SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH
KAJIAN ARITMATIKA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Aritmatika
Nama Dosen : Junidi, M.Pd
Disusun Oleh :
Riska Rachmawati R (NPM: 037117112)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
UNIVERSITAS PAKUAN
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pecahan
Biasa, Pecahan Campuran, Bilangan Desimal,dan Bilangan Persen” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan kita terhadap Pecahan Biasa, Pecahan Campuran, Bilangan
Desimal,dan Bilangan Persen yang sering di temukan di dalam pembelajaran.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca.Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan.Serta kami menerima kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.
Bogor,15 Desember 17
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pecahan........................................................................................... 3
2.2 Bentuk-bentuk Pecahan..................................................................................... 4
2.3 Pengertian Bilangan Asli................................................................................. 16
2.4 Operasi Hitung Bilangan Asli......................................................................... 20
2.5 Menjelaskan dan Menganalisis Bilangan Bulat.............................................. 23
2.6 Operasi Hitung Bilangan Bulat....................................................................... 27
2.7 Pangkat dan Akar Sederhana.......................................................................... 38
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
ii
A. LATAR BELAKANG
Pecahan merupakan bagian matematika yang erat kaitannya dengan masalah
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan bilangan asli, cacah,
dan bulat, pecahan juga mulai diajarkan di Sekolah Dasar namun mulai
diajarkannya di kelas III semester 2 sesuai standar isi pada KTSP. Pecahan
termasuk bagian dari matematika yang diajarkan di jenjang sekolah dasar dan
masih banyak yang menjadi permasalahan dalam pembelajarannya. Menurut
Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui
ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta didik) akan mampu
mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka
terima dari gurunya.
Menurut Bruner (Jerome Bruner, 1915 – ) seorang psikolog berkebangsaan
Amerika dengan tanpa memandang usia/kelompok usia pembelajaran
matematika akan sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan
kongkrit (enactive), kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir
tahapan abstrak (symbolic). Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan
kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka
mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh
melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya
B. TUJUAN
1. Mengetahui bentuk-bentuk pecahan
2. Mengetahui operasi hitung pecahan
3. Memenuhi salah satu tugas
1
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pecahan?
2. Apa saja bentuk-bentuk pecahan?
3. Bagaimana operasi hitung pecahan?
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian pecahan
Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi
bagian‐bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh
garis lurus dan bukan miring (/).Contoh , dan seterusnya.
1
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel
yang akan dimakan berempat dengan temannya, maka apel tersebutharus dipotong‐potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehinggamasing‐
masing anak akan memperoleh bagian dari apel tersebut.Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel.
Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4” menunjukkan banyaknya bagian‐bagian yang samadari suatu
keseluruhan atau utuh dan disebut ”penyebut”.Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang menjadiperhatian atau digunakan atau
diambil dari keseluruhan pada saattertentu dan disebut pembilang.Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan
2
asli.Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi disebut penyebut.Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut. Contoh
pecahan: dan sebagainya.
3
B. BENTUK- BENTUK PECAHAN
1.Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut, dimana angka
pembilang nilainya lebih kecil dari pada angka penyebutnya.
Operasi hitung pecahan biasa
a. Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Biasa
Proses pengerjaan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa hampir
sama, oleh karena itu disini sengaja saya buat menjadi satu pokok bahasan.
Langkah pertama, kita perhatikan dulu semua penyebut dari masing-masing bilangan
pecahan yang akan kita kerjakan, apakah sama atau berbeda :
1. Bila semua penyebut sama, maka kita tinggal mengerjakan operasi penjumlahan
atau pengurangan pembilangnya saja, sedangkan penyebutnya ditulis sama
dengan semua penyebut pada soal (yang semuanya sudah sama tersebut)
b.Perkalian Pecahan Biasa
Pada Operasi hitung Pecahan Biasa, Operasi hitung perkalian jauh lebih mudah
daripada pengerjaan operasi penjumlahan atau pengurangan, karena pada perkalian
tidak perlu menyamakan penyebut. penyebut beda atau sama tidak perlu di ubah-ubah
langsung dihitung. Caranya sangat efisien, yaitu :
4
PEMBILANG X PEMBILANG = PEMBILANG
PENYEBUT X PENYEBUT = PENYEBUT
Hasil itu masih harus disederhanakan dengan cara : pembilang dan penyebutnya dibagi
dengan FPB dari keduanya, FPB dari 90 dan 180 adalah 90 sebagai berikut.[4]
3. Pembagian Pecahan Biasa
Operasi hitung pembagian pecahan biasa pada akhirnya akan sama dengan operasi
perkalian pecahan biasa, tidak perlu menyamakan penyebut. penyebut beda atau sama
tidak perlu di ubah-ubah langsung dihitung.
Pembilang kali penyebut = pembilang
Penyebut kali pembilang = penyebut[5]
2.Pecahan campuran
Pecahan campuran adalah angka-angaka yang terdiri dari bilangan cacah dan sebuah
pecahan, misalnya 2 . Untuk membaginya, angka-angka ini harus diubah menjadi
pecahan biasa terlebih dahulu.
Operasi hitung pecahan campuran
1. Penjumlahan Pecahan campuran
• Kerjakan dulu bilangan bulat dengan bilangan bulatnya: 8 + 6 = 14
• Lalu kerjakan pecahan dengan pecahannya: 1/2 + 3/4 >> penyebut disamakan
menjadi: = 2/4 + 3/4 = 5/4
5
• 5/4 pembilang lebih besar dari penyebut, maka harus diubah menjadi pecahan
campuranterlebih dahulu 5/4 dijadikan pecahan campuran menjadi 1
1/4 .langkah berikutnya hasil dari pengerjaan bilangan bulat + hasil pengerjaan
bilangan pecahan:
14 + 1 1/4
= 14 + 1 + 1/4
= 15 + 1/4
= 15 ¼
2. Pengurangan Pecahan campuran[6]
Contoh : 6 3/4 – 3 ½
Penyelesaiannya :
= (6 – 3) + (3/4 – 1/2)
= 3 + (3/4 – 2/4)
= 3 + ¼
= 3 ¼
Sehingga 6 3/4 – 3 1/2 = 3 ¼
3. Perkalian pecahan campuran
Contoh : 1 1/2 x 1 ½
6
Penyelesaiannya :
1 1/2 x 1 1/2
= 3/2 x 3/2
= 9/4
= 2 ¼
4. Pembagian Pecahan Campuran[7]
Contoh : 8 1/2 : 4 ¼
Penyelesaiannya:
8 1/2 : 4 ¼
= 17/2 : 17/4
= 17/2 x 4/17
= 68/34
= 2
3. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari pembagian suatu bilangan dengan
sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya.[1]
7
Contoh : 0,1 (dibaca nol koma satu) 0,1 merupakan hasil dari pembagian 1 dengan 10 =
(1 : 10 atau ; 0,15 (dibaca nol koma satu lima, bukan nol koma lima belas). 0,15
merupakan haasil dari pembagian 15 : 100 = (); 1,7 (dibaca satu koma tuju) 1,7
merupakan hasil dari 17 : 10
Operasi pada pecahan desimal
1. Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan desimal
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan bilangan-bilangan desimal, maka tanda koma
desimal diletakkan pada satu lajur, sehingga angka ratusan, puluhan, satuan
persepuluhan, perseratusan, dan seterusnya masing-masing terletak pada satu lajur.
Contoh: 234.56 + 45,678 disusun menjadi +
2. Perkalian bilangan dalam bentuk desimal
3. Perkalian dengan 10, 100, 1000, 10.000, dan seterusnya dapat dilakukan dengan
mengeser koma desimal ke kanan menurut banyaknya angka nol pada bilangan
bilangan di atas.
8
Contoh: 9,876 x 100 = 987,6 ……. > tanda koma bergeser 2 angka
1. Banyaknya tempat desimal dari hasil bilangan desimal diperoleh dengan
menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya
Contoh: 3,67 x 4,258 = 15, 62686
3. Pembagian bilangan dalam bentuk desimal
4. Pembagian dengan 10, 100, 1000, 10.000 dan seterusnya dapat dilakukan
dengan menggeser tanda koma desimal ke kiri menurut banyaknya angka nol
pada bilangan—bilangan di atas,
Contoh: 23,4 : 10.000 = 0,00234
Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan desimal, buatlah agar
pembagian menjadi bilangan bulat.[2]
Contoh: 10,3248 : 0,12 diubah menjadi 1032,48 : 12 (dengan mengalikan 100 pada
bilangan pembagi dan bilangan yang dibagi)
4. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang dibagi seratus.
Contoh:
1. 20% dibaca 20 persen dan nilainya sama dengan 20 per 100 = 0,2
2. 45% dibaca 45 persen dan nilainya sama dengan 45 per 100 = 0,45
9
CONTOH SOAL
1.
2.
3.
4.
5.
10
BAB IX
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika dilihat dari pembahasan diatas, maka pada sejarah telah membuktikan bahwa
matematika, khususnya sistem bilangan pada awalnya tidak seragam, berbeda disetiap
suku bangsa. Jadi matematika dalam kasus ini sistem bilangan sangat mirip dengan
bahasa, yakni berbeda disetiap suku bangsa, tapi pada prinsipnya bisa diterjemahkan
satu sama lain.
Bilangan pada awalnya digunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam
perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan
symbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan maka matematika
menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan dan tidak bisa kita pungkiri bahwa
dalam kehidupan keseharian kita akan selalu bertemu dengan yang namanya bilangan,
karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam
dunia music, filosofi dan hiburan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://bintangthunder.wordpress.com/2015/01/21/sistem-bilangan
1
1
12

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Modul e book wenni mts-muh 1 bjm
Modul e book wenni mts-muh 1 bjmModul e book wenni mts-muh 1 bjm
Modul e book wenni mts-muh 1 bjm
 
Bilangan pecahan
Bilangan pecahanBilangan pecahan
Bilangan pecahan
 
PECAHAN (Meliani devina)
PECAHAN (Meliani devina)PECAHAN (Meliani devina)
PECAHAN (Meliani devina)
 
powerpoint
powerpoint powerpoint
powerpoint
 
Pecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat ceritaPecahan nota oll-wat cerita
Pecahan nota oll-wat cerita
 
Power point pr matematika 7
Power point pr matematika 7 Power point pr matematika 7
Power point pr matematika 7
 
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahanPenjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
 
Modul bilangan bulat
Modul bilangan bulatModul bilangan bulat
Modul bilangan bulat
 
Pecahan
PecahanPecahan
Pecahan
 
konsep dasar aljabar
konsep dasar aljabarkonsep dasar aljabar
konsep dasar aljabar
 
Makalah aritmatika
Makalah aritmatikaMakalah aritmatika
Makalah aritmatika
 
Pecahan ppt
Pecahan pptPecahan ppt
Pecahan ppt
 
Angka penting dan notasi ilmiah
Angka penting dan notasi ilmiahAngka penting dan notasi ilmiah
Angka penting dan notasi ilmiah
 
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahanModul operasi bilangan bulat dan pecahan
Modul operasi bilangan bulat dan pecahan
 
Matematika Kelas 4
Matematika Kelas 4Matematika Kelas 4
Matematika Kelas 4
 
Senin matematika pecahan
Senin matematika pecahanSenin matematika pecahan
Senin matematika pecahan
 
Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.Aljabar Dasar.
Aljabar Dasar.
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Kamis matematika bentuk pecahan
Kamis matematika bentuk pecahanKamis matematika bentuk pecahan
Kamis matematika bentuk pecahan
 
1 itu bilangan prima atau bilangan komposit
1 itu bilangan prima atau bilangan komposit1 itu bilangan prima atau bilangan komposit
1 itu bilangan prima atau bilangan komposit
 

Similar to Tik riska 2d

Pembelajaran matematika dasar
Pembelajaran matematika dasar Pembelajaran matematika dasar
Pembelajaran matematika dasar AnatasyaAYP
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatfauziahadni
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfDodiSuherlan
 
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Defison Chan
 
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdfMAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdfIwanLubisSPd
 
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptxMatematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptxAndreasWilliam5
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptxmohoguru
 
operasi dasar bilangan (aritmetika)
operasi dasar bilangan (aritmetika)operasi dasar bilangan (aritmetika)
operasi dasar bilangan (aritmetika)Dnr Creatives
 
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaBilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaArif Winahyu
 
mini book matematika.pdf
mini book matematika.pdfmini book matematika.pdf
mini book matematika.pdfHifziKhoiriyah3
 
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptxMatematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptxAlfikryGonibala2
 
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"zn Yedhi
 
Aproksimasi (agus yudianto)
Aproksimasi (agus yudianto)Aproksimasi (agus yudianto)
Aproksimasi (agus yudianto)mmwildan
 
Dana bilangan riil .
Dana bilangan riil .Dana bilangan riil .
Dana bilangan riil .Iwan Jogya
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembangSDN7BA3
 

Similar to Tik riska 2d (20)

Modul bilangan bulat
Modul bilangan bulatModul bilangan bulat
Modul bilangan bulat
 
Pembelajaran matematika dasar
Pembelajaran matematika dasar Pembelajaran matematika dasar
Pembelajaran matematika dasar
 
Operasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulatOperasi hitung pada bilangan bulat
Operasi hitung pada bilangan bulat
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdfMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx (1).pdf
 
Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3Makalah telaah kelompok 3
Makalah telaah kelompok 3
 
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
Rpp operasi pecahan bentuk aljabar1
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdfMAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
MAKALAH BILANGAN BULAT.pdf
 
hitung campuran.docx
hitung campuran.docxhitung campuran.docx
hitung campuran.docx
 
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptxMatematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx.pptx
 
Rpl pak ariff
Rpl pak ariffRpl pak ariff
Rpl pak ariff
 
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptxMatematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 1 Bilangan.pptx
 
operasi dasar bilangan (aritmetika)
operasi dasar bilangan (aritmetika)operasi dasar bilangan (aritmetika)
operasi dasar bilangan (aritmetika)
 
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannyaBilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
Bilangan real dan rasional sementara cara menerangkannya
 
mini book matematika.pdf
mini book matematika.pdfmini book matematika.pdf
mini book matematika.pdf
 
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptxMatematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
Matematika Kelas 7 Bab 3 Bentuk Aljabar dan Operasinya.pptx
 
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
Makalah Dasar-dasar Statistika "Himpunan"
 
Aproksimasi (agus yudianto)
Aproksimasi (agus yudianto)Aproksimasi (agus yudianto)
Aproksimasi (agus yudianto)
 
Dana bilangan riil .
Dana bilangan riil .Dana bilangan riil .
Dana bilangan riil .
 
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembangPPT Matematika Bilangan Cacah  kelompok 4 universitas terbuka palembang
PPT Matematika Bilangan Cacah kelompok 4 universitas terbuka palembang
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 

Recently uploaded (20)

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Tik riska 2d

  • 1. MAKALAH KAJIAN ARITMATIKA Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Aritmatika Nama Dosen : Junidi, M.Pd Disusun Oleh : Riska Rachmawati R (NPM: 037117112) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PGSD UNIVERSITAS PAKUAN 2018 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pecahan Biasa, Pecahan Campuran, Bilangan Desimal,dan Bilangan Persen” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap Pecahan Biasa, Pecahan Campuran, Bilangan Desimal,dan Bilangan Persen yang sering di temukan di dalam pembelajaran. Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan.Serta kami menerima kritik dan saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Bogor,15 Desember 17 Penyusun i
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................. i Daftar Isi ......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pecahan........................................................................................... 3 2.2 Bentuk-bentuk Pecahan..................................................................................... 4 2.3 Pengertian Bilangan Asli................................................................................. 16 2.4 Operasi Hitung Bilangan Asli......................................................................... 20 2.5 Menjelaskan dan Menganalisis Bilangan Bulat.............................................. 23 2.6 Operasi Hitung Bilangan Bulat....................................................................... 27 2.7 Pangkat dan Akar Sederhana.......................................................................... 38 BAB III PENUTUP Kesimpulan Daftar Pustaka ii
  • 4. A. LATAR BELAKANG Pecahan merupakan bagian matematika yang erat kaitannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya dengan bilangan asli, cacah, dan bulat, pecahan juga mulai diajarkan di Sekolah Dasar namun mulai diajarkannya di kelas III semester 2 sesuai standar isi pada KTSP. Pecahan termasuk bagian dari matematika yang diajarkan di jenjang sekolah dasar dan masih banyak yang menjadi permasalahan dalam pembelajarannya. Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya. Menurut Bruner (Jerome Bruner, 1915 – ) seorang psikolog berkebangsaan Amerika dengan tanpa memandang usia/kelompok usia pembelajaran matematika akan sukses diterima peserta didik jika dimulai dari tahapan kongkrit (enactive), kemudian tahapan semi kongkrit (econic), dan terakhir tahapan abstrak (symbolic). Menurut Bruner jika pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik dilakukan melalui ketiga tahapan itu secara urut, maka mereka (peserta didik) akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melampaui apa yang pernah mereka terima dari gurunya B. TUJUAN 1. Mengetahui bentuk-bentuk pecahan 2. Mengetahui operasi hitung pecahan 3. Memenuhi salah satu tugas 1
  • 5. C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu pecahan? 2. Apa saja bentuk-bentuk pecahan? 3. Bagaimana operasi hitung pecahan? 2
  • 6. PEMBAHASAN A. Pengertian pecahan Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama berasal dari bahasa Latin fractio yang berarti memecah menjadi bagian‐bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring (/).Contoh , dan seterusnya. 1
  • 7. Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan berempat dengan temannya, maka apel tersebutharus dipotong‐potong menjadi 4 bagian yang sama. Sehinggamasing‐ masing anak akan memperoleh bagian dari apel tersebut.Pecahan biasa mewakili ukuran dari masing‐masing potongan apel. Dalam lambang bilangan (dibaca seperempat atau satuperempat), ”4” menunjukkan banyaknya bagian‐bagian yang samadari suatu keseluruhan atau utuh dan disebut ”penyebut”.Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang menjadiperhatian atau digunakan atau diambil dari keseluruhan pada saattertentu dan disebut pembilang.Pecahan merupakan hasil bagi antara bilangan bulat dan bilangan 2
  • 8. asli.Bilangan yang dibagi disebut pembilangan, Bilangan pembagi disebut penyebut.Nilai pembilang lebih kecil dari penyebut. Contoh pecahan: dan sebagainya. 3
  • 9. B. BENTUK- BENTUK PECAHAN 1.Pecahan Biasa Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut, dimana angka pembilang nilainya lebih kecil dari pada angka penyebutnya. Operasi hitung pecahan biasa a. Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Biasa Proses pengerjaan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa hampir sama, oleh karena itu disini sengaja saya buat menjadi satu pokok bahasan. Langkah pertama, kita perhatikan dulu semua penyebut dari masing-masing bilangan pecahan yang akan kita kerjakan, apakah sama atau berbeda : 1. Bila semua penyebut sama, maka kita tinggal mengerjakan operasi penjumlahan atau pengurangan pembilangnya saja, sedangkan penyebutnya ditulis sama dengan semua penyebut pada soal (yang semuanya sudah sama tersebut) b.Perkalian Pecahan Biasa Pada Operasi hitung Pecahan Biasa, Operasi hitung perkalian jauh lebih mudah daripada pengerjaan operasi penjumlahan atau pengurangan, karena pada perkalian tidak perlu menyamakan penyebut. penyebut beda atau sama tidak perlu di ubah-ubah langsung dihitung. Caranya sangat efisien, yaitu : 4
  • 10. PEMBILANG X PEMBILANG = PEMBILANG PENYEBUT X PENYEBUT = PENYEBUT Hasil itu masih harus disederhanakan dengan cara : pembilang dan penyebutnya dibagi dengan FPB dari keduanya, FPB dari 90 dan 180 adalah 90 sebagai berikut.[4] 3. Pembagian Pecahan Biasa Operasi hitung pembagian pecahan biasa pada akhirnya akan sama dengan operasi perkalian pecahan biasa, tidak perlu menyamakan penyebut. penyebut beda atau sama tidak perlu di ubah-ubah langsung dihitung. Pembilang kali penyebut = pembilang Penyebut kali pembilang = penyebut[5] 2.Pecahan campuran Pecahan campuran adalah angka-angaka yang terdiri dari bilangan cacah dan sebuah pecahan, misalnya 2 . Untuk membaginya, angka-angka ini harus diubah menjadi pecahan biasa terlebih dahulu. Operasi hitung pecahan campuran 1. Penjumlahan Pecahan campuran • Kerjakan dulu bilangan bulat dengan bilangan bulatnya: 8 + 6 = 14 • Lalu kerjakan pecahan dengan pecahannya: 1/2 + 3/4 >> penyebut disamakan menjadi: = 2/4 + 3/4 = 5/4 5
  • 11. • 5/4 pembilang lebih besar dari penyebut, maka harus diubah menjadi pecahan campuranterlebih dahulu 5/4 dijadikan pecahan campuran menjadi 1 1/4 .langkah berikutnya hasil dari pengerjaan bilangan bulat + hasil pengerjaan bilangan pecahan: 14 + 1 1/4 = 14 + 1 + 1/4 = 15 + 1/4 = 15 ¼ 2. Pengurangan Pecahan campuran[6] Contoh : 6 3/4 – 3 ½ Penyelesaiannya : = (6 – 3) + (3/4 – 1/2) = 3 + (3/4 – 2/4) = 3 + ¼ = 3 ¼ Sehingga 6 3/4 – 3 1/2 = 3 ¼ 3. Perkalian pecahan campuran Contoh : 1 1/2 x 1 ½ 6
  • 12. Penyelesaiannya : 1 1/2 x 1 1/2 = 3/2 x 3/2 = 9/4 = 2 ¼ 4. Pembagian Pecahan Campuran[7] Contoh : 8 1/2 : 4 ¼ Penyelesaiannya: 8 1/2 : 4 ¼ = 17/2 : 17/4 = 17/2 x 4/17 = 68/34 = 2 3. Pecahan Desimal Pecahan desimal adalah bilangan yang didapat dari pembagian suatu bilangan dengan sepuluh, seratus, seribu, dan seterusnya.[1] 7
  • 13. Contoh : 0,1 (dibaca nol koma satu) 0,1 merupakan hasil dari pembagian 1 dengan 10 = (1 : 10 atau ; 0,15 (dibaca nol koma satu lima, bukan nol koma lima belas). 0,15 merupakan haasil dari pembagian 15 : 100 = (); 1,7 (dibaca satu koma tuju) 1,7 merupakan hasil dari 17 : 10 Operasi pada pecahan desimal 1. Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan desimal Untuk menjumlahkan atau mengurangkan bilangan-bilangan desimal, maka tanda koma desimal diletakkan pada satu lajur, sehingga angka ratusan, puluhan, satuan persepuluhan, perseratusan, dan seterusnya masing-masing terletak pada satu lajur. Contoh: 234.56 + 45,678 disusun menjadi + 2. Perkalian bilangan dalam bentuk desimal 3. Perkalian dengan 10, 100, 1000, 10.000, dan seterusnya dapat dilakukan dengan mengeser koma desimal ke kanan menurut banyaknya angka nol pada bilangan bilangan di atas. 8
  • 14. Contoh: 9,876 x 100 = 987,6 ……. > tanda koma bergeser 2 angka 1. Banyaknya tempat desimal dari hasil bilangan desimal diperoleh dengan menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya Contoh: 3,67 x 4,258 = 15, 62686 3. Pembagian bilangan dalam bentuk desimal 4. Pembagian dengan 10, 100, 1000, 10.000 dan seterusnya dapat dilakukan dengan menggeser tanda koma desimal ke kiri menurut banyaknya angka nol pada bilangan—bilangan di atas, Contoh: 23,4 : 10.000 = 0,00234 Untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan desimal, buatlah agar pembagian menjadi bilangan bulat.[2] Contoh: 10,3248 : 0,12 diubah menjadi 1032,48 : 12 (dengan mengalikan 100 pada bilangan pembagi dan bilangan yang dibagi) 4. Pecahan Persen Pecahan persen adalah merupakan suatu bilangan yang dibagi seratus. Contoh: 1. 20% dibaca 20 persen dan nilainya sama dengan 20 per 100 = 0,2 2. 45% dibaca 45 persen dan nilainya sama dengan 45 per 100 = 0,45 9
  • 16. BAB IX PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jika dilihat dari pembahasan diatas, maka pada sejarah telah membuktikan bahwa matematika, khususnya sistem bilangan pada awalnya tidak seragam, berbeda disetiap suku bangsa. Jadi matematika dalam kasus ini sistem bilangan sangat mirip dengan bahasa, yakni berbeda disetiap suku bangsa, tapi pada prinsipnya bisa diterjemahkan satu sama lain. Bilangan pada awalnya digunakan untuk mengingat jumlah, namun dalam perkembangannya setelah para pakar matematika menambahkan perbendaharaan symbol dan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan bilangan maka matematika menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan dan tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam kehidupan keseharian kita akan selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains, ekonomi ataupun dalam dunia music, filosofi dan hiburan 11