1. 28
Artikel 8
“KONDISI DEMOKRASI DI INDONESIA”
Furqan
MAN Model Banda Aceh
Demokrasi yang terjadi di Indonesia sungguh sangat berbeda dan jauh dari
demokrasi yang diimpikan. Apa yang selalu di angankan sangat jauh berbeda dari
yang dijalankan sekarang dan masyarakatnya pun banyak yang tidak
mempedulikannya, mereka banyak yang masih tidak menyelesaikan masalah dengan
mufakat , bahkan ada yang tidak menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari, Juga
masayarakat masih belum bisa memiliki sifat toleransi dan masih pandang
bulu,seperti contohnya dalam hal test PNS , jika tidak ada yang bantu maka tidak akan
lulus, Sehingga sekarang ini sangat sulit mencari pekerjaan jika tidak ada keluarga
yang membantu, sementara orang yang memiliki keluarganya akan mudah masuk
padahal kemampuan otaknya rendah.Itu membuktikan bahwa masyarakat Indonesia
masih belum menerapakan sifat tenggang rasa antara sesama dan saling membantu
antar sesama seperti makna Demokrasi sebenarnya. Bahkan ada yang bersifat rasis
seperti yang tertimpa oleh orang penayong yang diteriaki ‘’ureung tinget“ oleh
beberapang orang Aceh. Itu membuktikan tidak adanya sifat berdemokrasi antar
sesama dan berkehidupan bersama dengan harmonis.
Sementara itu para penguasa yang menjalankan demokrasi di negeri ini tidak
menerapkan demokrasi di dalam dirinya, contohnya tidak ada mufakat dalam
bermusyawarh didalam rapat, mereka saling tidak mengalah dan tetap
mempertahankan usul mereka tanpa ada pemikiran yang dewasa untuk mengambil
jalan terbaik dalam menyelesaikan masalah, contohnya adalah saat terjadi
perpecahan baru-baru ini antara KIH-KMP. Padahal mereka adalah wakil rakyat
sebagai harapan rakyat, tapi kenapa mereka berpecah, dan bersifat kekanak-kanakan,
mereka hanya mementingkan diri sendiri, sibuk memperebutkan kursi pimpinan DPR
di saat seorang ibu sulit mendapatkan beras, disaat seorang bapak harus menjadi kuli
agar bisa membiayai sekolah anaknya.
Para rakyat yang seharusnya dilayani tapi malah disuruh untuk melayani
penguasa. Demokrasi yang sesungguhnya mengutamakan kepentingan bersama
malah tak dihiraukan oleh para wakil rakyat, mereka hanya mementingkan
kepentingan sendiri dengan membuat peraturan yang menguntungkan pribadi dan
keluarga tapi menyesengsarakan rakyat.
Faktanya kita bisa melihat di internet atau di berita-berita TV, saat ada rapat
untuk musyawarah tentang kepentingan rakyat justru para wakil rakyat tidur, ada
yang mengobrol, dan ada yang memainkan gadgetnya. Sangat banyak orang-orang
yang tidak seharusnya berada kursi DPR dan MPR karena mereka hanyalah
sekelompok parasit yang berada disana hanya bertujuan untuk mendapatkan
kekuasaan dan kekayaan bagi keluarganya. Baru-baru ini pemerintah juga manyakiti
rakyat dengan menaikan harga BBM tanpa adanya solusi untuk menghadapi hal itu
yang justru sangat menyulitkan rakyat-rakyat kecil, sementara mereka hanya bisa
Cuma ketawa dan bilang “sabar ya buuuuuuk”.
2. 29
Saya sebenarnya bingung, kenapa Obama mengatakan bahwa “Indonesia
adalah cerminan negara yang berdemokrasi”, sebenarnya demokrasi yang mana sih
yang di maksud Obama ?, jika jawabannya pemilu, saya pikir pemilu di Indonesia
sendiri tidak mencerminkan sifat berdemokasi dikarenakan banyak kecurangan-
kecurangan yang terjadi dalam pemilu yang tidak sesuai dengan nilai Demokrasi.
Pemilu hanya menjadi tempat dimana banyak orang menunjukan kearagonan mereka,
saling menyalahkan dan membangga-banggakan jagoan-jagoan sendiri, yang lebih
parah adalah terjadinya konflik dan kerusuhan gara-gara saling mengejek para jagoan
mereka masing-masing.
Contohnya kerusuhan yang terjadi di MK oleh kubu pro prabowo, orang yang
mereka pilihpun bukan orang-orang yang benar-benar memiliki jiwa patriot, tapi
mereka justru adalah orang-orang yang bersifat separatis dan hanya memenuhi
kebutuhan keluarganya dan memberikan rupiah kepada para pendukungnya saja.
Sifat merekapun kekanak-kanakan dan tak ingin mengalah. Contohnya: ada caleg yang
memblokir jalan saat kalah pemilu, ada juga caleg yang menuntut kembali uang yang
telah dia sumbang.
Kesimpulannya kita mengetahui dan menyari bahwa berapa sangat jauh
pemikiran dan konsep demokrasi pada hakikatnya dengan kenyataan yang terjadi
sekarang ini negeri kita ini. demokrasi hanyalah sebuah panggung sandiwara yang
berlangsung dalam negara Indonesia, disini demokrasi digunakan untuk menjadi
kesempatan bagi individu tertentu menjadi cepat kaya. Sangat tragis melihat
demokrasi yang dijalankan di negri kita ini, dimulai dari masyarakat yang tidak
menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupa sehari-hari sampai penguasa yang tidak
menjalankan demokrasi yang hakikinya.
Demokrasi pada hakikatnya adalah ideologi dan pemikiran untuk menjalankan
sistem pemerintahan sebuah bangsa yang bertujuan untuk membuat rakyat menjadi
sejahtera, memimpin negara bersama-sama, menjalankan pemerintahan oleh rakyat
dan untuk mereka sendiri tanpa memandang bulu siapa yang memimpin negara ini,
apakah dia itu hitam, putih, pendek, panjang, mancung, pesek, kaya, miskin, Islam,
Kristen, semuanya bisa menjadi pemimpin karena mereka semua tidak dibeda-
bedakan, mereka semua berasal sama yaitu dari kalangan rakyat seperti yang saya
bilang tadi bahwa negara dipimpin oleh rakyat dan untuk rakyat. Dan demokrasi yang
sebenarnya juga menyuruh bagi setiap orang untuk selalu hidup bertoleransi karena
kita dan mereka pada hakikatnya sama, yaitu manusia yang hidup dalam satu negara,
selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
yang akan menyelesaikan masalah.
Demokrasi juga menagajarkan bahwa rakyat sebenarnya adalah bos dari
pemimpin, maka sebenarnya rakyatlah yang harus dilayani oleh pemimpin. Dan bagi
wakil rakyat, sebenarnya kedudukan mereka lebih rendah dari rakyat. Dimana-mana
wakil itu lebih rendah dari yang diwakili, jadi sudah sepenuhnya wakil rakyat itu
melayani atasannya yaitu rakyat.
Dan wakil rakyat yang hakikinya menurut saya harusnya orang-orang yang
dikenal oleh kelompok-kelompok masyarak yang mereka wakili, misalnya dia
mewakili penduduk gampong Lamdom, dia harus berasal dari desa lamdom dan
3. 30
menyampaikan keluhan dan komplain rakyat kepada pemimpinnya yang berada di
Kec-Lueng bata, setelah itu pemimpin dari Lueng Bata itu menjadi wakil di
kabupaten/kota, lalu beberapa orang itu menjadi wakil ke provinsi, dan dari provinsi
mewakili ke pusat, sesampai di pusat dia harus menyampaikan apa dan keluhan apa
yang terjadi ke pemimpin negara secara langsung, maksudnya nanti di dalam ruangan
rapat para wakil rakyat itu adalah semua orang yang berasal dari berbagai wilayah di
seluruh Indonesia, mereka dengan langsung dapat menyampaikan uneg-unegnya
kepada bapak Presiden sehingga tidak ada wilayah yang tertinggal, pembangunan nya
pun adil dan berbagi rata.
Tapi ,bisa kita lihat bahwa kenyataan para wakil rakyat itu tidak berasal dari
kelompok yang mereka wakili, banyak dari mereka berasal dari pulau Jawa dan hanya
sedikit berasal dari luar, mungkin ada beberapa berasal dari papua tapi itu mungkin
hanya menjadi simbol saja, yang berkuasa sebenarnya adalah para orang-orang Jawa
saja sehingga pembangunan di negara ini hanya terfokus di jawa-jawa saja. Di Jawa
sekarang sudah memiliki gedung pencakar langit sementara di Nusa Tenggara Timur
rumah 2 lantai saja jarang, makanya saya berpikir seakan-akan Indonesia ini hanya
sebatas ada di pulau Jawa saja.
Mungkin bangsa Indonesia dikutuk untuk tidak bisa maju, negara kita hanya
bisa menghasilkan rasial, skandal, koruptor yang banyak, dan juga pencemaran yang
terjadi diamana-mana, masalah kenaikan BBM, Mungkin negara kita dikutuk yang
tidak pernah dapat mendapatkan kebahagiaan. Tapi akan datang waktunya dimana
ada seorang yang akan memecahkan kutukan ini.
Makanya saya berharap bagi anda semua yang membaca artikel ini, siapapun
anda, seorang pejabatkah anda, pemudakah, atau pelajarkah, mari kita hidupkan
budaya demokrasi, yang paling sederhana adalah mari kita buat musyawarah untuk
mencapai kata sepakat. Untuk para pelajar, belajarlah bersungguh-sungguh dan
berakhlak mulialah engkau agar kau bisa menjadi orang yang pertama membuat
demokrasi di negara ini menjadi benar. Untuk para pemuda, janganlah engkau selalu
melakukan pemberontakan dan melakukan kerusuhan disaat ada penyimpangan
terjadi pemerintahan kita, tapi marilah kita mencoba melakukan musyawarah dengan
para pemimpin agar mendapatkan mufakat bersama. Untuk anda seorang pemimpin,
jangan lupa bahwa tugas anda sebenarnya adalah melayani rakyat, bukan dilayani
rakyat. Maka anda harus mendengarkankan permintaan rakyat dan memikirkan
kompalin rakyat karena mereka adalah bos kalian. Dan buatlah kebijakan dengan
musyawarah dengan tokoh masyarakat dan juga pemuda dari berbagai wilayah untuk
menyelesaikan sebuah masalah.
Saya berpikir kenapa ruang rapat anggota DPR itu tidak seperti warung kopi
saja, dimana disana berkumpul anak-anak muda, orang tua, yang kaya dan miskin, tapi
mereka sama-sama mengobrol tentang berita yang disiarkan TV, disana sangat
banyak contoh-contoh sifat berdemokasi.
Semua hal tadi bisa kita laksanakan jika kita menerapkan kedalam diri kita
sendiri terlebih dahulu, maka tanamkan dirimu sifat berdemokrasi sehingga membuat
dirimu menjadi pelopor demokrasi, setelah itu akan ada orang yang melihatmu,
mengagumimu, dan akhirnya mengikutimu, maka banyaklah orang memiliki sifat
4. 31
berdemokrasi hingga seluruh negri ini karena dari dirimu pertama tadi yang
menanamkan nilai berdemokrasi, akhirnya dapat membuat seluruh negri Indonesia
kita ini hidup benar-benar dalam demokrasi.
Selain itu bantuan menyiarkan ide-ide demokrasi oleh media-media juga
sangat dibutuhkan, itu bisa dilakukan dengan menulis tentang artikel berdemokrasi,
menulis ide-ide tentang demokrasi, membuat slogan tentang demokrasi, dan
membuat film yang menaruk nilai-nilai demokrasi.
Pemerintah juga harus berperan dalam memperkenalkan demokrasi kepada
masyarakat, mereka bisa menghimbau polisi dengan menyebar ke desa-desa untuk
mengkampanyekan nilai-nilai kehidupan berdemokrasi, dan para anggota-anggota
dewan mengajak geuchik gampongnya untuk selalu melakukan kegiatan
berdemokrasi. Dan pemerintah juga menghimbau agar guru mempraktekan dengan
murid-muridnya sifat-sifat berdemokrasi .
Untuk memperkenalkan demokrasi kepada masyarakat, pertama-tama saya
akan membuat kelompok organisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan
demokrasi kepada masyarakat. Setelah saya memiliki anggota kelompok, kami akan
mempelajari dengan dalam mengenai Demokrasi, saat kami telah memilik skill dalam
hal ini, kami ingin terjun ke lapangan, yaitu pergi ke desa-desa lalu mengajak dan
mengarahkan penduduk-penduduk desa untuk selalu melakukan kegiatan demokrasi,
kami juga akan mengarahkan bagaimana cara menjadi pemilih umum yang cerdas.
Kami akan mencoba berdiskusi dengan kepala desa agar mungkin atau tidak
bagi kami tinggal, dan dimana tempat tinggal kami. Setelah diputuskan kami pun akan
tinggal di desa itu, organisasi kami akan menetap didesa itu selama 1 bulan. Selama 1
bulan Kami akan memberikan pelajaran tentang nilai-nilai demokrasi yang harus
dilakukan sehari-hari pada saat setelah salat asar, kami juga membuat program yaitu
setiap hari minggu sekali akan diadakan gotong royong bersama di desa, dan akan ada
jadwal patroli desa setiap malam jum’at dan minggu. Kami juga membuat perlombaan
kebersihan antar dusun yang akan dinilai pada minggu terakhir kami berada. Saat
sudah berada di minggu terakhir keberadaan kami, kami akan mengadakan rapat
dalam anggota organisasi lalu melihat dan meninjau apakah di desa itu sudah
melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian dilihat
dari banyak tau tidaknya orang yang salat berjama’ah, ada tidaknya massalah yang
terjadi di desa antara masyarakat, dari kebersihan desa, dari banyaknya masyarakat
yang memiliki respon positif dalam berpatisipasi pada program kami. Jika memang
sudah, kami akan mencontreng desa itu sebagai desa berdemokrasi dan melapor
kepada pemerintah daerah, setelah itu ditutup dengan memberikan penghargaan
kepada masyarakat yang paling aktif. Tentunya agar kami bisa melakukan hal-hal itu
memerlukan sebuah oraganisasi yang besar dan juga dana yang banyak, mungkin
salah satunya dengan mengajukan program ini kepada pemerintah agar pemerintah
mau mesponsori program ini.