅𝒂𝒏
𝟏
πŸ‘βˆ’πŸ = πŸ‘ 𝟐
𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂
𝟏
πŸ“βˆ’πŸ =
πŸ“ 𝟐
, π’Žπ’‚π’Œπ’‚
πŸ•βˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ’
πŸ‘βˆ’πŸ 𝒙 πŸ• πŸ“ 𝒙 πŸ“βˆ’πŸ =
πŸ‘ πŸ’ 𝒙 πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ“ 𝟐
πŸ• πŸ‘ 𝒙 πŸ• πŸ“
=
πŸ‘(πŸ’+𝟐) 𝒙 πŸ“ 𝟐
πŸ•(πŸ‘+πŸ“)
=
πŸ‘ πŸ” 𝒙 πŸ“ 𝟐
πŸ• πŸ–
Test
1. Hitunglah
𝟏𝟎 𝟐 πŸ‘
𝟏𝟎 πŸ’ 𝒙 𝟏𝟎 𝟐
2. Sederhanakanlah
πŸπŸ” 𝟐 𝒙 πŸ—βˆ’πŸ
πŸ’ 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ βˆ’ πŸβˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ– 𝟐 , dan nyatakanlah jawabanya
dalam bentuk pangkat positif.
3. Sederhanakanlah
πŸ’
πŸ‘
πŸ‘
𝒙
πŸ‘
πŸ“
βˆ’πŸ
𝟐
πŸ“
βˆ’πŸ‘ , dan nyatakanlah jawabanya
dalam bentuk pangkat positif.
BENTUK STANDAR
Sebuah bilangan yang dtulis dengan satu angka
disebelah kiri koma desimal dan dikalikan
dengan perpangkatan dari bilangan 10 disebut
suatu bilangan yang ditulis dalam bentuk
standar.
Sebagai contoh :
β€’ 5837 dalam bentuk standar ditulis sebagai
5,837 π‘₯ 103
β€’ 0,0415 dalam bentuk standar ditulis sebagai
4,15 π‘₯ 10βˆ’2
Ketika sebuah bilangan ditulis dalam bentuk
standar, faktor pertama disebut mantissa dan
faktor kedua disebut eksponen. Jadi, bilangan
5,8 π‘₯ 102
memiliki mantissa 5,8 dan eksponen
102
.
Ketentuan Bentuk Standar
Bilangan-bilangan yang memiliki eksponen yang sama dapat
dijumlahkan atau dikurangkan dalam bentuk standar dengan
menjumlahkan atau mengurangkan mantissa-nya dan memperta-
hankan eksponennya tetap sama.
Ketika bilangan-bilangan memilki eksponen yang berbeda, salah
satu cara untuk menjumlahkannya atau mengurangkan bilangan-
bilangan tersebut adalah dengan menyatakan salah satu dari
bilangan tersebut dalam bentuk bukan standar, sehingga kedua
bilangan memiliki eksponen yang sama.
Hukum-hukum perpangkatan digunakan ketika kita mengalikan
atau membagi bilangan-bilangan dalam bentuk standar.
Contoh 1
Nyatakanlah dalam bentuk standar :
a) 83,17 b) 7364 c) 0,0214
Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan suatu bilangan dalam bentuk
standar, bilangan itu ditulis dengan hanya satu angka
disebelah kiri koma desimal, sehingga bentuk
standarnya
οƒΌ πŸ–πŸ‘, πŸπŸ• =
πŸ‘πŸ–,πŸπŸ•
𝟏𝟎
𝐱 𝟏𝟎 = πŸ‘, πŸ–πŸ•πŸ 𝐱 𝟏𝟎
οƒΌ πŸ•πŸ‘πŸ”πŸ’ =
πŸ•πŸ‘πŸ”πŸ’
𝟏𝟎𝟎𝟎
𝐱 𝟏𝟎𝟎𝟎 = πŸ•, πŸ‘πŸ”πŸ’ 𝐱 𝟏𝟎 πŸ‘
οƒΌ 𝟎, πŸŽπŸπŸπŸ’ = 𝟎, πŸŽπŸπŸπŸ’ 𝐱
𝟏𝟎𝟎
𝟏𝟎𝟎
=
𝟐,πŸπŸ’
𝟏𝟎𝟎
= 𝟐, πŸπŸ’ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ
Contoh 2
Nyatakanlah dalam bentuk standar, benar hingga 3
angka penting
a)
πŸ‘
πŸ–
b) πŸπŸ•
𝟐
πŸ‘
Penyelesaian :
a)
πŸ‘
πŸ–
= 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“, dan dengan menyatakannya dalam
bentuk standar, maka diperoleh
𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“ = πŸ‘, πŸ•πŸ“ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ
b) πŸπŸ•
𝟐
πŸ‘
= πŸπŸ• + 𝟎, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ• 𝐱 𝟏𝟎,
dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka
penting.
Contoh 3
Nyatakanlah dalam bentuk standar, benar hingga 3
angka penting
a)
πŸ‘
πŸ–
b) πŸπŸ•
𝟐
πŸ‘
Penyelesaian :
a)
πŸ‘
πŸ–
= 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“, dan dengan menyatakannya dalam
bentuk standar, maka diperoleh
𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“ = πŸ‘, πŸ•πŸ“ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ
b) πŸπŸ•
𝟐
πŸ‘
= πŸπŸ• + 𝟎, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ• 𝐱 𝟏𝟎,
dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka
penting.

More Related Content

What's hot

Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalArif Rahman
Β 
Ruang inner product
Ruang inner productRuang inner product
Ruang inner producttoiba hutasuhut
Β 
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifDistribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifAnggi Lestari
Β 
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XPersamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XAwanda Gita
Β 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
Β 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuFitria Eviana
Β 
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah Aljabar
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah AljabarAljabar, bentuk Aljabar dan istilah Aljabar
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah AljabarSriwijaya University
Β 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: PeluangJidun Cool
Β 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganDia Cahyawati
Β 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenBAIDILAH Baidilah
Β 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Β 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-ratasilvia kuswanti
Β 
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaPersamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaSandhyAjaa
Β 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinMoch Hasanudin
Β 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.Novy Yuliyanti
Β 

What's hot (20)

Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normal
Β 
Ruang inner product
Ruang inner productRuang inner product
Ruang inner product
Β 
83047338 modul2
83047338 modul283047338 modul2
83047338 modul2
Β 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Β 
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika DeskriptifDistribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Distribusi Frekuensi Dalam Statistika Deskriptif
Β 
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XPersamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Β 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
Β 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Β 
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah Aljabar
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah AljabarAljabar, bentuk Aljabar dan istilah Aljabar
Aljabar, bentuk Aljabar dan istilah Aljabar
Β 
Statistika: Peluang
Statistika: PeluangStatistika: Peluang
Statistika: Peluang
Β 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Β 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Β 
Barisan dan Deret Baru.pptx
Barisan dan Deret Baru.pptxBarisan dan Deret Baru.pptx
Barisan dan Deret Baru.pptx
Β 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Β 
Akt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwaAkt 7-asuransi-jiwa
Akt 7-asuransi-jiwa
Β 
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluyaPersamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Persamaan differensial -_dr-_st-_budi_waluya
Β 
Deret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurinDeret taylor and mac laurin
Deret taylor and mac laurin
Β 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
Β 

Similar to operasi dasar bilangan (aritmetika)

Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Paul Aurel
Β 
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01Mathehaha 141122072859-conversion-gate01
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01lissura chatami
Β 
Engineering mathematics a
Engineering mathematics aEngineering mathematics a
Engineering mathematics aSoetyono Iskandar
Β 
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdf
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdfModul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdf
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdferbisyaputra
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksNurmini RuddiaNa
Β 
Bilangan Berakar
Bilangan BerakarBilangan Berakar
Bilangan BerakarRacmat Ridho
Β 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Gusthyn Ningrum
Β 
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMAHand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMAputeriaprilianti
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganAndry Lalang
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSiskaHidayati1
Β 
Bab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiBab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiMirabela Islami
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxAndiFauziah11
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
PecahanVen Dot
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearEman Mendrofa
Β 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deretarvinefriani
Β 
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1Iman Lukman
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahanzul fahmi
Β 

Similar to operasi dasar bilangan (aritmetika) (20)

Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3 Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Cara perhitungan akar kuadarat dan akar pangkat 3
Β 
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01Mathehaha 141122072859-conversion-gate01
Mathehaha 141122072859-conversion-gate01
Β 
Engineering mathematics a
Engineering mathematics aEngineering mathematics a
Engineering mathematics a
Β 
Mathe haha
Mathe hahaMathe haha
Mathe haha
Β 
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdf
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdfModul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdf
Modul dan Resume Keterbagian dan Algoritma Pembagian.pdf
Β 
barisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleksbarisan dan deret bilangan kompleks
barisan dan deret bilangan kompleks
Β 
Bilangan Berakar
Bilangan BerakarBilangan Berakar
Bilangan Berakar
Β 
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Fix makalah-maksek-edit-lagi2
Β 
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMAHand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Hand Out Pembinaan Olimpiade Matematika SMA
Β 
Akar Pangkat Tiga
Akar Pangkat TigaAkar Pangkat Tiga
Akar Pangkat Tiga
Β 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
Β 
Tik riska 2d
Tik riska 2dTik riska 2d
Tik riska 2d
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN BULAT.pptx
Β 
Bab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasiBab 2 permutasi dan kombinasi
Bab 2 permutasi dan kombinasi
Β 
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptxSinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Sinau-Thewe.com BAB 1 BILANGAN.pptx
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
Β 
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan LinearPersamaan dan Pertidaksamaan Linear
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
Β 
Buku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan DeretBuku Siswa Barisan dan Deret
Buku Siswa Barisan dan Deret
Β 
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1
Mtk. kls 7_bab_1._bilangan_bulat_1
Β 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
Β 

More from Dnr Creatives

Pemograman WEB (CSS Lanjutan)
Pemograman WEB (CSS Lanjutan)Pemograman WEB (CSS Lanjutan)
Pemograman WEB (CSS Lanjutan)Dnr Creatives
Β 
Pemograman WEB (CSS)
Pemograman WEB (CSS)Pemograman WEB (CSS)
Pemograman WEB (CSS)Dnr Creatives
Β 
Analisis Vektor
Analisis VektorAnalisis Vektor
Analisis VektorDnr Creatives
Β 
Pemuda dan industri 4.0
Pemuda dan industri 4.0Pemuda dan industri 4.0
Pemuda dan industri 4.0Dnr Creatives
Β 
English for electrical engineering
English for electrical engineeringEnglish for electrical engineering
English for electrical engineeringDnr Creatives
Β 
volume dan lpt benda
volume dan lpt bendavolume dan lpt benda
volume dan lpt bendaDnr Creatives
Β 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksiDnr Creatives
Β 
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS
PROGRAMMABLELOGIC CONTROLLERSPROGRAMMABLELOGIC CONTROLLERS
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERSDnr Creatives
Β 
Modul 5 Array (Visual Basic)
Modul 5 Array (Visual Basic)Modul 5 Array (Visual Basic)
Modul 5 Array (Visual Basic)Dnr Creatives
Β 
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)Modul 3 Visual Basic (Kondisional)
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)Dnr Creatives
Β 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Dnr Creatives
Β 
Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)Dnr Creatives
Β 
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)Dnr Creatives
Β 
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual Basic
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual BasicModul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual Basic
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual BasicDnr Creatives
Β 
Modul 1 Visual Perkenalan
Modul 1 Visual PerkenalanModul 1 Visual Perkenalan
Modul 1 Visual PerkenalanDnr Creatives
Β 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanDnr Creatives
Β 
Materi bioteknologi
Materi bioteknologiMateri bioteknologi
Materi bioteknologiDnr Creatives
Β 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraDnr Creatives
Β 
Perdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan SyokPerdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan SyokDnr Creatives
Β 
Luka perdarahan syok dan penanganannya
Luka perdarahan syok dan penanganannyaLuka perdarahan syok dan penanganannya
Luka perdarahan syok dan penanganannyaDnr Creatives
Β 

More from Dnr Creatives (20)

Pemograman WEB (CSS Lanjutan)
Pemograman WEB (CSS Lanjutan)Pemograman WEB (CSS Lanjutan)
Pemograman WEB (CSS Lanjutan)
Β 
Pemograman WEB (CSS)
Pemograman WEB (CSS)Pemograman WEB (CSS)
Pemograman WEB (CSS)
Β 
Analisis Vektor
Analisis VektorAnalisis Vektor
Analisis Vektor
Β 
Pemuda dan industri 4.0
Pemuda dan industri 4.0Pemuda dan industri 4.0
Pemuda dan industri 4.0
Β 
English for electrical engineering
English for electrical engineeringEnglish for electrical engineering
English for electrical engineering
Β 
volume dan lpt benda
volume dan lpt bendavolume dan lpt benda
volume dan lpt benda
Β 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
Β 
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS
PROGRAMMABLELOGIC CONTROLLERSPROGRAMMABLELOGIC CONTROLLERS
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS
Β 
Modul 5 Array (Visual Basic)
Modul 5 Array (Visual Basic)Modul 5 Array (Visual Basic)
Modul 5 Array (Visual Basic)
Β 
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)Modul 3 Visual Basic (Kondisional)
Modul 3 Visual Basic (Kondisional)
Β 
Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)Sistem persamaan linear (spl)
Sistem persamaan linear (spl)
Β 
Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)
Β 
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)
Modul 4 Visual Basic (Pengulangan)
Β 
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual Basic
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual BasicModul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual Basic
Modul 2 (Variabel,Operator,Ekspresi) Visual Basic
Β 
Modul 1 Visual Perkenalan
Modul 1 Visual PerkenalanModul 1 Visual Perkenalan
Modul 1 Visual Perkenalan
Β 
Farmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluanFarmakoterapi pendahuluan
Farmakoterapi pendahuluan
Β 
Materi bioteknologi
Materi bioteknologiMateri bioteknologi
Materi bioteknologi
Β 
Materi Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata NegaraMateri Hukum Tata Negara
Materi Hukum Tata Negara
Β 
Perdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan SyokPerdarahan Post Partum dan Syok
Perdarahan Post Partum dan Syok
Β 
Luka perdarahan syok dan penanganannya
Luka perdarahan syok dan penanganannyaLuka perdarahan syok dan penanganannya
Luka perdarahan syok dan penanganannya
Β 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
Β 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
Β 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
Β 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
Β 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
Β 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Β 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Β 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Β 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
Β 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Β 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
Β 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Β 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Β 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Β 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple NaΓ―ve Bayesian Classifier .pdf
Β 

operasi dasar bilangan (aritmetika)

  • 2. My Identity Ummu Salamah, M.Pd Tiram, Bangka Selatan WA/SMS : 081929007731
  • 4. INDIKATOR 𝑨 β‡’ πŸ‘, πŸ“πŸŽ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š ≀ πŸ’, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ–πŸ βˆ’ 𝟏𝟎𝟎 𝑨𝑩 β‡’ πŸ‘, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < πŸ‘, πŸ“πŸŽπ’‚π’•π’‚π’– πŸ•πŸ“ βˆ’ πŸ–πŸŽ 𝑩 β‡’ 𝟐, πŸ•πŸ“ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < πŸ‘, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ”πŸ— βˆ’ πŸ•πŸ’ 𝑩π‘ͺ β‡’ 𝟐, πŸ“πŸŽ ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, πŸ•πŸ“ 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ”πŸ‘ βˆ’ πŸ”πŸ– π‘ͺ β‡’ 𝟐, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, πŸ“πŸŽ 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ“πŸ” βˆ’ πŸ”πŸ 𝑫 β‡’ 𝟏, 𝟎𝟎 ≀ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟐, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 πŸ’πŸ βˆ’ πŸ“πŸ“ 𝑬 β‡’ π‘΅π’Šπ’π’‚π’Š < 𝟏, 𝟎𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟏 βˆ’ πŸ’πŸŽ
  • 7. Operasi Bilangan β€’ Operasi-operasi pada bilangan β€’ FPB dan KPK β€’ Urutan Prioritas dan Tanda Kurung Pecahan, Desimal & Persentase β€’ Pecahan β€’ Rasio dan Proporsi β€’ Desimal β€’ Persentase Pangkat & Bentuk Standar β€’ Perpangkatan β€’ Contoh Soal Perpangkatan β€’ Bentuk Standar β€’ Contoh Soal Bentuk Standar Operasi Dasar Bilangan
  • 9. Operasi-operasi Bilangan Seluruh bilangan yang tidak disertai pecahan disebut bilangan bulat (integer). Bilangan +4, +6, +75 disebut bilangan bulat positif; Bilangan -14, -5, -53 disebut bilangan bulat negatif. Di antara bilangan bulat negatif terdapat bilangan 0 (nol), yang bukan bilangan positif ataupun bilangan negatif. Ada empat operator operasi bilangan yaitu ; penambahan (+), pengurangan ( - ), perkalian ( x ) dan pembagian ( : )
  • 10. Ketika tanda-tanda yang tidak sama berada bersama-sama dalam suatu perhitungan, tanda akhirnya adalah negatif. Dengan demikian, 4 ditambah minus 5 adalah 4 + βˆ’ 5 sehingga menjadi 4 – 5 = βˆ’1 Sedangkan tanda-tanda yang sama akan menghasilkan tanda akhir yang positif. Jadi 4 dikurang minus 5 adalah 4 βˆ’ βˆ’ 5 sehingga menjadi 4 +5 = 9 Untuk penambahan dan pengurangan Ketika bilangan-bilangan yang terlibat memiliki tanda-tanda yang tidak sama, jawabannya akan memiliki tanda negatif. Tetapi apabila bilangan- bilangan yang terlibat memiliki tanda yang sama, jawabannya akan memiliki tanda positif. Jadi, 3 x βˆ’ 4 = βˆ’12, sedangkan βˆ’3 x βˆ’ 4 = +12. Demikian pula 4 βˆ’3 = βˆ’ 4 3 dan βˆ’4 βˆ’3 = + 4 3 Untuk perkalian dan pembagian
  • 11. Test Hitunglah : 1. πŸπŸ’πŸπŸ• βˆ’ πŸ’πŸ–πŸ• + πŸπŸ’πŸπŸ’ βˆ’ πŸπŸ•πŸ•πŸ– βˆ’ πŸ’πŸ•πŸπŸ 2. βˆ’πŸ‘πŸ–πŸ’πŸπŸ— βˆ’ πŸπŸπŸ•πŸ• + πŸπŸ’πŸ’πŸŽ βˆ’ πŸ•πŸ—πŸ— + πŸπŸ–πŸ‘πŸ’ 3. πŸπŸ•πŸπŸ“ βˆ’ πŸπŸ–πŸπŸ“πŸŽ + πŸπŸπŸ’πŸ•πŸ βˆ’ πŸπŸ“πŸŽπŸ— + πŸπŸπŸ‘πŸπŸ•πŸ’ 4. πŸ‘πŸπŸ“πŸ – (βˆ’πŸπŸ•πŸ”πŸ‘) 5. βˆ’πŸπŸ‘πŸπŸ’πŸ– βˆ’ πŸ’πŸ•πŸ•πŸπŸ’ 6. πŸπŸ’πŸ‘ 𝒙 (βˆ’πŸ‘πŸ) 7. πŸ’πŸ’πŸ– 𝒙 πŸπŸ‘ 8. πŸ—πŸ•πŸ— ∢ 𝟏𝟏 9. πŸπŸ–πŸπŸ‘ πŸ• 10. πŸπŸ“πŸ—πŸŽπŸ’ ∢ πŸ“πŸ”
  • 12. β€’ Suatu kelipatan adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan lain tepat beberapa kali. Bilangan terkecil yang dapat tepat dibagi dengan masing-masing dari dua atau lebih bilangan disebut sebagai Kelipatan Persekutuan terKecil (KPK). KPK β€’ Ketika kita mengalikan dua atau lebih bilangan, masing-masing bilangan tadi disebut faktor-faktor. Jadi suatu faktor adalah suatu bilangan yang dapat tepat membagi (tanpa sisa) suatu bilangan lain. β€’ Faktor Persekutuan terBesar (FPB) adalah bilangan terbesar yang dapat tepat membagi dua atau lebih bilangan. FPB
  • 13. Tentukanlah KPK dari bilangan-bilangan 12, 42, dan 90. Penyelesaian : KPK diperoleh dengan menentukan faktor-faktor terkecil dari masing-masing bilangan, dan kemudian memilih kelompok terbesar manapun dari faktor yang ada. Jadi 12 = 2 x 2 x 3 42 = 2 x 3 x x 7 90 = 2 x 3 x 3 x 5 Kelompok terbesar dari faktor manapun yang ada ditunjukkan oleh garis putus-putus dan kelompok tsb adalah 2 x 2 pada 12, 3 x 3 pada 90, 5 pada 90 dan 7 pada 42. Oleh karena itu, KPK-nya adalah 2 x 2 x 3 x 3 x 5 x 7 = 1260, dan ini merupakan bilangan terkecil yang dapat tepat dibagi dengan 12, 42, dan 90 2 x 2 Contoh KPK 3 x 3 7 5
  • 14. Tentukanlah FPB dari bilangan-bilangan 12, 30, dan 42. Penyelesaian : Masing-Masing bilangan dinyatakan dalam bentuk fakktor-faktor terkecilnya. Ini diperoleh dengan cara membagi bilangan tersebut dengan bilangan-bilangan prima 2, 3, 5, 7, 11, 13, … (jika mungkin) secara berurutan. Jadi, 12 = 2 x 2 x 3 30 = 2 x 3 x 5 42 = 2 x 3 x 7 Faktor-faktor persekutuan dari bilangan tersebut adalah 2 pada kolom 1 dan 3 pada kolom 3, yang ditunjukkan dengan gaaris putus-putus. Oleh karena itu, FPB-nya adalah 2 x 3 yaitu 6. jadi 6 adalah bilangan terbesar yang dapat membagi 12, 30 dan 42 2 2 2 Contoh FPB 3 3 3
  • 15. 1. Tentukanlah FPB dari bilangan-bilangan 30, 105, 210, dan 1155. 2. Tentukanlah KPK dari bilangan-bilangan 150, 210, 735, dan 1365. Cobalah !
  • 16. Urutan Prioritas dan Tanda Kurung Ketika suatu operasi aritmetika tertentu harus dikerjakan terlebih dahulu,maka bilangan-bilangan dan tanda-tanda operasinya diletakkan di antara tanda kurung. Misal, 3 dikalikan dengan hasil dari 6 dikurangi 2 ditulis sebagai πŸ‘π±(πŸ” βˆ’ 𝟐). Dalam operasi aritmetika, urutan operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: i) menentukan nilai-nilai operasi yang ada dalam tanda kurung; ii) perkalian dan pembagian; dan iii) Penjumlahan dan pengurangan Urutan Prioritas dalam operasi aritmetika adalah kurung, pembagian, perkalian, penjumlahan, dan pengurangan
  • 17. Kuis Tentukanlah nilai dari : 1. πŸ” + πŸ’ ∢ πŸ“ βˆ’ πŸ‘ 2. πŸπŸ‘ βˆ’ 𝟐 𝒙 πŸ‘ + πŸπŸ’ ∢ 𝟐 + πŸ“ 3. πŸπŸ” ∢ 𝟐 + πŸ” + πŸπŸ– πŸ‘ + πŸ’ 𝒙 πŸ” βˆ’ 𝟐𝟏 4. πŸ–πŸ” + πŸπŸ’ ∢ (πŸπŸ’ βˆ’ 𝟐) 5. πŸπŸ‘ βˆ’ πŸ’ 𝟐 𝒙 πŸ• + πŸπŸ’πŸ’ βˆΆπŸ’ πŸπŸ’βˆ’πŸ– 6. πŸ”πŸ‘ βˆ’ πŸπŸ– πŸπŸ’ ∢ 𝟐 + πŸπŸ” 7. 𝟏𝟏𝟐 πŸ” βˆ’ πŸπŸπŸ— ∢ πŸπŸ• + πŸ‘ 𝒙 πŸπŸ— 8. (πŸ“πŸŽβˆ’πŸπŸ’) πŸ‘ + πŸ• πŸπŸ” βˆ’ πŸ• βˆ’ πŸ•
  • 18. Pecahan, Desimal, dan Persentase Pecahan Rasio dan proporsi Desimal Persentase
  • 19. PECAHAN Ketika 3 dibagi dengan 4, kita dapat menulisnya sebagai 3 4 atau 3/4. 3 4 disebut suatu pecahan. Bilangan di atas garis, yaitu 3 disebut sebagai pembilang dan bilangan di bawah garis, yaitu 4 disebut sebagai penyebut. Jika nilai pembilang lebih kecil daripada nilai penyebut, pecahan itu disebut sebagai pecahan wajar (proper fraction); jadi 3 4 adalah bilangan pecahan wajar (pecahan biasa).
  • 20. PECAHAN Jika nilai pembilang lebih besar daripada nilai penyebut, pecahan itu disebut sebagai pecahan tak wajar (improper fraction); jadi 11 3 adalah suatu pecahan tak wajar dan dapat juga dinyatakan sebagai suatu bilangan campuran, yaitu sebuah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat dan sebuah bilangan pecahan biasa. Dengan demikian, bilangan pecahan tak wajar 11 3 sama dengan bilangan 3 2 3 . Ketika suatu pecahan disederhanakan dengan membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama, cara ini disebut dengan penyederhanaan. Penyederhaan dengan bilangan 0 (nol) tidak diperbolehkan.
  • 21. CONTOH β€’Sederhanakanlah 𝟏 πŸ‘ + 𝟏 πŸ• . β€’Penyelesaian : β€’Menyamakan penyebut dengan menggunakan KPK KPK dari kedua penyebut adalah πŸ‘ 𝒙 πŸ• = 𝟐𝟏 dengan menyatakan setiap pecahan dengan bilangan penyebut 21, menghasilkan: 𝟏 πŸ‘ + 𝟏 πŸ• = πŸ•+πŸ” 𝟐𝟏 = πŸπŸ‘ 𝟐𝟏 atau β€’Perkalian Silang β€’ 𝟏 πŸ‘ + 𝟏 πŸ• = πŸ• 𝒙 𝟏 +(πŸ‘ 𝒙 𝟐) 𝟐𝟏 = πŸ•+πŸ” 𝟐𝟏 = πŸπŸ‘ 𝟐𝟏
  • 22. LATIHAN 1) Hitunglah πŸ• 𝟏 πŸ– βˆ’ πŸ“ πŸ‘ πŸ• 2) Selesaikanlah πŸ’ πŸ“ πŸ– βˆ’ πŸ‘ 𝟏 πŸ’ + 𝟏 𝟐 πŸ“ 3) Tentukanlah nilai dari 𝟏 πŸ‘ πŸ“ 𝒙 𝟐 𝟏 πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ πŸ• 4) Selesaikanlah πŸ‘ πŸ• ∢ 𝟏𝟐 𝟐𝟏 5) Hitunglah πŸ“ πŸ‘ πŸ“ ∢ πŸ• 𝟏 πŸ‘ 6) Sederhanakanlah 𝟏 πŸ‘ βˆ’ 𝟐 πŸ“ + 𝟏 πŸ’ : πŸ‘ πŸ– 𝒙 𝟏 πŸ‘ 7) Tentukanlah nilai dari β€’ πŸ• πŸ” 𝐝𝐚𝐫𝐒 πŸ‘ 𝟏 𝟐 βˆ’ 𝟐 𝟏 πŸ’ + πŸ“ 𝟏 πŸ– ∢ πŸ‘ πŸπŸ” βˆ’ 𝟏 𝟐
  • 23. RASIO dan PROPORSI Jika suatu kuantitas berbanding terbalik dengan kuantitas lain, maka ketika kuantitas tersebut berlipat ganda, kuantitas yang satunya menjadi setengahnya (menjadi lebih sedikit dari semula). Jika satu kuantitas berbanding lurus dengan kuantitas lain, maka ketika kuantitas itu berlipat ganda, kuantitas yang satunya juga berlipat ganda. Rasio dari satu kuantitas terhadap kuantitas lain adalah suatu pecahan, dan menunjukkan berapa kali suatu kuantitas terdapat di dalam kuantitas lain yang sejenis.
  • 24. CONTOH 1 1) Sepotong kayu dengan panjang 273 cm dipotong menjadi 3 bagian dengan rasio 3 banding 7 banding 11. Tentukanlah panjang dari ketiga bagian tersebut. Penyelesaian : Jumlah total bagian adalah 3 + 7 + 11 yaitu 21, oleh karena itu 21 bagian setara dengan 273 cm. Sehingga 1 bagian setara dengan πŸπŸ•πŸ‘ 𝟐𝟏 = πŸπŸ‘ cm 3 bagian setara dengan 3 x 13 = 39 cm 7 bagian setara dengan 7 x 13 = 91 cm 11 bagian setara dengan 3 x 13 = 143 cm Maka panjang dari ketiga bagian itu adalah 39 cm, 91 cm dan 143 cm (periksa : 39 + 91 + 143 = 273)
  • 25. CONTOH 2 1) Jika 3 orang dapat menyelesaikan sebuah tugas dalam waktu 4 jam, hitunglah berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh 5 orang untuk menyelesaikan tugas yang sama, dengan mengasumsikan bahwa kecepatan kerjanya tetap konstan. Penyelesaian : Semakin banyak jumlah orang, semakin cepat tugas dapat diselesaikan, jadi terdapat perbandingan terbalik. Sehingga 3 orang menyelesaikan tugas dalam 4 jam, 1 orang membutuhkan waktu tiga kali lebih lama, yaitu 4 x 3 = 12 jam 5 orang dapat melakukannya dalam waktu seperlima waktu yang dibutuhkan oleh satu orang, yaitu 𝟏𝟐 πŸ“ jam atau 2 jam 24 menit.
  • 26. TEST 1) Bagilah 312 mm dengan rasio 7 banding 17. 2) Tentukanlah berapa banyak tembaga dan seng yang dibutuhkan untuk membuat 99 kg batangan kuningan jika proporsi massa tembaga : seng = 8 : 3. 3) Dibutuhkan 3 jam 15 menit untuk terbang dari kota A ke kota B pada suatu kecepatan konstan. Hitunglah berapa lama perjalanannya jika a. kecepatannya 𝟏 𝟏 𝟐 kali kecepatan asalnya b. Kecepatannya πŸ‘ πŸ’ dari kecepatan asalnya.
  • 27. Sistem bilangan desimal didasarkan pada bilangan 0 hingga 9. bilangan seperti 53,17 disebut pecahan desimal, sebuah koma desimal memisahkan bagian bilangan bulat, yaitu 53, dari bagian pecahan, yaitu 0,17 Suatu bilangan yang dapat dinyatakan dengan tepat sebagai suatu pecahan desimal disebut bilangan desimal terhingga, dan bilangan yang tidak dapat dinyatakan tepat sebagai suatu pecahan desimal disebut bilangan desimal tak-terhingga. DESIMAL
  • 28. DESIMAL β€’ Sebagai contoh, 3 2 = 1,5 adalah bilangan desimal terhingga, tetapi 4 3 = 1,333333 … disebut sebagai bilangan desimal tak hingga, 1,333333 … dapat ditulis sebagai 1,3, disebut β€˜satu koma tiga yang terus berlanjut’. β€’ Jawaban untuk suatu bilangan desimal tak-terhingga dapat dinyatakan dalam dua cara, tergantung pada keakuratan yang dibutuhkan. i. Benar hingga sejumlah angka penting, yaitu sejumlah angka yang menunjukkan sesuatu, dan ii. Benar hingga sejumlah angka desimal, yaitu sejumlah angka di belakang koma desimal.
  • 29. Angka terakhir di dalam jawaban tidak diubah jika angka berikutnya di sebelah kanan adalah dari kelompok bilangan 0, 1, 2, 3, atau 4, Tetapi dinaikkan 1 jika angka berikutnya di sebelah kanan adalah dari kelompok bilangan 5, 6, 7, 8, atau 9. Jadi, bilangan desimal tanpa akhir 7,6183… menjadi 7,62 adalah benar hingga 3 angka penting, karena angka berikutnya di sebelah kanan adalah 8, Selain itu, 7,6183 … menjadi 7,618 adalah benar hingga 3 angka desimal, karena angka berikutnya di sebelah kanan adalah 3 Ketentuan Pembulatan Desimal
  • 30. CONTOH 1 Hitunglah πŸ’πŸ, πŸ• + πŸ‘, πŸŽπŸ’ + πŸ–, πŸ• + 𝟎, πŸŽπŸ”. Penyelesaian : Bilangan-bilangan tsb ditulis sedemikian rupa sehingga posisi tanda komanya segaris lurus. Setiap kolom di jumlahkan, mulai dari yang paling kanan. Jadi, πŸ’πŸ, πŸ• + πŸ‘, πŸŽπŸ’ + πŸ–, πŸ• + 𝟎, πŸŽπŸ” = πŸ“πŸ’, πŸ“πŸŽ πŸ’πŸ, πŸ• πŸ‘, πŸŽπŸ’ πŸ–, πŸ• 𝟎, πŸŽπŸ” 54, πŸ“πŸŽ
  • 31. CONTOH 2 Hitunglah πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ ∢ 𝟏, πŸ•, benar hingga (i) empat angka penting dan (ii) empat angka desimal. Penyelesaian : πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ 𝟏, πŸ• Penyebutnya diubah menjadi sebuah bilangan bulat dengan mengalikannya dengan 10. pembilangnya juga dikalikan dengan 10 agar pecahan tetap bernilai sama, maka πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ 𝒙 𝟏𝟎 𝟏, πŸ• 𝒙 𝟏𝟎 = πŸ‘πŸ•πŸ–, 𝟏 πŸπŸ• Pembagian panjang disini sama dengan pembagian panajng pada bilangan bulat dan empat langkah pertamanya ditunjukkan sebagai berikut. 378, 100000 34 38 34 41 34 70 68 20 22, 24117 … 17 (i) πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = 𝟐𝟐, πŸπŸ’ benar hingga empat angka penting, dan (ii) πŸ‘πŸ•, πŸ–πŸ: 𝟏, πŸ• = 𝟐𝟐, πŸπŸ’πŸπŸ benar hingga empat angka desimal.
  • 32. PERSENTASE β€’ Persentase digunakan untuk menyatakan suatu standar yang umum dan merupakan pecahan dengan penyebut 100. sebagai contoh, 25 persen berarti 25 100 atau 1 4 dan ditulis sebagai 25%
  • 33. CONTOH 1. Nyatakanlah sebagai persentase (a) 1,875 dan (b) 0,0125 Penyelesaian : Suatu pecahan desimal diubah menjadi persen dengan mengalikannya dengan 100. Jadi a) 1,875 setara dengan 1,875 x 100%, yaitu 187,5% b) 0,0125 setara dengan 0,0125 x 100%, yaitu 1,25% 2. Dibutuhkan waktu 50 menit untuk membuat sebuah barang, dengan menggunakan peralatan jenis baru, waktu yang dibutuhkan dapat dikurangi hingga 15%. Hitunglah waktu baru yang dibutuhkan. Penyelesaian : 15% dari 50 menit = πŸπŸ“ 𝟏𝟎𝟎 𝒙 πŸ“πŸŽ = πŸ•πŸ“πŸŽ 𝟏𝟎𝟎 = πŸ•, πŸ“ menit. Sehingga waktu baru yang dibutuhkan adalah πŸ“πŸŽ βˆ’ πŸ•, πŸ“ = πŸ’πŸ, πŸ“ menit. Sebagai alternatif, jika waktu berkurang 15%, maka sekarang dibuthkan 85% dari waktu aslinya, yaitu 85% dari πŸ“πŸŽ = πŸ–πŸ“ 𝟏𝟎𝟎 𝒙 πŸ“πŸŽ = πŸ’πŸπŸ“πŸŽ 𝟏𝟎𝟎 = πŸ’πŸ, πŸ“ menit, sama seperti jawaban sebelumnya.
  • 34. Perpangkatan dan Bentuk Dasar β€’ KEBALIKAN β€’ AKAR KUADRAT β€’ HUKUM PERPANGKATAN β€’ CONTOH PERPANGKATAN β€’ KARAKTERISTIK β€’ CONTOH BENTUK STANDAR
  • 35. Faktor-faktor terkecil dari 2000 adl 2 x 2 x 2 x 2 x 5 x 5 x 5. faktor-faktor ini ditulis sebagai 24 π‘₯ 53, dimana 2 dan 5 disebut bilangan pokok dan bilangan 4 dan 3 disebut indeks. Jika suatu indeks adl bilangan bulat maka indeks itu disebut pangkat. Jadi, 24 disebut β€˜dua pangkat empat’ dan memiliki bilangan pokok 2 dan indeks 4. Demikian juga, 53 disebut β€˜lima pangkat tiga’ dan memiliki bilangan pokok 5 dan indeks 3. Sebutan-sebutan khusus mungkin digunakan untuk pangkat 2 dan 3, yang disebut β€˜kuadrat’ dan β€˜kubik’. Jadi, 72 disebut β€˜tujuh kuadrat’ dan 93 disebut β€˜sembilan kubik’. Jika tidak ada pangkat yang ditunjukkan, maka pangkatnya adalah 1, sehingga 2 berarti 21 . PERPANGKATAN
  • 36. β€’ Kebalikan (resiprocal) dari suatu bilangan adalah ketika indeksnya adalah βˆ’πŸ dan nilainya diperoleh dari 1 dibagi dengan bilangan pokok tersebut. Jadi, kebalikan dari 2 adalah πŸβˆ’πŸ dan nilainya adalah 𝟏 𝟐 atau 0,5. kebalikan AkarKuadrat Akar kuadrat dari suatu bilangan adl ketika pangkatnya adalah 𝟏 𝟐 , dan akar kuadrat dari 2 ditulis sebagai 𝟐 𝟏 𝟐 atau 𝟐. Nilai dari akar kuadrat adalah nilai dari bilangan pokok yang mana jika dikalikan dengan dirinya sendiri akan menghasilkan bilangan tersebut. Karena 3 x 3 = 9 maka πŸ— = πŸ‘, tetapi βˆ’πŸ‘ 𝒙 βˆ’πŸ‘ = πŸ— maka πŸ— = πŸ‘ Selalu terdapat dua jawaban ketika mencari akar kudrat dari sebuah bilangan dan ini ditunjukkan dengan memberi- kan tanda + dan βˆ’ di depan jawaban dari soal akar kuadrat. Jadi πŸ— = Β±πŸ‘
  • 37. HukumPerpangkatan Ketika penyederhanaan perhitungangan melibat- kan pangkat, beberapa aturan atau hukum dasar tertentu dapat diterapkan, disebut hukum- hukum perpangkatan. Hukum-hukum tersebut adalah : i) Ketika mengalikan dua atau lebih bilangan dengan bilangan pokok yang sama, maka pangkat- pangkatnya dijumlahkan. Sebagai contoh : 32 π‘₯ 34 = 32+4 = 36 ii) Ketika suatu bilangan dibagi dengan suatu bilangan yang memiliki bilangan pokok yang sama, maka pangkat-pangkatnya dikurangkan. Sebagai contoh : 35 32 = 35βˆ’2 = 33
  • 38. HukumPerpangkatan iii) Ketika suatu bilangan yang dipangkatkan kemudian dipangkatkan lagi, maka pangkat-pangkatnya dikalikan. Sebagai contoh : πŸ‘ πŸ“ 𝟐 = πŸ‘ πŸ“π’™πŸ = πŸ‘ 𝟏𝟎 iv) Ketika suatu bilangan memiliki pangkat 0, maka nilainya adalah 1. Sebagai contoh : πŸ‘ 𝟎 = 𝟏 v) Suatu bilangan yang dipangkatkan dengan pangkat negatif adalah kebalikan dari bilangan itu dipangkatkan dengan pangkat positif. Sebagai contoh : πŸ‘βˆ’πŸ’ = 𝟏 πŸ‘ πŸ’ demikian juga, 𝟏 πŸβˆ’πŸ‘ = 𝟐 πŸ‘ vi) Ketika suatu bilangan dipangkatkan dengan suatu pangkat pecahan, penyebut dari pecahan adalah akar dari bilangan tersebut, dan pembilangnya adalah pangkatnya. Sebagai contoh : πŸ– 𝟐 πŸ‘ = πŸ‘ πŸ– 𝟐 = 𝟐 𝟐 = πŸ’ dan πŸπŸ“ 𝟏 𝟐 = 𝟐 πŸπŸ“ 𝟏 = πŸπŸ“ = Β±πŸ“ [Catat bahwa ≑ 𝟐 ]
  • 39. Contoh 1 β€’ Hitunglah (a) πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘ ∢ πŸ“ πŸ’ dan (b) πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ : (πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘) Penyelesaian : Dari hukum (i) dan (ii) (a) πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘ ∢ πŸ“ πŸ’ = πŸ“ 𝟐 𝒙 πŸ“ πŸ‘ πŸ“ πŸ’ = πŸ“ 𝟐+πŸ‘ πŸ“ πŸ’ = πŸ“ πŸ“ πŸ“ πŸ’ = πŸ“(πŸ“βˆ’πŸ’) = πŸ“ 𝟏 = πŸ“ (b) πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ : πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ = πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ = πŸ‘ 𝟏+πŸ“ πŸ‘ 𝟐+πŸ‘ = πŸ‘ πŸ” πŸ‘ πŸ“ = πŸ‘(πŸ”βˆ’πŸ“) = πŸ‘ 𝟏 = πŸ‘
  • 40. Contoh 2 Sederhanakanlah πŸ•βˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ’ πŸ‘βˆ’πŸ 𝒙 πŸ• πŸ“ 𝒙 πŸ“βˆ’πŸ dan nyatakanlah jawabannya dalam bentuk pangkat positif. Penyelesaian : Karena πŸ•βˆ’πŸ‘ = 𝟏 πŸ• πŸ‘ , 𝒅𝒂𝒏 𝟏 πŸ‘βˆ’πŸ = πŸ‘ 𝟐 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝟏 πŸ“βˆ’πŸ = πŸ“ 𝟐 , π’Žπ’‚π’Œπ’‚ πŸ•βˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ’ πŸ‘βˆ’πŸ 𝒙 πŸ• πŸ“ 𝒙 πŸ“βˆ’πŸ = πŸ‘ πŸ’ 𝒙 πŸ‘ 𝟐 𝒙 πŸ“ 𝟐 πŸ• πŸ‘ 𝒙 πŸ• πŸ“ = πŸ‘(πŸ’+𝟐) 𝒙 πŸ“ 𝟐 πŸ•(πŸ‘+πŸ“) = πŸ‘ πŸ” 𝒙 πŸ“ 𝟐 πŸ• πŸ–
  • 41. Test 1. Hitunglah 𝟏𝟎 𝟐 πŸ‘ 𝟏𝟎 πŸ’ 𝒙 𝟏𝟎 𝟐 2. Sederhanakanlah πŸπŸ” 𝟐 𝒙 πŸ—βˆ’πŸ πŸ’ 𝒙 πŸ‘ πŸ‘ βˆ’ πŸβˆ’πŸ‘ 𝒙 πŸ– 𝟐 , dan nyatakanlah jawabanya dalam bentuk pangkat positif. 3. Sederhanakanlah πŸ’ πŸ‘ πŸ‘ 𝒙 πŸ‘ πŸ“ βˆ’πŸ 𝟐 πŸ“ βˆ’πŸ‘ , dan nyatakanlah jawabanya dalam bentuk pangkat positif.
  • 42. BENTUK STANDAR Sebuah bilangan yang dtulis dengan satu angka disebelah kiri koma desimal dan dikalikan dengan perpangkatan dari bilangan 10 disebut suatu bilangan yang ditulis dalam bentuk standar. Sebagai contoh : β€’ 5837 dalam bentuk standar ditulis sebagai 5,837 π‘₯ 103 β€’ 0,0415 dalam bentuk standar ditulis sebagai 4,15 π‘₯ 10βˆ’2 Ketika sebuah bilangan ditulis dalam bentuk standar, faktor pertama disebut mantissa dan faktor kedua disebut eksponen. Jadi, bilangan 5,8 π‘₯ 102 memiliki mantissa 5,8 dan eksponen 102 .
  • 43. Ketentuan Bentuk Standar Bilangan-bilangan yang memiliki eksponen yang sama dapat dijumlahkan atau dikurangkan dalam bentuk standar dengan menjumlahkan atau mengurangkan mantissa-nya dan memperta- hankan eksponennya tetap sama. Ketika bilangan-bilangan memilki eksponen yang berbeda, salah satu cara untuk menjumlahkannya atau mengurangkan bilangan- bilangan tersebut adalah dengan menyatakan salah satu dari bilangan tersebut dalam bentuk bukan standar, sehingga kedua bilangan memiliki eksponen yang sama. Hukum-hukum perpangkatan digunakan ketika kita mengalikan atau membagi bilangan-bilangan dalam bentuk standar.
  • 44. Contoh 1 Nyatakanlah dalam bentuk standar : a) 83,17 b) 7364 c) 0,0214 Penyelesaian : Untuk menyelesaikan suatu bilangan dalam bentuk standar, bilangan itu ditulis dengan hanya satu angka disebelah kiri koma desimal, sehingga bentuk standarnya οƒΌ πŸ–πŸ‘, πŸπŸ• = πŸ‘πŸ–,πŸπŸ• 𝟏𝟎 𝐱 𝟏𝟎 = πŸ‘, πŸ–πŸ•πŸ 𝐱 𝟏𝟎 οƒΌ πŸ•πŸ‘πŸ”πŸ’ = πŸ•πŸ‘πŸ”πŸ’ 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝐱 𝟏𝟎𝟎𝟎 = πŸ•, πŸ‘πŸ”πŸ’ 𝐱 𝟏𝟎 πŸ‘ οƒΌ 𝟎, πŸŽπŸπŸπŸ’ = 𝟎, πŸŽπŸπŸπŸ’ 𝐱 𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎 = 𝟐,πŸπŸ’ 𝟏𝟎𝟎 = 𝟐, πŸπŸ’ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ
  • 45. Contoh 2 Nyatakanlah dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka penting a) πŸ‘ πŸ– b) πŸπŸ• 𝟐 πŸ‘ Penyelesaian : a) πŸ‘ πŸ– = 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“, dan dengan menyatakannya dalam bentuk standar, maka diperoleh 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“ = πŸ‘, πŸ•πŸ“ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ b) πŸπŸ• 𝟐 πŸ‘ = πŸπŸ• + 𝟎, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ• 𝐱 𝟏𝟎, dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka penting.
  • 46. Contoh 3 Nyatakanlah dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka penting a) πŸ‘ πŸ– b) πŸπŸ• 𝟐 πŸ‘ Penyelesaian : a) πŸ‘ πŸ– = 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“, dan dengan menyatakannya dalam bentuk standar, maka diperoleh 𝟎, πŸ‘πŸ•πŸ“ = πŸ‘, πŸ•πŸ“ 𝐱 πŸπŸŽβˆ’πŸ b) πŸπŸ• 𝟐 πŸ‘ = πŸπŸ• + 𝟎, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ”πŸ• = πŸπŸ•, πŸ• 𝐱 𝟏𝟎, dalam bentuk standar, benar hingga 3 angka penting.