Dokumen tersebut membahas hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktik pemberian ASI pada bayi berusia 0-6 bulan. Penelitian ini menggunakan metode kohort prospektif dengan 117 responden. Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI, meskipun umur ibu berpengaruh terhadap praktik pemberian ASI dan kontrasepsi berpengaruh
1. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
IBU TENTANG PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DENGAN PFtAKTEK
MENYUSUI
Setiawati EM, Mexitalia and Budihartani, Retno (2003) HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PFtAKTEK
MENYUSUI. Documentation. FAKULTAS KEDOKTERAN.
PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only
1547Kb
PDF - Published Version
280Kb
Preview
Abstract
2. Meskipun begitu gencarnya promosi yang menunjang peningkatan penggunaan ASI , hahkan di
tindak lanjuti dengan diadakannya lomba rumah sakit, rumah bersalin dan puskesmas sayang
bayi, namun didapatkan hahwa ibu yang menyusui secara eksklusif tidak seperti yang
dihatapkan. Banyak faktor yang berpengaruh dalam keherhasilan menyusui yakni: infonnasi,
tingkat pengetahuan ibu dan sikap ibu yang positif terhadap praktek menyusui. Berdasarkan hal
tersebut diatas dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktek menyusui Secara umum penelitian ini
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktek
menyusui. Sedangkan secara khusus untuk mengetahui apakah faktor-faktor pendidikan ibu,
status sosial ekonomi keluarga, pekenaan ibu, umur ibu, jumlah anak hidup, penolong persalinan,
pemakaian kontrasepsi dan dukungan keluarga ikut mempengaruhi hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktek menyusui. Rancangan penelitian
menggunakan kohort prospektif, dengan responden sebanyak 117 ibu setelah melahirkan. Lokasi
penelitian ditentukan secara random, juga persetujuan sebagai tempat penelitian dari lokasi
terpilih. Dengan lokasi terpilih yaitu RSDK, RS Panti Wilasa Citarum, RS Bersalin Bunda, RB
Mukti Rahayu, RB Kasih Thu dan RB Permata Bunda. Wawancara pada subyek penelitian
pertama kali di lakukan di rumah sakit/ rumah bersalin segera setelah ibu melahirkan , di
kerjakan pengisian data dasar maupun pengisian quesioner mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif Setelah di rumah path hail ke 7 atau lebih dilakukan wawancara kedua
mengenai pemberian ASI dint dan prelactal feeding. Pada minggu Ice 10 dan ke 17 dilakukan
wawancara untuk mengetahui praktek menyusui dan masalah yang timbul. Analisa data dengan
menggunakan TIMMS X2 dengan variabel bebas nominal dan variabel tergantung nominal,
dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan praktek menyusui. Untuk
mengetahui nilai prediktif dari tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktek
pemberian AS1 digunakan analisa regresi logistik . Terhadap karateristik responden dilakukan
analisis multivanat untuk mencari falctor- faktor apa saja yang masih berpengaruh terhadap
pengetahuan tentang ASI dengan pralctek pemberian ASI. I-lasil peneliitian dari 117 ibu tersebut
dilakukan test terhadap tingkm pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif , di dapatican
jumlah skor tinglcat pengetahuan ibu berkisar antara nilai 10-22 dengan nilai tengah pada skor
18. Didapatkan 60 ibu (51,3°A) dengan tingkat pengetahuan baik dan 57 ibu ( 48,7%) dengan
tingkat pengetahuan kurang. Dari 117 subyek penelitian tersebut 38 ibu (32,5%) melaksanakan
pemberian ASI secara eksklusif sena 79 ibu (87,5%) tidak melaksanakan pemberian ASI
eksIdusil. Diantara 38 ibu yang melakukan praktek pemberian ASI secara eksklusif 44,7%
tingkat pengetahuan tentang ASI baik dan 55,3% tingkat pengetahuannya kurang. Tidak
didapatkan hubungan yang kuat antam tingkat pengetahuan tentang ASE eksklusif dengan
praktek menyusui di dapatkan nilai p=0,43 RR =0.678(0.311-1.475). Didapatkan hubungan yang
bennakna secara seem statistik antara faktor umur ibu dengan nilai r0.039, RR—
2.299(1.035-5.082) dan pemakaian kontrasepsi dengan praktek menyusui dengan nilai p— 0.042
RR=0.441(0.199-0.976), namun setelah dilakukan regresi logistik kedua faktor itu tidak
berhubungan secara bermakna. Apabila dihubunglcan bersama- sama dengan variabel yang lain,
faktor dukungan keluarga bermakna secara statistik dalam analisis multivariat. didapatkan
hubungan yang bermakna antara tinglcat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan praktek
menyusui. Faktor mum ibu menjadi faktor risiko terhadap praktek menyusui sedangkan
pemakaian kontrasepsi merupakan faktor protektor terhadap praktek menyusui. Apabila
berstuna- sarna dengan faktor yang lain, dukungan keluarga mempunyai hubungan yang
bermaina dengan praktek menyusui The advantages of exclusive breast feeding are broadly
3. known, and promotion for increasing breast feeding implementation is also frequently done.
However, exclusive breast feeding practice is still far from that it should be. Many factors
influence breast feeding practice, particularly mothers' knowledge and positive attitude on it. By
finding out the relation among factors influencing breast feeding practice, a better policy for
supporting exclusive breast feeding implementation will be achieved. Objective: To find out the
relation between level of mothers'knowledge on exclusive breastfeeding and their breast feeding
practice. Method : Prospective cohort After delivering their babies, mothers were interviewed
intensively to explore their knowledge on breast feeding. The breast feeding practice was
monitored by making contact with subjects either by visiting or phone call regularly at days
seventh , tenth and seventeenth weeks. Data then was analyzed using chi square to calculate
significant difference among exclusive breast feeding group and nonexclusive breast feeding
group, continued with logistic regression to evaluate the existence of confounding variables.
Results : From 117 subjects, 60 had a good knowledge, and 57 had poor knowledge. No relation
between level of knowledge and breastfeeding practice was found. Mothers' age was found as the
confounding factor of the level of knowledge (RR • 4.299, p=0.039, CI 95%(1.035-5.082). The
use of contraception device also related to breast feeding practice ( p- 0.042 RR-4.155 CI
95%(0.199-0.976)), but further analysis using logistic regression showed no significance. On
multivariat analysis there was a significant relation on family support. Conclusion : There was no
significant relation between level of knowledge on exclusive breast feeding and breastfeeding
practice. Mothers' age was found as a supporting factors of breast feeding practice and use of
contraception was protector factors of breast feeding practice. Family support has a significant
relation simultanously with other factors on breast feeding practice.
http://eprints.undip.ac.id/21877/s
21 April 2010
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Ttg Asi Terhadap Pemberian Pasi Pada Bayi 0-6 Bulan Di
Puskesmas
KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6
BULAN DI PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Negara Republik Indonesia adalah negara yang memiliki tujuan nasional dan cita-cita luhur yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
4. untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu dipersiapkan secara dini sumber daya manusia yang tangguh
dan berkualitas (Muchtadi, 2002).
Pemberian ASI dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan menjadikan sendi-sendi kehidupan yang
terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang
paling sehat. Karena ASI adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi (Soetjiningsih, 1997).
Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila gizi hanya diberi ASI saja selama 6
bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta
lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan. Melalui
ASI eksklusif akan lahir generasi baru yang sehat secara mental emosional dan sosial (Soetjiningsih,
1997).
Namun, menurut para ahli saat ini banyak ibu-ibu baru yang memberikan bayi mareka PASI, tetapi
mereka menghentikannya lebih awal. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali hubungan pengetahuan
ibu dengan pemberian PASI.
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat. Ironinya, pengetahuan lama yang mendasar seperti pemberian ASI justru kadang
terlupakan. Padahal kehilangan pengetahuan dalam pemberian ASI merupakan kehilangan yang besar,
karena pemberian ASI adalah suatu pengetahuan yang berjuta-juta tahun mempunyai peran penting
dalam mempertahankan kehidupan manusia. Pengaruh kemajuan tehnologi dan perubahan sosial
budaya juga mengakibatkan ibu-ibu diperkotaan umumnya bekerja diluar rumah dan makin meningkat.
Ibu-ibu golongan ini menganggap lebih praktis membeli dan memberikan susu botol daripada menyusui,
semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita diberbagai sektor, sehingga semakin banyak ibu
harus meninggalkan bayinya sebelum berusia 4 bulan, setelah habis cuti bersalin. Hal ini menjadi
kendala tersendiri bagi kelangsungan pemberian ASI eksklusif dan adanya mitos-mitos yang
menyesatkan juga sering menghambat dalam pemberian ASI (Ebrahim, 1986).
Tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian PASI mengakibatkan kita lebih sering melihat
bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, bahkan kita juga sering melihat bayi yang baru berusia 1
bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Pemberian susu formula, makanan
padat / tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu. Pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan
angka kesakitan pada bayi. Selain itu tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian susu
formula, makanan padat / tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya,
hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif
untuk perkembangan pertumbuhannya (I Gde Manuaba, 1998).
Program peningkatan penggunaan ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas,
karena dampaknya luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Program prioritas ini berkaitan
dengan kesepakatan global antara lain, deklarasi Incocenty (Italia) pada tahun 1990 tentang
perlindungan, promosi dan dukungan terhadap penggunaan ASI, disepakati pula untuk pencapaian
pemberian ASI eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000 (Anwar, Harian Pelita, www.Depkes.co.id)
Pemberian ASI saja (ASI eksklusif) dianjurkan sampai bayi berumur 6 bulan kenyataannya di Indonesia
hampir semua bayi mendapatkan ASI, namun hanya sekitar 52% ibu memberikan ASI eksklusif. Cakupan
pemberian ASI eksklusif di Propinsi Lampung adalah 34,53% dari 57,208 (Laporan Tahunan Promkes
tahun 2005). Cakupan pemberian ASI eksklusif di ............ ....... adalah 13,49% dari 2,950 (Laporan
tahunan Dinkes ............ ....... 2004-2005. Di Puskesmas Pembantu Batanghari hanya 20% dari 100 bayi
5. yang diberikan PASI (Laporan Puskesmas Pembantu 2006).
Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan oleh penulis di Wilayah Puskesmas Pembantu
Batanghari ............ ....... 2006, didapatkan dari 100 bayi terdapat 20 bayi (20 %) yang tidak diberikan ASI
eksklusif. Dilihat dari tingkat pendidikan ibu di wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari rata-rata
pendidikan ibu SMP, sehingga ibu memberikan bermacam-macam makanan seperti susu formula, air
teh, nasi lembut, pisang.
Melihat hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan
pemberian makanan atau minuman pendamping ASI pada ibu menyusui di Wilayah Puskesmas
Pembantu Batanghari ............ ........
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, di Indonesia terdapat 52% ibu menyusui yang memberikan ASI
eksklusif di Lampung; 34,53% ibu-ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif di ............ ....... 13,49%;
ibu-ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif. Desa Batanghari terdapat 20% ibu-ibu menyusui yang
memberikan PASI pada usia 0-6 bulan. Dari hasil pra survey, ternyata masih banyak bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif di Wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ........
1.3 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian
PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ........
1.4 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah
Puskesmas Batanghari ............ ........
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di
Wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ........
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karateristik responden yang memberikan PASI pada bayi 0 – 6 bulan (Umur, Paritas,
Pendidikan, Pekerjaan, Wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ....... 2006.
2. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah
Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ....... 2006.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Institusi Akademi Kebidanan Wirabuana.
Sebagai salah satu bahan pustaka bagai peneliti selanjutnya.
1.6.2 Bagi Puskesmas Pembantu Batanghari
Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau tambahan dalam memberikan
pengetahuan pada ibu menyusui.
1.6.3 Bagi Ibu
6. Khususnya ibu menyusui diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara
pemberian PASI
1.6.4 Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada
ibu.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
1.7.1 Jenis penelitian : Deskriptif
1.7.2 Objek penelitian :
a. Variabel Terikat : PASI
b. Variabel Bebas : 1. Karakteristik Responden
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI
terhadap Pemberian PASI
1.7.3 Subjek Penelitian : Ibu menyusui yang mempunyai bayi 0-6 bulan
1.7.4 Lokasi Penelitian : Di Wilayah Puskesmas Pembantu Batanghari ............ ........
1.7.5 Waktu Penelitian : Januari s/d Mei 2006
http://www.kti-skripsi.com/2010/04/tingkat-pengetahuan-ibu-tentang-asi.html